Anda di halaman 1dari 2

VOLUME IV/ NO.

5/ 2010 ISSN 1907-7858

Manfaat Asap Cair untuk Tanaman


Oleh Basri AB
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh

Asap cair (bahasa Inggris: wood vinegar, liquid smoke)


merupakan suatu hasil kondensasi atau pengembunan
dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun
tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak
mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa serta
senyawa karbon lainnya. Bahan baku yang banyak
digunakan antara lain berbagai macam jenis kayu,
bongkol kelapa sawit, tempurung kelapa, sekam, ampas
atau serbuk gergaji kayu dan lain sebagainya. Asap
cair merupakan campuran terlarut dari disperse asap
tempurung dalam air yang dibuat dengan mengkonden
sasikan asap hasil priolisis tempurung atau merupakan
kondensat dari asap tempurung yang di dalamnya
terkandung berbagai unsur senyawa dengan titik didih
yang berbeda beda.
Di bidang pertanian, asap cair digunakan untuk
meningkatkan kualitas tanah dan menetralisir asam depresi susunan saraf, memperlambat peredaran darah,
tanah, Membunuh hama tanaman dan mengontrol dan kencing darah.
pertumbuhan tanaman, pengusir serangga, Proses pembuatannya tidak terlalu rumit karena
mempercepat pertumbuhan pada akar, batang, umbi, dapat menggunakan alat-alat sederhana, namun
daun, bunga, dan buah. Dengan demikian asap cair masyarakat belum mengetahui proses menghasilkan
diyakini dapat menggantikan fungsi pestisida kimia yang asap cair dan pemanfaatannya secara luas. Selain itu
sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. bahan baku yang melimpah di desa-desa sangat
Asap cair mempunyai kemampuan untuk memungkinkan bagi masyarakat untuk memanfaatkan
mengawetkan makanan karena adanya senyawa asam, dan menghasilkan asap cair. Selain sebagai salah satu
fenol dan karbonil. Pengasapan konvensional seperti sumber minyak nabati, tanaman kelapa juga sebagai
mutu, citra rasa dan aroma yang konsisten sulit dicapai, sumber pendapatan bagi keluarga petani, sebagai
senyawa tar terdeposit dan apabila suhunya terlalu tinggi sumber devisa negara, penyedia lapangan kerja, pemicu
akan terbentuk senyawa korsinogrenik benzopiren. Pada dan pemacu pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru,
penggunaan asap cair fungsi yang diharapkan dari asap serta sebagai pendorong tumbuh dan berkembangnya
seperti citra rasa, warna, anti oksidan dan anti mikrobia industri hilir berbasis minyak kelapa dan produk
dapat dipertahankan sehingga kelemahan pengasapan ikutannya di Indonesia.
konvensional dapat diatasi. Saat ini para petani belum mengetahui manfaat
Sekarang ini penggunaan bahan pengawet untuk asap cair di bidang pertanian sebagai pengganti hormon
makanan semakin merajalela yang meracuni dan dan pestisida. Untuk itu perlu dilakukan pengujian aplikasi
berbahaya bagi kesehatan. Penggunaan formalin untuk asap cair untuk tanaman menyangkut dosis/ konsentrasi
mengawetkan makanan merebak. Padahal, Badan dan cara penggunaannya.
Pengawasan Obat dan Makanan melarang penggunaan
formalin untuk mengawetkan makanan. Sebab, formalin Kegunaan Asap Cair
berdampak buruk bagi kesehatan seperti memicu Kegunaan asap cair antara lain adalah:

SERAMBI PERTANIAN VOL. IV/ NO. 5/2010 ISSN 1907-7858


a. Di bidang pertanian, asap cair digunakan untuk ramah lingkungan. Selain itu asap cair bisa
meningkatkan kualitas tanah dan menetralisir digunakan untuk mengawetkan kayu.
asam tanah, Membunuh hama tanaman dan
mengontrol pertumbuhan tanaman, pengusir
serangga, mempercepat pertumbuhan pada
akar, batang, umbi, daun, bunga, dan buah.
b. Sebagai penggumpal lateks atau getah karet.
Dibandingkan menggumpalkan dengan asam
semut, penggunaan asap cair ini lebih unggul,
karena getah karet yang menggumpal menjadi
tak berbau lagi. Penambahan asam semut justru
memicu pertumbuhan bakteri sehingga muncul
ammonia dan sulfida. Senyawa itulah yang
menyebabkan getah karet yang menggumpal
itu berbau busuk. Untuk menggumpalkan 200
liter getah karet, pekebun cuma perlu 1 liter
asap cair. Manfaat lain, kualitas meningkat
karena karet menjadi lebih putih. Komposisi Kimia
c. Sebagai pengawet makanan. Asap cair (liquid Analisis kimia yang dilakukan terhadap asap cair meliputi
smoke) merupakan pengawet makanan alami penentuan fenol, karbonil, keasaman dan indeks
pengganti formalin, dan sebagai penghilang bau pencoklatan seperti tercantum pada Tabel.

Tabel. Komposisi kimia asap cair dengan berbagai bahan baku


Jenis Bahan Fenol Karbonil Keasaman Indeks Pencoklatan
(%) (%) (%) (%)

Kayu Jati 2.70 13.58 7.21 2.16


Kayu Lamtoro 2.10 10.32 6.21 0.96
Tempurung Kelapa 5.13 13.28 11.39 1.18
Kayu Mahoni 2.16 15.23 6.26 2.11
Kayu Kamper 2.20 8.56 4.27 0.55
Kayu Bangkirai 2.93 12.31 5.55 0.84
Kayu Kruing 2.41 8.72 5.21 0.64
Glugu 3.16 12.94 6.61 1.16

Referensi
Darmadji, P. 2002. Optimasi Pemurnian Asap Cair dengan
Metoda Redistilasi. Jurnal Teknologi dan Industri
Pangan 13(3), 267-271.
Girrard, J.P. 1992. Smoking in Technology of Meat Products.
Clermont Ferrand. Ellis Horwood, New York pp:
165:205.
Pszczola, D. E. 1995. Tour Higlights Production and Uses of
Smoke Base Flavors. Food Tech. (49): 70-74.
Solichin, M. 2007. Penggunaan Asap Cair Deorub dalam
Pengolahan RSS. Jurnal Penelitian Karet, Vol.25(1) :
1-12.
Kollman, F. P. and Cote, W. A. 1984. Principles of Wood Science
and Technology. Sprenger Verlag, New York.

SERAMBI PERTANIAN
Terbit setiap bulan. Penerbit : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh
Pembina : Ir. T. Iskandar, MSi Dewan Redaksi : Nazariah, SP, MSi, Ir. Basri A. Bakar, MSi, Ir. M. Ferizal, MSc
Alamat Redaksi : Jl. TP. Nyak Makam No. 27 Lampineung Banda Aceh. Telp. (0651) 7551811, Fax. (0651)
7552077, Website : nad.litbang.deptan.go.id, Email : bptp-aceh@litbang.deptan.go.id

ISSN 1907-7858
SERAMBI PERTANIAN VOL. IV/ NO. 5/2010

Anda mungkin juga menyukai