NPM : 1643050073
1. PENDAHULUAN
Pada umumnya lilin hanya berfungsi sebagai pengganti lampu dan secara fisik
tidak menarik. Penelitian ini akan membuat lilin aromaterapi yang berfungsi ganda,
yaitu sebagai alat penerangan, media terapi dan penyegar ruangan. Lilin aromaterapi
adalahalternatif aplikasi aromaterapi secara inhalasi (penghirupan), yaitu penghirupan
uap aroma yang dihasilkan dari beberapa tetes minyak atsiri dalam wadah berisi air
panas. Lilin aromaterapi akan menghasilkan aroma yang memberikan efek terapi bila
dibakar. Aroma lilin dihasilkan dari minyak atsiri melati dan lavender yang tergolong
ke dalam jenis aroma yang mampu memberikan efek terapi menenangkan dan
merilekskan (Primadiati,2002).Minyak atsiri, atau yang dikenal juga sebagaivolatile
oil, atau essential oil, adalah cairan pekat yang tidak larut air, mengandung senyawa-
senyawa beraroma yang berasal dari berbagai tanaman. Minyak atsiri ini umumnya
diperoleh dengan cara destilasi, juga dapat diperoleh melalui proses ekspresi, dan
ekstraksi pelarut. Minyak atsiri digunakan secara luas pada parfum, kosmetik, perasa
makanan dan minuman, dan juga pada produk pembersih rumah tangga. Beberapa
minyak atsiri telah lama digunakan secara medis untuk berbagai klaim, dari perawatan
kulit hingga pengobatan kanker. Namun penggunaan minyak atsiri yang paling utama
saat ini adalah guna keperluan aromaterapi, yakni salah satu jenis pengobatan
alternatif yang menyatakan bahwa aroma tertentu yang berasal dari tanaman memiliki
efek penyembuhan.Pada aromaterapi, minyak atsiri dilarutkan dengan minyak
pembawa (minyak zaitun, hazelnut, atau almond) dan digunakan untuk pemijatan,
disebar ke udara menggunakan nebulizer atau lilin aromaterapi.
2. METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan :
Alat dan bahan pembuatan lilin aroma therapy.
Bahan :
Paraffin
Asam stearat
Benang katun
Bahan pengharum ( minyak atsiri dari daun jeruk purut )
Pin pengait sumbu (wiclab)
Alat :
1. Asam stearat dimasukan ke dalam beaker glas (1) dan dipanaskan pada
suhu 55 c
2. Tambahkan bahan pengharum (minyak atsiri cengkeh, sereh, atau
kenanga) dan panaskan pada suhu 40 c
3. Setelah bahan tadi tercampur kemudian tambahkan sampel paraffin yang
sebelumnya sudah dipanaskan pada beaker glas (2) pada suhu 50 c .
kemudian aduk hingga homogen
4. Untuk bahan tambahan minyak cengkeh perbandingan paraffin dan asam
stearat 50:50, minyak kenanga dengan perbangian paraffin dan asam
stearat 90:10, sedangkan minyak sereh perbandingan paraffin dan asam
stearat 10: 90
5. Sebelum campuran parafin dan stearin mulai mengeras, siapkan cetakan
yang telah diberi sumbu di tengahnya. Kemudian masukan campuran
parafin dan stearin ke dalam cetankan dan tunggu hingga 2 jam.
Waktu pelaksanaan praktikum minyak lemak pembuatan lilin aroma terapi ini
dilaksanakan pada tanggal 30 April 2014. Tempat pelaksanaan praktikum ini
dilaksanakan di laboratorium Agroindustri Fakultas Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Hedonik
Hasil dari penelitian ini ialah dilakukan pengujian hedonik terhadap
karakteristik lilin, hasil yang diperoleh dari uji hedonik tersebut adalah sebagai
berikut:
Hasil diatas ini diperoleh dari rata-rata hasil dimana jumlah panelis yang
melakukan uji hedonik adalah 21 orang. Dari hasil diatas menunjukkan tingkat
kesukaan panelis terhadap aroma lilin berada pada porsi pertengahan, maksudnya
yaitu tingkat kesukaan panelis terhadap aroma terapi lilin itu lumayan rendah
dimana hasil yang diperoleh masih berada diatas rata-rata tingkat kesukaan. Hal
ini dibuktikan dari tabel diatas tersebut dimana lilin dengan aroma terapi dari
kenanga dan cengkeh berada pada tingkat kesukaan (kurang suka) sedangkan
untuk lilin dengan aroma terapi sereh berada pada tingkat (tidak suka). Hal ini
menunjukkan bahwa panelis memiliki karakteristik sendiri terhadap aroma terapi
yang diinginkan panelis dari hasil aroma yang diperoleh oleh lilin. Hal ini juga
membuktikan adanya perbedaan pengaruh nyata terhadap pemberian aroma terapi
yang beragam pada lilin yaknimempengaruhi tingkatak kesukaan panelis terhadap
lilin.Tujuan utama ditambahkan aroma terapi pada lilin yaitu untuk memberikan
aroma yang khas pada lilin tersebut. Namun hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa lilin dengan aroma rempah-rempah tersebut berada pada tingkatan kurang
suka bagi panelis. Kalaupun misalnya aroma yang digunakan adalah aroma yeng
lebih khas atau wangi, mungkin ini akan meningkatkan hasil dari tigkat kesukaan
panelis terhadap aroma terapi lilin yang diperoleh. Hasil tabel uji diatas
membuktikan bahwa pemberian aroma alami pada lilinmempengaruhi tingkat
kesukaan panelis terhadap lilin tersebut, dengan demikina untuk meningkatkan
tingkatan kesukaan panelis terhadap lilin diperlukan aroma terapi yang khas yang
dapat menarik perhatian panelis terhadap aroma lilin yang dihasilkan.