Status
Ekonomi dengan Kelengkapan Imunisasi Wajib pada Anak Usia 0-12 Bulan di Puskesmas Kampung Sawah
Emir Gahara1, Fitria Saftarina2, Rika Lisiswanti3 dan Azelia Nusa Dewiarti2
1
Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
3
Bagian Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
Abstrak
Imunisasi adalah salah satu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen. Imunisasi
dasar lengkap adalah tercapainya imunisasi untuk 1 dosis BCG, 4 dosis hepatitis B, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, dan 1 dosis
campak secara lengkap pada anak sebelum usia satu tahun. Faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi adalah
status ekonomi dan tingkat pengetahuan ibu. Status ekonomi dan pengetahuan tentang imunisasi akan mempengaruhi
motivasi ibu untuk mengimunisasikan bayinya. Puskesmas Kampung Sawah telah melaksanakan program imunisasi dasar
dengan keberhasilan yang belum optimal (87%). Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu dan status ekonomi dengan kelengkapan imunisasi wajib pada anak usia 1 tahun di Puskesmas Kampung
Sawah. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional untuk menggali ada
tidaknya hubungan antara tingkat pengetahuan dan status ekonomi dengan kelengkapan imunisasi wajib. Penelitian ini
akan dilakukan pada ibu yang mempunyai bayi atau balita yang berada di Puskesmas Kampung Sawah. Dari hasil
pemeriksaan diuji statistik chi square dan rankspearman. Sampel yang didapatkan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi
pada penelitian ini berjumlah 90 responden. Hasil uji rank spearman pada hubungan pengetahuan orang tua bayi terhadap
imunisasi didapatkan p=0,005 (p<0,05). Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan orang tua bayi terhadap
imunisasi. Hasil uji chi-square pada hubungan tingkat sosial ekonomi keluarga terhadap imunisasi didapatkan
p=0,000(p<0,05). Terdapat hubungan antara tingkat sosial ekonomi keluarga terhadap kelengkapan imunisasi.
Korespondensi: Emir Gahara, alamat Jl. P. Niti Adat Gg. Sutan Ibu 1 No. 30 Kedamaian Bandar Lampung, HP 0811727590,
e-mail emirgahara27@gmail.com
hubungan dua variabel atau lebih bila datanya bayi (20,0%). Dari jumlah tersebut terdapat 8
berbentuk skala ordinal. Data yang telah keluarga (8,9%) yang melengkapi imunisasi
diperoleh dari proses pengumpulan data akan dan 10 keluarga (11,1%) yang tidak
diubah kedalam bentuk tabel, kemudian data melengkapi imunisasi.
diolah menggunakan program komputer Tabel 2. Distribusi tingkat sosial ekonomi
dangan α < 0,05.7 keluarga terhadap imunisasi
Penghasila Kelengkapan Imunisasi
Hasil n Tidak
Lengkap
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 90 lengkap Total
orangtua bayi terdapat 38 orang tua (42,2 %) n % n % n %
yang memiliki pengetahuan baik terhadap Rendah
1 11.1 1
imunisasi. Dari jumlah tersebut terdapat 33 (≤1.300.00 8 8.9% 20.0%
0 % 8
orang tua bayi (36,7 %) melengkapi tindakan 0)
imunisasi dan 5 orang tua bayi (5,6 %) tidak Tinggi
6 72.2 7
melengkapi tindakan imunisasi. (>1.300.00 7 7.8% 80.0%
5 % 2
0)
Orang tua bayi yang memiliki
1 18.9 7 81.1 9 100.0
pengetahuan cukup baik terhadap imunisasi Total
7 % 3 % 0 %
berjumlah 38 orang (42,2 %). Dari jumlah
tersebut terdapat 35 orang tua bayi (38,9%) Uji rank spearman pada hubungan
yang melengkapi tindakan imunisasi dan 3 pengetahuan orang tua bayi terhadap
orang tua bayi (3,3 %) tidak melengkapi imunisasi didapatkan p-value = 0,005 dan r =
tindakan imunisasi. Orang tua bayi yang 0,295. Uji chi-square pada hubungan tingkat
memiliki pengetahuan kurang baik terhadap sosial ekonomi keluarga terhadap imunisasi
imunisasi berjumlah 14 orang (15,6 %). Dari didapatkan nilai chi-square = 19,744 dan p-
jumlah tersebut terdapat 5 orang tua bayi value = 0,000.
(5,6%) yang melengkapi tindakan imunisasi
dan 9 orang tua bayi (10,0 %) tidak Pembahasan
melengkapi tindakan imunisasi Berdasarkan hasil analisis bivariat
analitik dengan menggunakan uji rank
Tabel 1. Distribusi Pengetahuan orang tua
spearman didapatkan p-value = 0,005 lebih
terhadap kelengkapan Imunisasi
kecil dari taraf signifikansi yang digunakan (α =
Pengetahu Kelengkapan Imunisasi
an
0,05) dan nilai r hitung (0,295) yang lebih
Tidak
Lengkap besar dari r tabel (0,286) dengan demikian
lengkap Total
n % n % n %
hasil ini dinyatakan bermakna dengan r hitung
10.0 1 (0,295) berarti korelasi memiliki keeratan
Kurang baik 9
%
5 5.6%
4
15.6% lemah.8
3 38.9 3 Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan
Cukup baik 3 3.3% 42.2%
5 % 8 pada penelitian ini yang menyatakan ada
3 36.7 3 hubungan yang bermakna antara
Baik 5 5.6% 42.2%
3 % 8 pengetahuan orang tua bayi terhadap
1 18.9 7 81.1 9 100.0 imunisasi, dapat diterima. Sehingga dapat
Total
7 % 3 % 0 % dinyatakan adanya keeratan lemah pada
hubungan pengetahuan orang tua bayi
Dari tabel 2 menunjukkan bahwa dari terhadap imunisasi. Hal ini didukung oleh
90 keluarga terdapat 72 keluarga (80,0%) yang penelitian, yang menyatakan bahwa
memiliki tingkat sosial ekonomi tinggi yang pengetahuan dan sikap orang tua terutama
melengkapi imunisasi. Dari jumlah tersebut ibu sangat penting untuk memahami tentang
terdapat 65 keluarga (72,2%) yang manfaat imunisasi bagi anak Indonesia.3
melengkapi imunisasi dan 7 keluarga (7,8%) Hal ini juga didukung oleh Ayubi yang
yang tidak melengkapi imunisasi. Keluarga menyatakan bahwa faktor yang
yang memiliki tingkat sosial ekonomi rendah mempengaruhi kelengkapan imunisasi adalah
terhadap imunisasi berjumlah 18 orang tua status ekonomi dan tingkat pengetahuan ibu.5
Majority | Volume 4 | Nomor 9 | Desember 2015 |146
Emir Gahara, Fitria Saftarina, Rika Lisiswanti dan Azelia Nusa Dewiarti | Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dan Status
Ekonomi dengan Kelengkapan Imunisasi Wajib pada Anak Usia 0-12 Bulan di Puskesmas Kampung Sawah
Status ekonomi dan pengetahuan tentang responden yang memiliki tingkat sosial
imunisasi akan mempengaruhi motivasi ibu ekonomi rendah yaitu 18 responden (20%)
untuk mengimunisasikan bayinya dengan terdapat 8 responden (8,9%) yang melengkapi
tepat sesuai jadwal yang telah ditentukan. tindakan imunisasi dan 10 responden (11,1%)
Rendahnya tingkat pengetahuan orang tua yang tidak melengkapi tindakan imunisasi.
akan pentingnya imunisasi bagi anak serta Berdasarkan hasil analisis bivariat
status ekonomi yang rendah juga berperan analitik dengan menggunakan uji chi-square
dalam mempengaruhi prilaku orang tua untuk didapatkan p-value = 0,000 lebih kecil dari
mengikut sertakan dalam kegiatan imunisasi.6 taraf signifikansi yang digunakan (α = 0,05)
Pengetahuan itu sendiri merupakan menjadikan hipotesis nol (Ho) ditolak dan
hasil dari tahu dan ini terjadi setelah hipotesis kerja (Ha) dapat diterima. Oleh
seseorang melakukan penginderaan terhadap karena itu hipotesis kerja (Ha) yang diajukan
suatu obyek tertentu. Penginderaan ini terjadi pada penelitian ini yang menyatakan ada
melalui panca indera manusia, yaitu indera hubungan antara tingkat sosial ekonomi
penglihatan, pendengaran, penciuman, keluarga terhadap kelengkapan imunisasi
perasaan dan perabaan. Pengetahuan dapat diterima. Sehingga dapat dinyatakan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. hipotesis nol (Ho) ditolak yaitu tidak ada
Pengetahuan juga dapat di definisikan sebagai hubungan yang bermakna antara tingkat sosial
kumpulan informasi yang di perbarui yang ekonomi keluarga terhadap kelengkapan
didapat dari proses belajar selama hidup dan imunisasi.
dapat dipergunakan sewaktu-waktu sebagai Hasil penelitian ini didukung oleh
alat penyesuaian diri baik terhadap diri sendiri pernyataan Menurut Faturrahman dan Mollo
atau lingkungannya. Pengetahuan merupakan (1995) dalam Sumiarto yaitu tingkat
domain yang sangat penting untuk pendapatan berkaitan dengan kemiskinan
terbentuknya perilaku terbuka.9 yang akan berpengaruh pada status kesehatan
Dari hasil analisis data, dapat masyarakat (Sumiarto, 1993). Bila ditinjau dari
diketahui jumlah responden yang memiliki faktor sosial ekonomi, maka pendapatan
tingkat sosial ekonomi tinggi sebanyak 72 merupakan salah satu faktor yang
responden (80%). Responden yang termasuk mempengaruhi tingkat wawasan masyarakat
dalam kriteria ini adalah responden yang mengenai kesehatan lingkungan.10
dapat mengisi pertanyaan pada kuesioner Penelitian terhadap status sosial
dalam kelompok pertanyaan “jumlah ekonomi yang rendah memliliki tingkat
pendapatan keluarga perbulan” dengan kesehatan yang lebih rendah dibandingkan
kriteria nilai berdasarkan total skor lebih besar dengan status sosial ekonomi yang tergolong
dari Rp. 1.300.000,00. Sedangakan sisanya 18 tinggi. Beberapa studi telah mencari bukti
responden (20%) memiliki tingkat sosial nyata di dalam kondisi kehidupan dengan
ekonomi yang rendah. Responden yang menjadikan kemiskinan sebagai objeknya dan
termasuk dalam kriteria ini adalah responden berbagai penjelasan yang tidak adekuat untuk
yang dapat mengisi pertanyaan pada menjelaskan perbedaan kesehatan diantara
kuesioner dalam kelompok pertanyaan sosial ekonomi rendah dengan sosial ekonomi
“jumlah pendapatan keluarga perbulan” tinggi. 6
dengan kriteria nilai berdasarkan total skor
lebih kecil dari Rp. 1.300.000,00. Simpulan
Kemudian dari hasil kedua analisis Terdapat hubungan tingkat
tersebut, dilakukan analisis bivariat untuk pengetahuan ibu dan status ekonomi dengan
menentukan analisis variasi distribusinya. Dari kelengkapan imunisasi wajib pada anak usia 1
hasil analisis bivariat deskriptif diketahui tahun di Puskesmas Kampung Sawah.
bahwa dari 72 responden (80%) yang memiliki
tingkat sosial ekonomi tinggi terdapat 65 Daftar Pustaka
responden (72,2%) yang melengkapi tindakan 1. Ari Prayogo, Astri Adelia, Cathrine, Astri
imunisasi dan 7 responden (7,8%) yang tidak Dewina, Bintang Pratiwi, Benjamin
melengkapi tindakan imunisasi. Dan untuk Ngatio, dkk. Kelengkapan imunisasi dasar
pada anak usia 1-5 tahun. Jurnal Sari 6. Widiastuti YP dkk. Analisis faktor yang
Pediatri. 2009; 11(1): 15-20. berhubungan dengan perilaku ibu dalam
2. IDAI. Pedoman imunisasi di indonesia. memberikan imunisasi dasar kepada
Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter bayinya di desa Banyutowo Kabupaten
Anak Indonesia; 2008. Kendal. Jurnal PDII [internet]. 2008
3. Ranuh IGN. Imunisasi upaya pencegahan [disitasi tanggal 20 Septermber 2014];
primer. Dalam: Ranuh IGN, Suyitno H, 1(1):1-24. Tersedia dari:
Hadinegoro SRS, Kartasasmita CB, http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/
Ismoedijanto, Soedjatmiko, editor. 1108714.pdf
Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi ke- 7. Dahlan MS. Besar Sampel dan Cara
3. Jakarta: Satgas Imunisasi-IDAI; 2008. Pengambilan Sampel. Jakarta: Salemba
hlm. 2-9. Medika; 2008.
4. Riskesdas. Badan Penelitian dan 8. Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu
Pengembangan Kesehatan Kementerian Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: Cipta; 2002.
Riskesdas; 2013. 9. Notoatmojo S. Ilmu perilaku kesehatan.
5. Ayubi D. Kontribusi pengetahuan ibu Jakarta: Rhineka Cipta; 2010.
terhadap status imunisasi anak di tujuh 10. Sumiarto. Perumahan dan pemukiman,
provinsi di Indonesia. Jurnal sejarah dan tantangan di depan. Forum
Pengembangan Manusia. 2009; 7(1):1-8. perencanaan pembangunan. 1993; 1(2).