Anda di halaman 1dari 13

SANKSI PELANGGARAN

NETRALITAS ASN

DIREKTUR STATUS DAN KEDUDUKAN KEPEGAWAIAN

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA


2019
DASAR HUKUM

UU 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UU 8 TAHUN 1974 TENTANG


1 POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN

2 UU 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

PP 37 TAHUN 2004 TENTANG LARANGAN PNS MENJADI


3 ANGGOTA PARTAI POLITIK

4 PP 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PNS

5 PP 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PNS


UU 43 TAHUN 1999
(PASAL 3)

1) Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara


yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam
penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan, dan
pembangunan.
2) Dalam kedudukan dan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), Pegawai negeri harus netral dari pengaruh semua golongan
dan partai serta tidak diskriminatif dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
3) Untuk menjamin netralitas Pegawai Negeri sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2), Pegawai Negeri dilarang menjadi
anggota dan/atau pengurus partai politik.
ASAS NETRALITAS
Setiap Pegawai ASN tidak berpihak dari segala
bentuk pengaruh manapun
dan tidak memihak kepada kepentingan siapapun.

(UU 5 Tahun 2014 Pasal 2 huruf f)


KEWENANGAN BKN

UU 5 TAHUN 2014 (PASAL 1 ANGKA 21)

“Badan Kepegawaian Negara yang selanjutnya disingkat


BKN adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang
diberi kewenangan melakukan pembinaan dan
menyelenggarakan Manajemen ASN secara nasional
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.”
PP 53 TAHUN 2010 (PASAL 4) LARANGAN
Setiap PNS dilarang :

angka 12
memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara:
a. ikut serta sebagai pelaksana kampanye;
b. menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS;
c. sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain; dan/atau
d. sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara;

memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara:


a. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah
satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau
b. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon
angka 13 yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat;
LARANGAN

PP 53 TAHUN 2010 (PASAL 4)


angka 14
Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat dukungan disertai foto kopi
Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan
perundangundangan.

Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, dengan cara:
a. terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah;
angka 15 b. menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye;
c. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu
pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau
d. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon
yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
KLASIFIKASI HUKUMAN DISIPILIN SESUAI
PP 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PNS

Pertama:
Hukuman Disiplin Tingkat Sedang, apabila :
a. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara ikut serta sebagai pelaksana kampanye, menjadi peserta
kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS, sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS
lain;
b. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara mengadakan kegiatan yang mengarah
kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa
kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit
kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat;
c. memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat dukungan
disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundang-
undangan; dan
d. memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah dengan cara terlibat dalam kegiatan
kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah; dan
e. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu
sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye, meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian
barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
Kedua:
Hukuman Disiplin Tingkat Berat, apabila :

a. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan


Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dengan cara sebagai peserta kampanye dengan
menggunakan fasilitas Negara;
b. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara
membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye ;
c. memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah,
dengan cara menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam
kegiatan kampanye dan/atau membuat keputusan dan/atau tindakan yang
menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa
kampanye.
PP 37 TAHUN 2004

1) Pegawai Negeri Sipil dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus


partai politik.
2) Pegawai Negeri Sipil yang menjadi anggota dan/atau pengurus
Pasal 2 partai politik diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil.

1) Pegawai Negeri Sipil yang akan menjadi anggota dan/atau


pengurus partai politik wajib mengundurkan diri sebagai
Pegawai Negeri Sipil.
2) Pegawai Negeri Sipil yang mengundurkan diri sebagaimana
Pasal 3
dimaksud dalam ayat (1) diberhentikan dengan hormat sebagai
Pegawai Ncgeri Sipil.
3) Pemberhentian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) berlaku
terhitung mulai akhir bulan mengajukan pengunduran diri.
SURAT EDARAN KEPALA BKN
NOMOR: 02/SE/2016
LARANGAN
Pemberian dukungan kepada calon Kepala
Daerah dan atau Wakil Kepala Daerah
meliputi kegiatan-kegiatan yang dilakukan
KODE ETIK
secara langsung maupun tidak langsung
termasuk dengan menggunakan media a. Menciptakan dan
sosial seperti Twitter, Facebook, memelihara suasana kerja
WhatsApp, BBM, Line, SMS, lstagram, yang kondusif
Path, Blog, dan sejenisnya b. Saling menghargai dan
menghormati sesama
pegawai BKN, bawahan,
atasan, dan masyarakat
KEWAJIBAN PPK atau Penjabat/Pelaksana Tugas
Kepala Daerah dan Pejabat yang Berwenang

SE MENPAN NOMOR: B/71/M.SM.00/2017


TANGGAL 27 DESEMBER 2017

a. Mengupayakan terus menerus terciptanya iklim yang kondusif dan


memberikan kesempatan kepada PNS untuk melaksanakan hak Huruf F
pilihnya secara bebas dengan tetap menjaga netralitas. angka 2
b. Melakukan pengawasan kepada bawahannya sebelum, selama, dan
sesudah masa kampanye agar tetap menaati peraturan perundang-
undnagan dan ketentuan kedinasan yang berlaku.
c. Mengambil tindakan dengan melaporkan dan mengkoordinasikan
kepada Bawaslu Provinsi dan Panitia Pengawasa Pemilu
Kabupaten/Kota secara berjenjang sesuai dengan kewenangannya
yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai