Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-
Nya. Segala pujian hanya layak kita aturkan kepada Allah SWT. Tuhan seru sekalian alam
atas segala berkat, rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang sungguh tiada terkira besarnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang penulis beri judul ”ANCAMAN
DIBIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN STRATEGI MENGATASI
ANCAMAN TERSEBUT”.
Dalam penyusuna makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak,
oleh karena itu penulis mengucapkan rasa berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada
mereka, kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan
dukungan, moril, dan kepercayaan yang sangat berarti bagi penulis.
Berkat dukungan mereka semua kesuksesan ini dimulai, dan semoga semua ini bisa
memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan menjadi bahan tuntunan kearah yang lebih baik
lagi. Penulis tentunya berharap isi makalah ini tidak meninggalkan celah, berupa kekurangan
atau kesalahan, namun kemungkinan akan selalu tersisa kekurangan yang tidak disadari oleh
penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengharapkan agar makalah
ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Strategi pertahanan dalam menghadapi ancaman militer disesuaikan dengan jenis ancaman
dan besarnya risiko yang dihadapi.
Strategi Pertahanan untuk menghadapi ancaman militer berupa agresi militer berbeda
dengan strategi pertahanan dalam menghadapi ancaman yang jenisnya bukan agresi militer.
Agresi militer mengancam totalitas eksistensi bangsa dan negara sehingga harus dihadapi
dengan strategi pertahanan dalam kerangka operasi militer perang dengan pengerahan
segenap kekuatan nasional. Sebaliknya, ancaman militer yang lain tidak selalu harus dihadapi
dengan OMP.
Ancaman Militer yang jenisnya bukan agresi militer dihadapi dengan kekuatan pertahanan
yang besarnya terbatas dan proporsional dengan besarnya ancaman yang dihadapi serta
dengan pola OMSP. Penerapan strategi pertahanan berlapis berlaku untuk konteks
menghadapi jenis ancaman militer agresi militer dan ancaman militer yang bukan agresi.
Apabila ancaman aktual berupa ancaman militer yang karakteristiknya memerlukan
penanganan melalui OMP, lapis pertahanan militer didayagunakan sebagai inti kekuatan.
Dalam hal ini lapis pertahanan militer yang berintikan komponen utama, dan didukung oleh
komponen cadangan dan komponen pendukung, di samping disokong oleh lapis pertahanan
nirmiliter yang melaksanakan fungsi-fungsi diplomasi serta upaya-upaya lain dalam bentuk
perlawanan tidak bersenjata.
Apabila ancaman aktual berupa ancaman militer yang karakteristiknya tidak memerlukan
penanganan melalui OMP, lapis pertahanan militer didayagunakan sebagai inti kekuatan
pertahanan untuk melaksanakan OMSP.

B. Rumusan Masalah
Ø Bagaimana Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun Persatuan dan
Kesatuan Bangsa Indonesia
Ø Bagaimana Cara Mengatasi Dan Menyelesaikan Ancaman Bagi Bangsa Indonesia Baik
yang Berasal dari Dalam dan Luar Negeri yaitu :
Ø Apa saja Jenis Pertahanan:
Ø Apa arti Pentingnya Integrasi Nasional dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Ø Apa saja Faktor-faktor Pendorong, Pendukung, dan Penghambat Integrasi Nasional
Ø Apa saja Upaya Membangun Integrasi Nasional
Ø Apa saja Faktor Pendorong Tercapainya Integrasi Nasional

C. Tujuan
Ø Untuk mengetahui Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun Persatuan
dan Kesatuan Bangsa Indonesia
Ø Untuk mengetahui Cara Mengatasi Dan Menyelesaikan Ancaman Bagi Bangsa Indonesia
Baik yang Berasal dari Dalam dan Luar Negeri yaitu :
Ø Untuk mengetahui Jenis Pertahanan:
Ø Untuk mengetahui Pentingnya Integrasi Nasional dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Ø Untuk mengetahui Faktor-faktor Pendorong, Pendukung, dan Penghambat Integrasi
Nasional
Ø Untuk mengetahui Upaya Membangun Integrasi Nasional
Ø Untuk mengetahui Faktor Pendorong Tercapainya Integrasi Nasional
BAB II
PEMBAHASAN

A. Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun Persatuan dan Kesatuan


Bangsa Indonesia
1. Strategi Menghadapi Ancaman Militer
Menurut pasal 30 ayat 2 UUD 1945, dalam menghadapi berbagai macam ancaman militer,
Indonesia melaksanakan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata).
Penyelenggaraan Sishankamrata didasarkan pada kesadaran hak dan kewajiban seluruh warga
negaraserta keyakinan akan kekuatan sendiri untuk mempertahankan kelangsungan hidup
bangsa dan negara Indonesia.
Ciri sistem pertahanan dan keamanan yang bersifat semesta :
a. Kerakyatan, yaitu hankam negara diabdikan oleh dan untuk rakyat.
b. Kesemestaan, yaitu sumber daya nasional digunakan semaksimal mungkin sebagai upaya
pertahanan.
c. Kewilayahan, yaitu melaksanakan di seluruh wilayah NKRI sesuai kondisi geografis
sebagai negara kepulauan.
Dalam mengahadapi ancaman militer, disiapkan komponen utama untuk melaksanakan
Operasi Militer dalam Perang (OMP) dan komponen cadangan dilaksanakan sebagai
pengganda komponen utama bila diperlukan, melalui proses mobilisasi/demobilisasi. Selagi
komponen pertahanan siap dikerahkan, namun setiap bentuk perselisihan diutamakan melalui
jalan damai terlebih dahulu. Penggunaan kekuatan pertahanan hanya dilaksanakan apabila
cara damai tidak berhasil.
Berikut adalah beberapa ancaman militer yang saat ini terjadi dan pernah terjadi di
Indonesia:
a. Saat ini, TNI terpecah menjadi beberapa kubu sehingga memungkinkan perang saudara
antar TNI yang berkelanjutan yang dapat membuat integrasi Indonesia terancam.
b. 19 Desember 1948 : Agresi militer Belanda II di kota Yogyakarta yang saat itu masih ibu
kota Indonesia.
c. 4 Desember 2011 : kekerasan bersenjata di Nanggroe Aceh Darussalam
d. 24 dan 25 Februari 2007 terjadi pelanggaran wilayah yang dilakukan Malaysia terhadap
Indonesia yang berlokasi di Ambalat yaitu terletak di laut Sulawesi

2. Strategi Menghadapi Ancaman Nir Militer


a. Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang ideology
Strategi menghadapi ancaman ini dihadapi dengan konsep pertahanan berlapis berikut:
1) Lapisan terdepan dalam konsep penanganannya terdiri atas unsur pertahanan nir-militer,
yakni kementrian atau lembaga pemerintah non-kementrian yang membidangi ideologi.
2) Unsur pemerintah yang membidangi politik dalam dan luar negeri mengerahkan seluruh
istrumen pemerintahan untuk menangkal pihak lain yang mengancam ideologi Pancasila.
3) Unsur pemerintah yang membidangi informasi mempercepat gerakan untuk melakukan
operasi informasi imbangan sehingga masyarakat dapat menangkal berbagai pengaruh
asing yang mengancam ideologi.
4) Unsur pemerintah yang membidangi pendidikan melaksanakan proses pembelajaran dan
kesadaran akan ideologi Pancasila secara bertingkat dan berlanjut.
5) Unsur pemerintah yang membidangi agama memberdayakan para pemimpin agama
untuk membangun kerjasama dengan pemerintah demi membetengi masyarakat dari
penetrasi ideologi asing.
6) Peran lapis pertahanan militer seperti program pelaksanaan bakti TNI.

b. Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang politik


Strategi pertahanan ancaman di bidang politik ditentukan oleh kemampuan sistem
politik dalam menanggulangi segala bentuk ancaman yang ditujukan kepada
kehidupan politik bangsa Indonesia. Terwujud dengan kehidupan politik berlandaskan
demokrasi Pancasila dan politik luar negeri bebas aktif. Langkah –langkah yang
ditempuh:
1. Pendekatan ke dalam
Pembangunan sistem politik demokrasi yang menghargai kebhinnekaan atau
kemajemukan bangsa. Tertulis dalam 3 pilar penataan kedalam :
· Penguatan penyelenggaraan pemerintah Negara yang sah, efektif, bersih,
berwibawa, dan bebas KKN, serta bertanggung jawab.
· Penguatan lembaga legislative
· Penguatan kekuatan politik nasional
2. Pendekatan keluar
Menciptakan diplomasi dengan Negara lain secara dinamis , diwujudkan dengan:
· Pada lingkup internal: Penciptaan kestabilan Negara dan ekonomi bangsa.
· Pada lingkup regional: diplomasi aktif dalam peningkatan kerjasama.
· Pada lingkup supraregional : politik luar negeri Indonesia untuk meningkatkan
kerjasama antar Negara dengan fokus menjaga keutuhan wilayah NKRI.
· Pada lingkup global : memperjuangkan kepentingan nasional melalui keberadaan
Indonesia dalam PBB serta mengidentifikasi ancaman yang mungkin terjadi sehingga
dapat mencegah ancaman tersebut.
c. Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang ekonomi
Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Menghadapi ancaman ekonomi dari internal :
· penciptaan lapangan kerja padat karya
· pembangunan infrastruktur,
· penciptaan iklim usaha yang kondusif,
· pemilihan teknologi tepat guna
2. Menghadapi ancaman ekonomi dari eksternal:
· Indonesia harus membangun dan menjaga hubungan baik dengan negara-negara
yang memiliki kekuatan ekonomi-politik dunia.
3. Untuk pertahanan militer dalam menghadapi ancaman berdimensi ekonomi:
· mengembangkan pilihan strategis untuk membantu unsur utama dari pertahanan nir-
militer
· meningkatkan usaha pertahanan untuk menciptakan kondisi keamanan nasional dan
kebutuhan pokok masyarakat terutama di daerah-daerah pedalaman.
· Program Bakti TNI yang melibatkan kerja sama dengan unsur pertahanan nir-militer
lainnya lebih ditingkatkan pada perbaikan sarana prasarana masyarakat yang
membawa dampak pada peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat.

d. Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang sosial budaya


Memelihara keseimbangan dan keselarasan fundamental, yaitu:
· Keseimbangan antara manusia dengan Tuhan
· Keseimbangan antara manusia dengan alam semesta
· Keseimbangan antara manusia dengan masyarakat
· Keseimbangan kemajuan lahir dan kesejahteraan batin
Meningkatkan semangat persatuan bangsa dengan memperhatikan perkembangan tradisi,
pendidikan, kepemimpinan, integrasi nasional, kepribadian bangsam persatuan dan kesatuan
bangsa dan pelestarian alam.

B. Cara Mengatasi Dan Menyelesaikan Ancaman Bagi Bangsa Indonesia Baik yang
Berasal dari Dalam dan Luar Negeri yaitu :
1. Ancaman dari dalam
a. Perang antar suku
· Melakukan mediasi terhadap pihak yang bertikai dengan mempertemukan tokoh
adat/perwakilan masing-masing pihak yang bertikai
· Melakukan sosialisasi tentang pentingnya perdamaian dan kerugian adanya pertikaian
· Meningkatkan kerja sama dan gotong royong antar kelompok masyarakat atau suku untuk
memperkuat tali persaudaraan dan solidaritas di lingkungan masyarakat
· Pemerataan pembangunan agar tidak terjadi kecemburuan antar suku
b. Korupsi
· Menanamkan jiwa anti korupsi yang diikuti dengan peningkatan Iman dan Taqwa
· Memperberat sanksi dan hukuman para koruptor sehingga menimbulkan efek jera dan rasa
takut pejabat negara untuk melakukan tindakan yang hina itu
· Menciptakan pemerintah bersih dan berwibawa, bebas KKN dan konsisten melaksanakan
peraturan dan Undang-undang
· Melakukan pengawasan yang ketat pada jalannya pemerintahan terutama pada bidang
keuangan
· Bila memungkinkan melakukan pengawasan terhadap rekening para pejabat
· Belajar bersikap jujur sejak dini
· Meningkatkan dan menjaga independenitas KPK dalam tugasnya memberantas korupsi
· Meningkatkan kesejahteraan pegawai pemerintahan untuk meminimalisir keinginan
korupsi
c. Terorisme
· Menertibkan bahan baku pembuatan bom ataupun bahan yang diperlukan dalam
pembuatan bom
· Penarikan peredaran persenjataan yang dimiliki masyarakat sipil
· Pemberantasan sekelompok terorisme yang berkeliaran di masyarakat
· Meningkatkan kinerja pihak militer dengan mempelajari motif di setiap kasus terorisme
· Membasmi hal-hal yang membantu perkembangan terorisme misalnya dukungan materiil
dan keuangan, kontrol, kepemimpinan, dan faham yang disebarkan oleh teroris
· Meningkatkan rasa nasionalisme
· Meningkatkan ketahanan nasional dan mempersolid setiap susunan Hankamrata
· Melaporkan warga yang diduga teroris, misalnya warga yang mengisolasikan diri dari
masyarakat sekitar
d. Pemberontakan
· Pemerataan pembangunan sampai pelosok daerah sehingga tidak muncul kecemburuan
nasional
· Meningkatkan keamanan dari pusat hingga satuan terkecil daerah sesuai prinsip
Hankamrata
· Meningkatkan rasa nasionalisme dengan mempelajari pendidikan kewarganegaraan dan
sejaarah perjuangan Indonesia dalam merebut NKRI
· Mengakui persamaan derajat dan HAM sehingga kaum minoritas tidak terdesak
e. Ekstrim kanan dan kiri
· Mengamalkan nilai-nilai Pancasila
· Menanamkan pendidikan agama sebagai pendidikan formal
· Memberantas segala tindakan ekstrim
· Meningkatkan keefisienan dan kinerja pemerintah dan lebih transparan agar tidak muncul
masyarakat anti pemerintah
· Meningkatkan Nasionalisme dan Imtaq
f. Kemiskinan atau kesenjangan sosial
· Meningkatkan sumber daya manusia
· Memperluas lapangan kerja untuk mengimbangi jumlah angkatan kerja
· Meningkatkan kualitas SDM siap kerja melalui pendidikan, seperti kerja sama antar
perusahaan dengan SMK
· Melakukan subsidi sembako bagi rakyat miskin
· Peningkatan pelayanan atau kebutuhan dasar kepada masyarakat miskin, misalnya sekolah
gratis, Kartu Jakarta Sehat dan lain-lain
· Pemerataan pembangunan di seluruh pelosok tanah air
g. Narkoba dan HIV/AIDS
· Mengawasi dengan ketat daerah yang diduga tempat-tempat prostitusi dan mewajibkan
menggunakan pengaman sebelum berhubungan
· Mempersempit peredaraan narkoba dengan memperketat pemeriksaan di bandara,
pelabuhan, maupun daerah perbatasan
· Melakukan dan ikut dalam kegiatan sosialisasi tentang bahaya narkoba dan HIV/AIDS dan
menanamkan jiwa anti narkoba
· Menyaring budaya asing dengan Pancasila
· Melakukan uji urine untuk mengetahui siapa yang terkena HIV/AIDS terutama supir, pilot
atau orang yang bertanggung jawab atas keamanan orang banyak
· Melakukan razia tempat yang diduga pabrik maupun penjualan narkoba seperti diskotik
atau klub malam
2. Ancaman dari luar
1. Agresi militer
· Menjalin hubungan persahabatan antar negara berdasarkan prinsip bebas aktif dengan kata
lain bangsa Indonesia bersifat netral dan berhubungan baik dengan negara lain
· Meningkatkan peralatan, pertahanan militer dan ketahanan nasional diiringi dengan
peningkatan dari kualitas TNI sebagai inti pertahanan dalam sistem Hankamrata (pertahanan
keamanan rakyat semesta)
· Selalu waspada terhadap segala kemungkinan yang dapat membahayakan keutuhan NKRI
seperti mengikuti wajib militer dan belajar dasar-dasar kemiliteran dan selalu siap apabila
dibutuhkan dalam mempertahankan NKRI

2. Penerobosan wilayah
· Mengadakan patroli secara rutin, terutama daerah rawan penerobosan batas
· Membangun pos-pos pertahanan dan memperjelas tapal batas yang lebih kuat dan
permanen sehingga tidak dapat dipindah
· Mensejahterakan penduduk di wilayah perbatasan agar tidak bergantung pada negara
tetangga sehingga penduduk di wilayah perbatasan tidak berpindah kewarganegaraan
3. Penyeludupan
· Meningkatkan transparansi pihak bea cukai dalam tugasnya mengawasi lalu lintas barang
antar negara
· Meningkatkan pengamanan daerah perbatasan untuk mengantisipasi penyeludupan barang
illegal, karena memasukkan barang tanpa dikenai pajak impor
· Meningkatkan pengamanan daerah jalur perdistribusian seperti bandara, pelabuhan.
4. Infiltrasi ( penyusupan ideologi )
· Memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila serta mengamalkannya
· Menyaring nilai ideologi asing dengan Pancasila, agar memperoleh dampak positifnya
saja
· Mempertebal Iman dan Taqwa (imtaq)
· Melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat kecintaan terhadap tanah air tercinta sertan
menanamkan semangat juang untuk membela bangsa, negara, serta mempertahankan
Pancasila sebagai landasan idiil dan UUD sebagai landasan konstitusional serta landasan
Nusantara sebagai landasan fisional
5. Penitrasi ( penyusupan budaya )
· Penguasaan IPTEK yang diimbangi Imtaq, sebagai perisai diri di era globalisasi
· Pengenalan budaya nusantara melalui pendidikan formal, misal membuka ekstrakulikuler
sekolah
· Meningkatkan rasa Nasionalisme dan mempelajari kebudayaan yang berasal dari berbagai
suku bangsa di Indonesia
· Melakukan penyaringan budaya yang masuk dengan menggunakan nilai-nilai Pancasila
6. Spionase
· Meningkatkan keamanan di titik-titik vital nasional misal pabrik senjata, pembangkit
listrik serta penyimpanan dokumen rahasia negara
· Tetap waspada terhadap segala ancaman yang mungkin terjadi
· Meningkatkan keimanan para pemimpin dan pejabat negara
· Meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme
· Melakukan pengawasan baik di wilayah darat, air, maupun udara yang dilakukan oleh
TNI, AD, AL, AU

C. Jenis Pertahanan:
1. Pertahanan militer untuk menghadapi ancaman militer, dan
2. Pertahanan nonmiliter/nirmiliter untuk menghadapi ancaman nonmiliter/nirmiliter.

D. Pentingnya Integrasi Nasional dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika


Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beragam. Keberagaman masyarakat
Indonesia ditandai oleh adanya keberagaman budaya. Misalnya perbedaan suku bangsa
menyebabkan adat-istiadat, bentuk rumah, pakaian serta kesenian yang memiliki ciri khas
yang berbeda. Bangsa Indonesia menyadari dan menghormati adanya perbedaan budaya
tersebut. Bangsa Indonesia sejak dahulu telah dipersatukan dalam semboyan “Bhineka
Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda, tetapi tetap satu.
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan yang ada pada suatu
Negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Integrasi nasional
berasal dari dua kata, yaitu “integrasi” dan “nasional”. Integrasi berasal dari bahasa Inggris,
integrate, artinya menyatupadukan, menggabungkan, mempersatukan. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, integrasi artinya pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan
utuh. Kata Nasional berasal dari bahasa Inggris, nation yang artinya bangsa. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, integrasi nasional mempunyai arti politis dan antropologis.
1. Integrasi nasional secara politis berarti penyatuan berbagai kelompok budaya
dan sosial dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
2. Integrasi nasional secara antropologis berarti proses penyesuaian di antara
unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi
dalam kehidupan masyarakat.
Syarat Integrasi
Integrasi masyarakat merupakan kondisi yang diperlukan bagi Negara untuk membangun
kejayaan nasional demi mencapai tujuan yang diharapkan. Ketika masyarakat suatu Negara
senatniasa diwarnai pertentangan atau konflik, maka akan banyak kerugian yang diderita baik
kerugian berupa fisik materi, seperti kerusakan sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan
oleh masyarakat maupun kerugian mental spiritual. Seperti perasaan kekawatiran, cemas dan
ketakutan bahkan juga tekanan mental yang berkepanjangan.. Adapun syarat keberhasilan
suatu integrasi di suatu negara adalah sebagai berikut.
 Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi
kebutuhankebutuhan satu dengan lainnya.
 Terciptanya kesepakatan (konsensus) bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai
sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman.
 Norma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan aturan baku dalam melangsungkan
proses integrasi sosial.
Di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan
bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang harus dilakukan dengan sebaik-
baiknya. Jangan sampai menyalahgunakan hak karena banyak sekali orang yang bisa
seenaknya melakukan sesuatu hal yang bisa merugikan orang lain. Begitu pula dengan orang
yang selalu berusaha menghindar dari kewajibannya sebagai warga negara. Perilaku ini bisa
dijadikan salah satu contoh perilaku yang bisa merugikan masyarakat lain, khususnya bagi
pemerintah. Pelanggaran akan hak orang akan menyebabkan terjadinya disintegrasi sehingga
orang tersebut tidak menjalankan kewajibannya. Beberapa kewajiban dan hak sebagai warga
negara Indonesia dalam menjaga integrasi nasional baik dalam keluarga, sekolah dan
masyarakat antara lain sebagai berikut.
No. Lingkungan Kewajiban Hak
1. Keluarga 1. Menghormati orang 1. Bergaul dengan anak
tua, wali dan guru sebaya
2. Mencintai keluarga, 2. Hak menyatakan dan
masyarakat dan menyayangi didengar pendapatnya
teman 3. Hak dihargai dan
3. Menghargai orang dihormati dalam keluarga
yang lebih tua. 4. Hak beribadah
4. Melaksanakan etika menurut agamanya
dan akhlak yang mulia
2. Sekolah 1. Mengikuti seluruh 1. Menggunakan
kegiatan sekolah sesuai fasilitas pembelajaran.
dengan ketentuan yang 2. Mendapatkan porsi
berlaku. pengembangan sesuai
2. Mewujudkan dan potensi yang dimiliki.
memelihara ketertiban, 3. Memperoleh
keamanan, keindahan, bimbingan dan konsultasi
kekeluargaan dan secara optimal.
kerindangan 4. Mendapatkan
3. Hadir di sekolah perlindungan selama berada
sebelum bel sekolah di lingkungan sekolah
dibunyikan.
4. Memberi keterangan
izin/sakit/berhalangan yang
sah.
3. Masyarakat 1. Menjaga kerukunan 1. Menggunakan
hidup dengan tetangga atas fasilitas umum yang
dasar saling menghormati; disediakan pemerintah
2. Ikut menjaga 2. Mendapat pelayanan
keamanan dan kebersihan dari pemerintah
lingkungan; 3. Memiliki hak untuk
3. Menaati peraturan menyampaikan pendapat di
yang berlaku di dalam lingkungan masyarakat
lingkungan itu atas dasar 4. Hak untuk
kepentingan bersama; mendapatkan rasa aman.
4. Membatasi diri 5. Hak mendapatkan
jangan sampai mengganggu perlindungan hukum.
hak dan kemerdekaan orang
lain atas dasar hak dalam
negara
Diperlukan keseimbangan dalam menjalankan hak dan kewajiban. Hal ini agar tidak
terjadi kesalahpahaman yang bisa mengakibatkan kerugian bagi orang lain dan diri sendiri.
Misalnya, pertumbuhan pembangunan infrastruktur (jalan dan jembatan) di satu daerah
dengan daerah lainnya harus sama. Jika berbeda akan terjadi kecemburuan dan berakibat
terganggunya integrasi nasional. Dengan demikian, sangat penting integrasi nasional bagi
pembangunan bangsa dalam masyarakat yang berbeda-beda. Setiap warga masyarakat di
daerah harus menyadari adanya perbedaan etnik, suku, agama, budaya, bahasa, dan
sebagainya. Perbedaan tersebut jangan sampai dijadikan sebagai pemicu terjadinya
disintegrasi nasional. Oleh karena itu, kalian harus memahami hak dan kewajiban dalam
kehidupan sehari-hari.

E. Faktor-faktor Pendorong, Pendukung, dan Penghambat Integrasi Nasional


1. Faktor pendorong tercapainya integrasi nasional
· Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah.
· Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda Pancasila
dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
· Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa indonesia seperti yang
dinyatakan dalam Sumpah Pemuda.
· Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme di
kalangan bangsa Indonesia.
2. Faktor pendukung integrasi nasional
· Penggunaan bahasa Indonesia.
· Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, dan tanah air Indonesia.
· Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu Pancasila.
· Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan yang kuat.
· Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penderitaan penjajahan.
3. Faktor penghambat integrasi nasional
· Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen.
· Kurangnya toleransi antargolongan.
· Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan dari
luar.
· Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil
pembangunan.

F. Upaya Membangun Integrasi Nasional


1. Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran dan kehendak untuk bersatu.
2. Menciptakan kondisi dan membiasakan diri untuk selalu membangun consensus.
3. Membangun kelembagaan (pranata) yang berakarkan nilai dan norma yang menyuburkan
persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat dalam aspek kehidupan
dan pembangunan bangsa yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak, semua wilayah.
5. Upaya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan yang arif dan
bijaksana, serta efektif.

G. Faktor Pendorong Tercapainya Integrasi Nasional


2. Adanya rasa yang senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor-faktor sejarah.
3. Adanya ideologi nasional yang tercermin di dalam simbol negara yakni Garuda Pancasila
dan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
4. Adanya sikap tekad dan keinginan untuk kembali bersatu di dalam kalangan Bangsa
Indonesia seperti yang telah dinyatakan di dalam Sumpah Pemuda.
5. Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan adanyadan munculnya semangat
nasionalisme dalam kalangan Bangsa Indonesia.
Faktor Pendukung Integrasi Nasional
1. Penggunaan bahasa Indonesia.
2. Semangat persatuan serta kesatuan di dalam Bangsa, Bahasa dan Tanah Air Indonesia.
3. Adanya Kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama yakni Pancasila.
4. Adanya jiwa dan rasa semangat dalam bergotong royong, solidaritas serta toleransi
keagamaan yang sangat kuat.
5. Adanya rasa senasib dan sepenanggungan yang diakibatkan oleh penderitaan semasa
penjajahan.
BAB III
KESIMPULAN

A. Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun Persatuan dan Kesatuan


Bangsa Indonesia
1. Strategi Menghadapi Ancaman Militer
o Saat ini, TNI terpecah menjadi beberapa kubu sehingga memungkinkan perang saudara
antar TNI yang berkelanjutan yang dapat membuat integrasi Indonesia terancam.
o 19 Desember 1948 : Agresi militer Belanda II di kota Yogyakarta yang saat itu masih ibu
kota Indonesia.
o 4 Desember 2011 : kekerasan bersenjata di Nanggroe Aceh Darussalam
o 24 dan 25 Februari 2007 terjadi pelanggaran wilayah yang dilakukan Malaysia terhadap
Indonesia yang berlokasi di Ambalat yaitu terletak di laut Sulawesi

2. Strategi Menghadapi Ancaman Nir Militer


a. Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang ideology
b. Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang politik
c. Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang ekonomi
d. Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang sosial budaya

B.Faktor-faktor Pendorong, Pendukung, dan Penghambat Integrasi Nasional


· Faktor pendorong tercapainya integrasi nasional
Ø Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah.
Ø Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda Pancasila dan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Ø Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa indonesia seperti yang
dinyatakan dalam Sumpah Pemuda.
Ø Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme di
kalangan bangsa Indonesia.

· Faktor pendukung integrasi nasional


Ø Penggunaan bahasa Indonesia.
Ø Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, dan tanah air Indonesia.
Ø Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu Pancasila.
Ø Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan yang kuat.
Ø Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penderitaan penjajahan.
DAFTAR PUSTAKA

http://iwanttohappierever.blogspot.co.id/2014/04/cara-mengatasi-ancaman-dari-luar-dan.html
http://swastiniramaya.blogspot.co.id/2015/09/rangkuman-materi-bab-vi-kelas-xii.html

Anda mungkin juga menyukai