Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Jakarta, April-2019
(Kelompok 3)
I
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR………..…………………….………...………….……………….
DAFTAR ISI..............………..…………………….….…….………….………………..
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.……...…………………………………..…….…………………..
1.2 Rumusan Masalah………...…………..…………….……………………………..
1.3 Tujuan Penulisan..……….....………………..…….………………………………
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PERBEDAAN NILAI, MORAL, AKHLAK DAN NORMA DALAM
KEHIDUPAN…………………………...………..………………………………..
2.1.1 Pengertian Nilai………………………..……….,…………………………………
2.1.2 Pengertian Moral……………………………….,…………………………………
2.1.3 Pengertian akhlak………………..……….……….,………………………………
2.1.4 Pengertian Norma..……………………..………….,……………………………
II
BAB I
PENDAHULUAN
Karena nilai bersifat ideal dan tersembunyi dalam setiap kalbu manusia, maka
pelaksanaan nilai tersebut harus disertai dengan niat. Niat merupakan I’tikad
seseorang yang mengerjakan sesuatu dengan penuh kesadaran. Dalam hal ini I’tikad
tersebut diwujudkan dalam aktualisasi nilai-nilai Islam dalam proses pembelajaran
pendidikan agama Islam. Dalam proses aktualisasi nilai-nilai Islam dalam
pembelajaran tersebut, diwujudkan dalam proses sosialisasi di dalam kelas dan
diluar kelas. Pada hakikatnya nilai tersebut tidak selalu disadari oleh manusia.
Karena nilai merupakan landasan dan dasar bagi perubahan.Nilai-nilai merupakan
suatu daya pendorong dalam hidup seseorang pribadi atau kelompok. Oleh karena
itu nilai mempunyai peran penting dalam proses perubahan sosial.
Al-Qur’an sebagai sumber pedoman bagi umat Islam, karena di dalamnya
mengandung dan membawakan nilai-nilai yang membudayakan manusia, hampir
dua pertiga dari ayat-ayat al- Qur’an mengandung motivasi kependidikan bagi umat
manusia. Pendidikan Islam adalah usaha bimbingan jasmani dan rohani pada
tingkat kehidupan individu dan sosial untuk mengembangkan fitrah manusia
berdasarkan hukum-hukum Islam menuju terbentukya manusia ideal (insan kamil)
yang berkepribadian muslim dan berakhlak terpuji. Surat al-ma’un termasuk ayat
al-Qur’an yang membahas tentang kepedualian sosial dan banyak memberi pesan
nilai-nilai pendidikan Islam yang sangat bermanfaat dan dapat diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari. Namun kenyataannya saat ini banyak dijumpai dikalangan
masyarakat Islam yang mampu dari segi finansial misalnya, namun mereka enggan
menolong sesama. Mereka lebih suka menghambur-hamburkan harta mereka
dengan hura-hura. Padahal harta tersebut jauh lebih bermanfaat jika dishodaqahkan
untuk menolong sesama yang membutuhkan, seharusnya hal-hal semacam ini harus
dijauhi karena bertentangan dengan nilai-nilai pendidikan Islam khususnya nilai
sosial atau kemasarakatan. Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam surat al-Ma’un.
Dengandemikian, dapat digunakan sebagai pedoman dalam bersikap dan berprilaku.
Penelitian yang penulis lakukan ini adalah termasuk penelitian kepustakaan (library
research), karena data yang diteliti berupa naskah-naskah, buku-buku, jurnal yang
bersumber dari khazanah kepustakaan dengan menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif. Data-data diperoleh dengan menggunakan metode dokumentasi yang
diambil dari al-Qur’an, as-sunnah, buku-buku, jurnal. Kitab tafsir yang menjadi
sumber rujukan utama kepada penulis untuk memahami suatu ayat. Sedangkan
untuk analisisnya, penulis menggunakan metode conten analysis. Pemahaman dan
analisis tersebut dilakukan melalui kegiatan membaca, menganalisis dan
mengklasifikasikan data. Hasil dari penelitian yang dilakukan penulis dapat
disampaikan disini bahwasanya nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam
surat al-Ma’un meliputi (1) Nilai pendidikan tauhid yaitu orang yang tidak percaya
kepada hari kiamat. (2) Nilai pendidikan ibadah yaitu orang yang melalaikan shalat.
(3) Akhlak, meliputi; larangan berbuat riya’ (pamer) dan orang-orang yang
contohnya: kewajiban untuk beribadah haruslah lebih tinggi dibandingkan dengan e
nggan menolong dengan barang-barang yang berguna (tolong menolong). (4)
Sosial, meliputi; menyantuni anak yatim dan anjuran memberi makan fakir miskin.
Nilai-nilai Yang Dituntut Islam
Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan
yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.
Karena akhlak merupakan suatu keadaan yang melekat di dalam jiwa, maka
perbuatan baru disebut akhlak kalau terpenuhi beberapa syarat,yaitu:
Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam, sehingga setiap
aspek dari ajaran agama ini selalu berorientasi pada pembentukan dan pembinaan
akhlak yang mulia, yang disebut al-akhlak al-karimah. Hal ini tercantum antara lain
dalam sabda Rasulullah saw;
Akhlak merupakan dimensi ketiga dari ajaran islam setelah aqidah dan
syariah. Akhlak menyangkut masalah-masalah kehidupan yang berkaitan dengan
ketentuan-ketentuan dan ukuran-ukuran baik buruknya suatu perbuatan. Perbuatan
itu dapat berupa perbuatan lahir maupun perbuatan batin yang hanya menyangkut
diri pribadi ataupun orang lain atau dengan alam. Akhlak juga berkaitan dengan
ajaran bagaimana seseoarang bertindak sehingga ia dapat mengukur dan diukur
moralitasnya. Dengan ajaran akhlak, manusia baik sebagai individu maupun
kelompok dibersihkan jiwannya, ditingkatkan derajat moral kemanusiaannya, dan
dijauhkan dari kecenderungan untuk melakukan tindakan yang mungkin dapat
merugikan diri sendiri maupun orang lain.
1. Faktor genetik.
Sebagai contoh seseorang yang berasal dari daerah yang panas cenderung
berbicara “keras”.
2. Faktor psikologis.
Faktor ini berasal dari nilai-nilai keluarga (misal bapak dan ibu) tempat
seseorang berkembang sejak lahir.
3. Faktor sosial.
Akhlak islami adalah seperangkat tindakan / gaya hidup yang terpuji yang
merupakan refleksi nilai-nilai islam yang diyakinidengan motifasisemmata-
mata mencari keridhoan Allah SWT.
1. Kiat Pertama
Akhlak yang baik bisa didapatkan lewat pergaulan dengan orang-orang yang
baik. Sebab tabiat itu bisa diibaratkan pencuri, yang bisa mencuri kebaikan
dan keburukan. Hal ini dikuatkan dengan sabda Rasulullah Saw., “Seseorang
itu berada pada agama teman karibnya. Maka hendaklah salah seorang di
antara kalian melihat siapa yang menjadi temannya.” (HR. Abu Daud,
Tirmidzi, dan Ahmad).
2. Kiat Kedua
3. Kiat Ketiga
Terkadang akhlak yang baik itu terwujud karena mencari, yang dilakukan
dengan latihan, yaitu dengan membawa jiwa kepada amal-amal yang bisa
mendatangkan sifat yang dimaksudkan. Siapa yang ingin memiliki sifat
dermawan dan murah hati, maka dia harus memaksa dirinya untuk
berkorban, agar dia terbiasa dengannya. Siapa yang ingin memiliki sifat
tawadhu, maka dia harus memaksa dirinya bersikap seperti orang yang
tawadhu. Begitu pula halnya dengan sifat-sifat terpuji lainnya. Kebiasaan
untuk itu akan membawa pengaruh yang sangat besar, sebagaimana orang
yang ingin menjadi penulis, maka dia harus melatih dirinya dalam tulis-
menulis. Jika ingin menjadi ahli fiqih, harus rajin berbuat seperti yang
diperbuat para ahli fiqih, hingga di dalam hatinya tertanam sifat orang yang
mendalami dan memahami ilmu. Tapi harus diingat, dia tidak bisa
mendapatkan pengaruh dari latihan itu dalam tempo sehari dua hari.
Pengaruhnya akan tampak setelah sekian lama, sebagaimana tinggi badan
yang tidak bisa diperoleh hanya dengan latihan dalam tempo sehari dua hari.
Tetapi latihan secara kontinu akan membawa pengaruh yang besar.
4. Kiat Keempat
Yang sangat diperlukan orang yang melatih jiwanya sendiri adalah kekuatan
hasrat. Selagi dia maju mundur, tentu dia tidak akan berhasil. Selagi merasa
hasratnya melemah, maka dia harus bersabar. Jika hasratnya semakin
merosot, maka dia harus menghukumnya agar tidak terulang, seperti kata
seseorang kepada dirinya sendiri, “Mengapa engkau mengatakan sesuatu
yang tidak perlu? Akan kuhukum jiwamu dengan puasa.”
5. Kiat Kelima
6. Kiat Keenam
1. Norma Hukum
Norma hukum adalah peraturan hidup yang dibuat oleh lembaga
kekuasaan negara yang bertujuan mewujudkan ketertiban dan kedamaian dalam
masyarakat untuk menciptakan keadilan dan kepastian hukum sehingga bisa
melindungi kepentingan orang lain misalnya berkaitan dengan jiwa,
badan,kehormatan dan kekayaan harta benda.
Macam macam norma ini hadir karena memilik mamfaat dan kegunanan.
Dengan adanya norma hukum akan tercipta tatanan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara yang tertib, aman, rukun, dan damai. Masyarakat
yang taat norma bisa menciptakan kehidupan yang adil. Bagi para pelaku yang
melanggar akan dikenai sanksi berupa kurungan penjara atau denda yang
dipaksakan oleh pemerintah yang berwenang. Contohnya kewajiban harus
membayar pajak atau menanti dalam berlalu lintas serta banyak norma hukum
lainnya.
2. Norma Susila/Kesusilaan
peraturan hidup yang bersumber dari hati nurani manusia. Norma ini
menentukan mana yang baik dan mana yang buruk sesuai kabaikan yang ada
dalam diri masing masing orang. Dengan adanya norma susila ini akan
mendorong manusia untuk berbuat baik serta mencegah manusia untuk
melakukan perbuatan yang buruk.
Macam macam norma dibuat untuk tujuan yang baik. Salah satunya
norma susila yang menata tindakan manusia dalam pergaulan sosial sehari-hari,
seperti pergaulan antara pria dan wanita. Hal ini dilakukan untuk
mengendalikan tutur kata sikap dan perilaku setiap individu melalui teguran hati
nuraninya sendiri. Contoh norma susila seperti mempunyai sikap jujur dan adil
dalam masyarakat, tidak menfitnah orang lain atau selalu menolong orang lain.
3. Norma Kesopanan
kesopanan yang biasa disebut dengan norma sopan santun, tata krama,
atau adat istiadat. Norma kesopanan yang khas dan aktual akan berbeda antara
masyarakat satu dengan yang lainnya kerana Indonesia memilki beragam suku
budaya masing-masing.
Namun, dalam macam macam norma yang ada, norma kesopanan adalah
ketentuan hidup yang bersumber dari pergaulan masyarakat. Norma ini didasari
oleh beberapa hal di antaranya, yaitu kebiasaan, kepatutan, kepantasan yang
berlaku dalam masyarakat. Norma inilah yang mengatur pergaulan dengan
orang lain. Beberapa contoh peraturan tak tertulis tersebut antara lain memakai
pakaian yang sopan saat menghadiri acara formal atau sekolah, tidak boleh
meludah di depan orang lain dan sebagainya..
Norma kebiasaan adalah aturan aturan yang berjalan sesuai dengan tradisi
yang berlaku atau kebiasaan yang sudah terjadi puluhan tahun atau ratusan tahun
ditengah dimasyarakat. Jika kita langgar kita tidak merugikan pihak manapun
tetapi akan merugi untuk diri sendiri sehingga diperlukan peran orang tua dalam
mendidik anak mengarahkan ke aturan yang sesuai.
5. Norma Agama
Sila pertama yang tertulis dalam Pancasila berbunyi “Ketuhanan yang Maha
Esa” yang berarti setiap warga negara Indonesia bebas menganut agama dan
menjalankan ibadah yang sesuai dengan ajaran agamanya, bertoleransi serta
menghormati satu sama lain.
Macam macam norma yang harus dipatuhi oleh masyarakat ada norma agama
yang harus ditaati bagi penganutnya sesuai kepercayaan masing-masing. Norma
agama merupakan peraturan hidup yang harus diterima manusia sebagai perintah-
perintah larangan-larangan dan ajaran-ajaran yang berasal dari Tuhan yang Maha
Asa. Norma ini bersifat dogmatis, tidak boleh dikurangi dan tidak boleh ditambah.
Macam macam norma ini memiliki sanksi bagi pelanggarnya. Dalam norma
agama memiliki sanksi atau hukuman. Sanksi dalam norma agama tidak langsung
diberikan saat itu juga, namun sanksi atau hukaman dalam norma agama didapati
setelah manusia meninggal dunia yaitu berupa siksa neraka.
D) Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan
menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
E) Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa
dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu
tidak layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan
orang lain, dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.
C) Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya,
orang tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk melahirkan ketenangan
jiwa, menjauhkan dari sifat iri dan dengki yang menyiksa diri sendiri dan
tidak menyenangkan orang lain.
3.1 Kesimpulan
Nilai adalah standart tingkah laku, keindahan, keadilan, dan efisiensi yang
mengikat manusia dan sepatutnya dijalankan serta dipertahankan. Nilai adalah
bagian dari potensi manusiawi seseorang, yang berada dalam dunia rohaniah
(batiniah, spiritual), tidak berwujud, tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, dan
sebagainya. Dan Moral adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan
batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara
layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.
Akhlak dalam kebahasaan berarti budi pekerti, perangai atau disebut juga
sikap hidup adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk yang yang
ukurannya adalah wahyu tuhan Dari satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf
(proses pendekatan diri kepada Tuhan), dan istiqamah dalam hati pun bagian dari
bahasan ilmu tasawuf.” Indikator manusia berakhlak (husn al-khulug ) adalah
tertanamnya iman dalam hati dan teraplikasikannya takwa dalam perilaku.
Dari nilai,moral ,akhlak serta norma memiliki hubungan yang erat antara satu
sama lain untuk mengatur sikap seseorang dan hubungannya dengan orang lain.
3.2 Saran
Kami sangat mengharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik
pembaca maupun penyusun dapat menerapkan baik nilai, moral ,akhlak , maupun
norma yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari
3.3 Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/9238928/PENGERTIAN_DAN_KONSEP_NILAI_DALAM
_ISLAM
https://www.academia.edu/37515137/Makalah_Agama_Sebagai_Sumber_Moral_Dan_
Etika_Akhlaq
http://digilib.uinsby.ac.id/19433/4/Bab%201.pdf
https://www.liputan6.com/citizen6/read/3869196/macam-macam-norma-di-masyarakat-
yang-wajib-kamu-tahu