[Seorang teknopreneur adalah wirausahawan yang mengerti teknologi, kreatif, inovatif, dinamis,
berani tampil beda dan menempuh jalan yang belum dijelajahi, dan sangat bersemangat dengan
pekerjaan mereka. Mereka mengambil tantangan dan berusaha untuk menjalani hidup mereka
dengan kesuksesan yang lebih besar. Mereka tidak takut gagal. Mereka menganggap kegagalan
sebagai pengalaman belajar, stimulator untuk melihat sesuatu secara berbeda dan melangkah
untuk tantangan berikutnya. Technoprenuers terus melalui proses organik perbaikan
berkelanjutan dan selalu berusaha untuk mendefinisikan kembali ekonomi digital yang dinamis]
Manfaat Technoprenuership
Technopreneurship dapat memberikan memiliki manfaat atau dampak, baik secara ekonomi,
sosial, maupun lingkungan. Dampaknya secara ekonomi adalah:
b. meningkatkan pendapatan.
Manfaat dari segi sosial diantaranya adalah mampu membentuk budaya baru yang lebih
produktif, dan berkontribusi dalam memberikan solusi pada penyelesaian masalah-masalah
sosial. Manfaat dari segi lingkungan antara lain adalah:
a. memanfaatkan bahan baku dari sumber daya alam Indonesia secara lebih produktif.
(Sumber : Dr. Ono Suparno, Dr. Aji Hermawan, Dr. M. Faiz Syuaib
Manfaat Technoprenuership
ROFIK :
Sumber https://www.berberita.com/makalah-technopreneurship-lengkap-arti-fungsi-contoh/
Function of technopreneurship
Sumber https://technopren.wordpress.com/2012/11/21/peranan-technopreneurship-bagi-
masyarakat/
Technopreneurship can provide benefits or impacts, both economically, socially and
environmentally.
Increase income.
FANNY :
https://prezi.com/ldzfizgmln-d/technopreneurship/
by mariz Gabriel
Advantages :
Disadvantages
1. Expensive increasing
Technology is not cheap enough and the entrepreneurs must be very professionally to utilize
technology as wise as possible
2. Error making
Some of digital error may happen when we entry the wrong data
3. Ethics declining
For instance, some of entrepreneurs may choose to surf the internet for personal reasons while on
improving their business time. It means that the entrepreneur can be very inconsiderate because
they cannot differentiate when the time for personal importance and business things.
Keunggulan :
Dengan memanfaatkan technopreneurship, akan menghemat waktu dan jarak melalui biaya pemasaran
dan pengiriman
Ini adalah mengubah meningkatkan produktivitas yang akan menimbulkan keuntungan yang berarti
memaksimalkan pendapatan dengan usaha minimum.
Teknologi menciptakan sistem penyimpanan untuk melindungi data perusahaan dan yang penting bagi
integritas dan proses bisnis.
Kelemahan :
1. Peningkatan mahal
Teknologi tidak cukup murah dan pengusaha harus sangat profesional untuk memanfaatkan teknologi
sebagai bijaksana mungkin
2. Eror
Beberapa kesalahan digital yang mungkin terjadi ketika kita entri data yang salah
3. etika menurun
Misalnya, beberapa pengusaha dapat memilih untuk berselancar di internet karena alasan pribadi
sementara pada peningkatan waktu bisnis mereka. Itu berarti bahwa pengusaha dapat sangat tidak
pengertian karena mereka tidak bisa membedakan ketika waktu untuk kepentingan pribadi dan hal-hal
bisnis.
REZA :
Mark Elliot Zuckerberg is an American technology entrepreneur and philanthropist. He is known for co-
founding and leading Facebook as its chairman and chief executive officer.
Since 2010, Time magazine has named Zuckerberg among the 100 wealthiest and most influential
people in the world as a part of its Person of the Year award. In December 2016, Zuckerberg was ranked
10th on Forbes list of The World's Most Powerful People
Mark Elliot Zuckerberg (/ ˈzʌkərbɜːrɡ /; lahir 14 Mei 1984) adalah seorang pengusaha teknologi
Amerika dan dermawan. Ia dikenal untuk co-pendiri dan memimpin Facebook sebagai Ketua dan
pejabat eksekutif. [3] [4]
Sejak 2010, majalah Time telah menamai Zuckerberg antara 100 orang terkaya dan paling
berpengaruh di dunia sebagai bagian dari orang yang of the Year penghargaan. [2] [8] [9] pada
Desember tahun 2016, Zuckerberg menduduki peringkat ke-10 pada daftar Forbes dunia paling
kuat orang. [10]
Zaky began his career and activity in technology and entrepreneurship worlds when he was
studying at ITB. He was offered a project to make a quickcount software for the national
election, with a value of 1.5 million Rupiah, for one of the best national television stations. After
graduating from ITB, he founded a technology consulting firm named Suitmedia.
Karier Zaky berawal dari keaktifannya di dunia teknologi dan entrepreneurship sewaktu di ITB.
Ia mendapatkan tawaran mengerjakan software quickcount pemilu dengan nilai 1,5 juta untuk
sebuah stasiun televisi nasional.[5] Setelah lulus dari ITB, ia mendirikan perusahaan jasa
konsultasi teknologi bernama Suitmedia.[4][6]
Nadiem memulai kariernya sebagai konsultan manajemen di McKinsey & Company. Setelah
memperoleh gelar MBA, ia terjun sebagai pengusaha dengan mendirikan Zalora Indonesia. Di
perusahaan tersebut ia juga menjabat sebagai Managing Editor. Setelah keluar dari Zalora, ia
kemudian menjabat sebagai Chief Innovation Officer (CIO) Kartuku, sebelum akhirnya fokus
mengembangkan Go-Jek yang telah ia rintis sejak tahun 2011.[6][7] Saat ini Go-Jek merupakan
perusahaan rintisan terbesar di Indonesia. Pada bulan Agustus 2016, perusahaan ini memperoleh
pendanaan sebesar USD 550 juta atau sekitar Rp 7,2 triliun dari konsorsium yang terdiri dari
KKR, Sequoia Capital, Capital Group, Rakuten Ventures, NSI Ventures, Northstar Group, DST
Global, Farallon Capital Management, Warburg Pincus, dan Formation Group
Nadiem began his career as a management consultant at McKinsey & Company. After obtaining
his MBA, he's plunged as entrepreneurs with established Zalora Indonesia. In the company he
also served as the Managing Editor. Out of Zalora, he later served as Chief Innovation Officer
(CIO) Kartuku, before finally the focus of developing a Go-Jek he had pioneered since the year
2011. The current Go-Jek is Indonesia's largest company stub. In August 2016, the company
received funding of $550 million or approximately Rp 7.2 trillion from the consortium
comprising KKR, Sequoia Capital, Capital Group, Rakuten Ventures, NSI Ventures, Northstar
Group, DST Global, Farallon Capital Management, Warburg Goodwin Pincus, and Formation
Group.
Dengan menjadi seorang usahawan terdidik, generasi muda, khususnya mahasiswa akan
berperan sebagai salah satu motor penggerak perekonomian melalui penciptaan lapangan-
lapangan kerja baru. Semoga dengan munculnya generasi technopreneurship dapat
memberikan solusi atas permasalahan jumlah pengangguran intelektual yang ada saat ini.
Selain itu juga bisa menjadi arena untuk meningkatkan kualitas SDM dalam penguasaan
IPTEK, sehingga kita bisa mempersiapkan tenaga handal ditengah kompetisi global.
Technopreneurship is a technology-based business incubator, which has the insight to cultivate the
soul of entrepreneurship among young people, particularly college students as learners and is one of
the new breakthrough strategy like the unemployment problem for intellectual grew (+/-45 million
people).
By becoming an educated businessman, young people, particularly college students will act as one
of the driving motor of the economy through the creation of new working fields. Hopefully with the
emergence of a generation of technopreneurship can provide solutions to the problems of
unemployment number of intellectuals that exist today. It also could be the arena to improve the
quality of human resources in the mastery of SCIENCE and TECHNOLOGY, so that we can prepare
reliable personnel amid global competition.
On the other hand that the IT-based Education curriculum Technopreneurship given in College have
a purpose as follows:
1. Contribute to the unemployment problem in concrete like the intellectual in Indonesia.
3. Minimize between understanding the theory and reality of practice in the management of the
business.