Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU NIFAS

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA

Satuan Acara Pendidikan Kesehatan

Hari/tanggal : Kamis 11 Juni 2019

Waktu : 30 menit

Tempat pelaksanaan : Ruang Dara RSUD Wangaya

Sasaran : ibu nifas yang dirawat di ruang Dara RSUD Wangaya

Topik kegiatan : Asi Eksklusif

Sub Topik : 1. Definisi Asi Eksklusif

2. Komposisi Asi

3. Keuntungan ASI bagi bayi

4. Keuntungan ASI bagi ibu

5. Langkah-langkah dalam menyusui

6. Tanda bayi cukup ASI

A. Latar belakang

ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah


memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada
bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin. Namun bukan
berarti setelah pemberian ASI eksklusif pemberian ASI eksklusif pemberian ASI
dihentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 2 tahun.

ASI merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, bersifat
alamiah. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa
tambahan makanan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air
putih, serta tanpa tambahan makanan padat , seperti pisang, bubur susu, biscuit,
bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin, mineral, dan obat (Prasetyono, 2009).

Di Indonesia sendiri angka kematian anak dari tahun ke tahun menunjukkan


penurunan. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017
menunjukkan AKN sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup, AKB 24 per 1.000
kelahiran hidup, dan AKABA 32 per 1.000 kelahiran hidup. Walaupun sudah
mengalami penurunan, namun angka tersebut terbilang cukup tinggi. Menghadapi
tantangan tersebut maka perlu adanya program kesehatan anak yang mampu
menurunkan angka kesakitan dan kematian pada bayi dan anak. Salah satu program
dalam proses penurunan angka kematian bayi dan angka kematian balita adalah
program ASI eksklusif, dan penyediaan konsultan ASI eksklusif di Puskesmas atau
Rumah Sakit. Maka dari itu kami memberikan penyuluhan mengenai ASI eksklusif
agar ibu mengetahui pentingnya memeberikan ASI eksklusif.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan sasaran
dapat mengerti dan memahami mengenai pentingnya ASI eksklusif.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan sasaran dapat :
a. Memahami dan mampu menyebutkan kembali definisi ASI eksklusif
b. Memahami dan mampu menyebutkan kembali kandungan ASI
c. Memahami dan mampu menyebutkan kembali keuntungan ASI bagi bayi
d. Memahami dan mampu menyebutkan kembali keuntungan ASI bagi ibu
e. Memahami dan mampu menyebutkan kembali langkah-langkah dalam
menyusui
f. Memahami dan mampu menyebutkan kembali tanda bayi cukup ASI
C. Media penyuluhan
1. Leaflet
2. Lembar balik
D. Metode pelaksanaan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Materi
1. Definisi ASI Eksklusif
2. Kandungan ASI
3. Keuntungan ASI bagi bayi
4. Keuntungan ASI bagi ibu
5. Langkah-langkah dalam menyusui
6. Tanda bayi cukup ASI
F. Pelaksanaan Kegiatan
No URAIAN KEGIATAN WAKTU
1 Pembukaan 5 menit
a. Menyampaikan salam
b. Melakukan perkenalan diri
c. Menyampaikan maksud dan tujuan
d. Menyampaikan kontrak waktu

2 Penyajian materi 20 menit


a. Menjelaskan Definisi Asi Eksklusif
b. Menjelaskan Komposisi Asi
c. Menjelaskan Keuntungan ASI bagi bayi
d. Menjelaskan Keuntungan ASI bagi ibu
e. Menjelaskan Langkah-langkah dalam
menyusui
f. Menjelaskan Tanda bayi cukup ASI
3 Penutup 5 menit
a. Melakukan evaluasi secara lisan
melalui pertanyaan
b. Menyimpulkan materi
c. Salam penutup

G. Seting tempat

P N

F
F

A A A A A

O
Keterangan gambar :

1. P : Penyaji
2. N : Notulen
3. F : Fasilitator
4. A: Audience
5. O : Observer
H. Pengorganisasian :
1. Moderator : Ida Ayu Tisna Emi Payanti
2. Penyaji : Ni Putu Yuni Sukriana Dewi
3. Fasilitator : Made Yayang Anjani
Ni Luh Putu Lisna Okpi Sriantini
Ni Wayan Arminiati
Ni Kadek Ayu Putri Saraswati
Sang Ayu Made Diah Sandra
4. Notulen : Ni Made Andriyani Wiasa
5. Observer : Ni Luh Putu Sinta Dewi
Ni Nyoman Mayanti Anggarista
6. Dokumentasi : Dewa Gede Riski Andriawan
Made Ayu Agnes Pradnya Paramita

I. Job description
1. Moderator
a. Membuka dan menutup acara
b. Memperkenalkan tim
c. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme acara
d. Memberikan umpan balik atau feed back
e. Memfasilitasi diskusi
f. Membuat kesimpulan
2. Penyaji
Menyampaikan materi
3. Notulen
Menulis pertanyaan dan jawaban
4. Observer
Mengobservasi dan mengevaluasi jalannya penyuluhan
5. Fasilitator
a. Memperhatikan kehadiran peserta
b. Memotivasi peserta untuk bertanya
c. Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
6. Dokumentasi
Mendokumentasikan kegiatan penyuluhan

J. Evaluasi

1. Evaluasi struktur

a. Kegiatan SAP
b. Kesiapan media dan tempat
c. Peserta yang hadir minimal 70% dari jumlah peserta di undangan
d. Pengorganisasian dilakukan 1 hari sebelumnya

2. Evaluasi proses

a. Kegiatan dilakukan sesuai dengan waktunya


b. Kegiatan berjalan sesuai SAP
c. Pengorganisasian berjalan dengan job description
d. Peserta antusias terhadap penyuluhan yang dilakukan
e. Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
f. Peserta terlibat aktif dalam kegiatan diskusi

3. Evaluasi hasil

a. Peserta mampu memahami maksud dan tujuan dari diadakannya


penyuluhan tentang asi ekslusif
b. Peserta mengetahui pokok masalah yang telah didiskusikan yaitu tentang
definisi asi ekslusif ,komposisi asi,keuntungan ASI bagi bayi,keuntungan
ASI bagi ibu,langkah-langkah dalam menyusui dan tanda bayi cukup ASI
c. Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
d. Peserta aktif dalam bertanya tentang asi ekslusif
e. peserta mendengarkan materi yang disampaikan oleh penyaji
MATERI PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU NIFAS RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA

1. Apa itu ASI Eksklusif ?

ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa
tambahan makanan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan
air putih, serta tanpa tambahan makanan padat , seperti pisang, bubur susu,
biscuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin, mineral, dan obat
(Prasetyono, 2009).

ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011)


adalah memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman
lain kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin.

Menyusi eksklusif adalah tidak memberi bayi makanan atau minuman


lain, termasuk air putih, selain menyusui ( kecuali obat obatan dan vitamin atau
mineral tetes). Pada Riskesdas 2010, menyusui eksklusif adalah bayi masih
disusui sejak lahir dan tidak pernah mendapatkan makanan atau minuman
selain ASI , selama 24 jam terakhir bayi hanya disusui ( tidak diberi makanan
selain ASI).

2. Apa Saja Kandungan ASI ?


Kandungan ASI nyaris tak tertandingi. ASI mengandung zat gizi yang
secara khusus diperlukan untuk menunjang proses tumbuh kembang otak dan
memperkuat daya tahan alami tubuhnya. Komposisi zat utama dalam ASI:

KADAR ZAT GIZI ASI SUSU SAPI


Protein 12 gr 3,3 gr
Lemak 3,8 gr 3,8 gr
Laktosa 7,0 gr 4,8 gr
Kalori 75,0 Kal 66,0 Kal
Vitamin A 53,0 KI 34,0 KI
Vitamin B1 0,11 mgr 0,42 mgr
Vitamin C 43,0 mgr 1,8 mgr
Kalsium 30,0 mgr 125,0 mgr
Besi 0,15 mgr 0,1 mgr

a. Protein : Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya


berbeda dengan protein yang terdapat dalam susu sapi. Protein dalam
ASI dan susu sapi terdiri dari protein whey dan Casein. Protein dalam
ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserap
oleh usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein
Casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi.
b. Lemak : Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding dengan susu
sapi dan susu formula. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk
mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Terdapat
beberapa perbedaan antara profil lemak yang ditemukan dalam ASI dan
susu sapi atau susu formula. Lemak omega 3 dan omega 6 yang
berperan pada perkembangan otak bayi banyak ditemukan dalam ASI
ASI mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang
dibanding susu sapi yang lebih banyak mengandung asam lemak jenuh.
Seperti kita ketahui konsumsi asam lemah jenuh dalam jumlah banyak
dan lama tidak baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah
c. Laktosa : Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi
sebagai salah satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang
terdapat dalam ASI hampir 2 kali lipat dibanding laktosa yang
ditemukan pada susu sapi atau susu formula. Namun demikian angka
kejadian diare yang disebabkan karena tidak dapat mencerna laktosa
(intoleransi laktosa) jarang ditemukan pada bayi yang mendapat ASI.
Hal ini disebabkan karena penyerapan laktosa ASI lebih baik dibanding
laktosa susu sapi atau susu formula.
d. Vitamin A : Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga
berfungsi untuk mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan
pertumbuhan. ASI mengandung dalam jumlah tinggi tidak saja vitamin
A dan tetapi juga bahan bakunya yaitu beta karoten. Hal ini salah satu
yang menerangkan mengapa bayi yang mendapat ASI mempunyai
tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang baik.
3. Keuntungan ASI bagi bayi
a. ASI dapat mengurangi tingkat depresi pada ibu. Sebuah penelitian terhadap
14 ribu ibu baru, yang dimuat dalam Jurnal Kesehatan Ibu dan Anak,
menunjukkan ibu yang menyusui cenderung terhindar dari masalah
kesehatan mental. Satu dari sepuluh perempuan dunia rentan terkena
depresi, namunjumlah itu turun saat perempuan punya kesempatan untuk
memberikan ASI.
b. ASI meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi. Ibu meneruskan zat
antibodi mereka lewat ASI kepada bayi-bayi mereka, sehingga bayi dapat
membentuk sistem pertahanan tubuh yang kuat untuk melawan virus flu
dan infeksi.
c. ASI membantu memperkuat ikatan emosional antara anak dan ibu.
Kedekatan ini merupakan katalis dalam membangun hubungan yang kuat
antara orang tua dengan anak-anak karena anak akan merasa lebih
terlindungi dan beradaptasi dengan dunia baru di sekitar mereka.
d. ASI mengurangi risiko obesitas. ASI membantu bayi untuk memilih
makanan lebih baik di kemudian hari, yang pada akhirnya memperkecil
risiko obesitas. ASI adalah makanan yang mudah dicerna bayi, sangat
bergizi, dan membantu bayi memutuskan berapa banyak yang bisa dia
konsumsi dan kapan meminumnya.
e. ASI menjadikan anak-anak berperilaku lebih baik. Anak-anak yang minum
ASI dan mampu membentuk ikatan emosional dengan kedua orang tuanya
selama proses menyusui, mampu mengembangkan perilaku yang lebih baik
daripada yang tidak. Namun jika ikatan itu tidak terbentuk, dampaknya bisa
berlawanan.
f. Nutrisi dalam ASI membantu otak anak berkembang sempurna dan lebih
baik daripada nutrisi dalam susu formula.
g. ASI membantu ibu menurunkan berat badan. Proses menyusui membakar
banyak kalori dalam tubuh ibu, sehingga berat badan berlebih selama hamil
dapat cepat turun.
h. ASI mengurangi risiko kanker pada ibu, terutama kanker payudara dan
indung telur.
i. ASI membantu keluarga menghemat anggaran rumah tangga karena gratis.
(Kemenkes, 2019)
4. Keuntungan ASI bagi ibu
a. Memberikan ASI segera setelah melahirkan akan meningkatkan
kontraksi rahim, yang berarti mengurangi pendarahan.
b. Memberikan ASI juga membantu memperkecil ukuran rahim ke ukuran
sebelum hamil.
c. Menyusui (ASI) membakar kalori sehingga membantu penurunan berat
badan lebih cepat.
d. ASI juga dapat dikatakan sebagai alat kontrasepsi alami.
e. Beberapa ahli menyatakan bahwa terjadinya kanker payudara pada
wanita menyusui sangatlah rendah.
5. Langkah-langkah dalam menyusui
a. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun.
b. Perah sedikit ASI dan oleskan ke puting dan areola sekitarnya.
Manfaatnya adalah sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban
puting susu.
c. Ibu duduk dengan santai kaki tidak boleh menggantung.
d. Posisikan bayi dengan benar
1) Bayi dipegang dengan satu lengan. Kepala bayi diletakkan dekat
lengkungan siku ibu, bokong bayi ditahan dengan telapak tangan
ibu.
2) Perut bayi menempel ke tubuh ibu.
3) Mulut bayi berada di depan puting ibu.
4) Lengan yang di bawah merangkul tubuh ibu, jangan berada di
antara tubuh ibu dan bayi. Tangan yang di atas boleh dipegang ibu
atau diletakkan di atas dada ibu.
5) Telinga dan lengan yang di atas berada dalam satu garis lurus.
e. Bibir bayi dirangsang dengan puting ibu dan akan membuka lebar,
kemudian dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan
putting serta areola (daerah gelap di sekitar puting susu) dimasukkan
ke dalam mulut bayi.
f. Cek apakah perlekatan sudah benar
1) Dagu menempel ke payudara ibu.
2) Mulut terbuka lebar.
3) Sebagian besar areola (daerah gelap di sekitar puting susu)
terutama yang berada di bawah, masuk ke dalam mulut bayi.
4) Bibir bayi terlipat keluar.
5) Pipi bayi tidak boleh kempot (karena tidak menghisap, tetapi
memerah ASI).
6) Tidak boleh terdengar bunyi decak, hanya boleh terdengar bunyi
menelan.
7) Ibu tidak kesakitan.
8) Bayi tenang (Indonesian Pediatric society, 2013)

6. Tanda bayi cukup ASI


a. Produksi ASI akan berlimpah pada hari ke-2 sampai ke-4 setelah
melahirkan, nampak dengan payudara bertambah besar, berat, lebih hangat
dan seringkali ASI menetes dengan spontan
b. Bayi menyusu 8 - 12 kali sehari, dengan pelekatan yang benar pada setiap
payudara dan menghisap secara teratur selama minimal 10 menit pada
setiap payudara atau sampai bayi mengacuhkan payudra ibu.
c. Bayi akan tampak puas setelah menyusu dan seringkali tertidur pada saat
menyusu, terutama pada payudara yang kedua
d. Frekuensi buang air kecil (BAK) bayi > 6 kali sehari. Urin berwarna jernih,
tidak kekuningan. Butiran halus kemerahan (yang mungkin berupa kristal
urat pada urin) merupakan salah satu tanda ASI kurang.
e. Frekuensi buang air besar (BAB) > 4 kali sehari dengan volume paling
tidak 1 sendok makan, tidak hanya berupa noda membekas pada popok
bayi, pada bayi usia 4 hari sampai 4 minggu. Sering ditemukan bayi yang
BAB setiap kali menyusu, dan hal ini merupakan hal yang normal
f. Feses berwarna kekuningan dengan butiran-butiran berwarna putih susu
diantaranya (seedy milk), setelah bayi berumur 4 sampai 5 hari. Apabila
setelah bayi berumur 5 hari, fesesnya masih berupa mekoneum (berwarna
hitam seperti ter), atau transisi antara hijau kecoklatan, mungkin ini
merupakan salah satu tanda bayi kurang mendapat ASI.
g. Puting payudara akan terasa sedikit sakit pada hari-hari pertama menyusui.
Apabila sakit ini bertambah dan menetap setelah 5 - 7 hari, lebih-lebih
apabila disertai dengan lecet, hal ini merupakan tanda bahwa bayi tidak
melekat dengan baik saat menyusu. Apabila tidak segera ditangani dengan
membetulkan posisi dan pelekatan bayi maka hal ini akan menurunkan
produksi ASI
h. Berat badan bayi tidak turun lebih dari 10% dibanding berat lahir
(Indonesian Pediatric society, 2013)
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2013. Nilai nutrisi air susu ibu. Indonesian Pedriatric
society. Diunduh pada 4 Juli 2019 http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/nilai-
nutrisi-air-susu-ibu
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2013. Posisi dan perlekatan menyusui dan menyusu
dengan benar. Indonesian Pedriatric society. Diunduh pada 4 Juli 2019
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/posisi-dan-perlekatan-menyusui-dan-
menyusu-yang-benar
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2013. Manajemen laktasi. Indonesian Pedriatric
society. Diunduh pada 4 Juli 2019 http://www.idai.or.id
Pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI. 2014. Situasi dan Analisa Asi
Eksklusif. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Inilah sepuluh manfaat Asi.
Diunduh pada 4 juli 2019. https://www.kemenkes.go.id
The World Health Organization. 2011. The World Health Organization's infant
feeding recommendation. Diunduh pada 4 juli 2019
https://www.who.int/nutrition/topics/infantfeeding_recommendation/en/

Anda mungkin juga menyukai