Anda di halaman 1dari 41

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Barometer untuk menentukan keadaan pelayanan kebidanan

dalam suatu negara ialah kematian maternal yaitu kematian seorang

wanita waktu hamil atau 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh

sebab apapun (Prawirohardjo, 1999).

Secara global World Health Organisation (WHO) memperkirakan

lebih dari 500.000 perempuan meninggal setiap tahun akibat persalinan

dan beberapa juta lagi menjadi sakit atau cacat, dan nampaknya hal ini

menarik perhatian cukup besar sehingga dilakukan berbagai usaha untuk

menanganinya misalnya program menciptakan kehamilan yang aman

(Manuaba, 1998).

Di Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang

angka kematian ibunya tertinggi di Association South East Asian Nations,

Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2006

berjumlah 230 per 100 ribu kelahiran hidup, sedangkan di Vietnam 130

per 100 ribu, Pilipina 200 per 1000, Malaysia 41 per 100 ribu dan di

Singapura hanya 15 per 100 ribu kelahiran hidup seperti yang diungkapan

oleh Wiyadi (Wiyadi, 2009).


2

Di Sulawesi Selatan angka kematian ibu tahun 2008 yaitu 116

orang yang disebabkan oleh perdarahan 72, eklampsia 19, infeksi 5 dan

penyebab lain 20 (Anonim 2008).

Melihat dari data di atas bahwa penyebab kematian ibu di Sulawesi

Selatan yang terbanyak karena perdarahan dan eklampsia yang

sebenarnya dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan(Antenal Care)

yang memadai.

Antenatal care merupakan cara untuk memonitor kesehatan ibu

hamil dan mendeteksi sedini mungkin jika timbul masalah, yang dilakukan

minimal empat kali selama kehamilan, dan mendapatkan pelayanan/

asuhan standar 7T yaitu timbang berat badan, ukur tekanan darah, tinggi

fundus uteri, imunisasi Tetanus Toxoid (TT), tablet zat besi, tes penyakit

menular seksual, dan temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

(Saifuddin, 2000).

Puskesmas Bantimurung Maros merupakan salah satu sarana

pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal, jumlah

kunjungan antenatal selama tahun 2008 sebanyak 122 orang, kunjungan

pertama sebanyak 64 orang, kunjungan K2-K4 sebanyak 58 orang, yang

bervariasi setiap harinya minimal 9 orang dan maksimal 15 orang

Melaksanakan pelayanan pemeriksaan kehamian tidaklah mudah,

kadang ibu hamil mendapatkan pelayanan tapi tidak mengerti manfaat

atau kegunaannya, keadaan ini dipengaruhi oleh pendidikan ibu,


3

pengetahuan, motivasi petugas dalam memberikan penyuluhan, budaya

atau adat istiadat setempat dan jumlah bidan yang bertugas di bagian

antenatal sehingga perlu dilakukan suatu penelitian untuk melihat

perbandingan tingkat pemanfaatan pemeriksaan kehamilan antara

primigravida dan multigravida di Puskesmas Bantimurung Maros januari-

desember 2008.

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut :

I.2.1 Bagaimanakah gambaran tingkat pendidikan ibu hamil primigravida

dan multigravida yang mendapatkan pelayanan pemeriksaan

kehamilan yang mencakup timbang berat badan, ukur tekanan

darah, tinggi fundus uteri, imunisasi TT, tablet zat besi, tes penyakit

menular seksual, dan temu wicara dalam rangka pemanfaatan

pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Bantimurung Maros ?

I.2.2 Bagaimanakah gambaran paritas ibu hamil yang mendapatkan

pelayanan pemeriksaan kehamilan yang mencakup timbang berat

badan, ukur tekanan darah, tinggi fundus uteri, imunisasi TT, tablet

zat besi, tes penyakit menular seksual, dan temu wicara dalam

rangka pemanfaatan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas

Bantimurung Maros?
4

I.3. Tujuan Penelitian

I.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pendidikan dan paritas ibu hamil yang

mendapatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas

Bantimurung Maros Periode Januari - Desember 2008.

I.3.2 Tujuan khusus

a. Diketahuinya tingkat pendidikan ibu yang mendapatkan pelayanan

pemeriksaan kehamilan lengkap di Puskesmas Bantimurung Maros

Tahun 2008.

b. Diketahuinya gambaran paritas yang mendapatkan pelayanan

pemeriksaan kehamilan lengkap di Puskesmas Bantimurung Maros

Tahun 2008.

I.4. Manfaat Penelitian

I.4.1.Manfaat Praktis.

Melengkapi informasi bagi pihak pengambil kebijakan dalam

menyusun dan merencanakan langkah-langkah yang dapat

diambil agar semua ibu hamil mendapatkan pelayanan

pemeriksaan kehamilan.

I.4.2. Manfaat institusi

Sebagai pedoman / acuan bagi institusi pendidikan kebidanan

untuk penulisan karya tulis ilmiah berikutnya.


5

I.4.3. Manfaat bagi Peneliti

Sebagai aplikasi ilmu yang didapatkan dan menambah

wawasan untuk memberikan pelayanan pemeriksaan kehamilan

agar kesehatan ibu dan anak dapat ditingkatkan.

I.4.4 Manfaat llmiah

a. Sebagai syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III

Akademi Kebidanan Salewangang Kabupaten Maros.

b. Merupakan informasi dalam rnengembangkan wawasan dan

cakrawala berfikir bagi peneliti lain yang berkaitan dengan

pelayanan pemeriksaan kehamilan


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Definisi

II.1.1 Gambaran adalah menceritakan atau melukiskan tentang suatu

kejadian (Alwi,H, 2001)

II.1.2 Pemeriksaan Kehamilan adalah Pelayanan yang diberikan kepada

ibu hamil oleh tenaga kesehatan yang meliputi penimbangan berat

badan, pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus

uteri, pemberian imunisasi tetanus toxoid, pemberian tablet zat

besi, tes penyakit menular seksual, temu wicara untuk persiapan

rujukan (Saifuddin,A.B,)

II.1.3 Manfaat pemeriksaan kehamilan adalah untuk menyiapkan

seoptimal mungkin fisik dan mental ibu, mengenali dan menangani

penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai, mengobati penyakit-

penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin, dan menurunkan

angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak selama dalam

kehamilan, persalinan, dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan

anak yang sehat (Mochtar Rustam, 1998)

II.1.4 Kunjungan pertama adalah kunjungan/kontak pertama ibu hamil

dengan petugas kesehatan pada trimester pertama umur

kehamilan 12 minggu (Pudisnakes, 2005).


7

II.1.5 Primigravida adalah Perempuan yang hamil untuk pertama kalinya

(W.A.Newman. 2002)

II.1.6 Multigravida adalah Seorang perempuan yang telah hamil beberapa

kali bergantung pada jumlah kehamilan (W.A. Newman, 2002)

II.1.7 Masalah yang bisa timbul jika tidak dilakukan pemeriksaan

kehamilan adalah menambah jumlah kematian ibu yang

berhubungan dengan kehamilan dan persalinan yang dipengaruhi

antara lain : karena perdarahan (45%) eklampsia atau kejang-

kejang, dan tekanan darah tinggi (12%), infeksi (12%), aborsi

(10%) dan sisanya karena hal-hal medis lain (Manuaba, 2001)

II.2 Tinjauan umum tentang gambaran tingkat pemanfaatan pemeriksaan

kehamilan

II.2.1 Penatalaksanaan pemeriksaan kehamilan meliputi :

a. Penimbangan berat badan.

Menimbang berat badan harus selalu dilakukan pada tiap

kunjungan. Berat badan ibu selama hamil harus bertambah.

Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5

kg per minggu atau 1-2 kg per bulan. Bila dikaitkan dengan

umur kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil muda ±1

kg selanjutnya tiap trimester (II dan Ill) masing-masing

bertambah 5kg. Pada akhir kehamilan berat badan total adalah

9-12kg. Bila terdapat kenaikan berat badan yang berlebihan


8

perlu dipikirkan adanya resiko oedema, kehamilan kembar,

hidramnion, dan anak besar (Depkes 1993) sedangkan berat

badan yang kurang dari 5 kg pada kehamilan 28 minggu akan

disertai resiko prematurus atau tehambatnya pertumbuhan janin

dalam rahim (Jones, 2002).

b. Pemeriksaan tekanan darah

Tekanan darah ibu hamiI harus selalu diukur setiap kali

pemeriksaan. Tekanan darah tinggi dalam kehamilan

merupakan risiko, tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dan

140/90 mmHg dimana tekanan darah normal adalah 120/80

mmHg atau kenaikan sistolik melebihi 30 mmHg, dan kenaikan

diastolik 15 mmHg harus diwaspadai sebab keadaan tersebut

merupakan gejala preeklampsia (Mochtar Rustam, 1998).

c. Pemeriksaan tinggi fundus uteri

Pertumbuhan Janin dinilai dari tingginya fundus uteri. Semakin

tua kehamilan maka semakin tinggi fundus uteri. Namun pada

umur kehamilan 9 bulan fundus uteri akan turun kembali karena

kepala janin telah turun/masuk panggul. Pada kehamilan 12

minggu, fundus uteri biasanya sedikit di atas tulang pubis. Pada

kehamilan 24 minggu, fundus berada di pusat. Secara kasar

dapat dipakai pegangan bahwa setiap bulannya fundus naik 2

jari, tetapi perhitungan tersebut sering kurang tepat karena


9

ukuran jari pemeriksa sangat bervariasi. Agar lebih tepat

dianjurkan memakai ukuran tinggi fundus uteri dan simphisis

pubis dalam sentimeter dengan pedoman sebagai berikut :

Gambar 1. Tinggi fundus uteri dalam kehamilan

(Sumber: Helen Varney, 2002)

Jelaskan kepada ibu bahwa perutnya akan semakin membesar

karena pertumbuhan janin. Pada kunjungan pertama, tingginya

fundus dicocokkan dengan perhitungan umur kehamilan dari

hari pertama haid teraknir (HPHT). Bila HPHT tak diketahui

maka umur kehamilan hanya dapat diperkirakan dari tingginya

fundus uteri. Pada setiap kunjungan, tingginya fundus perlu

diperiksa untuk melihat pertumbuhan janin normal, terlalu kecil

atau terlalu besar.


10

Ketidaksesuaian yang Iebih 2 sampai 3 cm menunjukkan suatu

masalah dalam usia kehamilan yang bisa disebabkan oleh

molahidatidosa, polihidramnion, kehamilan kembar dan lain-

lain. Letak janin dan bagian tubuh janin serta gerakannya

menjelang umur kehamilan 30-32 minggu biasanya kepala janin

berada di bawah menuju panggul. Kebanyakan tubuh janin

menghadap ke salah satu tubuh ibu. Cara memeriksa letak

janin :

Leopold 1 : Raba bagian janin yang berada di fundus uteri

Leopold 2 : Raba punggung janin

Leopold 3 : Raba bagian janin yang berada di bagian

bawah uterus

Leopold 4 : Raba seberapa turunnya bagian bawah janin ke

dalam panggul. (Depkes,1998)

d. Pemberian imunisasi tetanus toxoid

Imunisasi tetanus toxoid (TT) pada ibu hamil bertujuan

untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, dengan cara

memberikan suntikan tetanus toxoid pada ibu hamil pemberian

TT baru menimbulkan efek perlindungan bila diberikan

sekurang-kurangnya 2 kali dengan interval minimal 4 minggu,

kecuali bila sebelumnya ibu telah pernah mendapat TT 2 kali


11

pada kehamilan yang lalu atau pada masa calon pengantin

maka TT cukup diberikan satu kali saja (Depkes,1993).

e. Pemberian tablet zat besi

Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah

(hypervolemia). Hypervolemia merupakan hasil dari

peningkatan volume plasma dan eritrosit (sel darah merah)

yang beredar dalam tubuh. Tetapi peningkatan ini tidak

seimbang yaitu volume plasma peningkatannya jauh lebih besar

sehingga memberi efek yaitu konsentrasi hemoglobin berkurang

dari 12 g/100 ml.

Pengenceran darah (hemodilusi pada ibu hamil sering

terjadi dengan peningkatan volume plasma 30%-40%,

peningkatan sel darah 18%-30% dan hemoglobin 19%. Secara

fisiologis hemodilusi untuk membantu meringankan kerja

jantung. Hemodilusi terjadi sejak kehamilan 10 minggu den

mencapai puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu. Bila

hemoglobin itu sebelum hamil sekitar 11 gram % maka

terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia fisiologis

dan Hb ibu akan menjadi 9,5- 10gr% (Prawiroahrdjo, 1999).

karena proses hemodilusi selama kehamilan, kebutuhan

ibu hamil akan Fe meningkat (untuk pembentukan plasenta dan

sel darah merah) sebesar 200-300%. Perkiraan besaran zat


12

besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah 1040 mg. Dari

jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan

dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg besi ditransfer ke

janin, dengan rincian 50-75 mg untuk pembentukan plasenta,

450 mg untuk menambah jumlah sel darah merah, dan 200 mg

lenyap ketika melahirkan. Jumlah sebanyak ini tidak mungkin

tercukupi hanya melalui diet. Karena itu, suplementasi zat perlu

diberikan, bahkan kepada ibu hamil yang gizinya baik.

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi zat

besi sebanyak 90 tablet atau 30mg setiap hari, dimulai pada

minggu ke-12 kehamilan yang diteruskan dalam masa nifas

sebanyak 30 tablet pasca partum, perlu diberikan setiap hari.

Penyerapan zat besi dipengaruhi oleh banyak faktor.

Protein hewani dan vitamin C meningkatkan penyerapan. Kopi,

teh, garam kalsium, magnesium dapat mengurangi jumlah

serapan, masalah lain yang mungkin timbul adalah sembelit

yang dapat diatasi dengan cara memperbanyak minum,

menambah konsumsi makanan yang kaya akan serat seprti roti,

serealia dan agar-agar supaya proses eliminasi buang air besar

lancar (Arisman, 2004).

f. Tes penyakit menular seksual


13

Penyakit kelamin (veneral diseases) sudah lama

dikenal dan beberapa diantaranya sangat popular yaitu sifilis

dan gonore. Dengan majunya ilmu pengetahuan, seiring

dengan perkembangan peradaban masyarakat, banyak

ditemukan penyakit-penyakit baru, sehingga istilah tersebut

dirubah menjadi penyakit menular seksual.

Perubahan istilah tersebut memberi dampak terhadap

spektrum PMS yang semakin luas termasuk di dalamnya ulkus

mole, limfogranuloma venerum dan granuloma inguinale juga

termasuk uretritis non gonore, kondiloma akuminata, scabies,

pedikulosis dan lain-lain (Manuaba.I.G, 2001).

Kehamilan tidak mengubah daya tahan tubuh

seseorang terhadp infeksi, infeksi mempunyai efek Iangsung

dan tidak langsung pada janin, penyakit yang sering muncul

menyertai kehamilan adalah gonore, klamidia, sifilis dan lain

sebagainya.

Tes penyakit menular seksual sebagai salah satu

upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya

penularan pada janin sehingga angka kesakitan dan kematian

dapat dicegah (Jones,2002).

g. Temu wicara untuk persiapan rujukan


14

Rujukan merupakan suatu sistem pelayanan kesehatan,

yang mana terjadi pelimpahan tanggung jawab secara timbal

balik atas kasus atau masalah kesehatan secara horizontal

maupun vertikal. Dalam merujuk pasien ke suatu sarana

pelayanan kesehatan perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai

berikut :

Keadaan medik pasien yang akan dirujuk Perlu diperhatikan

penyakit-penyakit yang mungkin timbul, oleh karenanya harus

diupayakan :

1. Membatasi penyakit yang ada

2. Mencegah penyakit yang mungkin timbul

3. Mengatasi/menghilangkan penyakit yang ada (bila mungkin).

II.2.2 Sarana pelayanan obstetri yang akan dituju

Pertimbangan sarana pelayanan obstetrik yang akan dituju dari

segi fasilitas dan tenaga pelayanan yang dikaitkan dengan berat

ringannya penyakit obstetrik medik yang dijumpai (Depkes,1999).

Masalah-masalah kesehatan pada ibu hamil yang perlu dirujuk

misalnya abortus, preeklampsia-eklampsia, ibu dengan penyakit

jantung, DM, pendarahan dll. Sebelum merujuk sebaiknya pasien

dan keluarga dipersiapkan dan diberi informasi sedemikian rupa

sehingga jelas mengapa ia dirujuk. Sehingga keluarga dapat


15

menyiapkan apa saja yang diperlukan sehingga proses rujukan

dapat berjaIan sesuai yang diharapkan (Depkes,1999).

II.3. Tinjauan Variabel penelitian.

II.3.1. Pendidikan

a. Definisi pendidikan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari

kata dasar didik (mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan

(ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.

Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian proses pengubahan

sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan,

proses perbuatan, cara mendidik. Ki Hajar Dewantara mengartikan

pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti,

pikiran serta jasmani, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup.

yang ditinjau dari segi mendapatkannya dibagi :

1) Pendidikan formal

Merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-

sekolah pada umumnya jalur pendidikan ini mempunyai jenjang

yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah,

sampai pendidikan tinggi.

2) Pendidikan non formal


16

Pendidikan ini paling benyak terdapat pada usia dini serta

pendidkan dasar, seperti TPA, atau taman pendidikan AlQuran,

kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya.

3) Pendidikan informal

Jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan

belajar (Anonim, 2009).

b. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan

berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan

dicapai dan kemampuan yang dikembangkan. Pendidikan di

Indonesia mengenal tiga jenjang pendidikan yaitu pendidikan dasar

(SD / MI /paket A dan SLTP / MTs / Paket B), pendidikan menengah

(SMU,SMK), dan pendidikan tinggi (Anonim, 2009).

c. Pengaruh pendidikan terhadap pelayanan pemeriksaan kehamilan

Tingkat pendidikan yang memadai merupakan dasar

pengembangan daya nalar seseorang untuk memudahkan

menerima motivasi. Pendidikan yang cukup tinggi akan Iebih

mudah dan cepat menerima suatu informasi termasuk informasi

pelayanan pemeriksaan kehamilan yang mencakup di dalamnya

timbang, tekanan darah, tinggi fundus uteri, tablet Fe, tetanus

toxoid, tes penyakit menular seksual dan temu wicara untuk proses

rujukan ( Soekidjo, Notoatmodjo, 2003).

II.3.2 . Paritas
17

Paritas adalah jumlah atau banyaknya anak yang telah

dilahirkan oleh ibu tanpa memandang apakah anak lahir hidup atau

mati dan umur kehamilannya mencapai 28 minggu atau berat

badan lebih 1000 gram.

Kehamilan risiko tinggi dapat timbul pada kehamilan setelah

> 4 kelahiran. Suatu frekuensi melahirkan pada seorang wanita

sehingga tingginya paritas pada ibu akan memberikan dampak

yang kurang menguntungkan seperti adanya risiko saat hamil dan

melahirkan. (Hartanto, 2003).

Jumlah anak dalam keluarga sangat mempengaruhi kualitas

kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin dalam keluarga, oleh

karena itu untuk membangun keluarga yang sejahtera dapat

diwujudkan melalui suatu perencanaan bahwa setiap kehamilan

harus merupakan kehamilan yang diinginkan (Windjosastro H,

2007).

II.3.3. Adat Istiadat

Segala sesuatu yang berhubungan dengan kepercayaan yang

menyebabkan orang mau memanfaatkan tempat pemeriksaan

kehamilan atau tidak misalnya masih adanya animo masyarakat

setempat yang beranggapan bahwa jika sudah pernah mengalami


18

yang namanya melahirkan maka berikutnya akan lebih gampang

sehingga tidak perlu dilakukan pemeriksaan lagi (Anonim 2009).

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

III.1. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti

Barometer untuk menentukan keadaan pelayanan kebidanan

dalam suatu negara ialah kematian maternal yaitu kematian seorang

wanita waktu hamil atau 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh

sebab apapun.

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang angka

kematian ibunya tertinggi di ASEAN, tahun 2008 berjumlah 230 per 100

ribu kelahiran hidup dengan penyebab utama perdarahan, eklampsia dan

infeksi.

Perdarahan dan eklampsia yang sebenarnya dapat dicegah

dengan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) yang memadai.

Antenatal care merupakan cara untuk memonitor kesehatan ibu hamil dan

mendeteksi sedini mungkin jika timbul masalah, yang dilakukan minimal


19

empat kali selama kehamilan, dan mendapatkan pelayanan/asuhan

standar 7T.

Melaksanakan pelayanan pemeriksaan kehamilan tidaklah

mudah, kadang ibu hamil mendapatkan pe!ayanan tapi tidak mengerti

manfaat atau kegunaannya.

Sehingga sesuai dengan variabel penelitian akan diuraikan sebagai

berikut :

1. Pendidikan

Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata

laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, sehingga diharapkan

makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin mempengaruhi

dalam pemilihan pelayanan pemeriksaan kehamilan.

2. Paritas

Paritas adalah jumlah atau banyaknya anak yang telah

dilahirkan oleh ibu tanpa memandang apakah anak lahir hidup atau

mati dan umur kehamilannya mencapai 28 minggu atau berat badan

lebih 1000 gram.

Kehamilan risiko tinggi dapat timbul pada kehamilan setelah >

4 kelahiran. Suatu frekuensi melahirkan pada seorang wanita

sehingga tingginya paritas pada ibu akan memberikan dampak yang


20

kurang menguntungkan seperti adanya risiko saat hamil dan

melahirkan. (Hartanto, 2003).

Jumlah anak dalam keluarga sangat mempengaruhi kualitas

kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin dalam keluarga. oleh

karena itu untuk membangun keluarga yang sejahtera dapat

diwujudkan melalui suatu perencanaan bahwa setiap kehamilan harus

merupakan kehamilan yang diinginkan (Windjosastro.H, 2007).

III.2. Kerangka konsep

Bagan kerangka konsep peneIitian adalah :

Pendidikan

paritas Pemeriksaan
Kehamilan

adat istiadat

Keterangan

= variabel diteliti = Variabel Tidak diteliti

= Variabel Independen = Variabel dependen


21

III.3. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Pendidikan ibu adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh ibu hamil dan memiliki ijazah dari pendidikan tersebut,

sebagaimana yang didapatkan pada saat penelitian dengan kriteria :

a. Rendah : Bila ibu hanya menyelesaikan sampai pada tingkat

SLTP

b. Tinggi : Bila ibu menyelesaikan SMA, Akademi,

atau

Perguruan Tinggi.

2. Paritas

Paritas adalah jumlah atau banyaknya anak yang telah dilahirkan oleh

Ibu tanpa memandang apakah anak lahir hidup atau mati. NiIai paritas

Ibu diambil dari status Ibu dengan melihat GPA (Gravid Para Abortus).

Kritena Obiektif:

a. Paritas Ideal : Paritas 1 - 3 anak

b. Paritas tidak Ideal : Paritas ≥ 4


22

BAB IV

METODE PENELITIAN

IV.1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif

bermaksud mendapatkan gambaran ibu primigravida dan multigravida

terhadap pelayanan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Bantimurung

Maros Tahun 2008.

IV.2. Waktu penelitian

Pelaksanaan penelitian ini diIaksanakan, terhitung mulai tanggal 5 April

-15 April 2009.

IV.3. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih untuk pelaksanaan penelitian adalah

Puskesmas Bantimurung bagian KIA pada tanggal 5 April-15 April 2009.

IV.4. Populasi dan Sampel

1. Populasi
23

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang

memeriksakan dirinya pada bulan Januari-Desember 2008 sebanyak

122 orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian adalah ibu primigravida dan multigravida

yang pertama kali memeriksakan kehamilannya pada bulan januari-

desember 2008 di Puskesmas Bantimurung Maros sebanyak 64

orang.

IV.5. Cara Pengambilan Sampel

Sampel ditarik dari populasi dengan cara total sampling yaitu mengambil

semua ibu yang pertama kali memeriksakan kehamilannya dan tercatat

dalam laporan KIA Puskesmas Bantimurung Maros.

IV.6. Pengolahan dan Penyajian Data

Data diolah secara manual menggunakan kalkulator dan dianalisis secara

deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang

dilengkapi dengan penjelasan, menggunakan rumus :

Rumus

f
P x100%
n

Keterangan

P = Distribusi

f = Frekuensi
24

n = Jumlah sampel

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

V.1. Hasil Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan dari tanggal 5

April-15 April 2009 di puskesmas bantimurung maros data yang

diperoleh yaitu jumlah ibu primigravida dan multigravida yang

memeriksakan kehamilannya dari bulan januari sampai dengan april

2009 adalah 64 orang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Populasi dan Sampel


pada Pemeriksaan Kehamilan di Puskesmas
Bantimurung Kabupaten Maros.

Kunjungan Kehamilan Jumlah(n) Persen


K1 64 52,46%

K2-K4 58 47,54%
Jumlah 122 100%
Sumber : Data Sekunder Bagian KIA Puskesmas Bantimurung

Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan bahwa dari 122 orang

yang melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Bantimurung


25

periode Januari – Desember 2008, yang melakukan kunjungan K1

yaitu sebanyak 64 orang (52,46%), kunjungan K2-K4 yaitu sebanyak

58 orang (47,54%).

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Pada


Pemeriksaan Kehamilan Di Puskesmas Bantimurung
Kabupaten Maros.

Pendidikan Jumlah (n) Persen


Rendah ≤ SLTP 42 65,63%

Tinggi ≥ SLTA 22 34,37%


Jumlah 64 100%
Sumber : Data Sekunder Bagian KIA Puskesmas Bantimurung

Pada tabel 2 berdasarkan pendidikan, ada 64 orang dari tingkat

pemanfaatan pemeriksaan kehamilan nilai terbanyak pada pendidikan

Rendah ≤ SLTP yaitu sejumlah 42 orang (65,63%) dan yang pendidikan

Tinggi ≥ SLTA sejumlah 22 orang (34,37 %)

Tabel .2 Distribusi Responden Berdasarkan Paritas Pada


Pemeriksaan Kehamilan Di Puskesmas Bantimurung
Kabupaten Maros

Paritas Jumlah (n) Persen


Resiko Rendah (1–3) 37 57,81%

Resiko Tinggi (≥4) 27 42,19%

Jumlah 64 100%
Sumber : Data Sekunder Bagian KIA Puskesmas Bantimurung

Pada table.3 berdasarkan paritas, ada 64 orang pada tingkat

pemanfaatan pemeriksaan kehamilan pada Resiko Rendah (1–3) yaitu


26

sejumlah 37 orang (57,81%) dan Resiko Tinggi (≥4) sejumlah 27 orang

(42,19%).

V.2. Pembahasan

V.2.1 Pelayanan pemeriksaan kehamilan berdasarkan pendidikan

Hasil penelitian yang dilaksanakan di Puskesmas

Bantimurung Maros Tahun 2008 didapatkan, ada 64 orang dari

tingkat pemanfaatan pemeriksaan kehamilan nilai terbanyak

pada pendidikan Rendah ≤SLTP yaitu sejumlah 42 orang

(65,63%) dan yang pendidikan Tinggi ≥SLTA sejumlah 22 orang

(34,37 %)

Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa pendidikan

merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang

atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia

melalui upaya pengajaran dan latihan, sehingga makin tinggi

tingkat pendidikan seseorang makin mempengaruhi dalam

pemilihan pelayanan pemeriksaan kehamilan, karena hanya

sebagian kecil ibu hamil yang berpendidikan tinggi

memanfaatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan, hal ini bisa

saja terjadi disebabkan o!eh beberapa hal antara lain:

menginginkan tempat pemeriksaan yang lebih lengkap, atau

pelayanan telah didapatkan dari bidan dimana disetiap desa

telah tersedia bidan di desa.


27

V.2.2 Paritas

Paritas adalah frekuensi kehamilan dan persalinan yang

pernah dialami oleh ibu dengan umur kehamilan lebih dan 28

minggu dengan berat badan janin mencapai 1000 gram,

termasuk kehamilan sekarang.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan, dari 64 orang

ibu hamil pada tingkat pemanfaatan pemeriksaan kehamilan

pada Resiko Rendah (1–3) yaitu sejumlah 37 orang (57,81%)

dan Resiko Tinggi (≥ 4) sejumlah 27 orang (42,19%).

Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menjelaskan

bahwa reproduksi sehat dengan usia 20-35 tahun dengan

paritas 1 - 3 merupakan paritas yang paling aman ditinjau dari

sudut kesehatan, sehingga digolongkan sebagai resiko rendah.

Sedangkan paritas ≥ 4 merupakan paritas yang berisiko tinggi

untuk terjadinya komplikasi dalam kehamilan yang tidak

diinginkan.
28

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1. Kesimpulan

Sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

gambaran pendidikan dan paritas ibu hamil yang mendapatkan pelayanan

pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Bantimurung Maros periode

Januari-Desember 2008. Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilaksanakan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan pendidikan, tingkat pemanfaatan

pemeriksaan kehamilan pada pendidikan Rendah ≤ SLTP yaitu

sejumlah 42 orang (65,63%) dan pendidikan Tinggi ≥ SLTA sejumlah

22 orang (34,37%).

2. Berdasarkan paritas, tingkat pemanfaatan

pemeriksaan kehamilan pada Paritas Resiko Rendah (1-3) yaitu

sejumlah 37 orang (55,74%) dan Paritas Resiko Tinggi (≥4) sejumlah

27 orang (42,19%).

VI.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis mengemukakan saran

antara lain :

1. Penentu kebijakan dan pelaksana program baik di

Departemen Kesehatan maupun pihak Puskesmas Bantimurung


29

Maros dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

program upaya peningkatan pemanfaatan pemeriksaan kehamilan

agar dapat dilaksanakan Iebih baik

2. petugas kesehatan sebaiknya lebih meningkatkan

pelayanan pemeriksaan kehamilan untuk mengurangi angka kematian

dan kesakitan serta mendeteksi secara dini komplikasi pada ibu hamil

3. Perlu adanya kerjasama dengan tokoh masyarakat dan

kader untuk mencari ibu hamil dan memastikan bahwa semua ibu

hamil telah memeriksakan kehamilannya secara dini dan teratur


30

DAFTAR PUSTAKA

Alwi,H, 2001, Kamus Bahasa Indonesia , Balaipustaka, Jakarta

Arisman, 2004, Gizi Dalam Daur Kehidupan, EGC, Jakarta

Depkes, 1998, Pelayanan Antenatal Berkualitas, Jakarta

Depkes, 1999, Pedoman Antanatal Bagi Bidan Desa, Jakarta

Depdiknas, Pendidikan, http://id.wikipedia.org/wiki/pendidikan diakses


tanggal 4 April 2009
http/www.kabarindonesia.com, on line 24 Maret 2007

Pusdisnakes, 2005, Obstetri Patologi, EGC, Jakarta

Verney Helen, 2002, Buku Saku Bidan, EGC, Jakarta

Jones, 2002, Dasar-Dasar Obstetri dan Ginekologi, Edisi 6, Hipokrates,


Jakarta

Kate, 2006, Angka Kematian di Dunia, www.who.int/reproductive on line 24


Mei 2007

Manuaba. Ida Bagus Gede, 2004 Penuntun Kepaniteraan KIinik Obstetri dan
Ginekologi, EGC, Jakarta.

Manuaba.I. G , 2001, Sinopsis Obstetri, Edisi II, Rineka Cipta, Jakarta

Mochtar Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, Edisi 1, EGC, Jakarta

M. Noor Hasnah, 2004, Metodologi Penelitian, Diploma Ill Kebidanan


Salewangang Kabupaten Maros

Pusdinkes, 2005, Materi Asuhan Antenatal

Sarwono Prawirohardjo, 1999, Ilmu Kebidanan, YBP-SP, Jakarta

Saifuddin, A.B, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal, YBP-SP, Jakarta
31

Soekidjo Notoatmojo, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta,


Jakarta

Sukriani, 2001, Kamus Besar Bahasa Indonesia, EGC, Jakarta

W.A.Newman, 2002, Kamus Kedokteran EGC, Jakarta

WIknjosastro H, 2007. Ilmu Kebidanan, YBP-SP, Jakarta.


32

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

karya tulis ilmiah ini dengan judul “Perbandingan Tingkat Pemanfaatan

Pemeriksaan Kehamilan Kunjungan Pertama Antara Primigaravida dan

Multigravida di Puskesmas Bantimurung Maros Tahun 2008” sebagai salah

satu syarat untuk menyelesaikan Diploma III Kebidanan Salewangang Maros.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dengan segala kelemahan dan

kekurangan yang dimiliki maka penulis merasa ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan

kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk penyempurnaan penulisan

ini.

Dalam kesempatan ini, penulis dengan penuh rasa hormat

menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak dr. Romy Hefta Mulya

selaku pembimbing dalam penyusunan karya tulis ini, penulis banyak

menemukan kendala dan hambatan, namun atas dorongan dan motivasi

yang tak henti-hentinya dari bapak pembimbing sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan.
33

Dan pada kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Hj.Samima,Amd,Keb,SKM,M.Kes selaku pendiri Yayasan

Bina Bahagia

2. Bapak Syafuddin, SE,MM selaku ketua yayasan Bina Bahagia

3. Bapak dr. Sardi, M.Kes selaku direktur Kebidanan Salewangang

Maros

4. Bapak dan ibu dosen serta seluruh staf Akademi Kebidanan

Salewangang Maros yang telah membantu selama penulis mengikuti

pedidikan

5. Ibu Hj. Nurhawa,SKM selaku kepala Puskesmas Bantimurung

Maros yang telah memberikan lahan dalam melakukan penelitian dan

seluruh staf Puskesmas Bantimurung maros yang telah membantu

6. Seluruh keluarga tercinta yang penuh kasih sayang

memberikan motivasi dan dukungan baik moril maupun materil serta doa

restunya selama penulis dalam mengikuti pendidikan

7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Kebidanan Salewangang

Maros yang senantiasa memberikan dorongan semangat sejak awal

sampai akhir pendidikan.

Akhir kata penulis mengucapkan semoga Allah SWT memberikan

imbalan yang setimpal atas jerih payah dari semua pihak yang telah
34

memberikan bantuan kepada penuls dan semoga apa yang kita perbuat

bernilai ibadah di sisinya. Amin.

Maros, Juli 2009

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Penulis

1. Nama : Jusni

2. Nim : 06061

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Tempat/Tanggal Lahir : Bungaeja, 7 Juli 1987

5. Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia

6. Agama : Islam

7. Alamat : Btn. Nusa Idaman Blok B5 No.5 Maros

B. Pendidikan

1. Tamat SD Negeri Bungaeja No. 30 tahun 2000

2. Tamat SLTP/MTS Negeri Darul Ulum tahun 2003

3. Tamat SMA Negeri Darul Ulum tahun 2006

4. Mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Salewangang Maros

sejak tahun 2006 sampai sekarang.


35

Akademi Kebidanan Salewangang


Kabupaten Maros
Karya Tulis Ilmiah
Juli, 2009

INTISARI

6 Bab, 31 Halaman, 4 Lampiran

Antenatal care merupakan cara untuk memonitor kesehatan ibu hamil dan
mendeteksi sedini mungkin jika timbul masalah, yang dilakukan minimal
empat kali selama kehamilan, dan mendapatkan pelayanan/ asuhan
standar 7T yaitu timbang berat badan, ukur tekanan darah, tinggi fundus
uteri, imunisasi Tetanus Toxoid (TT), tablet zat besi, tes penyakit menular
seksual, dan temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (Saifuddin,
2000).Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan perbandingan tingkat
pemanfaatan pemeriksaan kehamilan kunjungan pertama antara
primigravida dan multigravida di Puskesmas Bantimurung Maros tahun
2008 berdasarkan pendidikan dan paritas. Populasi sampel diperoleh dari
Pencatatan dan pelaporan KIA tahun 2008, sejumlah 122 orang dan
sampel sejumlah 64 orang ibu primigravida dan multigravida, dengan
berdasarkan pendidikan, tingkat pemanfaatan pemeriksaan kehamilan
pada pendidikan Rendah ≤ SLTP yaitu sejumlah 42 orang (65,63%) dan
pendidikan Tinggi ≥ SLTA sejumlah 22 orang (34,37%). Berdasarkan
paritas, tingkat pemanfaatan pemeriksaan kehamilan pada Paritas
Resiko Rendah (0-2) yaitu sejumlah 37 orang (55,74%) dan Paritas
Resiko Tinggi (≥3) sejumlah 27 orang (42,19%). Melihat hal tersebut perlu
suatu upaya untuk meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara teratur
untuk menghindari terjadinya komplikasi yang tidak diinginkan.
36

Kata Kunci : Pemanfaatan Pemeriksaan Kehamilan

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Distribusi Pemanfaatan Pemeriksaan Kehamilan (K-1) 40


di RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2008

2. Distribusi Pemanfaatan Pemeriksaan Kehamilan (K-1) 41


di RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2008

3. Distribusi Pemanfaatan Pemeriksaan Kehamilan (K-1) 42


di RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2008

4. Distribusi Pemanfaatan Pemeriksaan Kehamilan (k-1) 43


di RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2008
37

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Master Tabel Pemeriksaan Kehamilan (K-1)


di RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2008

2. Surat Pengajuan Judul Karya Tulis Ilmiah Kepada Pembimbing

3. Surat Izin Pengambilan Data dari Kampus Akademi Kebidanan


Salewangang Maros

4. Surat Keterangan Pengambilan Data


di RSIA Siti Fatimah Makaasar Tahun 2008

5. Lembar Kegiatan Konsultasi Pada Pembimbing


38

Akademi Kebidanan Salewangang


Kabupaten Maros
Karya Tulis Ilmiah
Juni, 200

ABSTRAK

Hj. Masmayanti Pangkep Periode Januari – Desember Tahun 2008”


( Dibimbing oleh Romy Heftamulya)

6 Bab, 47 Halaman, 4 Lampiran

Angka kematian ibu (AKI) ditingkat propinsi Sulawesi Selatan pada tahun
2008 sebesar 116 per 100.000 kelahiran hidup yang disebabkan oleh
komplikasi kehamilan dan persalinan. Hal ini disebabkan karena deteksi dini
terhadap kehamilan dan komplikasi yang menyertainya tidak dilakukan sedini
mungkin. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran kejadian
abortus inkomplit di RSUD pangkep periode januari – desember Tahun 2008
berdasarkan umur, paritas, status perkawinan. Populasi sampel diperoleh
dari buku register dan kohor ibu di RSUD Pangkep Tahun 2008. Secara
keseluruhan dari 282 populasi didapatkan sampel sebanyak 242 aboertus
inkomplit dengan umur rata – rata yang beresiko rendah (20-35 tahun)
sebanyak 160 orang (66,12%), dengan paritas rata – rata resiko tinggi
sebanyak 130 orang (53,72%) serta status perkawinan rata – rata nikah
sebanyak 237 orang (97,94%). Melihat hal tersebut perlu suatu upaya untuk
meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara teratur untuk menghindari
perdarahan pada persalinan

Kata Kunci : Kejadian abortus inkomplit


Daftar Pustaka : 19 (1998-2009)
39

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

5. Distribusi Pemanfaatan Pemeriksaan Kehamilan (K-1) 40


di RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2008

6. Distribusi Pemanfaatan Pemeriksaan Kehamilan (K-1) 41


di RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2008

7. Distribusi Pemanfaatan Pemeriksaan Kehamilan (K-1) 42


di RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2008

8. Distribusi Pemanfaatan Pemeriksaan Kehamilan (k-1) 43


di RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2008

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

6. Master Tabel Pemeriksaan Kehamilan (K-1)


40

di RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2008

7. Surat Pengajuan Judul Karya Tulis Ilmiah Kepada Pembimbing

8. Surat Izin Pengambilan Data dari Kampus Akademi Kebidanan


Salewangang Maros

9. Surat Keterangan Pengambilan Data


di RSIA Siti Fatimah Makaasar Tahun 2008

10. Lembar Kegiatan Konsultasi Pada Pembimbing


41

Anda mungkin juga menyukai