Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kita akan membahas penggolongan dan mekanisme kerja obat antasida,
antiemetic dan diuretic. Definisi Obat antasida adalah obat yang digunakan
untuk menekan asam lambung yang berlebihan (hiperklorhidria), antasida
sendiri berasal dari kata anti = lawan dan acidus/acid = asam. Obat antasida
biasa digunakan untuk mengobati maag, dan penyakit saluran pencernaan
lain, Penggunaan Antasida dalam pengobatan penyakit maag biasanya hanya
bersifat simptomatis saja yaitu menghilangkan gejalanya saja seperti
menghilangkan nyeri, menekan produksi asam lambung atau menetralisir
asam lambung, itu mengapa orang yang punya penyakit maag dapat kambuh
bila terlambat makan.
Anti emetik atau obat mual adalah obat yang digunakan untuk mengatasi
rasa mual/muak dan muntah. Antiemetik secara khusus digunakan untuk
mengatasi mabuk perjalanan dan efek samping dari analgesik golongan
opiat, anestesi umum, dan kemoterapi yang digunakan untuk melawan
kanker, juga untuk mengatasi vertigo (pusing) atau migren.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan antasida ?
2. Penggolongan antasida ?
3. Apa yang dimaksud dengan pengertian anti emetic ?
4. Penggolongan anti emetic ?
5. Apa yang dimaksud dengan diuretic ?
6. Penggolongan diuretic ?

1
1.3 TUJUAN
1. Mampu memahami maksud dari antasida.
2. Dapat menggolongkan obat antasida.
3. Mampu memahami maksud dari anti emetic.
4. Dapat menggolongkan anti emetic.
5. Mampu memahami maksud dari diuretic.
6. Dapat menggolongkan diuretic.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

PENGGOLONGAN OBAT ANTASIDA, ANTIEMETIK DAN DIURETIK


2.1 ANTASIDA

2.1.1 Pengertian
Antasida (anti=lawan, acidus= asam) adalah basa-basa lemah yang digunakan untuk
menetralisir kelebihan asam lambung yang menyababkan timbulnya penyakit tukak
lambung atau sakit maag, dengan gejala nyeri hebat yang berkala.
Tujuan pengobatan adalah menghilangkan gejala, mempercepat penyembuhan,
mencegah komplikasi lebih lanjut.

2.1.2 Penggolongan
Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat antasida dapat digolongkan menjadi
dua.

1. Anti hiperasiditas
Obat dengan kandungan aluminium dan atau magnesium ini bekerja
secara kimiawi dengan mengikat kelebihan HCL dalam lambung. Magnesium
atau aluminium akan larut dalam air dan dapat bekerja lama di dalam lambung
sehingga tujuan pembeian antasida sebagian besar dapat tercapai.
Sediaan yang mengandung magnesium dapat menyebabkan diare, sedangkan
sediaan yang mengandung aluminium dapat menyebabkan konstipasi (sembelit)
maka biasanya kedua senyawa ini dikombinasikan. Persenyawaan molekul
antara Mg dan Al disebut hidrotalsit. (aluminium hiroksida, magnesium
karbonat, magnesium trisilikat, kompleks aluminium magnesium hidrotalsit).
Obat dengan kandungan natrium bikarbonat merupakan antasida yang
larut dalam ----dan bekerja cepat. Tetpai bikarbonat yang terabsorbsi dapat
menyebabkan --- bila digunakan dalam dosis berlebih, terlepasnya Co2 dapat
menyebaabkan sendawa.

3
Obat dengan kandungan bismuth dan kalsium dapat membentuk lapisan
pelindung pada luka dilambung terapi sebaiknya dihindari karena bersifat
neurotoksik sehingga dapat menyebabkan encefalopatia ( kerusakan otak
dengan gejala kejang-kejang dan kekacauan ) juga cenderung menyebabkan
konstipasi. Kalsium dapat menyebabkan sekresi asam lambung berlebih,
kelebihan menyebabkan hiper kalsemia.
Obat dengan kandungan sukralfat, aluminium hidroksida dan bismuth koloidal
dapat digunakan untuk melindungi tukak lambung agar tidak diratsi oleh asam
lambung.

2. Perintang reseptor H2 (antagonis reseptor H2)


Semua antagonis reseptor H2 menyembuhkan tukak lambung dan
duodenum dengan cara mengurangi sekresi asam lambung sebagai akibat
hambatan reseptor H2. Contoh perindtang reseptor H2 adalah ranitidine da
simetidin sekarang dikenal senyawa baru famotidin dan nizatidin.
Pengobatan dengan obat-obatan antasida bertujuan untuk mengurangi
rasa sakit, membuat penderita lebih tenang dna dapat beristirahat, juga agar
penderita tidak mengalami kembung. antasida sering dikombinasikan dengan :
a. Anti kolinergik, yaituzat yang menekan produksi getah lambung dan melawan
kejang-kejang (contohnya ekstrak belladonae )
b. Obat penenang / sedative, yaitu untuk menekan stress karena dapat memicu
sekresi asam lambung ( contohnya klordiazepoksida )
c. Spasmolitik, yaitu untuk melemaskan ketegangan otot lambung-usus dan
mengurangi kejang-kejang ( contohnya papaverin )
d. Dimetikon ( dimetilpolisiloksan) berfungsi memperkecil gelembung gas yang
timbul sehingga mudah diserap dengan demikian dapat dicegah masuk angin,
kembung dan sering buang angin ( flatulensi )

Obat generic, indikasi, kontra indikasi dan efek samping.

4
1. Aluminium hidroksida
Indikasi : nyeri radang lambung dan usus 12 jari
Kontra indikasi : hipofosfatemia
Efek samping :-
Sediaan :antasida DOEN (generic ) tablet, suspense, tablet kunyah
Cara penyimpanan : pada suhu kamar.
2. Simeditin
Indikasi : tukak lambung dan usus 12 jari sindrom Zollinger-Ellison
Kontra indikasi :-
Efek samping : pusing, ruam kulit, mengubah kebiasaan buang air besar
Sediaan : cimetidin (generic) tablet 200mg
3. Famotidin
Indikasi :lihat simetidin
Kontra indikasi :-
Efek samping :lihat simetidin
Sediaan : famotidin (generic) tablet 20 mg, 40 mg
4. Ranitidine
Indikasi : tukak lambung, usus 12 jari, tukak akibat anti inflamasi non
steroid.
Kontra indikasi :-
Efek samping : lihat simetidin
Sediaan : ranitidine (generic) tablet 150 mg, 300mg
5. Sukralfat.
Indikasi : tukak lambung, menetralkan asam lambung
Kontra indikasi :-
Efek samping : mulut kering, erythema
Sediaan :-

Spesialite obat-obat antasida.

5
No Generic Dagang Pabrik
1 Aluminium hidroksida Alukol PIM
2 Kombinasi Al( OH)3 dan MG(OH) Gelusoil Pfizer
Aludona Armoxindo
Maalok Aventis
Antasida DOEN Indo farma
3 Simetikon/ Dimetichone Gastulen Zenith
(dimethylpolosiloxane ) Disflatyl Pharos, solco
Flatunic Nicholas
4 Simetidin Corsamet Corsa
Ulsikur Kalbe farma
Tagamet Glaxo smithkline
5 Famotidin Facid Kabe farma
Famos Dankos
incifam Indofarma
6 Ranitidine (ranitidine) Zantac Glaxo welcome
Rantin Kalbe farma
7 Kombinasi Al( OH)3 dan MG(OH) Gelusil MPS Pfizer
dan dimethicon Mylanta Pfizer
polycrol Nicholas
8 Omeprazol Losec Astra Zeneca
Pumpitor Sanbe farma
Solid Soho
9 Sukralfat Inpepsa Fahrenhet
Neciblok Dankos

Keefektifan antasida dibedakan dari tahap reaksi dan kemampuan


bertahannya, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Antasida non-metal juga

6
dikembangkan karena antasida yang mengandung logam dapat menghambat
absorpsi banyak obat yang diresepkan, terutama antibiotik. Antasida murni atau
berkombinasi dengan simetikon dapat digunakan dalam masalah-masalah
lambung dan oedema usus 12 jari. Jika antasida dikonsumsi dalam jumlah besar
akan menyebabkan efek laksatif. Beberapa antasida, seperti aluminium karbonat
dan aluminium hidroksida, dapat diresepkan dengan diet rendah fosfat untuk
mengobati sakit hiperfosfatemia (terlalu banyak fosfat dalam darah). Aluminium
karbonat dan aluminium hidroksida dapat digunakan untuk mencegah
pembentukan beberapa batu ginjal. Kerja antasida adalah berbasis netralisasi.

2.2 ANTI EMETIK

2.2.1 Pengertian
Anti emetika adalah obat-obat yang digunakan untuk mengurangi atau
menghilangkan perasaan mual dan muntah. Karena muntah hanya suatu gejala,
maka yang penting dalam pengobatan adalah mencari penyebabnya. Muntah
dapat disebabkan antara lain :
1. Rangsangan dari asam lambung-usus ke pusat muntah karena adanya
kerusakan mukosa lambung-usus, makanan yang tidak cocok, hepatitis, dan
lain-lain.
2. Rangsangan tidak langsung melalui chemo reseptor trigger zone (ZTC) yaitu
suatu daerah yang letaknya berdekatan dengan pusat muntah. Rangsangan
disebabkan oleh obat-obatan seperti : tetrasiklin, digoksin, estrogen, morfin,
dll. Gangguan keseimbangan dalam labirin gangguan metabolism seperti
:asidosis, uremia, tidak stabilnya hormone estrogen pada wanita hamil .
3. Rangsangan melalui kulit korteks (cortex cerebri ) dengan melihat, membau,
merasakan sesuatu yang menyenangkan.

2.2.2 Penggunaan
Antiemetika diberikan kepada psien dengan keluhan sebagai berikut :

7
1. Mabuk jalan (moytion sickness)
Disebabkan oleh pergerakkan kendaraan darat, laut, maupun udara dengan
akibat stimulasi berlebihan di labirin yang kemudian merangsang pusat
muntah melalui chemo reseptor trigger zone (ZTC).
2. Mabuk kehamilan (morning sickness)
Pada kasus ringan sebaiknya dihindari adar tidak berakibat buruk pada janin,
sedangkan pada kasus berat dapat dipakai golongan anthihistamin atau
fenotiazin (prometazin) yang kadang dikombinasikan dengan vitamin
B6,penggunaannya sebaiknya dibawah pengawasan dokter.
3. Mual atau muntah yang disebabkan penyakit tertentu, seperti pada
pengobatan dengan radiasi atau obat-obat sitostatika.

2.2.3 Penggolongan
Dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Anti Histamin
Sebenarnya kurang efektif tetapi nyaman dipaki dengan efek samping
mengantuk. Anti histamin yang dipakai adalah sinarizin, dimenhidrinat dan
prometazin teokklat.
2. Dopamin Bloker
a. Metoklopramid dan fenotiazin
Bekerja secara selektif merintangi reseptor dopamin ke cheino
reseptor triger zone, (CTZ) tetapi tidak efektif untuk motion sickness.
Obat yang dipakai adalah klorpromazin HCl, perfenazin,
proklorperazin dan trifluoperazin.
b. Dompendon
Bekerja berdasarkan perintangan reseptor dopamin ke CTZ. Efek
samping jarang terjadi hanya berupa kejang-kejang usus,. Obat ini
dipakai pada kasus mual dan muntah yang berkaitan dengan obat-
obatan sitostakika.
3. Antagonis Serotonim

8
Bermanfaat pada pasien mual dan muntah yang berkaitan dengan
obat-obatan sitostatika.

Obat generic, indikasi. Kontra indikasi dan efek samping


1. Sinarizin
Indikasi : kelainan vestibuler seperti vertigo, tinitus, mual dan muntah.
Kontra indikasi : kehamilan atau menyusui, hipotensi, dan serangan asma.
Efek samping : gejala ekstra piramidal, mengantuk, sakit kepala dan lain-lain.
Sediaan : cinnarizine (generik) tablet 25 mg.
2. Dimenhidrinat
Indikasi : mual, mumtah, vertigo, mabuk perjalanan,dan kelainan labirin.
Kontra indikasi : serangan asma akut, gagal jantung dan kehamilan.
Efek samping : mengantuk dan gangguan psikomotor.
Sediaan : generik.
3. Klorpromazin
Indikasi : mual dan muntah.
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal.
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra piramidal, dan lain-lain.
Sediaan : klopromazin generiktablet 25, 100 mg.
4. Perfenazin
Indikasi : mual dan muntah berat.
Kontra indikasi dan efek samping : lihat klopromazin HCl.
Sediaan : perfanazin (generik) tablet 2, 4, 8 mg.
5. Proklorperazin
Indikasi : mual dan muntah akbat gangguan pada labirin.
Kontra indikasi dan efek samping : lihat klopromazin HCl.
Sediaan : generik.
6. Trifluoperazin
Indikasi : mual dan muntah berat.
Kontra indikasi dan efek samping : lihat klopromazin HCl

9
Sediaan : trifluoperazin HCl ( generik) tablet 1,5 mg.

Spesialite anti emetic

No Generik Dagang Pabrik


1 Defenhidramin Teoklot Antimo Phapros
(dimenhydrinatum) Dramamine Pfizer Pharmacia
2 Betahistine Mesylate Merislon Eisai
3 Metoccloprsmide Vomitrol Pharos
Primperan Soho
4 Hysocine HCl Buscopan Boehringer
5 Klorpromazin HCL Largactil Aventis
Meprosetil Meprofarm
promactil Combiphar
6 Domperidom Motilium Jansen
7 Pyrathiazine Theoclate Mediamer Darya varia
+ vitamin B6
8 Perfenazin Trilafon Schering
9 Sinarizin Nariz Tempo SP
10 Prometazin Teoklas Nufapreg Nufarindo
11 Ondansetron HCL Cendantron Soho

2.3 DIURETIK

2.3.1 Pengertian
Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran urine
(diuresis) akibat pengaruh langsung terhadap ginjal. Zat-zat lain yang meskipun
juga menyebabkan diuresisi tetapi tidak mempengaruhi ginjal secara langsung,
adalah :

10
a. Obat-obat yang memperkuat kontraksi jantung, misalnyadigitalis, teofilin,
dll.
b. Zat-zat yang memperbesar volume darah, seperti plasma, dextran.
c. Zat yang merintangi sekresi hormon anti duretik, misalnya air, alkohol dan
larutan-larutan hipotonik.
Fungsi utama ginjal adalah memelihara kemurnian darah dengan jalan
mengeluarkan semua zat asing dan sisa metabolisme dalam darah. Disampin itu
berperan juga memelihara homeostatis, yaitu keseimbangan dinamis antara
cairan intra dan ekstra sel, serta memelihara volume total dan susunan cairan
ektra sel.
Proses diuresis dimulai dengan proses filtrasi yang tejadi di glomeruli yang
hasilnya berupa ultra filtrat (mengandung air dan elektrolit ), ditampung pada
kapsul bowman yang terdapat disekeliling glomeruli. Kemudian disalurkan ke
kandung kemih dengan melintasi saluran-saluran seperti tubuli proksimal,
lengkung henle, tubuli distal dan salura pengumpul (ductus colligens ). Pada tiap
saluran dilewati, terjadi reabsorbsi zat tertentu.

2.3.2 penggolongan
1. Inhibitor karbonat ahidrase
Karbonik anhidrase adalah enzim yang mengkatalisis reaksi CO2 + H2O
↔ H2CO3. Enzim ini terdapat antara lain dalam sel korteks renalis pankreas,
mukosa lambung, mata, eritrosit, dan SSP, tetapi tidak terdapat dalam plasma.
Enzim ini dapat dihambat aktivitasnya oleh sianida, azida, dan sulfida. Derivat
sulfonamid yang juga dapat menghambat kerja enzim ini adalah asetazolamid
dan diklorofenamid. Asetazolamd mudah diserap melalui saluran cerna.obat ini
mengalami proses sekresi aktif oleh tubuli dan sebagian direabsorbsi secara
pasif. Asetazolamid terikat kuat pada karbonik anhidrase, sehingga terakumulasi
dalam sel yang banyak mengandung enzim ini, terutama sel eritrosit dan korteks
ginjal. Obat penghambat karbonik anhidrase tidak dapat masuk kedalam
eritrosit, jadi efeknya hanya terbatas pada ginjal saja. Distribusi penghambat

11
karbonik anhidrase dalam tubuh ditentukan oleh tidak adanya enzim karbonik
anhidrase dalam sel yang bersangkutan dan dapat tidaknya obat itu masuk
kedalam sel. Asetazolamid tidak dimetabolisme dan diekskresi dalam bentuk
utuh melalui urin (Gunawan, 2007).

2. Tiazid
Tiazid terbentuk dari inhibitor karbonat anhidrase. Akan tetapi aktivitas
diuretik obat ini tidak berhubungan dengan efeknya pada enzim. Tiazid
digunakan secara luas pada terapi gagal jantung ringan dan hipertensi dimana
telah terbukti bahwa obat tersebut menurunkan insidensi stroke. Terdapat
banyak macam tiazid, namun satu-satunya perbedaan utama adalah durasi
kerjanya. Yang paling banyak digunakan adalah bendroflumetiazid (Neal,2006).
Mekanisme kerja
Tiazid bekerja terutama pada segmen awal tibulus distal, dimana tiazid
menghambat reabsorpsi NaCl dengan terikat pada sinporter yang berperan untuk
kotranspor Na+/Cl- elektronetral. Terjadi peningkatan ekskresi Cl-, Na+ dan
disertai H2O. Beban Na+ yang meningkat dalam tubulus distal, menstimulasi
pertukaran Na+ dengan K+ dan H+, meningkatkan sekresinya dan menyebabkan
hipoklamia dan alkalosis metabolik (Neal,2006).
Efek Samping
Efek simpang termasuk kelemahan, impotensi, dan kadang-kadang ruam
kulit. Reaksi alergi yang serius (misalnya trombositopenia) jarang terjadi. Yang
lebih sering terjadi adalah efek metabolik seperti berikut :
1. Hipokalemia bisa mempresipitasi aritmia jantung, terutama pada pasien yang
mendapat digitalis. Hal ini dapat dicegah dengan pemberian suplemen kalium
bila dibutuhkan, atau terapi kombinasi dengan diuretik hemat kalium.
2. Hiperurisemia. Kadar asam urat dalam darah seringkali meningkat karena tiazid
disekresei oleh sistem sekresi asam organik dalam tubulus dan berkompetensi
untuk sekresi asam urat. Keadaan ini dapat dipresipitasikan goul.

12
3. Toleransi glukosa bisa terganggu dan tiazid adalah kontraindikasi pada pasien
dengan diabetes tidak tergantung insulin.
4. Lipid. Tiazid meningkatkan kadar kolesterol p;asma paling tidak selama 6 bulan
pertama pemberian obat, tetapi signifikansinya tidak jelas. (Neal,2006).

3. Diuretik loop
Diuretik loop(biasanya furosemid) diberikan secara oral dan digunakan untuk
mengurangi edema perifier dan edema paru pada gagal jantung sedang sampai berat
(Bab 18). Obat ini diberikan secara ventrikel akut. Tidak seperti tizaid, diuretik loop
efektip pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal (Neal,2006).
Mekanisme kerja
Obat yang bekerja di loop menghambat reabsorpsi NaCl dalam ansa Henle
aendens segmen tebal. Segmen ini mempunyai kapasitas yang besar untuj mengabsorpsi
NaCl sehingg obat yang bekerja pada tempat ini menyebabkan diuresis yang lebih hebat
daripada diuretik lain. Diuretik loop bekerja pada membran lumen dengan cara
menghambat kotranspor Na+/K+/2Cl-. (Na+ secara aktif ditranspor keluar sel ke alam
interstisium oleh pompa yang tergantung pada Na+/K+ -ATPse di membran basolateral).
Spesifikasitas diuretik loop disebabkan oleh konsenstrasi lokalnya yang tinggi dalam
tubulus ginjal. Akan tetapi, pada dosis tingggi, obat ini bisa menginduksi perubahan
komposisi elektrolit dalam endolimfe dan menyebabkan ketulian (Neal,2006).
Efek Samping
Obat yang bekerja di loop dapat menyebabkan hiponatremia, hipotensi,
hipovolemia, hipokalemia. Kehilangan kalium, seperti denagn pemberian tizaid, secara
klinis seringkali tidak penting kecuali bila terdapat faktor resiko tambahan untuk aritma
(miaslnya terapi dengan digoksin). Ekskresi kalsium dan magnetsium meningkat dan
dapat terjadi hipomagnesemia. Penggunaan diuretik loop yang berlebihan (dosis tinggi,
pemberian secara intravena)bisa menyebabkan ketulian, tyang tidak dapat pulih kembali
(Neal,2006).

4. Diuretik hemat kalium

13
Diuretik ini bekerja pada segmen yang berespon terhadapa aldosteron pada
nefron distal, dimana homeositas K+ dikendalikan. Aldosteron menstimulasi reabsorpsi
Na+, membangkitakan potensial negatif dalam lumen, yang mengarahkan ion K+ dan H+
ke dalam lumen (dan kemudian ekskresinya). Diuretik hemat kaium menurunkan
reabsorpsi Na+ dengan mengantagonis aldosteron (spironolakton) atau memblok kanal
Na+ (amilorid, triamteren). Hal ini menyebabkan potensial listrik epitel tubulus
menurun, sehingga gaya untuk sekresi K+ berkurang. Obat ini dapat
menyebabkanhiperkalemia berat, terutama pada pasien dengan gangguan ginjal.
Hiperkalemia juga mungkin terjadi bila pasien juga mengkonsumsi inhibitor ACE
(misalnya kaptopril), karena obat ini menurunkan sekresi aldosteron (dan selanjutnya
ekskresi K+) (Neal,2006).
Sprinoloakton secara kompetitif memblok ikatab aldosteron pada reseptor
sitoplasma sehinga meningkatkan ekskresi Na+ (Cl- dan H2O) dan menurunkan sekresi
K+ yang diperkuat oleh listrik. Sprinolakton merupakan diuretik lemah, karena hanya
2% dari reabsorpsi Na+ total yang berada di bawah kendali aldosteron. Sprinolakton
terutama digunakan pada penyakit hati dengan asites, sindrom Conn
(hiperaldosteronisme primer), dan gagal jantung berat (Neal,2006).
Amilorid dan triamteren menurunkan permeabilitas membran lumen terhadap
Na+ pada distal nefron dengan mengisi kanal Na+ dan menghambatnya dengan
perbandingan 1:1. Hal ini meningkatkan ekskresi Na+ (Cl- dan H2O) dan menurunkan
ekskresi K+ (Neal,2006).
Yang tergolong dalam kelompok ini adalah antagonis aldosteron, triamteren dan
amilorid. Efek diuretiknya tidak sekuat golongan diuretik kuat.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Antasida adalah basa-basa lemah yang digunakan untuk menetralisir
kelebihan asam lambung yang menyababkan timbulnya penyakit tukak
lambung atau sakit maag, dengan gejala nyeri hebat yang berkala.
Anti emetika adalah obat-obat yang digunakan untuk mengurangi atau
menghilangkan perasaan mual dan muntah
Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran urine
(diuresis) akibat pengaruh langsung terhadap ginjal.

3.2 SARAN
Diharapkan bagi pembaca dapat lebih memahami pentingnya
pengetahuan mengenai penggolongan obat, jenis-jenis obat, indikasi, dan
efek samping yang dikandungnya. Sehingga kita sebagai calon tenaga
kesehatan memiliki bekal untuk menerapkannya di lapangan. Agar tidak
terjadi kekeliruan dalam menerapkannya.

15

Anda mungkin juga menyukai