TUGAS MANDIRI
OLEH :
ST HADIJAH
70100116099
FARMASI A
MAKASSAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang diketahui tentang lemak babi? Bagaimana komposisi asam-asam lemak
yang terkandung dalam minyak babi tersebut dibanding dengan sapi atau ayam?
2. Mengapa metode analisis spektroskopi infra merah (FTIR) dapat digunakan untuk
analisis senyawa minyak babi?
3. Bagaimana spektrum IR untuk minyak babi serta puncak-puncak mana yang
karakteristik?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui tentang lemak babi dan komposisi asam-asam lemak yang terkandung
dalam minyak babi jika dibandingkan dengan sapi atau ayam
2. Mengetahui tentang penggunaan metode analisis spektroskopi infra merah (FTIR)
untuk analisis senyawa minyak babi
3. Mengetahui spectrum IR untuk minyak babi serta puncak-puncak mana yang
berkarakteristik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lemak Babi
Lemak babi adalah bahan dasar makanan yang biasa digunakan sebagai minyak
goreng atau sebagai pelengkap masakan seperti layaknya lemak sapi atau kambing, atau
sebagai mentega. Kualitas rasa dan kegunaan dari lemak babi sendiri bergantung pada
bagian apa lemak tersebut diambil dan bagaimana lemak tersebut diproses. Lemak babi
memiliki kandungan lemak jenuh dan kolesterol yang lebih rendah daripada mentega.
Lemak pada babi perlu melalui proses pengolahan untuk dapat menjadi lemak babi yang
dapat menjadi bahan makanan. Lemak babi mengandung 3770 kJ energi per 100 gram.
Titik didihnya antara 86-113oC tergantung pada letak lemak tersebut pada tubuh babi.
Titik asapnya 121-218oC. Nilai iodinnya 45-75. Memiliki pH sekitar 3.4 dan nilai
saponifikasi 190-205.
Lemak babi, seperti namanya, terdiri dari lemak berupa trigliserida. Trigliserida
terdiri dari tiga asam lemak dan persebarannya berbeda pada masing-masing minyak.
Umumnya, komposisi lemak babi dan lemak sapi tidak jauh berbeda.
Lemak babi memiliki kandungan lemak jenuh sebanyak 38-43% dan lemak tak
jenuh sebanyak 56-62%. Lemak jenuhnya terdiri dari asam palmitic sebanyak 25-28%,
asam stearic sebanyak 11-13% dan asam myristic sebanyak 2%. Sedangkan lemak tak
jenuhnya terbagi menjadi dua, yaitu lemak tak jenuh rantai tunggal (mono) yang terdiri
dari asam oleic sebanyak 44-47% dan asam palmitoleic sebanyak 4%; dan lemak tak
jenuh rantai banyak (poly) berupa asam linoleic sebanyak 6-11%.
Lemak babi didapatkan dari bagian tubuh babi manapun asalkan pada bagian
tersebut terdapat jaringan lemak dengan konsentrasi yang tinggi. Lemak babi dengan
kualitas terbaik didapatkan dari bagian di sekitar ginjal dan di dalam daging pinggang
babi. Lemak babi dengan kualitas terbaik selanjutnya didapatkan dari bagian punggung,
pada bagian di antara otot dan lemak keras babi. Lemak babi dengan kualitas terendah
didapatkan dari lemak yang terdapat di sekitar organ pencernaan.
Lemak pada tubuh babi dapat diubah menjadi lemak babi untuk bahan makanan
melalui dua macam proses, basah dan kering. Pada pengolahan basah, lemak dari babi
direbus dalam air atau dikukus pada suhu tinggi dan lemak babi yang tidak dapat larut
dalam air dipisahkan dari campuran tersebut, atau melalui proses sentrifugal pada
industry. Pada pengolahan kering, lemak dipanaskan di wajan atau oven tanpa
menggunakan air. Kedua macam proses menghasilkan produk yang berbeda. Lemak
yang diolah menggunakan pengolahan basah memiliki rasa yang lebih netral, warna
yang lebih terang, dan titik asap yang tinggi. Lemak yang diolah dengan pengolahan
kering berwarna lebih coklat dan lebih berasa serta memiliki titik asap yang lebih
rendah. Lemak yang sudah diolah menghasilkan bau ketika dicampur dengan oksigen.
Lemak babi olahan yang diproduksi oleh industri diolah dari campuran lemak
kualitas tinggi dan rendah pada babi. Untuk meningkatkan stabilitas pada suhu ruang,
lemak olahan biasanya dihidrogenasi. Lemak olahan yang dihidrogenasi mengandung
kurang dari 0,5g lemak trans per 13g sajian. Lemak olahan juga biasanya diolah dengan
pemutih dan agen penghilang bau, pengemulsi, dan antioksidan. Perlakuan-perlakuan
ini membuat lemak olahan lebih konsisten dan mencegah kebusukan. Tanpa perlakuan
tersebut, lemak olahan harus selalu beku untuk mencegah bau tengik. Lemak babi
olahan dapat diolah sendiri dari lemak pada babi pada skala rumahan dengan
menggunakan kedua proses di atas.
Metode FTIR merupakan sebuah metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi
kehadiran lemak babi dalam bahan pangan secara cepat, konsisten, dan dengan tingkat
akurasi yang bisa diandalkan. Latar belakang penggunaan alat FTIR untuk tujuan ini
adalah karena beberapa peneliti sebelumnya telah berhasil mengembangkan berbagai
metode cepat untuk analisa kualitas minyak dan lemak dengan FTIR sebagai alternatif
untuk metode kimia (wet chemical analyses) di laboratorium yang terkadang rumit,
memakan waktu dan biaya (bahan kimia).
Pemilihan analisa lemak babi dengan menggunakan FTIR karena kesederhanaan
proses. Alat ini tidak memerlukan persiapan sampel yang rumit karena baik sampel
padat dan cair bisa langsung di-scan untuk mendapatkan spektrum. Dengan demikian,
dari segi biaya akan sangat menguntungkan lantaran tidak ada pelarut atau bahan kimia
lainnya yang diperlukan. Sampel padat cukup cukup diblender, sedangkan sampel cair
hanya perlu dibuat homogen. Karena tidak memerlukan bahan kimia apapun, analisa
dengan menggunakan FTIR juga dapat dianggap ramah lingkungan.
B. Cara Kerja
1. Preparasi Sampel
2 gram sample jaringan lemak dicuci, diiris kecil-kecil dan dimasukkan ke
dalam gelas beker
Sample dimasukkan ke dalam dry oven yang sudah diatur suhunya (75o C),
dibiarkan selama 6 jam hingga jaringan lemaknya mencair.
Lemak padat yang sudah mencair dipisahkan dan dimasukkan ke dalam corong
pisah untuk selanjutnya dimurnikan dengan penambahan pereaksi n-heksan.
Lemak yang sudah dimurnikan disaring dalam kertas saring yang sudah
ditambahkan natrium sulfat (Na2SO4) untuk mengikat air yang masih ada pada
lapisan lemak. Hasil ekstraksi ditimbang dan ditentukan persen randemennya.
Bernhard Welz, Michael Sperling. 2008. Atomic Absorption Spectrometry. Gerry Trust : USA
Moustafa, Ahmad and Stauffer, Clyde. 1997. Bakery Fats. Brussels: American Soybean
Association.
Rohman, A. dan Che Man, Y.B. 2010. Journal of FTIR Spectroscopy Combined with
Chemometrics for Analysis of Lard in The Mixtures with Body Fats of Lamb, Cow, and
Chicken. International Food Research Journal 17: 519-526