Anda di halaman 1dari 7

DINAS KESEHATAN KABUPATEN KAMPAR

UPTD PUSKESMAS KAMPAR KIRI HILIR


KECAMATAN KAMPAR KIRI HILIR
JLN. RAYA PEKANBARU-TALUK KUANTAN KM.32
KELURAHAN SUNGAI PAGAR

KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUKESMAS KAMPAR KIRI HILIR
Nomor :SK/018 /PKM-KKHi/2017

TENTANG
KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS KAMPAR KIRI
HILIR

KEPALA UPTD PUSKESMAS KAMPAR KIRI HILIR

Menimbang : a. bahwapelayananpenunjang
klinisPuskesmasdilaksanakanberdasarkan kebutuhanpasien
b. bahwapelayanan penunjang
klinisPuskesmasperlumemperhatikanmutudankeselamatanpasien
c. bahwauntukmenjaminpelayananpenunjang
klinisdilaksanakansesuaikebutuhanpasien, bermutu,
danmemperhatikankeselamatanpasien,
makaperludisusunkebijakanpenunjangpelayananklinis di UPTD
Puskesmas Kampar Kiri Hilir;
d. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis dibutuhkan jenis –jenis
pemeriksaan laboratorium;
e. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis diperlukan permintaan
pemeriksaan, penerimaan, pengambilan dan penyimpanan
spesimen;
f. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis dibutuhkan pelayanan
24 jam terhadap pelayanan laboratorium dan obat;
g. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis perlu ditetapkan waktu
penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium termasuk
untuk pasien urgen / cito;
h. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis perlu disediakan
reagensia essensial dan bahan lain yang dibutuhkan serta batas
buffer stock untuk melakukan pemesanan;
i. bahwa untuk menunjang diperlukan nilai rujukan hasil
pemeriksaan laboratorium;
j. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis diperlukan
pengendalian mutu laboratorium serta pemantapan mutu eksternal
(PME);
k. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis diperlukan
inventarisasi, penanganan, pengendalian, penyimpanan,
pembuangan limbah dan bahan berbahaya;
l. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis perlu ditetapkan
penanggung jawab pelayanan dan penyediaan obat yang
menjamin ketersediaan obat;
m. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis perlu dibentuk tim
formularium obat;
n. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis ditetapkan syarat –
syarat petugas yang berhak memberi resep dan menyediakan obat
serta diberikan kewenangan menyediakan obat yang belum
memenuhi persyaratan;
o. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis ditetapkan langkah –
langkah peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat termasuk
psikotropika dan narkotika;
p. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis penggunaan obat yang
dibawa sendiri oleh pasien / keluarga harus dipantau;
q. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis diperlukan penanganan
obat kadaluarsa / rusak sesuai dengan peraturan yang berlaku;
r. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis ditetapkan penanggung
jawab tindak lanjut pelaporan efek samping obat;
s. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis perlu disediakan obat –
obat emergency di unit kerja;
t. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis diperlukan standarisasi,
kode klasifikasi diagnosis enterminologi;
u. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis perlu ditetapkan yang
dapat melakukan akses terhadap rekam medis;
v. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis diperlukan metode
identifikasi, sistem pengkodean, penyimpanan dan dokumentasi
isi rekam medik;
w. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis perlu dilakukan
pemantauan, pemeliharaan, perbaikan sarana peralatan;
x. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis perlu ditetapkan
penanggung jawab pengelolaan keamanan lingkungan petugas
pemantau serta penanggung jawab pengelolaan peralatan;
y. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis diperlukan keterlibatan
petugas pemberi layananan klinis dalam peningkatan mutu klinis
z. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis perlu diberikan
kewenangan jika tidak tersedia tenaga kesehatan yang memenuhi
persyaratan;
aa.
ab.

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika


(Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 3671);
2. Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung;
3. Undang – Undang No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
4. Undang – Undang No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
(Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 5062);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
6. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pemeriksaan Laboratorium Yang Tersedia Publik;
7. PeraturanMenteriKesehatanRepublik Indonesia Nomor 75 tahun
2014, tentangPuskesmas;
8. PeraturanMenteriKesehatanRepublik Indonesia Nomor 46 tahun
2015, tentangAkreditasiFasilitasKesehatan Tingkat Pertama;
9. KeputusanMenteriKesehatanRepublik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentangStandarPelayanan Minimal
BidangKesehatan di Kabupaten/Kota;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.43 Tahun
2013 tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang
Baik;
11. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat;
12. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
374/MENKES/PER/III/2010 tentang Pengendalian Vektor;
13. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Penggolongan Psikotropika;
15. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 55 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Medis;
16. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Lingkungan;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;
19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741 Tahun 2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan di Kabupaten /
Kota;
20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 161/MENKES/PER/I/2010
tentang Registrasi Tenaga Kesehatan;
21. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 33 Tahun 2015 tentang
Pedoman Pensiunan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya
Manusia Kesehatan;
22. R.Gandasoebrata, Penuntun Laboratorium Klinik, Cetakan
Kesebelas, P.T. Dian Rakyat, 2004.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS TENTANG


KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS UPTD
PUSKESMAS KAMPAR KIRI HILIR

Kesatu: Kebijakan penunjang pelayananklinis di UPTD


PuskesmasKampar Kiri Hilirsebagaimana tercantum dalam
Lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat
keputusan ini.

Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggalditetapkandengan


ketentuanapabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Sungai Pagar


padatanggal : 20 Juli 2017
KEPALA UPTD PUSKESMASKAMPAR
KIRI HILIR

AEP SAEPUDIN
NIP. 19701010 199101 1 002
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS
NOMOR :SK/018/PKM-
KKHi/2017
TENTANG : KEBIJAKAN
PENUNJANG PELAYANAN KLINIS
UPTD PUSKESMAS KAMPAR KIRI
HILIR

A. PELAYANAN LABORATORIUM:
1. Jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan di Puskesmas meliputi;

NO SPESIMEN JENIS PEMERIKSAAN

1 Darah  Hematologi :
 Darah Lengkap
 Golongan Darah
 Malaria
 Kimia Darah :
 Gula darah
 Cholesterol
 Asam urat
 Serologi :
 Widal Test

2 Urine  Urine lengkap


 Tes Kehamilan

3 Feses  Feses rutin


 Makroskopis
 Mikroskopis

4 Sputum BTA (Basil Tahan Asam)

2. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas yang kompetens, yaitu: analis


kesehatan dan petugas dengan minimal lulusan Sekolah Analis Kesehatan dan
telah mendapat pelatihan tentang Laboratorium
3. Hasil pemeriksaan harus diinterpertasi oleh petugas yang terlatih
4. Pemeriksaan laboratorium untuk tiap-tiap jenis pemeriksaan harus dipandu
dengan prosedur mulai dari permintaan pemeriksaan, penerimaan spesimen,
pengambilan dan penyimapanan spesimen, pemeriksaan sampai penyerahan
hasil
5. Jika ada permintaan pemeriksaan di luar jam kerja maka petugas datang diluar
jam kerja atau 24 Jam
6. Petugas pemeriksa laboratorium wajib menggunakan APD
7. Bahan-bahan berbahaya beracun harus disimpan secara aman menurut
ketentuan yang berlaku
8. Limbah laboratorium sebagai akibat pemeriksaan laboratorium harus dikelola
sebagai limbah infeksius
9. Reagensia harus tersedia sesuai dengan jenis pemeriksaan yang disediakan
10. Reagensia harus disimpan dengan pelabelan yang jelas dan pada tempat dan
suhu sesuai dengan ketentuan yang berlaku
11. Ketersediaan reagen wajib dievaluasi paling lambat setiap bulan sekali
12. Hasil pemeriksaan laboratorium harus diserahkan sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan sebagai berikut:

NO JENIS PEMERIKSAAN WAKTU


PEMERIKSAAN

1 Pemeriksaan darah (Hematoliogi, 1 Jam


Serologi,Malaria,Widal)
2 Pemeriksaan urine 30 Menit

3 Pemeriksaan Kimia Darah (Gula Darah, 15 Menit


Asam urat, dan Cholesterol)
4 Pemeriksaan Sputum 1 Jam

5 Pemeriksaan Tes Kehamilan 15 Menit

6 Pemeriksaan Golongan Darah 15 Menit

7 Pemeriksaan Feses (Tinja) 30 Menit

Sumber : www.Spritia.or.id

13. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus dilengkapi dengan nilai normal
14. Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus disampaikan segera kepada tenaga
kesehatan yang meminta dalam batas waktu paling lambat satu jam setelah hasil
diperoleh dengan acuan sebagai berikut:

NO PEMERIKSAAN KURANG DARI LEBIH DARI

1 Hemoglobin < 8 g/dl 21 g/dl

2 Hematokrit <21 % >65%

3 Trombosit < 100.000/ul >1.000.000/ul

4 Leukosit <4000/ul >10.000/ul

5 Cholesterol total - HI

6 Asam urat - HI

7 Glukosa <60 mg/dl >500 mg/dl

Sumber : adult and Children, Pre analytic Considerationa,Roche Diagnostics

15. Harus dilakukan kendali mutu pelayanan laboratorium dengan pemantaban


mutu internal dan pemantaban mutu eksternal
16. Program peningkatan mutu pelayanan laboratorium harus disusun dan
merupakan bagian tidak terpisahkan dari program peningkatan mutu
puskesmas dan keselamatan pasien
17. Risiko dalam pelayanan lobaratorium harus diidentifikasi dan ditindak lanjuti

B. PENGELOLAAN OBAT:
1. Obat harus tersedia di puskesmas sesuai dengan formularium puskesmas
2. Yang berhak menulis resep adalah Dokter dan Dokter Gigi
3. Yang berhak menyiapkan obat adalah Apoteker dan Asisten Apoteker
4. Obat harus tersedia dalam seminggu dan 24 jam
5. Ketersedian obat wajib dievaluasi paling lambat tiap tiga bulan sekali
6. Obat kadaluwarsa tidak boleh diberikan pada pasien
7. Pmberian Obat narkotika dan psikotropika , diatur sebagai berikut:
a. Peresepan obat narkotika dan psikotropikan hanya boleh dilakukan oleh
Dokter dan Dokter Gigi
b. Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika harus dilakukan dalam
lemari Khusus yang berkunci dua dan dipegang oleh dua orang yang
berbeda
8. jika ada obat yang dibawa oleh pasien, maka obat harus diidentifikasi dan
ditindaklanjuti sesuai dengan instruksi dokter
9. Penyediaan obat dilakukan oleh tanga farmasi atau tenaga tehnis kefarmasian
dengan memperhatikan higiene dan kebersihan
10. Penyimpanan obat dilakukan sesuai dengan ketentuan penyimpanan tiap-tiap
obat
11. Penyampaian obat pada pasien harus disertai label yang berisi minimal: nama
pasien, tanggal lahir, nomor rekam medis, aturan pakai, cara pemakaian, waktu
menggunakan obat.
12. Dalam pemberian obat harus memperhatikan ada tidaknya riwayat alergi,
interaksi obat, dan efek samping obat
13. Efek samping obat harus dilaporkan dan ditindak lanjuti, dan dicatat dalam
rekam medis
14. Jika terjadi kesalahan dalam pemberian obat maka harus dilaporkan dan
ditindak lanjuti
15. Obat-obat emergensi harus tersedia di tempat pelayanan untuk mengatasi jika
terjadi kedaruratan dalam pelayanan kesehatan
16. Obat emergensi harus disegel, dimonitor penggunaannya, dan segera diganti jika
digunakan dan disegel kembali oleh petugas farmasi

C. PENGELOLAAN INFORMASI DAN REKAM MEDIS

1. Kode klasifikasi diagnosis menggunakan ICD X


2. Kode klasifikasi tindakan menggunakan ICD IX/CM
3. Singkatan yang boleh digunakan dalam pelayanan di puskesmas sebagai mana
pada lampiran
4. Petugas puskesmas yang boleh mengakses rekam medis adalah:
a. Penanggung Jawab Rekam Medis
b. Petugas Rekam Medis
c. Pembantu Petugas Rekam Medis
d. Dokter setempat bila memerlukan data pasien
5. Jika ada mahasiswa atau peneliti yang membutuhkan akses terhadap rekam
medis harus mendapat persetujuan dari Kepala Puskesmas, sesuai prosedur
yang berlaku dan wajib menjaga kerahasiaan.

6. Rekam medis pasien diidentifikasi dengan cara penomoran sebagai berikut:


a. Alphabet
b. Numeral
7. Rekam medis disimpan dalam rak tersusun rapi sesuai dengan Alphabet dan
Numeral
8. Masa retensi rekam medis adalah 5 Tahun
9. Isi rekam medis mencakup: Nama, KK, Umur, Alamat, Nomor RM, Tempat
Tanggal Lahir, Nomor Handphone
10. Kelengkapan isi rekam medis harus dievaluasi dan ditindak lanjuti

D. MANAJEMEN LINGKUNGAN
1. Kondisi fisik bangunan dan lingkungan puskesmas wajib dipantau secara rutin
2. Prasarana puskesmas, yang meliputi air, linstrik, gas harus dipantau secara
periodik, dipelihara, dan diperbaiki dan dipastikan berfungsi
3. Hasil pemantauan, pemeliharaan, dan perbaikan harus didokumentasikan
4. Bahan dan limbah berbahaya harus diidentifikasi, disimpan dengan benar,
dimonitor penyimpanan dan penggunaannya, dan ditindak lanjuti
5. Harus disusun program menjamin lingkungan puskesmas yang aman meliputi:
perencanaan, pelaksanaan, pendidikan dan pelatihan, pemantauan dan evaluasi
6. Harus disusun program pemeliharaan peralatan, meliputi perencanaan,
pelaksanaaan, monitoring, evaluasi dan tindak lanjut
7. Peralatan yang perlu dikalibrasi harus dikalibrasi tepat waktu
8. Peralatan steril harus disterilkan dengan prosedur yang benar

E. MANAJEMEN SDM YANG BEKERJA DALAM PELAYANAN KLINIS


1. Pola ketenagaan sdm klinis harus disusun berdasar analisis kebutuhan sdm
2. Kredensial harus dilakukan untuk setiap tenaga klinis
3. Tenaga klinis yang bekerja di puskesmas harus mempunyai surat ijin yang berlaku
4. Evaluasi kinerja tenaga klinis harus dilakukan secara berkala paling lambat satu
tahun sekali
5. Peluang untuk melakukan pendidikan dan pelatihan harus diinformasikan kepada
tenaga klinis
6. Tiap tenaga klinis harus mempunyai uraian tugas dengan kejelasan kewenangan
klini untuk masing-masing petugas
7. Pelaksanaan uraian tugas dan wewenangan setiap tenaga klinis harus dievaluasi
dan ditindak lanjuti

Ditetapkan di : Sungai Pagar


padatanggal : 20 Juli 2017
KEPALA UPTD PUSKESMASKAMPAR
KIRI HILIR

AEP SAEPUDIN
NIP. 19701010 199101 1 002

Anda mungkin juga menyukai