Anda di halaman 1dari 6

DAUROH

Pemateri :
Syaikh Dr. Muhammad bin Abdurrahman Al Arify Hafizahullah

Hari/Tanggal :
Ahad / 14 Sya’ban 1439 H / 29 April 2018

Tempat :
Masjid Islamic Center Ibnu Hajar Boarding School

Tema :
“Menjadi Guru dan Pemimpin Lembaga Pendidikan Sukses dengan Cinta”

Syiekh Al Arify memulai Dauroh dengan memperkenalkan diri beliau ;


Beliau adalah seorang Ketua Hakim di Riyadh. Beliau membawahi sekitar 140 Hakim dan sekitar
600 pegawai pengadilan serta setiap harinya menghadapi 50.000 perkara pengadilan. Beliau adalah
alumni program Doktoral Universitas Imam Mus’ud dengan Takhaus Syariat dan Hukum.

Dauroh ini dibagi menjadi 2 sesi :


1. sesi pertama akan membicarakan tentang Qiyadah (kepemimpinan), pengertiannya, jenis-
jenisnya dan hal-hal yang berkaitan dengan qiyadah.
2. Sesi kedua akan membicarakan tentang hubungan antara Cinta dan Qiyadah.

SESI 1

Qiyadah (kepemimpinan)

Qiyadah mempunyai peranan yang sangat penting. Semua instansi membutuhkan pemimpin baik itu
sekolah, rumah tangga bahkan negara.

Kemudian syiekh bertanya; “Apakah mungkinsebuah sekolah berjalan tanpa adanya pemimpin?”
sontak semua peserta menjawab “Tidak”.

Kemudian syiekh berkata, “Maka hal ini adalah merupakan ijma kita” (syiekh tersenyum) dan
peserta tertawa.

Kepemimpinan sudah menjadi ijma dari jaman dahulu kala hingga hari kiamat kelak. Saking
pentingnya kepemimpinan hingga seorang penyair berkata, “ tidak ada orang yang baik tanpa
adanya pemimpin dan tidak ada pemimpin yang jahil, jika ada pemimpin yang jahil maka sa dengan
tidak ada kepemimpinan.”

Allah Azza wa Jalla memerintahkan kita (dalam Al Qur’an), agar kita taat kepada Allah, kepada
Rasul-Nya dan kepada para pemimpin. Kemudian Islam melarang kita keluar dari sebuah
kepemimpinan kaum muslimin atau memberontak. Jika hal itu terjadi maka akan terjadi
kemudhorotan yang besar (bisa terjadi pertumpahan darah).
Demikian halnya juga dalam keluarga sebagai bagian dari masyarakat terkecil, dibutuhkan seorang
pemimpin yakni seorang suami.

Bahkan Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa salam sangat memperhatikan mengenai kepemimpinan.


Beliau memerintahkan saat safar seseorang harus ditunjuk sebagai pemimpin. Jika pemimpin belum
diangkat maka akan terjadi kekacauan. Misalnya satu orang anggota rihlah ingin istirahat, yang lain
ingin minum kopi yang lainnya ingin lanjut, maka akan berantakan jika tidak ada pemimpin yang
harus diikuti.

Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa salam sangat menekankan pentingnya ketaatan kepada seorang
pemimpin, “Dengarkan dan taatilah pemimpin kalian” dalam sebuah riwayat, Rasulullah sholallahu
‘alaihi wa salam memerintahkan untuk selalu taat kepada pemimpin. Namun demikian, Rasulullah
sholallahu ‘alaihi wa salam hanya memerintahkan taat kepada pemimpin hanya dalam kebaikan saja
tapi tidak untuk keburukan dan kemaksiatan kepada Allah Azza wa Jalla.

Pemimpin sangatlah penting untuk semua hal dari hal yang kecil maupun hal yang besar dan juga
untuk setiap sendi kehidupan bermasyarakat. Sebaliknya jika sosok pemimpin telah hilang maka
akan terjadi kekacauan, tujuan yang telah ditetapkan tidak akan tercapai kecuali jika telah dipilih
seorang pemimpin.

Mas’uliyah (tanggung jawab)

Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa salam berkata bahwa setiap kita adalah pemimpin dan setiap
kepemimpinan akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap apa yang dipimpinnya. Rasulullah
sholallahu ‘alaihi wa salam saat pertama kali diangkat menjadi seorang Nabi, ini merupakan
tanggung jawab yang berat. Saat Beliau pertama berdakwah, cacian, hinaan dilempari dengan batu,
itulah yang Beliau dapatkan.

Begitu juga setelah Nabi sholallahu ‘alaihi wa salam, yakni Abu Bakar dan Umar ibn Khatab
radhiallahu ‘anhum, mereka adalah contoh pemimpin yang baik. Bahkan saat mereka menjadi
pemimpin, mereka tidak bisa tidur karena memikirkan tanggung jawabnya. Umar radhiallahu ‘anhu
bahkan menangis saat ada hewan yang tergelincir karena jalan yang jelek, karena memikirkan
bagaimana pertanggungjawabannya kelak. Hal itu baru terjadi pada hewan, bagaimana jika terjadi
pada manusia (tentu beliau lebih memperhatikan lagi).

Umar Abdul Aziz termasuk khalifah yang ke-5. Sebelum menjadi khalifah beliau merupakan orang
yang sangat kaya raya, hidup dalam kemewahan. Namun saat menjadi khalifah, kehidupannya
berubah 180o, nampak dari Kezuhudan beliau. Rakyatnya menjadi sangat makmur, hingga tidak ada
lagi yang berhak menerima shodaqoh.

Semua orang memiliki kepemimpinan dan akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang
dipimpinnya. Seorang guru akan dimintai pertanggungjawaban atas murid-muridnya kepada
seorang mudir, seorang mudir akan dimintai pertanggungjawaban atas karyawannya kepada
atasannya dan seterusnya.
Pengertian Qiyadah

Qiyadah memiliki beberapapengertian :


1. Ta’sis. Dalam diri seorang pemimpin harus memiliki visi dan misi yang akan dicapai.
2. Qudroh. Kemampuan untuk menggerakan manusia menuju tujuan yang diharapkan.
3. Menghasilkan sesuatu tetapi bukan hanya berasal dari dirinya sendiri saja namun dari hasil
bersama dengan orang-orang yang dipimpinnya.

Keistimewaan Qiyadah

Qiyadah memiliki beberapa keistimewaan yakni :


• Mengembangkan potensi orang-orang yang dipimpinnya untuk melakukan sesuatu lebuh
maksimal.
• Seorang pemimpin harus mengetahui potensi yang dimiliki oleh orang-orang yang
dipimpinnya.
• Jika seorang pemimpin menerapkan maksud dari kepemimpinannya maka sangat mudah
untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan.

Kemudian syiekh menceritakan tentang kepemimpinan Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa salam


dalam perang Hunain.

Pelajaran yang bisa diambil : “dalam kedaan genting, maka seorang pemimpin benar-benar diuji
tentang kepemimpinannya. Apakah dia benar-benar memiliki jiwa seorang pemimpin.”

Pemimpin yang baik dan profesional jumlahnya tidak banyak (sedikit). Jika sebuah perusahaan
memiliki pemimpin yang baik dan profesional maka kesuksesanlah yang mereka dapatkan.
Sebaliknya, jika sebuah perusahaan memiliki pemimpin yang jahil maka keburukanlah yang akan
didapatkan. Kemudian seorang pemimpin tidak boleh memiliki sifat lemah.

Adakalanya seorang tidak bisa atau tidak memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin.namun
karena belajar dan berlatih maka jiwa kepemimpinannya akan bangkit.

Berdasarkan hasil penelitian, beberapa orang yang sanggup menjadi seorang pemimpin adalah
sebagai berikut :
1. Yatim. Seorang yang semasa kecilnya ditinggal mati oleh bapaknya namun ibunya masih
hidup akan mampu menjadi seorang pemimpin. Hal ini dikarenakan anak itu akan menjadi
tulang punggung yang bertanggung jawab atas keluarganya namun disisi lain dia masih
mendapatkan kasih sayang dari ibunya.
2. Orang yang dialtih untuk menjadi pemimpin. Sebagai contoh ; syiekh menceritakan bahwa
hakim di Riyadh harus dilatih dulu untuk menjadi hakim sebelum benar-benar diterjunkan
sebagai seorang hakim.

Kemudian syiekh bertanya ; “Apakah mudir adalah seorang pemimpin?”

Disini kita bedakan antara ketua (termasuk didalamnya semua orang yang mengepalai sesuatu)
dengan pemimpin. Perbedaannya adalah sebagai berikut :
No. Ketua Pemimpin
1. Hanya menangani masalah internal Menangani masalah internal dan eksternal
organisasi organisasi
2. Biasanya melakukan pekerjaan yang Penuh dengan inovasi dan kreativitas dalam
memang menjadi rutinitasnya melakukan pekerjaannya
3. Biasanya hanya melakukan hal yang Memiliki kreasi dan inovasi dalam
diperintahkan atasannya saja menterjemahkan perintah atasan

Seorang pemimpin adalah seorang ketua namun tidak semua ketua adalah pemimpin.

Dahulu di sana (KSA) digunakan istilah mudir madrasah (orang yang mengetuai sekolah) sekarang
digunakan qoid madrasah (orang yang memimpin sekolah).

Macam-macam Qiyadah

Pembagian jenis kepemimpinan terkait dua hal berikut :


1. Hubungan antara pemimpin dan bawahannya
2. Perhatian terhadap tujuan kepemimpinan

Terkait dengan dua hal di atas maka kepemimpinan dibagi menjadi empat jenis:
1) Pertama, sosok pemimpin yang mempunyai karakter sebagai berikut ; dia hanya menjaga
hubungan baik dengan bawahannya tanpa memperhatikan tujuan. Misalnya seorang mudir
hanya menjaga hubungan baik dengan guru dan karyawan, seperti menanyakan kabar atau
menjenguknya saat sakit dan lain sebagainya. Namun tujuan pendidikan sekolah seperti
hasil nilai siswa, prilaku siswa, kelulusan dan lain-lain, tidak terlalu dia perhatikan.
2) Jenis yang ke dua kebalikan dari jenis yang pertama. Dia hanya fokus kepada tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan tanpa memperhatikan hubungan baik dengan bawahan. Maka
pemimpin seperti ini disebut “diktator”, jenis pemimpin seperti ini tidaklah baik.
3) Jenis yang ketiga adalah seorang pemimpin yang tidak memperhatikan keduanya, baik
hubungan yang baik dengan bawahan maupun tidak memperhatikan tujuan. Ini adalah
pemimpin yang buruk.
4) Jenis yang terakhir ini adalah yang terbaik. Seorang pemimpin yang memperhatikan
hubungan baik dengan bawahan dan juga memperhatikan tujuan-tujuan. Ini adalah
pemimpin yang berhasil (Najih).

Sedangkan Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi wa salam adalah contoh pemimpin yang terbaik.
Beliau mempersaudarakan kaum muhajirin dan anshor, yang merupakan bentuk perhatiannya
kepada shabatnya. Beliau juga memperhatikan tujuan dari kepemimpinannya yakni dakwah tauhid.
Contohnya ada seorang yahudi yang sedang sekarat, Nabi sholallahu ‘alaihi wa salam
mendakwahinya dengan menyuruhnya mengatakan kalimat tauhid dan dia mengatakannya.

Contoh-contoh pemimpin yang jelek.

• Pemimpin yang kaku. Dia tidak memiliki ilmu tentang yang dipimpinnya, bertampang
menakutkan (bermuka masam dlsb). Contohnya adalah pada kisah perang hunain ada
seorang pemimpin kabilah yang tidak mau menuruti perintah Nabi untuk mengembalikan
tawanan yang telah dibagikan. Dia hanya memikirkan kepentingan pribadinya saja.
• Pemimpin yang lemah. Contohnya ; ada suatu suku Yahudi (bani Khuraidah) yang tinggal di
madinah mengkhianati kaum muslimin pada saat perang Ahzab. Karena kelemahan
pemimpinnya maka satu suku dihukum mati.
• Pemimpin yang keras. “Barang siapa yang lembut kepada manusia maka Allah akan lembut
kepadanya dan barang siapa keras kepada manusia maka Allah akan keras kepadanya.”

Kemahiran yang dimiliki oleh pemimpin

1. Cerdas
2. Mau mendengarkan orang lain-lain
3. Mampu menangani masalah
4. Sesuai antara perkataan dan perbuatan

SESI 2

Amalan-amalan (kegiatan) pemimpin

1. membuat perencanaan kegiatan


2. pengaturan kegiatan
3. pengarahan secara teknis
4. penilaian

HRD bertujuan memilih pegawai yang sesuai dan benar antara hak dan kewajibannya. Bagaimana
cara memilih pegawai yang baik?
• Mengetahui kemampuan calon pegawai tersebut
• melakukan interview
• melakukan uji kemampuan sesuai yang diakuinya

Hal-hal yang perlu dimiliki pemimpin :

• Harus bisa mengapresiasi


• memiliki metode-metode untuk menumbuhkan gairah kepada guru maupun siswa
• memperhatikan kesejahteraan guru dan siswa
• Berhusnozon kepada guru dan siswa
• menjadikan lingkungan kondusif yang bisa mendukung proses pembelajaran

Qiayadah dengan Cinta

Syiekh menceritakan pengalamannya menerapkan kepemimpinannya di kehakiman dengan


menggunakan konsep “kepemimpinan dengan cinta”.

Memimpin dengan cinta bukan berarti lemah. Kecintaan disini juga bermakna ; guru mencintai
murid-muridnya, murid mencintai gurunya, mudir mencintai guru, siswa dlsb. Juga kecintaan
terhadap masyarakat sekolah serta masyarakat sekitar pada umumnya.
Cinta tidaklah menempati suatu ruang, kecuali cinta itu akan menimbulkan rasa tentram dan
nyaman dalam ruang tersebut.

Ciri-ciri pemimpin yang baik yakni saat pemimpin mencintai rakyatnya dan rakyatnya pun
mencintai dia. Nabi shaolallahu ‘alaihi wasalam selalu menerapkan cinta dan kasih sayang kepada
para sahabatnya, beliau selalu tersenyum dan memberi perhatian kepada para sahabatnya.

Kemudian syiekh menceritakan keberhasilan beliau menerapkan kepemimpinan dengan cinta di


wilayah kehakiman di Riyadh. Beliau bahkan mendapatkan penghargaan dari mentri KSA. Ini
membuktikan bahwa kepemimpinan dengan cinta sangat dapat diterapkan.

Wallahu ‘alam bishowab.

Anda mungkin juga menyukai