2 BAB 2 - Gambaran Umum - Wil
2 BAB 2 - Gambaran Umum - Wil
3. BABBAB 2
GAMBARAN
UMUM WILAYAH
Secara geografis wilayah Kabupaten Serang terletak pada koordinat 50 50’ – 60 21’
Lintang Selatan dan 1050 0’ – 1060 22’ Bujur Timur. Jarak terpanjang menurut garis
lurus dari utara ke selatan adalah sekitar 60 Km dan jaraka terpanjang dari barat ke
timur sekitar 90 Km, dengan luas wilayah 1.467,35 Km2. Secara administrative,
Kabupaten Serang terdiri atas 29 Kecamatan dan 314 Desa, yang berbatasan
langsung dengan wilayah/daerah lain yaitu :
Ditinjau dari letak geografis, Kabupaten Serang merupakan daerah yang sangat
potensial dan amat diuntungkan. Posisi geografis dalam aksesibilitas keluar – masuk
wilayah Kabupaten Serang cukup strategis karena dilalui oleh jalan tol Jakarta – Merak
yang merupakan akses utama dari dan menuju Pulau Sumatera melalui Pelabuhan
Penyebrangan Merak, menjadikan Kabupaten Serang sebagai wilayah transit
perhubungan darat antara Pulau Jawa dan Sumatera. Disamping itu, Kabupaten
Serang juga sebagai daerah alternatif dan penyangga (hinterland) Ibukota Negara,
mengingat jaraknya jika diukur melalui jalan tol Jakarta – Merak sekitar 70 Km.
Pusat Luas
No Kecamatan Desa RW RT
Kecamatan (Km2)
Hingga saat ini pemanfaatan lahan di Kabupaten Serang didominasi oleh pertanian
yang mencapai 60% dari total luas lahan di Kabupaten Serang. Pertanian ini
dibedakan menjadi pertanian pada lahan basah dan lahan kering. Yang dimaksud
dengan pertanian lahan basah adalah persawahan sedangkan pertanian lahan kering
seperti tegalan dan ladang.
Untuk pertanian secara keseluruhan paling banyak terdapat di Kecamatan Baros yang
luasnya sebesar + 9.700 ha, atau mencapai 9 % dari total luas lahan pertanian dan 4%
dari total luas lahan di Kabupaten Serang. Sedangkan jika dibedakan menjadi
persawahan dan tegalan. maka persawahan paling banyak terdapat di Kecamatan
Tirtayasa dan tegalan paling banyak terdapat di Kecamatan Baros.
Adapun yang berikutnya adalah Kawasan Lindung dengan persentase 11,63% dari
total luas lahan di Kabupaten Serang. Kawasan lindung ini mencakup Hutan Lindung,
Cagar Alam, Daerah Resapan (Catchment Area). Lahan Kritis Hutan Bakau dan
Danau/Situ.
Secara garis besar pemanfaatan lahan di Kabupaten Serang dapat dijabarkan sebagai
berikut :
Kawasan Industri dibedakan menjadi industri berat dan zona industri. Untuk
industri berat banyak terdapat di Serang bagian barat sedangkan zona industri
terdapat di Serang bagian timur.
Kawasan bendungan air irigasi yang berada pada Kecamatan Pamarayan yang
dialirkan dikawasan pertanian.
Laporan Pendahuluan 2-4
Pengadaan Lahan Jalan Akses TPST Bojong Menteng
2.3. Topografi
Wilayah Kabupaten Serang beriklim tropis dengan curah hujan dan hari hujan
cukup tinggi di sepanjang tahun 2015. Curah hujan dalam sebulan rata- rata 8 mm dan
lama hujan 12 hari. Suhu berkisar antara 23,4°C – 31,8°C, dan kelembaban relatif
sebesar 81%. Sekitar 75 persen dari luas wilayah keseluruhan Kabupaten Serang
digunakan untuk lahan di sektor pertanian, hortikultura, perkebunan, dan perikanan.
Tanaman pangan meliputi tanaman padi, palawija, sayur-sayuran dan buah- buahan.
Produksi padi tahun 2015 mencapai 510.747 ton dengan luas panen sebesar
88.611 ha. 99,65 persen dari produksi tersebut berasal dari padi sawah. Untuk
tanaman palawija, ubi kayu memiliki produktivitas tertinggi yaitu sebesar 178,46 ku/ha
sedangkan kacang tanah memiliki produktivitas terendah sebesar 14,01 ku/ha.
2.5. Perkebunan
Beberapa tanaman perkebunan rakyat masih mempunyai lahan yang cukup luas di
atas 1.000 Ha selain produksinya cukup besar dibanding produksi tanaman
perkebunan lainnya, antara lain kelapa, kopi, cengkeh dan kakao. Namun walaupun
demikian, rata- rata produktivitas 4 komoditi tersebut masih tergolong rendah yaitu:
0,61 ton kelapa per Ha; 0,56 ton kopi per Ha; 0,17 ton cengkeh per Ha; dan 0,18
ton kakao per Ha.
2.6. Peternakan
Jenis-jenis ternak yang diusahakan di Kabupaten Serang terdiri dari ternak besar (sapi
perah, sapi potong, kerbau, dan kuda) dan ternak kecil (kambing, domba), sedangkan
untuk unggas meliputi ayam buras, ayam ras pedaging, ayam ras petelur, dan itik.
2.7. Perikanan
Data kegiatan perikanan berasal dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten
Serang. Data yang disajikan mencakup jumlah produksi dan nilai produksi usaha
perikanan, jumlah dan jenis unit penangkapan ikan laut, jumlah perahu/kapal
penangkap ikan laut, dan jumlah rumahtangga usaha perikanan.
Data produksi mencakup semua hasil penangkapan ikan/binatang air lainnya yang
ditangkap dari sumber perikanan alami, baik oleh perusahaan perikanan maupun
rumah tangga perikanan. Nilai produksi yang dicatat adalah pada waktu hasil
penangkapan didaratkan, sehingga harga yang digunakan adalah harga produsen.
2.8. Kehutanan
Data hasil hutan bersumber dari PT. Perhutani Unit III – KPH Banten. Sedang data
lainnya mengenai kehutanan bersumber dari Dinas Perhutanan dan Konservasi Tanah
menggambarkan luas hutan lindung dan lahan kritis. Kabupaten Serang bukan
merupakan daerah penghasil kayu seperti jati dan kayu rimba.
Luas kawasan hutan negara di Kabupaten Serang tahun 2015 tercatat seluas 5,12
ribu Ha atau 45,77 persen dari keseluruhan kawasan hutan di wilayah Kabupaten
Serang.
2.9. Perdagangan
Data ekspor Kabupaten Serang pada tahun 2015 menunjukkan kenaikan tinggi baik
dari segi volume maupun nilai. Volume barang yang diekspor sebanyak 2.438,8 juta kg
dengan nilai mencapai 634,8 juta US$. Barang-barang ekspor terutama melalui
pelabuhan Merak.
Tiga hal pokok yang merupakan komponen utama dan saling berhubungan satu
dengan lainnya dalam terbentuknya suatu wilayah adalah : penduduk, tempat/lokasi,
dan pemerintahan. Kependudukan adalah karakteristik yang paling mewakili dalam
menentukan gambaran suatu wilayah masalah, karena penduduk sebagai suatu objek
pokok suatu wilayah, merupakan komponen yang selalu mengalami perkembangan
yang dinamis dari waktu ke waktu.
Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Serang jumlah penduduk tahun 2015 sebesar
1.474.301 jiwa yang terdiri dari penduduk perempuan sejumlah 726.493 jiwa atau
sekitar 49,25%, sementara penduduk laki-laki sebesar 747.808 jiwa atau sekitar
50,75%.
Dari sebaran jumlah penduduk pada masing-masing kecamatan pada tahun 2015
terlihat bahwa berdasarkan sebaran penduduk tiap kecamatan tahun 2015, Kecamatan
Kramatwatu, Cikande, Ciruas, dan Kragilan merupakan kecamatan dengan jumlah
populasi penduduk terbanyak di Kabupaten Serang, yakni Kecamatan Cikande
sebesar 94.976 jiwa (6,55%), Kramatwatu 90.311 jiwa (6,22%), Kragilan 75.656 jiwa
(5,21 %) dan Ciruas 73.635 jiwa (5,08%), sedangkan Kecamatan Gunungsari
merupakan kecamatan berpenduduk terkecil dengan jumlah 19.700 jiwa (1,36%).
Jenis Kelamin
Luas
No Kecamatan Jumlah Kepadatan
(Km2)
Laki-laki Perempuan
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Di Kabupaten Serang
Jenis Kelamin
Kelompok
Jumlah %
Umur
Laki-Laki Perempuan
Jenis Kelamin
Kelompok
Jumlah %
Umur
Laki-Laki Perempuan
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spriritual maupun social
yang setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU no 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan). Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Adapun perkembangan kondisi fasilitas kesehatan di Kabupaten Serang adalah
sebagai berikut:
1. Puskesmas
2. Puskesmas Pembantu
3. Puskesmas Keliling
4. Apotik
Keberadaa apotik di Kabupaten Serang dalam kurun waktu 2011-2014 jumlahnya tidak
mengalami peningkatan. Kondisi ini dicerminkan oleh jumlah apotik sebanyak 26 unit.
Dengan demikian rata-rata rasio apotik terhadap 100.000 penduduk adalah sebesar
1,85. Ini berarti bahwa pada tahun 2013 setiap 100.000 penduduk di Kabupaten
Serang rata-rata dilayani oleh 1 -2 apotik.
5. Balai Pengobatan
Keberadaan balai pengobatan di Kabupaten Serang dalam kurun waktu 2011 -2014
jumlahnya mengalami penurunan. Kondisi ini dicerminkan oleh meningkatnya jumlah
balai pengobatan dari 52 unit pada tahun 2011 menjadi 49 unit pada tahun 2013.
Dengan demikian rata-rata rasio balai pengobatan terhadap 100.000 penduduk adalah
sebesar 3,4. Ini berarti bahwa pada tahun 2014 setiap 100.000 penduduk di Kabupaten
Serang rata-rata dilayani oleh 3-4 balai pengobatan.
6. Posyandu
7. Polikdes
8. Poskesdes
9. Praktek Dokter
Hingga tahun 2014, keberadaan Praktek Dokter di Kabupaten serang jumlahnya telah
mencapai 182 buah dan meningkat dari tahun 2011 sebanyak 173 buah. Dari jumlah
ini dikaitkan dengan jumlah penduduk rasio 100.000 penduduk terlayani dengan rasio
12,99 artinya setiap 100.000 penduduk terlayani praktek dokter sebanyak 12-13 buah.
Jumlah dan sebaran fasilitas kesehatan Kabupaten Serang.
Panjang jalan dan kondisi jalan memegang peranan penting untuk mendukung
kelancaran arus transportasi. Daerah-daerah yang terisolasi selama ini akan lebih
banyak dijangkau apabila ruas jalan semakin panjang. Sedangkan kualitas jalan yang
baik akan mempermudah arus transportasi sehingga waktu tempuh dapat dipersingkat
dan kapasitas angkut dapat diperbesar.
Jaringan jalan kabupaten terdiri dari Jalan Lokal Primer yan menghubungkan antar
ibukota Kecamatan. Berdasarkan jenis permukaan jala kabupaten sepanjang 601,130
km terdiri dari jalan aspal 447,282 km, jalan kerikil 52,13 km dan jalan tanah 16,350
km; tidak dirinci 85,183 km, berdasarkan kondisinya sepanjang 378,34 kondisi baik,
51,89 kondisi sedang, 92,47 km kondisi rusak, dan 78,43 kondisi rusak berat.
Sumber daya air di Kabupaten Serang terdiri dari sungai utama sepanjang 356,95 Km,
anak sungai sepanjang 641,6 Km, situ besar/sedang 12 lokasi dengan Iuas 40,2 Ha,
rawa 7 lokasi dengan Iuas 231 Ha, waduk 2 lokasi dengan Iuas 15 Ha, dan situ kecil
13 dengan lokasi dengan Iuas 39 Ha. Luas areal irigasi di Kabupaten Serang diatas
3.000 Ha dikelola oleh pusat, irigasi ini terdiri dari 21.480 Ha Iuas areal, 108,88 Ha
Iuas saluran induk, 104,83 Iuas saluran sekunder, 1 buah bangunan bendung dan 589
buah bangunan air. Luas areal irigasi antara 1.000 Ha s/d 3.000 Ha dikelola oleh
provinsi, irigasi ini terdiri dari 7.514 Ha Iuas areal, 63,38 Ha Iuas saluran induk, 36,64
Km Iuas 'saluran sekunder, 2 buah bangunan bendung, 465 buah bangunan air dan 2
buah waduk.
Sedangkan untuk irigasi dengan Iuas areal dibawah 1.000 Ha dikelola oleh Kabupaten,
irigasi ini terdiri dari 17.181,80 Ha iuas areal, 320 buah DI, 242.909,32 m panjang
saluran, dan bangunan pelen.gkap terdiri dari bangunan/bak penampung 226 buah,
bangunan pagi 72 buah, bangunan sadap 591 buah, bangunan oncoran 53 buah,
gorong-gorong 82 buah, bangunan terjun 35 buah, bangunan suplesi 15 buah,
bangunan pelimpah 39 buah, bangunan talang 9 buah, got miring/bangunan ukur 1
buah dengan free intek/inlet 2 buah. Kondisi daerah irigasi secara keseluruhan s/d
tahun 2009 yaitu 28,26% dalam kondisi baik, 27,39% dalam kondisi rusak berat,
29,13% dalam kondisi rusak sedang, 14,22% kondisi rusak ringan. Lihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 2.5 Luas Areal dan Panjang Saluran Irigasi Kabupaten Serang
No Kecamatan Luas Areal (Ha) Panjang Saluran (M2)
6 Pamarayan 54 100
Sektor ini mencakup kegiatan pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik yang
diselenggarakan oleh Perusahaan Listrik Nasional (PLN) dan Non PLN. Jumlah
pelanggan listrik di Kabupaten Serang tahun 2012-2013 secara umum mengalami
peningkatan. Jumlah daya yang terpasang sebesar 244.174.705 VA dan jumlah
pemakaian listrik sebanyak 450.577.818 Kwh. Jumlah pelanggan rumah tangga dan
206.301 pelanggan pada tahun 2012 menjadi 230.977 pelanggan pada tahun 2013.
Total nilai penjualan listrik PLN pada tahun 2013 di Kabupaten Serang mencapai Rp.
290.254.605.588,- yang sebagian besarnya diperoleh dari konsumsi listrik oleh
golongan rumah tangga yang nilainya mencapai Rp. 150.147.345.004,-atau sebesar
51,73 % dari total perolehan.Lihat tabel berikut ini :
2.15. Persampahan
Akan tetapi untuk wilayah Kabupaten Serang pada jangka tahun mendatang telah
direncanakan pembangunan TPA di Kecamatan Tunjung Teja di Desa Bojong
Menteng. Dilihat dari sumbernya, sebagian besar sampah di Kabupaten Serang dari
rumah tangga (76.47%). Sampah penduduk daerah pedesaan pada umumnya
ditimbun, dibakar, atau dibuang ke sungai.