Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ANAMNESE
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Pengertian Anamnesa adalah cara pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara baik langsung
pada pasien ( Auto anamnese ) atau pada orang tua atau sumber lain ( Allo anamnese ).
Pelaksanaan :
1. Ucapkan salam terapeutik pada pasien.
2. Tanyakan tentang :
- identitas pasien dengan lengkap (Nama, Umur , Jenis Kelamin, Pendidikan,
Pekerjaan, Agama dan Suku Bangsa, Status Pernikahan, Alamat& No. telp,
Nama Orang tua dan alamat)
Prosedur - Keluhan utama : yang menyebabkan penderita datang berobat kemudian ditanya
keluhan tambahan
- Riwayat perjalanan penyakit sekarang : Yakni sejak pasien menunjukkan gejala
pertama sampai saat dilkuakan anamnesis
- Riwayat penyakit terdahulu : Baik yang berkaitan langsung dengan penyakit
sekarang maupun yang tidak ada kaitannya
- Riwayat pasien ketika dalam kandungan ibu
- Riwayat kelahiran
- Riwayat makanan
- Riwayat imunisasi
- Riwayat tumbuh kembang dan riwayat keluarga
1. UGD
Unit terkait
2. Rawat Jalan
3. Rawat Inap
[Type text]
ANAMNESE
No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Akhiri salam
[Type text]
PEMERIKSAAN FISIK
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
PEMERIKSAAN FISIK
Persiapan :
1. Alat
Meteran, Timbangan BB, Penlight, Steteskop, Tensimeter/
spighnomanometer, Thermometer, Arloji/stopwatch, Refleks
Hammer, Otoskop, Handschoon bersih ( jika perlu), tissue, buku
catatan.
Prosedur
Alat diletakkan di dekat tempat tidur klien yang akan di periksa.
2. Lingkungan
Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, dan cukup
penerangan. Misalnya menutup pintu/jendala atau skerem untuk
menjaga privacy klien
3. Klien (fisik dan fisiologis)
Bantu klien mengenakan baju periksa jika ada dan anjurkan klien
untuk rileks.
Pelaksanaan :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur
3. Lakukan pemeriksaan dengan berdiri di sebelah kanan klien dan
pasang handschoen bila di perlukan
4. Gunakan metode pemeriksaan fisik berupa: Inspeksi, Palpasi,
Perkusi, dan Auskultasi.
[Type text]
PEMERIKSAAN FISIK
Siapkan
alat,lingkungan&k Cuci tangan
lien
-jelaskan prosedur
-Lakukan pemeriksaan dengan berdiri di
sebelah kanan klien dan pasang handschoen
bila di perlukan
-Gunakan metode pemeriksaan fisik:
Flow Chart Inspeksi, Palpasi, Perkusi, dan Auskultasi.
-Pemeriksaan fisik head to toe
-Lepas
handschoen,
Cuci tangan&
Dokumentasi
[Type text]
PERAWATAN LUKA
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Pengertian Perawatan luka adalah Tata cara perawatan luka yang dilakukan pada pasien yang
berada di puskesmas
PERAWATAN LUKA
No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
PERAWATAN LUKA
No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Mengecek&
mencatat di Mencuci tangan
chart
[Type text]
PEMBERIAN INJEKSI
INTRAMUSKULER
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Pengertian Pemberian injeksi intramuskuler adalah memberikan obat dengan cara memasukkan
obat kedalam jaringan muscular (otot)
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan obat sesuai dengan
program terapi melalui intra muscular untuk mendapatkan berbagai efek terapi yang
diinginkan
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Referensi Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Mengacu pada standar pelayanan medis yang berlaku di PUSKESMAS AJUNG
No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
1. Rawat Jalan
Unit terkait
2. UGD
3. Rawat Inap
Melakukan
Mengatur posisi
aspirasi obat
pasien
sesuai dosis
Membuka tutup
Menusukkan jarum
jarum
Melakukan
aspirasi spuit
Flow Chart
Menekan tempat
Ada darah Tarik kembali
Ya penusukan
dalam spuit? jarum
dengan alkohol
Tidak
Membuang Memberitahu
sampah medis pasien
Mencatat dalam
rekam medis
Merapikan alat
dan bahan
Cuci tangan
[Type text]
Pengertian Pemberian obat secara intravena adalah memberikan obat injeksi dengan cara
memasukkan obat langsung kedalam pembuluh darah vena
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan obat sesuai dengan
program terapi melalui intra vena untuk mendapatkan berbagai efek terapi yang
diinginkan
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk perawat.Jakarta:EGC
Referensi 2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Tindakan Keperawatan
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan pemberian obat intra vena disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan didasarkan pada program terapi
Alat (Didalam baki/meja suntkan berada)
1. Semprit dan jarum steril sesuai ukuran yang dibutuhkan
2. Obat – obatan yang dibutuhkan
3. Korentang steril dalam tempatnya
4. Kapas alkohol dalam tempatnya dan gergaji ampul
5. Cairan pelarut
6. Bak semprit steril steril yang tertutup, di dalamnya sudah diberi alas untuk tempat
semprit
7. Pembendung vena
8. Bengkok berisi desinfektan, untuk tempat semprit dan jarum yang sudah dipakai
9. Bengkok
10. Perlak dan alasnya
Pasien dan Lingkungan
Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan
Menyiapkan posisi pasien sesuai kebutuhan
Menyiapkan lingkungan aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Membebaskan alat-alat ke dekat pasien sesuai dengan kebutuan
2. Mencuci tangan
3. Membaca kembali daftar obat pasien
4. Mengambil semprit & jarum pada tempatnya
5. Melarutkan obat yang diperlukan
6. Membaca kembali daftar pemberiannya obat dan mencocokan dengan papan nama
pasien/Tanya pasien
7. Semprit dan kapas alcohol dimasukkan ke dalam bak semprit yang tersedia dan
langsung dibawa ke pasien
8. Membaca kembali daftar pemberian obat dan mencocokkan dengan papan nama
pasien/Tanya pasien
9. Membebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian
10. Menentukan tempat/vena,pilih vena bagian ujung terlebih dahulu
11. Pasang torniket 3-5 inci dari vena yang dipilih
Prosedur 12. Menusukkan jarum dengan lubang menghadap ke atas dan membuat sudut antara
30 derajat dengan permukaan kulit
13. Penghisap ditarik sedikit (bila ada darah,lepas torniket )
14. Obat disemprotkan perlahan – lahan
15. Setelah obat masuk seluruhnya, jarum ditarik dengan cepat
16. Kulit ditahan dengan kapas alcohol sambil dilakukan massage
Evaluasi
1. Posisi suntikan tepat
2. Sterilitas alat tetap terjaga
[Type text]
No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
1. Rawat Jalan
Unit terkait 2. UGD
3. Rawat Inap
Membebaskan Membaca
daerah yang akan kembali&mencocok Melarutkan obat
disuntik kan dg papan nama
pasien
No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
1. Rawat Jalan
Unit terkait
2. UGD
3. Rawat Inap
Jelaskan pd pasien
tindakan yg akan Atur posisi
informed Concent pasien&persiap
dilakukan
kan alat
Cek label,sesuaikan
Kaji ulang identitas Cuci
dg catatan&dosis
pasien tangan&pakai
obat pasien sarung tangan
Siapkan
Lakukan aspirasi
spuit&menusukan
jarum dg posisi 45o-90o
Flow Chart
Ada
y darah ya Cabut spuit
untuk dibuang
dlm spuit
tidak
Cabut spuit,tekan
Masukan obat k area injeksi dg Rapikan
jaringan kapas alkohol pasien&alat
Obs.
Buka sarung
Perdarahan,alergi Dokumentasi tangan&cuci
&efek samping
tangan
[Type text]
Pengertian Pemberian obat intracutan adalah memberikan obat sesuai program terapi kepada
pasien melalui jaringan intracutan
No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
1. Rawat Jalan
Unit terkait
2. UGD
3. Rawat Inap
Jelaskan pd pasien
tindakan yg akan Atur posisi
dilakukan informed Concent pasien&persiap
kan alat
Dokumentasikan
[Type text]
Pengertian Pemberian obat oral adalah memberikan obat sesuai program terapi kepada pasien
melalui mulut
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan efek sistemik dan local
Tujuan terhadap pencernaan
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Referensi Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan pemberian obat oral disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan didasarkan pada program terapi
1. Jelaskan pada pasien/keluarga tentang pemberian obat oral
- Nama obat, dosis dan waktu pemberian
- Tujuan pemberian obat oral
- Ketidaknyamanan dan efek samping yang muncul seperti mual, pusing
dan pahit.
2. Kaji riwayat medis pasien, riwayat alergi, riwayat medikasi, dan riwayat diet
3. Tetapkan keinginan pasien dan toleransi terhadap cairan untuk menyertai medikasi
4. Periksa keakuratan dan kelengkapan setiap pesanan medikasi : pastikan nama
pasien, nama dan dosis obat, rute pemberian dan waktu pemberian (ingat 5 T)
5. Atur nampan, cangkir, atau kartu obat.
6. Siapkan medikasi untuk satu pasien dalam satu waktu
7. Pilih medikasi yang tepat dari stok atau laci dosis unit dan bandingkan dengan
catatan pemberian obat. Pastikan medikasi benar dan membaca label
8. Cek label medikasi tiga kali sebelum pemberian obat yaitu cek ketika mengambil
obat dari tempat penyimpanan obat, saat menempatkan ke mangkok obat dan saat
mengembalikan obat ketempat pemyimpanan obat
9. Hitung dosis dengan tepat dan cek penghitungannya
10. Untuk menyiapkan tablet/kapsul dari botol tuangkan jumlah yang diinginkan ke
dalam mangkok obat. Jangan menyentuh obat dengan jari. Jika obat kelebihan,
kembalikan ke botol obat
11. Untuk menyiapkan tablet atau kapsul dalam kemasan, maka jangan melepaskan
kemasan, langsung masukkan ke dalam mangkok obat.
12. Semua tablet atau kapsul untuk memberikan kepada pasien pada waktu yang
bersamaan ke dalam satu mangkok obat kecuali pasien yang membutuhkan
pengkajian sebelum pemberian obat seperti frekuensi,nadi atau tekanan darah.
13. Untuk menyiapkan obat cair lepaskan penutup botol dalam posisi terbalik. Pegang
botol dengan label diatas ketika menuangkannya. Pegang cangkir obat (takaran
dosis) setinggi mata dan isi sampai tanda yang diinginkan. Ukuran harus sejajar
Prosedur dengan cairan pada dasar meniskus
14. Jangan tinggalkan obat tanpa perhatian
15. Berikan obat pada pasien pada waktu yang tepat
16. Bantu pasien untuk mengambil posisi duduk atau berbaring miring untuk
mencegah aspirasi
17. Bila pasien tidak dapat memegang obat tempatkan cangkir obat pada bibir pasien
dan tuangkan obat ke dalam mulut dengan perlahan
18. Dampingi pasien sampai setiap obat ditelan semua. Bila tidak yakin apakah obat
ditelan, minta pasien membuka mulut.
19. Catat semua pemberian obat pada catatan pemberian obat
20. Setelah prosedur selesai rapikan pasien dan bereskan obat dan alat
[Type text]
No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
1. Rawat Jalan
Unit terkait 2. UGD
3. Rawat Inap
Menetapkan
Menjelaskan pd Mengkaji riwayat keinginan
pasien/keluarga medis,alergi,medika pasien&toleransi
si&diet pasien terhadap cairan
Menyiapkan
medikasi,memasti Mengatur Memeriksakeakuratan
kan medikasi nampan,cangkir/ &kelengkapan
benar&membaca kartu obat medikasi
label
Mengecek Menyiapkan
Flow Chart label,menghitung tablet/kapsul ke Jangan
dosis&mengecek dlm mangkok meninggalkan obat
penghitungannya obat&memberikan tanpa perhatian
pd pasien
Merapikan
pasien&memberes
kan obat&alat
[Type text]
Pengertian Orientasi kepada pasien adalah memberikan informasi yang mudah kepada klien dan
keluarga tentang ruangan yang ditempati klien
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
KEBERSIHAN TANGAN
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Pengertian Kebersihan tangan adalah suatu prosedur tindakan membersihkan tangan dengan
menggunakan:
1. Sabun/antiseptic di bawah air bersih yang mengalir 9bila terkontaminasi darah
atau cairan tubuh)
2. Handrub berbasis alcohol (bila tidak tampak kotor)
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. Menghalau mikroba kontaminasi yang diperoleh karena kontak dengan
Tujuan pasienterinfeksi/kolonisasi, kontak dengan lingkungan
3.Menghilangkan bahan organic dari tangan.
1. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Tindakan Keperawatan
Referensi 2. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Tindakan kebersihan tangan harus dilakukan oleh petugas kesehatan:
1. Sebelum:
- Memeriksa (kontak langsung) dengan pasien
- Sebelum memakai sarung tangan bedah steril atau DDT sebelum pembedahan
atau sarung tangan pemeriksaan untuk tindakan rutin (mengambil sample
Kebijakan darah, memeriksa tanda-tanda vital)
- Menyiapkan dan mengkonsumsi makanan
2. Setelah:
- Memegang instrument yang kotor dan alat lainnya
- Menyentuh selaput lender, darah atau cairan tubuh lainnya.
- Kontak yang lama dan intensif dengan pasien
- Melepaskan sarung tangan
Prosedur Perhatian: sebelum tindakan kebersihan tangan, perhiasan (cincin) harus dilepas
1. Menggunakan sabun dan air bersih mengalir
- Basahi kedua telapak tangan dengan air mengalir lalu tuangkan sabun cair ke
telapak tangan usap dan gosok dengan lembut pada kedua telapak tangan
- Gosok masing-masing pungggung tangan secara bergantian
- Jari jemari saling masuk untuk membersihkan sela-sela jari
- Gosokkan ujung jari (buku-buku)dengan mengatubkan jari tangan kanan terus
gosokkan ke telapak tangan kiri bergantian
- Gosok dan putar ibu jari secara bergantian
- Gosokkan ujung jari pada telapak tangan secara bergantian setelah itu bilas
dengan menggunakan air bersih mengalir, lalu keringkan dengan tissue,
sebelum tissue dibuang gunakan untuk menutup kran air
2. Handrup berbasis alcohol
a. Tuangkan cairan handrup (alcohol gliserin) ke telapak tangan usap dan gosok
dengan lembut pada kedua telapak tangan
b. Gosok masing-masing punggung tangan secara bergantian
c. Jari jemari saling masuk untuk membersihkan sela-sela jari
d. Gosokkan ujung jari (buku-buku) dengan mengatupkan jari tangan kanan terus
gosokkan ke telapak tangan kiri bergantian
e. Gosok dan putar ibu jari secara bergantian
f. Gosokkan ujung jari pada telapak tangan secara bergantian
1. Rawat Jalan
Unit terkait
2. UGD
3. Rawat Inap
[Type text]
KEBERSIHAN TANGAN
No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Menggosokkan
Gosok&putar ibu
ujung jari(buku2)
jari scr bergantian
ke telapak tangan
bergantian
Menggosokkan
ujung jari pd
telapak tangan scr
bergantian
[Type text]
Pengertian Mengukur suhu tubuh adalah mengukur derajad panas tubuh pasien dengan
menggunakan thermometer badan
g. Cuci thermometer dalam air hangat bersabun, cuci di air dingin, keringkan dan
taruh kembali di tempat penyimpanan
h. Bantu pasien memasang gaun atau baju kembali
i. Cuci tangan dan lepas sarung tabgan
j. Dokumentasikan hasil tindakan dan reaksi pasien.
8. Suhu rectal (thermometer elektronik)
a. Lakukan langkah persiapan 1-5
b. Pasang gorden di sekeliling tempat tidur dan atau tutup pintu. Tutup bagian atas
tubuh pasien dan ekstremitas bawahnya dengan kain atau selimut
c. Bantu pasien dengan posisi sim. Dengan fleksi bagian atas. Tarik linen tempat
tidur untuk hanya memaparkan area anal
d. Ambil set thermometer dari tempatnya. Yakinkan bahwa probe untuk rectal
(ujung merah) bersambung dengan unit thermometer. Genggam bagian atas
probe, hati-hati jangan menekan tom bol ejeksi
e. Pasang pembungkus plastic sekali pakai tepat ke probe thermometer
f. Kenakan sarung tangan sekali pakai
g. Dengan tangan non dominan, renggangkan bokong untuk melihat anus
h. Minta pasien untuk bernapas perlahan dan rileks
i. Masukkan probe ke dalam anus dengan lembut kea rah umbilicus. Masukkan
1,2 cm untu7k anak-anak dan 3,5 cm untuk dewasa. Jangan mendorong paksa
thermometer. Jika tersa ada tekanan saat mendorong, tarik kembali
thermometer segera dan jangan memaksa
j. Pegang probe sampai tanda bunyi terdengar. Baca suhu pada tampilan digital
k. Ambil probe dari rectum dengan hati-hati dan ber tahu pasien hasil bacaan
suhunya
l. Tekan tombol ejeksi untuk melepaskan pembungkus plastic probe tersebut ke
dalam wadah
m. Kembalikan probe ke tempatnya
n. Seka area anal untuk membuang feses
o. Bantu pasien kembali ke posisi yang nyaman
p. Buka dan buang sarung tang dan cuci tangan
q. Dokumentasikan hasil tindakan dan reaksi pasien.
9. Suhu rectal (termometer kaca)
a. pasang gorden di sekeliling tempat tidur dan atau tutup pintu kamar, tutup
bagian atas tubuh pasien dan ekstremitas bawah dengan kain atau selimut
b. Bantu pasien untuk posisi sim dengan fleksi kaki bagian atas. Tarik linen
tempat tidur untuk hanya memaparkan area anal
c. Siapkan thermometer seprti yang digambarkan pada ‘suhu oral thermometer
kaca’
d. Beri pelumas secukupnya di atas tissue. Celupkan ujung
Thermometer pada pelumas, 2,5 sampai 3,5 cm untuk dewasa atau 1,2 sampai
2,5 cm untuk anak-anak.
e. Pakai sarung tangan sekali pakai
f. Dengan tangan non dominan renggangkan bokong untuk memaparkan anus
g. Minta pasien untuk tarik napas dan rileks
h. Masukkan thermometer dengan lembut ke dalam anus kea rah umbilicus.
Masukkan 1,2 cm untuk anak anak dan 3,5 cm untuk dewasa. Jangan
mendorong paksa thermometer. Jika terasa ada tahanan saat memasukkan, tarik
segera thermometer, jangan paksakan
i. Biarkan thermometer selama kira-kira 3 menit sesuai ketentuan
j. Keluarkan thermometer dengan hati-hati dan seka sekresi dengan tissue, seka
dengan gerakan memutar dari jari ke arah pentolan. Buang tissue
k. Baca thermometer sejajar mata
l. Ber tahu pasien hasil pembacaan suhunya
m. Seka area anal untuk membuang pelumas atas feses
n. Bantu pasien kembali ke posisi nyaman
o. Basuh thermometer dengan menggunakan air hangat bersabun, cuci dengan air
dingin, kemudian keringkan dan taruh kembali pada tempatnya
p. Buang darung tangan dan cuci tangan
q. Dokumentasikan hasil tindakan dan reaksi pasien
1. Rawat Jalan
Unit terkait
2. UGD
3. Rawat Inap
[Type text]
Buang probe
Biarkan probe Ambil probe&beri plastic&kembalikan
sampai tanda tahu suhunya pd k tempat
bunyi terdengar pasien
penyimpanan
Buka&buang sarung
Dokumentasikan
tangan.Cuci tangan
Bantu pasien
Menggunakan Pegang bagian ujung
memperoleh posisi
sarung tangan thermometer kaca
yg mudah
Buka&buang sarung
Dokumentasikan tangan.Cuci tangan
Pengertian Mengukur frekuensi nafas adalah menghitung jumlah frekuensi dan irama selama satu
menit, serta kesimetrisan gerak dada yang didasakan pada naik dan turunnya dada
11. Setelah mengobservasi siklus, lihat detik jam tangan atau tampilan digital pada
jam dan hitung frekuensi, mulai menghitung satu pada satu siklus penuh
pernapasan
12. Dokumentasikan hasil tindakan dan reaksi pasien
1. Rawat Jalan
Unit terkait
2. UGD
3. Rawat Inap
[Type text]
No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Mengobservasi Menghitung
siklus pernapasan satu siklus Dokumentasikan
komplet pernafasan
[Type text]
Pengertian Menghitung denyut nadi adalah mengukur jumlah pulsasi nadi perifer atau denyut
apeks jantung dalam satu menit
No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Flow Chart
Nadi teratur hitung Nadi tdk teratur Mengkaji
minimal 15-20 dtk hitung slm 60 dtk frekuensi,pola&
kekuatan nadi
Melepas sarung
Dokumentasikan tangan&cuci
tangan
[Type text]
Pengertian Pengukuran tekanan darah adalah pengukuran tekanan aliran darah yang dikeluarkan oleh
jantung melalui dinding arteri dengan menggunakan alat tensimeter
No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Menjelaskan Cuci
Mengatur
pd pasien tangan&pakai
posisi paien
sarung tangan
Mengecek alat
tensimeter
Flow Chart
[Type text]
Pengertian Memberikan kompres dingin adalah suatu tindakan pemberian kompres dingin bagi
pasien yang memerlukan, dengan menggunakan kirbat es yang telah diisi potongan-
potongan es atau waslap (handuk kecil) yang dibasahi dengan air dingin
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
PEMASANGAN INFUS
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Pengertian Pemasangan infus adalah Penusukan dan memasukkan IV catheter ke dalam pembuluh
darah vena untuk memasukkan cairan parenteral ke dalam tubuh untuk memenuhi
kebutuhan cairan dan memasukkan obat. Biasanya lokasi vena yang digunakan adalah :
vena cephalica dan vena basílica.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
2.Memenuhi kebutuhan nutrisi parenteral
Tujuan 3.Memberikan kebutuhan cairan yang diperlukan secara cepat (kondisi darurat}
4.Memenuhi kebutuhan pengobatan yang memerlukan pengenceran dan dalam waktu
yang lama
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Referensi Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan pemasangan infuse disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
Prosedur 1. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang tujuan yang akan dilakukan
2. Tanda tangan informed consent
3. Siapkan suasana lingkungan pasien yang nyaman
- Posisi pasien nyaman sesuai dengan tindakan dan area pemasangan infuse
- Penerangan cukup
4. Persiapan alat-alat:
- Infuset steril
- Cairan infuse yang dibutuhkan
- Standart infus
- IV Cath (abocath,venflon,surflow,medicath,troge) dengan berbagai ukuran atau
sesuai kebutuhan
- Tourniquet.
- Kapas alkohol
- Bidai dan verband
- Perlak dan alasnya, Bengkok
- Korentang pada tempatnya
- Baki dan troli kecil
- Kassa steril dan tempatnya.
- Handscoend steril pada tempatnya.
- Hansaplast, betadin, gunting verband.
- Handuk / waslap.
- Alat cukur, jam tangan untuk menghitung tetesan
- Plester/Hipafik 5x7cm (diberi tanggal dan jam)
- Alat tulis / catatan
5. Perawat cuci tangan
6. Membawa alat – alat ke dekat pasien.
7. Membuka pakaian pada area yang akan dipasang infus
[Type text]
PEMASANGAN INFUS
No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
8. Memasang pengalas di bawah anggota badan yang akan di pasang infus, jika
diperlukan cukur daerah yang akan dipasang infus.
9. Memasang botol infus pada standart infus dan masukkan ujung dari plasma slang
pada botol infus dan kemudian alirkan cairan untuk mengeluarkan udara dalam
plasma slang
10. Mencari vena yang besar.Stuwing dengan menggunakan tourniquet diatas lokasi
yang di pasang infus.
11. Desinfektan area secara menyeluruh menggunakan kapas alcohol 70 % mulai
dari titik yang akan ditusuk dan lanjutkan dengan gerakan memutar menjauhi
titik tersebut kemudian kapas alcohol dibuang di bengkok.
12. Buka IV catheter dari bungkusnya. Gunakan ibu jari dan jari tengah yang tidak
dominan untuk menarik kulit menjauhi daerah penusukan. Posisikan jarum
sekitar 15 – 30 pada tusukan. Tusuk kulit secara hati – hati pada area yang
dipilih. Ketika jarum sudah melalui kulit, turunkan sudut sampai mendekati
sejajar dengan kulit dan masukkan dalam vena. Ketika darah keluar ke dalam
selang, masukkan jarum hampir seluruhnya kemudian jarum dikeluarkan
sedangkan IV catheter tetap didalam lalu ujung plasma slang disambungkan
dengan abocath
13. Tahan selang dan lepaskan torniquet dengan tangan lainnya .
14. Tutup pada area tusukan dengan hansaplast, kemudian fiksasi silang dengan
plester dan tutup keseluruhan dengan hipafik yang sudah diberi keterangan
tanggal dan jam pemasangan.
15. Pasang bidai bila penderita non kooperatif (bayi dan anak – anak)
16. Hitung tetesan sesuai dengan program terapi dan catat pada status penderita
mengenai macam cairan yang digunakan, tetesan dan reaksi penderita.
17. Observasi penderita
18. Mengembalikan alat ke tempat semula.
19. Mencuci tangan
20. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan:
- Tanggal dan jam pemasangan
- Nama pemasang
- Jenis cairan dan tambahan obat (jika ada)
- Jumlah tetesan /menit
- Respon pasien
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
Pengertian Melakukan perekaman EKG 12 LEAD adalah suatu tindakan merekam aktivitas listrik
melalui elektrode yang ditempatkan pada titik-titik tertentu pada ekstremitas dan dada
yang kemudian akan direkam oleh sebuah mesin EKG
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui:
1. Kelainan-kelainan dan irama jantung (aritmia/disritmia)
2. Kelainan-kelainan miokardium seperti infark, hipertropi atrial dan ventrikel
Tujuan 3. Pengaruh/efek obat-obat jantung
4. Adanyan gangguan-gangguan elektrolit
5. Adanya perikarditis
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Referensi Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan perekaman EKG 12 lead disesuaikan dengan kebutuhan pasien
dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
Prosedur 1. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan
2. Persiapkan alat-alat:
a. Baki beralas dan bertutup berisi:
- Jelly electrode
- Tissue
- Kapas alcohol/gaas
- Kertas grafik EKG
- Alat tulis arde
b. Mesin EKG yang dilengkapi:
- Kabel untuk sumber listrik
- Kabel untuk bumi (‘ground’)
- Kabel electrode: ekstremitas&dada
- Plat electrode ekstremitas/karet pengikat
- Balon penghisap electrode
3. Jaga privasi pasien, pasang sampiran
4. Cuci tangan
5. Instruksikan pada pasien untuk membuka bajunya, terutama di bagian dada,
pergelangan tangan dan mata kaki
6. Instruksikan pada pasien untuk tetap berbaring, tidak bergerak, batuk, atau
berbicara selama proses pencatatan EKG
7. Pastikan daerah tempat pemasangan elektroda (lead) membersihkan daerah tempat
pemasangan elektroda tersebut menggunakan kapas alkohol kemudian oleskan
jelly.
8. Pasang elektroda pada tubuh pasien sesuai dengan urutannya:
Kabel RA (right arm, merah) dihubungkan dengan elektroda di pergelangan
lengan kanan
Kabel LA (left arm, kuning) dihubungkan dengan elektroda di pergelangan
lengan kiri
[Type text]
No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
Pengertian Memberikan terapi oksigen adalah suatu tindakan untuk meningkatkan tekanan
parsial oksigen pada inspirasi
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
Tujuan 1.Memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia
2.Terapi terhadap hipoksia
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Referensi Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan pemberian oksigen disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan
pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
Prosedur Persiapan alat :
1. Nasal kanul (konsentrasi 24%-32%, aliran O2 2 – 4 LPM)
2. masker oksigen (konsentrasi 35%- 60%,aliran O2 6 – 8 LPM)
3. Humidifier dan air steril
4. Tabung oksigen atau oksigen sentral lengkap dengan manometernya.
5. Oksigen flow meter
Persiapan Pasien:
1. Identifikasi kebenaran pasien
2. Menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.
3. Mengatur posisi pasien dengan nyaman.
Pelaksanaan :
1. Perawat cuci tangan
2. Pilih peralatan untuk pemberian oksigen sesuai dengan perintah dokter lalu isi
tabung di periksa kemudian selang dihubungkan.
3. Periksa lingkungan sekitar, kemungkinan adanya sumber api.
4. Atur posisi pasien setengah duduk / sesuai kebutuhan untuk kenyamanan
pasien
5. Sambungkan nasal kanul atau masker dengan sumber oksigen dan lakukan
pengecekan aliran oksigen.
6. Cek ketersediaan air di humidifier sesuai batas/ level air
7. Atur aliran oksigen sesuai instruksi dokter, biasanya 1-6 ltr/mnt.
8. Pasang alat bantu dan atur elastis atau plastik pada kepala pasien dan letakkan
masker pada mulut dan hidung pasien atau kanul pada lubang hidung pasien
dengan tepat dan nyaman.
9. Observasi fungsi alat bantu panghantaran oksigen :
a. Nasal kanul, alat ini dipasang pada lubang hidung
b. Masker non rebreathing, kantong resevoir harus mengembang saat
ekshalasi dan mengempis saat inhalasi
c. Masker rebreathing, kantong resevoir harus mengembang saat ekhalasi
dan mengempis saat inhalasi
d. Periksa flow mater dan sumber oksigen untuk diatur sesuai instruksi
dokter
[Type text]
No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
10. Monitor respon pasien dan tanyakan tentang kecukupan aliran oksigen
11. Penderita dirapikan dan alat dibereskan.
12. Cuci tangan
13. Dokumentasi tindakan, catat volume O2 mulai dari dan sampai dengan selesai
serta:
a. Tanggal dan waktu pemberian oksigen
b. Frekuensi aliran oksigen
c. Alat yang digunakan
d. Reaksi pasien
e. Nama dan tanda tangan perawat
1. Rawat jalan
Unit terkait
2. UGD
3. Rawat Inap
[Type text]
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
PEMASANGAN INDWELLING
KATETER URINE
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Pengertian Pemasangan indwelling kateter adalah tindakan keperawatan dengan cara memasukkan
folley kateter ke dalam kandung kemih melalui urethra dan memasang balon fiksasi di
dalam kandung kemih
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1.Memenuhi kebutuhan eliminasi urine
Tujuan 2.Mengetahui residual urine setelah miksi
3.Mengukur/memonitor output urine secara akurat
4.Untuk irigasi kandung kemih
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Referensi Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan pemasangan indwelling kateter disesuaikan
dengan kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
Prosedur 1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Mintakan tanda tangan pada lembar informed consent
3. Persiapkan alat-alat:
Handschoen steril dan bersih
Folley kateter seril sesuai kebutuhan dan urobag
Doek lubang steril
Jelly
Larutan antiseptic+kassa steril
Perlak dan pengalas
Pinset anatomis dan bengkok
Spuit 10 cc dan cairan steril
Plester dan gunting
4. Atur posisi pasien senyaman mungkin (dorsal recumbent)
5. Siapkan alat disamping tempat tidur pasien
6. Siapkan ruangan dan pasang penyekat
7. Cuci tangan
8. Pasang pengalas
9. Pasang selimut, daerah genitalia terbuka
10. Pasang handschoen bersih
11. Letakkan beengkok diantara dua paha
12. Lepas sarung tangan bersih dan ganti sarung tangan steril
13. Pasien pria :
a. Pasang doek lubang steril
b. Sambungkan urobag dengan folley kateter
c. Pegang penis dengan tangan yang tidak dominan lalu preputium ditarik
kepangkalnya dan bersihkan dengan kassa dan antiseptic
d. Masukkan jelly pada lubang urethra (10 cc) dengan spuit tanpa jarum
e. Ujung urethra ditekan dengan ibu jari ±3-5 menit
f. Masukkan kateter pelan-pelan, sambil anjurkan untuk menarik napas dalam,
batang penis diarahkan tegak lurus dengan bidang horizontal teruskan
pemasangan sampai percabangan kateter di muara urethra
[Type text]
No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Externa
g. Jika ada tahanan, hentikan pemasangan untuk beberapa detik, lakukan motivasi
kemudian lanjutkan pemasangan dengan perlahan bila tetap tidak berhasil
jangan dipaksa lepas kateter dan konsul dokter
h. Setelah kateter masuk, biarkan urine keluar, kemudian isi balon kateter dengan
cairan steril
i. Fiksasi kateter dengan plester dip aha atas pasien (9000 ke arah yang sehat
dengan agak mengendur
j. Gantungkan urobag disamping tempat tidur dengan posisi lebih rendah dari
pasien, pastikan tidak terdapat obstruktif atau lipatan pada slang
14. Pasien perempuan:
a. Atur posisi dengan telentang dan paha agak abduksi
b. Perawat berdiri disebelah bed pasien
c. Pasang handschoen bersih
d. Pasang pengalas, pasang selimut, daerah genitalia dibuka
e. Letakkan bengkok diantara dua paha
f. Bersihkan vulva dengan kassa dan larutan antiseptic dari atas ke bawah, buka
labia mayor dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, bersihkan bagian dalam
g. Lepas sarung tangan dan ganti sarung tangan steril
h. Pasang doek lubang steril
i. Sambungkan kateter dengan urobag
j. Oleskan jelly pada ujung kateter, lalu masukkan pela-pelan ujung kateter pada
meatus urethra 2,5 – 5 cm atau hingga urine keluar sambil pasien dianjurkan
menarik napas
k. Setelah kateter masuk isi balon dengan cairan steril
l. Tarik kateter sampai balon tertahan, pastikan slang lancer dan tidak melipat
m. Fiksasi kateter disebelah paha bagian dalam pasien, biarkan agak mengendur
n. Gantungkan urobag disamping tempat tidur dengan posisi lebih rendah dari
pasien dari pasien, pastikan tidak terdapat obstruktif atau lipatan pada slang
15. Perhatikan respon pasien dan rapikan alat
16. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
17. Dokumentasikan (tanggal pemasangan, ukuran kateter, jumlah, warna dan karakter
urine serta toleransi pasien)
18. Ajarkan pasien tentang cara berbaring ditempat tidur dengan kateter, miring
menghadap system drainase kateter, slang tidak melipat, telentang dengan kateter
slang diplester dip aha dalam, miring menjauh dari system kateter dan slang
diantara kaki, ingatkan pasien agar tidak menarik kateter.
Unit terkait 1. UGD
2. Rawat Inap
[Type text]
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
Pengertian Pelepasan indwelling kateter urine adalah tindakan keperawatan dengan cara
melepaskan folley kateter dari kandung kemih
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melepaskan folley kateter dari
Tujuan kandung kemih
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Referensi Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan melepas indwelling kateter urine disesuaikan
dengan kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
Prosedur 1. Beritahu dan jelaskan pada pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan dan lihat respon pasien
2. Pasien sampiran, tutup jendela
3. Persiapan alat-alat:
- Handschoen bersih
- Kassa
- Spuit 10 cc
- Bengkok
- Sampiran
- aceton
4. Bawa alat ke dekat pasien
5. Cuci tangan dan pasang handschoen
6. Keluarkan isi balon dengan spuit sampai benar-benar habis
7. Basahi plester dengan aceton, lepaskan plester
8. Tarik kateter pelan-pelan sambil menganjurkan pasien napas dalam. Amati respon
psien, kemudian buang kateter pada bengkok
9. Rapikan pasien
10. Bereskan alat dan lepaskan handschoen
11. Cuci tangan
12. Dokumentasikan tindakan
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
PEMBERIAN NEBULIZER
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Pengertian Pemberian nebulizer adalah proses pelembaban yang membentuk aerosol, kabut butir-
butir kecil air (diameter ± 5 – 10 mikron) pada saluran nafas
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1.Mengencerkan secret dengan jalan memancarkan butir-butir air melalui
Tujuan
jalan napas
2.Pemberian obat-obat aerosol
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Referensi Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan pemberian nebulizer disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
1. Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan oleh petugas
2. Atur posisi sesuai dengan kondisi
3. Siapkan alat-alat:
- Nebulizer dan perlengkapan (jet nebulizer atau ultrasonic nebulizer)
- Obat-obat untuk terapi aerosol
- Stetoskop
- Aquadest
- Selang oksigen
- Masker transparan
- Bengkok
- Tissue
- Sarung tangan bersih
4. Dekatkan alat-alat ke pasien
5. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
6. Pakai sarunng tangan bersih
7. Masukkan obat-obat untuk terapi aerosol ke dalam alat nebulizer bila diperlukan
8. Kaji suara nafas pasien
9. Hubungkan nebulizer, pasang di daerah hidung pasien
10. Hidupkan nebulizer
11. Waktu dari kelembapan disetel sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien
12. Instruksikan pada pasien untuk nafas panjang dan menghisap udara dari hidung
dan dikeluarkan melalui mulut
13. Sepuluh kali pernapasan pasien disuruh batuk dan mengeluarkan dahak
14. Nebulizer tanda stop, pasien dilakukan clapping untuk mempermudah pengeluaran
secret
15. Dengarkan suara napas lagi, apabila masih terdengar suara ronchi dapat dilakukan
clapping lagi.
1. UGD
Unit terkait 2. Rawat Inap
[Type text]
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
SUCTIONING
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Pengertian Suctioning adalah mengeluarkan cairan atau lendir dari mulut dan atau hidung pasien
yang tidak dapat dikeluarkan secara spontan
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1.Mempertahankan jalan napas tetap bebas
2.Membersihkan secret pada pasien yang batuk tidak adekuat
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan suctioning disesuaikan dengan kebutuhan pasien
dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
1. Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan oleh petugas
2. Siapkan alat-alat:
a. Alat suction
b. Tabung oksigen/oksigen sentral lengkap dengan regulator, flowmeter dan
humidifier
c. Trolly yang berisi :
Kom berisi air bersih
Kateter suction
Kasa steril 2 – 3 lembar
Stetoskop
Bengkok
Sarung tangan steril
3. Cuci tangan
4. Atur pasien sesuai kebutuhan
Prosedur 5. Set kekuatan suction diatur sesuai kebutuhan pasien:
a. Dewasa 80-120 mmhg
b. Anak 60-80 mmhg
c. Bayi 40-60 mmhg
6. Memeriksa fungsi vital dan auskultasi paru-paru
7. Pakai sarung tangan
8. Ambil kateter suction
9. Lakukan pre oksigenasi bila diperlukan
10. Kateter suction dimasukkan ke dalam mulut atau hidung dalam keadaan tidak
menghisap
11. Setelah kateter suction masuk, kateter suction ditarik pada posisi menghisap
12. Kateter suction diusap dengan kassa alkohol lalu dibilas dengan air bersih
13. Lakukan penghisapan sampai secret bersih (suara nafas bersih)
14. Setelah dilakukan penghisapan, lakukan oksigenasi kembali
15. Penghisapan dilakukan berulang-ulang sampai suara nafas bersih
[Type text]
SUCTIONING
No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
Pengertian Pemasangan nasogastric tube [NGT] adalah tindakan pemasangan selang lambung
(NGT) pada saluran esofagus menuju gaster
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. Memberikan nutrisi lewat jalur gastro intestinal
2.Memberikan obat-obatan yang harus diabsorbsi melalui saluran
pencernaan
3.Mengeluarkan cairan dan udara dari saluran pencernaan
4.Kumbah lambung
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan pemasangan NGT disesuaikan dengan kebutuhan
pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
1. Beritahu pasien atau keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan dan tujuan
serta tindakan pemasangan NGT
2. Mintakan tanda tangan informed consent
3. Siapkan alat-alat:
Selang NGT (ukuran sesuai kebutuhan pasien)
Spuit ukuran 10 atau 50 cc
Plester, guntinng perban
Bengkok
Stetoskop
Kapas lembab, jeli, senter dan tali fiksasi
Duk/kain pengalas
Gelas dengan air minum
Prosedur 4. Dekatkan alat-alat kesamping pasien
5. Atur posisi pasien dengan semifowler atau telentang
6. Cuci tangan dan pakai sarung tangan bersih
7. Letakkan bengkok didekat pasien
8. Kaji lubang hidung (patensi nasal)
9. Bersihkan hidung jika tampak kotor dengan menggunakan kapas basah
10. Lakukan pengukuran panjang selang NGT: ukur jarak dari puncak lubang hidung
kedaun telinga bawah dan ke prosesus xiphoideus di sternum (dada), beri tanda
11. Beri jelly pada ujung selang sepanjang 10 – 20 cm
12. Pasang spuit yang telah diisi udara 10 cc-20 cc pada selang lambung
13. Masukkan selang melalui hidung secara perlahan-lahan sambil dianjurkan pada
pasien untuk menelannya, dorong selang setiap kali pasien menelan sampai selang
masuk sesuai dengan hasil pengukuran bila pasien sadar, bila ada hambatan
diputar perlahan sambil didorong.untuk pasien tidak sadar
[Type text]
No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
KUMBAH LAMBUNG
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
KUMBAH LAMBUNG
No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
11. Lakukan bilas lambung seperti diatas berulang kali sampai air / cairan yang keluar
dari lambung berwarna jernih/tidak bau.
12. Observasi tekanan darah, nadi, pernapasan, pupil dan respon pasien, k/p beri
oksigen
Prosedur
13. Rapikan pasien
14. Bereskan peralatan dan kembalikan ke tempat semula
15. Cuci tangan dan pakai sarung tangan bersih
16. Dokumentasi dan catat hasil dan respon pasien selama tindakan dilakukan
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
LAVEMENT
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Pengertian Lavement adalah memasukkan cairan melalui anus (rektum) sampai kolon
asenden
Lavement adalah memasukkan cairan ke dalam rectum guna membuang feses
(gas) dari colon dan rectum
Pelaksanaan :
1. Perawat cuci tangan dan pakai handscoen.
2. Alas bokong dan perlak dipasang.
3. Pasang selimut / kain penutup, pakaian bawah pasien di keataskan atau di
buka.
4. Irrigator diisi cairan hangat sesuai dengan kebutuhan.
5. Kanule recti dipasang pada ujung slang dan diberi pelumas, udara dikeluarkan
, slang dijepit dan klem.
6. Dengan perlahan regangkan bokong dan cari letak anus, instruksikan pasien
rileks dengan menghembuskan napas perlahan melalui mulut
[Type text]
LAVEMENT
No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
7. Masukkan ujung selang rectal secara perlahan dengan mengarahkan kea rah
umbilicus pasien panjang insersi 7,4 – 10 cm (dewasa), 5 – 7,5 (anak-anak), 2,5 –
3,5 (bayi)
8. Tarik selang dengan segera jika ditemukan obstruksi
9. Naikkan irrigator secara perlahan sampai pada ketinggian diatas anus (30-45 cm
untuk huknah dan 30 cm untuk huknah rendah dan 7,5 cm untuk bayi),
10. buka klem dan alirkan secara perlahan, waktu pengaliran sesuai dengan pemberian
volume larutan (1 liter dalam 10 menit)
11. bila pasien mengeluh kram, rendahkan irrigator atau klem selama 30 detik,
kemudian alirkan kembali secara lambat
12. klem sedang setelah larutan habis
13. beritahu pasien untuk menahan napas ketika selang di tarik
14. letakkan tissue pada sekitar anus dan tarik selang anus secara perlahan
15. buang tissue pada bengkok
Prosedur 16. jelaskan pada pasien bahwa perasaan distensi adalah normal. Minta pasien untuk
menahan larutan selama mungkin saat berbaring di tempat tidur, untuk bayi dan
anak-anak dengan perlahan pegang kedua bokong selama beberapa menit.
17. Kembalikan irrigator set dan selang pada tempat yang sudah disediakan
18. Atur posisi telentang
19. Bantu pasien ke kamar mandi atau pasang pispot di bawah bokong
20. Observasi karakter feses dan larutan (beritahukan pasien jangan menyiram toilet
sebelum feses diobservasi oleh perawat)
21. Lepaskan perlak dari bawah bokong
22. Bantu/anjurkan pasien untuk membersihkan daerah anal dengan air hangat dan
sabun
23. Lepaskan sarung tangan (teknik melepas sarung tangan dengan menarik bagian
dalam keluar), cuci tangan dan lepas skort
24. Catat hasil enema pada lembar observasi
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
Pengertian Membantu pasien BAK dan BAB adalah Suatu tindakan untuk menberikan bantuan
pada pasien yang tidak mampu BAB/BAK sendiri diatas tempat tidur / sedang bedrest.
Tujuan Sebagi acuan penerapan langkah-langkah untuk
1.Mengurangi pergerakan pasien.
2.Membantu pasien dalam rangka memenuhi kebutuhan eliminasi karena bedrest
total/ belum dapat berjalan sendiri ke WC.
3.Mengetahui adanya kelainan faeces atau urine secara langsung.
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan membantu BAB/BAK disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
Persiapan alat :
a. Pispot atau stekpan bertutup dan urinal.
b. Alas pispot.
c. Botol berisi air cebok / membilas.
d. Kertas kloset.
e. Bengkok.
f. Sampiran / sketsel
g. Selimut atau kain penutup
Persiapan Pasien:
4. Memberi salam dan mengenalkan diri pada pasien / keluarga.
5. Memberi penjelasan terhadap tindakan yang akan dilakukan.
Pelaksanaan :
1. Sampiran dipasang.
2. Pakaian pasien bagian bawah ditanggalkan ,dan bagian terbuka ditutup dengan
Prosedur selimut.
3. Pasien dianjurkan menekuk lutut dan mengangkat bokong.
4. Pasang alas pispot dan diletakkan dibawah bokong pasien.
5. Bila telah selesai BAB / BAK anus dan bagian genetalia di bersihkan dengan
air dan kertas kloset lalu dibuang ke dalam pispot di ulang beberapa kali
sampai bersih .
6. Pispot diangkat dan feses diamati bila ada kelainan segera dilaporkan dan
dicatat.
7. Bokong pasien dikeringkan dengan pengalas.
8. Pasien dirapikan, alat dibersihkan dan alat dikembalikan pada tempatnya.
9. Perawat mencuci tangan.
10. Mencatat kegiata dalam dokumen keperawatan.
Prosedur Perhatian:
1. Bila urine akan ditampung untuk bahan pemeriksaan, lebih dahulu tuangkan ke
dalam bengkok, lalu pispot atau urinal dipasang kembali.
2. Pispot atau urinal yang diberikan harus dalam keadaan bersih dan kering.
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
AMBULASI DINI
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Pengertian Ambulasi dini adalah melatih secepat mungkin dapat melakukan aktivitas / gerak bagi
pasien dengan tidak ada kontraindikasi.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. Agar pasien dapat mandiri.
2.Untuk mempercepat proses pemulihan.
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan ambulasi dini disesuaikan dengan kebutuhan
pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
Persiapan alat :
1. Kruk
2. Kursi roda
Persiapan Pasien :
1. Beritahu pada pasien dengan tindakan yang akan dilakukan.
2. Mengatur posisi pasien.
Pelaksanaan :
1. Memberi penjelasan kepada pasien pentingnya ambulasi dini.
2. Alat bantu didekatkan.
Prosedur 3. Perawat berdiri di sisi tempat tidur.
4. Membantu pasien menggeser kakinya ke samping tempat tidur.
5. Meminta pasien untuk menggerakkan kakinya / diayun.
6. Membantu pasien turun dari tempat tidur / berdiri.
7. Hitung nadi, perhatikan respon pasien.
8. Membantu pasien berjalan pelan – pelan.
9. Pasien diawasi saat menggunakan alat Bantu.
10. Amati respon pasien dan catat dalam catatan perawat.
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
Pengertian Penerapan luka bersih adalah suatu penanganan yang terdiri atas membersihkan
dan menutup luka yang dianggap tidak mengandung kuman/belum terkontaminasi
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menutup luka untuk melindungi
luka dengan drainase minimal terhadap kontaminasi mikroorganisme
No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
Pengertian Perawatan luka infeksi adalah suatu luka yang sudah mengandung kuman dan di
dalam luka tersebut kuman yang sudah berkembang biak, membuat toksin yang
menyebar ke jaringan sekitarnya sehingga menimbulkan radang
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1.Membersihkan luka terinfeksi dan nekrotik
2.Mengabsorbsi semua eksudat dan debris luka
3.Menjaga kelembaban luka
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan merawat luka disesuaikan dengan kebutuhan
pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Meminta tanda tangan persetujuan pasien pada lembar persetujuan
3. Siapkan pasien dengan posisi yang sesuai dengan kebutuhan
4. Persiapkan alat/dressing card berisi:
a. Set balutan steril:
Sarung tangan steril
Pinset anatomi/chirugi dan gunting,menyesuaikan kondisi luka
Kassa steril
Cucing
b. Sarung tangan bersih
c. Gunting verban
d. Larutan NaCl 0,9%
e. Obat topical : bubuk tablet metronidazole
Prosedur f. Aceton/alcohol 70%
g. Bengkok
h. Kom berisi larutan dekontaminasi klorin 0,5%
i. Pengalas, plester hypoalergenik
j. Spuit 10 cc
5. Dekatkan peralatan ke pasien
6. Petugas cuci tangan
7. Pasang perlak
8. Pakai sarung tangan bersih dan lepaskan plester
9. Angkat balutan dengan pinset secara berhati-hati
10. Jika balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan NaCl 0,9%
jangan sampai terjadi trauma perdarahan pada luka, khusus untuk luka infeksi
balutan yang melekat pada jaringan di bawahnya jangan dibasahi, perlahan
dibebaskan balutan (observasi nyeri dan
[Type text]
No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
Pengertian Melakukan angkat jahitan adalah suatu tindakan keperawatan untuk melepaskan
heating/jahitan pada kulit, yang biasanya dilakukan pada hari ke 5 – 7 (disesuaikan
dengan daerah luka : wajah,hari ke 4-5, leher hari ke 4-5, kulit kepala hari ke 7, badan
hari ke 6_10, anggota gerak hari ke 6-10, dan daerah sendi/daerah sekitarnya hari ke 8-
12)
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1.Mempercepat proses penyembuhan luka
2.Mencegah terjadinya infeksi akibat adanya korpus alienum
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan melakukan angkat jahitan disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
1. Jelaskan pada pasien dan keluarga prosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Siapkan alat-alat:
a. Satu set AJ steril (2 pinset chirurgis, 1 pinset anatomi, gunting AJ, kassa dala
baki steril, 2 cucing)
b. Korentang steril pada tempatnya
c. Gunting plester
d. Plester/hypavik
e. Kapas dan alcohol 70% (dalam spray)
f. Antiseptic (betadin 10%)
g. Kantong plastic,
h. Baskom berisi larutan klorin 0,5%
i. Bengkok
3. Dekatkan alat ke dekat pasien
Prosedur
4. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
5. Bantu pasien mengatur posisi sesuai kebutuhan sehingga lika mudah dirawat
6. Cuci tangan dan kenakan handschoen steril
7. Buka set AJ secara aseptic
8. Basahi plester verban dengan alcohol agar mudah dibuka
9. Buka balutan dengan hati-hati menggunakan pinset anatomis dan balutan kotor
dimasukkan ke dalam kantong plastic
10. Letakkan pinset anatomis yang sudah digunakan dalam bengkok yang berisi larutan
klorin 0,5%
11. Bersihkan bekas plester dengan kapas alcohol
12. Desinfeksi sekitar luka dengan alcohol dan olesi luka dengan larutan betadin 10%
[Type text]
No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
13. Lepaskan jahitan satu per satu selang seling dengan cara menjepit simpul jahitan
dengan pinset chirurgis dan ditarik sedikit ke atas kemudian menggunting benang
tepat di bawah simpul yang berdekatan dengan kulit/pada sisi yang tidak ada
simpul. Perhatikan ekspresi pasien sambil menganjurkan nafas dalam
14. Olesi luka dan sekitarnya dengan betadin 10%
15. Tutup luka dengan kassa steril
16. Pasang plester/hypavik
17. Rapikan pasien dan bereskan alat-alat dan mengembalikan pada tempatnya
18. Lepaskan handschoen dan cuci tangan
19. Dokumentasikan hasil tindakan dan kondisi luka
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
MEMBERIKAN PENYULUHAN
SECARA INDIVIDUAL
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Persiapan Pasien:
Menyiapkan pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan.
Pelaksanaan :
Prosedur 1. Komunikasi dengan pasien.
2. Menggunakan cara diskusi / demonstrasi.
3. Menggunakan alat bantu jika di perlukan.
4. Mengadakan evaluasi.
5. Memberikan feed back
6. Perencanaan lanjutan.
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
Pengertian Merawat luka bakar adalah kerusakan atau kematian dari kulit, mukosa jaringan yang
lebih dalam yang dapat disebabkan oleh panas baik, panas api, matahari, arus listrik
maupun bahan kimia
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1.Pembersihan luka
2.Pencegahan infeksi
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan merawat luka disesuaikan dengan kebutuhan
pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Meminta tanda tangan persetujuan pasien pada lembar persetujuan
3. Siapkan pasien dengan posisi yang sesuai dengan kebutuhan
4. Persiapkan alat/dressing card berisi:
a. Set balutan steril:
Sarung tangan steril
Pinset anatomi/chirugi dan gunting,menyesuaikan kondisi luka
Kassa steril
Cucing
b. Verban gulung
c. Gunting verban
d. Larutan NaCl 0,9%
e. Obat topical sesuai dengan kondisi luka
f. Silver sulfadiazine
Prosedur g. Bubuk tab. Metronidazole
h. Povidone iodine 10%
i. bengkok
j. Kom berisi larutan dekontaminasi klorin 0,5%
k. Pengalas, sampiran
l. Obat analgetika sesuai advis
5. 20 menit sebelum perawatan luka berikan analgetik sesuai resep dokter
6. Dekatkan peralatan pada pasien
7. Tutup tirai sekitar pasien
8. Pasang perlak pengalas
9. Basahi kassa/balutan luka dengan Nacl 0,9% sampai basah
10. Cuci tangan
11. Gunakan sarung tangan steril untuk membuka balutan
[Type text]
No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
12. Bila balutan masih lengket pada luka lepaskan dengan meneteskan NaCl 0,9%
hindari perdarahan pada jaringan yang sudah bergranulasi
13. Bersihkan luka dengan NaCl 0,9% bila ada bulla lakukan bulectomy/necrotomy
sesuai indikasi
14. Keringkan luka dengan kassa secara hati-hati
15. Berikan salep silver sulfadiazine setebal 1-2mm, bila perlu tambahkan bubuk
tablet metronidazole secukupnya
16. Tutup luka dengan kassa lembab dengan NaCl 0,9%, kassa betadine 10% kassa
kering
Prosedur
17. Ganti sarung tangan
18. Balut luka dengan kassa verban secara baik dan rapi
19. Balut dengan kassa tebal sesuai indikasi
20. Atur kembali posisi yang nyaman bagi pasien
21. Lepaskan sarung tangan, rendam alat-alat dalam larutan clorin 0,5% selama 10
menit
22. Dokumentasikan hasil tindakan: penggantian balutan, respon pasien, kondisi
luka, drainase dan balutan
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
PASIEN MENINGGAL
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Pengertian Pasien meninggal adalah pasien yang dikarenakan suatu alasan medis meninggal di
Instalasi Rawat Inap
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan pelayanan
administratif pasien meninggal di Instalasi Rawat Inap
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Mengacu pada standar pelayanan medis yang berlaku di Instalasi Rawat Inap
1. UGD
Unit terkait
2. Rawat Inap
3. Rawat jalan
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
PEMULANGAN PASIEN
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Pengertian Pemulangan pasien adalah pemulangan pasien rawat inap yang sudah diijinkan oleh
dokter atau pulang paksa dari Instalasi Rawat Inap ke rumah
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk memberikan pelayanan administrasi
pasien pulang dari Instalasi Rawat Inap
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Mengacu pada standar pelayanan medis yang berlaku di Instalasi Rawat Ina
1. Perawat/ bidan jaga memberitahu keluarga pasien yang sudah diijinkan pulang
dan keluarga diminta ke bagian kasir
2. Untuk pasien/ keluarga pasien yang minta pulang paksa perawat/ bidan meminta
keluarga ke Instalasi Rawat Inap
3. Perawat/bidan memberitahu tempat penbayaran bahwa pasien diijinkan pulang/
pulang paksa
4. Petugas membuat perincian biaya. Perincian rawat inap dibuat oleh petugas
rawat inap
5. Perincian biaya diberikan kepada keluarga pasien dan diminta untuk melunasi
seluruh tagihan biaya perawatan
Prosedur 6. Keluarga pasien tidak mampu/ keluarga miskin mengikuti prosedur yang berlaku
di Puskesmas
7. Keluarga pasien yang belum bisa melunasi tagihan biaya membuat perjanjian
pelunasan kekurangan biaya Puskesmas berdasarkan prosedur yang ada di
Puskesmas tersebut
8. Petugas memberikan formulir lunas/perjanjian/tidak mampu kepada keluarga
9. Keluarga menyerahkan surat dari kassa kepada perawat/ bidan jaga
10. Bidan/ perawat memulangkan pasien
11. Catatan medis diserahkan kepada dokter yang merawat untuk dilengkapi dalam
tempo 2 x 24 jam
1. UGD
Unit terkait
2. Rawat Inap
3. Rawat jalan
[Type text]
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
INFORMED CONSENT
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Pengertian Informed consent adalah permintaan persetujuan tindakan medis yang dilakukan oleh
dokter kepada pasien/ wali.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1.Meminta ijin kepada pasien atau keluarga pasien untuk dilakukannya suatu
tindakan medis oleh dokter.
2.Aspek legalitas sebagai perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan
Referensi -
Kebijakan 1. Undang-undang Republik Indonesia No.23 tahun 1992, tentang kesehatan.
2. Kitab Undang-undang Hukum Perdata
3. Undang-undang Republik Indonesia No.8 tahun 1999, tentang perlindungan
Konsumen.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585/ Men.Kes/ Per/ IX/
1989, tentang Informed Consent.
6. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medis No. HK. 00.06.3.5.1866.
Tanggal 21 April 1999, tentang Informed Consent.
7. Surat Edaran Dirjen Yan.Med DEPKES RI No : YN.02.04.3.5.2504. Tanggal 10
Juni 1997, tentang Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit.
8. Kode Etik Kedokteran Indonesia.
1. Panggil pasien/ wali, saksi, penterjemah (bila diperlukan) untuk mendapakan
penjelasan tentang informed consent.
2. Jelaskan informasi tentang tindakan medis yang akan dilakukan kepada pasien.
3. Jelaskan manfaat dan resiko yang dapat ditimbulkan jika tindakan tersebut
dilakukan.
Prosedur 4. Berikan formulir informed consent untuk dibaca dan dimengerti
5. Tandatangani formulir informed consent oleh pasien/ wali, saksi, penterjemah
(jika diperlukan).
6. Tanda tangan dokter, sebagai bukti sudah menjelaskan kepada pasien/ wali, saksi
dan penterjemah (jika diperlukan)
Tulis nama, alamat dan tanda tangan saksi
1. UGD
Unit terkait
2. Rawat Inap
3. Rawat jalan
[Type text]
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
Unit terkait
1. Rawat Inap
[Type text]
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
Pengertian Pemberian nutrisi pada pasien rawat inap adalah merupakan tindakan pada
pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara mandiri.
Biasanya terjadi pada pasien yang memiliki gangguan pada mulutnya
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
pasien
Referensi -
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan pemberian nutrisi disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
Prosedur Persiapan Alat dan Bahan
1. Piring
2. Sendok
3. Garpu
4. Gelas
5. Serbet
6. Mangkok cuci tangan
7. Pengalas
8. Jenis diet
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Atur posisi pasien
4. Pasang pengalas
5. Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan
6. Bantu untuk melakukan makan dengan menyuapkan makanan sedikit
demi sedikit dan berikan minum sesudah makan
7. Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien dan anjurkan duduk sebentar
8. Catat hasil atau respon pemenuhan terhadap makan
Cuci tangan
Unit terkait Rawat Inap
[Type text]
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
1. Rawat Inap
Unit terkait
2. UGD
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
Pemeliharaan mingguan
1. Lantai dipel dengan disinfektan dan dikeringkan
2. Dindingdan pintu di lap dengan disinfektan kemudian dikeringkan
Tanyakan tentang
Flow Chart
[Type text]
UPT
PUSKESMAS
AJUNG
dr. TITIS SULISTYOWATI
NIP. 19690331 200604 2 003
Pengertian Identifikasi dan penanganan keluhan adalah cara pemeliharaan ruang bersalin
dan alat medis keperawatan didalamnya secara rutin dan berkala agar siap
pakai
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menjaga atau menjamin
terpeliharanya ruangan beserta alat-alat didalamnya agar siap pakai
Referensi -
Kebijakan Mengacu pada standar pelayanan medis yang berlaku di PUSKESMAS
AJUNG
Prosedur Pemeliharaan harian
3. Sebelum dan sesudah tindakan semua peralatan dibersihkan dengan
disinfektan
4. Dilakukan pengepelan lantai sebelum dan sesudah tindakan dengan
disinfektan
Pemeliharaan mingguan
3. Lantai dipel dengan disinfektan dan dikeringkan
4. Dindingdan pintu di lap dengan disinfektan kemudian dikeringkan
Tanyakan tentang
Flow Chart