Kelompok 1 :
1. Alespal Suanda
2. Annisa A.G
3. Arsy Zahwa
4. Aulia Mahardika
5. Here Trianda
6. Khoiriah Rizka Fadila
5. Cara Kerja
A. Encerkan liur 100x, 200x, 300x, 400x, dan 500x dengan air suling.
B. Siapkan 5 pasang tabung reaksi yang bersih dan kering. Tiap pasangan
tabung diberi tanda B untuk blanko dan U untuk uji.
C. Pipetkan ke dalam tiap- tiap tabung.
Larutan pati 1 ml 1 ml
Larutan iodium 1 ml 1 ml
Air suling 8 ml 8 ml
D. Segera baca serapan (A) pada panjang gelombang 680 nm. Hitung
selisih serapan antara tabung B (A pada t = 0 menit) dengan tabung U
dari tiap pengenceran enzim.
E. Buatlah tabel sebagai berikut :
500x
400x
300x
200x
100x
8. Kesimpulan
1 Kecepatan reaksi enzimatik dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu suhu, pH, dan
konsentrasi enzim.
2 Konsentrasi enzim yang meningkat, akan mempercepat laju reaksi. Hal ini terjadi
karena konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi enzim, hingga
enzim memperoleh kesetimbangan. Jika kesetimbangan telah terjadi, maka
penambahan konsentrasi enzim tidak akan berpengaruh lagi.
3 Konsentrasi substrat yang meningkat pada suhu dan konsentrasi enzim yang sama,
akan mempercepat laju reaksi. Hal ini terjadi hingga pada titik maksimum, dimana
enzim akan jenuh terhadap substrat.
Soewoto, Hafiz, dkk. 2000. BiokimiaEksperimenLaboratorium.Jakarta: WidyaMedika.
1. Tujuan
2. Dasar Teori
Teknik kromatografi kertas diperkenalkan oleh ilmuan Consden, Gordon, dan
Martin pada tahun 1944 adalah teknik dengan menggunakan kertas saring sebagai
penunjang fase diam dan fase bergerak berupa cairan yang terserap di antara struuktur
pori kertas.
Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya menjadi
komponen-komponennya. Seluruh bentuk kromatografi bekerja berdasarkan prinsip yang
sama. Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau cairan yang
didukung pada padatan) dan fase gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui
fase diam dan membawa komponen-komponen dari campuran bersama-sama.
Komponen-komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda pula. Dalam
kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap yang sangat seragam. Fase gerak
adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.
Kertas adalah selulosa murni yang memiliki afinitas terhadap air atau pelarut
polar lainnya. Bila air diadsorbsikan pada kertas, maka akan membentuk lapisan tipis
yang dapat dianggap analog dengan kolom. Lembaran kertas berperan sebagai penyangga
dan air bertindak sebagai fase diam yang terserap di antara struktur pori kertas. Cairan
fase bergerak yang biasanya berupa campuran dari pelarut organik dan air, akan mengalir
membawa noda cuplikan yang didepositkan pada kertas dengan kecepatan yang berbeda.
Pemisahan terjadi berdasarkan partisi masing-masing komponen di antara fase diam dan
fase bergeraknya. Kromatografi kertas digunakan baik untuk analisis kualitatif maupun
kuntitatif. Senyawa - senyawa yang dipisahkan kebanyakan bersifat sangat polar,
misalnya asam amino, gula - gula, dan pigmen - pigmen alam.
Kromatografi kertas merupakan salah satu alat yang sering dipakai untuk
memisahkan dan meneliti komponen dalam suatu campuran. Kromatografi kertas hanya
menggunakan satu jenis fase diam yaitu selulosa yang bersifat polar. Kromatografi kertas
dapat diubah polaritasnya dengan cara inpregnasi atau pembaceman antara lain dengan
asetilasi, fosfolirasi, fomilasi atau dengan senyawa yang bersifat lififilik seperti para
paraffin, vaselin, undekan dengan cara tersebut kromatografi kertas dapat digunakan
sebagai kromatografi fase terbalik.
Kromatogram yang dihasilkan diuraikan dan zona zona dicirikan dengan nilai nilai Rf.
Nilai Rf didefinisikan dengan hubungan
𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒆𝒎𝒑𝒖𝒉 𝒌𝒐𝒎𝒑𝒐𝒏𝒆𝒏
Rf = 𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒆𝒎𝒑𝒖𝒉 𝒆𝒍𝒖𝒆𝒏
3. Prinsip Kerja
a. Bahan yang akan dipisahkan atau fase bergerak dilewatkan pada media tetap atau fase
stasioner.
b. Molekul-molekul berbeda yang terkandung dalam bahan akan mempunyai interaksi
yang berbeda dengan media tetap.
c. Molekul yang mempunyai interaksi kuat dengan fase stasioner akan lewat lebih
lambat dibandingkan dengan molekul yang mempunyai interaksi lebih lemah
d. Dengan menggunakan metode ini, jenis molekul yang berbeda dapat dipisahkan
selagi molekul tersebut bergerak atau melewati fase stasioner.
4. Alat dan bahan
Alat yang digunakan :
a. Kertas saring whatman
b. Penggaris
c. Gelas ukur
d. Pensil
e. Spidol
Bahan yang digunakan :
a. Akuades
b. Metanol
c. Kloroform
5. Cara Kerja
langkah - langkah menggunakan kromatografi kertas sebagai berikut :
1. Siapkan tiga gelas ukur, kemudian gelas ukur pertama diisi aquades, gelas
ukur kedua diisi metanol, gelas ukur ketiga diisi dengan kloroform.
2. Siapkan 3 kertas berukuran 2 x 12 cm
3. Memberi garis menggunakan pensil pada 2 cm dari ujung kertas bawah.
4. Totolkan tinta spidol pada garis tepi bawah kertas.
5. Masukkan kertas saring ke dalam gelas ukur dengan posisi totolan tinta berada
di bawah. (totolan tinta jangan sampai masuk kedalam pelarut aquades)
6. Biarkan sampai terjadi elusi.
7. Mengeluarkan kertas saring dari chamber setelah terjadi elusi.
6. Hasil Percobaan
7. Pembahasan
Pada percobaan ini menggunkan metode kromatografi kertas, dengan
menggunkan 3 kertas saring whatman dengan ukuran kertas 2 x 12cm. lalu diberikan
jarak 2 cm pada ujung bawah diberikan jarak ujung bawah agar antara totolan warna dan
pelarut memiliki jarak sehingga totolan tidak langsung berinteraksi dengan pelarut. Jarak
pun digambar menggunakan pensil, karena pensil tidak berinteraksi dengan pelarut tidak
seperti pena dan spidol. Kemudian spidol ditotolkan pada garis bawah.
Totolan pun tidak boleh terlalu banyak tetapi hanya sekali totolan, hal ini bertujuan agar
komponen warna yang mau dideteksi tidak meluap.
Kertas yang telah ditotolkan dengan spidol kemudian dimasukkan ke dalam
pelarut. Untuk volume pelarut yang digunakan harus memiliki volume kurang dari batas
bawah kertas (jarak bawah kertas 2 cm, maka pelarut tidak boleh lebih dari 2 cm wadah).
Kertas pun diletakkan tegak lurus (horizontal).
Pada waktu 20 menit pertama pergerakan dari komponen spidol di fase gerak
aquades, etanol, ataupun kloroform belum tampak. Setelah 60 menit sudah terjadi
pergerakan. Pada fase gerak kloroform spidol memiliki 1 komponen yaitu merah muda
(belum terlihat terpisah warna). Pada fase gerak aquades spidol memiliki 5 komponen
yaitu pink, orange, hijau, biru dan hitam. Sedangkan pada metanol spidol memiliki 3
komponen hitam, coklat, dan biru.
Sampel Pink(Rf) Orange(RF) Hijau(Rf) Biru(Rf) Coklat(Rf) Hitam(Rf)
Kloroform 0 - - - - -
Aquades 0,69 0,85 0.9 0.95 - 0.98
Metanol - - - 0.73 0.46 0
8. Kesimpulan
Kromatografi kertas merupakan teknik pemisahan dengan adsorben adalah kertas.
Kertas ini atau sampel yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas yang kemudian
digantung dalam gelas ukur.kemudian dasar kertas dicelupkan ke dalam pelarut yang ada
digelas ukur. Ada 3 mekanisme dalam kromatografi yaitu penotolan,pengembangan dan
pengidentifikasian pada komponen warna pada spidol. Komponen warna pada spidol
akan terurai bersamaan dengan penyerapan eluen pada kertas, dengan begitu akan terihat
apa saja komponen warna dari masing-masing spidol
Tinggi penyerapan dan kepolaran setiap komponen mempengaruhi tinggi
rendahnya gambaran komponen pada kertas yang terlihat, jadi hasil dari percobaan ini,
pada sampel yang diuji aquades dapat bergerak dengan cepat di kertas tersebut sedangkan
sampel dengan metanol bergerak tetapi tidak secepat pergerakan aquades. Pada sampel
kloroform bergerak tetapi belum terlihat terpisahnya warna.
9. Daftar pustaka
Rubiyanto, Dwiarsono.Teknik Dasar Kromatografi.ed 11.yogyakarta di akses juli 2019
Kristianingrum, Susila.kromatografi kertas staffnew.uny.ac.id di akses juli 2019