Anda di halaman 1dari 34

By: Jaliyanti Welly

Kompetensi Dasar Indikator


3.7 Menganalisis sistem peredaran darah pada  Memahami organ peredaran darah
manusia dan memahami gangguan pada sistem  Memahami jenis peredaran darah
peredaran darah, serta upaya menjaga kesehatan  Menganalisis sistem peredaran darah pada manusia
sistem peredaran darah  Memahami berbagai penyakit pada sistem peredaran darah
4.7 Menyajikan hasil percobaan pengaruh aktivitas  Melakukan percobaan pengaruh aktivitas (jenis, intensitas,
(jenis, intensitas, atau durasi) dengan frekuensi atau durasi) dengan frekuensi denyut jantung
denyut jantung  Menyajikan hasil percobaan pengaruh aktivitas (jenis,
intensitas, atau durasi) dengan frekuensi denyut jantung

Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
 Memahami organ peredaran darah
 Memahami jenis peredaran darah
 Menganalisis sistem peredaran darah pada manusia
 Memahami berbagai penyakit pada sistem peredaran darah
 Melakukan percobaan pengaruh aktivitas (jenis, intensitas, atau durasi) dengan frekuensi denyut jantung
 Menyajikan hasil percobaan pengaruh aktivitas (jenis, intensitas, atau durasi) dengan frekuensi denyut jantung
A. Struktur dan fungsi Organ dalam Sistem Peredaran Darah Manusia

Tubuh manusia memiliki sistem peredaran darah yang berperan untuk mengalirkan nutrisi dan
oksigen ke seluruh bagian tubuh. Namun, tidak hanya menyalurkan kedua zat tersebut. Masih
banyak lagi fungsi lain yang dimiliki oleh sistem peredaran darah manusia, untuk lebih
memahaminya simak penjelasan berikut.
Sistem peredaran darah atau yang dalam dunia medis lebih dikenal dengan sistem

kardiovaskular merupakan suatu sistem yang berguna untuk menyalurkan berbagai zat penting,

seperti nutrisi dan oksigen, dari jantung ke seluruh tubuh. Selain berperan sebagai penyalur

zat, sistem peredaran darah pada manusia juga memiliki fungsi penting lain, yaitu

mengeluarkan zat karbon dioksida sisa proses metabolisme tubuhmelalui paru-paru,


menyalurkan hormon ke seluruh bagian tubuh, menyalurkan suhu tubuh secara merata,

mempertahankan kinerja sistem organ di dalam tubuh, dan membantu tubuh untuk pulih

dari penyakit.

Sistem peredaran darah manusia tersusun atas organ-organ yang berperan dalam

pengangkutan darah di dalam tubuh. Adapun organ penyusun sistem peredaran darah pada

manusia, meliputi:

Darah

(Gambar 1. Bagian-Bagian Darah)

Darah mempunyai fungsi untuk mengangkut nutrisi, oksigen, hormon, dan berbagai zat lainnya
dari dan ke seluruh tubuh Anda. Tanpa darah, dapat dipastikan oksigen dan sari makanan akan

sulit disalurkan dengan baik ke seluruh tubuh.


Darah terdiri atas beberapa komponen, yaitu sebagai berikut:
a. Plasma darah.

(Gambar 2. Plasma Darah)


Plasma Darah yaitu berfungsi untuk mengisi sekitar 55-60 persen dari volume darah dalam

tubuh. Plasma darah adalah bagian dari darah yang bertugas membawa sel darah. Plasma
darah berwarna kekuningan dan di dalamnya terkandung protein fibrinogen yang berfungsi

mengatur pembekuan darah. Plasma darah cenderung terlupakan, padahal memiliki peran
yang tak kalah penting dari sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.

Beragam Fungsi Plasma Darah

Secara alami darah tidak didapat dari luar tubuh. Tubuh membentuk sendiri komponen-
komponen darah berupa sel darah merah, sel darah putih, trombosit, dan plasma darah.
Rata-rata tiap orang memiliki kandungan darah sebanyak 4-6 liter dalam tubuhnya,
tergantung berat badan dan usia masing-masing. Meski tidak begitu dikenal oleh
masyarakat umum, plasma darah memiliki peran penting bagi tubuh. Protein pada plasma
darah berfungsi membantu proses pembekuan darah serta mengangkut zat-zat penting
melalui darah ke seluruh tubuh.
Plasma darah itu sendiri mengandung nutrisi yang larut di dalamnya, termasuk gula

darah atau glukosa. Plasma darah juga mengandung garam dan enzim. Kemudian plasma

darah juga bertugas membantu sel tubuh membuang limbah-limbah yang ada pada tubuh.
Sel-sel tubuh membawa limbah, kemudian menyimpannya pada plasma darah. Setelah itu

barulah plasma darah membuang limbah tersebut.

Plasma Darah Dapat Mendukung Pengobatan

Di atas sudah dibahas tentang plasma darah yang memiliki fungsi penting di dalam tubuh,

terutama untuk pembekuan darah. Lebih dari itu, plasma darah memiliki manfaat lain bagi
daya tahan tubuh. Di dalam plasma darah terkandung zat-zat yang penting bagi fungsi-

fungsi tersebut, seperti:


o Antibodi/imunoglobulin,
o Fibrinogen,
o Albumin, dan
o Faktor-faktor pembekuan darah.
Plasma darah juga dapat didonorkan melalui donor darah. Ketika darah sudah didapat,
petugas medis akan memisahkan plasma darah dan kandungan-kandungan yang ada di
dalamnya. Kandungan-kandungan tersebut kemudian akan diberikan bagi pasien-pasien
yang membutuhkan, sebagai pengobatan. Pada penderita penyakit kronis yang langka
seperti hemofilia dan penyakit autoimun, dapat diberikan terapi menggunakan protein dan
antibodi yang terdapat pada plasma darah, agar dapat hidup lebih lama serta produktif
dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Jangan anggap remeh peran plasma darah untuk
kesehatan tubuh. Mulai dari hal yang kecil seperti perdarahan karena luka akibat goresan,
sampai dengan penyakit yang lebih serius seperti hemofilia, dapat diusahakan
pengobatannya menggunakan plasma darah.
b. Sel darah merah (eritrosit).

(Gambar 3. Sel Darah Merah)


Sel darah merah merupakan sel darah yang paling banyak yang berada dalam tubuh kita
yang membawa oksigen dan zat-zat lainnya yang dimana sel darah merah merupakan sel-
sel mikroskopis dan tidak mempunyai inti sel. Sel darah merah atau eritrosit, Eritrosit
berasal dari bahasa Yunani yakni Erythros yang berarti merah dan kytos yang berarti
selubung sel darah. Sel darah merah ( eritrosit ) berbentuk bulat pipih, pada bagian
tengahnya cekung ( bikongkaf ) dan tidak berinti. Eritrosit berwarna merah karena
mengandung hemoglobin, tahukah anda apa itu Hemoglobin ?? Hemoglobin ialah senyawa
protein yang mengandung zat besi.
Sel darah merah ini dibentuk dalam sumsum merah tulang pipih, selanjutnya darah beredar

ke seluruh bagian tubuh yang melalui pembuluh darah. Untuk umur sel darah merah yakni
kurang lebih hanya 120 hari. Sel darah merah yang telah tua akan dibongkar oleh hati dan
limpa. Di dalam hati hemoglobin diubah menjadi zat warna empedu ( bilirubin ) yang
kemudian di tamping dalam kantong empedu. Bilibirun ini berfungsi memberi warna kepada
feses, zat besi ada pada hemoglobin yang kemudian dilepas dan digunakan untuk
membentuk sel darah merah baru.

Fungsi utama sel darah merah ialah mengikat oksigen dan karbon dioksida. Bagian sel

darah merah yang sangat berperan dalam mengikat oksigen yakni hemoglobin, proses

dalam mengikat oksigen oleh hemoglobin dalam paru-paru bisa diikhtisarkan sebagai

berikut.
Hb ( Hemoglobin ) + O2 ( Oksigen ) > HbO2 ( Oksihemoglobin )

Pada karbon dioksida lebih mudah larut dalam air dari pada oksigen. Karbon dioksida tidak
sukar tetapi mudah dalam terikat dengan air dalam plasma darah membentuk asam
karbonat. Asam karbonat lalu membebaskan ion hydrogen yang menyebabkan pH darah
akan turun ( asam ). Apabila karbon dioksida hanya diangkut dengan cara ini, metabolism
tubuh akan mengalami gangguan. Supaya tidak membahayakan tidak lebih dari 5%-10%
karbon dioksida yang dihasilkan jaringan mengalami gangguan.

Supaya tidak membahayakan tidak lebih dari 5%-10% karbon dioksida yang dihasilkan
jaringan mengalami pengangkutan dengan cara ini. Sisanya pengangkutan karbon dioksida
dilakukan oleh sel darah merah. Sekitar 25% karbon dioksida berikatan dengan hemoglobin
dalam sel darah merah membentuk karbominohemoglobin. Karbon dioksida tidak
bergabung dengan hemoglobin di tempat yang sama pada oksigen. Sel darah merah dari
jantung yang sampai ke sel-sel tubuh akan membebaskan oksigen dan meningkatkan
pengangkutan karbon dioksida dari sisa-sisa oksidasi sel. Sel darah merah yang ada dalam
tubuh sampai ke paru-paru akan mengikat oksigen. Pengikatan oksigen ini dilakukan oleh
hemoglobin ini akan menaikkan pembebasan karbon dioksida, dengan adanya dua
mekanisme penting tersebut pengangkutan karbon dioksida dapat berlangsung denga aman

dan cepat.

Pada kondisi yang normal, jumlah sel darah merah dalam tubuh manusia kurang lima juta

tiap millimeter kubik ( mm3 ) darah. Lingkungan juga sangat mempengaruhi untuk jumlah

sel darah dalam tubuh seseorang. Maka tinggi suatu tempat, kadar oksigen di atmosfer

makin berkurang. Orang yang hidup didataran tinggi mengadakan adapatasi dengan cara

memperbanyak jumlah sel darah supaya kebutuhan oksigen tubuh tetap tercukupi.
Fungsi Sel Darah Merah
Fungsi sel darah merah mempunyai beberapa fungsi bagi tubuh, antara lain :

o Mengantarkan Oksigen Ke Seluruh Tubuh


Setelah dibentuk oleh tumbuh sumsum merah tulang, sel darah merah akan

menyebar ke seluruh jaringan-jaringan tubuh dengan membawa oksigen dari paru-


paru lalu mengedarkannya dan membawanya kembali ke paru-paru untuk

dikeluarkan.

o Penentuan Golongan Darah


Penentuan golongan darah ini dapat terjadi karena ditentukan oleh ada tidaknya

antigen aglutinogen dalam sel darah merah. Golongan sel darah ialah A, B, AB dan

O.

o Menjaga Sistem Kekebalan Tubuh ( Antibodi )


Menjaga sistem kekebalan tubuh ini dapat terjadi karna adanya peran serta

hemoglobin yang menangkal patogen atau bakteri melalui proses lisis dengan
mengeluarkan radikal bebas yang bisa menghancurkan dinding dan membrane sel
patogen dan membunuh bakteri.
o Pelebaran Pembuluh Darah
Pelebaran pembuluh darah dapat terjadi karena eritrosit melepaskan senyawa

dinamakan S-Nithrosothiol yang dilepaskam saat hemoglobin mengalami


terdeogsigenerasi sehingga akan melebarkan pembuluh darah dab melancarkan
darah menuju ke seluruh tubuh khususnya pada daerah yang kekurangan darah.

Ciri-Ciri Sel Darah Merah

Dari hasil ulasan diatas tadi dapat diketahui ciri-ciri sel darah merah antara lain :
o Untuk bentuk pada sel darah merah ini yakni bulat pipih yang bagian tengahnya
cekung atau bikongkaf.

o Pada sel darah merah ini tidak memiliki inti sel.


o Memiliki warna merah karna mengandung hemoglobin.
o Untuk umur sel darah merah kurang lebih 120 hari.
o Sel darah merah berjumlah 4-5 juta sel/mm3 darah.
o Sel darah merah berdiameter 7-8um dan tebalnya 1-2 um.
o Sel darah merah bersifat elastic.
Proses Terbentuknya Sel Darah Merah
Pada sel darah merah ini dibentuk dalam sumsum merah tulang pipih, selanjutnya darah
beredar ke seluruh bagian tubuh yang melalui pembuluh darah. Untuk umur sel darah
merah ini kurang lebih yakni 120 hari. Sel darah merah yang sudah tua akan dibongkar di
hati dan limpa diemoglobin diubah menjadi zat warna empedu ( bilirubin ) yang kemudian
ditampung dalam kantong empedu. Bilibirun ini berfungsi memberi warna pada feses, zat
besi yang terdapat pada hemoglobin lalu dilepas dan digunakan untuk membentuk sel
darah merah baru.

Proses terbentunya sel darah merah berdasarkan tahapan-tahapannya yaitu :

o Darah terbentuk atau diproduksi dalam sumsum merah tulang pipih


o Setiap detik sumsum merah tulang pipih membentuk sekitar dua juta sel
o Sel-sel yang telah diproduksi oleh sumsum merah tulang pipih dan dikeluarkan
dinamakan retikulosit, Retikulosit memiliki kurang lebih 1% dalam dari sirkulasi darah

o Sel-sel yang mulai matang akan mengalami perubahan pada selpaut plasmanya
sehingga fagosit dapat mengetahui sel-sel yang sudah tua yang akan menghasilkan
fagositosis

o Hemoglobin diubah menjadi zat warna empedu ( bilirubin ) yang kemudian


ditampung dalam kantong empedu

c. Sel darah putih (leukosit).

(Gambar 4. Sel Darah Putih)


Sel darah putih ini memiliki fungsi yang cukup penting yaitu untuk melawan infeksi virus,

bakteri, dan jamur yang memicu perkembangan penyakit. Hal ini disebabkan karena sel

darah putih ini memproduksi antibodi yang akan membantu memerangi zat asing tersebut.
Inilah yang diketahui sebagai fungsi leukosit atau sel darah putih yang utama. Ada
beberapa jenis leukosit, masing-masing memiliki fungsi tertentu dalam tubuh.
Jika jumlah leukosit dalam tubuh meningkat (leukosit tinggi), itu bisa menjadi indikasi
adanya penyakit yang mendasari atau infeksi.
Pada orang dewasa jumlah leukosit normal adalah pada kisaran 4.000 - 10.000 leukosit/ml.
Secara garis besar leukosit dibagi menjadi dua, yaitu agranulosit dan granulosit. Pada
granulosit berarti adanya granul atau butiran pada sitoplasma sel leukosit. Butiran ini
dilepaskan untuk membunuh jamur, bakteri dan setiap penyerang lainnya. Terdiri dari tiga

jenis sel darah putih yaitu Neutrofil, Eosinofil dan Basofil. Sedangkan, pada Agranulosit
sitoplasma sel tidak memiliki butiran. Terdiri dari sel limfosit T, limfosit B, Monosit, dan Sel
NK (Natural Killer Cell).

Masing-masing memiliki presentasi atau jumlah normal sebagai berikut:

o Neutrofil (40% - 75%)


o Eosinofil (1% - 6%)
o Basofil (kurang dari 1%)
o Monosit (2% -10%)
o Limfosit (20% -45%)

Fungsi Leukosit atau Sel Darah Putih sesuai Jenisnya

Fungsi Neutrofil
Neutrofil adalah sel-sel kekebalan non-spesifik dan terdiri sekitar 55 sampai 70 persen dari

total sel darah putih. Fungsi sel darah putih neutrofil adalah sebagai baris pertama
pertahanan tubuh terhadap antigen penyerang dan merupakan sel pertama yang tiba di
tempat infeksi atau cedera. Sinyal kimia yang dilepaskan oleh sel yang rusak akan
menarik neutrofil, kemudian ia akan menempel pada dinding pembuluh darah dan menelan
partikel asing sebelum dapat memasuki aliran darah. Neutrofil berumur pendek dan
merusak dirinya sendiri setelah menelan antigen berbahaya.

Fungsi Monosit
Monosit terdiri 2 sampai 8 persen dari total sel darah putih dalam sirkulasi. Monosit berasal
dari sumsum tulang dan berkembang menjadi makrofag besar dalam aliran darah. Makrofag
adalah sel yang terbesar di antara sel-sel darah putih yang ada. Fungsi sel darah putih
makrofag adalah bertanggung jawab untuk menelan sel mati, limbah dan bakteri berbahaya.
Makrofag menyerang mikroba dengan menjulurkan kaki-kaki pseudopodia untuk
menangkap, kemudian menghancurkan mikroba dengan melepaskan enzim dari dalam
makrofag.

Fungsi Eosinofil
Berperan dalam melawan parasit multiseluler dan reaksi alergi. Eosinofil berkembang dalam

sumsum tulang sebelum bermigrasi keluar ke dalam aliran darah. Dalam menjalan
fungsinya, leukosit eosinofil akan melepaskan mediator kimia dalam proses yang disebut
degranulasi. Selama degranulasi, butiran kecil di dalam eosinofil akan dikeluarkan untuk
menghancurkan partikel asing.
Fungsi Basofil

Fungsi leukosit basofil yaitu memainkan peran integral dalam mempromosikan aliran
darah dan mencegahpembekuan. Basofil beredar dalam aliran darah dan melepaskan dua
bahan kimia penting, yaitu heparin dan histamin. Heparin adalah anti-koagulan yang
mencegah pembekuan sel-sel darah dan histamin merupakan vasodilator yang biasa
dilepaskan selama reaksi alergi untuk meningkatkan aliran darah. Kedua molekul
tersebut bekerja sama untuk menjamin cepatnya ketersediaan sel sistem kekebalan lain di
tempat infeksi atau peradangan.

Fungsi Limfosit
Sel B dan sel T adalah komponen utama dari imunitas adaptif tubuh. Sel-sel B yang
terutama bertanggung jawab untuk memproduksi antibodi terhadap partikel asing, yang

diingat dan mengikat secara khusus untuk partikel asing lebih cepat yang akan disampaikan
kepada sel T untuk kemudian dihancurkan. Sel T memiliki banyak fungsi, tetapi terutama
berfungsi menghancurkan sel-sel yang telah diidentifikasi oleh antibodi. Sel NK tidak
sespesifik sel T tetapi juga berfungsi dalam menghancurkan sel-sel dengan melepaskan
butiran, seperti eosinofil. Ketiga sel darah putih ini akan bekerja sama dalam menjalankan
fungsinya sehingga akan berjalan cepat dan efisien membersihkan tubuh dari
mikroorganisme ataupun zat berbahaya.
d. Keping darah (trombosit).

(Gambar 5. Keping-keping Darah)

Trombosit ini memiliki peran yang penting dalam proses pembekuan darah (koagulasi) saat
tubuh terluka. Tepatnya, trombosit akan membentuk sumbatan bersama benang fibrin guna
menghentikan perdarahan sekaligus merangsang pertumbuhan jaringan baru pada area
luka. Bayangkan jika trombosit ini tidak ada, maka otomatis ketika orang terluka maka akan
sulit untuk bisa sembuh kembali.
Sedikit berbeda dengan sel darah putih dan merah, trombosit sebenarnya bukan sel,

melainkan sebuah fragmen sel berukuran kecil. Trombosit memiliki peran penting proses
pembekuan darah (koagulasi) saat tubuh terluka. Tepatnya, trombosit akan membentuk
sumbatan bersama benang fibrin guna menghentikan peradarahan, sekaligus merangsang
pertumbuhan jaringan baru di area luka.

Jumlah trombosit normal di dalam darah yakni antara 150.000 sampai 400.000 trombosit
per mikroliter darah. Jika jumlah trombosit lebih tinggi dari kisaran normal, maka dapat
mengakibatkan pembekuan darah yang tidak diperlukan. Akhirnya, bisa berisiko
menimbulkan penyakit stroke dan serangan jantung.
Sementara, bila seseorang kekurangan jumlah trombosit dalam darah, maka akan

menyebabkan perdarahan hebat karena darah sulit membeku.

Sistem ABO

Cara menentukan golongan darah dengan sistem ABO pertama kali dilakukan oleh seorang

ilmuan bernama Karl Landsteiner (1868 sampai 1943) yang berasal dari Austria. Dengan
menggunakan sistem ABO maka darah dikelompokkan menjadi 4 bagian seperti telah
disebutkan di atas. Di dalam sel darah merah kita ada yang memang mempunyai antigen A, B
juga antigen AB. Namun terdapat juga sel darah merah pada beberapa orang yang tidak
memiliki antigen sama sekali, baik itu A juga B. Jenis darah yang ini hanya mempunyai
agglutinin yang ditemukan hanya pada bagian plasma darahnya.
Cara menentukan golongan darah dengan sistem ABO adalah sebagai berikut:
1. Golongan darah A adalah mereka yang memiliki sel darah merah dengan antigen A dengan
agglutinin β atau anti-B pada bagian plasma darahnya.
2. Golongan darah B adalah mereka yang memiliki sel darah merah dengan antigen B dan
aglutinnin α atau anti-A pada bagian plasma darahnya.

3. Golongan darah AB adalah mereka yang memiliki sel darah merah dengan antigen A juga B

namun di dalam bagian plasma darah orang tersebut tidak ditemukan aglutinnin α juga
agglutinin β.
4. Golongan darah O adalah mereka yang tidak mempunyai antigen A juga B dalam sel darah
merah namun pada plasma darahnya diketemukan aglutinnin α juga agglutinin β.

Sistem Rhesus (Rh)

Aglutinin
Aglutinin disebut juga antibodi yaitu senyawa kimia yang berperan dalam menjalankan fungsi
sistem kekebalan tubuh. Aglutinin berupa sekumpulan senyawa yang terbentuk di dalam darah

akibat infeksi bakteri yang dapat menyebabkan penggumpalan bersama bakteri itu. Di dalam
darah aglutinin dijumpai dalam plasma darah.

Aglutinogen
Aglutinogen disebut juga antigen. Antigen sendiri diartikan sebagai senyawa kimia yang dapat
merangsang aktifnya sistem kekebalan tubuh. Dalam kehidupan kita antigen bisa diartikan
sebagai senyawa kimia yang dapat menyebabkan penyakit. Antigen bisa dijumpai di dalam
darah tepatnya berada pada sel darah merah. Antigen ada 2 macam yaitu antigen A dan

antigen B.
Ringkasnya di dalam darah dijumpai Aglutinin maka ia ditemukan pada plasma darah

sedangkan aglutinogen posisinya ada di sel darah merah. Jadi di dalam darah bisa dijumpai

aglutinin dan agultinogen bisa juga tidak.


Dr.Karl Landsteiner Part I.
Dengan dasar ini Dr.Karl Landsteiner dengan rekannya Donath dapat menggolongkan darah

menjadi 4 macam. Penggolongan darah yang mereka lakukan disebut dengan penggolongan

darah dengan sistem ABO. Penggolongan yang dilakukan oleh Landsteiner berdasarkan
keberadaan antigen, hasilnya ada darah yang hanya memiliki antigen A saja, atau memiliki

antigen B saja,atau memiliki antigen A dan B, atau tidak memiliki antigen.

konsepnya adalah Antigen tidak boleh bertemu dengan antibodinya. Jika sampai bertemu maka

akan terjadi penggumpalan di darah. jika diapliaksikan dalam transfusi darah, maka ketika
darah menggumpal maka fungsi darah jadi tidak berfungsi dan akibatnya pasien akan

meninggal dunia.
ingat baik baik konsep di bawah ini:
o Pada darah setiap manusia tidak akan dijumpai Aglutinogen/antigen dan zat antinya(zat
yang dapat menggumpalkan antigen). Jadi jika seseorang memiliki aglutinin A maka dalam
darahnya tidak akan dijumpai aglutinin a yang dapat menggumpalkannya. Sama halnya
dengan orang yang memiliki antigen B, maka di dalam darahnya tidak akan dijumpai zat

penggumpalnya. Demikian juga dengan orang yang memiliki aglutinin A dan B, maka di
dalam darahnya tidak akan ada aglutinin sama sekali. berbeda dengan orang yang tidak

memiliki aglutinogen, di dalam darahnya akan dijumpai 2 macam aglutinin yaitu aglutinin a
dan aglutinin b.
o Antigen A jangan sampai bertemu dengan antibodi a, jika ketemu darah akan menggumpal.
Antigen B jangan sampai bertemu dengan antibodi b, jika ketemu darah akan menggumpal.
Dengan kata lain, jika Antigen A bertemu dengan antibodi b, tidak terjadi penggumpalan
demikian pula sebaliknya.

o Pada proses Donor darah perhatikan antigen pada donor, dan perhatikan antibodi resipien-
jangan sampai bertemu.

Berikut ini akan dijelaskan kasus mengenai proses transfusi darah:


Jika orang yang memberi darah bergolongan A. Maka di dalam darahnya akan terdapat

aglutinogen A. Artinya dia tidak memberikan darahnya ke orang yang memiliki antibodi/aglutinin

a. Orang yang tidak memiliki antibodi a adalah orang-orang yang bergolongan darah A dan AB.

Jadi orang bergolongan darah A tidak boleh memberikan darahnya ke orang yang bergolongan
darah B dan O.
Penentukan Golongan Darah
Bila darah dari golongan yang bertentangan di transfusikan akan mengakibatkan bahan dalam

plasma yang bernama agglutinin mengumpal dan juga terjadi hemolisis (pemecahan) sel darah
merah, oleh karena itu perlunya penentuan golongan darah dan tetes kecocokan sebelum di
lakukan transufsi, karena darah dari berbagai orang biasanya memiliki sifat antigeni dan imun
yang tidak sama, sehinga anti bodi di dalam plasma dari salah satu darah bereaksi dengan
antigen dalam sel darah lainya, dan reaksi ini bisa mengakibatkan kematian.

Penentukan golongan darah dengan system ABO. Menurut system ini darah terbagi atas empat
golongan yaitu:
- Golongan darah A : memiliki antigen A (aglutiinogen A)

- Golongan darah B : memiliki antigen B (aglutinogen B)


- Golongan darah AB : memiliki antigen A dan B (memiliki aglutinogen A dan B)

- Golongan darah O : tidak memiliki antigen A dan B (tidak memiliki aglutinogen A dan B)
Antigen di temukan di banyak jaringan di samping sel darah, di temukan juga pada sel darah

merah antigen kebanyakan merupakan glikosfolipid, anti bodi terhadap agglutinogen sel darah

di sebut aglutinin.

Di pandang dari donor darah :

- Golongan AB dapat memberikan darah kepada AB


- golongan A dapat memberikan darah kepada A dan AB
- golongan B dapat memberikan darah kepada B dan AB

- golongan darah O donor umum untuk semua golongan

Pemberian transfusi darah yang tidak cocok dapat mengakibatkan:

a) Proses Aglutinasi
Aglutinin atau factor pembentukan antibody melekatkan pada sel darah merah karena
aglutinin bivalen atau polivalen satu aglutinin, pada saatnya yang sama dapat mengikat dua
sel darah merah, karena itu memyebabkan sel melekat satu sama lainnya, hal ini
menyebabkan sel mengumpal pada beberapa jam, sampai beberapa hari, sel darah putih
fagositik dan system retikuloendotel merusak sel yang teraglutinasi mengeluarkan
hemoglobin ke dalam plasma.
Biasanya terjadi akibat reaksi transfusi akibat golongan darah yang tidak cocok, reaksi
tranfusi sel darah merah dan darah donor di aglutinasikan ke bagian plasma darah donor
yang di infus tidak banyak mengencerkan aglutinin dalam plasma resipien, karena itu
aglutinin resipien tetap dapat mengaglutinasi sel atau sebaliknya jika langsung di encerkan
oleh semua plasma resipien, karena itu mengurangi titer aglutinin yang di infus sampai
kadarnya terlalu rendah untuk menyebabkan aglutinasi.

b) Hemolisis
Karena adanya anti bodi yang cukup kuat dan terdiri dari kelas immunoglobulin yang sesua
untuk menyebabkan hemolisis segera (pecahnya sel darah merah).
Resipien / penerima :
- Golongan AB adalah resipien umum

- Golongan A dapat menerima dari golongan A dan O

- Golongan B dapat menerima dari golongan B dan O


- Golongan O hanya dapat menerima dari O
Sebaliknya transfuse dilakukan dengan golongan darah yang sama, dan hanya dalam keadaan

terpaksa dapat diberikan darah dari donor universal. Selain itu juga terdapat pembagian lebih
lanjut dari golongan OAB yaitu factor RH ( fktur reshut ), dalam darah yang penting untuk
diketahui pada bayi baru lahir kalau terjadi ketidakcocokan antara darah bayi dan ibu.
Perbedaan golongan darah RH dan OAB.

a) Pada system OAB agglutinin bertanggung jhawab pada timbulnya reaksi transfuse yang

terjadi secara spontan, sedangkan pada RH agglutinin spontan hamper tidak pernah terjadi.
b) Antibodi anti RH adalah C,D,E (orang yang mempunyai salah satu dari ketiga antigen ini

hanya kombinasi dapat dikatakan positif RH, dan untuk yang tidak mempunyai antigen

C,D,E dikatakan negatif RH).


Alasan – alasan untuk tereseling transfusi :
a) Pengurangan volume darah pada orang dengan syok sirkulasi

b) Pengobatan anemia

c) Mensuplay resipien dengan beberapa unsure darah lainnya disamping sel darah merah

seperti mensuplay penderita transbositopenimia dengan trombosit baw.

Jantung dan Pembuluh Darah


a. Jantung

(Gambar 6. Jantung dan Bagian-bagiannya)


Jantung adalah salah satu organ tubuh penting bagi makhluk hidup, termasuk manusia.

Fungsi jantung bagi manusia penting dalam sistem peredaran darah dan pernapasan.

Bagian-bagian jantung juga memiliki fungsi masing-masing sesuai perannya.

Pengertian jantung adalah sebuah rongga, rongga organ berotot yang memompa
darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Sementara menurut
KBBI, arti jantung adalah bagian tubuh yang menjadi pusat peredaran darah (letaknya di
dalam rongga dada sebelah atas).
Fungsi jantung bagi manusia sangat penting baik bagi peredaran darah, sistem pernapasan
dan lain-lain. Jika jantung terganggu, bisa menimbulkan penyakit jantung yang berbahaya
bagi kesehatan. Jantung tidak hanya dimiliki manusia, tapi juga makhluk hidup lainnya
seperti mamalia, burung, ikan dan reptil.
Pada manusia, mamalia dan burung, organ jantung dibagi menjadi 4 ruas yakni atrium atas

bagian kanan dan kiri serta ventrikel bawah bagian kanan dan kiri. Sementara pada ikan

hanya memiliki 2 ruas (atrium dan ventrikel) dan pada reptil memiliki 3 ruas.

Pada jantung yang sehat darah mengalir satu arah melalui pembuluh darah. Terdapat

sebuah kantung pembungkus yang melindungi jantung, disebut perikardium yang juga
mengandung sedikit cairan. Dinding jantung tersusun atas tiga lapisan yakni epikardium,
miokardium, dan endokardium.
Jantung merupakan organ tubuh yang penting bagi manusia. Berikut merupakan fungsi-

fungsi jantung bagi manusia secara umum.

o Memompa darah melalui pembuluh darah.


o Memompa darah ke paru-paru untuk mengambil oksigen.
o Menerima darah dari seluruh tubuh.
o Menerima darah beroksigen dari paru-paru.
o Mencegah bercampurnya darah miskin oksigen dengan darah kaya oksigen.
o Membantu membuang limbah sisa metabolisme.
o Membantu mengukur jumlah darah yang dipompa dengan menghitung jumlah
denyut jantung per menit.

Jika dijabarkan lagi, tiap bagian-bagian jantung memiliki peran dan fungsi masing-masing.
Berikut akan dijelaskan fungsi-fungsi jantung di tiap bagian-bagian dan anatominya.
 Serambi Kanan

Fungsi jantung pada anatomi serambi kanan adalah menerima darah kotor dari tubuh

yang dibawah oleh pembuluh darah. Seperti diketahui bahwa darah kotor adalah darah
dengan sedikit kandungan oksigen yang memasuki serambi kanan melalui vena cava
superior dan inferior. Serambi kanan pada jantung ini berperan untuk menerima darah
kotor tersebut untuk kemudian dipompa menuju bilik kanan jantung.
 Bilik Kanan
Fungsi jantung pada anatomi bilik kanan adalah memompa darah kotor menuju paru-

paru agar karbon dioksida dapat ditukar dengan oksigen melalui proses respirasi atau
pernapasan. Darah kotor mengalir melalui serambi kanan menuju bilik kanan, kemudian
dipompa lagi agar menuju paru-paru. Saluran yang dilalui adalah katup pulmonalis dan
juga melalui arteri pulmonalis.
 Serambi Kiri

Adapun fungsi jantung pada bagian serambi kiri adalah menerima darah bersih dari

paru-paru. Berbeda dengan darah kotor, darah bersih adalah darah yang mengandung
oksigen yang penting bagi tubuh. Darah bersih ini masuk ke serambi kiri melalui
pembuluh balik atau vena pulmonalis. Nantinya darah bersih akan kembali dipompa
menuju ke bilik kiri.
 Bilik Kiri

Fungsi jantung pada anatomi bilik kiri berfungsi memompa darah bersih ke seluruh
tubuh. Bagian bilik kiri sendiri merupakan bagian jantung yang paling tebal dan terletak
di bawah serambi kiri, dipisahkan oleh katup mitral. Bilik kiri berperan untuk memompa

darah ke seluruh tubuh. Jika tekanan darah tinggi akan menyebabkan otot bilik kiri
mengeras dan fungsi bilik kiri bisa terganggu

b. Pembuluh Darah
Pengertian

Pembuluh darah adalah salah satu bagian dari sistem sirkulasi pada tubuh untuk membawa
darah dari jantung yang terikat dengan oksigen ke organ tubuh, serta mengembalikan
kembali darah yang telah dipakai dan terikat dengan karbon dioksida ke jantung untuk
diambil lagi oksigen di paru-paru.
Bagi orang awam, pembuluh darah sering disebut dengan sebutan “urat”. Ada beberapa

jenis pembuluh darah di tubuh manusia, seperti arteri, arteriol (arteri kecil), kapiler

(pembuluh draha kecil di jaringan dan sel), venula (vena kecil), dan vena. Kesemua jenis

pembuluh darah ini merupakan satu kesatuan dalam menjalankan fungsi sistem sirkulasi.
Ibarat selang air yang mendistribusikan air keluar, maka pembuluh draah juga seperti itu,

tetapi yang didistribusikan adalah darah.

(Gambar 7. Pembuluh Darah)

Jenis –jenis Pembuluh Darah

Seperti yang telah disebutkan di atas, terdapat beberap amacam jenis pembuluh darah di

dalam tubuh manusia. Pembuluh darah dibagi ke dalam tiga bagian besar, yaitu :
1. Arteri
Arteri adalah pembuluh darah yang meninggalkan jantung. Fungsi dari arteri adalah
mendistribusikan darah yang kaya oksigen ke kapiler sehingga dapat memperdarahi organ-
organ tubuh. Darah meninggalkan jantung dari aorta menuju ke arteri. Pembuluh darah
arteri memiliki dinding yang kuat. Selain itu, dindingnya juga bersifat elastis, sehingga
mampu menahan tekanan yang kuat dari jantung, sehingga pembuluh darah arteri tidak
mudah robek.

Letak pembuluh arteri agak ke dalam tubuh bila dibandingkan dengan jenis pembuluh darah

vena. Hanya di beberapa bagian tertentu yang letaknya agak ke tepi, seperti di leher,

pergelangan tangan, dan pelipis.

Pembuluh arteri ikut berdenyut mengikuti denyutan jantung. Aliran darah yang berada di

dalam arteri pun sangat cepat, karena berasal langsung dari jantung. Terdapat perbedaan
mendasar antara pembuluh arteri dan vena, yaitu jika pembuluh darah vena memiliki
banyak katup, maka lain halnya dengan arteri. Pembuluh darah arteri hanya memiliki satu
katup di pangkal berbatasan dengan bilik kiri jantung, atau biasa disbeut dengan valvula
semilunar.
Pembuluh darah arteri dibedakan lagi menjadi 3 bagian yang memiliki perbedaan pada letak

dan ukurannya. Akan tetapi, fungsinya tetap sama. Ke-3 arteri tersebut adalah :
a) Arteri Elastik

Arteri elastik merupakan pembuluh darah arteri yang memiliki ukuran yang besar di tubuh.
Contoh arteri-arteri elastik seperti aorta (arteri yang berada di dekat jantung dan menyambut
darah langsug dari jantung) dan trunkus pulmonalis (pembuluh arteri yang mengalirkan
darah dari bilik kanan jantung), serta cabang-cabang utamanya seperti aorta abdominalis,
dan lain-lain

Arteri jenis ini memiliki dinding yang tersusun dari jaringan ikat elastik yang banyak,
sehingga ketika arteri ini mampu menahan tekanan yang tinggi dari darah saat dipompa
oleh jantung. Sifat elastik yang dimiliki juga sangat membantu dalam melebarkan dan
mengerutkan diameter pembuluh di saat-saat tertentu.
b) Arteri Muskular

Sesuai dengan namanya, arteri jenis ini terletak di dekat otot-otot tubuh ataupun dekat

dengan organ-organ tubuh. Contohnya adalah arteri radialis, arteri komunis, arteri
brachialis, dan lain-lain. Penyusun arteri ini adalah jaringan otot polos.
c) Arteriol
Arteri ini merupakan pipa terakhir dari arteri yang menghubungkan langsung dengan kapiler-
kapiler dalam tubuh. Arteri jenis ini memiliki satu sampai dengan lima lapis jaringan otot

polos.
2. Vena
Pembuluh vena merupakan pembuluh darah yang bertugas membawa darah yang berasal
dari kapiler menuju ke jantung. Pembuluh vena memiliki dinding yang tipis bila dibandingkan
dengan arteri, namun tetap memiliki sifat elastis.
Vena yang paling besar yang terletak di dekat jantung disebut dengan vena kafa. Vena kafa

sendiri dibagi menjadi dua berdasarkan letak dan fungsinya yang berbeda, yaitu :

a) Vena Kafa Superior, yaitu vena kafa yang membawa darah ke jantung dari bagian tubuh
atas
b) Vena Kafa Inferior, yang bertugas membawa darah ke jantung dari bagian tubuh bawah.

Vena terletak di bagian tubuh agak ke tepi. Pembuluh vena tidak memiliki aliran darah

secepat arteri, karena vena tidak membawa darah yang berasal langsung dari jantung.
Karena tidak mempunyai tekanan yang besar, maka pembuluh vena memiliki banyak katup

yang berfungsi mencegah agara aliran darah tidak kembali lagi ke kapiler.
Selain vena kafa, pembuluh vena juga terbagi lagi menjadi :
a) Vena Pulmonalis

Vena pulmonalis merupakan pembuluh vena yang bertugas untuk emmbawa darah segar
yang telah terikat dengan oksigen ke dalam jantung. Terdapat dua vena pulmonalis, yaitu

vena pulmonalis dextra yang membawa darah dari paru-paru kanan ke jantung, serta vena
pulmonalis sinistra yang membawa darah dari paru-paru kiri ke jantung.
b) Vena Cutanea
Cutanea berarti kulit. Sesuai dengan namanya, vena jenis ini berada di bawah kulit, yang

biasanya ditusuk saat seseorang diambil darah untuk melakukan cek gula darah, kolesterol

dan lain-lain.
c) Deep Vein
Vena ini terletak berdekatan dengan arteri dan tidak tampak dengan mata telanjang jika
dilihat dari luar.
d) Venula

Sama halnya seperti arteriol, venula merupakan vena dengan ukuran terkecil dan

bertanggung jawab terhadap distribusi darah ke kapiler.


(Gambar 8. Jenis – Jenis Pembuluh Darah)
3. Kapiler

Pembuluh kapiler merupakan kelanjutan dari pembuluh arteri yang bertugas untuk
mendistribusikan dan memberi makanan berupa darah yang kaya oksigen ke organ-organ
tubuh tempat kapiler tersebut berada. Setelah kapiler memberi darah yang kaya oksigen
tersebut, maka kapiler juga akan mengambil dan menyerap sampah-sampah sisa
metabolism seperti karbon dioksida sehingga dapat dialirkan melalui vena kembali ke
jantung.

Terdapat beberapa jenis kapiler di dalam tubuh manusia, yaitu :


a) Vas Capillare Continuum
Jenis kapiler ini adalah kapiler terbanyak yang ada dalam tubuh. Dinding kapiler ini tersusun

atas banyak jaringan endotel


b) Vas Capillare Fenestratum

Perbedaan dengan vas capillare continuum terletak pada adanya pori-pori (fenestra) dalam
kapiler jenis ini. Biasanya kapiler ini terletak di kelenjar endokrin, usus halus, dan
glomerulus ginjal.
c) Vas Capillare Sinusoideum

Biasanya kapiler ini terletak di hati, limpa, dan sumsum tulang. Membrane basalis kapiler ini

tidak terbentuk secara sempurna, dan mempunyai diameter yang lebar serta terdapat celah
di antara sel endotelnya.
Fungsi Pembuluh Darah
Secara umum, pembuluh darah ialah ibarat sebuah pipa panjang yang menyalurkan air ke

tempat yang akan dituju. Begitu juga dengan pembuluh darah yang bertugas untuk
mengalirkan darah k eorgan-organ di seluruh tubuh. Fungsi pembuluh darah juga dapat
dibedakan berdasarkan jenis-jenis dari pembuluh arteri dan vena, yaitu :
o Arteri berfungsi untuk mengangkut atau mengalirkan darah dari jantung ke seluruh
tubuh, serta mengangkut oksigen ke organ-organ tubuh

o Arteriola berfungsi untuk mengangkut darah dari arteri ke kapiler, dan juga sebagai
regulator (pengaturan) utama aliran darah dan tekanan darah.

o Kapiler berfungsi untuk memasok darah dari arteriola ke organ-organ tubuh, dan
membuang sampah hasil metabolism organ tubuh

o Venula berfungsi sebagai mengalirkan darah yang kembali dari organ tubuh kembali
ke jantung

o Vena berfungsi untuk mengangkut darah ke jantung dari venula serta mengangkut
darah yang kaya akan karbon dioksida.

Perbedaan Arteri dan Vena

o Letak arteri lebih dalam (tidak tampak dari luar tubuh) daripada pembuluh vena
o Dinding pembuluh arteri lebih tebal dan elastis daripada pembuluh vena
o Aliran darah pada arteri bergerak meinggalkan jantung, sedangkan vena mendekati
jantung

o Denyut arteri dapat kita raba dan terasa pada bagian-bagian tertentu Karena
memiliki tekanan yang kuat, daripada pembuluh vena

o Hanya terdapat satu katup di pembuluh arteri, sedangkan di vena banyak


o Jika terjadi luka dan pembuluh darah robek, maka darah di arteri akan memancar
dengan kuat, tidak begitu dengan vena

o Darah yang dibawa oleh arteri berisi darah bersih dengan kandungan oksigen,
sedangkan vena berisi darah kotor yang mengandung karbon dioksida
(Gambar 9. Struktur Dinding Pembuluh Darah)

c. Peredaran Darah pada Manusia


Darah peredaran ke tubuh manusia dibedakan menjadi dua yakni peredaran darah kecil dan

peredaran darah besar, sehingga manusia dapat terus dialirkan darah karna darah memiliki
fungsi bagi tubuh manusia. Pada waktu serambi jantung mengembang, darah yang berasal
dari pembuluh balik akan masuk ke jantung. Jika kedua serambi menguncup, darah akan
menuju ke bilik. Pada waktu kedua bilik menguncup, darah akan keluar dan jantung menuju
ke pembuluh nadi yang menyalurkan darah ke seluruh tubuh dan paru- paru. Darah yang

menuju ke seluruh tubuh akhirnya kembali ke jantung melalui pembuluh balik. Darah dari
seluruh tubuh masuk ke jantung melalui serambi kanan, kemudian ke bilik kanan. Darah
dari bilik kanan menuju ke paru-paru. Setelah mengikat oksigen, darah dan paru-paru
mengalir kembali ke serambi kin jantung. Darah dan serambi kiri masuk ke bilik kiri dan
keluar lagi menuju ke seluruh tubuh.

Dengan demikian, peredaran darah pada tubuh manusia dapat disebut peredaran

darah rangkap atau peredaran darah ganda. Peredaran darah rangkap dibedakan menjadi

peredaran darah kecil dan peredaran darah besar.


(Gambar 10. Sistem peredaran darah pada Manusia)
1. Peredaran darah kecil
Peredaran darah kecil atau peredaran darah pendek adalah peredaran darah yang

dimulai dari bilik kanan jantung menuju ke paru-paru dan akhirnya kembali ke serambi
kiri jantung. sistem peredaran darah kecil perjalanannya berawal dari bilik kanan
jantung, bilik kanan akan mengeluarkan darah melewati arteri pulmonal yang memiliki
cabang bernama arteriol, pembulih arteriol ini merupakan penghubung antara arteri
pulmonan denga pembuluh kapiler pada paru-paru. Darah mengalir melewati
pembuluh ini menuju jantung, sesampainya di jantung, jantung akan mengeluarkan

karbondoksida dalam bentuk udara dan menghirup kembali udara yang mengandung
oksigen. Oksigen yang dihirup oleh paru-paru akan dibawa ke vena pulmonal untuk di
alirka ke serambi kiri dan akan menuju bikik kiri dengan melewati katup bikuspid, untuk
menjalani kembali sistem peredaran darah besar.
2. Peredaran Darah Besar
Peredaran darah besar atau peredaran darah panjang adalah peredaran darah yang
dimulai dari bilik kiri jantung menuju ke seluruh tubuh, kemudian kembali lagi ke
serambi kanan jantung. sistem peredaran darah besar berawal dari jantung bagian bilik
kiri yang mengeluarkan darah yang mengandung oksigen untuk diberikan pada oarta.
Oarta akan mengalirkan darah ke arteri bagian atas dan arteri bagian bawah. Pada
proses ini jantung akan memompa lebih kuat untuk memberi tekanan lebih pada darah,
tekanan ini di bantu oleh denyutan otot arteri yang terjadi di sepanjang perjalanan
darah pada saluran ini. Setelah darah melakukan tugasnya mendistribusikan oksigen
pada organ-organ di dalam tubuh dengan baik, darah akan memasuki arteriol untuk
menuju pambuluh kapiler.

Kesimpulan : Peredaran Darah

1. Peredaran darah kecil : jantung (bilik kanan) => pembuluh nadi paru-paru => paru-
paru => pembuluh balik paru-paru => jantung (serambi kiri )
2. Peredaran darah besar : jantung (bilik kiri) aorta => pembuluh nadi => pembuluh

kapiler => pembuluh balik => jantung (serambi kanan)

d. Frekuensi Denyut Jantung

Orang yang sedang istirahat dengan orang yang sedang melaksanakan aktivitas seperti
berjalan kaki akan memiliki frekuensi denyut jantung yang berbeda. Bisa dipraktekkan dan
kemudian menghitung denyut jantung yhang bersangkutan melalui nadi tangannya. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut jantung manusia.
Denyut jantung seseorang yang normal juga akan menunjukkan bahwa ortang tersebut

memiliki tubuh sehat. Sedangkan denyut jantung yang tak beraturan, rata-rata kemungkinan

dia sedang menderita sakit. Orang yang sedang duduk santai dengan orang yang

beraktivitas seperti memotong rumput, memiliki denyut jantung berbeda.

Berikut ini beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi denyut jantung:


1. Jenis Kelamin
Pada umumnya perempuan memiliki frekuensu denyut jantung yang lebih tinggi

daripada laki-laki. Pada kondisi normal, denyut jantung perempuan berkisar antara 72-
80 denyutan/menit. Sedangkan denyut jantung laki-laki berkisar antara 64-72

denyutan/menit.
2. Aktifitas Tubuh

Orang yang melakukan aktivitas memerlukan lebih banyak sumber energi berupa
glukosa dan oksigen dibandingkan dengan orang yang tidak melakukan aktivitas seperti

duduk santai atau tiduran. Untuk memenuhi kebutuhan sumber energi dan oksigen

tersebut, jantung harus memompa darah lebih cepat.


3. Suhu Tubuh

Semakin tinggi suhu tubuh maka akan semakin cepat frekuensi denyut jantung. Hal ini
terjadi karena adanya peningkatan proses metabolisme, sehingga diperlukan
peningkatan pasokan O2 dan pengeluaran CO2.
4. Umur

Pada janin, denyut jantung dapat mencapai 140-160 denyutan/menit. Semakin

bertambah umur seseorang, semakin rendah frekuensi denyut jantung. Hal ini
berhubungan erat dengan makin berkurangnya proporsi kebutuhan energinya.
5. Komposisi ion.
Berdenyutnya jantung secara normal, tergantung pada keseimbangan komposisi ion di

dalam darah. Ketidakseimbangan ion, dapat menyebabkan bahaya bagi jantung.

B. Gangguan atau Kelainan pada system peredaran darah dan upaya untuk mencegah dan

menanggulanginya

Sistem peredaran darah manusia berperan dalam menyalurkan berbagai zat penting,

seperti nutrisi dan oksigen dari jantung ke seluruh tubuh. Sistem peredaran darah

manusia tersusun atas organ-organ yang berperan dalam pengangkutan darah di dalam

tubuh.
Organ penyusun sistem peredaran darah pada manusia, meliputi jantung, pembuluh darah,
dan darah. Apabila organ-organ tersebut mengalami gangguan, maka akan menghambat
penyaluran berbagai zat penting ke seluruh tubuh.
Berikut ini gangguan sistem peredaran darah pada manusia dan upaya pencegahannya

yang perlu Anda ketahui.

o Jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kematian di

dunia. Penyakit jantung koroner terjadi apabila arteri koronaria tidak dapat mensuplai

darah yang cukup ke otot-otot jantung.

Arteri konoraria merupaan pembuluh darah yang mensuplai nutrisi dan oksigen ke

jantung. Kondisi tersebut dapat terjadi karena arteri koronaria tersumbat oleh otot lemak

atau kolesterol.

(Gambar 11. Penyakit Jantung Koroner)


Apabila otot-otot jantung tidak mendapatkan nutrisi dan oksigen, maka otot jantung tidak
dapat berkontraksi, sehingga jantung tidak dapat berdenyut. Gejala dari jantung koroner,
antara lain dada terasa sakit, rasa sakit pada bagian lengan dan punggung, napas
terasa pendek, dan kepala mudah pusing.
Cara mencegah terjadinya penyakit jantung koroner sebagai berikut.

 Melakukan olahraga dan istirahat secara teratur.


 Menjaga pola makan sehari-hari.

 Menghidari minum minuman beralkohol.

 Menghentikan kebiasaan merokok.


 Menghindari stress berlebih.

 Menjaga berat badan dalam kondisi ideal.


o Stroke
Stroke merupakan suatu penyakit yang terjadi karena kematian pada jaringan di otak

yang disebabkan oleh kurangnya asupan oksiben di otak. Hal ini dapat terjadi karena

pembuluh darah pada otak

(Gambar 12. Stroke)


Karena penyebab stroke sama dengan penyebab penyakit jantung koroner, maka usaha
yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko stroke juga sama dengan usaha untuk
mengurangi resiko terkena serangan jantung koroner.
Caranya antara lain dengan menjaga pola makan, menghindari rokok dan alkohol,

olahraga teratur, istirahat yang cukup, dan menghindari stress.

o Varises
Varises merupakan suatu keadaan dimana pembuluh darh balik (vena) mengalami
pelebaran dan terpuntir. Gangguan ini biasanya terjadi pada daerah kaki.

(Gambar 13. Varises)


Berikut ini upaya pencegahan agar tidak terkena varises.
 Ketika beristirahat atau tidur (setelah menempuh perjalanan jauh), tungkai dinaikkan

kurang lebih 20 – 25 cm.


 Menghindari berat badan berlebih.

 Menghindari berdiri terlalu lama.


 Berolahraga secara teratur.

 Menghindari pemakaian sepatu dengan hak tinggi.


o Anemia
Anemia merupakan gangguan yang disebabkan karena kekurangan hemoglobin atau

sel darah merah. Apabila kadar hemoglobin dalam darah rendah, dapat menyebabkan
tubub kekurangan oksigen sehingga tubuh akan terasa lesu, muka pucat, dan kepala
pusing. Kondisi ini terjadi karena tubuh kekurangan zat besi. Anemia juga dapat
disebabkan karena terjadinya pendarahan yang hebat. Pada wanita, anemia dapat
terjadi ketika sedang mengalami menstruasi.

(Gambar 14. Perbedaan Kadar Hemoglobin pada orang normal dan penderita anemia)

Upaya yang daoat dilakukan untuk mencegah terjadinya anemia adalah dengan banyak

mengkonsumsi sayur. Sayur adalah makanan yang kaya akan zat besi, sebagai bahan

pembentuk hemoglobin.

o Hipertensi
Hipertensi atau disebut juga tekanan darah tinggi, terjadi apabila tekanan darah berada
di atas 120/80 mmHg. Gejala penderita hipertensi, antara lain sakit kepala hebat,
kelelahan, pendarahan dari hdung, mual, muntah, dan sesak napas.
Hipertensi dapat disebabkan karena arterioklorosis (pengerasan pembuluh darah),
obesitas (kegemukan), kurangnya berolahraga, stress yang berlebihan, konsumsi
minuman beralkohol, konsumsi makanan yang banyak mengandung garam, lemak, dan
kolesterol. Penderita hipertensi yang disebabkan oleh obesitas, harus menurunkan berat
badannya melalui diet yang sehat sehingga mencapai berat badan ideal.

(Gambar 15. Penderita Hipertensi)


Upaya lain yang dapat dilakukan untuk penderita hipertensi adalah menghindari
konsumsi minumal beralkohol dan makanan berlemak yang mengandung kolesterol
tinggi, berolahraga teratur, mengindari kebiasaan merokok, dan menjauhkan dari faktor-
faktor pemicu stress.
o Hipotensi
Berbeda dengan hpertensi, hipotensi terjadi apabila tekanan darah kurang dari 120/80
mmHg. Hipotensi sering disebut juga dengan tekanan darah rendah. Orang yang

mengalami tekanan darah rendah pada umumnya akan mengeluhkan keadaan sering
pusing, sering menguap, penglihatan terkadap kurang jelas (berkunang-kunang),
terutama setelah duduk lama, keringat dingin, cepat lelah dan tidak bertenaga, denyut
nadi lemah, dan tampak pucat.

Cara mengatasi hipotensi, antara lain dengan minum air putih yang cukup banyak
antara 8 sampai 10 gelar per hari, konsumsi minuman yang dapat meningkatkan
tekanan darah (misalnya kopi), konsumsi makanan yang cukup mengandung garam,

dan berolahraga secara teratur.

Sumber:

o Buku IPA SMP Kelas VIII Semester 1


o https://www.alodokter.com/memahami -sistem-peredaran-darah-pada-manusia
o https://rumusbilangan.com/sistem -peredaran-darah/
o https://www.dosenpendidikan.com/penjelasan -sel-darah-merah-eritrosit-beserta-fungsi-ciri-dan-
proses-terbentuknya/
o https://www.alodokter.com/mengenal -plasma-darah-dan-fungsinya-bagi-tubuh
o https://www.honestdocs.id/leukosit -sel-darah-putih
o https://hellosehat.com/hidup -sehat/fakta -unik/beragam-komponen-darah-manusia/
o https://www.zonareferensi.co m/fungsi-jantung/
o https://www.ilmudasar.com/2016/11/Pengertian -Jenis-Struktur-Fungsi-Pembuluh-Darah-
adalah.html
o https://umum -pengertian.blogspot.com/2016/10/peredaran -darah-besar-peredaran-kecil.html
o https://obatsakit2011.blogspot.com/2017/09/5 -faktor-yang-mempengaruhi-frekuensi.html
o https://www.amongguru.com/berbagai -gangguan-sistem-peredaran-darah-manusia-dan-upaya-
pencegahannya/

Anda mungkin juga menyukai