Fonologi 1
Fonologi 1
BAHASA INDONESIA
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia
Diploma 4 Akuntansi Politeknik Negeri Pontianak
DISUSUN OLEH :
DESTI ISTIQOMAH
LARASATI
MARIA ULFAH
Alhamdulillah, dengan mengucap puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa
karena berkat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya memberikan kemudahan sehingga dapat
menyusun dan menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia mengenai Struktur
Fonologi Bahasa Indonesia yang telah penulis selesaikan ini. Tanpa pertolongan-Nya
mungkin penyusun tidak dapat menyelesaikannya dengan baik.
Ibarat tiada gading yang tak retak dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit
hambatan yang penulis hadapi. Namun, penulis menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dosen sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Dengan segala kerendahan hati dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari
sepenuhnya bahwa pembuatan makalah ini jauh dari kata sempurna mungkin ada kekurangan
isi maupun yang lainnya. Itu semua karena kedangkalan dan sangat minimnya ilmu yang
penulis miliki. Penulis juga meminta maaf apabila kata–kata dalam makalah ini ada
kesalahan atau kurang tepat. Sehingga penyusun mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih atas perhatiannya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, menambah pengalaman, menjadi referensi bagi para pelajar, menambah
cakrawala pengetahuan kita mengenai Struktur Fonologi Bahasa Indonesia khususnya bagi
penulis, kita dan semuanya sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
a. Kesimpulan ......................................................................................... 8
b. Saran ......................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selain itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya di Sekolah Dasar, istilah
yang dikenal dan lazim digunakan guru adalah istilah “huruf” walaupun yang dimaksud
adalah “fonem”. Mengingat keduanya merupakan istilah yang berbeda, untuk efektifnya
pembelajaran, tentu perlu diadakan penyesuaian dalam segi penerapannya. Oleh karena
itu, untuk mencapai suatu ukuran lafal atau fonem baku dalam bahasa Indonesia, sudah
seharusnya lafal-lafal atau intonasi khas daerah itu dikurangi jika mungkin diusahakan
dihilangkan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan pengertian fonologi.
2. Untuk membedakan ilmu-ilmu bahasa yang tercakup dalam fonologi.
3. Untuk mengidentifikasi fonem-fonem bahasa Indonesia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fonologi
Sebelum diuraikan mengenai fonologi, terlebih dahulu apa yang dimasud dengan
struktur. Yang dimaksud dengan struktur adalah penyusunan atau penggabungan unsur-
unsur bahasa menjadi suatu bahasa yang berpola.
Fonologi adalah bagian tata bahasa atau bidang ilmu bahasa yang menganalisis bunyi
bahasa secara umum. Istilah fonologi ini berasal dari gabungan dua kata Yunani
yaitu phone yang berarti bunyi dan logos yang berarti tatanan, kata, atau ilmu disebut juga
tata bunyi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) dinyatakan bahwa fonologi adalah
bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya. Dengan
demikian, fonologi adalah merupakan sistem bunyi dalam bahasa Indonesia atau dapat juga
dikatan bahwa fonologi adalah ilmu tentang bunyi bahasa.
2
3
garapan linguistik. Oleh sebab itu, para linguis memasukkannya pada bidang
linguistik teoretis.
b) fonetik akustik.
Fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenomena
alam (bunyi-bunyi itu diselidiki frekuensi getaranya, aplitudonya,dan intensitasnya.
Fonetik akustis yaitu fonetik yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa
berdasar pada aspek-aspek fisiknya sebagai getaran udara (Malmberg, 1963: 5).
Fonetik akustis erat hubungannya dengan fisika, atau merupakan ilmu antardisiplin
antara linguistik dan fisika.
c) fonetik auditoris.
Fonetik auditoris mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu
oleh telinga kita.
Fonetik auditoris yaitu fonetik yang mengkaji dan mendeskripsikan cara
mekanisme pendengaran penerimaan bunyi-bunyi bahasa sebagai getaran udara
(Bronstein & Jacoby, 1967:70-72). Fonetik auditoris ini sebagian besar termasuk
pada bidang neurologi (kedokteran), atau merupakan ilmu antardisiplin antara
linguistik dan kedokteran.
Ada tiga macam alat ucap yang berkenaan dengan bunyi ujaran, yaitu:
1. Udara adalah yang dialirkan keluar dari paru-paru, ketika berbicara.
2. Artikulator adalah bagian alat ucap yang dapat digerakkan/digeser ketika bunyi
diucapkan.
3. Titik artikulasi adalah bagian alat ucap yang menjadi tujuan sentuh dari artikulator.
Jika bunyi ujaran yang keluar dari paru-paru tidak mendapat halangan maka bunyi yang
dihasilkan adalah bunyi vocal. Bunyi vocal yang dihasilkan tergantung dari beberapa
hal, yaitu:
1. Posisi bibir (bentuk bibir ketika mengucapkan sesuatu bunyi)
2. Tinggi rendahnya lidah (posisi ujung dan belakang lidah ketika mengucapkan
bunyi)
3. Maju mundurnya lidah (jarak yang terjadi antara lidah dan alveolum atau lengkung
kaki gigi).
Fonetika Memiliki Proses dan Transkipsi Fonetis yaitu :
a. Proses Pembentukan Bunyi
Bunyi bahasa,pada dasarnya adalah getaran atas benda apa saja karena adanya
energi yang bekerja.Getaran ini disadari sebagai bunyi apabila getaran itu cukup
kuat dan dihantarkan ke alat dengar oleh udara sekitar. Proses pembentukan bunyi
bahasa juga demikian.
a) Arus Udara
Arus udara yang menjadi sumber energi utama pembentukan bunyi bahasa
merupakan hasil kerja alat atau organ tubuh yang dikendalikan oleh otot-otot
tertentu atas perintah saraf-saraf otak.
b) PitaSuara
4
Pita suara merupakan sumber bunyi.Ia bergetar atau digetarkan oleh udara yang
keluar atau masuk paru-paru. Pita suara terletak dalam kerongkongan (larynx)
dalam posisi mendapatkan dari muka (anterior) ke belakang (posterior).
c) Alat-Alat Ucap
Apa yang disebut sebagai alat ucap sebenarnya mempunyai fungsi utama untuk
kelangsungan hidup kita. Paru-paru mempunyai fungsi utama mengisap zat
pembakar untuk disalurkan ke dalam darah dan menyalurkan zat asam arang ke
luar tubuh.
Organ-organ tubuh yang dipergunakan sebagai alat ucap dapat dibagi menjadi
tiga komponen, yaitu :
1) Komponen Supraglotal
2) Komponen Larin
3) Komponen Subglotal
Transkipsi Fonetis :
Transkripsi fonetis adalah perekaman bunyi dalam bentuk lambang tulis lambang bunyi
atau lambang fonetis (phonetic symbol) yang sering dipakai adalah lambang bunyi yang
ditetapkan oleh The International Phonetic Assosiation (IPA),yaitu persatuan para guru
bahasa yang berdiri sejak akhir abad ke-19, yang didirikan untuk mempopulerkan
metode baru dalam pengajaran bahasa yang lebih menekankan pada pengajaran bahasa
lisan.
2. Fonemik
Fonemik yaitu ilmu bahasa yang membahas bunyi-bunyi bahasa yang berfungsi sebagai
pembeda makna.
Terkait dengan pengertian tersebut, fonemik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1997) diartikan:
(1) bidang linguistik tentang sistem fonem;
(2) sistem fonem suatu bahasa;
(3) prosedur untuk menentukan fonem suatu bahasa.
Objek kajian fonemik adalah fonem dalam fungsinya sebagai pembeda makna kata.
Jika di dalam fonetik kita meneliti bunyi /l/ dan /r/ yang berbeda seperti terdapat pada
kata laba dan raba maka dalam fonemik kita meneliti apakah perbedaan bunyi-bunyi itu
berfungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
Selain pengertian fonetik dan fonemik, kita perlu memahami pengertian fonem, agar
tidak terjadi kekeliruan dalam dalam penggunaan istilah “fonem” dan “huruf”.
Fonem adalah satuan terkecil bunyi bahasa yang bersifat membedakan arti (distingtif).
Dalam dunia Linguistik, satuan bahasa yang disebut fonem ditulis di antara dua garis
miring /…../.
Menurut Supriyadi (1992), fonem adalah suatu kebahasaan yang terkecil.
Menurut Santoso (2004), menyatakan setiap bunyi ujaran dalam satu bahasa
mempunyai fungsi membedakan arti. Bunyi ujaran yang membedakan arti ini disebut
fonem.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), tertulis bahwa yang dimaksud dengan
fonem adalah satuan bunyi terkecil yang mampu menunjukkan kontras makna,
5
misalnya : /b/ dan /p/ adalah dua fonem yang berbeda karena bara dan para beda
maknanya. Terjadinya perbedaan makna hanya karena pemakaian fonem /b/ dan /p/
pada kata tersebut.
Dalam linguistic, huruf sering diistilahkan dengan grafem.
Perbedaan antara fonem dan huruf (grafem) yaitu fonem adalah satuan bunyi bahasa
yang terkecil yang dapat membedakan arti, sedangkan huruf (grafem) adalah gambaran
dari bunyi (fonem), dengan kata lain huruf adalah lambang fonem.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), bahwa huruf adalah tanda aksara dalam
tata tulis yang merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa.
Dalam bahasa Indonesia, secara resmi ada 32 fonem, yang terdiri atas :
1) Fonem vocal 6 buah
Nama-nama fonem vokal yang ada dalam bahasa Indonesia adalah:
A. Kesimpulan
Fonologi adalah bagian tata bahasa atau bidang ilmu bahasa yang menganalisis bunyi
bahasa secara umum. Fonologi dalam tuturan ilmu bahasa dibagi dua bagian, yaitu Fonetik
yaitu ilmu bahasa yang membahas tentang bunyi-bunyi ujaran yang dipakai dalam tutur
dan bagaimana bunyi itu dihasilkan oleh alat ucap manusia. Dan Fonemik yaitu ilmu bahasa
yang membahas bunyi-bunyi bahasa yang berfungsi sebagai pembeda makna.
Objek kajian fonemik adalah fonem dalam fungsinya sebagai pembeda makna kata. Fonem
adalah satuan terkecil bunyi bahasa yang bersifat membedakan arti (distingtif).
B. Saran
Apabila dalam penulisan makalah ini ada kesalahan, saya atas nama penulis memohon
untuk memberikan kritik, saran dan masukannya yang bersifat untuk membangun agar
menuju kepada kesempurnaan.
8
DAFTAR PUSTAKA
sanggiawan, r. (2016, april 9). Struktur Fonologi dalam Bahasa Indonesia . Dipetik
desember 19, 2017, dari Berbagi Pengetahuan :
file:///C:/Users/Laras/Documents/Berbagi%20Pengetahuan%20%20Struktur%20Fonologi%2
0dalam%20Bahasa%20Indonesia.htm
Abidah Idrus, Nur. 2009. Bahasa Indonesia. Makassar: Universitas Negeri Makassar.