Bina Artika P - 02311540000054 S1 (CT Scan)
Bina Artika P - 02311540000054 S1 (CT Scan)
(CT Scan)
Disusun Oleh:
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka makalah ini memuat beberapa rumusan masalah,
yaitu bagaimana sejarah terbentuknya, cara kerja, kegunaan dan alat penunjang dari CT Scan.
3. Tujuan
Adapun tujuan dari isi makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah terbentuknya, cara kerja
kegunaan serta alat penunjang dari CT Scan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Definisi Computed Tomography Scan (CT-Scan) adalah pencitraan diagnostik yang
menggunakan kombinasi sinar-x dan teknologi komputer dalam mengolah, menganalisa, dan
merekonstruksi data menjadi gambaran irisan transversal tubuh (cross sectional) yang diperiksa
[4].
Gambar 1. CT Scan
2. Sejarah Perkembangan CT Scan
a. Generasi Pertama (Pencil Beam CT)
Tabung sinar-X dan satu detector yang terhubung dan bergerak bersama dan kemudian
berotasi. Pancaran sinar-X memiliki linear bentuk seperti pensil (Pencil Beam) [4]. Pesawat
CT Scan pertama kali dirancang bangun pada tahun 1971 atas dasar tindak lanjut ide teori
Dr. Hounsfield dengan prinsip kerja pesawat teknik tomografi. Dimana lingkup kerja
pesawat CT Scan hanya terbatas pada pengambilan gambar-gambar diagnosa kepala secara
scanner, sehingga pesawat CT Scan waktu itu disebut CT Head Scanner [5].
Ciri – ciri CT Scan generasi pertama diantaranya:
X-ray tube yang digunakan masih menghasilkan pencil beam.
Detektor yang digunakan single detector untuk mendapatkan gambaran per-slicenya.
Scanning time yang bisa dilakukan pesawat adalah 4 s/d 5 menit.
Kerja X-ray tube secara continues radiation.
Prinsip kerja pesawat menggunakan prinsip kerja teknik tomografi.
Secara translasi dan rotasi yang bergantian dan berlainan arah antara x-ray tube dengan
detector.
Gambar 2. Proses Kerja CT Scan Generasi Pertama
b. Generasi Kedua
CT Scan generasi kedua muncul pada tahun 1975, dimana pesawat CT Scan II merupakan
evolusi CT Scan generasi pertama, pada pesawat CT Scan II mempunyai fasilitas komponen
yang lebih lengkap, terutama dalam pemakaian komponen detektor. Pada CT Scan II, sistem
detektor yang dipakai adalah multidetektor [5]. Pada generasi kedua beberapa detektor diatur
dalam satu baris. Berkas X-ray yang dipancarkan berbentuk kipas tidak hanya linear [4].
Ciri – ciri CT Scan generasi kedua diantaranya:
X-ray tube yang digunakan dapat menghasilkan fan beam.
Banyaknya detektor yang dipakai biasanya lebih dari 30 detektor.
Lama waktu scanning ± 20 s/d 90 second.
CT Scan V muncul tanpa menggunakan peranan x-ray sebagai media untuk menampilkan
tampilan diagnosa. Pada Electron Beam Tomography (EBT) tidak menggunakan tabung
sinar-x, tapi menggunakan electron gun yang memproduksi pancaran electron berkekuatan
130 KV. Pancaran electron difokuskan oleh electro-magnetic coil menuju fokal spot pada
ring tungsten. Proses penumbukkan electron pada tungsten menghasilkan energy sinar-x.
Sinar-x akan keluar melewati kolimator yang membentuknya menjadi pancaran fan beam.
Kemudian sinar-x akan mengenai obyek dan hasil atenuasinya akan mengenai solid state
detector dan selanjutnya prosesnya sama dengan prinsip kerja CT Scan yang lain.
Perbedaannya hanya pada pembangkit sinar-x nya bukan menggunakan tabung sinar-x tetapi
menggunakan electron gun [5].
4. Sistem CT Scan
Peralatan CT Scanner terdiri atas tiga bagian yaitu sistem pemroses citra, sistem komputer
dan sistem kontrol [8].
a. Sistem pemroses citra merupakan bagian yang secara langsung berhadapan dengan
obyek yang diamati (pasien). Bagian ini terdiri atas sumber sinar-x, sistem kontrol,
detektor dan akusisi data. Sinar-x merupakan radiasi yang merambat lurus, tidak
dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnet dan dapat mengakibatkan zat
fosforesensi dapat berpendar. Sinar-x dapat menembus zat padat dengan daya tembus
yang tinggi. Untuk mengetahui seberapa banyak sinar-x dipancarkan ke tubuh pasien,
maka dalam peralatan ini juga dilengkapi sistem kontrol yang mendapat input dari
komputer.
Bagian keluaran dari sistem pemroses citra, adalah sekumpulan detektor yang
dilengkapi sistem akusisi data. Detektor adalah alat untuk mengubah besaran fisik-
dalam hal ini radiasi-menjadi besaran listrik. Detektor radiasi yang sering digunakan
adalah detektor ionisasi gas. Jika tabung pada detektor ini ditembus oleh radiasi maka
akan terjadi ionisasi. Hal ini akan menimbulkan arus listrik. Semakin besar interaksi
radiasi, maka arus listrik yang timbul juga semakn besar. Detektor lain yang sering
digunakan adalah detektor kristal zat padat. Susunan detektor yang dipasang tergantung
pada tipe generasi CT Scanner. Tetapi dalam hal fungsi semua detektor adalah sama
yaitu mengindentifikasi intensitas sinar-x setelah melewati obyek. Dengan
membandingkan intensitas pada sumbernya, maka atenuasi yang diakibatkan oleh
propagasi pada obyek dapat ditentukan. Dengan menggunakan sistem akusisi data maka
data-data dari detektor dapat dimasukkan dalam komputer. Sistem akusisi data terdiri
atas sistem pengkondisi sinyal dan interfacae (antarmuka ) analog ke komputer.
b. Sistem Komputer dan Sistem Kontrol
Bagian komputer bertanggung jawab atas keseluruhan sistem CT Scanner, yaitu
mengontrol sumber sinar-x, menyimpan data, dan mengkonstruksi gambar tomografi.
Komputer terdiri atas processor, array processor, harddisk dan sistem input-output.
Processor atau CPU (unit pemroses pusat) mempunyai fungsi untuk membaca
dan menginterprestasikan instruksi, melakukak eksekusi, dan menyimpan hasil-hasil
dalam memory. CPU yang digunakan mempunyai bus data 16,32 atau 64 bit. Tipe
komputer yang digunakan bisa mikro komputer dan bisa mini komputer, namun harus
memenuhi unjuk kerja dan kecepatan bai sistem CT Scanner. Harddisk mempunyai
fungsi untuk menyimpan data dan software.
CT Scanner pada umumnya dilengkapi dengan dua buah monitor dan keyboard.
Masing-masing sebagai operator station dan viewer station dan keduanya mempunyai
tugas yang berbeda. Operation Station mempunyai fungsi sebagai operator kontrol
untuk mengontrol beberapa parameter scan seperti tegangan anoda, waktu scan dan
besarnya arus filamen. Sedangkan viewer station mempunyai fungsi untuk
memanipulasi sistem pemroses citra. Bagian ini mempunyai sistem kontrol yang
dihubungkan dengan sistem keluaran seperti hard copy film, magnetic tape, dan paper
print out. Dari bagian ini dapat dilakukan pekerjaan untuk mendiagnosa hasil scanning.
c. Rekonstruksi
Bagian terakhir dari CT Scanner adalah rekonstruksi. Banyak metode yang dapat
digunakan untuk merekonstruksi gambar tomografi, mulai dari back projection sampai
konvolusi. Metode back projection banyak digunakan dalam bidang kedokteran. Metode
ini menggunakan pembagian pixel-pixel yang kecil dari suatu irisan melintang. Pixel
didasarkan pada nilai absorbsi linier. Kemudian pixel-pixel ini disusun menjadi sebuah
profil dan terbentuklah sebuah matrik. Rekonstruksi dilakukan dengan jalan saling
menambah antar elemen matrik.
Untuk mendapatkan gambar rekonstruksi yang lebih baik, maka digunakan
metode konvolusi. Proses rekonstruksi dari konvolusi dapat dinyatakan dalam bentuk
matematik yaitu transformasi Fourier. Dengan menggunakan konvolusi dan
transformasi Fourier, maka bayangan radiologi dapat dimanipulasi dan dikoreksi
sehingga dihasilkan gambar yang lebih baik.
Kekurangan:
Ada sedikit kemungkinan timbulnya kanker dari paparan radiasi yang berlebihan.
Dosis radiasi yang tinggi.
Mahalnya biaya yang dikeluarkan.
Tidak bisa dilakukan untk wanita hamil.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
[1] Munthe, Helmina Brostin, 2104, “Analisa Hasil Diagnosa Tumor Paru Pada
Gambaran
Topogram Penggunaan Pesawat CT-scan Dibandingkan Dengan Penggunaan Pesawat
Sinar-X Konvensional”, Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara.
[2] Buls et al., 2006, Radiation Dose from Adult and Pediatric Multidetector Computed
Tomography, Springer.
[3] Turnip, Alfian, 2105, “Analisis Penggunaan Teknik Post Processing Volume
Rendering
(Vr) Pada Ct Angiografi Arteri Abdominalis Dengan Msct”, Repositori Institusi
Universitas Sumatera Utara.
[4] Bushong, Stewart C. Computed Tomography. 2000. Computed Tomography:
Essentials
of Medical Imaging Series. USA: The McGraw-Hill Companies.
[5] Diakses pada tanggal 10 Mei 2019
http://malahayati.ac.id/?p=18790
[6] Diakses pada tanggal 10 Mei 2019
http://margionoabdil.blogspot.com/2013/11/cara-kerja-ct-scan-dan
perkembangannya.html
[7] Diakses pada tanggal 10 Mei 2019
http://unhas.ac.id/tahir/BAHAN-KULIAH/BIO-MEDICAL/TUGAS/TUGAS-
2006/D41103020-CT%20Scan/PUTRI%20RAMADHANI%20D41103020.pdf