Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keluarga


Pengertian keperawatan kesehatan keluarga (Family Health Nursing)
dapat dinyatakan berdasar berbagai sumber sebagai berikut:
1. Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional, dan sosial dari individu-individu yang ada di dalamnya
terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai
tujuan bersama (Friedman, 1998).
2. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan,
darah, dan ikatan adopsi yang hidup bersama dalam satu rumah tangga,
anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dengan
peran sosial keluarga (Burgess dkk, 1963).
3. Keluarga adalah suatu sistem yang berisi dua atau lebih orang yang hidup
bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau adopsi, atau
tinggal bersama dan saling menguntungkan, mempunyai tujuan bersama,
menpunyai generasi penerus, saling pengertian dan saling menyayangi
(Murray & Zentner, 1997).
4. Keluarga adalah kumpulan dua atau lebih individu yang saling tergantung
satu sama lainnya untuk emosi, fisik, dan dukungan ekonomi (Hanson,
1996).
5. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan
perkawinan, darah atau adopsi dan hidup dalam satu rumah yang saling
berinteraksi satu sama lain dalam perannya masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan (Baylon dan
Maglaya, 1978).
6. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat

4
di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergatungan (Dep Kes R.I,
1988).
7. Keluarga menurut Struart (1991), meliputi 5 sifat yaitu:
a. Keluarga merupakan unit suatu sistem.
b. Setiap anggota keluarga dapat atau tidak dapat saling berhubungan atau
dapat dan tidak selalu tinggal dalam satu atap.
c. Keluarga dapat mempunyai anak ataupun tidak mempunyai anak.
d. Terdapat komitmen dan saling melengkapi antar anggota keluarga.
e. Keluarga mempertahankan fungsinya secara konsisten terhadap
perlidungan, kebutuhan hidup, dan sosialisasi antar anggota keluarga.
Keluarga merupakan subsistem komunitas sebagai sistem sosial yang
bersifat unik dan dinamis. Oleh karena itu, perawat komunitas perlu
memberikan intervensi pada keluarga untuk membantu keluarga dalam
mencapai derajat kesehatan yang diinginkan, dengan mengambil langkah
peningkatan pemberdayaan peran keluarga. Allender & Spradley, (1997)
memberikan alasan mengapa keluarga menjadi penting, karena keluarga
sebagai sistem, membutuhkan pelayanan kesehatan seperti halnya individu
agar dapat melakukan tugas sesuai perkembangannya. Tingkat kesehatan
individu berkaitan dengan tingkat kesehatan keluarga, begitu juga sebaliknya
dan tingkat fungsional keluarga sebagai unit terkecil dari komunitas dapat
mempengaruhi derajat kesehatan sistem di atasnya. Keluarga sebagai suatu
sistem, dimana sistem keluarga merupakan bagian dari suprasistem yang
lebih besar dan disusun dari beberapa subsistem, perubahan pada salah satu
anggota keluarga akan mempengaruhi semua anggota keluarga. Mempelajari
keluarga secara utuh lebih mudah daripada mempelajari masing-masing
anggotanya.
Keluarga merupakan sentral pelayanan keperawatan karena keluarga
merupakan sumber kritikal untuk pemberian pelayanan keperawatan,
intervensi yang dilakukan pada keluarga merupakan hal penting untuk
pemenuhan kebutuhan individu. Disfungsi apapun yang terjadi pada keluarga
akan berdampak pada satu atau lebih anggota keluarga atau keseluruhan
keluarga, bila ada satu orang yang sakit akan berpengaruh pada keluarga

5
secara keseluruhan. Adanya hubungan yang kuat antara keluarga dan status
kesehatan setiap anggota keluarga, sangat memerlukan peran keluarga pada
saat menghadapi masalah yang terjadi pada keluarga. Juga keluarga
merupakan sistem pendukung yang vital untuk individu, merupakan support
sistem utama individu dengan mengkaji setiap sumber yang tersedia.
Karakteristik keluarga yang sehat, bila anggota keluarganya
berinteraksi satu dengan yang lainnya, anggota keluarga terlibat dalam peran
masing-masing secara fleksibel, anggota keluarga selalu termotivasi untuk
berkomunikasi dengan keluarga lainnya dan juga dengan masyarakat sekitar
serta setiap anggota keluarga menguasai salah satu tugas keluarga seperti
pengambilan keputusan atau upaya pencarian informasi.
2.2 Tipe Keluarga
Berbagai bentuk dan tipe keluarga, berdasarkan sumber, dibedakan
berdasarkan keluarga tradisional dan keluarga non tradisional seperti:
1. Menurut Maclin (1988), pembagian tipe keluarga:
a. Keluarga tradisional
1) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak-
anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama.
2) Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu kelurga hanya dengan satu
orang yang mengepalai akibat dari perceraian, pisah atau
ditinggalkan.
3) Pasangan inti, hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau
tidak ada anak yang tinggal bersama mereka.
4) Bujang dewasa yang tinggal sendirian.
5) Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari
nafkah, istri tinggal dirumah dengan anak sudah kawin atau bekerja.
6) Jaringan keluarga besar: terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau
anggota keluarga yang tidak menikah hidup berdekatan dalam
daerah geografis.
b. Keluarga non tradisional
1) Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak
menikah ( biasanya terdiri dari ibu dan anak saja ).

6
2) Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai anak.
3) Keluarga gay/ lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin sama
hidup bersama sebagai pasangan yang menikah.
4) Keluarga komuni adalah keluarga rumah tangga yang terdiri dari
lebih satu pasangan monogami dengan anak-anak, secara bersama
menggunakan fasilitas, sumber dan memiliki pengalaman yang
sama.
2. Menurut Allender dan Spradley (2001), membagi tipe kelurga
berdasarkan:
a. Keluarga tradisional
1) Keluarga inti ( nuclear family ) yaitu keluarga yang terdiri dari
suami, istri dan anak kandung atau anak angkat
2) Keluarga besar ( extended family) yaitu keluarga inti ditambah
dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya
kakek, nenek, paman, dan bibi.
3) Kelurga Dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa
anak.
4) Singel parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
dengan anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena
perceraian atau kematian.
5) Singel adult, yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang
dewasa saja.
6) Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri
yang berusia lanjut.
b. Keluarga non tradisional
1) Commune family, yaitu lebih dari satu keluarga tanpa petalian darah
hidup serumah.
2) Orang tua (ayah/ ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak
hidup bersama dalam satu rumah tangga.
3) Homoseksual yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup
bersama dalam satu rumah tangga.

7
3. Menurut Carterdan Mc Goldrick (1988) dalam Setiawati dan Dermawan
(2005), membagi tipe keluarga berdasar:
a. Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga
inti.
b. Keluarga berkomposisi, yaitu keluarga yang perkawianannya
berpoligami dan hidup secara bersama-bersama.
c. Keluarga kabitas, yaitu keluarga yang terbentuk tanpa pernikahan.
2.3 Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil dan konsekuensi dari struktur
keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarga . Terdapat
beberapa fungsi keluarga menurut Friedman (1998); Setiawati dan
Dermawan (2005) yaitu:
1. Fungsi efektif
Fungsi efektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi
kebutuhan pemeliharaan kepribadian dari anggota keluarga. Merupakan
respon dari keluarga terhadap kondisi dan situasi yang dihadapi tiap
anggota keluarga baik senang maupun sedij,dengan melihat bagaimana
cara keluarga mengekspresikan kasih sayang.
2. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi tercemin dalam melakukan pembinaan sosialisasi
pada anak ,membentuk nilai dan norma yang diyakini anak memberikan
batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak,meneruskan nilai-
nilai budaya pada keluarga. Bagaimana keluarga produktif terhadap sosial
dan bagaimana keluarga memperkenalkan anak dengan dunia luar dengan
belajar disiplin,mengenal budaya dan norma melalui hubungan interaksi
dalam keluarga sehingga mampu berperan dalam masyarakat.
3. Fungsi perawatan keluarga
Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga
dalam keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin
pemenuhan kebutuhan pertumbuhan fisik,mental dan spiritual,dengancara

8
memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit
tiap anggota keluarga.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi,untuk memenuhi kebutuhan keluarga serta
sandang,papan,pangan dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber
dana keluarga. Mencari sumber penghasilan guna memenuhi
kebutuhan,keluarga,pengaturan penghasilan keluarga,menabung untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskan
keturunan,tetapi untuk memelihara dan membesarkan anak untuk
kelanjutan generasi selanjutnya.
6. Fungsi psikologis
Fungsi psikologi,terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih
sayang dan rasa aman ,memberikan perhatian diantara anggota
keluarga,membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan
memberikan identitas keluarga.
7. Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan
pengetahuan ,ketrampilan ,membentuk perilaku anak ,mempersiapkan
anak untuk kehidupan dewasa ,mendidik anak sesuai dengan tingktan
perkembangannya.
2.4 Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga
Perawat keluarga perlu mengetahui tentang tahapan dan tugas
perkembangan keluarga, untuk memberikan pedoman dalam menganalisis
pertumbuhan dan kebutuhan promosi kesehatan keluarga serta untuk
memberikan dukungan pada kelurga untuk kemajuan dari satu tahap ketahap
berikutnya. Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall & Miller (1985) ;
Carter & Mc Goldrick (1988), mempunyai tugas perkembangan yang berbeda
seperti :
1. Tahap I, keluarga pemula atau pasangan baru

9
Tugas perkembangan keluarga antara lain membina hubungan yang
harmonis dan kepuasan bersama dengan membangun perkawinan yang
saling memuaskan, membina hubungan dengan orang lain dengan
menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, merencanakan
kehamilan dan mempersiapkan diri menjadi orang tua.
2. Tahap II, keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur
30bln)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II yaitu, membentuk
keluarga muda sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan, memperluas persahabatan dengan keluarga
besar dengan menambah peran orang tua kakek dan nenek dan
mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besara masing-masing
pasangan.
3. Tahap III, keluarga dengan anak usia prasekolah (anak tertua berumur 2-
6thn)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap III yaitu, memenuhi
kebutuhan anggota keluarga, memsosialisasikan anak, mengintregrasikan
anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang lainnya,
mempertahankan hubungan yang sehat dalam kelurga dan luar keluarga,
menanamkan keyakinan beragama, memenuhi kebutuhan bermain anak.
4. Tahap IV, keluarga dengan anak usia sekoalah (anaka tertua usia 6-13thn)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap IV yaitu,
mensosialisasikan anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dana
mengembangkan dukungan dengan teman sebaya, mempertahankan
hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan
fisik anggota keluarga, membiasakan belajar teratur, memepertahankan
anak saat menyelsaikan tugas sekolah.
5. Tahap V, keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20thn)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap V yaitu,
menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali hubungan
perkawinan, berkomunikasi secara terbuka anatara orang tua dan anak-

10
anak, memberikan perhatian, memberikan kebebasan dalam batasan
tanggung jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.
6. Tahap VI, keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak
pertama sampai terakhir yang meninggalkan rumah)
Tugas perkebangan keluarga pada thap VI yaitu, memperluas siklus
keluarga dengan memasukkan anggota keluarga dari yang didapat melali
perkawinan anak-anak, melanjutkan untuk memeperbaharui hubungan
perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami
maupun istri, membantu anak mandiri, mempertahankan komunikasi,
memperluas hubungan keluarga antara orangtua dengan menantu, menata
kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggalkan anak.
7. Tahap VII, orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan, pensiun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap VII yaitu, menyedikan
lingkungan yang meningktkan kesehatan, mempertahankan hubungan
yang memuaskan dan penuh arti para orangtua dan lansia, memperkokoh
hubungan perkawinan, menjaga keintiman, merencanakan kegiatan yang
akan datang, memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan, tetap
menjaga komunikasi dengan anak-anak.
8. Tahap VIII, keluarga dalam masa pension dan lansia.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap VIII yaitu,
mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan
terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan
perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan,
memepertahankan ikatan keluarga antar generasi , meneruskan untuk
memahami eksistensi mereka, saling memebrikan perhatian yang
menyenangkan antar pasangan, merencanakan kegiatan untuk mengisi
waktu tua seperti berolahraga, berkebun, mengasuh cucu.
2.5 Level Pencegahan Perawatan Keluarga
Pelayanan keperawatan keluarga, berfokus pada tiga level prevensi yaitu :
1. Pencegahan primer (primary prevention), merupakan tahap pencegahan
yang dilakukan sebelum masalah timbul, kegiatannya berupa pencegahan
spesifik (specific protection) dan promosi kesehtan (health promotion)

11
seperti pemberian pendidikan kesehatan, kebersihan diri, penggunaan
sanitasi lingkungan yang bersih, olahraga, imunisasi, perubahan gaya
hidup. Perawat keluarga harus membantu keluarga untuk memikul
tanggung jawab kesehatan mereka sendiri, kelurga tetap mempunyai peran
penting dalam membantu anggota keluarga untuk mencapai kehidupan
yang lebih baik.
2. Pencegahan sekunder (secondary prevention), yaitu tahap pencegahan
kedua yang dilakukan pada awal masalah timbul maupun saat masalah
berlangsung, dengan melakukan diteksi dini (early diagnosis) dabn
melakukan tindakan penyembuhan (promp treatment) screening
kesehatan, deteksi dini adanya gangguan kesehatan.
3. Pencegahan tersier (tertiary prevention), merupakan pencegahan yang
dilakukan pada saat masalah kesehatan telah selesai, selain mencegah
komplikasi juga meminimalkan keterbatasan (disability limitation) dan
memaksimalkan fungsi melalui rehabilitasi (rehabilitation) seperti
melakukan rujukan kesehatan, melakukan konseling kesehatan bagi yang
bermasalah, memfasilitasi ketidakmampuan dan mencegah kematian.
Rehabilitasi meliputi upaya pemulihan terhadap penyakit atau luka hingga
pada tingkat fungsi yang optimal secara fisik, mental, sosial dan
emosional.
2.6 Tugas Keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Asuhan
keperawatan keluarga, mencantumkan lima tugas keluarga sebagai paparan
etiologi / penyebab msalah dan biasanya dikaji pada saat penjajagan tahap II
bila ditemui data maladaptif pada keluarga. Lima tugas keluarga yang
dimaksud adalah :
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, termasuk
bagaimana persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit,
pengertian, tanda, dan geja, faktor penyebab dan persepsi keluarga
terhadap masaalah yang dialami keluarga.

12
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan,termasuk sejauhmana
keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, bagaiamana
masalah yang dirasakan oleh kelurga, keluarga menyerah atau tidak
terhadap maslah yang dihadapi, adakah rasa takut terhadap akibat atau
adakah sikap negatif dari keluarga tehadap masalah kesehatan, bagaimana
system pengambilan keputusan yang dilakukan keluarga terhadap anggota
keluarga yang sakit.
3. Ketidakmampuan keluarga merawat merawat anggota keluarga yang
sakit, seperti bagaimana kelurga mengetahui keadaan sakitnay, sifat dan
perkembangan perawatan yang diperlukan, sumber-sumber yang ada
dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap yang sakit.
4. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan, sepeti pentingnya
hygien sanitaasi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan
keluarga, upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga,
kekompakan anggota keluarga dalam menata lingkungan dalam dan luar
rumah yang berdampak terhadap kesehatan keluarga.
5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan,
seperti kepercaayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas
pelayanan kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan
keluarga terhadap penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan, apakah
pelayanan kesehatan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah
pengalaman yang kurang baik yang dipersepsikan keluarga.
2.7 Tingkat Kemandirian Keluarga
Keberhasilan asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan oleh
perawat keluarga, dapat dinilai dari seberapa tingkat kemandirian keluarga
dengan mengetahui kriteria atauciri ang menjadi ketentuan tingkatan mulai
dari tingkat kemandirian I sampai tingkat kemandirian IV, menurut Dep-Kes
(2006) sebagai berikut :
1. Tingkatan kemandirian I (keluarga mandiri tingkat I / KM-I)
a. Menerima petugas perawat kesehatan masyarakat
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan.

13
2. Tingkat kemandirian II (keluarga mandiri tingkat II/ KM II)
a. Menerima petugas perawat kesehatan masyarakat
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan.
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan yang benar.
d. Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
3. Tingkat kemandirian III (keluarga mandiri tingkat III/ KM III)
a. Menerima petugas perawat kesehatan masyarakat
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan.
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan yang benar.
d. Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
f. Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran
4. Tingkatan kemandirian IV (keluarga mandiri tingkat IV / KM-IV)
a. Menerima petugas perawat kesehatan masyarakat
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan.
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan yang benar.
d. Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
f. Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran
g. Melakukan tindakan promotif secara aktif
2.8 Perawat Keluarga
Perawat keluarga adalah seorang yang dipersiapkan melalui pendidikan
tinggi keperawatan,meiliki kepribadian yang utuh,dan senantiasa
mengaplikasikan proses keperawatan dalam menyelesaikan permasalahan
klien dan keluarganya sehingga mereka dapat mandiri dan produktif sesuai
latar belakang yang dianut.
Karakteristik perawat keluarga meliputi:

14
1. Memiliki komitmen untuk meningkatkan kemandirian keluarga sehingga
mereka produktif sesuai budaya mereka.
2. Mempunyai tanggung jawab etik dan moral serta mampu menganalisis
dirinya sendiri.
3. Mampu sebagai panutan dalam membudayakan hidup sehat.
4. Altruistik
5. Setiap bentuk intevensi terhadap keluarga dapat di pertanggung jawabkan
sesuai IPTEK keperawatan/kesehatan yang dikuasainya.
Dalam membina dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
keluarga ,perawat senantiasa mengaplikasikan proses keperawatan. Proses
keperawatan digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan respon keluarga
terhadap keadaan sehat ataupun sakit,kemudian merancang bantuan yang
dapat diterima keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
Proses keperawatan digunakan sebagai bentuk nyata keterpaduan
proses berpikir kritis dan berbuat sesuai kebutuhan keluarga. Proses
keperawatan digunakan sebagai bentuk nyata praktik keperawatan keluarga
menggunakan pendekatan metode ilmiah.
Hubungan antara perawat keluarga dan keluarga bersifat terapeutik
karakteristik hubungan yang bersifat terapeutik meliputi:
1. Hubungan dilandasi kaidah hukum dan etika profesi yang mengatur boleh
tidaknya sesuatu dilakukan.
2. Selalu mengarah kepada kemampuan untuk hidup sehat dan sehat sebagai
gaya hidup keluarga.
3. Berorintasi kepada kebutuhan dan respons keluarga dengan memanfaatkan
sumber daya keluarga secara optimal untuk dapat menolong anggota
keluarganya.
4. Hubungan dibina didasarkan pada rasa saling percaya.
5. Menerima situasi dan kondisi keluarga dengan segala keterbatasan dan
kelebihannya.
6. Bekerja bersama keluarga dan menghargai struktur serta norma-norma
keluarga
7. Memberdayakan keluarga sesuai dengan tumbuh kembang keluarga.

15
Keluarga sebagai klien mempunyai peran yang unik antara lain:
berperan serta aktif sebagai penentu keberhasilan,berperan serta aktif dalam
setiap tahap proses keperawatan,bekerja bersama perawat keluarga yg
bersifat kolaborasi,berkomitmen untuk memiliki sehat sebagai gaya hidup
keluarga ,bersedia untuk belajar serta berusaha meningkatkan pengetahuan
dan ke terampilannya untuk menolong diiri sendiri dalam bidang kesehatan.
2.9 Tugas dan Wewenang Perawat Keluarga
Tugas perawat keluarga adalah memberikan asuhan keperawatan
kelurga dan berdasarkan tingkat prevensi yaitu: prevensi primer,prevensi
sekunder dan prevensi tersier. Tugas perawat keluarga dalam memberikan
asuhan keperawatab keluarga juga disesuaikan dengan proses keperwatan.
Tugas perawat keluarga tersebut adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pelayanan keperawatan yang paripurna melalui pengkajian
untuk deteksi dini masalah kesehatan yang dialami keluarga.
2. Menegakkan diagnosis keperwatan keluarga dengan tepat.
3. Melakukan terapi keperawatan dengan tepat sesuai latar belakang budaya
keluarga,memanfaatkan sumber-sumber yang dimiliki keluarga dan
melakukan rujukan.
4. Melakukan evaluasi keberhasilan asuhan keperawatan keluarga bersama
dengan keluarga dan anggotanya.
5. Memberikan pelayanan keperawatan sesuai IPTEK keperawatan terkini
kepada keluarga baik sehat atau sakit dikeluarga maupun diayanan
kesehatan lain.
6. Bertindak sebagai mitra bersama keluarga dan anggota keluarga yaitu
pembela,pemberi dukungan,peneliti,pembuat keputus etik ,konselor dan
koordinasi.
7. Membina keluarga dan anggotaanya dalam meningkatkan kualitas hidup
sehat dan menjadikan sehat sebagai budaya hidupnya.
8. Membina komunitas tempat tinggal keluarga sehingga bebrbudaya hidup
sehat.
9. Melakukan prevensi primer,sekunder dan tersier dalam bidang
keperawatan keluarga secara khusus dan keperawatan pada umumnya.

16
Kewenangan perawat keluarga meliputi hal hal sebagai berikut.
1. Menyelenggarakan pelayanan keperawatan keluarga yang sesuai dengan
standart.
2. Melaksanakan deteksi dini terhadap respons malaadaptif keluarga dan
anggotanya sesuai dengan tumbuh kembang keluarga.
3. Menentukan keluarga dan anggotanya dalam dalam keadaan sehat atau
sakit shingga perlu istarahat atau bantuan keperawatan untuk pemulihan
kesehatannya serta mengeluarkan pernytaan atau surat keterangan
sehat/sakit.
4. Melakukan promosi kesehatan,terapi keperawatan ,serta rehabilitasi
pemenuhan kebutuhan dasar keluarga dan anggotanya.
5. Mengtasi keadaan kegawatdaruratan keluarga pada fase awal dan
melakukan rujukan.
6. Melakukan perwatan dirumah dan melakukan pendidikan kesehatan
disesuaikan dengan tugas keluarga.
7. Bekerja dan berdiskusi bersama keluarga untuk kepentingan kesehatan
keluaga dan anggotanya.
Untuk melakukan tugas dan wewenangnya perawat keluarg diharapkan
memiliki kompetensi khusus yang lebih unggul dalam bidang keperawatan
keluarga setelah yang bersangkutan lulus dari progam ners fakultas ilmu
keperawatan. Kompetisi yang dimiliki diperoleh melalui pelatihan khusus
yang di selenggarakan oleh instusi kperawatan yang mandiri. Perawat yang
memperoleh sebutan perawat keluarga adalah sesorang lulusn fakultas
keperawatan setidaknya progam ners dan dapat pelatihan khusus untuk
asuhan kperewatan keluarga. Kompetensi yang dibutuhnkan segabai berikut:
1. Memiliki ketrmpilan berpikir kritis dalam pelaksanaan asuhan
kepearawatan keluarga dan dilandasi oleh etika ,moral dan spiritual yang
membangkitkan semangat keluarga.
2. Memahami dan mampu mengaplikasikan menejeman ksus dalam asuhan
keperawatan keluarga dg memanfaatkan sumber daya keliarga dan sumber
daya lokal yg potensial.
3. Memahami dan mampu mengaplikasikan konsep keperawatan keluarga

17
4. Menguasai dan mampu mengaplikasikan IPTEK keperawaytan klinik
dalam asuhan keperawtan keluarga sesuai dengan latar belakang budaya
keluarga
5. Mampu mengaplikasikan komunikasi terapeutik dalam membina
hubungan dengan keluarga dan anggota untuk dapat terlibat secara aktif
dalam asuhan keperawatan keluarga.

18

Anda mungkin juga menyukai