Negara ialah suatu masyarakat yang integral, segala golongan, segala bagian dan segala
anggotanya berhubungan erat satu sama lain dan merupakan persatuan masyarakat yang
organis. Hal yang terpenting dalam negara yang berdasarkan aliran pikiran integral ialah
penghidupan bangsa seluruhnya. Negara tidak memihak kepada sesuatu golongan yang
paling kuat atau yang paling besar tidak menganggap kepentingan seseorang sebagai pusat,
akan tetapi negara menjamin keselamatan hidup bangsa seluruhnya sebagai persatuan yang
tidak dapat dipisahkan, sehingga semangat dan struktur kerohanian dari bangsa Indonesia
mempunyai sifat dan cita-cita persatuan hidup, pesatuan kawulo dan gusti yaitu persatuan
antara dunia luar dan dunia batin, antara makrokosmos dan mikrokosmos, antara rakyat dan
pergaulan hidupnya dianggap mempunyai tempat dan kewajiban hidup (dharma) sendiri-
sendiri menurut kodrat alam. Pola hidup masyarakat tersebut merupakan pola pikir totaliter
dan integralistik dari bangsa indonesia yang terwujud juga dalam susunan tata negaranya
yang asli.
rakyat satu sama lain, dan segala golongan diliputi oleh "semangat gotong- royong dan
semangat kekeluargaan". Menurut aliran pikiran tentang negara integralistk yang dianggap
sesuai dengan semangat Indonesiai asli, negara tidak mempersatukan dirinya dengan
golongan yang terbesar dalam masyarakat, juga yang paling kuat (golongan politik atau
ekonomi yang paling kuat), akan tetapi mempersatukan diri dengan segala lapisan rakyat
seluruhnya.
setiap anggota, warga dan golongan diakui kehadiran dan fungsi keberadaannya
(eksistensinya), hak dan kewajibannya dalam mencapai tujuan bersama. Sebaliknya setiap
warga negara, setiap anggota, dan setiap golongan berkewajiban dan bertanggungjawab atas
seluruhnya. Dengan paham integralistik atau kebersamaan, bangsa Indonesia percaya akan
Dalam paham Integralistik terkandung nilai keberhasilan dan nilai kebersamaan dalam
kehidupan masyarakat. Penerapan nilai keberhasilan menuntut pada setiap manusia untuk
mengendalikan diri, yaitu untuk mengarahkan manusia melakukan pengendalian diri, yakni
serasi dan seimbang demi tercapainya kehidupan bersama yang sejahtera, adil, makmur dan
bahagia lahir-batin. Nilai kebersamaan menuntut kepada tiap individu untuk meletakkan
bangsa dan negara. Dalam penerapan nilai kebersamaan tidak berarti bahwa kepentingan
pribadi atau golongan disingkirkan atau ditiadakan. Kepentingan pribadi atau golongan justru
keseimbangan antara kehidupann jasmani dan rohani, antara wanita dan pria, antara
kepentingan individu dan masyarakat, dan antara kehidupan duniawi dan kehidupan akhirat.
Nilai-nilai yang merupakan penjabaran tata nilai integralistik diterapkan oleh bangsa
Indonesia dalam mengatur tata hubungan dengan Tuhan, dengan sesama manusia, dengan
kemudian dirumuskan menjadi Pancasila, pandangan hidup bangsa Indonesia, dasar Negara
dengan rakyatnya yang tersebar dalam daerah yang luas. Jika rakyat hidup di bawah
majemuk, hidup dalam berbagai golongan primordial yang beranekaragam nilai lembaga
serta adat kebiasaannya, sehingga merasa bagian dari satu bangsa yang sama.
Pada konsep Integrasi Nasional secara vertikal terdapat empat tugas konstitusional yang
d. ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
Empat tugas pemerintah yang juga disebut "tujuan nasional", sekaligus menjadi tolak
kultural. Kemajemukan adalah produk dari sejarah yang panjang dan tidak bisa diabadikan
begitu saja. Secara sadar kita mengambil sesuatu dari Bhinneka Tunggal Ika sebagai lambang
Negara, sehingga kemajemukan akan memiliki relevansi ideologi, politik dan pemerintahan.
Ideologi persatuan yang disepakati para pemimpin di tingkat nasional masih harus dipahami
dan didukung oleh masyarakat kita yang tersebar di daerah kepulauan yang luas.
Dari sisi politik dan pemerintahan diketahui bahwa seluruh peraturan perundang-
undangan kita berlaku sama untuk seluruh daerah, namun implementasinya di lapangan akan
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial budaya daerah. Kampanye organisasi kekuatan
sosial politik perlu bersifat "tailor made" untuk daerah-daerah. Kekeliruan dalam memilih
tema kampanye, seandainya menyinggung nilai-nilai dasar yang dianut masyarakat daerah
tersebut, akan berarti hilangnya dukungan pemilih. Sudah barang tentu dalam setiap
masyarakat sosial budaya tersebut juga akan terjadi dinamika dan perubahan, disamping
adanya kesinambungan dan perubahan harus dikaji secara sungguh-sungguh agar kebijakan
yang diambil mendapat dukungan masyarakat di lapangan. Pengkajian kebijakan bisa dimulai
dengan kegiatan studi kewilayahan (regional studies). Pemerintah Hndia Belanda dahulu
ideologis dan konstitusional, masalah sistem pemerintahan di tingkat daerah yang kita hadapi
adalah bagaimana menyusun tatanan pemerintahan yang bisa memberi peran fungsional
terpadu baik satuan masyarakat sosiokultural yang bersifat asli maupun pada satuan
masyarakat sosiopolitik yang dirancang secara nasional. Fungsional terpadu bisa dilakukan
dengan memberi peluang untuk mengadakan penyesuaian secara lokal pada ketentuan-
ketentuan hukum yang secara nsional dibuat dalam garis-garis besar saja. Berpikir secara
garis besar sudah mulai diperkenalkan dalam pendidikan dengan memberi peluang adanya
muatan lokal dalam kurikulum yang bersifat komplementer dan suplementer dengan
(http://duniabembi.blogspot.co.id/2013/09/konsep-integrasi-nasional-indonesia.html)
Faktor-faktor Pembentuk Integrasi Nasional
a. Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah.
b. Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda Pancasila dan
c. Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia seperti yang
f. Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, dan tanah air Indonesia.
g. Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu Pancasila.
h. Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan yang
kuat.
j. Adanya rasa cinta tanah air dan mencintai produk dalam negeri.
(http://www.maolioka.com/2016/11/faktor-faktor-pembentuk-integrasi.html)
l. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan. Keinginan untuk
m. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan
n. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh
Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa
p. Adanya simbol kenegaraan dalam bentuk Garuda Pancasila, dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika.
q. Pengembangan budaya gotong royong yang merupakan ciri khas kepribadian bangsa
(http://www.ipapedia.web.id/2016/03/faktor-faktor-pendorong-dan-penghambat-integrasi-
nasional.html)
Menurut data BPS (2010), bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai
negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah lebih dari 17.504 dan luas wilayah daratan
mencapai 1.900.000 km2 memiliki sumber daya alam melimpah dan jumlah penduduk berada
pada urutan keempat dunia, yaitu 237.556.363 jiwa harus dijaga dan dipertahankan dari
setiap ancaman. Atas dasar data letak geografis dan sumber daya alam Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), maka diperlukan suatu pertahanan negara yang kuat.
Menurut Puguh Santoso, ST, M.Sc (2011) mengatakan bahwa strategi pertahanan
yakni demokrasi dan hak asasi manusia. Bersamaan dengan penguatan nilai-nilai universal,
isu lingkungan hidup dan dampak pemanasan global memunculkan persoalan serius yang
perubahan musim yang tidak menentu yang mengancam kehidupan manusia dalam bentuk
ancaman kelaparan, wabah penyakit dan bencana alam yang berpotensi mengganggu
stabilitas ekonomi dan keamanan. Peta keamanan global menempatkan terorisme menjadi
ancaman global. Penggunaan kekuatan militer oleh suatu negara ke wilayah negara lain
mengancam kedaulatan dan kehormatan suatu negara berdaulat. Masalah perbatasan juga
merupakan sumber utama potensi konflik antar negara di kawasan Asia Pasifik, termasuk
Asia Tenggara.
Tantangan di lingkungan internal Indonesia adalah mengawal NKRI agar tetap utuh dan
bersatu. Di sisi lain, ancaman terhadap kedaulatan masih berpotensi terutama yang berbentuk
gangguan keamanan di wilayah perbatasan berupa pelintas batas secara ilegal, kegiatan
diperlukan visi terwujudnya pertahanan negara yang tangguh dengan misi menjaga
kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI serta keselamatan bangsa. Perumusan kebijakan
RI.
Tujuan nasional merupakan kepentingan nasional yang abadi dan menjadi acuan dalam
merumuskan tujuan pertahanan negara yang ditempuh dengan tiga strata pendekatan yaitu
pertama, strata mutlak, yaitu dilakukan dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah
negara dan keselamatan bangsa Indonesia; kedua, strata penting, yaitu dilakukan dalam
menjaga kehidupan demokrasi politik dan ekonomi, keharmonisan hubungan antar suku,
agama, ras, dan golongan (SARA), penghormatan hak asasi manusia dan pembangunan yang
berwawasan lingkungan hidup; dan ketiga, strata pendukung, yaitu dilakukan dalam upaya
sumber daya TNI yang bagus dan optimal. Masyarakat menuntut TNI untuk menjaga dan
memelihara stabilitas keamanan nasional tetapi input SDM secara intelektual, moral dan
Kajian khusus TNI di masa depan adalah perlunya perekrutan SDM yang unggul untuk
mencapai hasil maksimal. TNI tidak bisa berjalan sendirian dalam mewujudkan visi dan misi
pertahanan negara. Perwujudan visi dan misi pertahanan negara diperlukan partisipasi dan
peran serta masyarakat sebagai komponen cadangan dan turut serta dalam mewujudkan
keamanan nasional bersama. Input SDM yang baik bisa menyelesaikan masalah keamanan
(http://www.warnetgadis.com/2017/01/tantangan-dalam-menjaga-keutuhan-nkri.html)
Peran Serta Warga Negara dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa
terhadap seluruh wilayah Indonesia. Tanggung jawab menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah seluruh bangsa Indonesia. Rakyat Indonesia dituntut peran
perjuangan. Perjuangan dilakukan dengan semangat kebangsaan dan cinta tanah air oleh para
pahlawan. Persatuan dan kesatuan merupakan modal utama untuk mencapai kemerdekaan
kemerdekaan Indonesia yang diwakili oleh Bung Karno dan Bung Hatta.
Seluruh komponen bangsa Indonesia memiliki keinginan untuk membela,
1945.
Sikap yang harus dilakukan untuk melindungi keutuhan NKRI antara lain sebagai
berikut:
h. Menaati peraturan.
1) Di lingkungan keluarga
2) Di lingkungan masyarakat
3) Di lingkungan sekolah
b) Menggalang kerjasama antar teman tanpa memandang latar belakang agama, suku, ras dan
golongan.
(http://balaiedukasi.blogspot.co.id/2013/11/menjaga-keutuhan-negara-kesatuan.html)
Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia, dasar Negara Indonesia, serta falsafah
hidup sejatinya benar-benar menjadi pedoman hidup yang harus dihayati dan diamalkan ke
dalam setiap sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan mengamalkan nilai-nilai
yang terkandung di dalam Pancasila maka keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
dapat terjaga. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada zaman Orde Baru dikenal
dengan 36 Butir Pancasila. Setelah masa reformasi bergulir, nilai-nilai ini mengalami
Berikut adalah ke-45 butir Pancasila yang menjadi pedoman perilaku bagi seluruh
rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sekaligus menjaga keutuhan
NKRI:
Maha Esa.
b) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
c) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan
d) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan
e) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut
g) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada
orang lain.
a) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
b) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
i) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
a) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
b) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
e) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial.
Permusyawaratan/ Perwakilan
a) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
e) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
f) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah.
g) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
h) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
i) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
pemusyawaratan.
a) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan
dan kegotongroyongan.
e) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
f) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang
lain.
g) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.
h) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum.
j) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama.
k) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial.
(http://guruppkn.com/upaya-menjaga-keutuhan-nkri)
Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan negara yang berarti berbeda-beda tetapi satu
jua. Bhinneka Tunggal Ika merupakan ikatan kemajemukan yang Indonesia miliki. Salah satu
cara merawat kemajemukan bangsa Indonesia adalah dengan belajar menerima kebhinnekaan
konstitusi. Dalam UUD 1945 telah diatur secara jelas mengenai hak dan kewajiban warga
Negara. Kewajiban warga Negara hendaknya didahulukan dari pada menuntut hak. Dengan
demikian akan tercipta tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang aman dan tertib.
(baca; Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam UUD 1945-Peran Konstitusi dalam Negara
Demokrasi).
2002 tentang Pertahanan Negara. Sesuai dengan ketentuan dalam UU Nomor 3 Tahun 2002
tentang Pertahanan Negara yang dimaksud dengan pertahanan Negara adalah: “Usaha untuk
dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan
Negara”.
(http://pemuda-perindobengkulu.com/?p=202/upaya-menjaga-keutuhan-nkri.html)
Adapun yang menjadi hakikat, dasar, tujuan dan fungsi pertahanan Negara sesuai
dengan UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara adalah sebagai berikut:
“Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang
penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta
(1) Pertahanan negara disusun berdasarkan prinsip demokrasi, hak asasi manusia, kesejahteraan
umum, lingkungan hidup, ketentuan hukum nasional, hukum internasional dan kebiasaan
(2) Pertahanan negara disusun dengan memperhatikan kondisi geografis Indonesia sebagai
negara kepulauan.
“Pertahanan negara bertujuan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari segala
bentuk ancaman”.
(2) Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer menempatkan Tentara
Nasional Indonesia sebagai komponen utama dengan didukung oleh komponen cadangan dan
komponen pendukung.
(3) Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman non militer menempatkan lembaga
pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat
ancaman yang dihadapi dengan didukung oleh unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa.
(1) Komponen cadangan, terdiri atas warga negara, sumber daya alam, sumber daya buatan,
serta sarana dan prasarana nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi
(2) Komponen pendukung, terdiri atas warga negara, sumber daya alam, sumber daya buatan,
serta sarana dan prasarana nasional yang secara langsung atau tidak langsung dapat
(3) Komponen cadangan dan komponen pendukung, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
(1) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan
(2) Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
diselenggarakan melalui:
a) pendidikan kewarganegaraan;
dan
(3) Ketentuan mengenai pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib,
(1) Tentara Nasional Indonesia berperan sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
(2) Tentara Nasional Indonesia, terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara.
(3) Tentara Nasional Indonesia bertugas melaksanakan kebijakan pertahanan negara untuk:
d) ikut serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional.
(https://books.google.co.id/books?isbn=9793064919)
Indonesia merupakan negara kepulauan dan memiliki kondisi alam yang berbeda-beda,
seperti dataran tinggi atau pegunungan maupun dataran rendah atau pantai sehingga
masyarakat yang tinggal di daerah tersebut harus menyesuaikan cara hidupnya dengan alam
disekitarnya. Kondisi alam juga mengakibatkan perbedaan mata pencaharian ada yang
sebagai petani, nelayan, pedagang pegawai, peternak dan lain-lain sehingga kebhinnekaan
mata pencaharian tersebut dapat menjalin persatuan, karena satu sama lain saling
membutuhkan.
2) Kebhinnekaan Ras
Letak Indonesia sangat strategis sehingga Indonesia menjadi tempat persilangan jalur
baik pada ras, agama, kesenian maupun budaya. Ras di Indonesia terdiri dari Papua
Melanesoid yang berdiam di Pulau Papua, dengan ciri fisik rambut keriting, bibir tebal dan
kulit hitam. Ras Weddoid dengan jumlah yang relatif sedikit, seperti orang Kubu, Sakai,
Mentawai, Enggano dan Tomuna dengan ciri-ciri fisik, perawakan kecil, kulit sawo matang
dan rambut berombak. Selain ras tersebut, ada ras Malayan Mongoloid yang berdiam di
sebagian besar kepulauan Indonesia, khususnya di Kepulauan Sumatera dan Jawa dengan
ciri-ciri rambut ikal atau lurus, muka agak bulat, kulit putih sampai sawo matang.
Kebhinnekaan tersebut tidak mengurangi persatuan dan kesatuan, karena tiap ras saling
terisolasi dan tidak saling berhubungan. Akibatnya setiap pulau atau wilayah memiliki
keunikan tersendiri baik dari segi budaya, adat istiadat, kesenian, maupun bahasa. Adanya
kebhinnekaan tersebut menjadikan Indonesia sangat kaya. Walaupun berbeda tetapi tetap
menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. Terbukti dengan menempatkan bahasa Indonesia
4) Kebhinnekaan Agama
Masuknya kaum pendatang baik yang berniat untuk berdagang maupun menjajah
Ada agama Islam, Kristen Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu serta aliran
kepercayaan. Kebhinnekaan agama sangat rentan akan konflik, tetapi dengan semangat
persatuan dan semboyan bhinneka tunggal ika konflik tersebut dapat dikurangi dengan cara
saling toleransi antar umat beragama. Setiap agama tidak mengajarkan untuk menganggap
agamanya yang paling benar tetapi saling menghormati dan menghargai perbedaan sehingga
5) Kebhinnekaan Budaya
Budaya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliki diri manusia dengan cara belajar. Budaya
memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM kearah yang lebih
sehingga budaya tradisional berubah menjadi budaya yang modern tanpa menghilangkan
budaya asli Indonesia sendiri seperti budaya sopan santun, kekeluargaan dan gotong royong.
Budaya tradisional dan modern hidup berdampingan di masyarakat tanpa saling merendahkan
6) Jenis Kelamin
Perbedaan jenis kelamin adalah sesuatu yang sangat alami tidak menunjukkan adanya
tingkatan. Anggapan kuat bagi laki-laki dan lemah bagi perempuan adalah tidak benar.
Masing-masing mempunyai peran dan tanggung jawab yang saling membutuhkan dan
melengkapi. Zaman dahulu kaum perempuan tidak diberi kesempatan yang sama untuk
mengembangkan potensinya dan seringkali tugasnya dibatasi hanya sekitar rumah saja.
Pekerjaan rumah yang itu-itu saja, dianggap tidak banyak menuntut kreatifitas, kecerdasan
dan wawasan yang luas, sehingga perempuan dianggap lebih bodoh dan tidak terampil.
bakat, dan kemampuannya. Banyak kaum wanita yang menduduki posisi penting dalam
jabatan publik.
(https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver=11&idmateri=725&mn
u=Tim&kl=7)