Anda di halaman 1dari 10

BADAN PUSAT STATISTIK

PROVINSI MALUKU

Perkembangan
Nilai Tukar Petani (NTP)
.id
go
Provinsi Maluku
s.
bp
u.

 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Desember 2018 adalah sebesar
uk

101,74, atau naik sebesar 0,81 persen dibanding November 2018 yang
tercatat sebesar 100,92. Hal ini terjadi karena It mengalami peningkatan

Nilai Tukar
al

sebesar 1,51 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar
0,69 persen.
m

Petani Provinsi
 Semua subsektor mengalami peningkatan NTP: perikanan (1,20%), tanaman
://

pangan (1,11%), hortikultura (0,79%), tanaman perkebunan rakyat (0,63%),


tp

Maluku
peternakan (0,23%).
ht

 Beberapa komoditas pertanian yang mengalami kenaikan harga/penyumbang

Desember
peningkatan It : tanaman pangan: ketela pohon, kacang tanah, ubi jalar;
tanaman hortikultura: cabai rawitttt, cabai merah, petai, jahe, pisang, jeruk,
duku/langsat; tanaman perkebunan rakyat: cengkeh, pala biji, kelapa, kopi;

2018 sebesar peternakan: babi, kambing, domba, ayam buras; perikanan: ikan tongkol,
ikan cakalang, ikan selar, ikan kembung, ikan teri, ikan kuwe, ikan gulamah,

101,74, naik
ikan julung-julung, ikan kerapu, ikan bji nangka, ikan japuh, ikan tuna
teripang, dan rumput laut.

0,81 persen.
 Provinsi Maluku mengalami inflasi perdesaan pada Desember 2018 sebesar
0,77 persen, ranking ke-9 dari 33 Provinsi selindo. Penyebab utamanya
adalah naiknya IKRT kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau
(1,35%).
 10 Komoditas dengan andil terbesar terhadap inflasi perdesaan Maluku
Desember 2018 : cabai rawit, bawang merah, beras, ikan cakalang, ikan teri,
telur ayam ras, cabai merah, buncis, tomat buah, cumi-cumi
 Komoditas dengan andil terbesar terhadap peningkatan indeks BPPBM pada
Desember 2018 adalah pompa/mesin penyedot air, terpal, tali nylon/plastik,
oli, dedak, solar, sewa lahan ladang, bensin, insektisida, parang.
 NTUP Maluku Desember 2018: 124,57 naik 1,15%. Subsektor tanaman
hortikultura masih di posisi NTUP tertinggi sebesar 138,37.

1
1. Nilai Tukar Petani
Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan Indeks Harga Yang Diterima
Petani terhadap Indeks Harga Yang Dibayar Petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator
untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar
(term of trading) dari harga produk pertanian dengan harga barang dan jasa yang dikonsumsi maupun
untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau
daya beli/daya tukar petani.

Tabel 1.
Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor November - Desember 2018 (2012 = 100)

Bulan Persentase
Subsektor November Desember
Perubahan
2018 2018
(1) (2) (3) (4)

1. Indeks yang Diterima (It)


a. Tanaman Pangan 145,32 148,01 1,85

.id
b. Hortikultura 147,5 149,78 1,55
c. Tanaman Perkebunan Rakyat 110,94 112,25 1,18
d. Peternakan
go
139,83 141,41 1,13
s.
e. Perikanan 140,43 143,05 1,87
bp

e.1. Perikanan Tangkap 140,72 143,62 2,06


e.2. Perikanan budidaya 138,96 140,19 0,89
u.

f. Gabungan 134,07 136,10 1,51


uk

g. Gabungan Tanpa Ikan 133,30 135,25 1,47


2. Indeks yang Dibayar (Ib)
al

a. Tanaman Pangan 133,88 134,86 0,73


m

b. Hortikultura 132,84 133,84 0,75


://

c. Tanaman Perkebunan Rakyat 132,92 133,65 0,55


tp

d. Peternakan 131,13 132,3 0,89


e. Perikanan 132,35 133,21 0,66
ht

e.1. Perikanan Tangkap 132,87 133,74 0,65


e.2. Perikanan budidaya 129,72 130,6 0,68
f. Gabungan 132,84 133,76 0,69
g. Gabungan Tanpa Ikan 132,9 133,83 0,70
3. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP)
a. Tanaman Pangan 108,55 109,75 1,11
b. Hortikultura 111,03 111,91 0,79
c. Tanaman Perkebunan Rakyat 83,46 83,99 0,63
d. Peternakan 106,64 106,89 0,23
e. Perikanan 106,11 107,38 1,20
e.1. Perikanan Tangkap 105,91 107,39 1,40
e.2. Perikanan budidaya 107,12 107,34 0,21
f. Gabungan 100,92 101,74 0,81
g. Gabungan Tanpa Ikan 100,30 101,06 0,76

NASIONAL 103.12 103.16 0.04


NASIONAL tanpa Ikan 102.93 102.98 0.04

2
Berdasarkan hasil pemantauan harga – harga perdesaan di 42 kecamatan di Provinsi Maluku pada
Desember 2018, diketahui bahwa NTP Provinsi Maluku secara rata-rata menunjukan perkembangan
yang lebih baik dibanding November 2018, yaitu mengalami peningkatan sebesar 0,81 persen, atau naik
dari 100,92 pada November 2018 menjadi 101,74 pada Desember 2018. Peningkatan NTP terjadi karena
indeks harga hasil produksi pertanian mengalami peningkatan hingga mencapai 1,51 persen, lebih tinggi
dari peningkatan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani maupun
untuk keperluan produksi pertanian yang tercatat sebesar 0,69 persen.
Peningkatan NTP pada Desember 2018 disebabkan oleh naiknya NTP pada semua subsektor yakni,
tertinggi masih tetap disumbangkan oleh subsektor perikanan sebesar 1,20 persen, diikuti subsektor
tanaman pangan sebesar 1,11 persen, subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,79 persen, subsektor
tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,63 persen, dan subsektor peternakan sebesar 0,23 persen.
Peningkatan pada subsektor perikanan disebabkan oleh naiknya NTP pada kelompok perikanan tangkap
dan kelompok perikanan budidaya masing-masing sebesar 1,40 persen dan sebesar 0,21 persen.
NTP Provinsi Maluku tanpa subsektor perikanan juga mengalami peningkatan pada Desember
2018 sebesar 0,76 persen dibanding November 2018, tercatat sebesar 101,06. Jika dibandingkan
dengan NTP Nasional Desember 2018, maka NTP Provinsi Maluku berada 1,42 poin di bawah level NTP

.id
Nasional yang tercatat sebesar 103,16.

2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) go


s.
bp

Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga
u.

komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani. Data dalam Tabel 1 menunjukkan bahwa indeks harga
uk

yang diterima petani (it) Provinsi Maluku pada Desember 2018 sebesar 136,10 atau naik sebesar 1,51
persen dibanding It November 2018 yang tercatat sebesar 134,07.
al

Peningkatan It pada Desember 2018 disebabkan oleh naiknya It pada semua subsektor, tertinggi
m

masih tetap disumbangkan oleh subsektor perikanan sebesar 1,87 persen, diikuti subsektor tanaman
://

pangan sebesar 1,85 persen, subsektor tanaman hortikultura sebesar 1,55 persen, subsektor tanaman
tp

perkebunan rakyat sebesar 1,18 persen, dan subsektor peternakan sebesar 1,13 persen. Peningkatan It
ht

pada subsektor perikanan disumbangkan oleh naiknya It pada kelompok perikanan tangkap sebesar
2,06 persen dan kelompok perikanan budidaya sebesar 0,89 persen.

3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib)


Melalui Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang
dikonsumsi oleh petani meliputi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga
dan memproduksi hasil pertaniannya.
Pada Desember 2018, Ib Provinsi Maluku tercatat sebesar 133,76, naik 0,69 persen dibanding
November 2018 yang tercatat sebesar 132,84. Peningkatan ini disebabkan oleh naiknya Ib pada semua
subsektor, yakni tertinggi pada subsektor peternakan sebesar 0,89 persen, diikuti subsektor tanaman
hortikultura sebesar 0,75 persen, subsektor tanaman pangan sebesar 0,73 persen, subsektor perikanan
sebesar 0,66 persen, dan subsektor subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,55 persen.
Peningkatan Ib pada subsektor perikanan disebabkan oleh kelompok perikanan tangkap dan kelompok

3
perikanan budidaya yang mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,65 persen dan sebesar 0,68
persen.

4. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor

a. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P)


Pada Desember 2018, NTP-P mengalami peningkatan sebesar 0,11 persen, karena terjadi
peningkatan It sebesar 1,85 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib justru yang tercatat sebesar 0,73
persen.
Peningkatan It disumbangkan oleh naiknya It pada kelompok palawija (khususnya komoditas
ketela pohon, kacang tanah, dan ubi jalar) yang mengalami peningkatan secara rata-rata sebesar
2,54 persen. Sedangkan kelompok padi mengalami penurunan sebesar 0,25 persen. Peningkatan Ib
disumbangkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,81 persen dan indeks
Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,18 persen.

b. Subsektor Hortikultura (NTP-H)

.id
Pada Desember 2018, NTP-H mengalami peningkatan sebesar 0,79 persen dibanding November

go
2018, karena terjadi peningkatan It sebesar 1,55 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang
tercatat sebesar 0,75 persen.
s.
Peningkatan It utamanya disumbangkan oleh naiknya harga berbagai komoditas di semua
bp

kelompok pada subsektor ini. Peningkatan tertinggi disumbangkan oleh kelompok sayur- sayuran
u.

(khususnya cabai rawit, cabai merah, dan petai) secara rata-rata sebesar 1,93 persen, diikuti oleh
uk

kelompok tanaman obat (jahe) secara rata-rata sebesar 1,71 persen, dan kelompok buah-buahan
al

(khususnya komoditas pisang, jeruk, duku/ langsat) secara rata-rata sebesar 1,22 persen.
m

Peningkatan Ib disebabkan oleh naiknya IKRT sebesar 0,79 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,46
://

persen.
tp

c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R)


ht

Pada Desember 2018, NTP-R mengalami peningkatan sebesar 0,63 persen dibanding November
2018, karena terjadi peningkatan It sebesar 1,18 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang
tercatat sebesar 0,55 persen.
Peningkatan It disebabkan oleh naiknya indeks pada beberapa komoditas di subsektor
(khususnya komoditas cengkeh, pala biji, kelapa, kopi). Hanya komoditas biji jambu mete yang tidak
mengalami perubahan dibanding November 2018. Peningkatan Ib disebabkan oleh naiknya IKRT
sebesar 0,57 persen, dan indeks BPPBM sebesar 0,41 persen.

d. Subsektor Peternakan (NTP-T)


Pada Desember 2018, NTP-T mengalami peningkatan sebesar 0,23 persen dibanding November
2018, karena terjadi peningkatan It sebesar 1,13 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang
tercatat sebesar 0,89 persen.
Peningkatan It disumbangkan oleh naiknya indeks pada kelompok ternak kecil (khususnya
komoditas babi, kambing dan domba) secara rata-rata sebesar 2,71 persen dan kelompok unggas

4
(komoditas ayam buras) secara rata-rata sebesar 2,13 persen. Sedangkan kelompok ternak besar
(khususnya komoditas sapi potong) mengalami penurunan secara rata-rata sebesar 0,87 persen,
diikuti kelompok hasil ternak (khususnya komoditas telur ayam buras) secara rata-rata sebesar 0,72
persen. Peningkatan Ib disumbangkan oleh naiknya IKRT dan indeks BPPBM masing-masing sebesar
0,98 persen dan sebesar 0,68 persen.

e. Subsektor Perikanan (NTP-NP)


Pada Desember 2018, NTP-NP mengalami peningkatan sebesar 1,20 persen dibanding November
2018, karena terjadi peningkatan It sebesar 1,87 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang
tercatat sebesar 0,66 persen.
Peningkatan It disebabkan oleh naiknya indeks pada kelompok penangkapan hingga mencapai
2,06 persen dan kelompok budidaya sebesar 0,89 persen. Peningkatan Ib disumbangkan oleh
naiknya IKRT sebesar 0,94 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,02 persen.

e.1.) Kelompok Perikanan Tangkap (NTN)


Pada Desember 2018, NTN naik sebesar 1,40 persen karena terjadi peningkatan It sebesar 2,06
persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,65 persen.

.id
Peningkatan It disebabkan naiknya harga berbagai komoditas ikan pada kelompok penangkapan

go
laut khususnya ikan tongkol, ikan cakalang, ikan selar, ikan kembung, ikan teri, ikan kuwe, ikan
gulamah, ikan julung-julung, ikan kerapu, ikan bji nangka, ikan japuh, dan ikan tuna. Peningkatan Ib
s.
bp

disebabkan oleh naiknya IKRT sebesar 0,94 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,02 persen.
u.

e.2.) Kelompok Perikanan Budidaya (NTPi)


uk

NTPi pada Desember 2018 mengalami peningkatan sebesar 0,21 persen dibanding November
al

2018. Hal ini disebabkan It mengalami peningkatan sebesar 0,89 persen dibanding November 2018,
m

lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,68 persen. Peningkatan It disebabkan
://

naiknya harga komoditas rumput laut dan teripang. Peningkatan Ib disebabkan oleh naiknya IKRT
tp

sebesar 0,92 persen, dan indeks BPPBM sebesar 0,03 persen.


ht

Tabel 2.
Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor dan Perubahannya Desember 2018 (2012=100)
Bulan Persentase
Kelompok dan Sub Kelompok
November 2018 Desember 2018 Perubahan
(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan (NTPP) 108,55 109,75 1,11


a. Indeks Diterima Petani 145,32 148,01 1,85
- Padi 127,54 127,22 -0,25
- Palawija 152,38 156,26 2,54
b. Indeks Dibayar Petani 133,88 134,86 0,73
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 138,37 139,48 0,81
- Indeks BPPBM 107,57 107,77 0,18
2. Hortikultura (NTPH) 111,03 111,91 0,79

5
a. Indeks Diterima Petani 147,50 149,78 1,55
- Sayur-sayuran 156,40 159,42 1,93
- Buah-buahan 141,10 142,81 1,22
- Tanaman Obat 132,60 134,87 1,71
b. Indeks Dibayar Petani 132,84 133,84 0,75
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 137,50 138,59 0,79
- Indeks BPPBM 107,75 108,25 0,46
3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 83,46 83,99 0,63
a. Indeks Diterima Petani 110,94 112,25 1,18
- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 110,94 112,25 1,18
b. Indeks Dibayar Petani 132,92 133,65 0,55
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 138,04 138,83 0,57
- Indeks BPPBM 108,54 108,98 0,41
4. Peternakan (NTPT) 106,64 106,89 0,23
a. IndeksDiterimaPetani 139,83 141,41 1,13
- Ternak Besar 143,85 142,60 -0,87
- Ternak Kecil 136,89 140,60 2,71
- Unggas 140,56 143,56 2,13

.id
- Hasil Ternak 133,45 132,49 -0,72

go
b. Indeks Dibayar Petani 131,13 132,30 0,89
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 141,65 143,03 0,98
s.
- Indeks BPPBM 110,29 111,04 0,68
bp

5. Perikanan (NTNP) 106,11 107,38 1,20


u.

a. Indeks Diterima Petani 140,43 143,05 1,87


- Penangkapan 140,72 143,62 2,06
uk

- Budidaya 138,96 140,19 0,89


al

b. Indeks Dibayar Petani 132,35 133,21 0,66


m

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 143,21 144,56 0,94


://

- Indeks BPPBM 113,10 113,13 0,02


tp

5.1. Perikanan Tangkap (NTN) 105,91 107,39 1,40


a. Indeks Harga yang Diterima Petani 140,72 143,62 2,06
ht

- Penangkapan Laut 140,72 143,62 2,06


b. Indeks Harga yang Dibayar Petani 132,87 133,74 0,65
-Indeks Konsumsi Rumah Tangga 143,26 144,61 0,94
- BPPBM 114,88 114,91 0,02
5.1. Perikanan Budidaya (NTPi) 107,12 107,34 0,21
a. Indeks Harga yang Diterima Petani 138,96 140,19 0,89
- Budidaya Air Tawar 98,01 98,01 0,00
- Budidaya Laut 139,22 140,46 0,89
b. Indeks Harga yang Dibayar Petani 129,72 130,60 0,68
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 142,95 144,27 0,92
- BPPBM 104,22 104,26 0,03

6
5. Inflasi Perdesaan dan Kecepatan Perubahan Harga per Kelompok Pengeluaran
Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi jika terjadi kenaikan
dan deflasi jika terjadi penurunan di wilayah perdesaan. Hasil survei harga yang dilakukan di 20 Pasar
Tradisional yang tersebar di 20 Kecamatan di daerah perdesaan Provinsi Maluku pada Desember 2018
menunjukkan terjadi penurunan IKRT atau terjadi inflasi perdesaan di Maluku sebesar 0,77 persen,
ranking ke-9 dari 33 Provinsi selindo. Provinsi Bali mencatat inflasi perdesaan tertinggi sebesar 1,25 persen
sedangkan terendah terjadi di Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,06 persen.

Tabel 3.
Indeks Harga Konsumen Pedesaan menurut Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga dan
Perubahannya (Inflasi/Deflasi Perdesaan) di Provinsi Maluku Desember 2018 (2012=100)

November Desember Inflasi/ Andil


Uraian
2018 2018 Deflasi
(1) (2) (3) (4) (5)

Bahan Makanan 153,34 155,41 1,35 0,64

.id
Makanan Jadi, Minuman, Rokok &Tembakau 133,76 133,49 -0,2 -0,04
Sandang 132,75
go 133,14 0,29 0,01
s.
Transportasi dan Komunikasi 128,15 128,43 0,22 0,02
bp

Perumahan 126,86 127,97 0,88 0,14


Kesehatan 120,97 121,05 0,07 0,00
u.

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 112,46 112,42 -0,04 -0,001


uk

GABUNGAN 139,06 140,13 0,77 0,77


al

NASIONAL 138,49 139,29 0,58 0,58


m
://
tp

Inflasi perdesaan di Maluku pada Desember 2018 disebabkan oleh naiknya IKRT pada 5 (lima)
ht

kelompok pengeluaran, tertinggi disumbangkan oleh kelompok bahan makanan sebesar 1,35 persen
dengan andil tertinggi sebesar 0,64 persen, diikuti oleh kelompok perumahan sebesar 0,88 persen,
selanjutnya kelompok sandang sebesar 0,29 persen, kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,22
persen, dan kelompok kesehatan sebesar 0,07 persen. Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman,
rokok dan tembakau mengalami penurunan sebesar 0,20 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan
olahraga juga mengalami penurunan sebesar 0,04 persen. Data dalam Tabel 3 juga menunjukkan bahwa
secara nasional terjadi inflasi di wilayah perdesaan sebesar 0,58 persen.
Indeks Harga Konsumen Perdesaan dalam Tabel 3 menunjukkan kecepatan kenaikan harga per
kelompok pengeluaran dari tahun dasar 2012 sampai dengan Desember 2018 yang dirinci dari kelompok
pengeluaran tertinggi ke terendah. Kelompok bahan makanan masih menduduki urutan tertinggi
dengan nilai indeks sebesar 155,41, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau
dengan nilai indeks sebesar 133,49, kelompok sandang sebesar 133,14, kelompok transportasi dan
komunikasi sebesar 128,43, kelompok perumahan sebesar 127,97, kelompok kesehatan sebesar 121,05
dan terendah adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 112,42.

7
Adapun 10 (sepuluh) komoditas yang mengalami kenaikan harga sekaligus memberikan andil
terbesar terhadap terjadinya inflasi perdesaan Maluku adalah cabai rawit, bawang merah, beras, ikan
cakalang, ikan teri, telur ayam ras, cabai merah, buncis, tomat buah, cumi-cumi, dengan andil masing-
masing komoditas sebagaimana dalam Tabel 4.

Tabel 4.
Andil 10 Komoditas Utama Penyumbang dan Penghambat Inflasi Perdesaan Provinsi Maluku
Desember 2018 ( 2012 = 100 )

Penyumbang Inflasi Perdesaan Penghambat Inflasi Perdesaan

Nama Komoditas Andil Nama Komoditas Andil


No
Urut (1) (2) (3) (4)

1. Cabai Rawit 0,188 Gula Pasir -0,033


2. Bawang Merah 0,130 Bawang Putih -0,030
3. Beras 0,097 Ikan Baronang -0,020

.id
4. Cakalang 0,080 Bayam -0,019
5. Teri 0,055
go
Daun Singkong -0,017
s.
6. Telur Ayam Ras 0,026 Asam -0,009
bp

7. Cabai Merah 0,019 Terung -0,009


u.

8. Buncis 0,018 Teh -0,004


uk

9. Tomat Buah 0,016 Daging Sapi -0,002


al

10. Cumi-Cumi 0,014 Gula Merah -0,001


m
://
tp
ht

6. Kebutuhan Petani untuk Biaya Produksi


Kebutuhan petani untuk biaya produksi terdiri dari bibit, obat-obatan dan pupuk, sewa lahan,
pajak dan lainnya, transportasi, penambahan barang modal, dan upah buruh tani. Kebutuhan biaya
produksi ini dihitung dalam bentuk Indeks Harga Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
(BPPBM) seperti yang terlihat pada Tabel 5 secara rata-rata mengalami peningkatan sebesar 0,36
persen dibanding November 2018.
Jika dirinci menurut kelompok pengeluaran seperti yang terlihat dalam Tabel 5, maka peningkatan
ini disumbangkan oleh 4 (empat) kelompok pengeluaran yang mengalami peningkatan, diantaranya
tertinggi pada kelompok penambahan barang modal sebesar 0,92 persen, diikuti kelompok sewa
lahan, pajak dan lainnya sebesar 0,54 persen, kelompok transportasi sebesar 0,46 persen, serta
kelompok obat-obatan dan pupuk sebesar 0,38 persen. Kelompok bibit mengalami penurunan sebesar
0,31 persen. Sedangkan kelompok upah buruh tani tidak mengalami perubahan dibanding November
2018.

8
Adapun beberapa komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap peningkatan indeks
BPPBM pada Desember 2018 adalah pompa/mesin penyedot air (0,06%), terpal (0,05%), tali
nylon/plastik (0,03%), oli (0,03%), dedak (0,02%), solar (0,02%), sewa lahan ladang (0,02%), bensin
(0,02%), insektisida (0,01%), parang (0,01 %).

Tabel 5.
Indeks Harga BPPBM dan Laju Inflasi/Deflasi Provinsi Maluku
Pada Desember 2018 ( 2012 = 100 )

November Desember
Kelompok Inflasi/Deflasi Andil
2018 2018
(1) (2) (3) (4)

BPPBM 108,86 109,25 0,36 0,36


Bibit 105,48 105,15 -0,31 -0,01
Obat-Obatan dan Pupuk 104,73 105,12 0,38 0,08
Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya 105,87 106,44 0,54 0,06

.id
Transportasi 118,54 119,09 0,46 0,08
Penambahan Barang Modal 112,35
go
113,38 0,92 0,15
s.
Upah Buruh Tani 103,26 103,26 0,00 0,00
bp
u.
uk

Data dalam Tabel 5 juga menunjukkan bahwa kelompok transportasi masih tetap menduduki
urutan tertinggi indeks pengeluaran petani untuk ongkos produksi yakni sebesar 119,09 dan terendah
al

adalah kelompok upah buruh tani sebesar 103,26. Hal ini berarti kelompok transportasi adalah yang
m

paling cepat perkembangan harganya dibanding kelompok lainnya.


://
tp
ht

7. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) per Subsektor

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga
yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya
terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi
dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan
produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Data dalam Tabel
6 menunjukkan bahwa NTUP Provinsi Maluku pada Desember 2018 mengalami peningkatan sebesar
1,15 persen dibanding November 2018, yaitu dari 123,15 menjadi 124,57. Hal ini terjadi karena It
mengalami peningkatan hingga mencapai 1,51 persen, lebih tinggi dari peningkatan indeks BPPBM yang
tercatat sebesar 0,36 persen.
Peningkatan NTUP pada Desember 2018 disebabkan oleh naiknya NTUP pada semua subsektor
yakni, tertinggi masih tetap disumbangkan oleh subsektor perikanan sebesar 1,84 persen, diikuti

9
subsektor tanaman pangan sebesar 1,66 persen, subsektor tanaman hortikultura sebesar 1,08 persen,
subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,77 persen, dan subsektor peternakan sebesar 0,45
persen. Peningkatan pada subsektor perikanan disebabkan oleh naiknya NTUP pada kelompok
perikanan tangkap dan kelompok perikanan budidaya masing-masing sebesar 2,04 persen dan sebesar
0,85 persen.
NTUP subsektor tanaman hortikultura masih menduduki posisi tertinggi dengan capaian sebesar
138,37. Hal ini menunjukan bahwa petani subsektor tanaman hortikultura secara relatif adalah yang
paling mampu membiayai ongkos produksinya dibanding petani subsektor lainnya.

Tabel 6.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Provinsi Maluku per subsektor
pada November - Desember 2018 ( 2012 = 100 )

Bulan Perubahan
Subsektor
November 2018 Desember 2018 (%)
(1) (2) (3) (4)

a. Tanaman Pangan 135,1 137,34 1,66

.id
b. Hortikultura 136,89 138,37 1,08
c. Tanaman Perkebunan Rakyat 102,21
go 103,00 0,77
s.
d. Peternakan 126,79 127,35 0,45
bp

e. Perikanan 124,17 126,45 1,84


e.1. Perikanan Tangkap 122,49 124,99 2,04
u.

e.2. Perikanan Budidaya 133,33 134,47 0,85


uk

f. Gabungan 123,15 124,57 1,15


al

g. Gabungan Tanpa Ikan 123,02 124,33 1,07


m

NASIONAL
://

111,92 112,21 0,26


tp

NASIONAL Tanpa Ikan 111,63 111,92 0,26


ht

Diterbitkan oleh:

Badan Pusat Statistik


Provinsi Maluku Konten Berita Resmi Statistik dilindungi oleh
Jl. Wolter Monginsidi Undang-Undang, hak cipta melekat pada
Ambon 97232 Badan Pusat Statistik. Dilarang mengumumkan,
Ir. Jessica Eliziana Pupella, M. Si mendistribusikan, dan/atau menggandakan
Kepala Bidang Statistik Distribusi sebagian atau seluruh isi tulisan ini untuk
Surel: chika@bps.go.id tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan
Website: maluku.bps.go.id
Pusat Statistik.

10

Anda mungkin juga menyukai