Anda di halaman 1dari 7

BAB I

1.1 PENGERTIAN LAS LISTRIK


Las busur listrik adalah termasuk suatu proses penyambungan logam
dengan menggunakan tanaga listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan las
dengan las busur listrik ini adalah merupakan sambungan tetap/permanen.
Las busur listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan
menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan
disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair,
demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada
ujungnya dan merambat terus sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari
sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua
logam yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua
logam tersebut.
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi
dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan
menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan
logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan
dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan waktu mengelas, adalah:


1. Posisi kemiringan elektroda terhadap benda kerja (600-700) dan arah
pengelasan mengikuti arah kemiringan elektroda.
2. Posisi badan.
3. Posisi kemiringan elektroda terhadap holder/penjepit elektroda.
4. Gerakan tangan waktu mengelas benda kerja adalah zig-zag.

1.2 Alat Dan Bahan Yang Diperlukan Selama Proses Pengelasan

1. Mesin Las Dan Perlengkepannya


Pesawat arus bolak-balik (Mesin Las AC) pada dasarnya merupakan suatu
transformator “step-down” yang dapat mengubah tegangan arus listrik misalnya
listrik permulaan (120 atau 220 Volt) menjadi tegangan kecil yang menghasilkan
arus besar yang sesuai untuk pekerjaan mengelas.
2. HELM
Helm las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari sinar las
(sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata, Helm
las ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi sinar ultra violet
dan ultra merah tersebut. Ukuran kaca las yang dipakai, tergantung pada
pelaksanaan pengelasan.

3. GLOVESS
Sarung tangan dibuat dari kain, kulit, karet dan asbes lunak untuk
memudahkan memegang pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu
dipakai sepasang sarung tangan supaya tangan kita tetap aman.

4. APRON / OVERALL/WEARPACK
Apron adalah alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari
kulit atau dari asbes. Ketentuan memakai sebuah apron pelindung, harus
dibiasakan diluar baju kerja. Apron terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar.

5. SAFETY BOOTS
Sepatu pengaman dipakai untuk menghindarkan kerusakan kaki dari tusukan
benda tajam atau terbakar oleh zat kimia. Sepatu ini harus terbuat dari bahan yang
sesuai dengan kebutuhan kita bekerja. Sepatu pengaman ini, pada ujungnya selalu
dilapisi baja.
6. SMEET TANG
Tang atau penjepit panas digunakan untuk menjepit benda kerja yang dalam
keadaan masih panas setelah selesai pengelasan.

7. PALU TERAK
Palu ini digunakan untuk membuang / mengeluarkan hasil
sisa (terak) pengelasan pada benda kerja.

8. SIKAT LAS
Sikat las biasanya digunakan untuk membersihkan kotoran sisa las-lassan
yang masih ada. Bulu sikat ini terdiri dari kawat yang berdiameter kecil.

9. MEJA LAS
Digunakan untuk meletakkan benda kerja yang akan di las.

10. BENDA KERJA


Benda kerja yang akan digunakan sebagai media pengelasan.
11. ELEKTRODE
Elektrode fungsinya untuk memberikan lelehan cairan yang akan digunakan
untuk pengelasan.Dalam mengelas posisi elektroda harus tegak lurus dan miring
600-700 untuk menghasilkan alur las-lasan yang baik.

PRAKTEK PENGELASAN SAMBUNGAN TUMPUL


POSISI DI BAWAH TANGAN

A. ALAT DAN BAHAN

PERALATAN :
1. MESIN LAS DAN PERLENGKEPANNYA
2. HELM
3. GLOVESS
4. APRON / OVERALL
5. SAFETY BOOTS
6. SMEET TANG
7. PALU TERAK
8. SIKAT LAS
9. MEJA LAS

BAHAN :
1. STRIP PLAT MILD STEEL 100 mm x 20 mm x 3 mm
2. ELEKTRODE NK-68 E6013
B. LANGKAH KERJA
1. Pertama-tama, pakailah pakaian standar kerja las, yaitu : helm las, kaca mata las,
wearpack, apron, sepatu pengaman, dan sarung tangan.
2. Siapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan seperti smeet tang, palu terak dan
sikat las.
3. Potong strip plat mild steel dengan ukuran 100 mm x 20 mm x 3 mm
menggunakan mesin pemotong. Potong sebanyak dua potong.
4. Periksa mesin las dengan baik dan menyeluruh. Pastikan semuanya aman.
5. Letakkan kedua potongan strip plat tersebut diatas meja las, dengan posisi
keduanya berhimpit, seperti di bawah ini.

6. Pasangkan elektroda di holder mesin las. Kemudian, nyalakan mesin las dan
putar ampere sesuai keinginan Anda.

7. Lakukanlah tack weld / penitikan di kedua ujung yang berhimpit dari kedua
potongan strip plat tersebut, seperti dI ATAS

8. Periksa kekuatan tack weld dengan cara membantingnya ke lantai. Apabila


pecah, lakukanlah penitikan sekali lagi.
9. Sebelum mengelas, alangkah baiknya lakukan latihan terlebih dahulu. Dalam
mengelas yang baik, gerakan saat mengelas adalah zig-zag. Serta, jangan terlalu
cepat dan jangan terlalu pelan dalam mengelas.
10. Setelah Anda siap, lakukanlah pengelasan pada benda kerja dengan baik dan
benar.
11. Setelah itu, ambillah hasil kerja Anda menggunakan smeet tang. Lalu dinginkan
dengan cara merendamnya di dalam air.

12. Kemudian, ambil palu terak dan sikat pembersih. Bersihkanlah benda kerja
tersebut dari terak-terak sisa hasil pengelasan.
13. Lihat hasilnya! Apakah bersih ataukah masih kurang. Usahakan hasil pengelasan
tidak ada jerawat, bersih, dan mengkilap.
14. Setelah semua proses pengelasan selesai, matikanlah mesin las, kemudian
kembalikan semua alat pada tempatya dan bersihkanlah tempat kerja las yang
Anda gunakan.

C. KESELAMATAN KERJA
1. Berdo’a terlebih dahulu.
2. Jangan bercanda saat praktikum.
3. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
4. Hindari bekerja pada lantai yang basah.
5. Memakai peralatan standar keselamatan kerja (wearpack, kacamata las listrik,
sepatu, dan sarung tangan) untuk melindungi bagian tubuh dari radiasi cahaya,
panas, kotoran maupun terkena benda kerja.

6. Sewaktu busur listrik menyala jangan sekali-kali melihat dengan mata telanjang
(tanpa kaca mata las).
7. Hindari kontak/hubungan singkat antara kabel terminal mesin las dalam jangka
waktu yg cukup lama.
8. Gunakan sarung tangan/smeet tang ketika mengangkat atau memegang benda
kerja yang baru dilas.
9. Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari benda kerja yang akan dilas.
10. Pilih tempat yang lebih aman dan nyaman dalam melaksanakan praktek.

Anda mungkin juga menyukai