Anda di halaman 1dari 10

Perilaku Sehat dan Hal-Hal yang Menentukan Perilaku Sehat Individu

Regi Wijaya Anggoro Putra 102017164

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510

e-mail: regi.2017fk164@civitas.ukrida.ac.id

Pendahuluan

Untuk mencapai kesehatan yang optimal, ada tiga aspek yang perlu kita perhatikan. Aspek

kesehatan fisik, rohani, dan sosial. Berbicara masalah kesehatan fisik, sangat erat kaitannya dengan

perilaku sehat. Dalam kehidupan sehari-hari setiap kita yang peduli akan kesehatan, tentu sudah

mempraktekkan hal ini. Contoh perilaku sehat adalah menggosok gigi sebelum tidur, makan

makanan yang bergizi, pergi ke pusat kesehatan untuk mendapat pertolongan ketika kita dalam

keadaan sakit. Contoh-contoh sederhana tersebut merupakan beberapa bagian dari perilaku sehat.

Perilaku sehat ini tentu sangat perlu diajarkan baik kepada masyarakat maupun kepada

tenaga-tenaga kesehatan sekalipun. Mengapa ? hal ini dikarenakan sering ditemukan dalam

praktek kedokteran sendiri, dokter terkadang sulit mengedukasikan kepada pasien tentang
bagaimana penerapan perilaku sehat. Kedua, kadang-kadang beberapa tenaga kesehatan sendiri

juga sulit melakukan upaya perilaku sehat tersebut. Contohnya masih ada beberapa dokter yang

sudah tahu bahaya merokok, namun masih tetap merokok.

Skenario E
Seorang anak kecil berusia tiga tahun sudah mulai diajarkan oleh ibunya untuk menggosok

gigi sendiri. Walau terkadang malas melakukannya, si anak oleh ibunya tetap diajak untuk

menggosok giginya terutama di pagi dan malam hari. Untuk mengurangi kemalasan itu ibu

memberi sebuah koin setiap si anak mau menggosok gigi. Koin ini bisa ditukarkan dengan

makanan kesukaan anak itu bila sudah berjumlah 10 buah

Rumusan Masalah
1. Seorang anak teradang malas menggosok gigi
2. ibu memberi hadiah kepada anaknya apabila menggosok gigi

Hipotesis
1.Seorang anak terkadang malas menggosok gigi karena belum menyadari pentingnya

menggosok gigi

2.Pemberian hadiah dapat meningkatkan kebiasaan anak menggoskok gigi

Sasaran pembelajaran
1.Mampu mengetahui prilaku sehat yang dipelajari

2.Mampu mengatahui prilaku berubah karena ada konsekuensi

3.Mampu mengetahui 3 konsekuensi yang berperan:

- reinforcement(peningkatan)
- Extention(peniadaan)

- Punishement(hukuman)

Pengertian Perilaku

Sebelum mengerti apa itu arti perilaku sehat, ada baiknya kita mengerti terlebih dahulu
apa arti dari perilaku. Perilaku manusia adalah refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti
pengetahuan, persepsi, minat, keinginan dan sikap. Menurut Notoatmodjo, perilaku manusia
adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak
dapat diamati oleh pihak luar..
Seorang ahli psikologi yang bernama B.F Skinner mengemukakan bahwa perilaku dapat
diprediksi dan dikontrol. Salah satu teorinya adalah perilaku dianggap sebagai respon (R)
seseorang terhadap rangsangan atau stimulus (S) pada lingkungan tertentu. Jadi lingkungan yang
berada di luar tubuhnya merupakan stimulus atau rangsangan.

Pengertian Perilaku Kesehatan

Perilaku sehat menurut Goschman pada tahun 1988 adalah sifat pribadi seperti kepercayaan
,motif,nilai,persepsi dan elemen kognitif lainnya. Karakter pribadi termasuk tingkat dan sifat
afeksi emosional serta pola perilaku yang jelas tindakan dan kebiasaan yang terkait dengan :

-pemeliharaan kesehatan

-pemulihan kesehatan

-peningkatan kesehatan

Perilaku sehat menurut Sarafino pada tahun 2004 adalah segala aktifitas yang dilakukan

seseorang untuk mempertahankan, untuk meningkatkan kesehatannya, tidak tergantung status

kesehatannya saat itu dan atau apakah perilaku yang dilakukannya mencapai hal tersebut.
Hal-hal yang Menentukan Perilaku Sehat Individu

Ada banyak hal yang menentukan perilaku sehat individu. Pemahaman bahwa perilaku
sehat itu dipelajari dan penting, membuat masyarakat ingin mempelajari akan hal tersebut.
Walaupun masih banyak masyarakat yang tidak peduli dengan perilaku sehat ini. Ada juga yang
mengatakan bahwa perilaku seseorang itu berubah karena adanya konsekuensi yang diberikan
kepada orang tersebut. Konsekuensi ini terbagi menjadi 3 yaitu reinforcement, extinction, dan
punishment.

A. Perilaku Sehat itu Dipelajari

Perilaku sehat itu dipelajari oleh setiap orang. Tanpa adanya pengetahuan tentang hal
tersebut, seseorang akan enggan untuk melakukan perilaku sehat atau merubah sikap buruknya.
Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan
menentukan tindakan yang dihadapi. Perilaku sehat itu bisa dipelajari dan tidak tergantung
dengan status kesehatannya saat itu. Walaupun kita sedang sakit kita tetap bisa mencegah
penyakit tersebut agar tidak menjadi lebih buruk. Perilaku sehat itu penting, karena dengan
berperilaku sehat kita melindungi diri kita dari penyakit. Karena mencegah itu lebih baik
daripada mengobati.Perilaku sehat dapat dipelajari dimanapun dan kapanpun. Di rumah, sekolah,
dan kapan saja.
Ada faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Faktor internal yang berarti dari
dalam diri sendiri, misalnya minat dan kondisi fisik. Faktor eksternal yang berarti dari
lingkungannya, misalnya keluarga, masyarakat, dan sarana pembelajaran seperti internet dan tv.
Ada juga faktor upaya belajar, misalnya strategi dan metode pembelajarannya.
Ada 6 tingkatan pengetahuan menurut Notoatmodjo, yaitu :
1. Tahu (know), yang diartikan sebagai mengingat kembali terhadap suatu materi
yang telah dipelajari.
2. Memahami (comprehension), yang diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan kembali tentang pelajaran yang diketahui.
3. Aplikasi, yang diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya
4. Analisis, yang diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau menganalisis materi yang sudah digunakan.
5. Sintesis, yang diartikan sebagai kemampuan untuk menggabungkan atau
membuat formasi baru dari informasi yang ada.
6. Evaluasi, yang diartikan sebagai kemampuan untuk menilai suatu materi atau
objek.

B. 3 Konsekuensi yang Berperan

Terdapat 3 konsekuensi yang berperan pada perubahan perilaku seseorang yaitu


Reinforcement, Extinction, dan Punishment:

1. Reinforcement
Penguatan atau reinforcement adalah konsekuensi yang meningkatkan
probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi6. Tujuan dari tindakan tersebut
ialah untuk mencapai suatu kesenangan atau kepuasan. Biasanya seseorang akan
mengulangi lagi perilaku tersebut agar mendapatkan kepuasan. Reinforcement
dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Positive Reinforcement
Positive reinforcement adalah penguatan yang berdasarkan prinsip
bahwa frekuensi respon meningkat karena diberikan stimulus yang
mendukung (rewarding)6 . Bentuk-bentuknya adalah berupa hadiah,
perilaku atau penghargaan. Seperti diberi hadiah (permen, kado,
makanan, dll), perilaku (senyum, bertepuk tangan, dll), dan penghargaan
(nilai, sertifikat, dll)
2. Negative Reinforcement
Negative reinforcement adalah penguatan yang berdasarkan prinsip bahwa
frekuensi respon meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus
yang merugikan (tidak menyenangkan)6. Bentuk-bentuknya menunda atau
tidak memberi penghargaan. Seperti orang yang sedang sakit kepala, ia
mengkonsumsi obat paracetamol agar sakit kepalanya hilang.
KELEBIHAN TEORI REINFORCEMENT:
1. Membuat konseling terdorong untuk merubah tingkah lakunya.
3. Dapat memberikan penguatan terhadap suatu respon yang akan
mengakibatkan terhambatnya kemunculan tingkah laku yang tidak
diinginkan
4. Dapat mengkondisikan pengubahan tingkah laku melalui pemberian
contoh atau model (film, tape recorder, atau contoh nyata langsung)
5. Lebih mudah mengubah tingkah laku yang diinginkan dengan sistem
kontrakpemberian reinforcement
KEKURANGAN TEORI REINFORCEMENT:
1. Sulit untuk mengidentifikasi imbalan dan hukuman.
2. Anda harus mengontrol semua sumber penguatan.
3. efek samping dari penguatan teori adalah bahwa anak-anak belajar
untuk melakukan perilaku kita ingin mereka untuk menunjukkan hanya
ketika Dapatkan tersedia

2. Extinction
Peniadaan atau extinction adalah konsekuensi yang membahas suatu peniadaan
akan perilaku sehat, ketika perilaku tersebut tidak diberi penguatan atau
reinforcement untuk mempertahankan perilaku tersebut. Karena itu, untuk
mempertahankan perilaku sehat tersebut, kita juga harus memberikan pujian atau
apresiasi. Contohnya, anak kecil yang mau cuci tangan sebelum makan karena
diberi permen bisa tetap melakukan perilaku tersebut karena ia diberi apresiasi
atau pujian dari orang tuanya.

Kelebihan Prosedur Penghapusan Extinction


• Prosedur ini dikombinasikan dengan prosedur lain telah terbukti efektif diterapkan dalam
berbagai macam situasi. Berlangsung cepat apabila dikombinasikan dengan penguatanan
perilaku yang diingini
• Prosedur penghapusan menimbulkan efek yang tahan lama
• Prosedur penghapusan tidak menimbulkan efek sampingan se-negatif prosedur-prosedur
yang menggunakan stimulus aversif
Kelemahan Prosedur Penghapusan Extinction:
• Efek penghapusan biasanya tidak terjadi dengan segera dan tidak seketika terjadi.
• Frekuensi dan intensitas sementara meningkat, pada saat-saat permulaan penguatan tidak
diberikan, frekuensi dan intensitas perilaku sasaran cenderung bertambah
• Perilaku-perilaku lain, termasuk perilaku agresif, sering timbul.
• Imitasi perilaku oleh orang lain, Pada permulaan penghapusan, perilaku yang berulang-
ulang timbul dan tidak mendapat perhatian yang berwenang, oleh orang lain yang
melihatnya disangka mendapat persetujuan, akibatnya perilakunya cenderung ditiru

3. Punishment
Hukuman atau punishment adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas
terjadinya suatu perilaku6. Konsekuensi ini biasanya terjadi karena individu
melakukan suatu perilaku yang buruk atau tidak baik. Tetapi setelah individu
ditekan atau dimarahi, kemungkinan individu tersebut tidak akan mengulangi lagi
perilaku buruk tersebut. Hukuman tidak hanya terjadi secara langsung, tetapi bisa
juga terjadi secara tidak langsung. Contohnya, seorang anak tidak mau menyikat
giginya. Secara langsung, ibunya memarahi anaknya karena tidak menyikat
giginya. Secara tidak langsung, karena tidak menyikat giginya, maka berakibat
buruk pada kesehatan gigi anak tersebut.

Kelebihan Teori Punishement


1. Memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap jiwa anak didik untuk melakukan
perbuatan yang positif dan bersikap progresif.
KekuranganTeori Punishement
1. menimbulkan dampak negatif apabila guru melakukannya secara berlebihan
Analisis

Pada skenario ini seorang anak kecil berusia 3 tahun sudah mulai diajarkan oleh ibunya
untuk menggosok gigi sendiri. Walau terkadang malas melakukannya, si anak oleh ibunya tetap
diajak untuk menggosok giginya terutama di pagi dan malam hari. Untuk mengurangi kemalasan
itu ibu memberi sebuah koin setiap si anak mau menggosok gigi. Koin ini bisa ditukarkan
dengan makanan kesukaan anak itu bila sudah berjumlah 10 buah. Pada skenario ini, sang ibu
mengajarkan anaknya untuk berperilaku sehat dengan cara menggosok giginya terutama di pagi
dan malam hari. Secara tidak langsung sang ibu memberi pelajaran kepada anaknya bahwa
menyikat gigi itu sangat penting. Walau terkadang sang anak malas untuk menyikat giginya,
sang ibu mengatasi hal tersebut dengan memberikan beberapa konsekuensi. Dalam hal ini Ibu
tersebut memberi kepada anaknya sebuah koin setiap si anak menggosok giginya. Maka ibu
tersebut menggunakan konsekuensi penguatan atau reinforcement. Lebih tepatnya sang ibu
menggunakan positive reinforcement (diberi hadiah berupa koin. Seperti yang telah dikatakan
oleh Notoatmodjo yakni 6 tahap pengetahuan, pada kasus ini sang anak masih berada di tahap 1
(know). Ia hanya sekedar mengetahui tentang pentingnya menggosok gigi namun ia belum
memahami secara benar tentang pentingnya memelihara kesehatan gigi akibatnya sang anak
terkadang malas menggosok gigi.

Kesimpulan

Hipotesis benar, Seorang ibu telah menanamkan perilaku sehat pada anaknya, namun si
anak terkadang malas menggosok gigi. Sang ibu memberikan konsekuensi. Lebih tepatnya sang
ibu menggunakan positive reinforcement, dengan cara memberikan koin kepada sang anak setiap
si anak tersebut menggosok gigi. Anak tersebut jarang menggosok gigi karena belum menyadari
pentingnya melakukan perilaku sehat untuk menjaga dan memelihara kesehatan gigi.
Daftar Pustaka

1. Maulana, Heri, d.j. Promosi Kesehatan.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.2009

2. Bensley. Robert J, Jodi Brookins-Fisher. Metode Pendidikan Kesehatan Masyarakat, Edisi

2. Diterjemahkan oleh:Apringsih, Nova S.Indah Hippy. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC.2009

3. Herijuliati Eliza, Tati Svasti Indriani dan Sri Artini. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.2001

4. Andri,dkk. Modul Blok 1 Komunikasi dan Empati.Jakarta:UKRIDA.2016

5. Fadillah. Modul Psikologi Belajar.Yogyakarta: Mercubuana.2012. Diakses dari

:http://modul.mercubuana.ac.id/files/pbael/pbaelmercubuanaacid/Modul%20Backlink/M

odul%20Genap%202011-2012/Fakultas%20Psikologi/Fadillah%20-

%20Psikologi%20Belajar/ModulPsikologiBelajarGP1112TM4.pdf Pada tanggal 24

Oktober 2016 pukul 07.50

6. https://lutfifauzan.wordpress.com/2009/12/01/teknik-reinforcement-dalam-konseling/

7. http://missdzaa.blogspot.co.id/2009/01/penerapan-hukuman-dan-ganjaran-dalam.html

8. http://rahmi-blog.blogspot.co.id/2013/04/tehnik-extinction.html

Anda mungkin juga menyukai