TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Famotidin
Rumus bangun :
sulfamoylpropanimidamide
air, praktis tidak larut dalam aseton, etanol, etil asetat dan
adalah salah satu gangguan lambung yang merupakan suatu tukak pada
lapisam mukosa yang digenangi asam lambung dan pepsin, dapat terjadi pada
esophagus, lambung, duodenum dan jejenum. Obat yang efektif untuk terapi
ulcus pepticum adalah obat yang yang mengurangi asam lambung (antasida),
doudenum dan obat yang mengurangi produksi asam lambung. Obat yang
2000).
keadaan basal dan akibat distimulasi oleh pentagastrin. Famotidin lebih efektif
dalam hal mengurangi produksi asam lambung, tiga kali lebih poten dari pada
ranitidin dan dua puluh kali lebih poten dari pada simetidin (Dewoto, 2009).
2.1.3 Farmakokinetika
secara oral. Masa paruh eliminasi 3–8 jam dan bioavailabilitas 40–50%.
Setelah dosis oral tunggal, sekitar 25% dari dosis ditemukan dalam bentuk asal
di urin. Pada pasien gagal ginjal berat waktu paruh eliminasi dapat melebihi 20
2.1.4 Indikasi
efektif. Hal yang sama dilakukan pada penderita tukak lambung. Pada tukak
duodenum atau tukak lambung dosis yang diberikan 40 mg sehari, atau pun
yang paling umum adalah 20 mg diberikan dua kali sehari, umumnya 90%
sakit kepala, pusing, konstipasi dan diare. Seperti halnya dengan ranitidin,
2.1.7 Dosis
Dosis oral pada tukak duodenum atau tukak lambung aktif 40 mg satu
kali sehari pada saat akan tidur. Umumnya 90% tukak sembuh setelah 8
lambung lainnya, dosis harus ditetapkan secara individual. Dosis awal per oral
hipersekresi asam lambung tertentu atau pada pasien yang tidak dapat
2009).
Rute pemberian obat secara oral adalah rute paling umum dan nyaman
digunakan oleh pasien. Tablet dan kapsul merupakan bentuk sediaan obat solid
(padat) yang paling banyak digunakan saat ini, termasuk di dalamnya tablet
konvensional dan pelepasan terkontrol hingga kapsul gelatin keras dan lunak
(hard and soft gelatin capsules) (Sharma, et al., 2011). Namun di antara
memiliki dosis yang akurat dan dapat digunakan sendiri tanpa adanya rasa
sakit. Bentuk sediaan padat yang umum adalah tablet dan kapsul, bentuk
sediaan ini bagi beberapa pasien sulit untuk ditelan. Pasien harus minum air
untuk dapat menelan bentuk sediaan tersebut. Pasien sering sekali merasa
kesulitan dan tidak nyaman dalam menelan tablet konvensional (Parmar, et al.,
Kelompok pasien yang menjadi perhatian atas isu ini terutama adalah pediatri
dikembangkan untuk mengatasi masalah ini dan tablet kunyah telah ditemukan
sebagai salah satu bentuk sediaan paling bermanfaat (Koseki, et al., 2008).
dengan rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan, dan tidak meniggalkan
rasa pahit atau tidak enak. Jenis tablet ini digunakan dalam formulasi tablet
sorbitol atau sukrosa sebagai bahan pengikat dan bahan pengisi. Tablet kunyah
untuk menelan.
f. Rasa yang enak dimulut sehingga dapat mengurangi persepsi bahwa obat itu
pahit untuk anak-anak dan dengan rasa yang enak tersebut dapat pula
menyenangkan.
a. Rasa zat aktif yang buruk dan zat aktif yang mempunyai tingkat konsentrasi
dosis yang tinggi memberikan kendala yang signifikan untuk diatasi oleh
formulator.
b. Tablet mungkin meninggalkan rasa yang tidak enak dimulut jika tidak
Tablet kunyah terutama ditentukan oleh rasa dan sedikit banyak oleh
berdampak pada sifat-sifat ini menjadi sangat penting. Dalam hal tablet
kunyah, perhatian tentang rasa manis, mampu dikunyah, dan rasa juga harus
a. Pemilihan eksipien
memberikan rasa manis dan mampu kunyah yang diperlukan. Secara umum hal
ini dimiliki oleh golongan gula seperti dektrosa, fruktosa, maltosa, laktosa,
sifat manis yang berkontribusi secara positif pada tablet kunyah. Namun
seringkali sifat manis yang diberikan eksipien ini tidak cukup mengatasi rasa
zat aktif yang buruk. Dalam hal ini, formulator dapat menambahkan pemanis
Glisirizin adalah suatu turunan licorice dengan sifat manis yang kuat
Tablet kunyah terutama ditentukan oleh rasa dan sedikit banyak oleh
berdampak pada sifat-sifat ini menjadi sangat penting. Dalam hal tablet
kunyah, perhatian tentang rasa manis, mampu dikunyah, dan rasa juga harus
a. Pemilihan eksipien
memberikan rasa manis dan mampu kunyah yang diperlukan. Secara umum hal
ini dimiliki oleh golongan gula seperti dektrosa, fruktosa, maltosa, laktosa,
sifat manis yang berkontribusi secara positif pada tablet kunyah. Namun
seringkali sifat manis yang diberikan eksipien ini tidak cukup mengatasi rasa
zat aktif yang buruk. Dalam hal ini, formulator dapat menambahkan pemanis
Glisirizin adalah suatu turunan licorice dengan sifat manis yang kuat
c. Bahan pewarna
3. Menutup warna bahan mentah yang tidak menarik dan tidak seragam.
dalam formulasi.
dua golongan yang dapat digunakan dalam pembuatan tablet kunyah, yaitu:
2. Bahan pewarna D dan C: ini adalah bahan pewarna dan pigmen yang
kunyah berkisar dari 0,01 sampai 0,03% dan rentang ukuran partikel pewarna
dan peredaran bergantung pada kekerasan tablet. Kekerasan yang lebih tinggi
perbedaan massa granul yang mengisi die pada saat pencetakan tablet dan
diakibatkan oleh variasi jenis dan jumlah bahan tambahan yang digunakan
pada formulasi. Bahan pengikat adalah contoh bahan tambahan yang bisa
2.3.2 Friabilitas
gesekan, selain itu juga dapat menimbulkan variasi pada berat dan
menjatuhkan tablet sejauh 6 inci (15 cm) pada setiap putaran, dijalankan
sebanyak 100 putaran. Kehilangan berat yang dibenarkan yaitu lebih kecil dari
waktu yang diperlukan untuk tablet dapat hancur di bawah kondisi yang
dkk., 1994). Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu hancur dari tablet adalah
sifat fisika dan kimia dari granulat, kekerasan dan porositasnya.Tablet dengan
rongga-rongga yang besar akan mudah dimasuki air sehingga hancur lebih
cepat daripada tablet yang keras dengan rongga-rongga yang kecil (Voight,
1994).
harus dipantau pada setiap tablet atau batch, begitu juga kemampuan tablet
untuk melepaskan zat atau obat yang dibutuhkan harus diketahui (Lachman,
metode, yaitu :
50 mg atau lebih yang merupakan 50% atau lebih dari bobot sediaan.
aktif kurang dari 50% dari bobot sediaan (Ditjen POM, 1995).
elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu zat kimia. Teknik yang
kuantitatif. Hal ini didasari oleh besarnya nilai serapan molekul sebanding
A=a.b.C
Dimana: A = serapan
C = konsentrasi (g l-1)
ketebalan sel dan serapan. Absorptivitas merupakan suatu tetapan senyawa dan
spesifik untuk setiap molekul pada panjang gelombang dan pelarut tertentu.
ini memberikan serapan larutan 1% (b/v) dengan ketebalan sel 1 cm, sehingga
A = A11 . b .C