Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut


pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua
jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau
berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran
yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach). Adapun
pengertian pendekatan dalam pembelajaran menurut para ahli :

1. Menurut pendapat Wahjoedi (1999 121) bahwa, “pendekatan


pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa
agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh
hasil belajar secara optimal”.

2. Menurut Syaifuddin Sagala (2005: 68) bahwa, “Pendekatan pembelajaran


merupakan jalan yang akan ditcmpuh oleh guru dan siswa dalam mencapai
tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu”.

3. Menurut Suherman (1993:220) mengemukakan pendekatan dalam


pembelajaran adalah suatu jalan, cara atau kebijaksanaan yang ditempuh
oleh guru atau siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran dilihat dari
sudut bagaimana proses pembelajaran atau materi pembelajaran itu, umum
atau khusus.

B. FUNGSI PENDEKATAN

Fungsi pendekatan bagi suatu pengajaran adalah sebagai pedoman umum


dan langsung bagi langkah-Iangkah metode pengajaran yang akan digunakan.
Sering dikatakan bahwa pendekatan melahirkan metode. Artinya, metode suatu
bidang studi, ditentukan oleh pendekatan yang digunakan. Di samping itu, tidak
jarang nama metode pembelajaran diambil dari nama pendekatannya. Sebagai
contoh dalam pengajaran bahasa. Pendekatan SAS melahirkan metode SAS.
Pendekatan langsung melahirkan metode langsung. Pendekatan komunikatif
melahirkar metode komuniatif.

Bila prinsip lahir dari teori-teori bidang-bidang yang relevan, pendekatan


lahir dari asumsi terhadap bidang-bidang yang relevan pula. Misalnya, pendekatan
pengajaran bahasa lahir dari asumsi-asumsi yang muncul terhadap bahasa sebagai
bahan ajar, asumsi terhadap apa yang dimaksud dengan belajar, dan asumsi
terhadap apa yang dimaksud dengan mengajar. Berdasarkan asumsi-asumsi itulah
kemudian muncul pendekatan pengajaran yang dianggap cocok bagi asumsi-
asumsi tersebut. Asumsi terhadap bahasa sebagai alat komunikasi dan bahwa
belajar bahasa yang utama adalah melalui komunikasi, lahirlah pendekatan
komunikatif.

C. MACAM-MACAM PENDEKATAN PEMBELAJARAN

1. Pendekatan Saintifik

a. Definisi Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses


pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik
secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui
tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulakan data dengan berbagai
teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan


pemahaman kepada peseta didik dalam mengenal, memahami
berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi
bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada
informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran
yang diharapkan tercipata diarahkan untuk mendorong peserta
didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi,
dan bukan hanya diberi tahu.

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran


melibatkan keterampilan proses seperti mengamati,
mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan
menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut,
bantuan guru diperlukan. Akan tetapi, bantuan guru tersebut harus
semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa
atau semakin tingginya kelas siswa.

Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan


dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai
subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses
pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing
dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Banyak para ahli yang
meyakini bahwa melalui pendekatan saintifik/ilmiah, selain dapat
menjadikan siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan
dan keterampilannya, juga dapat mendorong siswa untuk
melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu
fenomena atau kejadian.

Dengan demikian peserta didik diarahkan untuk


menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-
nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses
pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa
dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan
mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang
diperlukan.

b. Karakteristik Pendekatan Saintifik

Karakteristik merupakan suatu ciri khas dari suatu objek yang


dijadikan identitas objek tersebut. Ciri khas tersebut menjadikan
objek tersebut berbeda dengan yang lain. Pendekatan saintifik juga
memiliki ciri khas atau karakteristik yang membedakannya dengan
pendekatan

pembelajaran yang lainnya. Menurut Hosnan (2014: 36)


menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Berpusat pada siswa

2. Melibatkan keterampilan proses saing dalam mengkontruksi


konsep.

3. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam


merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan
berpikir tangkat tinggi siswa.

Menurut Abidin (dalam Dewi, 2015:14), pendekatan


saintifik memiliki beberapa karakteristik khusus dalam
penerapannya. Karakteristik tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Objektif, artinya pembelajaran senantiasa dilakukan atas objek


tertentu dan siswa dibiasakan memberikan penilaian secara
objektif terhadap objek tersebut.

2. Faktual artinya pembelajaran senantiasa dilakukan terhadap


masalahmasalah faktual yang terjadi di sekitar siswa sehingga
siswa dibiasakan untuk menemukan fakta yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
3. Sistematis artinya pembelajaran dilakukan atas tahapan belajar
yang sistematis dan tahapan belajar ini berfungsi sebagai
panduan pelaksanaan pembelajaran.

4. Bermetode artinya dilaksanakan berdasarkan metode


pembelajaran ilmiah tertentu yang sudah teruji keefektifannya.

5. Cermat dan tepat artinya pembelajaran dilakukan untuk membina


kecermatan dan ketepatan siswa dalam mengkaji sebuah
fenomena atau objek belajar tertentu.

c. Tujuan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki beberapa


tujuan yang hendak dicapai agar kegiatan pembelajarannya memiliki
arah yang jelas. Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan
pembelajaran dengan pendekatan saintifik sebagaimana yang
dikemukakan oleh Hosnan (2014:37) adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan


berpikir tingkat tinggi siswa.

2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu


masalah secara sistematik.

3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa


belajar itu merupakan suatu kebutuhan.

4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

5. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khusunya


dalam menulis artikel ilmiah.
d. Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik berkaitan dengan metode saintifik.


Metode saintifik (ilmiah) pada umumnya melibatkan pengamatan
atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau
mengumpulkan data. Aktifitas yang dilakukan dalm pembelajaran
saintifik :

1) Melakukan Pengamatan atau Observasi

Observasi adalah menggunakan panca indra untuk


memperoleh informasi. Pengamatan informasi dapat
dilakukan secara kualitatif atau kuantitaf.

2) Mengajukan Pertanyaan

Peserta didik perlu dilatih untuk merumuskan pernyataan


terkait dengan topik yang akan dipelajari.

3) Melakukan Eksperimen atau Memperoleh Informasi

Belajar dengan menggunakan pendekatan ilmiah akan


melibatkan peserta didik dalam melakukan aktivitas
menyelidikan fonemena dalam upaya menjawab suatu
permasalahan.

4) Mengasosiasikan/Menalar

Kemampuan mengolah informasi melalui penalaran dan


berpikir rasional merupakan kompetensi penting yang
harus dimiliki oleh peserta didik.

5) Mengembangkan Jaringan dan berkomunikasi

Kemampuan untuk membangun jaringan atau


berkomunikasi perlu dimiliki oleh peserta didik karena
kompetensi itu sama pentingnya dengan pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman.

e. Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Menulis


Cerpen

Pendekatan saintifik ialah pendekatan pembelajaran yang


dilakukan melalui proses mengamati (observing), menanya
(questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating),
dan mengkomunikasikan (communicating). Kelima proses belajar
secara saintifik tersebut diimplementasikan pada saat memasuki
kegiatan inti pembelajaran.

Beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai penerapan


pendekatan saitifik pada pembelajaran menulis cerpen ialah
sebagai berikut :

1) Mengamati (observing)

Dalam kegiatan belajar dalam tahapan mengamati


ini peserta didik diarahkan untuk dapat mengamati cerpen
yang diberikan oleh guru. Peserta didik juga diarahkan
untuk dapat mengumpulkan informasi awal yang berkaitan
dengan unsur yang terdapat didalam sebuah cerpen.

2) Menanya (questioning)

Dalam tahapan ini guru memberikan pertanyaan


yang mengarah peserta didik untuk lebih menggali
informasi berkaitan dengan unsur yang terdapat dalam
sebuah cerpen. Misalnya apakah yang dimaksud dengan
tokoh, penokohan, alur, dan sebagainya.

3) Mencoba (experimenting)
Dalam tahapan ini peserta didik membuat hipotesis
yang berkaitan dengan cerpen yang telah diamati,
kemudian merancang percobaan untuk menguji hipotesis
tersebut.

4) Menalar (associating)

Setelah melalui tahap observasi, membuat hipotesis,


kemudian peserta didik menganalisis tahapan sebelumnya
dengan penalaran.

5) Mengomunikasikan (communicating)

Setelah menganalisis cerpen yang telah diberikan,


hasil analisis tersebut kemudian disampaikan melalui
tulisan atau disampaikan secara lisan di depan kelas.
Kemudian bersama dengan guru menyimpilkan kegiatan
pendekatan saintifik yang telah dilakukan.

2. Pendekatan Proses Model Simulasi Kreatif

a. Pendekatan Proses

Pendekatan proses adalah pendekatan yang bertujuan melatih


siswa menulis dengan menggunakan tiga tahap yaitu : pra menulis,
saat menulis dan pasca menulis. (suyanto, 2010:45). Dengan
penggunakan pendekatan keterampilan proses dapat membantu,
mempermudah dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis karangan. Sejalan dengan itu barss menyatakan
pendekatan ini sangat membantu siswa dalam menulis karangan
yang di peroleh secara bertahap sehingga dapat menghasilakn
tulisan atau karang yang baik.

Pendekatan proses pada hakekatnya adalah suatu pengelolaan


kegiatan belajar mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa
secara aktif dan kreatif.dalam proses pemerolehan hasil belajar
(2010:53)pendekatan proes ini dipandang sebagai pendekatan
yang oleh banyak pakar paling sesuai dengan pelangsanaan
pembelajaran disekolah dalam rangka dalam menghadapi
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengebangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat dewasa ini.

Berdasarkan uraian diatas dapat di simpulkan bahwa simulasi


kreatif merupakan wahana pembelajaran dalam bentuk
pengunjukkan atau permainan sesuatu yang bermakna dalam
menggambarkan pesan,suasan,mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan, dan bernialai bagi anak dalam membuahkan
pengalaman belajar tertentu. Simulasi kreatif merupakan
pembelajaran yang berbentuk sebagai representasi simbolik,
bermakna nonliteral yang berkaitan dengan kegiatan fisikal yang
spontan san sukarela dalam bentuk permainan manipulasi yang
bersifat unproductive yang menekankan pada segi penghibur
dengan memperhatikan motivasi inntrinsik siswa. Simulasi kreatif
terbentuk dalam sebuah orkestrasi yang melibatkan kegiatan aktif
siswa baik fisik,sosial, maupun kognitif sehingga tujuan isi,dan
bentuk pengalaman yang direncanakan dalam pembelajaran dapat
dihayati.

b. Tahap-tahap pelaksanaan pembelajran denga pemahaman dengan


mengunakan pendekatan proses model simulasi kreatif. Menurut
yusuf (2003:68) tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran membaca
pemahaman adalah sebagai berikut:

1. Pra baca

Implikasinya dalam pembelajran membaca sebelum siswa


disuruh membaca bacaan terlebih dahulu di berikan beberapa
pertayaan yang berkaitan dengan isi bacaan untuk dijawab
agar pengusaha awal (skemata) dan minat baca siswa dapat
terbangkitkan (pra baca)

2. saat baca

pada saat membaca guru memberi pembimbing kepada siswa


yang mengalami kesulitan memahami isi bacaan melalui
pertayaan tak langsung sehingga siswa dapat memahami
kekeliruan

3. pasca baca

4. setelah membaca siswa ditugasi menjawab pertayaan


pemahaman atau menceritakan kembali dengan mengikuti
gaya,irama yang terdapat pada bacaan, dan pertayaan
pengembangan.

Teori yang mendasari penggunaan simulasi kreatif dan


pelajaran membaca pemahaman adalah teori konsruktivisme. Teori
kontruktif yang dimotori oleh piaget dan vigotzky (dalam
rofi’uddin dan zuchdi 1996/1997:40) meyatakan permainan adalah
suatu cara untuk memanipulasi dunia luar guna diselaraskan yang
memiliki oleh seseorang. Dengan permainan dapat berperan
sebagai alat untuk memanipulasi dunia luar dan merangsang proses
asimilasi dan akomodasi.

Permainan adalah aktifitas kataris yang dapat mengarahkan


anak penguasai situasi-situasi sulit untuk pengalaman yang tidak
menyenangkan dengan cara melepaskan perasaan yang tidak
menyenangkan dalam permainan.

b. Pendekatan Proses Model Simulasi Kreatif dalam Membaca


Pemahaman
Menurut suyanto (2010:43) bahwa pendekatan proses akan efektif
jika sesuai dengan kesiapan intelektual.oleh karena itu,penedekatan
proses harus tersusun menurut urutan yang logis sesuai denga tingkat
kemampuan dan pengalaman siswa,misanya sebelum melaksanakan
penelitian, siswa terlebih dahulu harus mengopservasi atau mengamati
dan membuat hipontensis.alasannya tertulah sederhana yaitu agar
siswa dapat menciptakan kembali komnsep-konsep dalam pikiran dan
mampu mengorganisasikannya.

Simulasi kreatif merupakan wahana pembelajaran dalam bentuk


pengungjukkan atau permainan sesuatu yang bermakna dalam
menggambarkan pesan,suasana,mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan dan bernilai bagi anak dalam membuahkan pengalaman
belajar tertentu. Simulasi kreatif merupakan pembelajaran yang
terbentuk sebagai reprensitasi simbolik, bermakna bermakna nonliteral
yang berkaitan dengan kegiatan fisikal yang spontan dan suka rela
dalam bentuk permainan manipulasi yang bersifat unproductive yang
menekankan pada segi menghibur dengan memperhatikan motivasi
intrinsic siswa.

Implikasinya dalam pelajaran membaca sebelum siswa disuruh


membaca bacaan terlebih dahulu diberikan beberapa pertayaan yang
berkaintan dengan isi bacaan untuk diwajib agar pengetahuan awal
(skema) dan minat baca siswa dapat memahami kekeliruannya. Setelah
membaca, siswa ditugasi mebjawab pertayaan pemahaman, atau
menceritakan kembali dengan mengikuti gaya,irama yang terdapat
pada bacaan, dan pertayaan pengembangan.

3. Pendekatan Struktual

a. Pengertian Pendekatan Struktual

Pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan


dalam pembelajaran bahasa dimana bahasa harus dipahami
sebagai seperangkat kaidah, norma, dan aturan. Karena itu
pembelajaran bahasa harus mengutamakan penguasaan kaidah-
kaidah bahasa atau tata bahasa. Selain itu, pembelajaran bahasa
perlu dititikberatkan pada pengetahuan tentang ketatabahasaan
yang menjadi sangat penting. Jelas bahwa aspek kognitif bahasa
lebih diutamakan. Dengan pedekatan struktural, siswa akan
menjadi cermat dalam menyusun kalimat, karena mereka
memahami kaidah-kaidahnya.

Pendekatan ini berpandangan bahwa bahasa adalah data


yang didengar atau ditulis untuk dianalisis sesuai dengan tata
bahasa. Disamping kelemahan, pendekatan ini juga memiliki
kelebihan. Dengan pendekatan struktural siswa akan menjadi
cermat dalam menyusun kalimat, karena mereka memahami
kaidah-kaidahnya.

b. Kelebihan dan kekurangan pendekatan Pembelajaran


struktural

1. Kelebihan pendekatan struktural, yaitu siswa mengetahui tata


dan struktur kebahasaan.

2. Kekurangan pendekatan struktural, yaitu siswa kurang


memahami penggunaan struktur kebahasaan itu dalam
kehidupan sehari-hari (tidak mengetahui
pengimplementasiannya dalam kehidupan).

c. Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan


struktural

1. Tahap persiapan: guru harus menguasai materi yang akan


diajarkannya, terutama mengenai pengetahuannya daripada
penggunaannya dalam kehidupan
2. Tahap pelaksanaan: guru menyajikan materi sesuai dengan
struktur atau kaidah pengetahuannya

3. Tahap evaluasi: guru mengevaluasi hasil kerja siswa hanya


berdasarkan taraf pengetahuannya atau berdasarkan strukturnya
saja.

d. Contoh pendekatan struktural

Kapan penggunaan tanda bahasa dipakai dalam sebuah


kontek kebahasaan, seperti titik, koma, tanda seru, dan lain
sebagainya. Contohnya:

1. Guru menjelaskan materi mengenai kaidah penulisan yang baik,


kemudian guru meminta siswa untuk menuliskan sebuah cerpen

2. Kemudian siswa menuliskan sebuah cerpen dengan kaidah


penulisan yang baku

3. Lalu, guru melakukan penilaian terhadap tanda baca yang


digunakan siswa, kata-kata yang digunakan, baku atau tidak, dan
apakah morfemnya sudah benar.

Anda mungkin juga menyukai