Isi 4
Isi 4
PENDAHULUAN
1
pengembangan UKBM yang melaksanakan surveilans berbasis masyarakat.
Dalam perkembangan pemberdayaan masyrakat sampai dewasa ini, telah
tumbuh dan berkembang berbagai UKBM. Berbagai UKBM yang telah
berkembang, antara lain Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Upaya
Kesehatan Kerja (Pos UKK), Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren), Pos
Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM), Pos Malaria
Desa (Posmaldes), Pos TB Desa, Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Pondok
Bersalin Desa (Polindes).
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan
kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
Poskesdes dibentuk sebagai upaya untuk mendekatkan pelayanan
kesehatan dasar setiap hari bagi masyarakat di desa serta sebagai
sarana untuk mempertemukan upaya masyarakat dan dukungan
Pemerintah.
Pelayanan Poskesdes meliputi upaya promotif, preventif, dan
kuratif sesuai dengan kewenangannya yang dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan dengan melibatkan kader kesehatan. (Petunjuk teknis
pengembangan danpenyelenggaraan pos kesehatan desa, Kemenkes RI
2012; 5)
2. Tujuan Khusus
a. Terselenggaranya upaya pemberdayaan masyarakat dalam rangka
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya
di bidang kesehatan.
b. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan (bidan) dan kader kesehatan.
c. Terselenggaranya pengamatan, pencatatan, dan pelaporan dalam
rangka meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan
masyarakat terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan, terutama penyakit menular dan penyakit
yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) serta
faktor- faktor risikonya (termasuk status gizi dan ibu hamil yang
berisiko).
4
2.1.3 Sasaran Poskesdes
Wanita usia subur, ibu pra hamil ,ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
bayi dan seluruh anggita masyarakat lainya, dan anggota masyarakat
lainya.
5
kesehatan anak.
b. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit,
terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
menimbulkan kejadian luar biasa (KLB), penyakit tidak
menular dan faktor risikonya (termasuk status gizi) serta
kesehatan ibu hamil yang berisiko.
c. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan
penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, penyakit tidak
menular serta faktor-faktor risikonya (termasuk kurang gizi).
d. Kesiapsiagaandanpenanggulanganbencanadankegawat-
daruratan kesehatan melalui metode simulasi.
6
petugas kesehatan, kader kesehatan, pembinaan administrasi, termasuk
pengelolaan keuangan.
7
b. Ikut menciptakan suasana kondusif bagi kelancaran
pelaksanaan Poskesdes.
3. Petugas Puskesmas
a. Melaksanakan monitoring, pembinaan, dan evaluasi berkaitan
dengan teknis medis (pelatihan, supervisi, dsb).
b. Melaksanakan advokasi kepada pejabat dan kelompok
potensial lainnya.
c. Menggalang informasi kesehatan dari hasil pelaporan.
d. Melakukan fasilitasi pelayanan kesehatan apabila diperlukan.
4. Camat
a. Mengkoordinasikan seluruh potensi yang ada.
b. Mengupayakan infrastruktur Poskesdes.
c. Menggalang dana untuk operasional Poskesdes serta
pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif.
d. Membahasperencanaan Poskesdesbersamadenganforum
desa tingkat kecamatan serta pemangku kepentingan
terkait berdasarkan pelaporan yang disampaikan oleh
forum dan kelurahan siaga aktif tingkat desa.
e. Menggalang kader kesehatan dan tim penggerak PKK.
f. Melaksanakan pembinaan administrasi.
8
e. Melakukan advokasi ke berbagai pihak (pemangku
kepentingan) tingkat kabupaten/kota dalam rangka
pengembangan Poskesdes.
f. Bersama Puskesmas melakukan pemantauan, bimbingan
dan evaluasi teknis terhadap Poskesdes.
g. Menyediakan dukungan anggaran dan sumberdaya bagi
kesinambungan dan kelestarian Poskesdes dan
pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif.
h. Memasukkan perencanaan Poskesdes yang termasuk
dalam perencanaan pengembangan desa dan kelurahan
siaga aktif dalam musyawarah rencana pembangunan
Kabupaten/Kota.
i. Membahas perencanaan Poskesdes bersama dengan
Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Desa dan
kelurahan siaga aktif tingkat Kabupaten/Kota serta
pemangku kepentingan terkait berdasarkan pelaporan yang
disampaikan oleh forum desa dan kelurahan siaga aktif
tingkat kecamatan.
9
Poskesdes.
f. Menyediakan dukungan sumberdaya dan stimulan.
g. Membahas perencanaan Poskesdes bersama dengan
Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif tingkat Provinsi
serta pemangku kepentingan terkait berdasarkan pelaporan
yang disampaikan oleh Pokjanal dan kelurahan siaga aktif
tingkat Kabupaten/Kota.
10
penyelenggaraan Poskesdes.
• Menggerakkan masyarakat untuk
mengelola, menyelenggarakan dan memanfaatkan
Poskedes.
• Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan
dalam mendukung kegiatan Poskesdes.
C. Tokoh Masyarakat
Pelaksanaan Kegiatan
A. Kegiatan
11
tetanus pada saat proses persalinan.
c. Pemberian tablet tambah darah (Fe) untuk mencegah
timbulnya anemia/kurang darah.
d. Penyuluhan atau konseling tentang gizi dan kehamilan serta
KB setelah persalinan.
e. Penyelenggaraan kelas ibu hamil.
f. Penanganan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK).
g. Pertolongan persalinan aman, termasuk pencegahan infeksi.
h. Kunjungan ibu nifas.
i. Rujukan ke Puskemas/rumah sakit untuk kasus kehamilan/
persalinan/nifas yang tidak dapat ditangani di Poskesdes.
12
menular dan faktor risikonya (termasuk status gizi) serta
kesehatan ibu hamil yang berisiko.
b. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan
penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, penyakit tidak
menular serta faktor-faktor risikonya (termasuk kurang gizi).
c. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan melalui metode simulasi.
B. Waktu Penyelenggaraan
C. Tempat Penyelenggaraan
13
swadaya
b. Tersedia tanah/lahan yang tidak bermasalah atau bukan
lahan sengketa
c. Beberapa pertimbangan lokasi, antara lain:
1) Ketersediaan lahan di tengah pemukiman warga
2) Mudah dijangkau oleh masyarakat (transportasi)
3) Keamanan petugas kesehatan terjamin
4) Tidak berdekatan dengan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya
d. Adanya kesepakatan dalam pembangunan poskesdes
yang didasari oleh musyawarah masyarakat desa
2. Kriteria Teknis
a. Luas bangunan
1) Luasruangan/bangunandisesuaikanketersediaanlahan
sambil memperhatikan kebutuhan minimal pelayanan/
kegiatan dan hal-hal yang berkaitan pemenuhan
kebutuhan, baik perempuan maupun laki-laki,
termasuk ibu hamil, usia lanjut, dan penyandang
cacat.
2) Jumlah ruangan dan kebutuhan sarana disesuaikan
dengan jenis pelayanan/kegiatan yang dilaksanakan.
3) Pembangunan Poskesdes yang baru diprioritaskan
menggunakan bahan bangunan yang berasal dari
daerah setempat.
4) Bentuk luar dari Poskesdes dapat disesuaikan dengan
model rumah adat setempat.
14
maupun laki-laki, termasuk ibu hamil, usia lanjut, dan
penyandang cacat. Pada pelaksanaan pelayanan kesehatan
di dalam Poskesdes, ruangan atau tempat yang ada dapat
berfungsi sebagai:
1) Tempat pendaftaran
2) Tempat tunggu
3) Ruang pemeriksaan
4) Ruang tindakan (persalinan)
5) Ruang rawat inap persalinan
6) Ruang petugas
7) Tempat konsultasi (gizi, sanitasi, dll)
8) Tempat obat
9) Ruang Laktasi
10)Kamar mandi dan toilet
C. PERALATAN POSKESDES
15
Puskesmas.
c. Bantuan donatur/dunia usaha/swasta di bawah koordinasi
Dinas Kesehatan setempat.
d. Pengadaan alat Poskesdes dengan fasilitasi Pemerintah
(Pusat atau Daerah).
2. Obat-obatan
Jenis dan jumlah obat-obatan yang perlu disediakan
Poskesdes sesuai dengan jenis pelayanan yang
diselenggarakan, yang penetapannya berkoordinasi dengan
Puskesmas setempat. Penyediaan obat Poskesdes dapat
dilaksanakan dengan:
a. Swadaya masyarakat dibawah pengawasan dan pembinaan
Puskesmas.
b. Bantuan donatur/dunia usaha/swasta dengan pengawasan
dan pembinaan Dinas Kesehatan setempat.
c. Fasilitasi pemerintah (Pusat atau Daerah)
melalui Puskesmas.
1. Tenaga Poskesdes
a. Tugas masing-masing pelaksana sesuai dengan
kompetensi, kemampuan dan kewenangannya.
1) Bidan:
• Memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada
masyarakat
• Melakukan pengamatan epidemiologis sederhana
16
terhadap penyakit, terutama penyakit menular dan
penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian
luar biasa (KLB), penyakit tidak menular dan
faktor risikonya (termasuk status gizi) serta
kesehatan ibu hamil yang berisiko.
• Melakukan penanggulangan penyakit, terutama
penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
menimbulkan KLB, serta penyakit tidak menular
dan faktor-faktor risikonya (termasuk kurang gizi).
• Melaksanakan kesiapsiagaan dan penanggulangan
bencana serta kegawatdaruratan kesehatan melalui
metode simulasi.
• Melakukan pencatatan pelaporan terkait pelayanan
kesehatan dasar yang diberikan.
2) Kader Kesehatan:
• Membantu Bidan dalam memberikan pelayanan
kesehatan dasar kepada masyarakat.
• Melakukan pengamatan epidemiologis sederhana
terhadap penyakit, terutama penyakit menular dan
penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian
luar biasa (KLB), penyakit tidak menular dan
faktor risikonya (termasuk status gizi) serta
kesehatan ibu hamil yang berisiko.
• Menggerakkan partisipasi masyarakat dalam
mengembangkan Poskesdes.
• Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan.
17
Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di
Poskesdes minimum satu kali dalam sebulan. Peran petugas
Puskesmas sebagai berikut.
a. Memberikan bimbingan dan pembinaan kader kesehatan
dan tenaga kesehatan dalam penyelenggaraan Poskesdes.
b. Menyelenggarakan pelatihan atau penyegaran atau
orientasi bagi kader kesehatan dan tenaga kesehatan
Poskesdes.
c. Melakukan analisis hasil kegiatan Poskesdes, menyusun
rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai
dengan kebutuhan Poskesdes bekerja sama dengan Forum
Desa.
d. Menerima konsultasi/rujukan dalam menangani berbagai
kasus kesehatan yang tidak dapat ditanggulangi oleh
pelaksana Poskesdes.
e. Mendukung pemenuhan/pengadaan alat dan obat-obatan
yang dibutuhkan Poskesdes (jika diperlukan).
f. Melakukan konsultasi kepada Dinas Kesehatan setempat
mengenai permasalahan yang dihadapi di Poskesdes baik
dari segi tenaga, peralatan dan sarana lain serta dana.
F. PEMBIAYAAN
a. Sumber Biaya
Pembiayaan Poskesdes berasal dari berbagai sumber, antara lain:
1) Masyarakat
1. luran pengguna/pengunjung Poskesdes.
2. luran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat.
3. Sumbangan/donatur dari perorangan atau kelompok
masyarakat.
4. Mobilisasi dana sosial lainnya.
2) Swasta/dunia usaha peran aktif swasta/dunia usaha juga
diharapkan dapat menunjang pembiayaan Poskesdes. Bantuan
18
yang diberikan dapat berupa dana, sarana, prasarana, atau
tenaga, yakni sebagai sukarelawan Poskesdes.
3) Hasil Usaha
c. Pola Tarif
Penetapan tarif pelayanan di Poskesdes dilakukan melalui
19
musyawarah masyarakat desa dengan fasilitasi Puskesmas, dan
ditetapkan dengan Surat Keputusan kepala Desa. Prinsip yang
perlu dipegang adalah bahwa besaran tarif tidak membebani
masyarakat dan dapat digunakan untuk operasional Poskesdes.
1. Pencatatan
Pencatatan dilakukan oleh kader kesehatan dan tenaga
kesehatan segera setelah kegiatan dilaksanakan. Pencatatan
dilakukan dengan menggunakan format yang ada, antara lain:
a. Buku catatan sasaran Poskesdes, yang mencatat jumlah
seluruh warga dan masyarakat sekitarnya.
b. Buku catatan rekapitulasi kegiatan pelayanan Poskesdes.
c. Buku catatan kegiatan pertemuan yang diselenggarakan
oleh Poskesdes.
d. Buku catatan kegiatan usaha, apabila Poskesdes
menyelenggarakan kegiatan usaha.
e. Buku pengelolaan keuangan.
f. Dan lain-lain sesuai kegiatan yang dilaksanakan dan
kebutuhan Poskesdes yang bersangkutan.
2. Pelaporan
Kegiatan yang menyangkut pelayanan kesehatan oleh
tenaga kesehatan Poskesdes, tetap harus dilaporkan oleh tenaga
Poskesdes dengan mengacu format pelaporan Puskesmas
disesuaikan dengan kegiatan di Poskesdes. Pelaporan dilakukan
minimal satu bulan sekali pada saat diselenggarakannya
Lokakarya Mini Puskesmas.
Setiap Puskesmas harus menunjuk petugas yang
bertanggung jawab untuk melakukan pembinaan pencatatan dan
pelaporan terkait dengan pelayanan kesehatan dasar di
Poskesdes. Berkaitan dengan pertanggungjawaban administrasi
20
dan keuangan, Poskedes melaporkan kepada Pengurus
Poskesdes dan Kepala Desa.
2.2.2 Tujuan
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan
penemuan dini faktor risiko PTM.
2.2.3 Sasaran
Sasaran utama adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan
penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas.
2.2.4 Pembentukan
Pada prinsipnya pembentukan Posbindu didasarkan atas kebutuhan
masyarakat usia lanjut tersebut. Ada beberapa pendekatan yang
digunakan dalam pembentukan posbindu dimasyarakat sesuai dengan
kondisi dan situasi masing-masing daerah, misalnya mengambangkan
kelompok-kelompok yang sudah ada seperti kelompok pengajian,
kelompok jemaat gereja, kelompok arisan usia lanjut dan lain-lain.
21
Pembentukan Posbindu dapat pula menggunakan pendekatan
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).
Pendekatan PKM merupakan suatu pendekatan yang sudah umum
dilaksanakan dan merupkan pendekatan pilihan yang dianjurkan untuk
pembentukan Posbindu baru. Langkah-langkahnya meliputi:
1. Pertemuan tingkat desa
2. Survey mawas diri
3. Musyawarah Masyarakat Desa
4. Pelatihan kader
5. Pelaksanaan upaya kesehatan oleh masyarakat
6. Pembinaan dan pelestarian kegiatan
2.2.5 KOMPONEN
3. Anggota Kelompok
22
Jumlah anggota kelompok Posbindu berkisar antara 50-100 orang.
Perlu diperhatikan juga jarak antara sasaran dengan lokasi
kegiatan dalam penentuan jumlah anggota, sehingga apabila
terpaksa tidak tertutup kemungkinan anggota Posbindu kurang dari
50 orang atau lebih dari 100 orang.
4. Kader
Jumlah kader di setiap kelompok tergantung pada jumlah anggota
kelompok, volume dan jenis kegiatannya, yaitu sedikitnya 3 orang.
5. Pendanaan
Pendanaan bisa bersumber dari anggota kelompok Posbindu, berupa
iuran atau sumbangan anggota atau sumber lain seperti donatur atau
sumber lain yang tidak mengikat.
2.2.6 Pembinaan
Kegiatan pembinaan antara lain dilakukan terhadap Posbindu PTM
secara periodik oleh Puskesmas atau Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Kegiatan pembinaan antara lain adalah :
1. Penyelenggaraan forum komunikasi,
23
bentuk buku pengetahuan dan barang yang dapat digunakan kader
dalam menjalankan tugasnya. Tujuan kegiatan ini untuk memacu
kader dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya
sehingga berperilaku hidup bersih dan sehat agar menjadi
panutan masyarakat dan makin aktif dalam
penyelenggaraan Posbindu-PTM
5. Pendampingan,
oleh Puskesmas dengan memberikan bantuan teknis dan
fasilitas secara berkala dan berkesinambungan.
24
olahraga bersama, sarasehan dan lainnya. Hari dan waktu yang
dipilih sesuai dengan kesepakatan serta dapat saja disesuaikan
dengan situasi dan kondisi setempat.
B. Tempat
Tempat pelaksanaan sebaiknya berada pada lokasi yang
mudah dijangkau dan nyaman bagi peserta. Posbindu PTM dapat
dilaksanakan di salah satu rumah warga, balai desa/kelurahan, salah
satu kios di pasar, salah satu ruang perkantoran/klinik perusahaan,
ruangan khusus di sekolah, salah satu ruangan di dalam lingkungan
tempat ibadah, atau tempat tertentu yang disediakan oleh
masyarakat secara swadaya.
C. Pelaksanaan Kegiatan
Posbindu PTM dilaksanakan dengan 5 tahapan layanan yang
disebut sistem 5 meja, namun dalam situasi kondisi tertentu dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama. Kegiatan
tersebut berupa pelayanan deteksi dini dan tindak lanjut sederhana
serta monitoring terhadap faktor risiko penyakit tidak menular,
termasuk rujukan ke Puskesmas. Dalam pelaksanaannya pada
setiap langkah secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut;
25
namun sebaiknya setiap kader memahami semua peranan tersebut,
pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan kesepakatan.
BAB III
26
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pos Kesehatan Desa, yang disingkat dengan Poskesdes, adalah
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di
desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar
bagi masyarakat desa. Pelayanan Poskesdes meliputi upaya promotif,
preventif, dan kuratif sesuai dengan kewenangannya yang dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan dengan melibatkan kader kesehatan. Sasaran dari
Poskesdes yaitu wanita usia subur, ibu pra hamil ,ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, bayi dan seluruh anggita masyarakat lainya, dan anggota masyarakat
lainya. Sedangkan Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam
melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama
yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Dan sasaranya
utamanya adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM
berusia 15 tahun ke atas.
3.2 Saran
Setelah kita membaca makalah diatas, diharapkan kita sebagai perawat
dapat mengerti dan memahami konsep Poskesdes dan Posbindu, juga dapat
menerapkan dan memberikan sebuah informasi akan pelayanan kesehatan
yang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.
27