Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Speech Delay


Keterlambatan bicara (speech delay) adalah apabila
kemampuan bicara seorang anak kurang dibandingkan populasi
normal. Keterlambatan bicara adalah salah satu penyebab gangguan
perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak. Gangguan ini
semakin hari tampak semakin meningkat pesat. Beberapa laporan
menyebutkan angka kejadian gangguan bicara dan bahasa berkisar 5 –
10% pada anak sekolah. Berbagai keadaan dapat menyebabkan
keterlambatan (dapat dilihat pada tabel 1). Keterlambatan bicara dapat
disertai atau tanpa disertai gangguan kognitif. Keterlambatan bicara
dapat berupa gangguan bicara ekspresif atau campuran gangguan
berbicara ekspresif dan reseptif.
B. Jenis dan Penyebab Keterlambatan Bicara pada Anak:
1. Keterlambatan bicara ringan dan tidak berbahaya sering disebut
keterlambatan bicara fungsional). Keterlambatan bicara fungsional
merupakan penyebab yang sering dialami oleh sebagian anak.
Keterlambatan bicara golongan ini biasanya ringan dan hanya
merupakan ketidakmatangan fungsi bicara pada anak. Pada usia
tertentu terutama setelah usia 2 tahun akan membaik. Bila
keterlambatan bicara tersebut bukan karena proses fungsional
maka gangguan tersebut haruis lebih diwaspadai karena bukan
sesuatu yang ringan.
a. Keterlambatan bicara ini biasanya disebabkan karena
keterlambatan gangguan koordinasi oral motor atau gerakan
mulut atau ketidakmatangan fungsi organ otak tetapi tanpa
disebabkan karena kelainan di otak.
b. Untuk memastikan status keterlambatan fungsional harus
dengan cermat menyingkirkan gejala keterlambatan
nonfungsional.
c. Gejala umum keterlambatan bicara nonfungsional adalah
adanya gangguan bahasa reseptif, gangguan kemampuan
pemecahan masalah visuo-motor dan keterlambatan
perkembangan,
2. Keterlambatan bicara organik atau nonfungsional. Keterlambatan
bicara jenis ini adalah keterlambatan bicara yang disebabkan
karena gangguan organ tubuh terutama adanya kelainan di
otak. Dicurigai keterlambatan bicara nonfungsional bila disertai :
a. Kelainan neurologis bawaan atau didapat seperti wajah
dismorfik, perawakan pendek, mikrosefali, makrosefali, tumor
otak, kelumpuhan umum, infeksi otak, gangguan anatomis
telinga, gangguan mata, cerebral palsi dan gangguan neurologis
lainnya.
b. Gangguan pendengaran (bila anak dapat mengikuti perintah,
dapat bergoyang saat mendengarkan lagu, dan dapat
bersenandung lagu biasanya bukan gangguan pendengaran
tidak perlu harus tes BERA (tes gangguan pendengaran). tetapi
bila tidak terdapat gangguan tersebut maka perlu diilakukan tes
BERA.
C. Ciri-ciri Speech Delay:
1. Bayi tidak mau tersenyum sosial sampai 10 minggu
2. Tidak mengeluarkan suara sebagai jawaban pada usia 3 bulan.
3. Tanda lainnya tidak ada perhatian terhadap sekitar sampai usia 8
bulan.
4. Tidak bicara sampai usia 15 bulan
5. Tidak mengucapkan 3-4 kata sampai usia 20 bulan.
D. Faktor Resiko:
1. Bayi prematur terutama dengan kompolikasi sepsis, perdarahan
otak dan komplikasi lainnya.
2. Bayi berat badan lahir rendah.
3. Bayi dengan riwayat sering muntah (GER, disertai riwayat
alergi dan hipersensitifitas makanan.
4. Bayi saat paska kelahiran dirawat di NICU dengan kuning
sangat tinggi, terapi tranfusi tukar, gangguan kejang,
peradarahan otak, lahir tidak menangis (asfiksia), harus lebih
diwaspadai beresiko mengalami gangguan keterlambatan
bicara.
5. Infeksi kehamilan TORCH pada ibu hamil.
E. Deteksi Dini Gejala Keterlambatan Bicara pada Anak:
Beberapa tanda dan gejala yang harus diwaspadai bila anak
mengalami keterlambatan bicara. Berbagai gejala tersebut dapat
dilakukan sesuai tahapan umur anak. Mendeteksi gangguan
perkembangan bicara sesuai tahapan, tetapi secara umum dapat dilihat
dari saat pertambahan usia kemampuan bicaranya menurun (1) bila
sebelumnya sering mengoceh kemudian mengocehnya menghilang
atau (2)Sebelumnya bisa mengucapkan kata mama dan papa kemudian
menghilang harus dicermati ada masalah dalam perkembangan bicara.
Deteksi dini lain adalah keterlambatan sesuai dengan tahapan usia
sebagai berikut :
1. 4-6 bulan :
a. Tidak menirukan suara yang dikeluarkan orang tuanya.
b. Pada usia 6 bulan belum tertawa atau berceloteh.
2. 8-10 bulan
a. Usia 8 bulan tidak mengeluarkan suara yang menarik
perhatian;
b. Usia 10 bulan, belum bereaksi ketika dipanggil
namanya;
c. 9-10 bln, tidak memperlihatkan emosi seperti tertawa
atau menangis
3. 12 – 15 bulan
a. 12 bulan, belum menunjukkan mimik;
b. 12 bulan, belum mampu mengeluarkan suara;
c. 12 bulan, tidak menunjukkan usaha berkomunikasi bila
membutuhkan sesuatu;
d. 15 bulan, belum mampu memahami arti “tidak boleh”
atau “daag”;
e. 15 bulan, tidak memperlihatkan 6 mimik yang berbeda;
15 bulan, belum dapat mengucapkan 1-3 kata;

4. 18 – 24 bulan
a. 18 bulan, belum dapat menucapkan 6-10 kata; tidak
menunjukkan ke sesuatu yang menarik perhatian;
b. 18-20 bulan, tidak dapat menatap mata orang lain
dengan baik
c. 21 bulan, belum dapat mengikuti perintah sederhana;
d. 24 bulan, belum mampu merangkai 2 kata menjadi
kalimat;
e. 24 bulan, tidak memahami fungsi alat rumah tangga
seperti sikat gigi dan telepon;
f. 24 bulan, belum dapat meniru tingkah laku atau kata-
kata orang lain;
g. 24 bulan, tidak mampu meunjukkan anggota tubuhnya
bila ditanya

Anda mungkin juga menyukai