Anda di halaman 1dari 20

Laporan Kelompok Tutorial

MODUL 1 SISTEM IMUNOLOGI

Disusun Oleh :

KELOMPOK II ( DUA )

 Mufidah Nurmita S Lihawa 10542 0497 13


 Rezky Kanza Putri 10542 0526 13
 Seniwati 10542 0647 15
 Wahyudi 10542 0649 15
 Muhammad Rayhan Arfan 10542 11023 18
 Wilda Dwi Aryuni 10542 11024 18
 Ista Sofrina ` 10542 11025 18
 Andi Rabitha islamidina 10542 11046 18
 Anisya Saputri Bisman 10542 11047 18
 Muh. Henry Halawing 10542 11048 18
 M. Abiyudo Nugroho 10542 11074 18
 Sitti Aulia Mauman Abubakar 10542 11075 18
 Mutmainnah Inayah Syukur 10542 11087 18

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS MUHAMMMADIYAH MAKASSAR

2018
 KASUS

SKENARIO 2 : Gatal-gatal dan Merah pada seluruh badan

Seorang anak perempuan berusia 9 tahun diantar oleh ibunya ke dokter


klinik pratama dengan keluhan gatal-gatal dan merah pada seluruh badan. Satu
hari yang lalu pasien makan seafood di pantai.

RPK : Kakek menderita asma

 KATA KUNCI
o Anak pr berusia 9 thn
o Gatal-gatal dan merah pada seluruh badan
o Satu hari yang lalu makan seafood di pantai
o RPK : Kakek menderita asma

 PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING
1. Anatomi dan histologi kulit?
2. Pengertian dan klasifikasi hipersensitivitas?
3. Jelakan Patomekanisme dari gejala scenario tersebut!
4. Apa hubugan alergi dan asma?
5. Apakah ada keterkaitan makan seafood dengan gejala?
6. Bagaimana Penatalaksanaannya?
7. Anamnesis tambahan?
 JAWABAN PERTANYAAN

1. Anatomi dan histologi kulit


 ANATOMI DAN HISTOLOGI KULIT
kulit terbagi menjadi 3 lapisan:

I. Epidermis

Terbagi atas 5 lapisan:


keterangan:
A = melanocyt
B = Langerhans cell
C = Merkels cell
D = nervända
1 = stratum corneum
2 = stratum granulosum
3 = stratum spinosum
4 = stratum basale
5 = basalmembran
Penjelasan
a. Stratum korneum / Lapisan tanduk
• Terdiri dari beberapa lapis sel gepeng yang mati dan tidak berinti
• Protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk).
b. Stratum Lusidum
• Lapisan sel gepeng tanpa inti
• protoplasma berubah menjadi protein (eleidin)
• Biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan.
• Tidak tampak pada kulit tipis.
c. Stratum granulosum / Lapisan Granular
• Merupakan 2 atau 3 lapis sel gepeng
• Sitoplasma berbutir kasar yang terdiri atas keratohialin dan
terdapat inti diantaranya
• Mukosa tidak mempunyai lapisan ini
d. Stratum spinosum / lapisan Malphigi
• Lapisan epidermis yang paling tebal.
• Terdiri dari sel polygonal, besarnya berbeda-beda karena ada
proses mitosis
• Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen dan
inti terletak ditengah
• terdapat jembatan antarsel (intecelluler bridges) yg tdd:
protoplasma dan tonofibril
• Perlekatan antar jembatan membentuk nodulus Bizzozero
• Terdapat juga sel langerhans yang berperan dalam respon – respon
antigen kutaneus. Seperti ditunjukan dibawah.

e. Stratum basale
• Terdiri dari sel – sel kuboid yang tegak lurus terhadap dermis.
• Tersusun sebagai tiang pagar atau palisade.
• Lapisan terbawah dari epidermis.
• Mengadakan mitosis dan berfungsi reproduktif
• Terdapat melanosit (clear cell) yaitu sel dendritik yang yang
membentuk melanin melindungi kulit dari sinar matahari. Dengan
sitoplasma yang basofilik dan inti gelap, mengandung butir pigmen
(melanosomes)
Setiap kulit yang mati banyak mengandung keratin yaitu protein fibrous
insoluble yang membentuk barier terluar kulit yang berfungsi:

1. Mengusir mikroorganisme patogen.


2. Mencegah kehilangan cairan yang berlebihan dari tubuh.
3. Unsure utam yang mengerskan rambut dan kuku.

Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Epidermis akan
bertambah tebal jika bagian tersebut sering digunakan. Persambungan
antara epidermis dan dermis di sebut rete ridge yang berfunfgsi sebagai
tempat pertukaran nutrisi yang essensial. Dan terdapat kerutan yang
disebut fingers prints.
Setiap kulit yang mati banyak mengandung keratin yaitu protein fibrous
insoluble yang membentuk barier terluar kulit yang berfungsi:
1. Mengusir mikroorganisme patogen.
2. Mencegah kehilangan cairan yang berlebihan dari tubuh.
3. Unsure utam yang mengerskan rambut dan kuku.
Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Epidermis akan
bertambah tebal jika bagian tersebut sering digunakan. Persambungan
antara epidermis dan dermis di sebut rete ridge yang berfunfgsi sebagai
tempat pertukaran nutrisi yang essensial. Dan terdapat kerutan yang
disebut fingers prints.
II. Dermis ( korium)

Merupakan lapisan dibawah epidermis.


Terdiri dari jaringan ikat yang terdiri dari 2 lapisan:
(1) Pars papilare
• Bagian yang menonjol ke epidermis
• Berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah
(2) Pars retikulare
• Bagian yang menonjol ke subkutan
• terdiri atas: serabut-serabut penunjang (kolagen, elastin, retikulin),
matiks (cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat serta fibroblas)
• terdiri dari sel fibroblast yang memproduksi kolagen dan retikularis
yang terdapat banyak p. darah , limfe, akar rambut, kelenjar kerngat dan k.
sebaseus.
III. jaringan subkutan atau hipodermis / subcutis

• Terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya.


• pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah
dan getah bening
Sel lemak
• sel lemak dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa
• Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang
menghasilkan banyak lemak. Disebut juga panikulus adiposa yang
berfungsi sebagai cadangan makanan
• Berfungsi juga sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal
seperti otot dan tulang. Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh
dan penyekatan panas.Sebagai bantalan terhadap trauma. Tempat
penumpukan energi.
Vaskularisasi
dikulit diatur oleh 2 pleksus:
• Pleksus superfisialis
• Pleksus profunda
 FISIOLOGI KULIT
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh
diantaranya adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi
lingkungan, sebagai barier infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi),
sensasi, eskresi, dan metabolisme. Fungsi proteksi kulit adalah melindungi
dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma mekanik, ultraviolet dan
sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen. Kulit berperan pada
pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit.
RAMBUT
Batang rambut
Merupakan struktur keratin keras yang dihasilkan oleh bangunan epitelial
berbentuk kantung yaitu folikel rambut. Pada ujung basal folikel melebar
melingkari papila pili terdiri atas jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf
yang penting bagi kelangsungan hidup folikel rambut; bagian yang
melebar disebut bulbus pili.
Sel-sel terdalam pada bulbus, yang meliputi papila pili menghasilkan
batang rambut yang akan muncul ke permukaan kulit. Sel-sel yang
membungkus bulbus merupakan lanjutan sel-sel stratum basal dan
spinosum epidermis kulit. Sel-sel tersebut terusmenerus mengalami
mitosis dan menghasilkan berbagai selubung selular bagi rambut. Sel-sel
papila memiliki sifat induktif terhadap aktivitas folikel, dan nutrien dari
kapilernya adalah esensial untuk fungsi normalnya. Sel-sel epitel yang
membungkus papila dapat disamakan dengan sel-sel stratum basal pada
epidermis, dan mereka membentuk matriks rambut. Pada dasarnya
proliferasinya berfungsi menumbuhkan rambut.

Folikel rambut
Folikel rambut dikelilingi pema-datan komponen fibrosa dermis. Di antara
komponen tersebut dengan epitel folikel terdapat membran vitrea non-
seluler, yang merupakan membran basal sangat tebal dari lapis luar epitel
folikel, yang disebut sarung akar rambut luar. Pada bagian bulbus pili,
sarung akar rambut luar ini hanya setebal satu sel sesuai stratum basal
epidermis. Mendekati permukaan kulit, tebalnya beberapa lapis sel dan
memiliki strata menyerupai epidermis kulit tipis.
Lapis-lapis konsentris berikut dari folikel adalah sarung akar rambut
dalam, yang memiliki tiga komponen:
1. lapis Henle, selapis sel gepeng yang melekat erat pada sel-sel
paling dalam dari sarung akar rambut luar
2. lapis Huxley, terdiri atas dua atau tiga baris sel-sel gepeng.
3. kutikula sarung akar rambut dalam, terdiri atas sel-sel pipih mirip
sisik tersusun mirip genteng dengan tepi bebasnya mengarah ke bawah.
Pada permulaan perkembangan semua sel pada folikel aktif bermitosis
akan tetapi kemudian setelah folikel terdiferensiasi sempurna hanya sel-sel
bagian bawah bulbus, yaitu sel matriks, yang tetap aktif bermitosis. Sel-sel
tersebutlah yang akan mengisi berbagai bagian rambut, yaitu medula,
korteks, dan kutikula.
Medula rambut
Medula rambut terletak paling tengah, biasanya terlihat lebih terang
daripada bagian lain. Sel-selnya berbentuk poligobal, tersusun jarang satu
sama lain. Di dalam sitoplasmanya dapat terlihat sedikit pigmen melanin.
Perlu diperhatikan bahwa tidak semua rambut mempunyai medula.
Korteks rambut
Korteks rambut merupakan bagian terbesar rambut, mengandung beberapa
lapisan konsentris yang terdiri atas sel panjang terkeratinisasi. Melanin
biasanya terjepit di antara dan di dalam sel-sel ini, sehingga mewarnai
rambut.
Kutikula rambut
Kutikula rambut merupakan bagian paling luar akar dan batang rambut
mengandung sel-sel paling tipis, mirip sisik, dengan ujung bebas ke arah
ujung distal. Sel-sel yang menyusun kutikula rambut sangat pipih, saling
berselisip, dan berhimpitan dengan sel-sel kutikula sarung akar rambut
dalam, sehingga sulit dibedakan satu sama lain.
Pertumbuhan rambut Pertumbuhan dan pergantian rambut terjadi secara
siklis, tidak kontinu. Periode tumbuh dan istirahatnya tergantung
tempatnya pada tubuh. Rambut kepala mempunyai siklus pertumbuhan
sepanjang 2-3 tahun sebelum memasuki masa istirahat selama 3-4 bulan.
Pada bagian tubuh lainnya misalnya bulu mata, siklus pertumbuhan jauh
lebih singkat 1-2 bulan diikuti masa istirahat 3-4 bulan. Folikel rambut
biasanya berada dalam tahap yang berbeda-beda, sehingga pergantian
rambut terjadi tanpa disadari. Hormon kelamin laki-laki (androgen) dari
testis dan korteks adrenal mempunyai pengaruh langsung pada
pertumbuhan rambut pada wajah, aksila, dan pubis. Anak lelaki yang
dikebiri sebelum pubertas tak memiliki pertumbuhan rambut yang normal
seperti yang terdapat pada laki-laki, sedangkan kekerapan mencukur dan
memotong rambut tidak mempunyai pengaruh yang jelas pada
pertumbuhan rambut. Apabila folikel berhenti tumbuh, rambut berhenti
tumbuh, terputus dari bulbus dan akhirnya rontok. Diduga kebotakan
diakibatkan oleh adanya testosteron (hormon kelamin laki-laki).
Kebotakan bersifat herediter dan predisposisi genetik ini baru timbul bila
terdapat hormon kelamin laki-laki; terbukti pada sida-sida (laki-laki yang
dikebiri) meskipun mempunyai gen kebotakan tidak akan terjadi
kebotakan.
Warna rambut Warna rambut disebabkan oleh adanya pigmen melanin
yang dibentuk oleh melanosit pada bulbus pili. Adanya berbagai macam
warna asli rambut disebabkan oleh perbedaan jumlah melanin dan
perbedaan jenis melanin, yaitu eumelanin (pigmen coklat-kehitaman) dan
pheomelanin (pigmen merah hingga kuning). Timbulnya uban disebabkan
oleh dua faktor:
1. melanosom pada bulbus kehilangan kemampuan menyintesis
tirosinase, enzim penting untuk sintesis melanin.
2. batang dan bulbus rambut mengandung lebih banyak vakuola udara
sehingga granula melanin jadi tersebar.

KELENJAR SEBASEA
Kelenjar sebasea atau kelenjar rambut merupakan kelenjar holokrin yang
terdapat pada seluruh kulit yang berambut. Hampir semua kelenjar sebasea
bermuara ke dalam folikel rambut kecuali yang terdapat pada puting susu,
kelopak mata, glans penis, klitoris, dan labium minus. Kelenjar sebasea
yang berhubungan dengan folikel rambut biasanya terdapat pada sisi yang
sama dengan otot penegak rambut.
KELENJAR KERINGAT
Kelenjar keringat ada dua jenis, yaitu kelenjar keringat merokrin dan
apokrin, yang berbeda cara sekresinya. Kelenjar merokrin bergetah encer
(banyak mengandung air), terdapat di seluruh permukaan tubuh kecuali
daerah yang berkuku; fungsinya menggetahkan keringat yang berguna
untuk ikut mengatur suhu tubuh. Kelenjar apokrin hanya terdapat pada
kulit daerah tertentu, misalnya areola mamma, ketiak, sekitar dubur,
kelopak mata, dan labium mayus. Kelenjar ini bergetah kental dan baru
berfungsi setelah
pubertas. Kelenjar bergetah lilin seperti kelenjar serumen dan kelenjar
Moll juga tergolong kelenjar ini. Baik kelenjar merokrin maupun apokrin
dilengkapi dengan sel mioepitel.

2. Pengertian dan klasifikasi hipersensitivitas


PENGERTIAN HIPERSENSITIVITAS
Hipersensitivitas adalah Suatu imun respon yang tidak diinginkan yang
dapat menyebabkan kerusakan jaringan sebagai akibat paparan antigen
terhadap substrat yang sebenarnya secara instrinsik adalah berbahaya.
Dengan demikian hipersensitivitas adalah refleksi dari respon imun yang
berlebihan.
KLASIFIKASI HIPERSENSITIVITAS
Menurut Coomb’s dan Gell TDP, Hipersensitivitas terbagi menjadi 4 tipe:
1. TIPE I (ANAPHYLACTIC HYPERSENSITIVITY)
2. TIPE II (ANTIBODY-DEPENDENT CYTOTOXIC
HYPERSENSITIVITY)
3. TIPE III (IMMUNE COMPLEX-MEDIATED
HYPERSENSITIVITY)
4. TIPE IV (CELL-MEDIATEDHYPERSENSITIVITY)
Hipersensitivitas tipe 1
Tipe reaksi patologis yang disebabkan oleh pelepasan mediator-mediator
sel mast. Reaksi ini kebanyakan dipicu oleh produksi antibodi IgE
terhadap antigen lingkungan dan ikatan IgE dengan sel mast pada
berbagai jaringan.
Reaksi yang diperantai antibodi IgE dan sel mast, terhadap antigen tertentu
yang menyebabkan kebocoran vaskuler cepat dan sekresi mukosa, sering
diikuti dengan inflamasi.
Hipersensitivitas tipe 2
Disebut rx sitotoksik, terjadi karena antibodi igg/igm berikatan langsung
dg antigen pd permukaan sel/jaringan
terjadi interaksi dg molekul jalur komplemen dan berbagai sel efektor
kerusakan sel dan jaringan sekitar
Hipersensitivitas tipe 3
Antibodi terhadap antigen terlarut membentuk kompleks dengan antigen,
dan kompleks imun terkumpul pada pembuluh darah pada berbagai
jaringan, menyebabkan inflamasi dan cedera jaringan. Penyakit ini disebut
penyakit kompleks imun dan mewakili hipersensitivitas tipe III.
Hipersensitivitas tipe 4
Beberapa penyakit akibat dari reaksi limfosit T, seringkali terhadap
antigen diri di jaringan. Penyakit
Yang di perantarai sel T mewakili hipersensitivitas tipe IV.
3. Patomekanisme gejala
Rangkaian kejadian dalam perkembangan reaksi hipersensitivitas cepat
dimulai dengan aktivasi Th2 dan sel T helper folikuler (Tfh) mensekresi
IL-4 yang merangsang produksi antibodi IgE sebagai respon terhadap
antigen, pengikatan IgE pada reseptor Fc sel mast, kemudian ketika terjadi
paparan antigen kedua pengkaitan silang IgE yang terikat oleh antigen, dan
pelepasan mediator sel mast. Beberapa mediator sel mast menyebabkan
peningkatan cepat permeabilitas vaskuler dan kontraksi otot polos,
menimbulkan banyak gejala dalam reaksi ini . reaksi ini sering disebut
alergi dan antigen-antigen yang ada tersebut adalah alergen.
Hipersensitivitas segera dapat terjadi sebagai gangguan sistemik atau
lokal. Reaksi sistemik sering melalui injeksi dengan antigen masuk ke
individu yang peka (misalnya sengatan lebah) namun antigen dapat pula
masuk melalu konsumsi makanan (misalnya alergen kacang tanah),
terkadang dalam beberapa menit pasien mengalami syok, yang bisa
berakibat fatal. Reaksi lokal beragam dan bervariasi tergantung tempat
masukny alergen. Hal ini dapat menyebabkan ruam kulit lokal atau
gelembung (alergi kulit,gatal-gatal) cairan hidung dan konjungtiva (alergi
rinitis dan konjungtiva), demam,asma bronkial,atau alergi
gastroenteritis(alergi makanan). Mediator sel mast lainnya adalah sitokin
yang mengerahkan neutrofil dan eosinofil kelokasi reaksi setelah beberapa
jam.
Tahap – tahap reaksi hipersensitivitas segera :
1. Aktivasi Sel Th2 dan Produksi Antibodi IgE
Pada individu yang cenderung terkena alergi, paparan beberapa antigen
mengakibatkan aktivasi sel Th2 dan sel Tfh serta produksi antibodi IgE.
Dua dari beberapa sitokin yang disekresi oleh sel Th2 atau sel Tfh yang
diaktifkan oleh antigen yang sama adalah interleukin (IL)-4 dan IL-13.
Sitokin ini merangsang limfosit B berubah menjadi sel plasma yang
memproduksi IgE. Oleh karena itu, individu atopik menghasilkan banyak
antibodi IgE sebagai respon terhadap antigen yang tidak menimbulkan
respon IgE pada orang lain.

2. Aktivasi Sel Mast dan Sekresi Mediator


Antibodi IgE dihasikan sebagai respon terhadap alergen yang berikatan
dengan reseptor Fc berafinitas tinggi spesifik untuk ranti berat E, yang di
ekspresikan pada sel mast, oleh karena itu pada individu atopik, sel mast di
selubungi dengan antibodi IgE spesifik untuk antigen yang menimbulkan
alergi pada individu tersebut. Proses penyelubungan sel mast oleh IgE
disebut sensitisasi, karena penyelubungan dengan IgE spesifik antigen
membuat sel mast sensitif terhadap aktivasi oleh pertemuan berikutnya
dengan antigen tersebut. Sebaliknya pada individu normal, sel mast
membawa molekul IgE dengan banyak spesifitas yang berbeda, karena
banya antigen banyak antigen yang menimbulkan sedikit respon IgE, dan
jumblah IgE yang spesifik untuk setiap antigen tidak cukup banyak untuk
mencetuskan reaksi hipersensitivitas cepat setelah paparan antigen tersebut
berikutnya.
Pada waktu sel mast yang tersensitisasi IgE terpapar alergen, sel diaktivasi
mensekresi mediator-mediatornya, mediator paling penting yang
diproduksi oleh sel mast adalah amine vasoaktif dan protease yang
disimpan dan dilepaskan dari granula dan produk yang baru dibentuk dan
disekresikan dari metabolisme asam arakidonat, dan sitokin. Sitokin yang
di produksi oleh sel mast merangsang pengerahan leukosit yang
menyebabkan reaksi fase lambat.
4. hubugan alergi dan asma
Reaksi alergi dan serangan asma, atau asthmatic attack, memiliki
hubungan yang erat satu sama lain. Meski tidak terbukti secara klinis
bahwa alergi makanan dapat menyebabkan penyakit asma, serangan sesak
nafas dapat muncul ketika seseorang mengkonsumsi makanan yang
menimbulkan reaksi alergi. Serangan asma cenderung mirip dengan gejala
penyakit asma yang timbul oleh sebab lainnya, seperti sinusitis, maupu
alergi yang ditimbulkan oleh allergen lainnya, seperti debu, serbuk sari,
dan lain sebagainya.
Alergi dan asma adalah kondisi yang mirip, dengan penyebab yang
sama-sama sulit dijelaskan. Keduanya dapat muncul bersamaan pada
seseorang. Kasus ini disebabkan oleh kontribusi genetik yang mirip pada
alergi dan asma.
Alergi sebenarnya adalah cara sistem kekebalan tubuh Anda untuk
melawan apa yang dianggapnya sebagai bahan asing yang tidak boleh
masuk ke dalam tubuh Anda. Sistem biologis yang melindungi Anda
terhadap penyakit ini melepaskan zat kimia disebut histamin yang
menyebabkan gejala alergi. Hidung ingusan dan bersin adalah reaksi
terhadap zat-zat asing.
Demikian pula, penderita asma mengalami gangguan di saluran
pernapasan mereka. Akibatnya, saluran pernapasan menjadi meradang,
membuatnya lebih sensitif terhadap inhalansia sehari-hari seperti debu dan
serbuk sari. Penderita asma dapat mengalami gejala sepanjang tahun atau
musiman, seperti pada penderita alergi.

5. keterkaitan makan seafood dengan gejala


Alergi seafood merupakan reaksi abnormal atau berlebihan dari sistem
kekebalan tubuh terhadap protein yang terkandung di dalam makanan laut
tertentu.menyebutkan gejala-gejala alergi ini bisa berupa: Kulit terasa gatal
dan kering (eksim). Sakit perut, diare, mual, dan muntah.
Hidung tersumbat, dan sesak napas. Pembengkakan di bibir, wajah, lidah
dan tenggorokan. Kepala terasa pusing, bahkan sampai pingsan.
Pada kondisi tertentu, reaksi alergi bisa sangat serius dan dapat
membahayakan nyawa penderitanya, yang disebut sebagai syok
anafilaktik. Reaksi alergi ini merupakan kondisi gawat darurat dan harus
segera mendapat penanganan di rumah sakit. Reaksi alergi yang berat
ditandai dengan beberapa gejala serius, antara lain: Tenggorokan bengkak
sehingga sulit bernapas. Penurunan tekanan darah drastis.
Syok anafilaktik. Sakit kepala sampai hilang kesadaran.

6. Penatalaksanaan dan terapi


- Menghindari memakan makanan seafood
Karena si anak dalam kasus ini setelah memakan makanan seafood kulit
anak tersebut menjadi merah dan diduga alergi, cara ini dilakukan agar
sistem imun si anak terutama sel mast tidak teraktivasi dan mengakami
degranulasi karena sudah dikenali oleh sistem imun anak tersebut.
- Antibodi anti IgE
Pemberian antibodi anti IgE ini agar menetralisasi dan mengeliminasi
antibodi IgE anak tersebut
- Antihistamin
Pemberian antihistamin bertujuan untuk menghambat kerja histamin pada
pembuluh darah dan otot polos agar tidak terjadi inflamasi
- Kromolin
Pemberian kromolin untuk menghambat degranulasi dari sel mast yang
telah aktif agar mengurangi mengeluarkan granul granulnya yang
membuat kulit menjadi merah merah

7. Anamnesis tambahan
Sejak kapan terjadinya gejala
Gatal dan mereah pada daerah tubuh mana
Riwayat Makanan & minuman apa yang terakhir dikonsumsi
Aktifitas apa yang terakhir dilakukan
Apakah pasien mempunyai penyakit/riwayat alergi
Apakah pasien mempunyai keluarga dengan gejala yang sama
Riwayat obat yang sudah dikonsumsi
REFERENSI

Javed S. Urticaria.Last Updated : November 19, 2004. E-Medicine 2004

E-Jurnal UNSRAT, Bagian Histologi Anatomi Kulit Universitas Sam


Ratulangi Manado

Imunologi Dasar Abbas , Abul K.Abbas Andrew H.Lchtman, Shiv Pillai

Hipersensitifitas, Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran UNUD

Kimball,J.W.”Introduction to Immunology”Macmilan Publishing


Community, New York 1983

Eryati Darwin,”Dasar Hipersensitivitas dan Autoimunitas”, FK Universitas


Andalas

Jurnal kedokteran UNPAD tahun 2015

Jurnal kedokteran UMY tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai