KOTA
RENDAH
KARBON
MEMBANGUN
KOTA
RENDAH
KARBON
Penerbit:
© 2019 Friedrich-Naumann-Stiftung für die Freiheit Indonesia
Penulis:
Muhamad Iksan
Sampul:
Desain oleh lifeforstock / Freepik
Rekomendasi kutipan:
Iksan, Muhamad. 2019. Membangun Kota Rendah Karbon. Jakarta: FNF Indonesia.
T E NTA N G
FNF
FRIEDRICH NAUMANN STIFTUNG untuk
Kebebasan (FNF) — adalah sebuah Yayasan
Politik Jerman. Di Jerman dan di 60 negara
di seluruh dunia, FNF bersama dengan mitra-
mitra kerjanya mempromosikan kebebasan,
liberalisme, demokrasi, hak asasi manusia,
pluralisme, toleransi, ekonomi pasar dan
negara hukum.
dari urbanisasi.
04
Kebijakan regulasi langsung melalui pembuatan aturan yang
melarang atau memerintahkan secara langsung perilaku
tertentu kepada mereka yang menyebabkan eksternalitas
negatif. Dalam contoh regulasi command and control, seperti
penetapan standar emisi gas buang dengan mengacu
pada standar internasional. Masalah terbesar dari regulasi
5
langsung ialah biaya pelaksanaan yang mahal, karena semua
orang diharapkan kepada standar yang sama.
E
Solusi berbasis harga atau solusi pasar bertujuan mengatasi
kebijakan regulasi langsung yang dianggap tidak efisien,
sebagai suatu alternatif pilihan kebijakan. Literatur
K
menyatakan terdapat tiga bentuk mekanisme pasar dalam
menginternalisasi eksternalitas yaitu: (1) denda dan pajak; (2)
subsidi untuk mengurangi polusi; dan (3) pembatasan dan
pengalihan kepemilikan (cap-and-trade) atau izin yang dapat 6
S
diperjualbelikan (marketable permit). Tiga bentuk solusi
pasar tersebut dapat saling melengkapi tanpa perlu pilihan
final, walaupun solusi pajak karbon telah mendapatkan
E
konsensus dari para ahli pembangunan dan ekonom sebagai
alternatif kebijakan command-and-control.
K
Kerangka kerja kebijakan yang saat ini dikembangkan
mencakup sebagai berikut. Pertama, percepatan
pengembangan sistem transportasi umum. Pengembangan
transportasi umum juga mencakup integrasi dan subsidi agar
pengguna kendaraan bersedia berpindah. Kedua, penerapan
pajak jalan dan kendaraan yang sesuai. Ketiga, tinjauan
subsidi bahan bakar di mana pengalihan subsidi bahan 7
U T
bakar ke sektor yang lebih produktif, seperti pendidikan dan
layanan kesehatan keluarga, terus diperluas cakupannya.
Keempat, perbaikan sistem pengelolaan limbah, pencemaran,
I
penyediaan air bersih, perbaikan kualitas udara dan fasilitas
perkotaan.
F
05
Ringkasan Eksekutif 04
Daftar Isi 06
Daftar Ilustrasi 07
1 2
PENGANTAR 08 STUDI LITERATUR 16
3 4
Daftar Pustaka 45
Tentang Penulis 47
ISI
06
DA F TA R
ILUSTRASI
TABEL
11 Tabel 1 PLTU Batubara yang ada dan direncanakan
dalam radius 100 km
13 Tabel 2 Kinerja Transportasi dari Pelbagai Indikator
untuk DKI Jakarta
23 Tabel 3 Tingkat Urbanisasi (Urbanization Rate)
dan Level Urbanisasi (Urbanization Level)
23 Tabel 4 Pertumbuhan PDRB berdasarkan sektor
2001, 2005, dan 2010
26 Tabel 5 Komparasi Tokyo-Yokohama, Jepang
dan Sao Paulo, Brazil
32 Tabel 6 Standar Emisi Gas Buang
BAGAN
18 Bagan 1 Lima Fokus Perubahan Paradigma
Pembangunan Berkelanjutan
19 Bagan 2 Eksternalitas dari Berkendara
28 Bagan 3 Pembagian Urusan Pemerintah Daerah
29 Bagan 4 Urusan Konkruen Wajib Pelayanan Dasar
dan Non-Pelayanan Dasar
31 Bagan 5 Ilustrasi Internalisasi Eksternalitas
41 Bagan 6 Konektivitas antar Sektor dan Aktor
GRAFIK
20 Grafik 1 Efek Pajak Karbon
24 Grafik 2 Waktu Tempuh Dua Rute (Pasar Minggu ke Manggarai
dan Cilandak ke Monumen Nasional)
24-25 Grafik 3 Perbandingan Jakarta dan Kota-kota Lain di Kawasan
40 Grafik 4 Komparasi Posisi Jakarta
GAMBAR
22 Gambar 1 Komparasi Wilayah Jabodetabek 1982 dan 2002
36 Gambar 2 Negara atau Daerah Subnasional yang menerapkan
pajak karbon atau skema perdagangan karbon
(Emission Trading Scheme/ETS)
37 Gambar 3 Inisiatif pemberian harga terhadap karbon di pelbagai
negara atau wilayah subnasional
KOTAK
21 Kotak 1 Proposal Konservatif untuk Aksi Iklim
26-27 Kotak 2 Portofolio Perkotaan di Indonesia tahun 2016
07
1 P E N G A NTA R
08
1.1
LATAR BELAKANG
Sejak Albert Arnold (Al) Gore Jr. dan berita baik selalu diikuti oleh berita buruk.
Intergovernmental Panel on Climate Change Dunia akademik yang cenderung bernuansa
(IPCC) mendapat pengakuan dari Kerajaan serius dan bervisi jangka panjang acap kali
Norwegia melalui Nobel Perdamaian dimentahkan oleh dunia politik yang lebih
tahun 20071, sudah lebih dari satu dekade cenderung narrow minded dan memuaskan
pengarusutamaan perubahan iklim pada kepentingan sesaat.
pelbagai forum internasional, diskusi dan Amerika Serikat (AS) sebagai negara
seminar publik. Kita bisa mengatakan pemain utama serta berpengaruh besar,
bahwa mulai dari warung kopi sampai melalui keputusan politik Presiden Donald
perjamuan tingkat tinggi, pembicara tentang Trump, akan mundur dari Kesepakatan
perubahan iklim terus berlangsung, dengan Iklim Paris 2015 (kesepakatan yang telah
derajat yang berbeda-beda tentunya. dibuat pada masa kepemimpinan Presiden
Dalam keterangannya Al Gore dan Obama, yang bertujuan salah satunya
IPCC mendapat penghargaan bersama mengendalikan peningkatan suhu global).3
Nobel Perdamaian atas usaha mereka Keputusan Trump tentunya memiliki
guna membangun dan diseminasi implikasi tersendiri, walaupun nampaknya
pengetahuan mendalam perihal perubahan negara lain seperti [tersirat dalam berita] Uni
iklim disebabkan aktivitas manusia, dan Eropa dan Cina tidak mengikuti jejak negeri
meletakkan fondasi bagi pengukuran yang Paman Sam itu.4 Walaupun dari dalam
diperlukan guna mengatasi perubahan negeri Amerika sendiri, survei terhadap
tersebut. Pada tahun 2018, penghargaan publik AS sejumlah 64 persen responden
bergengsi setara Nobel Perdamaian yaitu menganggap penting isu perubahan
Nobel Ekonomi diberikan kepada teoritisi iklim.5 Sejumlah 71 persen responden juga
ekonomi lingkungan yang sangat peduli menginginkan AS tetap dalam Kesepakatan
terhadap isu lingkungan dan perubahan iklim Paris 2015, dan lebih besar lagi dari 71
yaitu William D. Nordhaus.2 Penghargaan persen menginginkan penggunaan energi
prestisius bagi ekonom menguatkan ramah lingkungan.
kampanye global memerangi perubahan Bagaimana persepsi publik di negara
iklim. kita Indonesia perihal perubahan iklim
Harapannya perubahan iklim semakin ini? Berdasarkan publikasi Lembaga Ilmu
menggunakan pendekatan akademik Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat
berbasis data yang solid. Walaupun begitu, Penelitian Kependudukan (P2K) Agustina
1 Nobel Media AB, “The Nobel Peace Prize 3 Diko Oktara, “Donald Trump Umumkan AS
2007“ [Online] https://www.nobelprize.org/prizes/ Mundur dari Perjanjian Perubahan Iklim“, Tempo,
peace/2007/summary/ 2 Juni 2017 [Online] https://dunia.tempo.co/
2 Nobel Media AB, “William D. Nordhaus – read/880754/donald-trump-umumkan-as-mundur-
Prize Lecture” [Online] https://www.nobelprize.org/ dari-perjanjian-perubahan-iklim
prizes/economic-sciences/2018/nordhaus/facts/ 4 Matt McGrath, “Cina dan Eropa abaikan
William D. Nordhaus, ekonom dari Universitas Yale, Trump soal perubahan iklim”, BBC, 1 Juni 2017 [Online]
bersama Paul M. Romer dari New York University, https://www.bbc.com/indonesia/dunia-40116090
dianggap berjasa dalam mengintegrasikan [variabel] 5 Martin S. Feldstein, Ted Halstead, dan N.
perubahan iklim ke dalam analisis ekonomi jangka Gregory Mankiw, “A Conservative Case for Climate
panjang. Sementara, Paul M. Romer dianggap berjasa Action”, The New York Times, 8 Februari 2017 [Online]
dalam integrasi inovasi teknologi ke dalam model http://scholar.harvard.edu/files/mankiw/files/
makroekonomi jangka panjang. conservative_case.pdf
09
Situmorang, secara umum masyarakat yang tak terhindarkan di kota-kota besar,
masih melihat perubahan iklim hanya dalam konteks ini di negara ASEAN, dan
terjadi di luar negeri (belum terlihat di sekitar fokus studi ini di Indonesia. Oleh sebab itu,
mereka) padahal mereka sudah merasakan pemerintah di negara berkembang perlu
perubahannya. Begitupun di tingkat menyiapkan kota guna memanfaatkan efek
pemerintah daerah, ketidakpahaman masih positif dari urbanisasi dan meminimalisasi
terjadi.6 dampak negatif dari urbanisasi.
Dampak perubahan iklim nyatanya Efek positif urbanisasi berupa kenaikan
terasa di wilayah perkotaan, terutama angka pertumbuhan ekonomi yang berasal
berkenaan dengan sektor transportasi. dari sisi konsumsi dan investasi penduduk
Menurut Soejachmoen dan Napitupulu kota, mempercepat penurunan kesenjangan
(2010:462-463) sektor transportasi juga karena dekatnya pelaku ekonomi ke
rentan terkena dampak, terutama moda sumber pertumbuhan. Sementara dampak
transportasi air [laut] akibat angin kencang negatifnya antara lain seperti ledakan
dan gelombang tinggi. Untuk moda penduduk, munculnya area kumuh (slump),
transportasi darat menghadapi masalah dan meningkatnya angka kriminalitas.
kerusakan jalan akibat musim hujan yang Dampak negatif turunan dari urbanisasi
berkepanjangan sehingga beban jalan yang masif tanpa penyiapan infrastruktur
darat yang semakin berat. Konsekuensinya, mengakibatkan kerusakan lingkungan,
perencanaan pembangunan di sektor kemacetan, polusi, kriminalitas, dan biaya
transportasi perlu mempertimbangkan hidup yang tinggi (Permadi, 2015).
dampak perubahan iklim 10-20 tahun Makalah dari Greenpeace (2017)
mendatang. mewartakan bahwa Ibu Kota Jakarta berada
Laporan terbaru dari McKinsey Global dalam status gawat darurat dalam soal
Institute (2014) menyatakan bahwa lebih kualitas udara. Hal ini akibat polusi yang
dari 90 juta penduduk yang tergabung disebabkan dari transportasi dan emisi
dalam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia gas buangan rumah tangga. Lembaga ini
Tenggara (ASEAN), akan bermigrasi dari kemudian studi dari Budi Haryanto, peneliti
desa ke kota pada 2030. Studi Fuller dan Perubahan Iklim dan Kesehatan Lingkungan
Romer (2014) menunjukkan urbanisasi dari Universitas Indonesia, menempatkan
lebih berdampak bagi negara-negara gangguan pernapasan sebagai penyakit
berkembang (developing countries) yang paling banyak diderita oleh warga
daripada negara-negara maju (developed Jakarta, dengan rincian hampir 60 persen
countries), dikarenakan negara maju telah warga Jakarta mengidap gangguan
terlebih dahulu memasuki perkembangan pernapasan akibat polusi udara.7
masif kota-kota besar sehingga perubahan Dalam makalah tersebut, Greenpeace
desa menjadi kota sekunder serta tersier. juga memaparkan pemantauan kualitas
Sementara itu, negara berkembang masih udara yang dilakukan oleh Kedutaan Besar
memerlukan sejumlah kota-kota baru guna Amerika Serikat, di mana hanya ada 14 hari
menampung arus kedatangan penduduk selama tahun 2017 ketika udara di Jakarta
dari desa ke kota. Fuller dan Romer Selatan digolongkan baik dan aman untuk
memperkirakan negara berkembang perlu bernapas berdasarkan Indeks Kualitas
membangun 625 kota baru bagi 10 juta Udara (Air Quality Index) Amerika Serikat.8
penduduk urban. 7 Rahma Lillahi Sativa, “Agustus: Polusi Udara
Dari dua studi di atas yang memprediksi di Jakarta Sudah dalam Tahap Bahaya”, Detikhealth, 4
bahwa urbanisasi merupakan fenomena Januari 2016 [Online] https://health.detik.com/berita-
detikhealth/d-3109689/agustus-polusi-udara-di-
6 LIPI, “LIPI: Pemahaman Masyarakat jakarta-sudah-dalam-tahap-bahaya
Terhadap Perubahan Iklim Minim”, 4 Februari 8 Hindun Mulaika, “Air polution in Greater Ja-
2015 [Online] http://lipi.go.id/berita/single/LIPI- karta – a national disgrace”, The Jakarta Post, 2 Mei
Pemahaman-Masyarakat-Terhadap-Perubahan- 2017 [Online] https://www.pressreader.com/indone-
Iklim-Minim/11855 sia/the-jakarta-post/20170502/281702614613787
10
Walaupun lebih sering tercemar, tingkat Secara konseptual maupun praktis,
polusi udara Jakarta memang tidak seburuk pembangunan berkelanjutan berwujud kebi-
bila dibandingkan dengan ibu kota China, jakan yang seimbang antara aspek ekonomi,
Beijing. sosial maupun lingkungan. Lebih daripada
Sementara itu, hanya terdapat 13 itu, pembangunan berkelanjutan mengakui
hari pada tahun 2017 di wilayah Jakarta bahwa mekanisme pasar tidak selalu bisa
Pusat di mana kualitas udara tergolong memenuhi kepentingan umum (Azis, et al,
baik dan aman untuk dihirup (Greenpeace, 2010). Terlebih, konsentrasi pelbagai kegia-
2017:4). Penulis masih mengutip makalah tan sosio-ekonomi juga penduduk sangat
Greenpeace perihal bahaya lebih besar menumpuk di wilayah megaperkotaan, mis-
yang mengancam warga Jakarta - Bogor - alnya Jabodetabek, Gerbangkartasusila –
Tangerang - Bekasi (Jabodetabek), berupa Surabaya Metropolitan Area, Bandung Raya,
keberadaan dan operasi Pembangkit Listrik dan Kedungsepur (Semarang Metropolitan
Tenaga Uap (PLTU) Batubara pada areal Area) (Firman, 2019). Implikasi langsung
100 km di sekitar Jakarta. Dampaknya tidak dari perkembangan wilayah megaperkotaan
hanya dirasakan orang dewasa namun adalah peningkatan kebutuhan akan dukun-
anak-anak, mengingat masa kontrak PLTU gan sumber daya kelistrikan. Tidak banyak
Batubara baru selesai minimal setelah 30 pilihan bagi pemerintah memilih “jalan pin-
tahun. Tabel 1 di bawah ini merangkum PLTU tas” menggunakan sumber daya yang tidak
Batubara yang telah ada dan direncanakan. dapat diperbarui dan “paling murah” seperti
PLTU Batubara.
Tabel 1
PLTU Batubara yang ada dan direncanakan dalam radius 100 km (Jabodetabek)
Existing CFPPs
CFPP Pindo Deli and Paper Mill II - Privately Owned 50MW Bekasi
Planned CFPPs
11
1.2
RUMUSAN MASALAH
Artikel opini Wakil Presiden Republik berdasarkan estimasi Bank Dunia (2014),
Indonesia Periode 2009-2014, Boediono, sebesar 51 persen atau setara dengan
berjudul “Pembangunan Rendah Karbon” 125,9 juta penduduk hidup di kota dengan
yang dimuat dalam koran Kompas9 laju urbanisasi per tahun mencapai 2,45
menawarkan nuansa optimisme dalam persen per tahun (CIA, 2014). Artinya telah
usaha bersama internasional guna terjadi ekspansi sebesar 34,1 juta penduduk
menyelamatkan bumi dari katastropi antara tahun 2000 dan 2010.
pemanasan global. Lebih substantif, Dampak lain dari urbanisasi bagi
Boediono menyitir dua studi (Nordhaus, lingkungan tidak lain dari penggunaan
2014 dan LECB, 2015) bahwa upaya energi serta emisi CO2 sebagai residu dari
untuk menangani perubahan iklim tidak energi. Studi Colenbrander, et al (2015)
harus bertentangan dengan tujuan- menyebutkan kota menghasilkan 67-76
tujuan pembangunan. Baginya, tidak perlu persen penggunaan energi, serta 71-76
ada trade-off antara pembangunan dan persen energi terkait emisi CO2. Angkanya
pelestarian alam. Kuncinya berada pada semakin meningkat secara substansial
perumusan kerangka kebijakan yang tepat seiring populasi perkotaan yang meningkat,
dan dilaksanakan secara konsisten. diperkirakan sampai lebih dari 3 milyar orang
Meski demikian, tantangan perumusan pada tahun 2050 berdasarkan proyeksi IPCC
kebijakan dan implementasinya bukanlah (2014) serta beberapa lembaga multilateral
soal apa yang terdapat dalam kertas lainnya seperti UNDESA (2013) dan WHO
perencanaan. Misalnya, masalah terbesar (2014).
bagi di Jakarta adalah telah bertambahnya Indonesia sebagai negara berkembang
suhu udara sampai 1,6 derajat Celcius menghadapi permasalahan menyangkut
dalam satu abad terakhir (Siswanto, energi diantaranya: (1) masih tingginya
et al, 2015).10 Kenaikan ini lebih tinggi ketergantungan terhadap energi fosil; (2)
dibandingkan dengan rata-rata suhu global tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
yang bertambah 1-1,2 derajat Celcius ditopang oleh laju industrialisasi yang
dalam kurun waktu yang sama. Selain itu, menuntut ketersediaan energi serta bauran
peningkatan suhu terbukti telah mengubah energi alternatif tidak tersedia dengan harga
pola hujan. Kondisi faktual perihal urbanisasi relatif murah di pasar; (3) dampak perubahan
menjadi fenomena yang tidak terelakkan. iklim yang berpengaruh terhadap kawasan
Dengan menggunakan sensus pesisir, perkotaan, dan juga kawasan lainnya
penduduk tahun 2010, jumlah penduduk dalam derajat yang bervariasi. Kajian ini
perkotaan di Pulau Jawa telah mencapai difokuskan pada pengaruh iklim yang
60 persen dari total seluruh penduduk berubah bagi kawasan perkotaan, terutama
Pulau Jawa (Firman, 2019). Sementara masyarakat kota.
Bagi masyarakat perkotaan atau kaum
9 Boediono, “Pembangunan Rendah Karbon”,
Kompas, 13 Februari 2019, hal. 6. urban, kemacetan menambah kerumitan
10 Siswanto, et al, “Temperature, extreme pekerjaan sehari-hari yang seperti tidak ada
precipitation, and diurnal rainfall changes in the pemecahannya. Banyak kaum urban yang
urbanized Jakarta city during the past 130 years”,
Royal Meteorological Society, 26 November 2015
berjuang dengan perjalanan pulang-pergi
[Online] https://rmets.onlinelibrary.wiley.com/doi/ yang panjang dan kemacetan lalu lintas.
abs/10.1002/joc.4548
12
Laporan Bank Dunia (2018)11 menyebutkan Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM,
bahwa Jakarta secara konsisten dinilai Wismadi, Sumardjito, dan Sutomo – dalam
sebagai salah satu kota dengan kemacetan kompilasi studi Kutani (eds) dari ERIA
tertinggi di kawasan Asia, bersaing dengan Research Project Report (2012), ketiganya
ibu kota Thailand, Bangkok. Salah satu memprediksi permintaan lalu lintas di
penyebabnya tidak lain dari kurangnya wilayah Jabodebatek akan meningkat dari
infrastruktur transportasi umum yang 66 juta perjalanan (2010) menjadi 74 juta
memadai, sehingga sebagian besar kaum perjalanan (2020). Kemudian ketiganya
urban menggunakan transportasi pribadi meneruskan bila tanpa dilakukan usaha
(baik mobil pribadi atau motor) untuk apapun (do-nothing scenario) maka
berangkat dan pulang kerja. porsi dari transportasi publik akan terus
Berdasarkan studi dari tiga ahli dari menurun dan situasi lalu lintas menjadi
11 Ridwan Aji Pitoko, “Bank Dunia: Urbanisasi semakin memburuk. Tabel 2 di bawah ini
Dapat Menjadi Kekuatan bagi Pertumbuhan Ekonomi”, memberikan ilustrasi dua skenario: status
Kompas, 20 September 2018 [Online] https://ekonomi. quo / tidak melakukan apapun / do-nothing
kompas.com/read/2018/09/20/200900226/bank-
dunia--urbanisasi-dapat-menjadi-kekuatan-bagi- dan melakukan sesuai / do-something
pertumbuhan-ekonomi sesuai master plan yang telah dibuat.
Tabel 2
Kinerja Transportasi dari Pelbagai Indikator untuk DKI Jakarta
2020
2010 2020
Indicators (master plan /
(Existing) (do-nothing)
do-something)
Total travel demand (trips) 66 mio 74 mio 74 mio
13
Seturut dengan studi Wismadi, Berdasarkan uraian yang sudah
pemerintah melalui Kementerian disebutkan, penulis mengajikan rumusan
Perencanaan Pembangunan Nasional/ masalah: bagaimana pembangunan
Bappenas menjelaskan besarnya kerugian rendah karbon dapat menjadi arus utama
yang ditimbulkan akibat kemacetan di dalam paradigma pembangunan nasional
Jakarta. Kepala Bappenas sekaligus yang terfokus pada dua hal. Pertama,
Menteri PPN, Bambang PS Brojonegoro12, memaparkan kebijakan yang telah ditempuh
menyebutkan: pemerintah baik pusat maupun daerah
dalam mencapai peningkatan kualitas
“
udara sekaligus pengurangan emisi karbon.
Kedua, mengevaluasi kebijakan yang telah
dilakukan dengan menyelaraskannya
Kemacetan di Jakarta mengakibatkan kepada strategi adaptasi maupun mitigasi
kerugian 5 miliar dollar AS per tahun ya, perubahan iklim. Hal yang dibahas dari isu
karena jumlah jalan kecil. Pemprov DKI kedua ini menyangkut evaluasi kebijakan
Jakarta, lanjut dia, telat membangun regulasi langsung atas perintah dan
MRT. Padahal, kajian MRT sudah ada kontrol (command-and-control) serta
sejak tahun 1990-an. Jakarta ini sudah solusi berbasis mekanisme harga (market
telat 30 tahun untuk membangun MRT,
based solution). Guna menjawab dua fokus
jadi [Pemprov DKI Jakarta] berkutat
tersebut, penulis menjalankan serangkaian
dengan masalah biaya, revenue berapa.
tahapan metodologis pada bagian berikut.
Pasti akan rugi terus, enggak feasible
sama sekali.
1.3
METODOLOGI
14
Studi Colanbrander, et al (2015) Bahan Bakar Timbal.
berjudul The Economic Case Buku dari ekonom peraih Nobel
for Low-Carbon Development Ekonomi 2018: William Nordhaus
in Rapidly Growing Developing (2013) berjudul The Climate
World Cities: A Case Study of Casino: Risk, Uncertainty, and
Palembang, Indonesia dalam Economics for a Warming
jurnal Energy Policy No. 80 tahun World, New Heaven terbitan Yale
2015 halaman 24-35. University Press.
Laporan Urban Climate Change
Research Network (UCCRN) Sumber-sumber lainnya seperti
(2015) dengan judul Climate makalah akademik ekonom Harvard Greg
Change and Cities terutama Mankiw (2009) pada Eastern Economic
bagian transformasi energi di Journal, juga opini dari penulis yang sama
wilayah perkotaan. pada koran New York Times berjudul A
Laporan Greenpeace tahun 2017 Carbon Tax That America Could Live With
berjudul Jakarta’s Silent Killers: tertanggal 2 September 2013, dan ERIA
How The City Dangerous Level Research Project Report No.7 tahun 2008
of Air Pollution Are About To Get berjudul Sustainable Automotive Society
Even Worse. Walaupun laporan in Easy Asia. Beberapa bab dalam buku:
ini dapat dianggap alarmis, Pembangunan Berkelanjutan: Peran dan
namun pesan yang termaktub Kontribusi Emil Salim oleh Iwan Jaya Azis,
di dalamnya perlu diperhatikan Lydia M. Napitupulu, Arianto A. Patunru
dengan saksama. dan Budi P. Resosudarmo (eds) tahun 2010
Laporan Bank Dunia (2018) memperkaya wawasan dan khazanah
sebagai komplemen dari literatur penulis guna memperoleh perspektif
Indonesia Economic Quarterly yang lebih luas serta komprehensif dalam
edisi September 2018 berjudul menganalisis pembangunan rendah karbon
Urbanisasi untuk Semua. Fokus di wilayah perkotaan ini.
laporan pada hemat penulis
telah mengelaborasi mendalam
perihal pelbagai aspek urbanisasi,
dengan keterkaitannya pada soal
ketimpangan (inequality).
15
2 STUDI
LITERATUR
16
Pada bab kedua Studi Literatur yang serta mengulas eksternalitas dalam contoh
juga dapat disebut sebagai Tinjauan aktivitas yang selalu dilakukan kaum urban
Pustaka, penulis menyajikan telaah literatur yaitu berkendara.
yang terdiri atas beberapa pokok bahasan. Ketiga, setelah menjelaskan dua konsep
Pertama, penulis mengulas konsep dasar, penulis juga akan mengulas beberapa
pembangunan berkelanjutan dalam aspek terkait dinamika perkotaan mencakup
kaitannya dengan pembangunan yang pengalaman negara lain dalam mengelola
telah dilaksanakan selama ini, perbedaan kota dan problematika di dalamnya. Pada
pembangunan berkelanjutan dari bagian ketiga juga disinggung perihal
pembangunan yang tidak berkelanjutan, ekonomi aglomerasi yang berkaitan erat
serta paradigma pembangunan dengan isu perkotaan dan urbanisasi.
berkelanjutan. Keempat, penulis mengulas regulasi dari
Kedua, tinjauan pustaka mengelaborasi waktu ke waktu perihal pengendalian emisi
tentang konsep eksternalitas beserta serta kebijakan yang berlaku dalam sektor
contohnya, apa yang dapat dilakukan transportasi aktivitas perkotaan.
untuk menginternalisasi eksternalitas,
2.1
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
17
Bagan 1
Lima Fokus Perubahan Paradigma Pembangunan Berkelanjutan
Perubahan kebijakan
Perspektif secara fundamental Pemerintah bisa dan
pembangunan dari agar kepentingan harus mengoreksi
jangka pendek menuju publik dapat kegagalan pasar lewat
jangka panjang ditempatkan di atas kebijakan yang tepat
kepentingan pribadi
1 2 3 4 5
2.2
EKSTERNALITAS
18
(2005) yaitu: pertama, eksternalitas sebagai Serikat termasuk yang terendah dibanding
kasus ketika tindakan satu pelaku ekonomi negara-negara maju lainnya (Mankiw, 2009).
berdampak pada utilitas atau fungsi produksi Emisi karbon hasil kendaraan maupun
pelaku ekonomi lainnya, tanpa pihak lain aktivitas lainnya seperti PLTU Batubara
tersebut ikut andil dalam pengambilan jelas merupakan eksternalitas, kemudian
keputusan atas tindakan tersebut (Just, et al, pertanyaannya adalah bagaimana
2004). Kedua, eksternalitas sebagai kerugian mengatasi masalah eksternalitas
(atau manfaat) yang dialami suatu individu / negatif ini. Dalam tulisannya, Hartono,
perusahaan akibat kegiatan yang dilakukan Yusuf, dan Resosudarmo (2010:59-61)
oleh individu / perusahaan lain, namun menerangkan terdapat dua solusi umum
individu / perusahaan yang menderita guna menyelesaikan eksternalitas [negatif]
kerugian (atau memperoleh manfaat) tidak yaitu: regulasi langsung atas perintah dan
dibayar (atau tidak membayar) atas dampak kontrol (command-and-control) dan solusi
yang mereka rasakan (Stiglitz, 2000). Ketiga, berdasarkan mekanisme harga / mekanisme
eksternalitas sebagai tindakan produsen pasar (market-based solutions).
atau konsumen yang mempengaruhi
(menimbulkan efek terhadap) konsumen Regulasi Langsung
atau produsen lain, tapi tidak diperhitungkan
dalam pembentukan harga (Pyndick, 2005). Kebijakan regulasi langsung melalui
Greg Mankiw (2009) memberikan pembuatan aturan yang melarang atau
ilustrasi sangat baik perihal eksternalitas memerintahkan secara langsung perilaku
melalui contoh aktivitas berkendara atau tertentu kepada mereka yang menyebabkan
mengemudi, yang menghabiskan banyak eksternalitas negatif, dalam contoh regulasi
waktu warga kota di tengah kesibukan harian command-and-control seperti penetapan
mereka. Kemudian Mankiw menerangkan, standar emisi gas buang dengan mengacu
eksternalitas dari berkendara berupa: pada standar internasional. Sayangnya
sistem ini membutuhkan biaya pelaksanaan
Bagan 2
yang mahal karena semua orang diharapkan
Eksternalitas dari Berkendara
kepada standar yang sama.
n t erja Perihal efektivitas sistem regulasi
a rb o din P
ik y a el
is ke langsung ini juga mengarah kepada sistem
ua e la
m
1 pengawasan yang ketat, agar tujuan dapat
ng kaa
E
e
n
nd
a
4
et
ar
m d
Mekanisme Pasar
a
an
Ke
P ol u si a s a p
Solusi berbasis harga atau solusi
pasar bertujuan mengatasi kebijakan
Sumber: Mankiw (2009), hal. 35.
regulasi langsung yang dianggap tidak
Dalam rangka menginternalisasi efisien, sebagai suatu alternatif pilihan
eksternalitas dari berkendara, masih kebijakan. Esensi dari solusi pasar tidak lain
menurut Mankiw dengan mengutip studi dari pertukaran secara sukarela maupun
Parry, et al (2007), pajak yang optimal intervensi langsung dari pemerintah
dibebankan pada harga jual BBM sebesar yang bersifat memaksa seperti misalnya
USD 2,1 per gallon atau sangat jauh di atas pajak. Secara teoritis, terdapat tiga bentuk
pajak yang sekarang diberlakukan hanya mekanisme pasar dalam menginternalisasi
mencapai 40 sen per gallon. Bahkan diakui eksternalitas yaitu: (1) denda dan pajak; (2)
Mankiw bahwa pajak gasoline di Amerika subsidi untuk mengurangi polusi; dan (3)
19
pembatasan dan pengalihan kepemilikan kuat, pemberian subsidi cenderung salah
(cap-and-trade) atau izin yang dapat sasaran. Mekanisme pasar yang ketiga ialah
diperjualbelikan (marketable permit) mekanisme pembatasan dan pengalihan,
(Stiglitz, 2000 dalam Hartono, Yusuf, dan kebijakan ini berawal dari membagikan izin
Resosudarmo, 2010). untuk mengeluarkan polusi dalam batas
Denda dan pajak ialah bentuk yang tertentu. Setiap individu atau perusahaan
relatif sederhana dari market-based diminta mengontrol tingkat polusi sesuai
solution. Jenis denda dan pajak telah lama izin yang dimilikinya.
disepakati ekonom sebagai instrumen Apabila sebuah perusahaan / individu
mengatasi masalah lingkungan (Mankiw, ingin menambah batas polusi, dapat melalui
2009; Feldstein, Halstead, dan Mankiw, pembelian izin perusahaan lain yang tidak
2017). Dengan pengenaan pajak diharapkan memerlukan sebagian kuota izin karena
biaya marginal privat ditambah dengan dapat menghemat polusi. Hal ini dikenal
denda / pajak akan melebihi biaya marginal dengan marketable permit. Dari dua solusi
sosial. Ilustrasi pajak Pigou13 melalui internalisasi eksternalitas yaitu regulasi
gambar grafik di bawah ini: langsung maupun solusi pasar, Kotak 1
Grafik 1 (halaman 21) akan menguraikan pilar-
Efek Pajak Karbon pilar aksi melawan perubahan iklim yang
diusulkan ekonom dan high profile person
dari kalangan konservatif Amerika Serikat.
Dalam artikel opininya, Martin Feldsten
dan kawan-kawan menuliskan empat
pilar proposal aksi iklim dari kalangan
“konservatif”, yang percaya bahwa pasar
bebas dan pemerintah yang terbatas akan
mengundang partisipasi aktif dari pelbagai
aliran ekonomi-politik. Misalnya kaum
pro-lingkungan setuju dengan tawaran itu,
karena memberikan kepastian terhadap
harga karbon yang telah lama diwacanakan.
Mereka yang pro-pertumbuhan akan
mendukung karena mengurangi regulasi
dan meningkatkan kepastian kebijakan
sehingga mendorong investasi jangka
Sumber: Energy Education panjang, utamanya dalam teknologi bersih.
Kaum libertarian juga akan mendukung
Pajak akan menjadi disinsetif bagi karena empat pilar menghadirkan
pelaku, sehingga dengan pengenaan pajak insentif yang pas dan mengurangi
akan mengurangi kuantitas dari Q1 menjadi peran pemerintah. Sementara itu, kaum
Q2, karena terjadi kenaikan harga dari P1 populis akan mendukung karena dampak
menjadi P2. Daerah segitiga dengan arsiran distributifnya. Apakah janji sempurna dari
merah merupakan dampak pengenaan Climate Leadership Council akan terwujud?
pajak karbon berupa gasoline tax. Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Mekanisme pasar kedua untuk Kenyataannya Presiden Trump lebih memilih
mengurangi polusi atau menurukan emisi untuk keluar dari kesepakatan global
karbon ialah pemberian subsidi terhadap soal perubahan iklim di Paris ketimbang
biaya pengurangan polusi. Persoalan mengikuti proposal konservatif untuk aksi
subsidi adalah menentukan besaran iklim.
subisidi yang tepat dan siapa yang akan
diberikan subsidi. Tanpa basis data yang
20
Kotak 1
Proposal Konservatif untuk Aksi Iklim
Martin Feldsten bersama dengan Ted Halstead serta N. Gregory Mankiw menulis opini
berjudul A Conservative Case for Climate Action di New York Times, 8 Februari 2017. Martin
Feldstein adalah ketua Dewan Penasehat Ekonomi saat Presiden Ronald Reagan menjabat,
sementara N. Gregory Mankiw menjabat ketua Dewan Penasehat Ekonomi Presiden George
Walker Bush dan Ted Halstead ialah Pendiri dan Kepala Eksekutif Climate Leadership
Council. Kebijakan aksi iklim yang ideal sepatutnya memenuhi unsur: mengurangi emisi
karbon, membatasi intrusi peraturan, mempromosikan pertumbuhan ekonomi, membantu
kelas pekerja AS, serta terbukti bertahan di masa perubahan kepemimpinan politik. Untuk
itu, ketiganya menawarkan aksi iklim yang dibangun atas empat pilar:
1. Pemerintah federal dapat mulai menerapkan pajak terhadap emisi karbon secara
bertahap;
2. Pengenaan pajak diikuti dengan pengembalian cek dividen, dengan perhitungan
pengenaan pajak karbon sebesar 40 USD maka Rumah Tangga akan mendapat 2,000
USD pada tahun pertama;
3. Perusahaan yang mengekspor produk dengan emisi karbon yang rendah akan
memperoleh potongan pajak;
4. Regulasi yang tidak seirama dengan pajak karbon akan dihilangkan termasuk pembatalan
program Clean Power Plan.
Sumber: https://www.nytimes.com/2017/02/08/opinion/a-conservative-case-for-climate-action.html
2.3
DINAMIKA KOTA DAN AGLOMERASI EKONOMI
21
bisa kita duga yaitu berkurangnya wilayah (kembali tinggal, bekerja dan berbelanja) ke
alami seperti danau, pertanian seperti padi, tengah kota.
dan semakin meluasnya wilayah urban yang Dalam pada itu, pusat perbelanjaan
ditandai oleh perumahan, perkantoran, pusat juga tidak hanya berdiri sendiri, tetapi
perbelanjaan dan fasilitas publik lainnya. juga berupa superblock terdiri dari
Gambar 1 di bawah mengilustrasikan secara perkantoran, pusat belanjaan, dan
komparatif perkembangan luas wilayah fasilitas perumahan (apartemen). Konsep
Jakarta tahun 1982 dan tahun 2002. superblock mengadopsi keterbatasan lahan
Gambar 1
Komparasi Wilayah Jabodetabek 1982 dan 2002
LEGEND:
Sumber: Citra Satelit Landsat (2002) dikutip Wismadi, dkk. (2013), hal. 31.
22
Tabel 3
Tingkat Urbanisasi (Urbanization Rate) dan Level Urbanisasi (Urbanization Level)
Urbanization Level
Low Medium High
(<20%) (20-40%) (>40%)
Rapid Cambodia Indonesia
Urbanization Rate
23
Grafik 2
Waktu Tempuh Dua Rute (Pasar Minggu ke Manggarai dan Cilandak ke Monumen Nasional)
2011 95
(6.1 km/h)
2000 36 (16.1 km/h)
2011 100
(9.4 km/h)
2000 49 (19.2 km/h)
Sumber: Survei SITRAMP (2000), JUTPI (2011) seperti dikutip Wismadi, et al (2013), hal. 31.
rute, yaitu Pasar Minggu ke Manggarai dan juga berkurang seperti rute Pasar Minggu
Cilandak ke Monumen Nasional seperti ke Manggarai saat waktu puncak pagi hari.
disajikan pada Grafik 2 di atas. Rute Pasar Laporan Ekonomi Indonesia Kuartal IV tahun
Minggu ke Manggarai pada tahun 1985 2018 yang dirilis pada bulan September
di jam sibuk dapat ditempuh selama 22 2018 menyajikan bahasan Urbanisasi Untuk
menit dengan kecepatan 26 km/jam, pada Semua. Kota-kota di Indonesia tercatat
tahun 2000 waktu tempuh menjadi lebih sebagai kota yang paling macet di Kawasan.
lama yaitu 36 menit dengan kecepatan Dampaknya dibutuhkan lebih banyak waktu
lebih rendah 16 km/jam, kemudian tahun untuk menempuh jarak yang sama di
2011 waktu tempuh menjadi lebih lama Indonesia daripada di negara-negara Asia
95 menit dengan kecepatan hanya 6 km/ Tenggara dan Asia Timur lainnya seperti
jam. Rute Cilandak ke Monumen Nasional tersaji pada Grafik 3 berikut:
Grafik 3
Perbandingan Jakarta dan Kota-kota Lain di Kawasan
70
berlalu-lintas setiap tahun (jam)
Waktu yang dihabiskan dalam
60
Bangkok
Jakarta
50
Bandung
40
Malang
Yogyakarta
Padang
Medan
Pontianak
Tarogong
Surabaya
Semarang
30
Sungai PInang
Bengkulu
Riyadh
Lat Krabang
Denpasar
Tasikmalaya
Dubai
20
Jeddah
Chiang Mai
10
24
Vietnam Dibutuhkan lebih banyak waktu
untuk menempuh jarak yang sama
di Indonesia daripada di
Indonesia negara-negara Asia Timur lainnya
China
Thailand
Malaysia
Waktu tempuh yang dinormalisasi,
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 (jam per 100 km langsung)
25
Tabel 5
Komparasi Tokyo-Yokohama, Jepang dan Sao Paulo, Brazil
Waktu mulai Tahun 1958 dan sudah mengalami 4 Tidak tersedia informasi
perencanaan dan kali perbaikan
dinamikanya
Sumber: Survei SITRAMP (2000), JUTPI (2011) seperti dikutip Wismadi, et al (2013), hal. 31.
Secara umum, terdapat empat jenis perkotaan dan pedesaan yang dapat dibedakan di
Indonesia. Studi Park dan Roberts (2018) berjudul A New Typology of District for Indonesia
memberi landasan metodologis bagi portofolio perkotaan.
1. Wilayah metro multidistrik, adalah daerah metropolitan besar dengan pasar tenaga kerja
fungsional yang melintasi beberapa distrik. Wilayah ini dapat dibagi menjadi:
• Metro inti, merujuk distrik di dalam wilayah metro dengan kepadatan penduduk rata-
rata tertinggi;
26
• Metro pinggiran, merujuk pada distrik non-inti di dalam wilayah metro. Untuk daerah
perkotaan ciri dari metro pinggiran ialah 50 persen penduduk tinggal di daerah
perkotaan.
2. Wilayah metro dengan distrik tunggal, adalah kota kabupaten dengan jumlah penduduk
paling sedikit 500.000 dan rata-rata kepadatan penduduk yang menyerupai wilayah
metro multi distrik, namun pasar tenaga kerja fungsionalnya dibatasi dalam batas
wilayah administratif satu distrik.
3. Kawasan perkotaan non-metro, adalah distrik yang tidak memenuhi kriteria untuk
diklasifikasikan sebagai daerah klasifikasi pertama dan kedua di atas, namun sebagian
besar penduduk tinggal di daerah perkotaan. Distrik ini dapat berupa Kabupaten atau
Kota. Sejumlah 32 dari 57 daerah perkotaan non-metro adalah kota.
4. Kawasan pedesaan non-metro, adalah wilayah bukan kota di mana sebagian besar
penduduknya tinggal di daerah pedesaan. Dalam prakteknya, wilayah ini adalah
kabupaten. Mayoritas dari kawasan pedesaan non-metro adalah kabupaten (354 dari
377).
Pangsa
dari jumlah
Klasifikasi Jenis daerah Jumlah
Keterangan penduduk
kawasan perkotaaan distrik
perkotaan
nasional (%)
Kawasan metro multi distrik
Kabupaten dengan kepadatan
penduduk yang tertinggi
Metro inti 21 20,1
(untuk kasus ibukota, DKI
Jakarta adalah intinya)
Perkotaan Sebagian besar distrik non-inti
27 27,0
Kawasan pinggiran di daerah perkotaan
metropolitan Pedesaan Sebagian besar distrik non-inti
20 4,9
pinggiran di daerah pedesaan
Kawasan metro dengan distrik tunggal
Sebagian besar Kabupaten
Kota dengan jumlah penduduk
7 4,9
≥ 500.000 dan kepadatan
penduduk ≥ 1.500
Perkotaan Sebagian besar kabupaten
57 15,3
non-metro non metro di perkotaan
Kawasan non
metropolitan Pedesaan Sebagian besar kabupaten
377 27,9
non-metro non metro di pedesaan
Perhitungan berdasarkan data dari Survei Sensus Ekonomi Nasional (SUSENAS 2016).
Seiring perkembangan ekonomi nasional dan regional, aglomerasi ekonomi dapat
memberikan peluang bagi warga. Namun aglomerasi juga memerlukan kerjasama aktif dari
tiga aktor (bisnis, masyarakat sipil dan pemerintah), atau dengan kata lain kemitraan yang
konstruktrif antar ketiga pilar menjadi kunci keberhasilan aglomerasi bagi suatu daerah.
27
2.4
REGULASI DAN KERANGKA KERJA KEBIJAKAN
Subbab terakhir akan ditutup dengan Pemerintahan Daerah telah ditetapkan untuk
regulasi dan kerangka kerja kebijakan yang mengganti UU No. 32 Tahun 2004 yang tidak
saat ini menjadi pedoman bagi pemerintah sesuai lagi dengan perkembangan keadaan,
dan para pemangku kepentingan. kondisi ketatanegaraan, dan tuntutan
Adapun menurut artikel Boediono, penyelenggaraan pemerintahan daerah. UU
framework kebijakan perkotaan dalam No. 23/2014 membawa banyak perubahan
mengarusutamakan perubahan iklim dalam dalam penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan mencakup sebagai berikut: salah satunya adalah pembagian urusan
1. Percepatan pengembangan sistem pemerintahan daerah.
transportasi umum Berdasarkan UU No. 23/2014,
2. Penerapan pajak jalan dan klasifikasi urusan pemerintahan terdiri dari
kendaraan yang sesuai 3 (tiga) urusan sebagai berikut:
3. Tinjauan subsidi bahan bakar 1. Urusan pemerintahan absolut
4. Perbaikan sistem pengelolaan Urusan pemerintahan yang
limbah, pencemaran, penyediaan sepenuhnya menjadi kewenangan
air bersih, perbaikan kualitas udara pemerintah pusat.
dan fasilitas perkotaan. 2. Urusan pemerintahan konkuren
Mengapa perlu mengkaji persoalan Urusan pemerintahan yang dibagi
regulasi? Pertama, regulasi sebagai antara pemerintah pusat, daerah
aturan main (rules of games) mengatur provinsi, dan daerah kabupaten/
perilaku pelaku kebijakan yang berasal dari kota.
pemerintah dan bisnis. Kedua, regulasi 3. Urusan pemerintahan umum
yang terkait dengan pengelolaan wilayah Urusan pemerintahan yang
dinyatakan di dalam Undang-Undang Pemda menjadi kewenangan Presiden
terbaru. UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang sebagai kepala pemerintahan.
Bagan 3
Pembagian Urusan Pemerintah Daerah
1. Pertahanan
2. Keamanan Wajib Pilihan
3. Agama
4. Yustisi
5. Politik Luar Negeri Pelayanan Non Pelayanan
6. Moneter & Fiskal Dasar Dasar
Sumber: http://pemerintah.net/pembagian-urusan-pemerintahan-daerah-uu-no-232014
28
Untuk urusan konkuren atau Dari Bagan 4 di bawah, lingkungan
urusan pemerintahan yang dibagi antara hidup berada dalam urusan pemerintah
pemerintah pusat, daerah provinsi, dan konkruen di mana pembagian tugas antara
daerah kabupaten / kota dibagi menjadi pemerintah pusat dan pemerintah daerah
urusan pemerintahan wajib dan urusan kabupaten / kota yang bersifat wajib
pemerintahan pilihan. Urusan pemerintahan dan bukan pelayanan dasar. Di samping
wajib adalah urusan pemerintahan lingkungan hidup, masalah lainya yang
yang wajib diselenggarakan oleh semua relevan dengan fokus studi ialah masalah
daerah. Sedangkan urusan pemerintahan perhubungan, pertanahan serta komunikasi
pilihan adalah urusan pemerintahan yang dan informasi. Kesemuanya termasuk
wajib diselenggarakan oleh daerah sesuai urusan pemerintah konkruen. Kompleksitas
dengan potensi yang dimiliki daerah.Urusan regulasi dan kerangka kebijakan pengelolaan
pemerintah wajib yang diselenggarakan perkotaan dalam kerangka 4 bauran
oleh pemerintah daerah terbagi menjadi kebijakan pengarusutamaan perubahan
urusan pemerintahan yang berkaitan iklim di wilayah perkotaan akan dibahas
dengan pelayanan dasar dan urusan lebih mendalam dan detail pada Bab III
pemerintahan yang tidak berkaitan dengan makalah ini.
pelayanan dasar.15
Bagan 4
Urusan Konkruen Wajib Pelayanan Dasar dan Non Pelayanan Dasar
Wajib
Sumber: http://pemerintah.net/pembagian-urusan-pemerintahan-daerah-uu-no-232014
29
3 DISKUSI
KEBIJAKAN
30
Dalam bagian ketiga Diskusi Kebijakan, megapolitan Jabodetabek dari aspek
penulis memaparkan pembahasan dalam regulasi dan dampak perkembangan masif
makalah kebijakan ini ke dalam beberapa aglomerasi ekonomi. Ketiga, perbandingan
subbab. Pertama, kerangka kebijakan kota Jakarta dengan kota-kota lain
guna mendukung pembangunan kota berbasis laporan Urban Climate Change
rendah karbon melalui internalisasi Research Network (UCCRN 2015). Setelah
eksternalitas. Dua bauran kebijakan untuk mengomparasi kota Jakarta harapannya
menginternalisasi eksternalitas ialah benchmarking dapat memberikan alternatif
regulasi langsung dan solusi berbasis kebijakan baru atau menguatkan kebijakan
pasar. Kedua, kondisi terkini dari wilayah yang sudah ada.
3.1
KERANGKA KEBIJAKAN
Bagan 5
Ilustrasi Internalisasi Eksternalitas
Internalisasi Eksternalitas
Command-Control
(contoh UJI KIR) Pajak Karbon Subsidi Cap-Trade Marketable Permit
31
3.1.1
REGULASI LANGSUNG
Tabel 6
Standar Emisi Gas Buang
Country 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14
European E1 Euro 2 Euro 3 Euro 4 Euro 5 E6
Union
Bangladesha Euro 2
Bangladesh b
Euro 1
PRC a
Euro 1 Euro 2 Euro 3 Euro 4
PRC c
Euro 1 Euro 2 Euro 3 Euro 4 Beijing only
Hong Kong, Euro 1 Euro 2 Euro 3 Euro 4 Euro 5
China
Indiad Euro 1 Euro 2 Euro 3
Indiae E1 Euro 2 Euro 3 Euro 4
Indonesia Euro 2
Republic of Euro 4 Euro 5
Korea
Malaysia Euro 1 Euro 2 Euro 4
Nepal Euro 1
Pakistan No conclusive information available
Philippines Euro 1 Euro 2
Singapore a
Euro 1 Euro 2
Singaporeb Euro 1 Euro 2 Euro 4
Sri Lanka Euro 1 Euro 2
Taipei, China US Tier 1 US Tier 2 Bin 7f
Thailand Euro 1 Euro 2 Euro 3 Euro 4
Viet Nam Euro 2
32
secara praktis, uji emisi gas buang atau mengakui bahwa sebanyak 11 juta mesin
uji KIR, yang berasal dari bahasa Belanda, diesel tersebar di seluruh dunia, termasuk
sebagai kumpulan rangkaian kegiatan 8,5 juta di Eropa, dan 600 ribu di AS sudah
untuk melakukan uji kendaraan bermotor dipasang perangkat penipu tersebut. Hasil
sebagai tanda bahwa kendaraan tersebut investigasi menemukan bahwa sebagian
layak digunakan secara teknis di jalan raya, mobil memuntahkan nitrogen oksida yang
khususnya bagi kendaraan yang membawa 40 kali lebih berbahaya dari yang diizinkan.
angkutan penumpang dan barang. Gas buang dapat memicu penyakit
Biaya uji KIR sebenarnya cukup murah pernapasan dan kardiovaskular. Pada Mei
dengan rincian sebagai berikut:16 lalu, Jerman memerintahkan Porsche untuk
1. Uji KIR kendaraan baru: menarik sebanyak 60 ribu kendaraan di
Rp75.000,00 seluruh Eropa setelah mereka ketahuan
2. Perpanjangan KIR secara berkala: memasang peranti ‘jahat’ itu. Sebulan
Rp75.000,00 kemudian, Audi melakukan langkah
3. Menghilangkan salah satu tanda serupa.17 Kasus dieselgate sangat mungkin
KIR: Rp15.000,00 + Rp75.000,00 = terulang di masa mendatang. Walaupun
Rp90.000,00 kita patut memberikan apresiasi kepada
Adapun mandat regulasi aturan ini telah otoritas hukum Jerman yang membawa isu
ada dalam UU No. 22 tahun 2009 tentang lalu kejahatan ini ke ranah hukum.18
lintas dan angkutan jalan yang diatur juga
di dalam Peraturan Menteri Perhubungan
No. 133/2015 tentang Pengujian Berkala
Kendaraan Bermotor. Pertanyaan terbesar
dari aturan regulasi langsung tidak lain dari
bagaimana dapat mengawasi pengemudi
mematuhi ketentuan yang berlaku. Apalagi
untuk negara dengan integritas sektor publik
yang rendah seperti negara Indonesia.
Pengalaman kasus “dieselgate” di mana
telah terjadi manipulasi emisi gas buangan
oleh Volkswagen Group pada produk-
produknya sejak tahun 2015. Skandal ini
berawal dari pelaporan EPA (Environmental
Protection Agency), Biro Perlindungan
Lingkungan AS yang pada 18 September
2015, Agen Perlindungan Lingkungan
Amerika Serikat (EPA) melaporkan bahwa
VW menyematkan perangkat ‘penakluk’
ilegal pada ratusan ribu mesin 2.0 liter
yang dijual di Amerika Serikat sejak 2009.
17 Berita yang meliput dieselgate ini misalnya:
Perangkat dipasang pada VW, Porsche, Russell Hotten, ‘Volkswagen: The scandal
Audi, Seat dan Skoda. Perangkat tersebut explained”, BBC, 10 Desember 2015 [Online] https://
dapat membantu mobil memenuhi standar www.bbc.com/news/business-34324772
Julia Kollewe, “Volkswagen emissions
emisi gas buang saat dilakukan tes uji coba scandal – timeline”, The Guardian, 10 Desember
emisi. Padahal kenyataannya, gas buang 2015 [Online] https://www.theguardian.com/
mereka tak lolos uji emisi. business/2015/dec/10/volkswagen-emissions-
scandal-timeline-events
Empat hari kemudian perusahaan
18 Elise Dwi Ratnasari, “5 Fakta Skandal
16 Kargo, “Cara Pendaftaran Uji KIR Kendaraan ‘Dieselgate’ Volkswagen Grup”, CNN Indonesia, 20
Mobil dan Truk”, 6 Juni 2018 [Online] https:// Juni 2018 [Online] https://www.cnnindonesia.com/
www.kargo.co.id/artikel/cara-pendaftaran-uji-kir- teknologi/20180619202500-384-307325/5-fakta-
kendaraan-mobil-dan-truk/ skandal-dieselgate-volkswagen-grup
33
3.1.2
SOLUSI BERBASIS PASAR
Pada dasarnya, para ekonom telah indeks pasar (HIP), biaya alpha yang terdiri
sepakat bahwa pajak karbon dapat menjadi dari biaya distribusi, biaya penyimpanan,
solusi internalisasi eksternalitas yang paling dan biaya perolehan kilang dalam negeri
efisien, dalam arti pelaksanaannya tidak atau impor. Untuk menentukan HIP,
memerlukan biaya pengawasan yang besar. sejak dulu sampai saat ini, Indonesia
Pengenaan pajak dapat mengompensasi selalu menggunakan harga Mean of Platt
pihak yang terdampak berupa penyediaan Singapore (MoPS). Naik-turun harga
transportasi alternatif dengan harga yang minyak akan memengaruhi harga MoPS,
terjangkau. Di sisi lain, pengenaan pajak tetapi waktunya bisa saja tidak bersamaan,
berpotensi membebankan kalangan bawah. tergantung stok yang dimiliki.
Mankiw (2009) mengutip studi yang HIP kemudian ditambahkan komponen
dilakukan oleh James Poterba (1991) alpha, terdiri biaya distribusi, margin, biaya
berjudul Is the Gasoline Tax Regressive? penyimpanan, dan biaya perolehan kilang.
Dalam makalahnya Poterba menyimpulkan Pemerintah lah yang menentukan besaran
bahwa rumah tangga kelas bawah komponen alpha ini. Menurut BPH migas,
sedikit mengalokasikan anggarannya besarannya bisa mencapai 20 persen
untuk membeli bensin ketimbang kelas dari HIP. Jumlah HIP dengan komponen
menengah. Untuk itulah, pemerintah terlebih alpha lah yang disebut harga dasar.
dahulu menyediakan fasilitas transportasi Harga dasar itu masih harus ditambahkan
publik seperti Transjakarta dan MRT yang pajak pertambahan nilai (PPN) 10 persen
terintegrasi, nyaman, terjangkau dan aman. dari harga dasar dan pajak bahan bakar
Karena hampir dapat dipastikan kalangan kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5
bawah adalah mereka yang menggunakan persen. Untuk BBM khusus, pemerintah
fasilitas transportasi publik lebih sering. menambahkan biaya distribusi sebesar 2
Berdasarkan pengumpulan data persen dari harga dasar. Sedangkan untuk
sekunder, penulis berpendapat bahwa BBM umum seperti Pertalite dan Pertamax,
dalam penentuan harga Bahan Bakar Pertamina boleh menambahkan margin
Minyak (BBM) di negeri kita sudah terdapat keuntungan 5-10 persen.
pajak bahan bakar kendaraan bermotor, Perdebatan BBM lebih banyak
namun belum terdapat komponen pajak bermuara pada persoalan subsidi, dan
karbon. Untuk menghitung harga ekonomis hampir tidak menyentuh perihal isu pajak
BBM, pemerintah sudah menetapkan karbon. Menurut keputusan pemerintah,
rumusannya.19 Pada dasarnya, rumus untuk bensin Premium tidak lagi disubsidi. Oleh
tiga kategori BBM itu serupa, tetapi tak karena itu kata bersubsidi dalam tanda
persis sama. Intinya, harga ekonomis BBM petik. Tidak ada alokasi anggaran untuk
merupakan gabungan antara harga dasar, subsidi bensin Premium. Yang disubsidi
margin, dan pajak. Harga dasar dibentuk hanya minyak solar dan minyak tanah. Untuk
oleh beberapa komponen, yakni: harga minyak solar, alokasi subsidi maksimum Rp
1.000 per liter (Basri, 2015).
19 Wan Ulfa Nur Zuhra, “Cara Pemerintah dan Seperti diketahui harga BBM saat
Pertamina Menetapkan Harga BBM”, Tirto, 30 Agustus
2017 [Online] https://tirto.id/cvzz https://tirto.id/cara-
ini dihitung dengan menggunakan
pemerintah-dan-pertamina-menetapkan-harga- komponen MoPS ditambah dengan alpha
bbm-cvzz
34
sesuai dengan ketetapan pemerintah. Inisiatif juga dapat dilakukan pada level
Adapun alpha terdiri dari biaya kilang, daerah atau subnasional misalnya negara
distribusi, penyimpanan, dan margin untuk AS yang menganut sistem pemerintahan
Pertamina atau distributor.20 Pada hemat federal memberi peluang besar bagi
penulis, dengan berkembangnya secara negara bagian seperti California, Virginia,
masif kesadaran dan pemahaman akan Oregon, Massachusets di Amerika Serikat
perubahan iklim, sudah saatnya pemerintah mengambil pendekatan yang lebih progresif
mempertimbangkan dengan seksama memerangi polusi dan dampak karbon
untuk mencantumkan pajak karbon dalam sebagaimana terdapat dalam ilustrasi
komponen harga BBM. Apakah memang Gambar 2 (halaman 36).
harus menjadi negara berpendapatan tinggi Kemudian, penulis menyajikan Gambar
terlebih dahulu seperti Singapura21, yang 3 (halaman 37) sebagai ilustrasi negara atau
tercatat sebagai negara Asia Tenggara wilayah subnasional yang melaksanakan
pertama yang mengenakan pajak karbon. inisiatif pemberian harga terhadap karbon.
Rasanya tidak harus demikian lama kita Pemberian harga dimaksudkan agar
menunggu karena waktunya sudah semakin terjadi perubahan pola pikir bahwa karbon
mendesak, guna menuju pertumbuhan yang dihasilkan tidak bernilai nol sehingga
rendah karbon. mendorong peralihan penggunaan energi ke
Sebenarnya selain instrumen pajak sumber-sumber energi terbarukan.
atau denda (levy) terdapat pula skema Dari kedua alternatif internalisasi
berbasis pertukaran lainnya seperti cap- eksternalitas yang tersedia, pengenaan
and-trade serta marketable permits. Secara pajak karbon masih merupakan solusi
operasional, izin yang diperdagangkan atau yang paling efisien. Walaupun untuk
marketable permits dikenal juga dengan situasi Indonesia nampaknya belum
Emission Trading Scheme (ETS). Perbedaan memungkinkan. Sementara itu, regulasi
antara ETS dan Pajak Karbon22 tidak lain langsung command-and-control berupa
dari bagaimana para pihak dapat berpolusi uji emisi gas buang (uji KIR) tetap dapat
dengan batas tertentu pada ETS. Sedangkan dilaksanakan, sambil mempersiapkan
pada pajak karbon, semua dikenakan pajak kehadiran bauran kebijakan lainnya yang
yang akan dikompensasikan dalam bentuk suatu waktu akan dikerjakan. Subbab berikut
dividen karbon atau mekanisme kompensasi menyajikan prasyarat bauran kebijakan
lainnya. Walaupun memang ETS dan pajak regulasi langsung maupun solusi pasar
karbon belum diterapkan menyeluruh karena dapat bekerja sebagaimana diharapkan
berbagai kondisi kesiapan. Meskipun begitu, yaitu perkembangan kota.
beberapa negara atau daerah subnasional
telah menerapkan kombinasi ETS dan Pajak
Karbon, inisiatif baik ini perlu terus didorong.
35
Gambar 2
Negara atau Daerah Subnasional yang menerapkan pajak karbon
atau skema perdagangan karbon (Emission Trading Scheme / ETS)
Sumber: World Bank Group, “State and Trends of Carbon Pricing 2018 (May)”, hal. 19.
36
Gambar 3
Inisiatif pemberian harga terhadap karbon
di pelbagai negara atau wilayah subnasional
Sumber: World Bank Group, “State and Trends of Carbon Pricing 2018 (May)”, hal. 40.
37
3.2
MEGAPERKOTAAN JABODETABEK
38
China, India, Uni Eropa, dan Amerika maka Monitoring System) tidak pernah menjadi
regulasi Indonesia menyangkut emisi prioritas pembangunan. Data kajian
nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida Greenpeace menyebut kematian 10.680
(SO2), emisi merkuri, maupun standar PM prematur dan 2.820 bayi berhubungan
(particular matter) dapat dikatakan secara tidak langsung dengan sumber
paling lemah dari keempat negara enegi konvensional. Pemenuhan kebutuhan
pembanding (Greenpeace, 2017). Di energi megaperkotaan perlu dicarikan
samping itu, isu pengawasan juga solusi. Warga Jakarta serta wilayah yang
lemah. Walaupun pengawasan menjadi terkena dampak juga perlu memperoleh
kewajiban sesuai mandat PP 21/2008, penjelasan memadai perihal usaha mitigasi
faktanya sistem pengawasan emisi yang dampak buruk emisi buangan dari sumber
berkesinambungan (Continous Emission energi di kawasan sekitar Jakarta.
3.3
KOMPARASI DENGAN KOTA DI DUNIA
39
Grafik 4
Komparasi Posisi Jakarta
1000
Cape Town Beijing
Tiajin Shanghai
900
Jakarta
BIPV, TFS HRT, IRE, DE
800
GHG Intensity of Electricity (tCO2e/GWh)
Denver
Prague
700
Chicago
Amman Manila
600
Bangkok
New York City
500
Los Angeles
300
Toronto
Dar es Salaam
200
Barcelona
Paris-IDF
100
Geneva
Sao Paulo Buenos Aires
Rio de Janeiro
0
0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000
40
bumi. Dengan pengecualian Filipina, yang layanan pemerintah yang bersifat umum dan
saat ini memimpin dengan 400 MW energi / atau khusus (emergency). Benang merah
angin, tenaga angin tetap menjadi pintu dari komparasi kota lainnya pada Tabel 5
terbuka bagi negara-negara ASEAN lainnya. (halaman 26) yaitu: (1) Tokyo-Yokohama,
Guna mengubah sektor transportasi perencanaan yang telah berubah-ubah
perkotaan menjadi solusi bagi tantangan menjadi bukti nyata dinamika pembangunan
iklim diperlukan konektivitas antara sistem wilayah tidak pernah berjalan secara linier
perkotaan dan sistem transportasi. Bagan sesuai rencana awal; dan (2) Sao Paolo,
6 di bawah mengilustrasikan memberikan Brazil menyangkut bentuk pengelolaan
konektivitas sistem perkotaan serta wilayah berbasis sukarela justru dapat
sistem transportasinya serta menjelaskan berjalan, ketika tidak ada intervensi atau
keterkaitan antara sektor transportasi intervensi minimal dari pemerintah federal
dengan ketenagalistrikan, minyak dan gas dalam pengambilan keputusan.
bumi, dukungan keuangan, komunikasi,
Bagan 6
Konektivitas antar Sektor dan Aktor
Transportation
Traffic Light
Evacuation Route
Emergency
Communications Repair Crews Electricity
Network
Exchanges Power Plant
Switching Power Supply
Systems
Substation Emergency
Fuel Supply
Water and Dispatch Emergency
Oil and Gas Compressor
Sanitation Emergency Services
Station
Water Call Center
ATM City Hall
Check Police
Processing Wages
Centers Public Health
Banking and Government
Private Sector
Finance Services
Civil Society
Services
41
4 PENUTUP
42
Setelah pembaca menelusuri bab eksternalitas negatif. Contoh regulasi
pertama hingga bab ketiga makalah command-and-control dalam makalah
kebijakan ini, penulis memberikan simpulan ini seperti penetapan standar emisi gas
kunci dan saran-saran yang dapat diambil buang dengan mengacu pada standar
dari makalah Membangun Kota Rendah internasional. Masalah terbesar dari
Karbon sebagai berikut. model pengaturan command-and-
control berada pada pengawasan yang
| Kesimpulan memakan biaya tinggi. Untuk itu maka
perlu menempuh solusi berbasis harga
Pemerintah pusat perlu mengambil atau solusi pasar bertujuan mengatasi
insiatif mengoordinasikan dan kebijakan regulasi langsung, yang
melibatkan pemerintah daerah dalam dianggap tidak efisien, sebagai suatu
menyiapkan kemajuan kota, melalui alternatif pilihan kebijakan. Teori
dampak positif dari urbanisasi. ekonomi lingkungan menyatakan
Urbanisasi tidak dapat dielakkan selain terdapat tiga bentuk mekanisme pasar
meminimalisasi dampak negatif dari dalam menginternalisasi eksternalitas
urbanisasi. Urbanisasi perlu dipandang yaitu: (1) denda dan pajak; (2)
dan disikapi sebagai kesempatan subsidi untuk mengurangi polusi;
ketimbang masalah memerlukan dan (3) pembatasan dan pengalihan
perumusan kerangka kebijakan kepemilikan (cap-and-trade) atau
yang tepat dan secara konsisten izin yang dapat diperjualbelikan
dilaksanakan. (marketable permit).
Berkaca pada argumen bab kedua dan Menurut penulis, tiga bentuk solusi
ketiga makalah ini maka tantangan pasar dapat saling melengkapi tanpa
perumusan kebijakan menyangkut perlu memilih salah satu dari ketiganya,
pembangunan kota beserta kebijakan walaupun solusi pajak karbon telah
pendukungnya seperti transportasi mendapatkan konsensus dari para ahli
publik, pajak kendaraan bermotor, pembangunan dan ekonom sebagai
dan sebagainya terletak utamanya alternatif kebijakan command-
pada tahap implementasi kebijakan. and-control. Namun pilihan untuk
Umumnya kertas perencanaan sangat menerapkan pajak karbon di Indonesia
bernas dalam mempersiapkan, namun masih memerlukan kajian yang lebih
tertinggal jauh saat kebijakan tersebut mendalam. Berbagai negara atau
dilaksanakan. subnasional telah mengambil insiatif
Emisi karbon hasil kendaraan maupun kombinasi pajak karbon dan skema
aktivitas lainnya seperti Pembangkit perdagangan karbon.
Listrik Tenaga Uap Batubara dikenal
sebagai eksternalitas negatif. Guna | Saran
menyelesaikan eksternalitas [negatif]
terdapat dua solusi yaitu: pertama, Pemerintah daerah/provinsi DKI
regulasi langsung atas perintah dan Jakarta perlu memperkuat fungsi
kontrol (command-and-control); koordinasi melalui Badan Kerjasama
kedua, solusi berdasarkan mekanisme Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang,
harga / mekanisme pasar (market- Bekasi, Puncak, dan Cianjur (BKSP
based solutions). Jabodetabekpunjur). Koordinasi
Kebijakan regulasi langsung melalui dan kerjasama akan membantu
pembuatan aturan yang melarang penyelesaian masalah perkotaan
atau memerintahkan secara secara kolektif, ketimbang penyelesaian
langsung terhadap perilaku tertentu unilateral yang cenderung tidak efektif.
kepada mereka yang menyebabkan Melalui studi komparatif dengan kota-
43
kota di dunia lainnya, DKI Jakarta
dengan perkembangan kepadatan
penduduknya serta kebutuhan
konsumsi energi yang terus meningkat,
perlu mendorong penggunaan
energi ramah lingkungan dengan
mengurangi ketergantungan pada
pasokan listrik dari PLTU Batubara dan
mengintegrasikan moda transportasi
sehingga penggunaan kendaraan
pribadi berbahan bakar fosil dapat
dikurangi bertahap.
Pemerintah perlu mengajak segenap
pemangku kepentingan mengubah
sektor transportasi perkotaan menjadi
solusi, dalam kaitannya dengan
tantangan iklim maka diperlukan
konektivitas antara sistem perkotaan
(layanan pemerintah, layanan sektor
swasta dan layanan emergensi) dan
sistem transportasi.
DA F TA R
P U S TA K A
44
Aziza, Kurnia Sari. “Bappenas: Kerugian akibat Macet Jakarta Rp 67 Triliun Per Tahun”. Kompas, 6
Oktober 2017 [Online] https://ekonomi.kompas.com/read/2017/10/06/054007626/bappenas-
kerugian-akibat-macet-jakarta-rp-67-triliun-per-tahun
Boediono. “Pembangunan Rendah Karbon”, Kompas, 13 Februari 2019.
Colanbrander, Sarah, et al. “The Economic Case for Low-Carbon Development in Rapidly Growing
Developing World Cities: A Case Study of Palembang, Indonesia”. Energy Policy, No. 80 Tahun
2015.
ERIA. “Sustainable Automotive Society in Easy Asia”. Research Project Report No.7 Tahun 2008.
Feldstein, Martin S., Ted Halstead, dan N. Gregory Mankiw, “A Conservative Case for Climate Action”.
The New York Times, 8 Februari 2017 [Online] http://scholar.harvard.edu/files/mankiw/files/
conservative_case.pdf
Firman, Tommy. “Transformasi Wilayah Megaperkotaan di Jawa”. Kompas, 8 Februari 2019.
Friana, Hendra. “Reformasi Atau Bubarkan BKSP Pimpinan Anies Baswedan”. Tirto, 9 Januari 2018
[Online] https://tirto.id/reformasi-atau-bubarkan-bksp-pimpinan-anies-baswedan-cC1d
Greenpeace. “Jakarta’s Silent Killers: How The City Dangerous Level of Air Pollution Are About To Get
Even Worse”. Greenpeace Southeast Asia, Oktober 2017.
Hartono, Djoni, Arief A. Yusuf, dan Budi Resosudarmo. 2010. “Konsep Dasar Persoalan Eksternalitas”
dalam Iwan Jaya Azis, Lydia M. Napitupulu, Arianto A. Patunru dan Budi P. Resosudarmo (eds).
2010. Pembangunan Berkelanjutan: Peran dan Kontribusi Emil Salim. (Jakarta: Gramedia).
Hotten, Russel. ’Volkswagen: The scandal explained”. BBC, 10 Desember 2015 [Online] https://www.
bbc.com/news/business-34324772
Institute for Global Environmental Strategies (IGES). 2007. Air Pollution Control in the Transportation
Sector: Third Phase Research Report of the Urban Environmental Management Project.
(Yokohama: IGES).
Kargo. “Cara Pendaftaran Uji KIR Kendaraan Mobil dan Truk”. 6 Juni 2018 [Online] https://www.
kargo.co.id/artikel/cara-pendaftaran-uji-kir-kendaraan-mobil-dan-truk/
Kollewe, Julia. “Volkswagen emissions scandal – timeline”. The Guardian, 10 Desember 2015 [Online]
https://www.theguardian.com/business/2015/dec/10/volkswagen-emissions-scandal-
timeline-events
LIPI, “LIPI: Pemahaman Masyarakat Terhadap Perubahan Iklim Minim”, 4 Februari 2015 [Online]
http://lipi.go.id/berita/single/LIPI-Pemahaman-Masyarakat-Terhadap-Perubahan-Iklim-
Minim/11855
Mankiw, Greg. “Smart Taxes: An Open Invitation to Join the Pigou Tax”. Eastern Economic Journal,
2009.
______________. “A Carbon Tax That America Could Live With”. The New York Times, 2 September
2013.
McGrath, Matt. “Cina dan Eropa abaikan Trump soal perubahan iklim”. BBC, 1 Juni 2017 [Online]
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-40116090
Mulaika, Hindun. “Air polution in Greater Jakarta – a national disgrace”. The Jakarta
Post, 2 Mei 2017 [Online] https://www.pressreader.com/indonesia/the-jakarta-
post/20170502/281702614613787
Nobel Media AB. “The Nobel Peace Prize 2007“. [Online] https://www.nobelprize.org/prizes/
peace/2007/summary/
Nobel Media AB. “William D. Nordhaus – Prize Lecture”. [Online] https://www.nobelprize.org/prizes/
economic-sciences/2018/nordhaus/facts/
Nordhaus, William. 2015. The Climate Casino: Risk, Uncertainty, and Economics for a Warming
World. (New Haven: Yale University Press).
Oktara, Diko. “Donald Trump Umumkan AS Mundur dari Perjanjian Perubahan Iklim“. Tempo, 2 Juni
2017 [Online] https://dunia.tempo.co/read/880754/donald-trump-umumkan-as-mundur-
dari-perjanjian-perubahan-iklim
45
Pannell, David. “Explainer: The difference between a carbon tax and an ETS”. The Conversation, 30
Juni 2017 [Online] https://theconversation.com/explainer-the-difference-between-a-carbon-
tax-and-an-ets-1679
Pemerintah.net, “Pembagian Urusan Pemerintahan Daerah – UU No. 23/2014” [Online] http://
pemerintah.net/pembagian-urusan-pemerintahan-daerah-uu-no-232014
Prayoga, Ricky. “Memaksimalkan fungsi Moda Raya Terpadu”. Antara News, 24 Februari 2019
[Online] https://www.antaranews.com/berita/802015/memaksimalkan-fungsi-moda-raya-
terpadu
Ratnasari, Elise Dwi. “5 Fakta Skandal ‘Dieselgate’ Volkswagen Grup”. CNN Indonesia, 20 Juni 2018
[Online] https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20180619202500-384-307325/5-fakta-
skandal-dieselgate-volkswagen-grup
Rosenzweig, C., et al. 2015. Climate Change and Cities: Second Assessment Report of the Urban
Climate Change Research Network. ARC3.2 Summary for City Leaders. (New York: UCCRN,
Columbia University).
Sativa, Rahma Lillahi. “Agustus: Polusi Udara di Jakarta Sudah dalam Tahap Bahaya”. Detikhealth, 4
Januari 2016 [Online] https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3109689/agustus-polusi-
udara-di-jakarta-sudah-dalam-tahap-bahaya
Satrianegara, Rivi. “Pemerintah Ubah Formula Harga BBM Untuk Efisiensi”. CNBC Indonesia, 22
Januari 2018 [Online] https://www.cnbcindonesia.com/news/20180122163321-4-2207/
pemerintah-ubah-formula-harga-bbm-untuk-efisiensi
Setiawan, Sakina Rakhma Diah. “Pertama di Asia Tenggara, Singapura Berencana Terapkan
Pajak Karbon”. Kompas, 22 Februari 2017 [Online] https://ekonomi.kompas.com/
read/2017/02/22/102311826/pertama.di.asia.tenggara.singapura.berencana.terapkan.pajak.
karbon
Siswanto, et al, “Temperature, extreme precipitation, and diurnal rainfall changes in the urbanized
Jakarta city during the past 130 years”, Royal Meteorological Society, 26 November 2015
[Online] https://rmets.onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/joc.4548
Safrudin, Ahmad. “Status and Roadmap Vehicle Emission Standard in Indonesia”. Workshop on
Cleaner Fuels and Vehicles in Asia, Clean Air Week United Nations Conference Center, Thailand.
20 Maret 2018.
Salim, Wilmar, Tommy Firman dan Djoko Santoso Abi Suroso. 2010. “Urbanisasi, Penataan Ruang,
dan Pembangunan Berkelanjutan” dalam Iwan Jaya Azis, Lydia M. Napitupulu, Arianto A. Patunru
dan Budi P. Resosudarmo (eds). 2010. Pembangunan Berkelanjutan: Peran dan Kontribusi Emil
Salim. (Jakarta: Gramedia).
Sutomo, Heru, Fajar Saumatmaji, dan Restu N. Djarwoningrum. 2007. “Bus Rapid Transit in Jakarta:
Evaluation the Factors that Impede or Facilitate” dalam Institute for Global Environmental
Strategies (IGES). 2007. Air Pollution Control in the Transportation Sector: Third Phase Research
Report of the Urban Environmental Management Project. (Yokohama: IGES).
Wismadi, A., J. Soemardjito dan H. Sutomo. 2013. “Transport Situation in Jakarta”, dalam Kutani,
I. (ed.), Study on energy efficiency improvement in the transport sector through transport
improvement and smart community development in the urban area. ERIA Research Project
Report, No. 29 Chapter 4.
World Bank Group. “Urbanisasi untuk Semua”. Indonesia Economic Quarterly, September 2018.
Zuhra, Wan Ulfa Nur. “Cara Pemerintah dan Pertamina Menetapkan Harga BBM”. Tirto, 30
Agustus 2017 [Online] https://tirto.id/cvzz https://tirto.id/cara-pemerintah-dan-pertamina-
menetapkan-harga-bbm-cvzz
46
T E NTA N G
PENULIS
Muhamad Iksan (Iksan) adalah Pendiri dan Presiden
Youth Freedom Network (YFN), Indonesia. YFN berulang
tahun pertama pada 28 Oktober 2010, bertepatan dengan
hari Sumpah Pemuda. Selain aktivisme YFN, Iksan juga
berprofesi sebagai seorang dosen dan Peneliti Paramadina
Public Policy Institute (PPPI), Jakarta. Alumni Universitas
Indonesia dan Paramadina Graduate School ini telah
menulis buku dan berbagai artikel menyangkut isu Kebijakan
Publik (public policy). Sebelumnya, Iksan berkarir sebagai
pialang saham di perusahaan sekuritas BUMN. Ia memiliki
passion untuk mempromosikan gagasan ekonomi pasar,
penguatan masyarakat sipil, serta tata kelola yang baik
dalam meningkatkan kualitas kebijakan publik di Indonesia.
muhamad.ikhsan@
policy.paramadina.ac.id
atau
mh.ikhsan@gmail.com
47
© 2019 Friedrich-Naumann-Stiftung für die Freiheit Indonesia