Anda di halaman 1dari 2

PPK Radiologi (1)

1. PEMERIKSAAN RADIOLOGI PASIEN CITO /GAWAT DARURAT


Pemeriksaan radiologi yang dilakukan sesegera mungkin untukmenegakkan diagnosa karena
trauma atau penyakit akut yang diderita pasien.
Untuk menyelamatkan kondisi pasien akibat trauma atau penyakit akut yang dideritanya sudah
sangat mengganggu kwalitas hidupnya.

PROSEDUR TINDAKAN :
1. Pemeriksaan radiologi gawat darurat untuk kasus trauma :
A. Trauma ServikoTorakolumbal :
- Foto Polos ServikoTorakolumbal
B. Trauma Kepala
- Foto Polos Kepala AP/Lat
C. Trauma Dada
Foto Polos AP/Lateral (melihat fraktur, pneumothoraks, hematotoraks, benda asing,
kelainan diafragma sinus).
- USG (Melihat Efusi Pleura )
D. Trauma pada Traktus Urinarius
- Polos Abdomen (melihat adanya Fractur, perubahan udara usus dan garis psoas, serta
peritoneal fat line .
- IVP (meliaht fungsi ginjal dan buli-buli )
- USG (menilai parenkim ginjal, struktur buli-buli dan organ sekitarnya juga untuk
memperlihatkan adanya hematom didalam buli-buli dan organ sekitarnya serta
memperlihatkan adanya rupture organ khusus hasilnya dapat digunakan sebagai
screenning bila dicurigai danya kontusio atau rupture ginjal dan buli-buli.
E. Trauma pada hat
- Pemeriksaan dengan menggunakan USG untuk melihat struktur parenkim hat,
hematom intra parenkim atau pericapsular
F. Trauma pada Lien
- dilakukan USG untuk memperlihatkan adanya hematom intra kapsular sertaa danya
rupture pada limpa.
G. Trauma Orbita
- Foto polos orbita AP/lateral dan Caldwell untuk memperlihatkan fracture dinding orbita
dan adanya benda asing (Corpus Alienum)

2. Pemeriksaan radiologi gawat darurat untuk kasus Akut Abdomen :


- Dilakukan foto AP Supine, AP tegak ( ½ thoraks dan ½ abdomen), Lateral dekubitus,
pada penderita yang payah dilakukan dengan modifikasi sinar horizontal (posisi tersebut
untuk menilai adanya perforasi, ileus obstruksi ,ileus paralitk, distensi usus besar dan
usus kecil, udara bebas, asites atau kalsifikasi intra dan ekstra peritoneal.
A. Invaginasi
- Foto abdomen AP supine (untuk melihat distribusi udara usus).
- USG untuk melihat doughtnut atau pseudo-kidney sign dimana terapinya bisa dengan
barium enema .
- Tidak boleh menggunakan pemijatan untuk mendorong kontras.
- Tindakan reposisi dengan barium dikatakan gagal bila sudah dicoba 3x
- Barium enema tdak dilakukan bila ada tanda-tanda peritonits.
B. Aspirasi Benda Asing
Benda Asing Yang menyebabakan aspirasi dapat berupa :
a. Uang logam (foto thoraks dan abdomen bila perlu flouroskopi).
b. Aspirasi benda non radio opak ,misalnya kacang ( foto thoraks dalam kondisi inspirasi
dan ekspirasi AP untuk melihat atelektasi atau fokal emfisema distal dari daerah
sumbatan.
c. Duri ikan atau jarum yang tertelan( foto soft tssue servikal bila tdak ditemukan saat
difoto gunakan kontras barium dengan sebelumnya telah menelan kapas .
C. Atresia Ani
- Foto polos dengan posisi rectum diatas +/- 3 s/d 5 menit dengan mengunakan marker
untuk mengindentfikasi apakah udara terletak di bawah garis pubokoksegius atau tdak .
Untuk identfikasi dapat juga mengunakan USG dengan posisi pasien bersujud (prone).

UNIT TERKAIT
1. Instalasi rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Gawat Darurat

Anda mungkin juga menyukai