Anda di halaman 1dari 9

Table of Contents

No. Title Page


1 The Effect Of Tyrosine Kinases Addition into The Egg Yolk Skim and Egg Yolk Tris 87 - 90
Extender The Motility and Live Spermatozoa Percentages of The Holstein Friesian
Post Thawing
2 Avian Influenza H5 Virus Excretion Post Challenge Test of Chickens Immunized 91 - 94
with Avian Influenza (H5n1) Virus Indonesian Strain and Commercial Heterologous
Vaccine
3 Reepithelialization and Ck 16 Expression on Superficial-Thickness Wound with 95 - 100
Topical Hyaluronate And Freeze-Dried Amniotic Membrane Treatment
4 The Effects Of Various Concentration Propanediol Cryoprotectan at Vitrification 101 - 104
Process To Viability Of Mice Embryos Post Thawing
5 Activity Test of Gynura procumbens Leaves Extract as Antiangiogenic on Chick 105 - 110
Embryo Chorioallantoic Membrane Induced by basic Fibroblast Growth Factor
(bFGF)
6 Efect of Centrifugation of Goat Semen to Free Radical Concentrate on Washing 111 - 114
Medium
7 Isolation Identification and Sensitivity Test of Bacillus subtilis from Shrimp Culture 115 - 120
Ponds to Antimicrobial Agents
8 The Differences in Several Parameters of The Femur Bone Related to the 121 - 124
Biomechanics of the Bucks and Doe
9 The Influence Of Temperature On Meat Decay One Of Beef Sold The Traditional 125 - 128
Market
10 Antibody Response and Protectivity in Chickens After Vaccination With Nd 129 - 134
Lv12 Active Vaccine
11 Concentration Of Pregnancy Associated Glycoprotein (PAG) Of Milk Of Dairy 135 - 138
Cows At 21 and 28 Days Post Artificial Insemination
12 The Increase Of Activated Goblet Cells In The Duodenum Of Broiler Exposed By 139 - 142
Heat Stress
13 (Z)-9- Heptacosene Sex Pheromone Level Production on Cuticular Hydrocarbon 143 - 148
Field of Strain Musca domestica
14 Antibacterial Potency Of Honey and Noni Juice (Morinda Citrifolia L.) To The 149 - 152
Number of Staphylococcus Aureus On Chicken Carcasses
15 Mengukur Kadar Protein Fertility Associated Antigen (FAA) pada Semen Sapi 153 - 156
Menggunakan Qubit Fluorometer
Vol. 4 - No. 2 / 2011-07
TOC : 10, and page : 129 - 134

Antibody Response and Protectivity in Chickens After Vaccination With Nd Lv12 Active Vaccine

Respon Antibodi dan Protektivitas pada Ayam Pasca Vaksinasi Menggunakan Vaksin Nd Aktif Lv12

Author :
Sianita, Nanik | .
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga
Hasan, Ziaul | .
PPDH Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga
Kusriningrum, R | .
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Abstract

The purpose of this study was to determined the antibody response and protectivity in chickens after vaccination using an
active ND LV12 lentogenic vaccine. This study used 10 chickens as experimental animals, in which 7 chickens are given
ND LV12 lentogenic active vaccine and 3 chickens are given physiological NaCl solution. Vaccination was performed 2
times at the age of 3 weeks and 5 weeks. Whereas blood sampling performed 3 times at the age of 3 weeks, 5 weeks
and, 7 weeks. The method used for antibody titration was HI test. An age of 8 weeks, all chickens was challenged with
velogenic ND virus. The result shows an increasing in antibody level with HI-titers (log 2) > 9,43 after vaccination. On
challenge test, the vaccine provide 100% protection in chickens. Therefore, it is suggested for further research in field trial
under natural condition.

Keyword : , HI, test, New, Castle, Disease, Active, ,

Daftar Pustaka :
1. Bruce, A. A., A. Johnson, J. Lewis, M. Raff, K.Roberts and P.Walters., (2002). Moleculer Biology of the Cell.
Fourth Edition. New York : New York and London Garland Science
2. Hsiang jung, T.S.A, and L. Dih-Fa, (2000). Evaluation of the Protection Efficacy of Newcastle Disease Vaccination
Programs.. Taiwan : Department of Veterinary Medicine National Taiwan University. 35-41
3. Kapczynski, D.R. and D.J. King, (2005). Protection of Chickens Against Overt Clinical Disease and Determination of
Viral Shedding Following Vaccination With Commercially Available Newcastle Disease Virus Vaccines Upon Challenge
With Highly Virulent Virus From the California 2002 exotic Newcastle Disease Outbreak. United States : Vaccine. 23:
3424-3433.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)


VETERINARIA Vol. 4 No. 2, Juli 2011

Respon Antibodi dan Protektivitas pada Ayam Pasca Vaksinasi Menggunakan Vaksin
Nd Aktif Lv12

Antibody Response and Protectivity in Chickens After Vaccination With Nd Lv12


Active Vaccine
1
Nanik Sianita, 2Ziaul Hasan, 1Kusriningrum R

1
Fakultas Kedokteran Hewan Unair
2
PPDH Fakultas Kedokteran Hewan Unair

Kampus C Unair, Jl. Mulyorejo Surabaya-60115.


Telp. 031-5992785, Fax. 031-5993015
Email : mkh_ua@yahoo.com

Abstract

The purpose of this study was to determined the antibody response and protectivity in chickens after
vaccination using an active ND LV12 lentogenic vaccine. This study used 10 chickens as experimental
animals, in which 7 chickens are given ND LV12 lentogenic active vaccine and 3 chickens are given
physiological NaCl solution. Vaccination was performed 2 times at the age of 3 weeks and 5 weeks. Whereas
blood sampling performed 3 times at the age of 3 weeks, 5 weeks and, 7 weeks. The method used for
antibody titration was HI test. An age of 8 weeks, all chickens was challenged with velogenic ND virus. The
result shows an increasing in antibody level with HI-titers (log 2) > 9,43 after vaccination. On challenge test,
the vaccine provide 100% protection in chickens. Therefore, it is suggested for further research in field trial
under natural condition.

Keywords : HI test, Newcastle Disease, active vaccine.

Pendahuluan cara pemeliharaan dan pengendalian penyakit (Sri


Ternak ayam merupakan komoditas Murtini, 1999).
peternakan yang paling banyak dipelihara oleh Ternak unggas terutama ayam senantiasa
para petani-peternak di pedesaan. Produk mendapat ancaman yang serius dari berbagai
komoditas peternakan ini adalah sumber protein macam penyakit. Di antara penyakit-penyakit
hewani yang dapat dijangkau oleh lapisan ayam, penyakit Newcastle Disease (ND)
masyarakat secara luas. Sejalan dengan merupakan penyakit yang sangat penting di
meningkatnya jumlah penduduk, perubahan gaya Indonesia, karena telah menyebar di seluruh
hidup, kesadaran gizi, dan perbaikan tingkat Indonesia dan menimbulkan kerugian yang sangat
pendidikan, permintaan akan produk peternakan besar. Kerugian yang diakibatkan oleh kematian
(telur, daging, dan susu) terus meningkat (Delgado ayam dan penurunan produksi telur selalu
et al. 1999). mengancam lebih dari 200 juta ekor ayam di
Indonesia, dan diperkirakan mencapai lebih dari 10
Tujuh puluh lima persen dari dua ratus juta juta dolar AS jika penyakit ND tidak ditanggulangi
populasi ayam di Indonesia masih dipelihara (Rukmana, 2007).
secara ekstensif. Hal ini mempersulit pelaksanaan Wabah ND dapat terjadi sepanjang tahun dan
pengendalian dan pemberantasan penyakit, kejadian tertinggi terjadi pada musim peralihan
sehingga mengakibatkan kerugian yang tidak dari musim kemarau ke musim penghujan. ND
sedikit. Sedangkan dua puluh lima persen ternak dapat menyebabkan mortalitas hingga 100% pada
ayam lainya dipelihara secara intensif sehingga ayam yang peka dan mempunyai titer antibodi
ternak dapat terhindar dari penyakit karena rendah (Darminto dan Ranohardjo, 1996). Salah
peternak mempunyai cukup pengetahuan mengenai satu cara pengendalian yang cukup efektif dan
efisien adalah dengan vaksinasi ND.

129
Nanik Sianita dkk. Respon Antibodi dan Protektivitas ...

Vaksin ND dibedakan menjadi dua, yaitu ambilan darah dilakukan pada saat ayam berumur
vaksin aktif (live) dan vaksin inaktif (killed). 3 minggu (sebelum vaksinasi I), umur 5 minggu (2
Vaksin aktif yaitu vaksin yang mengandung virus minggu pasca vaksinasi I), 7 minggu (2 minggu
hidup, atau mengandung virus yang dilemahkan pasca vaksinasi ulang).
keganasannya, diantaranya adalah vaksin Hitchner Pengambilan darah pada ayam dilakukan
B-1, RIVS2 dan La-Sota. Vaksin inaktif tidak mem- untuk mengetahui titer antibodi yang ditimbulkan
punyai kemampuan untuk berkembang biak di da- dengan menggunakan uji Haemagglutination
lam tubuh hewan yang di vaksinasi, tetapi mampu Inhibition (HI) secara mikroteknik (Ernawati et al,
merangsang pembentukan antibodi (Fenner et al., 2008). Untuk mengetahui protektivitas vaksin
1987). Pemberian vaksin aktif dapat dilakukan maka semua ayam dari kelompok perlakuan dan
dengan cara semprot, tetes (mata, hidung, mulut), kelompok kontrol dilakukan uji challenge pada
air minum dan suntikan. Akan tetapi yang paling saat ayam berumur 8 minggu.
banyak digunakan adalah dengan cara tetes mata
dan air minum. Cara Pengambilan Serum
Banyak sekali program vaksinasi yang sudah Darah diambil melalui jantung ketika ayam
diterapkan di lingkungan peternak, namun masih masih berumur 3 minggu, karena pada ayam umur
banyak ditemukan adanya kegagalan. Salah satu 3 minggu pembuluh darah pada ayam masih kecil
indikasi akibat kegagalan vaksinasi adalah sehingga pengambilan darah harus diambil lewat
rendahnya titer antibodi pasca vaksinasi dan masih jantung. Setelah itu pengambilan darah selanjutnya
ditemukannya kejadian ND di peternakan ayam (pada ayam umur 5 dan 7 minggu) dilakukan
yang telah melakukan vaksinasi. melalui pembuluh darah yang ada di sayap (vena
Penelitian ini merupakan penelitian pen- brachialis). Darah diambil menggunakan spuit
dahuluan untuk menguji protektivitas vaksin aktif secara aseptic lalu darah yang ada didalam spuit
ND lentogenik LV12. Untuk memantau tingkat tersebut didiamkan hingga terjadi pemisahan
kekebalan ayam pasca vaksinasi cara yang paling serum (diberikan sedikit ruang udara pada spuit),
efisien yaitu dengan mengukur zat kebal (antibodi) kemudian serum darah dipindahkan ke dalam
terhadap ND pada serum darah ayam, meng- tabung microtube. Apabila serum darah yang
gunakan uji hambatan hemaglutinasi / haema- didapatkan kurang jernih maka dilakukan
gglutination inhibition (HI) dan uji tantang / sentrifuge dengan kecepatan 1500 rpm selama 10
(challenge test). menit. kemudian disimpan pada suhu 4 C atau -
20 C.
Materi dan Metode Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Viro- Cara Pembuatan Suspensi Eritrosit 0,5 %
logi dan Teaching Farm milik Fakultas Kedokter- Pada uji HA mikroteknik dan HI mikroteknik
an Hewan Universitas Airlangga Sura-baya, pada digunakan suspensi eritrosit dengan kosentrasi
September 2010 sampai Desember 2010. Pelak- 0,5%.Cara untuk mendapatkan suspensi eritrosit
sanaan Challenge test dilakukan di kandang BSL3 dengan kosentrasi 0,5 % adalah sebagai berikut :
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Darah ayam diambil dari vena secukupnya (±3 ml)
Surabaya. kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi
yang telah diisi dengan EDTA. Darah tersebut
Rancangan Penelitian kamudian di sentrifugasi selama 10 menit dengan
Prosedur perlakuan terhadap hewan coba kecepatan 1500 rpm, setelah disentrifugasi kemu-
adalah sebagai berikut : dian supernatannya dibuang dan disisakan enda-
Sebanyak 10 ekor anak ayam layer (DOC) dibagi pannya. Selanjutnya pencucian terhadap endapan
menjadi 2 kelompok, dimana : dengan NaCl fisiologis dan disentrifugasi kembali
1) Kelompok P : berisi 7 ekor ayam, diberi selama 10 menit. Setelah terjadi endapan,
vaksin aktif ND lentogenik (LV-12) sebagai supernatant dibuang lagi dan dilakukan pencucian
perlakuan lagi dengan NaCl diulang sampai 3 kali seperti
2) Kelompok K : berisi 3 ayam, di berikan NaCl cara yang ada di atas. Untuk mendapatkan
fisiologis sebagai kontrol. suspense eritrosit 0,5 % sebanyak 20 ml, maka
Pemberian vaksin dilakukan secara endapan eritrosit murni diambil 0,1 ml kemudian
peroral, sedangkan untuk dosis vaksin aktif ND di tambahkan NaCl fisologis 19,9 ml.
lentogenik (LV-12) dan NaCl fisiologis adalah 0,3
ml/ekor. Vaksinasi dilakukan pada saat ayam
berumur 3 minggu, 5 minggu. Sedangkan peng-

130
VETERINARIA Vol. 4 No. 2, Juli 2011

Uji Haemaglutination (HA) mikroteknik 2 (4 HAU). Bila antigen ND 4 HAU maka


Uji HA dilakukan untuk mengetahui titer hemaglutinasi terjadi pada lubang nomer 1
antigen ND yang akan digunakan pada uji HI. dan 2 (Ernawati et al, 2008).
Prosedur untuk melakukan HA mikroteknik adalah
sebagai berikut : Uji Haemagglutination Inhibition (HI) mikroteknik
1) Lubang microplate nomor 1 sampai nomor Metode dari uji Haemagglutination Inhibition (HI)
12 pada baris pertama dan kedua diisi 0,025 mikroteknik adalah sebagai berikut :
ml NaCl fisiologis. Alat yang digunakan 1) Pada lubang nomer 1 sampai dengan lubang
uuntuk mengisi mikroplate adalah micropipet nomer 12 dari microplate diisi NaCl fisio-
dengan volume 0,025 ml. logis sebanyak 0,025 ml dengan meng-
2) Pada lubang nomer 1 ( baris nomer 1 dan gunakan micropipet.
nomer 2 ) diisi dengan 0,025 ml antigen ND 2) Pada lubang 1 ditambahkan serum yang akan
3) Antigen ND dan NaCl fisiologis pada lubang diuji sebanyak 0,025 ml
nomer 1 dicampur dengan cara di mixing 3) Selanjutnya micropipet di masukkan ke
beberapa saat, kemudian micropipet di- lubang nomor 1 untuk dilakukan mixing,
pindahkan ke lubang berikutnya sebanyak kemudian dilakukan pengenceran secara seri
0,025 ml, demikian seterusnya sampai lubang dengan memindahkan micropipet 0,025 ml
nomer 11, sedangkan lubang nomer 12 dari lubang 1 ke lubang 2 lalu dilakukan
digunakan sebagai kontrol eritrosit. pencampuran dan dipindahkan lagi ke lubang
4) Setelah dilakukan pengenceran diatas ke 3 dan seterusnya sampai lubang nomer 11.
kemudian semua lubang microplate diisi 4) Pada lubang nomer 12 digunakan sebagai
dengan eritrosit 0,5 % sebanyak 0,05 ml. kontrol eritrosit.
5) Setelah itu microplate diinkubasi pada suhu 5) Lubang 1 sampai 11 diisi antigen 4 HAU
kamar selama 30 menit atau sampai kontrol sebanyak 0,025 ml dengan micropipet lalu di
sel darah merah pada lubang nomer 12 inkubasi selama 20 menit pada suhu kamar.
tampak sebagai endapan eritrosit di dasar 6) Pada lubang 1 sampai lubang 12 ditambahkan
lubang. eritrosit ayam 0,5 % sebanyak 0,05 ml.
HA sempurna (100 %) adalah aglutinasi terlihat je- selanjutnya microplate digoyang-goyangkan
las berupa lapisan eritrosit secara merata pada secara perlahan lalu dibiarkan selama 30
dasar lubang dan penjernihan dari cairan di bagian menit atau sampai kontrol eritrosit dapat
atas tanpa adanya pengendapan sel darah merah dibaca.
berbentuk titik tengah lubang. Titer antigen adalah Hambatan aglutinasi sempurna (100%)
kebalikan dari pengenceran tertinggi yang masih adalah terjadinya pengendapan eritrosit pada dasar
mampu menunjukkan reaksi aglutinasi (Ernawati lubang microplate yang terlihat seperti pada
et al, 2008). kontrol. Titer antiserum adalah kebalikan dari
pengenceran tertinggi antiserum yang masih
Pembuatan Kontrol Antigen 4 HA Unit mampu manghambat aglutinasi dengan sempurna
Pembuatan kontrol antigen 4 HA unit sebagai (Ernawati et al., 2008).
berikut :
1) Pada lubang microplate nomer 1 sampai Challenge Test
nomer 5 diisi satu tetes NaCl fisiologis Semua ayam perlakuan dan kontrol
dengan menggunakan mikropipet 0,025 ml. diinfeksi dengan virus ND Velogenik. Infeksi virus
2) Micropipet 0,025 ml di masukkan ke dalam dilakukan secara peroral dengan dosis challenge
antigen 4 HA unit dan di mixing, kemudian di 0,5 ml (107 EID50) pada setiap individu. Setelah
campur pada lubang nomer 1, setelah itu itu dilakukan pengamatan selama satu minggu.
dipindahkan ke lubang nomer 2 dan se-
lanjutnya sampai ke lubang nomer 4. Sedang- Pengolahan Data
kan lubang nomer 5 digunakan sebagai Pada penelitian ini yang akan diukur
kontrol. adalah titer antibodi ayam umur 3 minggu, 5
3) Dengan menggunakan micropipet 0,05 ml, minggu, 7 minggu. Data yang di peroleh di sajikan
padda lubang nomer 1 sampai nomer 5 di dalam bentuk deskriptif dengan menghitung rata-
tambahkan suspensi eritrosit 0,5 % sebanyak rata hasil titer antibodi ayam umur 3 minggu, 5
1 tetes ( 0,05 ml ). minggu dan, 7 minggu. Serta prosentase protek-
4) Microplate di inkubasi pada suhu kamar tivitas ayam yang pasca challenge test (umur 8
sampai kontrol eritrosit dapat dibaca, minggu) yang meliputi pengamatan selama 1
aglutinasi terjadi sampai pada lubang nomer minggu terhadap adanya gejala klinis ND, ke-

131
Nanik Sianita dkk. Respon Antibodi dan Protektivitas ...

matian, serta adanya perubahan patologi anatomi membutuhkan waktu yang relatif lama
pada ayam yang mati. dibandingkan vaksinasi ulang, dimana telah
terbentuk sel memori (Hsiang-jung et al, 2000).
Hasil dan Pembahasan Virus yang terdapat pada vaksin aktif berkembang
Hasil uji Haemagglutination Inhibition (HI) biak dalam tubuh hewan yang ditulari untuk
yang telah dilakukan, diketahui bahwa terdapat merangsang pembentukan antibodi secara aktif,
peningkatan titer antibodi dari ayam yang telah sehingga pemberian booster (vaksinasi ulangan)
diberi vaksin ND aktif lentogenik LV-12, sangat diperlukan, supaya mempunyai imunitas
sementara untuk ayam kontrol yang diberikan yang cukup (Rantam, 20005).
NaCl fisiologis tidak menunjukkan adanya Antibodi dikatakan baik jika titernya
peningkatan titer antibodi. Pemberian vaksin protektif (ND > 64 dengan HI test) dengan
diberikan secara peroral dan antigen yang persentase kebal di atas standar (> 80%). Kondisi
digunakan dalam uji HI didapatkan dari Pusvetma titer antibodi seperti itu akan mampu memberikan
Surabaya. perlindungan yang optimal (Tabbu, 2000).
Pada ayam yang diberi vaksin ND aktif Kondisi titer antibodi tersebut tidak akan
lentogenik LV-12 menunjukkan peningkatan rata- selamanya protektif, setelah beberapa periode
rata titer HI-ND (log 2) yang cukup tinggi mulai waktu, titer antibodi di dalam tubuh ayam akan
umur 5 minggu (2 minggu pasca vaksinasi menurun dan kecepatan penurunan titer antibodi
pertama) yaitu 9,43. Kemudian pada umur 7 ini dipengaruhi oleh tantangan bibit penyakit
minggu (2 minggu pasca booster) juga terdapat maupun kondisi ternaknya. Agar pembentukan
peningkatan titer HI-ND (log 2) adalah 10,14. titer antibodi bisa mencapai optimal maka
Semakin tinggi titer antibodi pada uji HI pelaksanaan vaksinasi harus dilakukan secara
menunjukkan makin tingginya tingkat kekebalan tepat.
suatu individu terhadap antigen yang sesuai Vaksin yang digunakan dalam penelitian
walaupun hal ini tidak selalu mutlak. ini adalah vaksin ND dalam bentuk aktif yaitu ND
Sedangkan untuk ayam kontrol yang aktif lentogenik. Kelompok vaksin ND aktif
diberikan NaCl fisiologis titer HI-ND (log 2) mesogenik baik digunakan untuk vaksinasi
cenderung menurun, dari minggu ke-3 (sebelum ulangan oleh karena virulensinya yang masih
dilakukan vaksinasi) titer antibodi HI-ND (log 2) lumayan tinggi (Van Eck et al, 1999). Walaupun
adalah 2,66 turun menjadi 2,33 pada minggu ke-5, demikian, kelompok vaksin ND lentogenik juga
dan 2 pada minggu ke-7. Hal ini diakibatkan bervariasi dalam virulensinya, yang diukur
antibodi maternal yang dimiliki oleh anak ayam berdasarkan indeks stress yang terjadi setelah
tidak akan bertahan dalam jangka waktu yang lama pelaksanaan vaksinasi ND. Respon imun juga me-
dan antibodi maternal ini akan berkurang ningkat sejalan dengan meningkatnya patogene-
(menurun) secara periodik. sitas dari virus vaksin (Kapczynski et al. 2005)
Vaksinasi diperlukan dalam penanganan Penggunaan vaksin perlu dilakukan
Newcastle Disease karena dapat mengurangi angka pemeriksaan secara serologis dengan meng-
mortalitas dan morbiditas yang disebabkan oleh gunakan serum darah ayam untuk mendeteksi
virus ND. Dengan vaksinasi maka akan terbetuknya antibodi sebagai respon terhadap
mengurangi jumlah ayam yang rentan terhadap vaksin yang diberikan. Pemeriksaan serologis
serangan virus ND (Tabbu, 2000). Kunci dilakukan secara berkala setiap 2 minggu pasca
keberhasilan vaksinasi ditentukan oleh penggunaan vaksinasi untuk menghitung titer antibodi yang
vaksin yang berkualitas tinggi, harus didukung dihasilkan dengan uji HI. Uji HI merupakan
oleh manajemen yang optimal, terutama standart semua spesies unggas untuk mengukur
biosekuriti yang ketat (Bwala et al. 2011). titer antibodi, namun syarat dari uji HI adalah jika
Penyebab dari kegagalan vaksinasi adalah vaksin antibodi yang diperiksa terhadap virus memiliki
yang sudah melewati batas ekspirasi atau tidak haemaglutinin. Haemaglutinin merupakan protein
memenuhi standar optimal potensi, menggunakan virus yang mampu mengaglutinasikan sel darah
vaksinasi dari galur yang tidak tepat, serta cara dan merah sehingga uji HI dapat digunakan untuk
jadwal vaksinasi (Yongolo et al. 2006). mendeteksi adanya antibodi ND karena virus ND
Pembentukan titer antibodi pada saat memiliki haemaglutinin.
vaksinasi pertama tidaklah secepat dan setinggi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
vaksinasi ulang (ke-2, dst). Saat vaksinasi pertama ayam yang telah divaksin dengan ND aktif
di dalam tubuh ayam belum terbentuk sel memori, lentogenik LV-12 (P) memiliki titer antibodi yang
akibatnya respon pembentukan antibodinya lebih tinggi daripada ayam yang diberikan NaCl

132
VETERINARIA Vol. 4 No. 2, Juli 2011

fisiologis. Berdasarkan challenge test (meng- Jr. (Eds). Iowa University Press. Ames.
gunakan virus ND velogenik), kematian ayam yang Iowa. USA. 446-519.
divaksin ND aktif lentogenik LV12 (P) Bellanti, S. A. 1993. Immunoloogi III. Gadjah
prosentasenya adalah 0 % yang berarti semua Mada University Press. Yogyakarta.
ayam (P) hidup setelah dilakukan challenge test. Bruce, A. A., A. Johnson, J. Lewis, M. Raff,
Hal ini membuktikan bahwa vaksin ND aktif K.Roberts and P.Walters. 2002. Moleculer
lentogenik LV-12 mampu memberikan Biology of the Cell. Fourth Edition. New
protektivitas kepada ayam. York and London Garland Science.
Hasil dari challenge test menunjukkan Bwala, D. G., F.O. Fasina, A.Van Wyk, and
dari 3 ayam kontrol pada hari ke-2 post infeksi N.M.Duncan. 20011. Effect of
terlihat adanya gejala penyakit ND yaitu ayam Vaccination With Lentogenic Vaccine
terlihat lemah dan mengalami kematian sebanyak 1 and Challenge With Virulent Newcastle
ekor pada hari ke-3, kemudian disusul dengan Disease Virus (NDV) on Egg Production
kemattian 2 ekor lainnya pada hari ke-5. Sehingga in Commercial and SPF Chickens.
dari keseluruhan ayam kontrol yang di challenge International J. of Poultry Science 10 (2):
pada akhir pengamatan semua mengalami 98-105.
kematian sebanyak 100 %. Hal ini sesuai dengan Darminto., P. Ronohardjo., N. Suryana., M.
masa inkubasi penyakit ND yang berkisar antara 2- Abubakar dan Kusnaedi. 1989. Vaksinasi
15 hari pasca infeksi (Tabbu. 2000). Penyakit Newcastle Disease Melalui
Bedah bangkai dilakukan pada ayam yang Makanan: Studi Pendahuluan Pemakaian
mati untuk melihat patologis anatominya. Virus Penyakit Newcastle Disease Tahan
Didapatkan ciri-ciri ayam yang menunjukkan Panas Sebagai Vaksin di Laboratorium
kematian disebabkan terserang penyakit ND yaitu Penyakit Hewan 21 (37). 35-39.
terdapatnya nekrosis serta hemoragik pada Darminto. 1992. Efisiensi Vaksinasi Penyakit
proventrikulus. Hal ini sesuai dengan (Tabbu, Tetelo (Newcastle Disease) Pada Ayam
2000) yang menyatakan perubahan secara makros- Broiler. Penyakit Hewan XXIV (43): 4-8.
kopis pada saluran pencernaan meliputi pro- Darminto dan P. Ronohardjo. 1996. Newcastle
ventrikulus, ventrikulus dan bagian usus (dari Disease pada Unggas di Indonesia Situasi
duodenum sampai sekum dan usus besar). Bagian Terakhir dan Relevansinya terhadap Pe-
yang mendapatkan perhatian adalah caeca tonsil, ngendalian Penyakit. Balai Penelitian Ve-
dimana terdapat nekrosis apabila dibuka dan teriner. 65-84.
perubahan hyperemia disebagian besar organ Delgado, C., M. Rosegrant., H. Stainfield., S. Ehui
terutama otak (Tabbu, 2000 ; Fenner et.al., 1993). and C. Courbies. 1999. Livestock to 2020
The Next Food Revolution. IFPRI., FAO.,
Kesimpulan and ILRI.
Berdasarkan atas penelitian yang telah Ernawati, R., Soelistiyanto., A. P. Rahardjo., N.
dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai Sianita., F. A. Rantam., J. Rahmahani dan
berikut : Suwarno. 2002. Virologi Veteriner. Labo-
1. Vaksinasi pada ayam menggunakan ratorium Virologi dan Imunologi. Bagian
vaksin ND aktif lentogenik LV-12 mampu Mikrobiologi Veteriner. Fakultas Kedok-
menimbulkan titer antibodi HI-ND (log 2) teran Hewan. Universitas Airlangga.
> 9,43 Surabaya.
2. Vaksinasi menggunakan vaksin ND aktif Ernawati, R., A. P. Rahardjo., N. Sianita., J.
lentogenik LV-12 mampu memberikan Rahmahani., F. A. Rantam dan Suwarno.
protektivitas 100% kepada ayam pada 2008. Petunjuk Praktikum Pemeriksaan
saat dilakukan challenge test. Virologik dan Serologik. Laboratorium
Virologi dan Imunologi. Fakultas
Daftar Pustaka Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga.
Alexander, D.J. 1995. Newcastle Disease in Surabaya.
Countries of the European Union. Avian Fadhillah, R. 2004. Kunci Sukses Beternak Ayam
Pathology. 24:1, 3-10. Broiller di Daerah Tropis. Edisi Satu.
Alexander. 1991. Newcastle Disease and Other Agromedia Pustaka. Jakarta.
Paramyxovirus Infection In : Disease of Fenner, F.J., E.P. Gibbs.,F. A. Murphy., R. Rott.,
Poultry. Calwick, B.W., H. J. Barnes., C. M. J. Studert., and D. O. White. 1993.
W. Beard., W. M. rerd and H. W. Yoder Detection of Serum Antibody Levels

133
Nanik Sianita dkk. Respon Antibodi dan Protektivitas ...

Against Newcastle Disease in Broiler Ressang, A.A. 1984. Patologi Khusus Veteriner:
Chickens.John Hopkins University. Edisi Kedua. Departemen Urusan
London. pp: 84-90. Research Nasional Republik Indonesia.
Hsiang jung, T.S.A, and L. Dih-Fa. 2000. Evalu- 567-574.
ation of the Protection Efficacy of Ronohardjo, P. 1980. Beberapa Masalah yang
Newcastle Disease Vaccination Programs. Menyangkut Pengendalian Penyakit
Department of Veterinary Medicine Tetelo (Newcastle Disease) di Indonesia.
National Taiwan University. Taiwan. 35- Makalah Seminar Penyakit Reproduksi
41 dan Unggas. LPPH. Bogor. 127-141.
Kapczynski, D.R. and D.J. King, 2005. Protection Rukmana, R. 2007. Ayam Buras. Penerbit
of Chickens Against Overt Clinical Kanisius. Yogyakarta.
Disease and Determination of Viral Sri Murtini., Malome, M. B. M. 1999. Ketahanan
Shedding Following Vaccination With Hidup Virus Vaksin ND pada berbagai
Commercially Available Newcastle media pembawa. Pusat Antar Universitas
Disease Virus Vaccines Upon Challenge Ilmu Hayat IPB. Bogor
With Highly Virulent Virus From the Subowo. 1993. Immunologi Klinik. Penerbit
California 2002 exotic Newcastle Disease Angkasa. Bandung.
Outbreak. Vaccine. 23: 3424-3433. Tabbu, C.R. 2000. Penyakit Ayam dan
Lamb, R.A., and D.Kolakofsky. 2001. Penanggulangannya : Penyakit Bakterial,
Paramyxoviridae: The Viruses and Their Mikal dan Viral Volume I. Kanisius.
Replication. In Fields Virology. 1305– Yogyakarta.
1340. Tabbu, C. R. 2000. Newcastle Disease (ND) Pada
Mayo, M. A., 2002a. Virus Taxonomy-Huston Ayam Umur Tiga Minggu ke Bawah. J.
2002. Arch. Virol. 147 :1071-1079 Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Mayo, M. A., 2002b. A Summary of Taxonomy 22-23
Change Recently Approved by ICTV. Tizzard. 1988. Pengantar Imunologi Veteriner.
Arch. Virol. 147: 1655-1663. Edisi Kedua. Airlangga University Press.
Momayez, R., Khakpour, B., Pourbakhsh, S.A., Surabaya.
Banani, M. 2007. Evaluation of Maternal Yongolo, M. G., A.P. Muhairwa, M.A.Mtambo
Antibody Levels for Establishing The and U.M.Minga. 2006. Immunogenecity
Vaccination Program Against Newcastle and Protection Ability of Candidates
Disease in Ostrich Chicks. Archives of Newcastle Disease Virus Isolates for
Razi Institute. 62(2) : 155-159. Vaccine production. Animal Research
OIE (Office International des Epizooties). 2002. Disease Institute, Ministry of Water and
Manual of Diagnostic Test and Vaccines Livestock Development. Tanzania.
for Terrestrial Animal. Chapter.2.1.14. Van Eck, J.H.H., and E. Goren. 1999. An Ulster
Newcastle Disease. http://www.oie.int/ 2C Strain-Derived Newcastle Disease
eng/norms/manual/A_00037.htm. Officer Vaccine: Vaccinal Resction in
International des Epizooties. Comparison With Other Lentogenic
Rantam, F. A. 2005. Virologi. Airlangga Uni- Newcastle Disease Vaccine. Intern. J.
versity Press. Surabaya. 213-214. Poultry Science 20. 497-508.
Rantam, F.A. 2003. Metode Immunologi: Cetakan
1. Airlangga University Press. Surabaya.

134

Anda mungkin juga menyukai