Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA


DOSEN PENGAMPU :

Heri Irawan, ST.,MT

Disusun oleh :

Nama: Jaya Riadi Nor

NPM: 16.62.0116

Program Studi : Teknik Mesin

Jenjang : Sarjana (S-1)

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN

MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI

FAKULTAS TEKNIK

2019

BANJARMASIN
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Tujuan................................................................................................. 2

1.3 Manfaat .............................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 4

2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Surya ...................................................... 4

2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Surya Di Indonesia ................................ 7

2.3 Pemasangan Panel Surya ................................................................... 7

2.4 Pemanfaatan Tenaga Surya Dikehidupan .......................................... 8

2.5 Manfaat, Prinsip Dasar dan Prinsip Kerja ......................................... 10

2.5.1 Manfaat ................................................................................... 10

2.5.2 Prinsip Dasar ........................................................................... 12

2.5.3 Prinsip Kerja ........................................................................... 15

2.6 Kelebihan dan Kekurangan ............................................................... 16

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................ 18

3.1 Metode Penilitian .............................................................................. 18

3.2 Hasil dan Pembahasan ...................................................................... 18

BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 28

4.1 Kesimpulan Dan Saran ..................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 29

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energi adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan. Energi adalah

daya yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan meliputi

energi mekanik, panas, dan lain –lain. Oleh karena itu, hampir semua perselisihan

di dunia ini, berpangkal pada perebutan sumber energi. Ada beberapa energi alam

sebagai energi alternatif yang bersih, tidak berpolusi, aman dan persediaannya

tidak terbatas yang dikenal dengan energi terbarukan (Akhmad,2011).

penting dalam memenuhi kebutuhan energi. Hal ini disebabkan oleh

penggunaan bahan bakar fosil untuk pembangkit –pembangkit listrik konvesional

dalam jangka waktu yang panjang akan menguras sumber minyak bumi, gas dan

batu bara yang cadangannya semakin lama semakin menipis (Anggaradkk.,

2014).Di Indonesia yang terletak di daerah tropis ini sebenarnya memiliki suatu

keuntungan cukup besar yaitu menerima sinar matahari yang berkesinambungan

sepanjang tahun. Sayangnya energi tersebut kelihatannya dibiarkan terbuang

percuma untuk keperluan alamiah saja (Hasan, 2012).Selain itu energi matahari

dapat dimanfaatkan dengan bantuan peralatan lain, yaitu dengan merubah radiasi

matahari kebentuk lain. Ada dua macam cara merubah radiasi matahari ke dalam

energi lain, yaitu melalui solar cell dan collector (Karmiathi, 2011).Tidak

diragukan lagi bahwa energi surya adalah salah satu sumber energi yang ramah

lingkungan dan sangat menjanjikan pada masa yang akan datang, karena tidak ada

1
2

polusi yang dihasilkan selama proses konversi energi, dan juga sumber energinya

banyak tersedia di alam (Rahayuningtyas, dkk, 2014).

oleh karena itu penerapan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya

(PLTS) untuk memanfaatkan potensi energi surya yang tersedia dilokasi-lokasi

tersebut merupakan solusi yang tepat (Subandidkk., 2015). PLTS atau lebih

dikenal dengan sel surya (sel Photovoltaic) akan lebih diminati karena dapat

digunakan untuk berbagai keperluan yang relevan dan di berbagai tempat seperti

perkantoran, pabrik, perumahan, dan lainnya.Sehingga hal ini dipandang perlu

untuk dikaji lebih lanjut, agar diperoleh kajian yang komprehensif secara teknik

(Ubaidillahdkk., 2012).

Dalam penelitian ini akan menganalisis desain hasil rancangan sistem

pembangkit listrik tenaga surya kapasitas 50 WP pada skala laboratorium.

Dengan tujuan penelitian untuk menghitung karakteristik pembangkit listrik

tenaga surya dengan menggunakan Solar Cell 50 WP dan menghitung daya

maksimal yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga surya yang

dihasilkan. Sehingga dapat dianalisis unjuk kerja dari desain sistem

pembangkit listrik tenaga surya untuk kapasitas 50 WP.

1.2 Tujuan

1. menghitung karakteristik pembangkit listrik tenaga surya dengan

menggunakan Solar Cell 50 WP ?

2. menghitung daya maksimal yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga

surya?
3

3. Menghitung hasil daya keluaran rata-rata Watt, dan A (Ampere).?

1.3 Manfaat

Manfaat yang dapat diambil dari mempelajari Tenaga Surya adalah:

1. Mengetahui tentang perkembangan teknologi pengolahan energi terbarukan

berupa Tenaga Surya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Gambar 1. Pembangkit Listrik Surya PS10

(Sumber id.wikipedia.org/wiki/Panel_surya)

Gambar 2. PLTS terbesar pertama di Indonesia

(Sumber id.wikipedia.org/wiki/Panel_surya)

Pembangkit listrik tenaga surya adalah pembangkit listrik yang mengubah

energi surya menjadi energi listrik. Pembangn listrik bisa dilakukan dengan dua

4
5

cara, yaitu secara langsung menggunakan photovoltaic dan secara tidak langsung

dengan pemusatan energi surya. Photovoltaic mengubah secara langsung energi

cahaya menjadi listrik menggunakan efek fotoelektrik. Pemusatan energi surya

menggunakan sistem lensa atau cermin dikombinasikan dengan sistem pelacak

untuk memfokuskan energi matahari kesatu titik untuk menggerakkan mesin

kalor.

Energi surya atau matahari telah dimanfaatkan di banyak belahan dunia dan

jika dieksplotasi dengan tepat, energi ini berpotensi mampu menyediakan

kebutuhan konsumsi energi dunia saat ini dalam waktu yang lebih lama. Matahari

dapat digunakan secara langsung untuk memproduksi listrik atau untuk

memanaskan bahkan untuk mendinginkan. Potensi masa depat energi surya hanya

dibatasi oleh keinginan untuk menangkap kesempatan. Ada banyak cara untuk

memanfaatkan energi dari matahari. Tumbuhan mengubah sinar matahari menjadi

energi kimia dengan menggunakan fotosintesis. memanfaatkan energi ini dengan

memakan dan membakar kayu. Bagimanapun, istilah “tenaga surya” mempunyai

arti mengubah sinar matahari secara langsung menjadi panas atau energi listrik

untuk kegunaan . dua tipe dasar tenaga matahari adalah “sinar matahari” dan

“photovoltaic” (photo = cahaya, voltaic = tegangan). Photovoltaic tenaga matahari

melibatkan pembangkit listrik dari cahaya. Rahasia dari proses ini adalah

penggunaan bahan semi konduktor yang dapat disesuaikan untuk melepas

elektron, pertikel bermuatan negative yang membentuk dasar listrik

Bahan semi konduktor yang paling umum dipakai dalam sel photovoltaic

adalah silikon, sebuah elemen yang umum ditemukan di pasir. Semua sel

photovoltaic mempunyai paling tidak dua lapisan semikonduktor seperti itu, satu
6

bermuatan positif dan satu bermuatan negatif. Ketika cahaya bersinar pada semi

konduktor, lading listrik menyeberang sambungan diantara dua lapisan

menyebabkan listrik mengalir, membangkitkan arus DC. Semakin kuat cahaya

yang diterima, semakin kuat pula aliran listik yang didapatkan.

Sistem photovoltaic tidak membutuhkan cahaya matahari yang terang untuk

beroperasi. Sistem ini juga membangkitkan listrik di saat hari mendung, dengan

energi keluar yang sebanding ke berat jenis awan. Berdasarkan pantulan sinar

matahari dari awan, hari-hari mendung dapat menghasilkan angka energi yang

lebih tinggi dibandingkan saat langit biru sedang yang benar-benar cerah.

Saat ini, sudah menjadi hal umum piranti kecil, seperti kalkulator,

menggunakan solar cell yang sangat kecil. Photovoltaic juga digunakan untuk

menyediakan listrik di wilayah yang tidak terdapat jaringan pembangkit tenaga

listrik. Para peneliti telah mengembangkan lemari pendingin, yang bernama Solar

Chill yang dapat berfungsi dengan energi matahari. Setelah dites, lemari

pendingin ini akan digunakan oleh organisasi kemanusiaan untuk membantu

menyediakan vaksin di daerah tanpa listrik, dan oleh setiap orang yang tidak ingin

bergantung dengan tenaga listrik untuk mendinginkan makanan mereka.

Penggunaan sel photovoltaic sebagai desain utama oleh para arsitek semakin

meningkat. Sebagai contoh, atap ubin atau slites solar dapat menggantikan bahan

atap konvensional. Modul film yang fleksibel bahkan dapat diintegrasikan

menjadi atap vaulted, ketika modul semi transparan menyediakan percampuran

yang menarik antara bayangan dengan sinar matahari. Sel photovoltaic juga dapat

digunakan untuk menyediakan tenaga maksimum ke gedung pada saat hari di

musim panas ketika sistem AC membutuhkan energi yang besar, hal itu membantu
7

mengurangi beban maskimum elektrik. Baik dalam skala besar maupun skala

kecil photovoltaic dapat mengantarkan tenaga ke jaringan listrik, atau dapat

disimpan dalam sel-nya.

vanpah Solar Plant yang terletak di Gurun Mojave akan menjadi

pembangkit listrik tenaga surya tipe pemusatan energi surya terbesar dengan daya

mencapai 377 MegaWatt. Meski pembangunan didukung oleh pendanaan

Amerika Serikat atas visi Barrack Obama mengenai program 10000 MW energi

terbarukan, namun pembangunan ini menuai kontroversi karena mengancam

keberadaan satwa liar di gurun.

2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Surya Di Indonesia

Di Indonesia, PLTS terbesar pertama dengan kapasitas 2×1 MW terletak di

Pulau Bali, tepatnya di daerah Karangasem dan Bangli. Pemerintah memberi izin

kepada siapa saja untuk meniru dan membuatnya di daerah lain karena PLTS ini

bersifat opensource atau tidak didaftarkan dalam hak cipta. Wilayah Indonesia

yang sudah menggunakan PLTS adalah :

 Bali

 Nusa Tenggara Barat

 Alor, Nusa Tenggara Timur

 Sulawesi Selatan

2.3 Pemasangan Panel Surya

Panel surya mengubah tenaga sinar matahari menjadi listrik. Listrik tersebut

disimpan di dalam aki, kemudian aki menghidupkan lampu, TV, pompa air, dan

peralatan listrik lainnya.


8

Dalam penggunaan panel surya / solar cell untuk membangkitkan listrik di rumah,

ada beberapa hal yang perlu pertimbangkan karena karakteristik dari panel surya / solar

cell :

1. Panel surya / solar cell memerlukan sinar matahari. Tempatkan panel surya /

solar cell pada posisi dimana tidak terhalangi oleh objek sepanjang pagi

sampai sore.

2. Panel surya / solar cell menghasilkan listrik arus searah DC.

3. Untuk efisiensi yang lebih tinggi, gunakan lampu DC seperti lampu LED.

4. Instalasi kabel baru khusus untuk arus searah DC untuk perangkat berikut ini

misalnya : lampu LED (Light Emiting Diode), TV, Charge HP, komputer, dll.

2.4 Pemanfaatan Tenaga Surya Dikehidupan

a) Pembangkit Listrik Tenaga Panas Matahari

Kaca-kaca besar mengkonsetrasikan cahaya matahari ke satu garis atau titik.

Panas yang dihasilkan digunakan untuk menghasilkan uap panas. Panasnya,

tekanan uap panas yang tinggi digunakan untuk menjalankan turbin yang

menghasilkan listrik. Di wilayah yang disinari matahari, Pembangkit Listrik

Tenaga Matahari dapat menjamin pembagian besar produksi listrik.

Berdasarkan proyeksi dari tingkat arus hanya 354MW, pada tahun 2015

kapasitas total pemasangan pembangkit tenaga panas matahari akan melampaui

5000 MW. Pada tahun 2020, tambahan kapasitas akan naik pada tingkat sampai

4500 MW setiap tahunnya dan total pemasangan kapasitas tenaga panas matahari

di seluruh dunia dapat mencapai hampir 30.000 MW, cukup untuk memberikan

daya untuk 30 juta rumah.


9

b) Pemanas dan Pendingin Tenaga Matahari

Panas tenaga matahari menggunakan panas matahari secara langsung.

Pengumpul panas matahari diatas atap dapat menyediakan air panas untuk rumah,

dan membantu menghangatkan rumah. Sistem panas matahari berdasarkan prinsip

sederhana yang telah dikenal selama berabad-abad, matahari memanaskan air

yang mengisi bejana gelap. Teknologi tenaga panas matahari yang ada di pasar

saat ini sangat efisien dan bisa diandalkan. Saat ini pasar menyediakan tenaga

matahari untuk aplikasi dengan cakupan luas, dari pemanas air domestik dan

pemanas ruangan di perumahan dan gedung – gedung komersial, sampai pemanas

kolam renang, tenaga matahari - pendingin, proses pemanasan industri dan

memproses air menjadi tawar.

Saat ini produksi pemanas air panas domestik merupakan aplikasi paling

umum untuk tenaga panas matahari. Di beberapa negara hal ini telah menjadi

sarana yang umum digunakan oleh gedung tempat tinggal. Tergantung pada

kondisi dan konfigurasi sistem, kebutuhan air panas dapat disediakan oleh tenaga

matahari hingga 100%. Sistem yang lebih besar dapat ditambahkan untuk

menutupi bagian penting dari kebutuhan energi untuk pemanas ruangan. Ada dua

tipe teknologi; Tabung vakum - penyedot di dalam tabung vakum menyedot

radiasi dari matahari dan memanaskan cairan di dalam, seperti di panel tenaga

matahari datar. Tambahan radiasi diambil dari reflektor di belakang tabung.

Bentuk bundar tabung vakum membuat cahaya matahari dari berbagai sudut dapat

mencapai penyerap secara langsung. Bahkan disaat mendung, ketika cahaya

datang dari banyak sudut pada saat bersamaan, tabung vakum kolektor tetap dapat

efektif. Kolektor solar panel datar pada dasarnya merupakan kotak yang ditutupi
10

kaca yang ditaruh di atap seperti cahaya langit. Di dalam kotak terdapat

serangkaian tabung pemotong dengan sirip pemotong terpasang. Seluruh struktur

dilapisi substansi hitam yang didesain untuk menangkap sinar matahari. Sinar ini

memanaskan air dan campuran bahan anti beku, yang beredar dari kolektor turun

ke pemanas air di bawah tanah.

Pendingin tenaga matahari. Pendingin tenaga matahari menggunakan

sumber energi panas untuk menghasilkan dingin dan atau mengurangi kelembaban

udara dengan cara yang sama dengan lemari pendingin atau AC konvensional.

Aplikasi ini cocok dengan energi panas matahari, sejalan dengan meningkatnya

permintaan pendingin ketika panas matahari banyak. Pendingin tenaga matahari

telah sukses didemonstrasikan. Penggunaan skala besar dapat diharapkan di masa

depan, sejalan dengan berkurangnya biaya teknologi ini, terutama untuk sistem

skala kecil.

2.5 Manfaat, Prinsip Dasar dan Prinsip Kerja

2.5.1 Manfaat

Tenaga surya yang diserap bumi adalah sebanyak 120.000 TeraWatt. Pada

prinsipnya tenaga surya sebagai pembangkit listrik dengan dua cara:

 Produksi uap dengan ladang cermin yang digunakan untuk menggerakkan

turbin. (Pembangkit listrik tenaga surya berskala besar)

 Mengubah sinar matahari menjadi energi listrik menggunakan photovoltaic.

(Pembangkit listrik tenaga surya berskala kecil).

Tenaga surya dapat diaplikasikan sebagai berikut

 Sebagai penerangan di rumah.

 Sebagai penerangan laumpu jalan


11

 Sebagai penerangan lampu taman.

 Sebagai sumber listrik untuk instalasi wireless, radio pemancar, perangkat

komunikasi.

 Sebagai signal kereta api, kapal

 Sebagai portable power supply

 Sebagai pemanas untuk menggerakkan tubin pembangkit listrik tenaga surya

seperti di Nevada, Amerika

 Sebagai sumber tenaga untuk perangkat satelit.

Beberapa contoh penggunaan Solar Cell, dapat dilihat dalam gambar berikut

Gambar 3. Penggunaan Solar Cell


(Sumber : http://tlts.wordpress.com)
12

2.5.2 Prinsip Dasar

Gambar 4. Taksi Tenaga Surya


(Sumber id.wikipedia.org/wiki/Panel_surya)

Sel surya atau photovoltaic adalah alat yang mengubah energi cahaya

menjadi energi listrik menggunakan efek fotoelektrik. Dibuat pertama kali pada

tahun 1880 oleh Charles Fritts.

Pembangkit listrik tenaga surya tipe photovoltaic adalah pembangkit listrik

yang menggunakan perbedaan tegangan akibat efek fotoelektrik untuk

menghasilkan listrik. Solar panel terdiri dari 3 lapisan, lapisan panel P di bagian

atas, lapisan pembatas di tengah, dan lapisan panel N di bagian bawah. Efek

fotoelektrik adalah di mana sinar matahari menyebabkan elektron di lapisan panel

P terlepas, sehingga hal ini menyebabkan proton mengalir ke lapisan panel N di

bagian bawah dan perpindahan arus proton ini adalah arus listrik.
13

Sel surya memiliki banyak aplikasi. Mereka terutama cocok untuk

digunakan bila tenaga listrik dari grid tidak tersedia, seperti di wilayah terpencil,

satelit pengorbit bumi, kalkulator genggam, pompa air, dll. Sel surya (dalam

bentuk modul atau panel surya) dapat dipasang di atap gedung di mana mereka

berhubungan dengan inverter ke grid listrik dalam sebuah pengaturan net

metering.

Banyak bahan semikonduktor yang dapat dipakai untuk membuat sel surya

diantaranya Sillicon, Titanium Oksida, Germanium, dll.

Gambar 5. Sel Surya Wafer Silikon Poly-Crystalline


(Sumber : http://www.panelsurya.com/index.php/id/home/)

Gambar 6. Sel Surya Terbuat dari Titanium Oksida, Germanium,dll


(Sumber : http://www.panelsurya.com/index.php/id/home/)
14

Gambar 7. Solar Cell saat terkena matahari


(Sumber : http://www.panelsurya.com/index.php/id/home/)

Hingga tahun 1980-an efisiensi dari hasil penelitian terhadap solar cell

masih sangat rendah sehingga belum dapat digunakan sebagai sumber daya listrik.

Tahun 1982, Hans Tholstrup seorang Australia mengendarai mobil bertenaga

surya pertama untuk jarak 4000 km dalam waktu 20 hari dengan kecepatan

maksimum 72 km/jam. Tahun 1985 University of South Wales Australia

memecahkan rekor efisiensi solar cell mencapai 20% dibawah kondisi satu cahaya

matahari. Tahun 2007 University of Delaware berhasil menemukan solar cell

technology yang efisiensinya mencapai 42.8% Hal ini merupakan rekor terbaru

untuk "thin film photovoltaic solar cell." Perkembangan dalam riset solar cell

telah mendorong komersialisasi dan produksi solar cell untuk penggunaannya

sebagai sumber daya listrik.

Tenaga matahari dapat diubah menjadi tenaga listrik dengan dua cara:

· Photovoltaic (PV device) atau Solar Cell, yaitu mengubah cahaya matahari

langsung menjadi listrik. Cara ini umumnya digunakan di daerah terpencil

yang belum ada jaringan listrik konvensional. Penggunaan photovolaic


15

banyak digunakan untuk kalkulator, jam tangan, rambu-rambu jalan, lampu

penerangan taman dsb.

· Solar Power Plants, sistem ini tidak secara langsung menghasilkan listrik

yaitu panas yang dihasilkan alat pengumpul panas matahari digunakan untuk

memanaskan suatu cairan sehingga menghasilkan tenaga uap untuk tenaga

generator.

Lebih mudahnya menerangkan cara kerja panel surya photovoltaic yaitu

photon dari cahaya matahari menabrak electrons menjadi suatu energi yang lebih

tinggi sehingga terjadi listrik. Istilah photovoltaic menjelaskan mode operasi suatu

photodiode dimana arus yang melalui device selururuhnya terjadi karena adanya

perubahan induksi tenaga cahaya. Hampir semua peralatan photovoltaic adalah

berupa photodiode.

2.5.3 Prinsip Kerja

Gambar 8. Prinsip Kerja Tenaga Surya


(Sumber : http://tlts.wordpress.com)

Sinar matahari mengenai solar panel, masuk kedalam solar charg

controller, arus disini masih dalam keadaan DC. Lalu dialirkan ke baterai, disini
16

masuk kedalam inverter untuk mengubah arus DC menjadi AC lalu dapat

dimanfaatkan untuk berbagai alat-alat elektronik.

2.6 Kelebihan dan Kekurangan

1. KELEBIHAN

 Panel surya ramah lingkungan dan tidak memberikan kontribusi terhadap

perubahan iklim seperti pada kasus penggunaan bahan bakar fosil karena panel

surya tidak memancarkan gas rumah kaca yang berbahaya seperti karbon

dioksida.

 Panel surya memanfaatkan energi matahari dan matahari adalah bentuk energi

paling berlimpah yang tersedia di planet .

 Panel surya mudah dipasang dan memiliki biaya pemeliharaan yang sangat

rendah karena tidak ada bagian yang bergerak.

 Panel surya tidak memberikan kontribusi terhadap polusi suara dan bekerja

dengan sangat diam.

 Banyak negara di seluruh dunia menawarkan insentif yang menguntungkan bagi

pemilik rumah yang menggunakan panel surya.

 Harga panel surya terus turun meskipun masih harus bersaing dengan bahan

bakar fosil.

 Tidak diharuskan membeli semua panel surya yang diperlukan dalam waktu

yang sama, tetapi dapat dibeli secara bertahap yang berarti tidak perlu

melakukan investasi besar secara instan.

 Panel surya tidak kehilangan banyak efisiensi dalam masa pakai yang mencapai

20 tahun.
17

 Masa pakainya yang panjang, mencapai 25-30 tahun, menggaransi penggunanya

akan menghemat biaya energi dalam jangka panjang pula.

2. KEKURANGAN

 Panel surya masih relatif mahal, bahkan meskipun setelah banyak mengalami

penurunan harga. Harga panel rumah sedang saat ini ser IDR27.500/wp (watt

peak) .

 Panel surya masih perlu meningkatkan efisiensi secara signifikan karena banyak

sinar matahari terbuang sia-sia dan berubah menjadi panas. Rata-rata panel

surya saat ini mencapai efisiensi kurang dari 20%.

 Jika tidak terpasang dengan baik dapat terjadi over-heating pada panel surya.

 Panel surya terbuat dari beberapa bahan yang tidak ramah lingkungan.

 Daur ulang panel surya yang tak terpakai lagi dapat menyebabkan kerusakan

lingkungan jika tidak dilakukan dengan hati-hati karena silikon, selenium,

kadmium, dan sulfur heksafluorida (merupakan gas rumah kaca), kesemuanya

dapat ditemukan di panel surya dan bisa menjadi sumber pencemaran selama

proses daur ulang.


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam desain analisis rangkaian dilakukan

beberapa tahapan, diantaranya:(a). Penentuan panel surya yang

digunakan,sehingga dalam penggunaannya tidak terjadi kerusakan pada panel

surya itu sendiri; (b). Penentuan komponen regulator yang akan digunakan,

sehingga dalam aplikasinya tidak terjadi kesalahan penggunaan yang

berakibat kurang baik atau dapat merusak panel surya maupun peralatan

listrik yang dipasang nantinya; (c). Dari segi penggunaan komponen, juga

dipertimbangkan segi ekonomis dan kondisi yang ada dipasaran, sehingga

dalam pencarian komponen tidak mengalami kesulitan.; (d). Dari segi

estetika, desain alat agar dapat dibuat sedemikian rupa sehingga rapi, menarik

dan aman dalam penggunaannya; (f). Memilih komponen yang lulus

kualifikasi dan sesuai dengan kebutuhan sistem, seperti BCR dan inverter

(jika terdapat beban AC). Metodologi yang digunakan dalam desain analisis

pembangkit listrik tenaga matahari 50 WPdapatdigambarkan dalam bentuk

diagram alir (flowchart) yang sistematis seperti Gambar 1.

3.2 Hasil dan Pembahasan

Langkah awal dalam penelitian ini adalah melakukan kajian literatur dan

perancangan sistem yang berkaitan mengenai sistem pembangkit listrik tenaga sel

surya seperti disajikan pada Gambar 2

18
19

Gambar 1. Diagram alur penelitian


20

Gambar 2. Rangkaian Pemasangan Sel surya 50 WP

Berdasarkan Gambar 2, diagram blok PLTS yang dirancang, maka

prinsip kerja dari Simulasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang

dibuat adalah sebagai berikut: matahari bersinar, radiasi yang dihasilkan dari

cahaya matahari ini kemudian ditangkap oleh panel surya fotovoltaik. Panel

surya ini merupakan suatupengkombinasian dari beberapa sel surya yang

ukurannya sangat kecil dan tipis baik secara seri, paralel ataupun campuran

(seri dan paralel), sehingga menjadi sebuah panel surya yang cukup besar dan

dapat menghasilkan arus dan tegangan yang besar pula.

Prinsip kerja dari panel surya adalah jika cahaya matahari mengenai

panel surya, maka elektron-elektron yang ada pada sel surya akan bergerak

dari N ke P, sehingga pada terminal keluaran dari panel surya akan

menghasilkan energi listrik. Besarnya energi listrik yang dihasilkan oleh panel

surya berbeda-beda tergantung dari jumlah sel surya yang dikombinasikan

didalam panel surya tersebut. Keluaran dari panel surya ini adalah berupa

listrik arus searah (DC) yang besar tegangan keluarnya tergantung dengan

jumlah sel surya yang dipasang didalam panel surya dan banyaknya sinar
21

matahari yang menyinari panel surya tersebut (Bansai, 1990).

Keluaran dari panel surya ini sudah dapat digunakan langsung ke beban

yang memerlukan sumber tegangan DC dengan konsumsi arus yang kecil.

Agar energi listrik yang dihasilkan juga dapat digunakan pada kondisi –

kondisi seperti pada malam hari (kondisi saat panel surya tidak disinari cahaya

matahari), maka keluaran dari panel surya ini harus di hubungkan ke sebuah

media penyimpanan (storage), dalam hal ini adalah batere. Tetapi ini tidak

langsung dihubungkan begitu saja dari panel surya ke batere, tetapi harus

dihubungkan ke rangkaian Regulator, dimana didalam rangkaian tersebut

terdapat rangkaian pengisi Batere otomatis (Automatic charger).

Fungsi dari regulator ini adalah untuk meregulasi tegangan keluaran

dari panel surya dan mengatur arus yang masuk ke batere secara otomatis.

Selain itu Regulator berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus

dari Panel Surya ke Batere secara otomatis dan juga berfungsi untuk

memutuskan aliran arus dari batere kebeban bila terjadi hubung singkat

ataupun beban yang berlebihan. Tipe regulator yang dirancang disini adalah

tipe modifikasi atau gabungan antara seri dan paralel. Panel Surya sebenarnya

dapat langsung digunakan tanpa diberi rangkaian regulator ataupun batere,

tetapi ini tidak dilakukan karena dapat membebani kinerja dari panel (akibat

adanya beban yang berlebihan) sehingga tidak akan terjadi kerusakan yang

fatal pada panel surya tersebut. Selain itu regulator ini juga berfungsi untuk

mengamankan dari terjadinya kelebihan beban dari panel surya sehingga

panel surya tidak cepat rusak (Widodo dkk., 2010).

Hubungan batere dengan beban adalah dihubungkan paralel langsung


22

ke beban. Jika batere tersebut telah terisi dengan penuh. Untuk melindungi

batere akibat adanya beban yang berlebihan (over load) ataupun

hubungsingkat pada beban, maka sebelum batere dihubungkan langsung harus

melewati rangkaian proteksi. Dimana fungsinya sudah cukup jelas, yaitu

untuk memproteksi ataupun melindungi batere akibat adanya beban yang

berlebihan (over load) ataupun hubung singkat pada beban.

Jika diinginkan hasil keluaran listrik dari PLTS ini berupa listrik arus

bolak-balik (AC) maka PLTS yang sudah dapat mengeluarkan listrik arus

searah (DC) ini harus dihubungkan ke sebuah rangkaian elektronik / modul 30

elektronik yang bernama Inverter DC-AC. Dimana Inverter DC-AC berfungsi

untuk mengubah arus listrik searah (DC) menjadi arus listrik bolak-balik

(AC). Setelah arus listrik searah diubah menjadi arus listrik bolak-balik,

selanjutnya keluaran dari inverter ini yang telah berupa arus bolak-balik ini

dapat langsung digunakan untuk mencatu peralatan listrik dan elektronika

yang membutuhkan arus bolak-balik. Besarnya tegangan dan daya keluaran

yang dapat dihubungkan kebeban nantinya harus sesuai dengan kemampuan

inverter yang dipakai dan besarnya sistem penyimpanan yang digunakan

(besarnya ampere hour (AH) atau amper jam dari batere).

Pada penelitian ini dilakukan pengujian pengaruh sudut datang matahari

terhadap keluaran sel surya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar pengruh sudut datang matahari dan juga seberapa besar pengaruh sudut

tersebut dapat diabaikan. Cara pengujian dilakukan seperti Gambar 3


23

Gambar 3. Pengujian pengaruh arah sudut matahari terhadap


keluaran sel surya (a) arah sinar tegak lurus panel (b) arah sinar
membentuk sudut tertentu

Pemasangan sebuah panel sel surya dengan posisi tegak lurus terhadap arah

sinar matahari seperti Gambar 3a dilakukan untuk mengetahui keluaran

maksimum, sedangkan untuk mengetahui pengaruh arah sinar matahari

terhadap keluaran panel dilakukan dengan merubah arah panel sel surya tiap

10o hingga mencapai sudut 45o terhadap sudut datang matahari seperti

Gambar 3b. Dari langkah-langkah tersebut dapat diketahui pengaruh arah

sinar matahari terhadap keluaran panel sel surya

Pengambilan data posisi/sudut matahari sangat diperlukan. Hal ini

bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pergeseran sudut matahari pada

selang waktu tertentu. Pengambilan data ini dilakukan pukul 9.00 hingga

pukul 16.00. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 1. Dengan

menggunakan data pada Tabel 1 diatas dapat dibuatkan grafik hubungan

antara tegangan rangkaian terbuka terhadap waktu, seperti pada Gambar 4.


24

Tabel 1. Hasil pengujian tegangan, arus dan daya untuk berbagai posisi sudut
sel surya

Gambar 4. Grafik hubungan antara tegangan rangkaian terbuka


terhadap waktu pada sel surya

Berdasarkan Gambar 4. menjelaskan bahwa nilai pengukuran rata-rata

tegangan rangkaian terbuka pada modul surya posisi bentuk sudut sebesar

18,27 V dan diperoleh nilai rata-rata tegangan hubung singkat pada saat

modul surya posisi tegak (horisontal) sebesar 19,67V. Perbedaan hasil

tegangan rangkaian terbuka (Voc) yang didapat dikarenakan modul surya


25

selalu memposisikan tegak lurus terhadap matahari sehingga hasil yang di

dapatkan akan lebih besar dibandingkan dengan modul surya dengan posisi

membentuk sudut. Selanjutnya, untuk mengetahui perbandingan arus

hubungan singkat terhadap waktu dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 menerangkan bahwa arus yang dihasilkan oleh modul surya

yang membentuk sudut lebih besar dibandingkan dengan arus yang dihasilkan

oleh modul surya dalam posisi tegak lurus (horizontal) mempunyai sifat statis,

hal ini terjadi karena iradiasi yang ditangkap modul surya pada posisi

membentuk sudut lebih besar sehingga arus yang ditangkap pada posisi

membentuk sudut lebih besar karena semakin

besar nilai iradiasi maka semakin besar pula nilai iradiasinya. Dari data

hasil pengukuran yang dilakukan maka diperoleh nilai pengukuran rata-rata

arus hubung singkat pada modul surya pada posisi membentuk sudut sebesar

2.49 A dan diperoleh nilai rata-rata arus hubung singkat pada saat modul

surya posisi tegak lurus (horizontal) sebesar 1.40 A. Untuk mengetahui

mengenai lebih lanjut besarnya nilai perbandingan daya keluaran terhadap

waktu pada sel surya, dapat dilihat pada Gambar 6.


26

Gambar 5. Grafik perbandingan antara arus hubungan singkat


terhadap waktu pada sel surya

Gambar 6. Grafik perbandingan antara daya keluaran terhadap


waktu pada sel surya

Dari tegangan rangkaian terbuka (Voc) dan Arus hubung singkat (Isc)

yang di dapatkan pada saat pengujian maka dihasilkan daya keluaran dengan

mengalikan faktor pengisi (FF) pada modul suryanya sehingga didapatkan

grafik perbandingan daya keluaran pada posisi membentuk sudut dengan

modul surya pada saat posisi tegak lurus. Daya keluaran rata-rata yang
27

dihasilkan pada saat modul surya posisi membentuk sudut sebesar 38,24 W

dan diperoleh nilai rata-rata daya keluaran pada saat modul surya posisi tegak

lurus (horizontal) sebesar 29,6 W.


BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan dan Saran

Dari hasil analisis desain sistem pembangkit listrik tenaga surya

dengan panel surya 50 WP dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (a).

Karateristik dari Desain yaitu: posisi sudut kemiringan modul surya saat

mengikuti arah pergerakan matahari menghasilkan tegangan rata-rata

rangkaian terbuka (Voc) 18,27 V dan arus rata-rata hubungan singkat (Ioc) 2,49

A; dan posisi tegak lurus (horizontal) menghasilkan tegangan rata-rata

rangkaian terbuka (Voc) 19,67 V; sementara itu arus rata- rata hubungan

singkat (Ioc) 1,40 A; (b) Posisi sudut kemiringan modul surya saat mengikuti

arah pergerakan matahari menghasilkan Daya Keluaran (Pout) sebesar 38,24 W

dan posisi tegak lurus (horizontal) menghasilkan Daya Keluaran (Pout) 21,91

W.

Sebagai saran dari peneliti adalah perlu dilakukan penelitian untuk beberapa

jenis Tenaga surya yang lain dalam rangka untuk diaplikasikan pada Kebutuhan

listrik baik untuk kalangan industri, perkantoran, maupun masyarakat umum dan

perorangan sangat meningkat. Tetapi, peningkatan kebutuhan listrik ini tidak

diiringi oleh penambahan pasokan listrik. Berdasarkan permasalahan tersebut,

energi surya dipilih sebagai energi alternatif untuk menghasilkan energi listrik.

28
DAFTAR PUSTAKA

Akhmad, Kholid, (2011), Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Penerapannya Untuk

Daerah Terpencil, Jurnal Dinamika Rekayasa, 1(1):28-33

Anggara, I.W.G.A, Kumara,I.N.S., Giriantari, I.A.D, (2014), Studi Terhadap Unjuk Kerja

Pembangkit Listrik Tenaga Surya 1,9 Kw Di Universitas Udayana Bukit

Jimbaran,Spektrum, 1(1): 118-122

Hasan, H., (2012), Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Di Pulau Saugi, Jurnal

Riset dan Teknologi Kelautan, 10(2):169-180.

Karmiathi, N.M., (2011), Rancang Bangun Modul Solar Cell Dengan Memanfaatkan

Komponen Fotovoltaic Kompatibel, Jurnal Logic,11.

Rahayuningtyas,A., Kuala,S.I.,dan Apriyanto, F., (2014), Studi Perencanaan Sistem

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (Plts) Skala Rumah Sederhana Di Daerah

Pedesaan Sebagai Pembangkit Listrik Alternatif Untuk Mendukung Program

Ramah Lingkungan Dan Energi Terbarukan,Prosiding SnaPP2014 Sains,

Teknologi, dan Kesehatan, pp. 223-230

Subandi, Slamet Hani, (2015), Pembangkit Listrik Energi Matahari Sebagai Penggerak

Pompa Air Dengan Menggunakan Solar Cell,Jurnal Teknologi Technoscientia,

7(2):157-163

Ubaidillah, Suyitno, Juwana, Wibawa Endra, (2012), Pengembangan Piranti Hibrid

Termoelektrik –Sel Surya Sebagai Pembangkit Listrik Rumah Tangga,Jurnal

Litbang Provinsi Jawa Tengah, 10(2):194-211

Nugroho, Ahmad. Penggunaan Solar Cell, diakses 27 Maret 20014,(online)


http://tlts.wordpress.com

29
Wikipedia, Sel Surya, diakses 26 Maret 2014,(online) http://id.wikipedia.org/wiki/

Naidoo, Kumi, Perubahan Iklim Global Energi Bersih Energi Matahari, diakses 26
Maret 2014, (online) http://www.greenpeace.org

Immanuel, David. Pembangkit Listrik Tenaga Surya, diakses pada 26 Maret 2014,
(online) http://id.wikipedia.org/

Zazuli, Aplikasi Tenaga Surya, diakses 27 Maret 2014, (online)


http://www.panelsurya.com/index.php/id/home/

30

Anda mungkin juga menyukai