Bab Ii
Bab Ii
DASAR TEORI
atas komponen tenaga listrik yaitu pembangkit tenaga listrik, sistem transmisi dan
sistem distribusi. Ketiga bagian ini merupakan bagian utama pada suatu rangkaian
sistem tenaga listrik yang bekerja untuk menyalurkan daya listrik dari pusat
pembangkit ke pusat-pusat beban. Rangkaian sistem tenaga listrik dapat dilihat pada
gambar 2.1.
Energy listrik yang dihasilkan di pusat pembangkit listrik akan disalurkan melalui
Berikut ini penjelasan mengenai bagian utama pada system tenaga listrik pada
energi listrik. Biasanya dipusat pembangkit listrik juga terdapat gardu induk.
Peralatan utama pada gardu induk antara lain: transformer, yang berfungsi untuk
tinggi (150kV) dan juga peralatan pengaman dan pengatur. Secara umum, jenis
pusat pembangkit dibagi kedalam dua bagian besar yaitu pembangkit hidro yaitu
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) dan pembangkit thermal diantaranya yaitu
PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap), PLTG (Pusat Listrik Tenaga Gas), PLTN (Pusat
Listrik Tenaga Nuklir), dan PLTGU (Pusat Listrik Tenaga Gas Uap).
pusat pembangkitan listrik hingga saluran distribusi listrik sehingga nantinya dapat
Sistem distribusi ini adalah sub sistem tenaga listrik yang langsung
berhubungan dengan pengguna listrik dan pada umumnya berfungsi dalam hal
penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat. Sub sistem ini terdiri dari: pusat
pengatur atau gardu induk, gardu hubung, saluran tegangan menengah atau jaringan
primer (6 kV dan 20 kV) yang berupa saluran udara atau kabel bawah tanah, saluran
tegangan rendah atau jaringan sekunder (380 V dan 220 V), gardu distribusi
tegangan yang terdiri dari panel-panel pengatur tegangan baik tegangan menengah
listrik tidak selalu berjalan dengan baik, pasti selalu terdapat gangguan baik itu
gangguan yang berasal dari system tenaga listrik itu sendiri, maupun gangguan yang
berasal dari luar system tenaaga listrik. Salah satu gangguan yang paling sering di
temukan dalam system tenaga listrik adalah gangguan hubung singkat. Gangguan
hubung singkat ini jika terjadi akan berdampak negative pada system tenaga listrik
a. Gangguan Permanen
sehinggga gangguan ini baru hilang setelah kerusakan ini diperbaiki atau karena
ada permanen. Misal gangguan ini yaitu adanya kawat yang putus, terjadinya
b. Gangguan Temporer
Merupakan gangguan yang terjadi dalam waktu yang singkat saja dimana
Gangguan hubung singkat dapat terjadi akibat adanya isolasi yang tembus atau
rusak karena tidak tahan terhadap tegangan lebih, baik yang berasal dari dalam
(Tegangan lebih dan arus tak normal) maupun yang berasal dari luar (akibat
pada suatu sistem daya, banyak pengaruh-pengaruh yang tidak di inginkan dapat
terjadi:
b. rusaknya perlengkapan yang berada dekat dengan ganguan yang di sebabkan oleh
arus tak seimbang, atau tegangan rendah yang di timbulkan oleh hubung singkat.
c. ledakan yang mungkin terjadi pada peralatan yang mendukung minyak isolasi
d. terbaginya keseluruhan daerah pelayanan sistem daya itu oleh susatu rentekan
Menurut teorema Fortescue, tiga fasor tak seimbang dari sistem tiga fasa
dapat diuraikan menjadi tiga sistem fasor yang seimbang. Himpunan seimbang
terpisah satu dengan yang lainnya dalam fasa sebesar 120, dan mempunyai
b. Komponen urutan negatif, yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya,
terpisah satu dengan yang lainnya dalam fasa sebesar 120, dan mempunyai
c. Komponen urutan nol, yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya dan dengan
pergeseran fasa nol antara fasor yang satu dengan yang lain. Dalam sistem tiga
Hubung singkat satu fasa ke tanah adalah gangguan hubung singkat yang
terjadi karena flashover antara penghantar fasa dan tanah (tiang travers atau kawat
tanah pada SUTM). Gangguan ini bersifat temporer, tidak ada kerusakan yang
udaranya, oleh karena itu tidak ada kerusakan yang permanen. Setelah arus
kembali. Jika terjadi gangguan satu fasa ke tanah, arus gangguannya hampir selalu
lebih kecil daripada arus hubung singkat tiga fasa. Berdasarkan ANSI/IEEE Std.
kegagalan suatu perangkat, komponen, atau suatu elemen untuk bekerja sesuai
dengan fungsinya. Gangguan hampir selalu ditimbulkan oleh hubung singkat antar
fase atau hubung singkat fase ke tanah. Suatu gangguan hampir selalu berupa
hubung langsung atau melalui impedansi. Istilah gangguan identik dengan hubung
suatu hubungan abnormal (termasuk busur api) pada impedansi yang relatif rendah
terjadi secara kebetulan atau disengaja antara dua titik yang mempunyai potensial
yang berbeda. Istilah gangguan atau gangguan hubung singkat digunakan untuk
dilakukan analisis hubung singkat sehingga sistem Proteksi yang tepat pada Sistem
Tenaga Listrik dapat ditentukan. Analisis hubung singkat adalah analisis yang
mempelajari kontribusi arus gangguan hubung singkat yang mungkin mengalir pada
setiap cabang didalam sistem (di jaringan distribusi, transmisi, trafo tenaga atau dari
berikut:
2. Untuk menentukan arus gangguan tak simetris bagi gangguan satu dan dua
selama gangguan.
Hubung singkat terjadi akibat dari faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal dari gangguan adalah rusaknya peralatan listrik. Faktor eksternal
adalah antara lain cuaca buruk, seperti badai, hujan, dingin; bencana, seperti gempa
konstruksi, ulah manusia, dan lain-lain. Sebagian besar gangguan terjadi karena
cuaca buruk, yaitu hujan atau badai, dan pohon. Gangguan hubung singkat
yang cukup besar menyebabkan rendahnya kualitas tenaga listrik dan merintangi
gangguan tersebut. Gangguan dapat terdiri dari gangguan temporer atau permanent.
Untuk melindungi jaringan dari gangguan digunakan fuse, recloser atau CB.
asimetris. Gangguan simetris adalah gangguan yang terjadi pada semua fasanya
sehingga arus dan tegangan pada masing-masing fasa bernilai sama, yaitu di
antaranya Hubung Singkat 3 fasa dan Hubung singkat 3 fasa ke tanah. Sedangkan
gangguan simetris adalah gangguan yang mengakibatkan arus yang mengalir pada
setiap fasa tidak seimbang, yaitu di antaranya hubung singkat 1 fasa ke tanah.
Persamaan yang di gunakan untuk menghitung hubung singkat satu phasa ke tanah
𝐼b = 0 ; 𝐼c = 0 ; 𝑉af =𝐼a.𝑍f ; 𝑉 = 0
Untuk persamaan arus yang digunakan diperoleh dari komponen simetris arus :
Keterangan:
system proteksi atau system pengaman. System proteksi atau system pengaman
mempunyai salah satu fungsi yaitu meminimalisir gangguan yang terjadi pada
system tenaga listrik dan tidak terpengaruh pada jaringan listrik yang lain agar
penyaluran energy listrik dapat terus berjalan dengan baik. Ada beberapa pengaman
Secara umum rele proteksi harus bekerja sesuai dengan yang diharapkan dengan
waktu yang cepat sehingga tidak akan mengakibatkan kerusakan, ataupun kalau
suatu peralatan terjadi kerusakan secara dini telah diketahui, atau walaupun terjadi
gangguan tidak menimbulkan pemadaman bagi konsumen. Hal ini dapat dijabarkan
sebagai fungsi dan persyaratan rele pengaman seperti penjelasan berikut. Rele
proteksi adalah susunan peralatan yang direncanakan untuk dapat merasakan atau
mengukur adanya gangguan atau mulai merasakan adanya ketidak normalan pada
peralatan atau bagian sistem tenaga listrik dan segera secara otomatis member
perintah untuk membuka pemutus tenaga untuk memisahkan peralatan atau bagian
dari sistem yang terganggu dan member isyarat berupa lampu dan bel. Rele proteksi
dapat merasakan atau melihat adanya gangguan pada peralatan yang diamankan
dipisahkan sedemikian rupa sehingga system lainnya tetap dapat beroperasi secara
beberapa hal rele hanya member tanda adanya gangguan atau kerusakan, jika
uraian diatas maka rele proteksi pada sistem tenaga listrik berfungsi untuk :
memisahkan secepatnya sehingga sistem lain yang tidak terganggu dapat beropersi
secara normal.
2. Selektif
4. Peka (sensitif)
2.3.3.1 Kepekaan (sensitivity) Pada prinsipnya relay harus cukup peka sehingga
yang minimum. Untuk relay arus-lebih hubung-singkat yang bertugas pula sebagai
pengaman cadangan jauh bagi seksi berikutnya, relay itu harus dapat mendeteksi
arus gangguan hubung singkat dua fasa yang terjadi diujung akhir seksi berikutnya
generator atau trafo, relay yang peka dapat mendeteksi gangguan pada tingkatan
yang masih dini sehingga dapat membatasi kerusakan. Bagi peralatan seperti tsb
diatas hal ini sangat penting karena jika gangguan itu sampai merusak besi laminasi
stator atau inti trafo, maka perbaikannya akan sangat sukar dan mahal. Sebagai
pengaman gangguan tanah pada SUTM, relay yang kurang peka menyebabkan
banyak gangguan tanah, dalam bentuk sentuhan dengan pohon yang tertiup angin,
yang tidak bisa terdeteksi. Akibatnya, busur apinya berlangsung lama dan dapat
menyambar ke fasa lain, maka relay hubung-singkat yang akan bekerja. Gangguan
sedemikian bisa terjadi berulang kali di tempat yang sama yang dapat
mengakibatkan kawat cepat putus. Sebaliknya, jika terlalu peka, relay akan terlalu
sering trip untuk gangguan yang sangat kecil yang mungkin bisa hilang sendiri atau
mendeteksi dan melepaskan bagian yang terganggu), tidak boleh gagal bekerja.
b. Security Yaitu tingkat kepastian untuk tidak salah kerja (keandalan untuk tidak
salah kerja). Salah kerja adalah kerja yang semestinya tidak harus kerja, misalnya
karena lokasi gangguan di luar kawasan pengamanannya atau sama sekali tidak ada
gangguan atau kerja yang terlalu cepat atau terlalu lambat. Salah kerja
prinsipnya pengaman tidak boleh salah kerja, dengan lain perkataan security-nya
harus tinggi.
c. Availabilty Yaitu perbandingan antara waktu di mana pengaman dalam keadaan
elektromekanis, jika rusak/tak berfungsi, tak diketahui segera. Baru diketahui dan
diperbaiki atau diganti. Disamping itu, sistem proteksi yang baik juga juga
arus, dan sirkit sekunder tegangan serta hilangnya tegangan serta hilangnya
tegangan searah (DC voltage), dan memberikan alarm sehingga bisa diperbaiki,
terganggu sekecil mungkin yaitu hanya seksi atau peralatan yang terganggu saja
disebut pengaman yang selektif. Jadi relay harus dapat membedakan apakah:
cepat.
tunda (sebagai pengaman cadangan) atau menahan diri untuk tidak trip.
gangguan, dimana ia tidak harus bekerja sama sekali. Untuk itu relay-relay, yang
waktu (time grading) atau peningkatan setting arus (current grading), atau gabungan
dari keduanya. Untuk itulah rele dibuat dengan bermacam-macam jenis dan
karakteristiknya. Dengan pemilihan jenis dan karakteristik rele yang tepat,
spesifikasi trafo arus yang benar, serta penentuan setting rele yang terkoordinir
dengan baik, selektifitas yang baik dapat diperoleh. Pengaman utama yang
tenaga, generator, dan busbar pada sistem tegangan ekstra tinggi (TET) dibuat
sangat jelas dan pasti, dan tidak sensitif terhadap gangguan diluar kawasannya,
sehingga sangat selektif, tapi tidak bisa memberikan pengamanan cadangan bagi
gangguan, maka bagian yang terganggu harus dipisahkan secepat mungkin dari
bagian sistem lainnya. Waktu total pembebasan sistem dari gangguan adalah waktu
1. Menghindari kerusakan secara thermis pada peralatan yang dilalui arus gangguan
3. Membatasi ionisasi (busur api) pada gangguan disaluran udara yang akan berarti
mempersingkat dead timenya (interval waktu antara buka dan tutup). Untuk
Rele proteksi berfungsi untuk mengamankan peralatan listrik dari kondisi kerja
yang kurang normal atau kondisi gangguan. Jika terjadi kondisi tidak normal pada
peralatan yang diproteksi maka sistem rele proteksi yang digunakan akan
merasakan kondisi tadi dan kemudian member tanda bahaya atau mengerjakan
satau rangkaian dengan peralatan rele pengaman. Oleh sebaba itu pemutuss beban
maksimum, yang dapat mengalir melaluinya. Pemutus beban harus mampu juga
terhadap penutup pada “kondisi hubung singkat” yang kemudian diputuskan sesuai
dengan sinyal yang diterima rele. Fungsi lain dari rele pengaman adalah untuk
mengetahui letak dan jenis gangguan. Sehingga data-data tersebut dapat dipakai
yang diperoleh dari pengaman orang dan hasil pengukuran otomatis. Biasanya
semua data tersebut dianalisa secara efektif guna langkah pencegahan gangguan dan
termasuk rele itu sendiri. Jika dirumuskan maka fungsi rele proteksi adalah sebagai
berikut :
3. Memblok rele-rele lain agar tidak bekerja untuk suatu kondisi tertentu. Dengan
demikian suatu sistem rele proteksi mempunyai peranan yang penting didalam