S44604-Muhammad Arif Sultoni
S44604-Muhammad Arif Sultoni
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari patron politik dan faktor karakteristik
perusahaan terhadap struktur modal perusahaan di Indonesia. Faktor-faktor tersebut antara lain
ukuran perusahaan, profitabilitas, tangibilitas, dan kesempatan pertumbuhan. Dengan
menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode
2007 sampai 2011, penelitian ini menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Secara
mengejutkan, penelitian ini menemukan bahwa perusahaan yang berpatron politik cenderung
memiliki tingkat leverage yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak. Penelitian ini juga
menemukan adanya pengaruh yang negatif dari profitabilitas, serta pengaruh yang positif dari
ukuran perusahaan, tangibilitas, dan kesempatan pertumbuhan terhadap tingkat leverage
perusahaan di Indonesia.
Kata kunci: Kesempatan Pertumbuhan, Leverage, Patron Politik, Profitabilitas, Struktur Modal,
Tangibilitas, Ukuran Perusahaan
Abstract:
This study aims to examine factors that could affect the corporate capital structure decision
making, including of firm’s political patronage. These factors include size, profitability,
tangibility, and growth opportunity. With sample obtained from Indonesia Stock Exchange (IDX),
this research uses Ordinary Least Square (OLS) method. Surprisingly, the results show that
politically connected firms would have less leverage compared to their counterparts. The results
also show that obtained from this research was profitability gives a negative influence to firm’s
leverage where size, tangibility, and growth opportunity give a positive influence.
Keywords:
Capital Structure, Firm’s Size, Growth Opportunity, Leverage, Political Patronage, Profitability,
Tangibility
2. Tinjauan Teoritis
Setiap perusahaan memiliki keputusan yang berbeda-beda mengenai sumber dan
kegiatan pendanaan mereka, tergantung dari kondisinya masing-masing. Akan tetapi,
setiap keputusan yang dihasilkan memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk
Keterangan:
LEVi = Leverage perusahaan pada titik observasi i
POLi = Patron politik perusahaan pada titik observasi i
SIZEi = Ukuran perusahaan pada titik observasi i
ROAi = Profitabilitas perusahaan pada titik observasi i
Tangibilityi = Tangibilitas perusahaan pada titik observasi i
MTBVi = Kesempatan pertumbuhan perusahaan pada titik observasi i
ei = error term dalam model
Model tersebut digunakan untuk menguji bagaimana pengaruh patron politik dan
faktor karakteristik perusahaan terhadap struktur modal perusahaan di Indonesia yang
digambarkan dengan tingkat leverage.
3.2 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini dikembangkan dari literatur pendukung yang
menjelaskan masing-masing determinan struktur modal yang digunakan.
Proksi yang digunakan untuk mengetahui hal tersebut adalah hubungan secara
langsung antara manajemen perusahaan dengan pemerintah atau institusi politik (Faccio,
2006) di Indonesia. Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk mengetahui
komposisimasing-masing kategori dalam patron politik tersebut, sesuai dengan Faccio
(2006), tetapi tidak mengikutsertakannya ke dalam model regresi.
Hingga saat ini, masih sedikit penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan
antara patron politik dan struktur modal perusahaan. Meskipun demikian, hasil yang
ditemukan pada umumnya mengatakan bahwa patron politik memiliki hubungan yang
positif terhadap leverage. Dengan demikian, hipotesis pertama dalam penelitian ini
adalah:
H1: Perusahaan yang berpatron politik memiliki tingkat leverage yang
lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak berpatron
politik di Bursa Efek Indonesia.
Tabel 1
Komposisi Sampel Penelitian
Jenis Perusahaan Proporsi Jumlah
Memiliki Patron Politik 51.54% 67 perusahaan
Tidak Memiliki Patron Politik 48.46% 63 perusahaan
Tabel 3
Pearson Correlation dari Model Penelitian
LEVERAGE POL SIZE ROA TAN~Y MTBV
LEVERAGE 1
POL -0.1618 1
SIZE 0.0478 0.3850 1
ROA -0.2803 0.1337 0.2044 1
TANGIBILITY 0.2520 -0.0595 0.1403 -0.0604 1
MTBV 0.0709 0.0552 0.0886 -0.0477 0.0033 1
Tabel 4.5 merupakan tabel pearson correlation yang menunjukkan hasil dari uji
mulikolinearitas struktur modal perusahaan di Indonesia dalam model penelitian. Pada
tabel di atas, dapat diketahui bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini tidak
mengandung multikolinearitas, artinya variabel bebas yang satu tidak memengaruhi
variabel bebas yang lain. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya nilai pearson
correlation yang lebih dari 0,8 (rule of thumb). Berdasarkan tabel tersebut, juga dapat
ditarik dugaan sementara bahwa adanya hubungan positif antara leverage dengan ukuran
perusahaan, tangibilitas, dan kesempatan pertumbuhan, serta adanya hubungan negatif
antara leverage dengan patron politik dan profitabilitas.
Tabel 4
Hasil Regresi Model Penelitian
4.3 Profitabilitas
Tabel itu juga menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang negatif
dan signifikan terhadap leverage perusahaan di Indonesia. Hal ini sesuai dengan hipotesis
yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa profitabilitas diduga memiliki pengaruh yang
negatif dengan leverage. Selain itu, temuan tersebut juga sejalan dengan pecking order
theory dari Myers (1984) yang menjelaskan bahwa perusahaan dengan profitabilitas tinggi
akan menggunakan terlebih dahulu laba perusahaan sebagai sumber pendanaan, sehingga
mengurangi proporsi pembiayaan melalui utang. Pendapat tersebut menjelaskan bahwa
profitabilitas memiliki pengaruh yang negatif terhadap leverage perusahaan. Persamaan
itu menunjukkan bahwa setiap kenaikan profitabilitas akan mengurangi nilai leverage
perusahaan di Indonesia sebesar 1,43 dengan asumsi ceteris paribus.
4.4 Tangibilitas
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa tangibilitas memiliki pengaruh yang positif
dan signifikan dengan leverage perusahaan di Indonesia. Hal ini juga sesuai dengan
hipotesis yang telah disebutkan sebelumnya bahwa terdapat pengaruh yang positif dari
tangibilitas terhadap leverage perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) dalam agency
theory juga memperlihatkan hal yang sama. Mereka menjelaskan bahwa biaya keagenan
dari utang muncul seketika perusahaan memutuskan untuk pindah ke investasi yang lebih
berisiko setelah menerbitkan utang. Jika aset tetap sebuah perusahaan nilainya tinggi,
bersamaan dengan fungsinya sebagai jaminan perusahaan, hal ini dapat mengurangi risiko
yang ditanggung kreditor mengenai biaya keagenan dari penyediaan utang tersebut. Oleh
karena itu, dapat diprediksi bahwa nilai aset tetap yang tinggi memiliki asosiasi dengan
nilai leverage yang tinggi pula. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan
tangibilitas akan meningkatkan leverage perusahaan di Indonesia sebesar 18,31% dengan
asumsi ceteris paribus.
5. Kesimpulan
Penelitian ini membahas pengaruh patron politik yang dinilai sebagai salah satu
determinan struktur modal perusahaan di Indonesia terhadap kebijakan perusahaan dalam
menggunakan struktur modal tersebut. Selain itu, penelitian ini juga memaparkan
pengaruh determinan struktur modal lainnya pada perusahaan-perusahaan yang
bersangkutan.
Secara keseluruhan, determinan struktur modal perusahaan di Indonesia, termasuk
patron politik, disimpulkan dapat memberikan pengaruh terhadap kebijakan perusahaan
dalam melakukan pendanaan melalui utang jangka panjang (leverage). Dengan demikian,
penulis beranggapan bahwa analisis yang dilakukan sudah sesuai sebagaimana mestinya
dengan mempertimbangkan teori-teori dan penelitian-penelitian sebelumnya mengenai
struktur modal meskipun ada beberapa hasil yang berbeda karena mungkin disebabkan
oleh karakteristik data yang digunakan dalam penelitian ini atau kondisi ekonomi
Indonesia yang berbeda dengan negara lain di penelitian tersebut.
6. Saran
Penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga diperlukan beberapa
penyempurnaan untuk penelitian selanjutnya. Adapun saran yang penelitian ini coba
sampaikan untuk penelitian selanjutnya adalah 1) periode sampel dapat diperlebar menjadi
lebih dari lima tahun; 2) proksi patron politik dapat diperbanyak menjadi tiga hal seperti
yang terdapat dalam Fraser et al. (2006) untuk lebih mengetahui gambaran patron politik
secara berbeda; 3) perkembangan patron politik tiap periode untuk setiap perusahaan
7. Kepustakaan
Adhikari, A., Derashid, C., & Zhang, H. (2006). “Public policy, political connections, and
effective tax rates: Longitudinal evidence from Malaysia.” Journal of Accounting
and Public Policy, 25: 574-595.
Ang, J. S., Fatemi, Ali., & Tourani-Rad, Alireza. (1997). “Capital structure and dividend
policies of Indonesian firms.” Pacific-Basin Finance Journal, 5: 87-103.
Bliss, M.A., & Gul, F. A. (2012a). “Political connection and leverage: Some Malaysian
evidence.” Journal of Banking and Finance, 36: 2344-2350.
Bliss, M.A., & Gul, F. A. (2012b). “Political connection and cost of debt: Some
Malaysian evidence.” Journal of Banking and Finance, 36: 1520-1527.
Boubakri, N., Guedhami, O., Mishra, D., & Saffar, W. (2012). “Political connections and
the cost of equity capital.” Journal of Corporate Finance, 18: 541-559.
Chakraborty, Indrani. (2010). “Capital structure in an emerging stock market: The case of
India.” Research in International Business and Finance, 24: 295-314
Chen, K. C. W., Chen, Z., & Wei, K. C. J. (2009). “Legal protection of investors,
corporate governance, and the cost of equity capital.” Journal of Corporate
Finance, 15: 273-289.
Chaney, P. K., Faccio, M., & Parsley, D. (2011). “The quality of accounting information
in politically connected firms.” Journal of Accounting and Economics, 51: 58-76.
Faccio, M. (2006). “Polically-connected firms.” American Economic Review, 96: 369-
386.
Faccio, M. (2010). “Differences between politically-connected firms and non-connected
firms: A cross country analysis.” Financial Management, 39: 905-927.
Fan, J., Wong, T., & Zhang, T. (2007). “Politically connected CEOs, corporate
governance, and post-IPO performance of China’s newly partially privatized
firms.” Journal of Financial Economics, 84: 330-357.