APENDISITIS AKUT
Preseptor:
Disusun oleh:
ANATOMI
Appendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10cm (kisaran 3-15
cm) dan berpangkal di sekum. Lumennya sempit di bagian proksimal dan melebar di bagian
distal. Terdiri dari jaringan limfoid. Muncul dari posteromedial aspek sekum inferior sampai
yang menghubungkan sekum dan bagian proksimal peendiks. Posisi appendiks bervarias yaitu
posileal(0,5%).
Vaskularisasi appendiks yaitu dari superior mesenteric artery kemudian akan bercabang
menjadi ileocolic artery lalu bercabang manjadi appendicular artery yang akan mensuplai
appendiks. Drainase akan melalui ileocolic vein lalu ke superior mesenteric vein.
Drainase limfatik melewati lymph node pada meso-appendiks (appendicular lymph node)
dan akan ke ileocolic lymph nodes yang menempel dengan ileocolic artery lalu melewati
Simpatetic nerve fiber berasal dari lower thoracic part spinal cord dan parasimpatetik nerve fiber
khususnya immunoglobulin A.
BAB II
APENDISITIS AKUT
I. Definisi
Apendisitis adalah peradangan dari apendiks veriformis, dan merupakan penyebab abdomen
II. Epidemiologi
Penyakit ini dapat mengenai semua umur, baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering
Di Negara maju lebih tinggi daripada Negara berkembang, namun dalam 30-40 tahun
kejadiannya menurun disebebkan oleh meningkatnya penggunaan makanan berserat dalam menu
sehari-hari.
III. Etiologi
Apendisitis akut merupakan infeksi dari bakteri. Berbagai hal berperan sebagai pencetusnya
yaitu sumbatan (obstruksi) lumen appendix, hiperplasia jaringan limfoid, fekalit (feses yang
mengeras), tumor appendix, biji buah-buahan, cacing ascaris dan parasit E. histolytica yang
Gambaran klinis :
Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah kekanan bawah ke titik Mc Burney yang sifat
perforasi)
Tanda Awal
- Nyeri mulai di epigastrium atau region umbilicus di sertai mual dan anoreksia
- Nyeri pindah ke kanan bawah dan menunjukan tanda rangsangan peritoneum local di titik
Mc Burney
Nyeri tekan
Nyeri lepas
Defans muscular
Nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak, seperti nafas dalam, berjalan, batuk, dan
mengedan.
Tanda
• Temperature normal atau sedikit naik (hanya meningkat 1oC) sampai 38oC
• Muscular rigidity jika appendix yang mengalami inflammasi dekat dengan parietal
peritoneum.
• Apendiks Retrosekal Retroperitoneal : nyeri perut sisi kanan atau nyeri timbul saat
berjalan karena ada kontraksi m.psoas mayor yang menegang dari dorsal.
• Apendik rongga pelvis : menimbulkan gejala dan tanda rangsangan sigmoid atau rektum
• Pada saat colok dubur : adanya nyeri menunjukkan bahwa itu adalah apendisitis pelvika
V. Patofisiologi
Close-loop obstruction
Multiplication bacteria
Stimulating nerve ending of visceral shift in pain to the RLQ afferent stretch fiber
Apendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh hyperplasia folikel
limfoid, fekalit,benda asing, striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau
neoplasma.
Makin lama mucus tersebut makin banyak, namun elastisitas dinding apendiks mempunyai
tersebut akan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema, diapedesis bakteri, dan
ulserasi mukosa. Padasaat inilah terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri
epigastrium.
Bila sekresi mucus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut akan
menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding.
Peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan
nyeri di daerah kanan bawah. Keadaan ini disebut dengan apendisitis supuratif akut
Bila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti dnegan
gangrene. Stadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. Bila dinding yang telah rapuh itu
Bila semua proses di atas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak
ke arah apendiks hingga timbul suatu massa lokal yang disebut infiltrat apendikularis.
Pada anak-anak, karena omentum lebih pendek dan apendiks lebih panjang, dinding apendiks
lebih tipis. Keadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang
memudahkan terjadinya perforasi. Sedangkan pada orang tua perforasi mudah terjadi karena
1. Pemeriksaan Fisik :
Pada pemeriksaan umum, pasien mempertahankan posisi supinasi karena jika sedikit
nyeri pada kuadran kanan bawah abdomen, nyeri maksimal pada atau dekat McBurney’s
point,
Rovsing’s sign (nyeri pada kuadran kiri bawah ketika palpasi pada kuadran kanan bawah)
muscular resistance yang diawali guarding kemudian berlanjut menjadi muscle spasm
(muscular rigidity).
Psoas sign atau obturator’s sign menandakan iritasi pada otot-otot tersebut.
neutrofil.
Pemeriksaan urin juga perlu dilakukan untuk membedakannya dengan kelainan pada
3. Radiologi
- Tetapi berguna jika ada keraguan diagnosis banding atau memperlihatkan appendisitis
perforasi
- Foto polos abdomen : dilatasi caecum & airfluid level, kadang fecolit terkalsifikasi atau
benda asing
4. Imaging studies
plain film jarang berguna dalam mendiagnosis appendisitis ( fekalith jarang terlihat,
USG (cepat dan tidak memerlukan kontras) dapat digunakan untuk melihat appendicolith,
Gastroenteritis : adanya mual, muntah, dan diare mendahului rasa nyeri. Nyeri perut yang
sifatnya lebih ringan dan berbatas tegas. Sering dijumpai dengan adanya
dengan nyeri perut, terutama perut sebelah kanan, serta perasaan mual dan nyeri tekan perut
Kelainan Ovulasi : folikel ovarium yang pecah pada ovulasi dapat menimbulkan nyeri
pada perut kanan bawah ditenga sklus menstruasi. Pada anamnesis tidak ada tanda radang,
Infeksi Panggul : suhu biasanya lebih tinggi daripada apendisitis dan nyeri perut bagian
bawah lebih difus. Disertai juga dengan adanya keputihan dan infeksi urin.
Kehamilan di Luar Kandungan : hampir selalu ada riwayat terlambat haid dengan
keluhan yang tidak menentu. Jika ada rupture tuba atau abortus kehamilan di luar Rahim
dengan perdarahan, akan timbul nyeri yang mendadak difus di daerah pelvis dan mungkin
Kista Ovarium Terpuntir : timbul nyeri mendadak dengan intensitas yang tinggi dan
Urolitiasis Pielum/Ureter : adanya riwayat kolik dari pinggang ke perut yang menjalar ke
inguinal kanan
perforasi tukak duodenum atau lambung, kolesisititis akut, pakkreatitis, diverticulitis kolon,
obstruksi usus awal, perforasi kolon, demam tifoid abdminais, karsinois, dan mucosal
apendiks
VIII. Tatalaksana
A. Medikamentosa
Jika diagnosis apendisitis sudah tegak maka tidak ada manfaat memberikan antibiotic
Antibiotic dilanjutkan sampai pasien afebrile dan jumlah sel darah putih yang normal
Single therapy agent dengan carbapenem atau terapi kombinasi dengan generasi ketiga
atau metronidazole.
Open Appendectomy
o Dilakukannya insisi (1-2 cm) ke medial SIAS dari superficial fascia hingga
aponeurosis otot external oblique pada daerah quadrant kanan bawah dengan Oblique
o Insisi dilakukan pada pusat rasa nyeri atau pun pada daerah yang ditemukan adanya
massa.
o Jika terdapat abses, maka dilakukan pada daerah lateral untuk drainage
o Ada beberapa teknik untuk menentukan lokasi appendiks. Salah satunya dengan
Biasanya terjadi mobilitas yang terbatas pada appendiks karena inflamasi. Lakukan
Ujung artery appendiceal tersebut dapat pula dilakukan inversi dengan Z stich.
Keuntungan open appendectomy adalah biayanya lebih murah, luka hanya pada satu
Laparoscopy apendectomy
retrocecal appendix
IX. Komplikasi
Yang paling sering ditemukan adalah perforasi, Komplikasi lainnya adalah masa
periapendikular, apendisitis perforate, absess, peradangan vena porta, septikemia dan kematian.
X. Prognosis
Dengan diagnosis yang akurat serta pembedahan, tingkat mortilitas dan morbiditas
penyakit ini sangat kecil. Keterlambatan diagnosis akan meningkatkan morbiditasdan mortalitas
bila terjadi komplikasi. Serangan berulang dapat terjadi bila apendiks tidak diangkat.
Daftar Pustaka
Wilkins.
• Mescher AL. Junqueira’s basic histology. The mcgraw-hill companies, inc. 12th Edition.
McGraw-Hill. 2014..
• R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Penerbit Buku