Anda di halaman 1dari 9

RESUME

AUDIT SALDO KAS DAN INSTRUMEN KEUANGAN

Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah


Auditing II

Oleh:

Frida Fanani Rohma


NIMS : 1500200029

PROGRAM MATRIKULASI MAGISTER SAINS AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2016
AUDIT SALDO KAS DAN INSTRUMEN KEUANGAN
Kas merupakan satu-satunya akun yang tidak dimasukkan dalam setiap siklus kecuali
persediaan dan pergudangan. Kas merupakan hal yang penting bagi auditor terutama karena
besarnya potensi kecurangan, atau karena kemungkinan terjadinya kesalahan yang tidak
disengaja.

A. JENIS AKUN KAS DAN INSTRUMEN KEUANGAN (Mengidentifikasi jenis akun kas
utama dan instrument keuangan yang digunakan oleh entitas bisnis)
Terdapat beberapa jenis akun kas yang umumnya digunakan oleh sebagian perusahaan besar.
Auditor akan mengetahui lebih banyak jenis saldo kass setelah memahami bisnis klien. Berikut
jenis akun kas yang utama:
 Akun Kas Umum: Merupakan bagian kas yang penting bagi sebagian besar organisasi
karena sebagain besar penerimaan dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini.
 Akun Impres: Perusahaan membuat akun penggajian impres yang terpisah untuk
meningkatkan pengendalian internal pengeluaran penggajian. Terdapat jenis akun impres lain
yang sedikit berbeda dari akun impres pada umumnya yaitu terdiri atas satu rekening bank
untuk penerimaan dan pengeluaran. Perusahaan bisa saja memiliki akun ini untuk setiap
divisi berbeda. Seluruh penerimaan disetorkan ke dalam akun impres dan totalnya
dipindahkan ke akun umum secara periodik. Akun pengeluaran ditetapkan berbasis impres,
tetapi dengan cara yang berbeda dengan akun pengajian impres.
 Akun Bank Cabang: Berguna untuk membangun hubungan dengan perbankan di komunitas
lokal dan memungkinkan sentralisasi operasi pada tingkat cabang.
 Dana Kas Kecil Impres: Ini bukan merupakan rekening bank, tetapi hampir sama dengan
kas pada bank. Akun ini digunakan untuk pengeluaran kas berjumlah kecil yang lebih mudah
dibayarkan jika menggunakan uang tunai dibandingkan dengan cek atau untuk memudahkan
karyawan dalam mencairkan cek gaji atau pribadi, selain itu juga digunakan untuk
pengeluaran dalam jum;ah kecil.
 Ekuivalen Kas: Perusahaan seringkali menginvestasikan kelebihan kas yang diakumulasikan
selama bagian tertentu dari siklus operasi, yang akan diperlukan dalam waktu dekat dan bisa
disebut Ekuivalen kas yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid. Ekuivalen kas bisa
sangat material, dicantumkan dalam laporan keuangan sebagai bagian dari akun kas jika
merupakan investasi jangka pendek yang siap dikonversikan menjadi sejumlah kas tertentu,
dan tidak terdapat dirisiko signifikan atas perubahan nilai dari perubahan tingkat bunga.
Sekuritas yang dapat diperdagangkan dan investasi berbunga dengan jangka waktu yang
lebih panjang bukan merupakan Ekuivalen kas.

B. KAS DI BANK DAN SIKLUS TRANSAKSI (menunjukkan hubungan antara kas di


bank dan berbagai siklus transaksi)
Jumlah kas yang mengalir masuk ke dalam dan keluar dari akun kas sering kali lebih besar
dari pada jumlah kas yang mengalir untuk aku lainnya. Kas lebih rentan digelapkan dari pada
akun aset lainnya, karena sebagian besar aktiva lainnya itu harus dikonversikan menjadi kas agar
dapat digunakan. Auditor harus membedakan antara memverifikasi rekonsiliasi saldo pada
laporan bank dan saldo di buku besar umu, serta memverifikasi kas yang tercatat merefleksikan
dengan benar semua transaksi yang terjadi selama tahun tersebut. Salah saji berikut
menghasilkan kesalahan dalam pembayaran atau penerimaan kas, tetapi tidak satupun dapat
ditemukan dalam audit atas rekonsiliasi bank:
 Kegagalan menagih pelanggan
 Penggelapan kas dengan menghambat pembayaran kas dari konsumen sebelumnya dicatat,
dengan akun dianggap sebagai piutang tak tertagih
 Kesalahan pembayaran faktur vendor
 Pembayaran tidak semestinya atas biaya pribadi pejabat
 Pembayaran atas bahan baku yang tidak diterima
 Pembayaran atas karyawan lebih besar dari jam kerja aktual
 Pembayaran atas bunga pada pihak luar jumlahnya lebih besar dibandingkan tingkat bunga
sebenarnya
Seluruh jenis salah saji yang berbeda tersebut biasanya umunya sebagai bagian dari pengujian
atas rekonsiliasi bank:
 Kegagalan memasukkan cek yang belum di kliring oleh bank pada daftar cek yang beredar,
walaupun telah dicatat pada jurnal pengeluaran kas
 Kas yang diterima dari klien setelah tanggal neraca, tetapi dicatat dalam penerimaan kas pada
tahun berjalan
 Setoran dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun, disetorkan pada bank dibulan
yang sama, dan dimasukan dalam rekonsiliasi bank sebagai setoran dalam perjalanan.
 Pembayaran atas wesel bayar didebet langsung dari saldo bank oleh bank, tetapi tidak
dimasukkan dalam catatan klien.

C. AUDIT ATAS AKUN KAS UMUM (Merancang dan melaksanakan pengujian audit
atas aku kas umum)
Dalam mengujian saldo akhir tahun dalam akun kas umum, auditor harus mengakumulasikan
bukti yang cukup memadai untuk mengevaluasi apakah kas, seperti yang tercantum dalam
neraca, telah dinyatakan dan diungkapkan secara layak sesuai dengan lima dari delapan tujuan
audit terkait saldo yang digunakan untuk seluruh pengujian perincian saldo (eksistensi,
kelengkapan, akurasi, pisah batas, dan detail tie-in). Hak atas kas umum, klasifikasinya dalam
neraca, dan nilai realisasi kas tidak dapat diaplikasikan. Metodologi untuk kas pada akhir tahun
sama dengan saldo akun neraca lainya.

Tahap I: Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi kas


Risiko bisnis klien dapat muncul dari kebijakan menajemen kas yang tidak tepat atau
penanganan dana yang dilakukan oleh pihak lain. Risiko bisnis klien lebih banyak muncul dari
Ekuivalen kas dan jenis investasi lainya. Auditor harus memahami risiko yang dari kebijakan dan
strategi investasi klien, serta pengendalian manajemen yang mengurangi risiko tersebut.

Tahap I: Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi dan Menilai Risiko Inheren
Saldo kas bersifat tidak material pada sebagian besar audit, tetapi transaksi kas yang
mempengaruhi saldo itu hampir selalu sangat material. Oleh karena itu, sering muncul potensi
salah saji material dalam kas. Karena kas lebih rentan terhadap pencurian dibandingkan aset
lainya, terdapat risiko inheren yang tinggi untuk tujuan eksistensi, kelengkapan dan keakuratan.
Tujuan tersebut biasanya akan berfokus pada audit saldo kas.

Tahap I: Menilai Risiko Pengendalian


Pengendalian internal atas saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat dibagi menjadi dua
kategori, yaitu:
1. Pengendalian atau siklus transaksi yang memengaruhi pencatatan kas.
2. Rekonsiliasi bank independen
Pengendalian yang mempengaruhi pencatatan transaksi kas, penting dalam penelitian dan
pengendalian untuk kas. Dalam siklus akuisisi dan pembayaran, pengendalian utama meliputi
pengendalian pemisahan tugas yang memadai antar fungsi hingga pasa verifikasi internal yang
memadai. Jika pengendalian yang mempengaruhi transaksi yang berhubungan kas beroperasi
efektif, risiko pengendalian akan menurun sebagaimana pengujian audit untuk rekonsiliasi bank
akhir tahun.
Rekonsiliasi bank merupakan pengendalian yang penting atas saldo akhir kas. Rekonsiliasi
itu akan memastikan bahwa catatan akuntansi mereflesikan saldo kas yang sama seperti jumlah
aktual kas di bank setelah mempertimbangkan item rekosiliasi. Rekonsiliasi bank yang cermat
oleh personil klien yang kompeten meliputi tindakan-tindakan berikut:
 Membandingkan cek yang dibatalkan dengan catatan pengeluaran kas menyangkut tanggal,
payee dan jumlahnya.
 Memeriksa cek yang dibatalkan menyangkut tanda tangan, endorsement dan pembatalan.
 Membandingkan setoran di bank dengan penerimaan kas yang tercatat.
 Memeriksa urutan nomer pada cek dan menyalidiki cek yang hilang.
 Merekonsiliasi semua item yang menyebabkan perbedaan saldo dan meverifikasi
kesesuaiannya dengan bisnis klien.
 Merekonsiliasi total debet pada laporan bank dengan total catatan pengeluaran kas.
 Merekonsiliasi total kredit pada laporan bank dengan total catatan penerimaan kas.
 Mereview transfer antar bank pada akhir bulan untuk melihat kesesuaian dan pencatatan
yang tepat.
 Menindaklanjuti cek beredar dan pemberitahuan penghentian pembayaran.
Pengendalian rekonsiliasi bank dapat ditingkatkan dengan cara review rekonsiliasi bank
bulanan oleh karyawan yang kompeten segera setelah rekonsiliasi selesai.
Tahap II: Mendesain dan Melakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substansif
Atas Transaksi
Saldo kas dipengaruhi oleh seluruh siklus, kecuali persediaan dan pergudangan, sehingga
terdapat banyak sekali jumlah transaksi akun memengaruhi kas, dan transaksi kas akan diaudit
sepanjang pengujian siklus transaksi tersebut.

Tahap III: Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis


Dalam banyak audit, rekonsiliasi bank pada akhir tahun di audit secara ekstensif. Karena itu
penggunaan prosedur analitis untuk menguji kewajaran saldo kas menjadi kurang penting
dibandingkan untuk sebagian besar audit lainya. Auditor biasanya juga membandingkan saldo
akhir kas dengan saldo bulan sebelumnya. Prosedur analitis tersebut mungkin akan
mengungkapkan salah saji dalam kas.

Tahap III: Merancang Pengujian Perincian Saldo Kas


Langkah awal dari verifikasi saldo dalam akun bank umum adalah mendapatkan rekonsiliasi
bank dari klien untuk dicantumkan dalam dokumentasi auditor. Tujuan yang paling penting
dalam audit kas pada pengujian atas rincian saldo adalah eksistensi, kelengkapan, dan
keakuratan, sehingga tujuan tersebut mendapat perhatian paling besar. Auditor juga melakukan
pengujian yang berhubungan dengan keempat tujuan penyajian dan pengungkapan. Prosedur
audit aktual bergantung pada materialitas dan risiko dalam kas yang sudah diidentifikasi auditor
pada audit di bagian lainya. Berikut tiga prosedur yang layak dibahas lebih lanjut karena arti
penting dan kompleksitasnya: penerimaan konfirmasi bank, penerimaan laporan pisah batas bank
dan pengujian rekonsiliasi bank.

1. Permintaan atas Konfirmasi Bank


Meskipun tidak disyaratkan oleh standar audit, auditor biasanya meminta konfirmasi dari
setiap bank atau institusi keuangan lainnya yang berbisnis dengan klien, kecuali jika terdapat
sejumlah besar akun yang tidak aktif. Pentingnya konfirmasi bank dalam audit lebih dari sekedar
verifikasi saldo kas aktual. Bank tidak bertanggung jawab untuk mencari pencatatan atas saldo
bank atau pinjaman selain yang dimasukkan dalam formulir dari klien kantor akuntan publik.
Dampak dari tanggung jawab yang terbatas ini mensyaratkan auditor agar memenuhi tujuan
kelengkapan atas saldo dan utang bank yang tidak tercatat dengan cara lain. Jika auditor
menginginkan konfirmasi atas jenis informasi ini, maka mereka harus mendapatkan konfirmasi
yang terpisah dari institusi keuangan yang dapat menjawab pertanyaan tersebut. Setelah auditor
menerima konfirmasi bank secara lengkap, saldo dalam akun bank yang dikonfirmasi oleh bank
harus ditelusuri ke saldo yang disebutkan dalam konfirmasi bank. Jika konfirmasi bank tidak
sesuai dengan skedul audit, maka auditor harus memeriksa selisihnya.

2. Permintaan atas Laporan Bank Pisah Batas


Tujuan dari laporan bank atas pisah batas adalah untuk memberikan verifikasi bagian yang
direkonsiliasi pada rekonsiliasi bank klien di akhir tahun dengan bukti yang tidak dapat diakses
ke klien. Untuk memenuhi tujuan ini, auditor meminta klien agar bank mengirimkan laporan
langsung kepada auditor dalam waktu 7 samoai 10 hari setelah tanggal neraca. Banyak auditor
melakukan verifikasi periode laporan bank jika laporan pisah batas tidak diterima langsung dari
pihak bank. Tujuannya adalah untuk menguji apakah karyawan klien tidak memasukkan,
menambahkan, atau menggantikan dokumen sesuai dengan laporan. Pengujian ini jelas
dilakukan untuk salah saji yang disengaja. Auditor melakukan verifikasi berikut ini dalam bulan
setelah tanggal neraca:
 Memfooting daftar semua cek yang dibatalkan.
 Memverifikasi bahwa laporan bank dalam keadaan seimbang ketika total footing digunakan.
 Mereview item yang dibatalkan dala footing untuk memastikan bahwa hal yang sudah
dibatalkan oleh bank pada periode yang tepat dan tidak memasukkan penghapusan atau
perubahan

3. Pengujian Rekonsiliasi Bank


Auditor menguji rekonsiliasi bank untuk menentukan apakah pihak klien sudah menyiapkan
rekonsiliasi dengan cermat dan melakukan verifikasi apakah saldo bank yang dicatat klien sama
jumlahnya dengan kas di bank, kecuali bila ada setoran dalam perjalanan, cek beredar, dan jenis
rekonsiliasi lainnya. Dalam verifikasi rekonsiliasi, auditor menggunakan informasi dalam
laporan bank atas pisah batas untuk melakukan verifikasi kewajaran rekonsiliasi. Verifikasi
auditor dalam rekonsiliasi meliputi beberapa prosedur:
 Melakukan verifikasi bahwa rekonsiliasi bank klien akurat secara matematis.
 Menelusuri saldo konfirmasi bank dan atau saldo awal pada laporan pisah batas ke saldo per
bank pada rekonsiliasi bank utnuk memastikan jumlahnya sama.
 Menelusuri cek yang ditulis dan dicatat sebelum akhir tahun dan dimasukkan ke laporan bank
atas pisah batas ke daftar cek beredar pada rekonsiliasi bank dan juga jurnal pengeluaran kas
dalam periode neraca atau periode sebelumnya.
 Menyelidiki seluruh cek yang jumlahnya signifikan termasuk dalam daftar cek beredar yang
belum dikliring oleh bank pada laporan pisah batas.
 Menelusuri setoran dalam perjalanan ke laporan pisah batas bank.
 Memperhitungkan item yang direkonsiliasi lainnya pada laporan bank dan rekonsiliasi bank.

D. PROSEDUR YANG BERORIENTASI KECURANGAN (Mengakui kapan


memperluas pengujian audit atas akun kas umum untuk menguji lebih anjut
kecurangan yang material)
Auditor harus memperluas prosedur dalam audit akhir tahun untuk menentukan kemungkinan
adanya kecurangan yang material apabila pengendalian internal tidak memadai. Dalam
merancang prosedur audit untuk mengungkap kecurangan auditor harus mempertimbangkan
secara teliti sifat kelemahan pengendalian internal, jenis kecurangan yang mungkin terjadi,
materialitas kecurangan yang potensial dan prosedur audit yang efektif untuk mengungkapnya.
Prosedur yang dapat mengungkapkan kecurangan dalam penerimaan ks masuk antara lain:
konfirmasi piutang dagang, pengujian yang dilakukan untuk mendeteksi lapping, mereview ayat
jurnal buku besar umum akun kas untuk pos yang tidak biasa, memebandingkan pesanan,
penjualan dan penerimaan kas, memerika persetujuan dan dokumen pendukung untuk piutang
tidak tertagih dan retur. Sedangkan untuk mengungkapkan kecurangan yang berhubungan secara
langsung dengan saldo kas akhir tahun terdapat 3 prosedur yang mungkin dilakukan yaitu:

1. Memperluasan Pengujian atas Rekonsiliasi Bank


Jika auditor yakin rekonsiliasi bank disalah saji dengan sengaja, maka perlu dilakukan
perluasan pengujian atas rekonsiliasi bank akhir tahun. Prosedur yang dilakukan auditor :
 Memulai rekonsiliasi bank dan membandingkan semua item dengan cek yang dibatalkan dan
dokumen lainnya.
 Membandingkan semua cek yang dibatalkan dan slip setoran dalam laporan bank tertanggal
dengan jurnal pengeluaran dan penerimaan kas.
 Menelusuri seluruh item yang belum dikliring dan jurnal penerimaan dan pengeluaran kas ke
rekonsiliasi bank klien untuk memastikan semua sudah dimasukkan.
 Memverifikasi bahwa seluruh bagian rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank dari jurnal untuk
rekonsiliasi bank tertanggal yang belum dikliring ke bank.

2. Pembuktian Kas
Auditor menggunakan pembuktian kas jika pengendalian internal terhadap kas lemah untuk
menentkan: semua penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan, seluruh setoran ke bank dicatat
dalam pencatatan akuntansi, seluruh pengeluaran kas dibayarkan oleh bank, seluruh jumlah yang
dibayarkan oleh bank sudah dicatat. Bukti kas memasukkan empat tugas rekonsiliasi yaitu:
 Merekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar pada awal periode bukti kas.
 Merekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan yang tercatat
dalam jurnal penerimaan kas pada periode tertentu.
 Merekonsiliasi kliring cek yang dibatalkan dicatat dalam jurnal pengeluaran kas untuk
periode tertentu.
 Merekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar pada akhir periode pembuktian
kas.
Ketika mengumpulkan pembuktian kas, auditor mengkombinasikan pengujian susbtantif atas
transaksi dan pengujian perincian saldo. Pembuktian kas merupakan metode yang sangat baik
dalam membandingkan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas dengan akun bank dan
rekonsiliasi bank.

3. Pengujian Transfer Antarbank


Pengujian transfer bank penting untuk menguji kiting dan kesalahan tidak sengaja dalam
mencatat transfer antarbank. Terdapat beberapa yang sebainya diaudit dalam skedul transfer
antara bank, yaitu:
 Keakuratan informasi pada jadwal transfer antarbank harus diverifikasi
 Transfer antarbank harus dicatat, baik di bank penerima maupun bank yang mengirimkan.
 Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan untuk setiap transfer harus dilakukan di
tahun fiskal yang sama.
 Pengeluaran pada skedul transfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkandengan
benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai cek beredar.
 Penerimaan dalam skedul tranfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkan dengan
benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai setoran dalam perjalanan.
Walaupun pengujian audit atas transfer antarbank biasanya terkait kecurangan, tindakan ini juga
bisa dilakukan banyak transfer antarbank tanpa memerhatikan pengendalian internal. Bila ada
kemungkinan kiting, maka dapat mengakibatkan salah perhitungan antara kas dan utang dagang.

E. AUDIT AKUN INSTRUMEN KEUANGAN: (Merancang dan melaksanakan pengujian


pada audit instrument keuangan)
Dalam pengujian saldo akun akhir tahun untuk intrumen keuangan, auditor harus
mengumpulkan seluruh bukti untuk mengevaluasi akun intrumen keuangan yang ada. Seharunya
diungkapkan yang sesuai dengan delapan tujuan audit berkait saldo untuk pengujian atas rincian
saldo (keberadaan, kelengkapan, akurasi, klasifikasi, pisah batas, detai tie-in, nilai realisasi dan
hak). Berikut metodologi untuk pengujian instrument keuangan akhir tahun
Tahap I: Identifikasi Risiko Bisnis Klien yang mempengaruhi Intrumen Keuangan
Risiko bisnis yang berhubungan dengan instrument keuangan akan merubah kecenderungan
dan sikap untuk mengaudit aktifitas perusahaan. Risiko akan meningkat pada perusahaan yang
menginvestasikan sedikit sekuritas atau derivatif jangka pendek pada intrumen keuangan, dan
jika investasi menunjukkan proporsi yang lebih besar dari total aset. Auditor harus dapat
memahami risiko dari kebijakan investasi dan strategi perusahaan.
Tahap I: Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai risiko inhern
Saldo akun intrumen keuangan mungkin berjumlah material tergatung pada jenis dan
banyaknya akutifitas investasi. Faktor yang sangat berpengaruh pada risiko inhern instrument
keuangan antara lain sasaran manajemen yang berhubungan dengan aktivitas investasi,
kerumitan sekuritas atau derivative dan lain sebagainya. Banyak dari risiko yang berhubungan
dengan tujuan audit akurasi, klasifikasi dan nilai realisasi. Yang paling utama dari penilaian
instrument keuangan yaitu menggunakan estimasi nilai wajar. Keseluruhan dari risiko
digabungkan dengan volatilitas dan potensi pasar untuk sehingga menjadi tidak lancar, dari hasil
yang mungkin signifikan atas pernyataan yang asalah dan klasifikasi yang tidak teapt atas saldo
instrument keuangan
Tahap I: Menilai Risiko Pengendalian
Auditor harus memiliki pemahaman mengenai rancangan dan keefektifan pelaksanaan
pengendalian internal yang mencakup otorisasi, pelaksanaan, pengukuran nilai wajar dan
pengungkapan aktivitas investasi. Jika perusahaan menggunakan jasa organisasi, sepertihalnya
penasehat hukum atau manajer, untuk mengatur aktivitas investasinya, auditor akan
membutuhkan pemahaman pengendalian untuk jasa organisasi tersebut. Kalau tidak auditor
mungkin membutuhkan pengetahuan secara spesifik atau mungkin membutuhkan
kepercayaannya pada orang yang terkait dalam perusahaan untuk membantu auditor memahami
sistem informasi yang relevan.
Tahap II: Merancang Dan Melaksanakan Pengujian Pengendalian Dan Pengujian
Substantif Atas Transaksi
Pengujian atas transaksi yang harus dilaksanakan terkait dengan intrumen keuangan
mencakup pengujian atas pembelian dan penjualan sekuritas dan derivatif atau ketetapan
transaksi hadging (lindung nilai) hubungan keuntungan atau kerugian, dan bunga dan
pendapatan dividen.
Tahap II: Merancang Dan Melaksanakan Prosedur Analitis
Prosedur analitis sebenarnya tidak begitu penting dalam menaksir saldo akhir tahun intrumen
keuangan karena kemungkinan fluktuasi saldo dari tahun ke tahun dan umumnya tidak terhubung
dengan akun yang lain. Bagaimanapun juga, prosedur analitis mungkin digunaka untuk menguji
pendapatan Bunga dan dividen.
Tahap III: Merancang Pengujian Atas Rincian Saldo Akun Intrumen Keuangan
Point awal untuk menguji saldo akhir akun intrumen keuangan adalah dengan memperoleh
skedul dari aktivitas investasi selama tahun tersebut. Tujuan audit yang paling penting yaitu
keberadaan, akurasi dan nilai realisasi untuk investasi dalam sekuritas, sementara kelengkapan
merupakan tujuan yang penting untuk instrument keuangan derivatif. Penyajian dan
pengungkapan tujuan juga penting ditunjukkan secara luas dalam catatan kaki sebagai keperluan
untuk pengungkapan yang berhubungan dengan estimasi nilai wajar. Auditor meminta
konfirmasi dari penjual yang sekaligus perantara untuk konfirmasi saham pada akhir tahun atas
transaksi yang selesai dan tidak selesai yang terjadi selama tahun tersebut. Auditor perlu untuk
menguji alasan dan ketepatan atas asumsi dan model yang digunakan manajemen untuk
menentukan estimasi nilai wajar.

Anda mungkin juga menyukai