Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Klinik Pratama UIN Sunan Kalijaga adalah klinik yang memberikan pelayanan medik dasar
dengan mengedepankan layanan komprehensif ( upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif). Dalam 10 tahun terakhir angka kunjungan klinik cukup baik. Hal ini dapat
dilihat dari meningkatnya pengguna layanan kesehatan baik oleh civitas akademika maupun
masyarakat umum. Meningkatnya kunjungan tidak terlepas dari pengelolaan manajemen
klinik, koordinasi antar unit dan komitmen dari seluruh karyawan untuk terus berinovani
dalam meningkatkan pelayanan.
Pemerintah melalui menteri kesehatan telah mengeluarkan Permenkes No 46 tahun 2015
tentang Akreditasi Klinik. dan Permenkes No 9 tahun2014 tentang Klinik. Aturan tersebut
dikeluarkan untuk memberikan jaminan keamanan dan keselamatan pasien yang mendapat
dalam permenkes tentang klinik pada pasal 38, menyebutkan dalam upaya peningkatan
mutu pelayanan klinik, dilakukan akreditasi secara berkala paling sedikit 3 (tiga) tahun
sekali dan setiap klinik yang telah memperoleh izin operasional dan telah beroperasi
paling sedikit 2 (dua) tahun wajib mengajukan permohonan akreditasi. Untuk
memberikan pelayanan berkualitas dan bermutu, harus memenuhi standar pengelolaan
baik standar administrasi manajemen , layanan klinik, pelayanan penunjang dan
keselamatan pasien.
Dalam standar akreditasi, BAB I adalah terkait dengan manajemen administrasi. Yang
meliputi legalitas operasional, pemenuhan bangunan yang sehat, sarana prasarana
minimal yang harus dipenuhi dan terpelihara dengan baik, kepemimpinan,visi misi dan
tata nilai, tata kelola organisasi dan kepegawaian, pengelolaan anggaran dan kerjasama
dengan berbagai pihak. Pengelolaan yang baik dalam kepemimpinan dan manajemen
adminstrasi adalah sangat penting. Keberhasilan suatu mutu layanan klinis tidak
terlepas dari kualitas pengelolaan di manajemen administrasi, kualiatas layanan klinis,
penunjang dan keselamatan. Dan semuanya harus diatur dan dikontrol pimpinan klinik
melalui pedoman-pedoman dan panduan-panduan yang ditetapkan oleh pimpinan.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud penyusunan dari Pedoman kerja administrasi dan manajemen
adalah untuk memberi acuan langkah dan tindakan dalam pengelolaan
sarana prasarana, pengelolaan SDM, dan keuangan.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya pedoman ini adalah
1. Manajemen dan penanggungjawab/pengelola unit pelayanan, teknisi
mampu melakukan pengelolaan peralatan dan sarana prasarana
dengan baik sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-
masing.
2. Manajemen dan penanggungjawab /pengelola SDM mampu
melakukan pengelolaan SDM dengan baik .
3. Manajemen dan penanggungjawab keuangan mampu melakukan
pengelolaan keuangan dengan baik.
4. Memastikan tersedianya peralatan dan sarana prasarana yang
bermutu dan aman sehingga meminimalkan resiko bagi
penggunannya.
5. Memastikan adanya tertib administrasi, pengarsipan,
pengembangan karier, dan hak dan kewajiban untuk semua
karyawan klinik.
6. Memastikan tertib administrasi dalam pencatatan , perencanaan,
penggunaan dan pelaporan keuangan.
1.3 Sasaran
1.3.1 Penanggungjawab dan pengelola unit pelayanan
1.3.2 Penanggungjawab dan pelaksana pengelola barang, sarana dan
prasarana
1.3.3 Penanggungjawab dan pengelola SDM
1.3.4 Penanggungjawab dan pengelola keuangan
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari buku pedoman ini adalah
1.5 Kebijakan
1.5.1 UU No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
1.5.2 Permenkes No 9 Tahun 2014 tentang Klinik
1.5.3 Permenkes no 363 tahun 1998 Tentang Pengujian dan Kalibrasi alat
kesehatan
1.5.4 Permenkes No 54 tahun 2015 Tentang Kalibrasi alat
1.5.5 Permenkes no 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan masyarakat
1.5.6 Permenkeu No 181 tahun 2016 Tetang Penatausahaan Barang Milik
Negara
1.5.7 Permenkes No 43 tahun 2013 tentang penyelenggaraan Laboratorium
yang baik.
1.5.8 Permenkes No 73 Tahun 2016 Tentang Standar Kefarmasian
1.5.9 Kepmenkes No 378 / Menkes / SK/III / 2007 tentang standar profesi
perawat gigi.
1.5.10 Kepmenkes no 1014/ Menkes / SK /XI /2008 tentang standar radiologi
diagnostik
1.5.11 Permenkes no 11 tahun 2017 tentang keselamatan pasien
1.5.12 Permenkeu No tahun tentang pengelolaan keuangan
1.5.13 Pedoman Pengelolaan Peralatan Kesehatan di Fasilitas Pelayanan
kesehatan. Di terbitkan Direktorat Bina Pelayanan Medik dan sarana
Kesehatan

BAB II
PEDOMAN ADMEN

2.1 Pedoman Pengelolaan Peralatan, Sarana dan Prasarana

Dalam permenkes No 9 tahun 2014 pasal 8 disebutkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di
klinik harus terpelihara dengan baik. Dan dalam permenkes no 54 tahun 2015 BAB II pasal 4
disebutkan” Setiap Alat Kesehatan yang digunakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Fasilitas
Kesehatan lainnya harus dilakukan uji dan/atau kalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian
Fasilitas Kesehatan atau Institusi Pengujian Fasilitas Kesehatan. Peralatan kesehatan merupakan
salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan. Guna mencapai kondisi maupun fungsi peralatan kesehatan yang baik serta dapat
mendukung pelayanan kesehatan maka perlu adanya pengelolaan peralatan kesehatan yang
baik. Keawetan suatu peralatan, sarana dan prasarana baik gedung dan fasilitasnya tidak hanya
tergantung pada benar tidaknya cara perawatanya tetapi juga tergantung dari cara
penggunaannya. Cara penggunaan yang salah dapat mengakibatkan suatu barang tidak dapat
berfungsi secara maksimal atau bahkan mengakibatkan kerusakan sehingga dapat menggangu
pelayanan klinik.
Pemeliharaan dan perawatan barang inventaris, sarana dan prasarana meliputi barang-
barang inventaris alat medis non medis, pemelihaaraan gedung , instalasi air, listrik, gas, sanitasi,
pencegahan kebakaran, sistem pencahayaan, dan ambulance. Barang-barang dan sarpras tersebut
harus dipelihara dan dirawat dengan baik yaitu dengan ; perencanaan akan pengadaan peralatan
yang di dahului dengan analisa kebutuhan peralatan, sarana dan prasaranan, pengadaan,
penerimaan, pengoperasian, inventarisasi, pemeliharaan dan penghapusan. Sehingga
peralatan dan sarpras selalu siap untuk digunakan dan juga untuk memperpanjang usia pemakaian.
Agar peralatan kesehatan dapat dikelola dengan baik diperlukan adanya pedoman dalam
pengelolaan peralatan kesehatan.
Adapun pengelolaan peralatan , sarana dan prasarana meliputi;

2.1.1 Perencanaan dan pengadaan

Perencanaan kebutuhan dilakukan dengan melakukan Analisa Kebutuhan Peralatan , sarana dan
prasarana. Analisa kebutuhan dilakukan untuk menentukan kebutuhan peralatan, sarpras, jenis
peralatan / teknologi yang sesuai dengan anggaran dan kebutuhan klinik. Dalam perencanaan
dibutuhkan data kinerja peralatan yang telah dimiliki melalui data dokumentasi pemeliharaan .Hasil
analisa yang ada diajukan ke bagian Rumah Tangga UIN Sunan Kalijaga untuk dilakukan pembelian /
pengadaan.
2.1.3 Penerimaan Barang

Dalam penerimaan barang harus dilakukan serah terima oleh pihak Rumah tangga dan Klinik.
dilakukan pengecekan kondisi barang yang diterima apakah sudah sesuai dengan spesifikasi barang ,
rusak atau tidak.dilakukan uji coba dan uji fungsi apakah barang dapat berfungsi sesuai dengan
spesifikasi barang . Masa pemeliharaan oleh pihak rekanan , garansi sampai waktu yang telah
ditentukan. Dokumen serah terima harus terarsip dengan baik.
2.1.4 Pengoperasian

Peralatan medis dapat berfungsi dengan baik jika dioperasikan sesuai dengan prosedur yang benar,
penggunaan peralatan medis yang benar dapat memperpanjang umur peralatan dan mengurangi
kerusakan alat.

2.1.5 Pemeliharaan peralatan

Peralatan kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin, perkakas, dan/atau implan,


reagen in vitro dan kalibratornya, perangkat lunak, bahan atau material yang digunakan
tunggal atau kombinasi, untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan, dan meringankan
penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau
membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh, menghalangi pembuahan, desinfeksi
alat kesehatan, dan pengujian in vitro terhadap spesimen dari tubuh manusia, dan dapat
mengandung obat yang tidak mencapai kerja utama pada tubuh manusia melalui proses
farmakologi, imunologi atau metabolisme untuk dapat membantu fungsi/kinerja yang
diinginkan.
Peralatan medis adalah peralatan yang digunakan untuk keperluan diagnostik,
terapi, rehabilitasi, dan penelitian medik. Peralatan medis merupakan sebagai bagian
bagian dari peralatan kesehatan yang memerlukan kalibrasi, pemeliharaan, perbaikan,
pelatihan.
Pemeliharaan barang dapat disesuaikan dengan jenis barang, maupun sarpras yaitu:
1. Dapat dilakukan perawatan rutin (perawatan sehari-hari sesuai jadwal pemeliharaan )dengan
cara meletakkan secara aman, membersihkan dan menggunakan sesuai prosedur.
2. Berkala (perawatan berdasarkan kurun waktu tertentu). Misalnya bulanan, triwulan, semester
atau tahunan. Contohnya: AC (Air Conditioner) di cek kelayakannya/diperbaiki secara berkala
setiap 6 bulan sekali.
3. Dilakukan kalibrasi pada peralatan medis
4. Dilakukan pembersihan, dekontaminasi maupun desinfeksi pada peralatan non disposibel dan
terkena cairan tubuh.
2.1.6 Penghapusan
Peralatan yang sudah tidak dapat digunakan /rusak dapat dilakukan penghapusan dari data SMAK
BMN

2.2. Pedoman Pengelolaan SDM /Ketenagaan

Anda mungkin juga menyukai