Bab Iii Teknologi Terapan Dan Tepat Guna Dalam Pelayanan Kehamilan PDF
Bab Iii Teknologi Terapan Dan Tepat Guna Dalam Pelayanan Kehamilan PDF
Pertemuan 4&5
A. OBAT DAN VAKSIN PADA KEHAMILAN
1. Vaksin
Imunisasi yang dilakukan sebelum dan selama kehamilan merupakan tindakan
preventif untuk meningkatkan kekebalan tubuh ibu terhadap infeksi parasit, bakteri,
dan virus. Pemberian vaksin dari virus yang hidup tidk dianjurkan. Karena, selama
hamil daya tahan tubuh ibu sedikit menurun sehingga pemberian vaksin hidup
dikhawatirkan malah menyebabkan infeksi dan membahayakan janin. Imunisasi boleh
diberikan jika vaksinnya mengandung virus mati atau tidak aktif.
Pemberian vaksinasi untuk ibu hamil adalah atas dasar pertimbangan bila penyakit
infeksi yang ingin dicegah itu mempunyai kemungkinan besar bisa menginfeksi ibu hamil
dan efek jelek dari penyakit tersebut adalah sedemikian buruknya, misal menimbulkan cacat
bawaan janin yang melebihi “kemungkinan efek jelek” yang mungkin disebabkan oleh vaksin
itu sendiri.
Vaksin yang diberikan kepada calon ibu yang akan hamil bertujuan sebagi berikut:
1. Vaksinasi pada awal atau sebelum kehamilan berlangsung, tujuannya adalah untuk
mencegah agar supaya selama kehamilan berlangsung, maka ibu akan terhindar dari
beberapa penyakit yang bila diderita oleh ibu yang sedang hamil, akan menyebabkan cacat
fisik bawaan bagi janin yang nanti dilahirkan, misalnya cacat fisik dan kelainan bayi yang
disebut “congenital rubella syndrome“, yang terjadi pada ibu sedang hamil dan
mendapatkan infeksi virus rubella, yang sebenarnya dapat dicegah dengan vaksinasi MMR
pada ibu yang merencanakan akan hamil. Juga jangan dilupakan vaksin tetanus untuk
calon ibu untuk mencegah infeksi kuman tetanus melalui tali pusat bayi atau “tetanus
neonatorum” yang sangat tinggi angka kematiannya pada bayi.
2. Pada saat kehamilan berkangsung, diberikan vaksin untuk mencegah si ibu hamil terhindar
dari penyakit infeksi pernafasan seperti penyakit influenza yang banyak terdapat sekeliling
kita. Dengan pemberian vaksin influenza ini, maka kita dapat mencegah keguguran janin
atau aborsi, atau janin lahir prematur, atau bayi lahir dengan berat badan lahir yang rendah
dan lain-lain hal buruk pada ibu dan janinnya, akibat pengaruh buruk dari penyakit
influenza yang diderita si ibu selama kehamilan.
3. Setelah bersalin dan kehamilan telah selesai, maka si ibu masih perlu diberikan atau
mengulang vaksin untuk mencegah batuk rejan atau pertusis atau “batuk seratus hari“.
Dari penelitian yang dilakukan para ahli kedokteran, terbukti bahwa ibu merupakan
sumber infeksi utama penyakit batuk rejan untuk bayi mereka, setelah itu baru orang tua
dan saudara yang ada disekeliling bayi tersebut,yang akan menjadi sumber yang potensial
untuk menularkan penyakit batuk rejan kepada bayi yang baru lahir ini.
- Vaksin Hepatitis B: Hepatitis B adalah suatu penyakit infeksi hati yang disebabkan
oleh virus, penyakit ini bisa mengakibatkan kerusakan hati berat seperti hati yang
mengeras atau sirosis hati dan bahkan kanker hati dan menyebabkan kematian pada
akhirnya. Sebelum menjadi hamil, seharusnya calon ibu memeriksakan diri untuk
memastikan bahwa dirinya tidak sedang terinfeksi dengan virus Hepatitis B. Karena
untuk bayi yang lahir ini akan terinfeksi juga dari ibu yang positif terinfeksi virus
Hepatitis B, maka begitu bayi dilahirkan, kita harus segera memberikannya vaksin
Hepatitis B ditambah dengan zat immunoglobulin anti Hepatitis B, untuk melawan
infeksi virus Heppatitis B dari ibunya.
- Vaksin Pertusis (batuk rejan atau batuk seratus hari) : batuk rejan atau pertusis
adalah salah satu jenis penyakit yang mudah bisa dicegah dengan vaksinasi. Penyakit ini
disebabkan oleh bakteri yang sangat mudah menyebar dari satu orang ke orang lain melalui
kontak fisik, atau sewaktu batuk dan bersin . Penyakit ini bisa menjadi sedemikian beratnya
bagi bayi, bayi akan batuk-batuk hebat, hingga terjadi sesak nafas dan pada bayi yang masih
- Vaksin Influenza: Vaksin ini aman dan sangat penting untuk wanita hamil sepanjang
waktu musim penyakit influenza, karena wanita hamil bila menderita penyakit influenza
akan mendapatkan komplikasi yang serius baik bagi dirinya sendiri juga bagi janin yang
sedang dalam kandungan. Misalnya ada kemungkinan terjadi kelahiran prematur, bayi lahir
dengan berat badan rendah, dan komplikasi serius lainnya. Vaksinasi influenza untuk wanita
hamil bisa diberikan kapan saja sepanjang waktu kehamilan berlangsung. Sedangkan
vaksinasi influenza bagi bayi adalah setelah bayi berusia 6 bulan atau lebih, demi menjaga
bayi jangan sampai terkena penyakit infleunza, maka sangat dianjurkan vaksinasi influenza
bagi anggota keluarga atau yang merawat bayi tersebut. Vaksinasi influenza sebaiknya
diulang setiap tahun untuk melindungi diri kita terhadap infeksi virus influenza.
- Vaksin Tetanus : Penyakit tetanus adalah sangat berbahaya bagi bayi yang baru
dilahirkan (tetanus neonatorum)dan juga bagi wanita hamil, dengan angka kematian
Sebagai panutan umum, bahwa setiap vaksin yang mengandung antigen hidup yang
dilemahkan (life attenuated vaccines) adalah KONTRA INDIKASI bagi wanita hamil, karena
resiko (meskipun secara teoritis dan kebenarannya belum terbukti) kemungkinan transmisi
virus atau bakteri yang berasal dari vaksin ke janin dan terjadi gangguan perkembangan janin.
Berikut ini adalah jenis vaksin hidup yang dilemahkan (life attenuated vaccines) yang tidak
boleh diberikan kepada wanita hamil, kecuali dalam keadaan luar biasa atau keadaan darurat
medis :
Vaksin influenza hidup (bentuk vaksin influenza semprot hidung), bentuk vaksin
influenza ini belum beredar di Indonesia
Oral Polio Vaccine (OPV), vaksin polio tetes kedalam mulut
Vaksin yang mengandung antigent virus campak
Vaksin yang mengandung antigent virus gondongan
Vakisn yang mengandung antigent virus campak Jerman
Vaksin MMR yang mengandung antigent virus campak, campak Jerman dan
gondongan
Vaksin cacar air Variola
Vaksin typhus oral yang mengandung bakteri hidup yang dilemahkan (Ty21a)
Vaksin Varicella dengan antigent virus hidup yang dilemahkan
Vaksin Demam Kuning atau Yellow fever
2. Obat
Perempuan hamil tidak boleh sembarangan mengonsumsi obat meski ada beberapa
obat yang aman untuk dikonsumsi. Biasanya obat aman itu direkomendasikan oleh dokter.
Obat untuk perempuan hamil dikategorikan sesuai dengan prosedur keselamatan dan sesuai
dengan trimester kehamilan. Ada kategori yang aman dan berbahaya. Inilah kategori obat ibu
hamil:
Obat hamil kategori A merupakan obat paling aman dikonsumsi selama kehamilan,
bahkan aman untuk trimester pertama. Contoh: Vitamin B6, Asam Folat, dan obat
Tiroid
Obat hamil kategori B merupakan obat yang sering dikonsumsi perempuan hamil
tanpa menyebabkan kerusakan atau efek samping. contoh: Antipiretik seperti
Obat hamil kategori C adalah obat hamil yang hanya digunakan jika diperlukan
Obat hamil kategori X paling berbahaya dikonsumsi perempuan hamil karena dapat
menyebabkan cacat lahir. Contoh: thalidomide, salisilat, dan Asprin. Jika obat-obat
ini dikonsumsi pada trimester terakhir dapat meningkatkan risiko perdarahan
B. ALAT
- Fetal Doppler
Adalah merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi denyut jantung bayi, yang
menggunakan prinsip pantulan gelombang elektromagnetik, alat ini adalah sangat
berguna untuk mengetahui kondisi kesehatan janin, sangat disarankan untuk dimiliki
dirumah sebagai deteksi harian, selain aman juga mudah dalam penggunaannya serta
harga yang sangat terjangakau untuk dimiliki
- Staturmeter
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan, alat ini adalah sangat
sederhana pada disainnya karena hanya ditempelkan pada tembok bagian atas dan
ketika akan digunakan hanya perlu untuk menariknya sampai ke bagian kepala teratas,
sehingga dapat diketahui tinggi badan orang tersebut
Pemeriksaan dan pengawasan terhadap ibu hamil sangat perlu dilakukan secara
teratur. Hal ini bertujuan untuk menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak
selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
Selain itu juga untuk mendeteksi dini adanya kelainan, komplikasi dan penyakit yang
biasanya dialami oleh ibu hamil sehingga hal tersebut dapat dicegah ataupun diobati. Dengan
demikian maka angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi dapat berkurang.
a. Pemeriksaan Kehamilan Dini (Early ANC Detection)
Idealnya wanita yang merasa hamil bersedia untuk memeriksakan diri ketika haidnya
terlambat sekurang-kurangnya 1 bulan. Dengan demikian, jika terdapat kelainan pada
kehamilannya tersebut akan lekas diketahui dan segera dapat diatasi. Oleh karena itu, setiap
D. SISTIM
- Pelayanan Deteksi Kehamilan Dengan Program Mobile Obstretical Monitoring Melalui
MOM, dapat mengindentifikasi kehamilan para ibu sesegera mungkin supaya mereka bisa
mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.
- Klas Ibu hamil : Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar
memahami tentang Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan,
perawatankehamilan persalinan, perawatan Nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi
baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.