Anda di halaman 1dari 105

UNIVERSITAS INDONESIA

AUDIT ATAS AKUN BEBAN OPERASIONAL REKSA DANA


“X INDO V FUND” YANG DIKELOLA OLEH PT X

LAPORAN MAGANG

GHEA GARNITA D MOEIS


1006712305

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S1 AKUNTANSI
DEPOK
JUNI 2014

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


UNIVERSITAS INDONESIA

AUDIT ATAS AKUN BEBAN OPERASIONAL REKSA DANA


“X INDO V FUND” YANG DIKELOLA OLEH PT X

LAPORAN MAGANG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S1

GHEA GARNITA D MOEIS


1006712305

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
DEPOK
JUNI 2014

i
Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


HALAMAN PERNYAT AAN ORISINALITAS

Laporan Magang ini adalah hasil karya saya sendiri,


dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama: Ghea Garnita D Moeis
NPM: 1006712305
Tanda Tangan :

-:

Tanggal : 27 Juni 2014

11

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT, karena
atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan magang ini dengan
tepat waktu. Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi
salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan keterbatasan dalam laporan magang ini. Akan tetapi, penulis
berharap laporan ini
dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.
Penulis menyadari bahwa laporan magang ini tidak akan dapat selesai
tanpa bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Dimulai dari masa
perkuliahan sampai pada penyusunan laporan magang ini. Oleh karena itu, penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Mama dan Papa, Lies Dyana Moeis dan Doddy Gandana Dendadipura, selaku
kedua orang tua penulis yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan nasihat
selama masa perkuliahan agar dapat selesai dengan baik.
2. Ghifary Dendadipura, selaku adik penulis yang senantiasa memberikan
dukungan dan hiburan selama masa perkuliahan.
3. Timothy Adityo Pakpahan, selaku orang terdekat penulis yang telah
memberikan masukan, dukungan mental, serta menemani penulis selama
pembuatan laporan magang.
4. Bapak Eko Wisnu Wasitosunu, SE., MM. Selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, pikiran, serta membimbing penulis.
5. Bapak Taufik Hidayat, selaku pembimbing akademis yang telah memberikan
arahan dan nasihat selama masa perkuliahan.
6. Bapak Tubagus Yusuf dan Bapak Catur selaku dosen penguji yang telah
menyediakan waktu, memberikan saran serta masukan pada saat sidang.
7. Maria dan Hery selaku manajer bisnis unit dalam Financial Services Audit (FS)
KAP Tanudiredja, Wibisana, dan Rekan yang sudah memberikan kesempatan bagi
penulis untuk bergabung dan belajar dalam divisinya.
8. Seluruh Senior Associate, Associate 2, dan Associate 1 Financial Services Audit

iv
Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


(FS) KAP Tanudiredja, Wibisana, dan Rekan yang telah membimbing penulis
dengan sabar selama magang berlangsung.
9. Seluruh personil Bank Kustodian Y yang telah memberikan penjelasan selama
magang serta menjadi rekan diskusi penulis.
10. Kerabat FEUI, Dea, Joan, Iffa, Reisa, Abrar, Araz, Rifqi dan lain lain yang
telah memberikan dukungan selama masa perkuliahan FEUI.
11. Sahabat penulis, Dila, Kania, Affi, Aya, Monic, Timmy, Rama, Eva, Karisa,
dan Marissa untuk dukungan dan semangat yang diberikan selama ini.

Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT, berkenan
membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan magang ini
dapat memberikan kontribusi bagi ilmu akuntansi.

Depok, Juli 2014

Penulis

v
Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
ABSTRAK

ABSTRAK
Nama : Ghea Garnita D Moeis
Program Studi : S1 Akuntansi
Judul : Audit atas Beban Operasional Reksa Dana “X Indo V
Fund” yang Dikelola oleh PT X

Laporan ini membahas mengenai audit atas beban operasional yang diterapkan
untuk reksa dana X Indo V Fund, sebuah reksa dana yang dikelola oleh PT X.
Pembahasan meliputi pembahasan teori dan deskripsi mengenai proses audit atas
beban operasional pada reksa dana X Indo V Fund, dan pembahasan teori
mengenai reksa dana serta biaya operasional terkait pengelolaan reksa dana. Hasil
audit menunjukkan terdapat beberapa kelemahan pada sistem dan pencatatan
beban operasional pada reksa dana X Indo V Fund. Akan tetapi, setelah tim audit
melakukan pengujian sebagai solusi mitigasi risiko dari kelemahan tersebut,
laporan keuangan reksa dana X Indo V Fund diberi opini wajar tanpa
pengecualian. Adapun rekomendasi dari laporan magang ini adalah agar sistem
pencatatan di Bank Kustodian Y ditingkatkan kualitasnya dengan menggunakan
aplikasi akuntansi dengan fitur timbal balik yang aktif dan pemberian pelatihan
kepada staf akuntan di Bank Kustodian Y mengenai penggunaan aplikasi
akuntansi sehingga risiko kesalahan input dapat dihindari.

Kata kunci:
Audit, reksa dana, beban operasional, beban, manajer investasi

vii
Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


ABSTRACT

Nama : Ghea Garnita D Moeis


Program Studi : Accounting
Judul : Audit for Operating Expenses of Mutual Funds “X Indo V
Fund which Managed by PT X

This report discusses the audit of operating expenses for mutual funds X Indo V
Fund, a mutual fund which managed by PT X. The discussion covers the theory
and descriptive explanation about the auditing process for operating expenses of
mutual funds X Indo V Fund, and the theory explaining about mutual funds and
its operating expenses as well. The audit results showed that there were some
weaknesses for the system and the recording of operating expenses. However,
based on the in-depth analysis and examinations of risk mitigations done by audit
team for mutual funds X Indo V Fund, the financial statements of mutual funds X
Indo V Fund has been given as an unqualified opinion. In regards to the
weaknesses that audit team found in this client, this report recommends Custodian
Bank Y to upgrade its accounting software system to the version which featured
active feedback and to give additional and adequate training to its accounting staff
in using the accounting software application. Hence, the risk of error in inputing
information to the system can be prevented.

Keywords:
Audit, mutual funds, operating expenses, expenses, investment manager

viii
Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................................vi
ABSTRAK .....................................................................................................................................vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................................xiv
1. PENDAHULUAN.......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah Laporan Magang..................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan Laporan Magang........................................................................... 4
1.4 Manfaat Pembuatan Laporan Magang ..................................................................... 4
1.5 Ruang Lingkup Pembahasan Laporan Magang ................................................... 5
1.6 Sistematika Penulisan...................................................................................................... 5
2. LANDASAN TEORI..................................................................................................................... 6
2.1 Pemahaman Beban Operasional................................................................................. 6
2.1.1 Definisi Beban............................................................................................................. 6
2.1.2 Pengakuan Beban...................................................................................................... 6
2.1.3 Definisi Beban Operasional .................................................................................. 8
2.1.4 Tujuan Beban Operasional ................................................................................... 8
2.2 Pemahaman Reksa Dana ................................................................................................ 9
2.2.1 Pengertian Reksa Dana .......................................................................................... 9
2.2.2 Istilah-istilah dalam Transaksi Reksa Dana ................................................. 9
2.2.3 Pengelolaan Reksa Dana.......................................................................................... 12
2.2.3.1 Peran dan Fungsi Manajer Investasi.................................................... 13
2.2.3.2 Peran dan Fungsi Bank Kustodian ........................................................ 16
2.2.4 Klasifikasi Reksa Dana......................................................................................... 17
2.2.5 Biaya-biaya pada Transaksi Reksa Dana .................................................... 22
2.3 Pemahaman Audit .......................................................................................................... 24
2.3.1 Pengertian Audit..................................................................................................... 24
2.3.2 Tanggung Jawab Audit......................................................................................... 25
ix
Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


2.3.3 Asersi Manajemen ................................................................................................. 26
2.3.4 Tujuan Audit............................................................................................................. 28
2.3.4.1 Tujuan Audit terkait Transaksi............................................................... 28
2.3.4.2 Tujuan Audit terkait Saldo........................................................................ 29
2.3.4.3 Tujuan Audit terkait Presentasi dan Pengungkapan ................... 31
2.3.5 Proses Audit.............................................................................................................. 32
2.3.5.1 Tahap 1: Merencanakan dan merancang pendekatan audit .... 33
2.3.5.2 Tahap 2: Melakukan uji pengendalian dan uji substantif pada
transaksi............................................................................................................................ 35
2.3.5.3 Tahap 3: Melakukan prosedur analitis dan pengujian detail
saldo.................................................................................................................................... 35
2.3.5.4 Tahap 4: Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit
............................................................................................................................................... 36
2.3.6 Opini Auditor............................................................................................................ 36
2.4 Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Terkait Beban Operasional .. 37
3. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN................................................................................ 42
3.1 Tempat dan Tanggal Pelaksanaan Magang ........................................................ 42
3.2 Profil Kantor Akuntan Publik.................................................................................... 42
3.2.1 Jasa Profesional yang Ditawarkan oleh KAP............................................. 42
3.2.1.1 Audit and Assurance.................................................................................... 42
3.2.1.2 Tax ........................................................................................................................ 43
3.2.1.3 Advisory............................................................................................................. 44
3.3 Sektor Industri KAP ....................................................................................................... 45
3.4 Profil Perusahaan Klien ............................................................................................... 46
3.4.1 Profil Manajemen Aset PT X.............................................................................. 46
3.4.2 Struktur Organisasi PT X .................................................................................... 46
3.4.3 Profil Bank Kustodian Y ...................................................................................... 48
3.4.4 Pengelolaan Reksa Dana PT X .......................................................................... 48
3.4.4.1 Tanggung Jawab Manajer Investasi (PT X) ....................................... 48
3.4.4.2 Tanggung Jawab Bank Kustodian Y...................................................... 49
3.4.4.3 Proses Bisnis Reksa Dana PT X dengan Bank Kustodian Y ....... 49
3.4.5 Klasifikasi Reksa Dana yang Dikelola oleh PT X...................................... 52
3.4.6 Beban Operasional pada Reksa Dana yang Dikelola oleh PT X........ 55
3.4.6.1 Klasifikasi Beban Operasional Reksa Dana....................................... 55
3.4.6.2 Aktivitas Beban Operasional Reksa Dana.......................................... 56
3.5 Proses Audit Reksa Dana X Indo V Fund ............................................................. 58
x
Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


3.5.1 Perencanaan (Planning)...................................................................................... 58
3.5.1.1 Menerima atau Melanjutkan Klien........................................................ 58
3.5.1.2 Pembuatan Engagement Letter dengan Klien, Pembentukan
Tim Audit, dan Pemeriksaan Independensi Anggota Tim Audit ........... 59
3.5.1.3 Memahami Risiko Bisnis Klien dan Menilai Risiko Klien........... 60
3.5.1.4 Memahami Pengendalian Internal Klien............................................ 61
3.5.1.5 Menentukan Perencanaan Audit............................................................ 62
3.5.2 Audit Lapangan (Audit Fieldwork)................................................................. 65
3.5.2.1 Mempersiapkan Lead Schedule Beban Operasional ..................... 67
3.5.2.2 Memahami dan Mengevaluasi Kebijakan Akuntansi Beban
Operasional Reksa Dana X Indo V Fund ............................................................ 68
3.5.2.3 Menilai Sumber Beban Operasional..................................................... 68
3.5.2.4 Pengujian Transaksi Custodian Fee dan Management Fee ........ 69
3.5.2.5 Pengujian pada Transaksi Beban Lain-Lain ..................................... 71
3.5.2.6 Verifikasi Informasi untuk Pengungkapan ....................................... 72
3.5.3 Penyelesaian dan Pelaporan Audit................................................................ 72
3.5.4 Hasil Pengujian Respon Terhadap Risiko Salah Saji ............................. 73
4. ANALISIS .................................................................................................................................... 75
4.1 Analisis terhadap Reksa Dana X Indo V Fund ................................................... 75
4.1.1 Analisis Berdasarkan Bentuk ........................................................................... 75
4.1.2 Analisis Berdasarkan Sifat ................................................................................. 75
4.1.3 Analisis Berdasarkan Portofolio Investasi................................................. 76
4.1.4 Analisis Berdasarkan Strategi Investasi...................................................... 76
4.2 Analisis Kinerja PT X dan Bank Kustodian Y ..................................................... 76
4.2.1 Analisis Tanggung Jawab PT X......................................................................... 76
4.2.2 Tanggung Jawab Bank Kustodian Y............................................................... 77
4.3 Analisis Beban Operasional Reksa Dana X Indo V Fund .............................. 77
4.4 Analisis Proses Audit pada Reksa Dana X Indo V Fund................................ 78
4.5 Analisis Terhadap Respon Tim Audit Atas Risiko Salah Saji ..................... 79
5. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................. 80
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 80
5.2 Saran ..................................................................................................................................... 81

xi
Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


DAFTAR TABEL

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Manajemen Asersi ........................................................................... 26
Tabel 4.1 Timeline Pelaksanaan Audit............................................................................... 63
Tabel 4.2 Tabel Test of Details............................................................................................... 66

xii
Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


DAFTAR GAMBAR

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Proses Tahapan Audit Laporan Keuangan ............................................ 32
Gambar 2.3 Siklus Beban Operasional dalam Sistem Informasi Akuntansi
Reksa Dana........................................................................................................... 39
Gambar 3.1 Bank CM dan Anak Perusahaan .................................................................. 47
Gambar 3.2 Struktur Kepemilikan PT X ......................................................................... 47
Gambar 3.3 Proses Pembayaran Beban Operasional Reksa Dana X Indonesian
V Fund..................................................................................................................... 57

xiii
Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Peraturan Bapepam VIII.G.8 Pedoman Akuntansi Reksa Dana... 85
Lampiran 2 Lead Schedule Custodian Fee dan Management Fee........................... 89

xiv
Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


BAB 1
PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar modal, menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal, didefinisikan sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek”. Pada praktiknya, pasar modal ialah pasar untuk transaksi berbagai
instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan. Instrumen-
instrumen keuangan tersebut termasuk surat utang, ekuitas, reksa dana, serta
instrumen derivatif diantaranya option dan futures. Pasar modal pun menjadi
wadah bagi para investor dan perusahaan-perusahaan untuk melakukan transaksi
investasi.
Pasar modal memiliki peranan penting terhadap pertumbuhan ekonomi di
suatu negara, terlebih pada negara-negara berkembang. Sebagaimana dengan
fungsi pasar modal, pasar modal memberikan sarana serta katalis untuk kegiatan
pendanaan bagi perusahaan-perusahaan dan lembaga lewat kegiatan investasi.
Sehingga, aliran dana dari masyarakat investor kepada perusahaan-perusahaan
maupun lembaga tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan aktivitas usaha
mereka. Oleh karena itu, semakin kuatnya pasar modal, maka pertumbuhan
ekonomi di suatu negara berkembang akan semakin tinggi.
Pasar modal Indonesia di Batavia merupakan pasar modal tertua keempat
di Asia yang didirikan pada tahun 1912. Namun, karena isu politik negara, pasar
modal Indonesia pun baru bisa berkembang dan aktif dengan baik di tahun 1977.
Pasar modal Indonesia pun telah melewati masa-masa perubahan dan
momentumnya, seperti, privatisasi bursa efek di tahun 1992, penerbitan UU
Republik Indonesia No.8 Tahun 1995 yang mengatur tentang pasar modal,
penggabungan dua bursa efek (Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya)
menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun 2002, peluncuran indeks-indeks
baru, serta penerapan prinsip syariah dalam perdagangan bursa di tahun 2011.

1
Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


2

Seiring dengan terjadinya peristiwa-peristiwa penting terkait pasar modal,


pasar modal Indonesia pun telah berkembang dengan sangat baik. Salah satu
indikator untuk mengukurnya ialah jumlah kapitalisasi pasar dan Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) di bursa. Jumlah kapitalisasi pasar menunjukkan
besarnya nilai saham yang beredar di bursa. Kapitalisasi pasar dihitung dari
jumlah saham yang beredar dikalikan dengan harga pasar saham saat itu.
Sementara, IHSG merupakan nilai representatif atas rata-rata dari sekelompok
saham. IHSG mencerminkan kinerja bursa saham. Cara untuk menghitung indeks
saham ada dua cara yaitu price weight/simple average dan capitalization
weight/weighted average. Untuk menghitung IHSG, metode penghitungan yang
digunakan adalah metode weighted average, dimana setiap saham dihitung
terlebih dahulu jumlah kapitalisasi pasarnya dengan nilai bobotnya masing-
masing. Kemudian dijumlahkan kembali untuk mendapatkan kapitalisasi pasar
secara keseluruhan. Lalu, dibagi dengan nilai dasar dan dikalikan 100. Selama
periode 2008-2012, berdasarkan dari laporan tahunan BEI tahun 2013, kapitalisasi
pasar yang diperoleh BEI meningkat sebesar 283,47% dengan nilai Rp 4.126,99
T. Dengan periode waktu yang sama, IHSG pun telah meningkat sebesar 218,48%
dengan nilai Rp 4.316,69. Berdasarkan dari pencapaian peningkatan pada dua
indikator tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pasar modal di Indonesia telah
berkembang dengan baik.
Menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, salah satu instrumen
keuangan yang diperjualbelikan ialah reksa dana. Dalam pasal 1 ayat (27), reksa
dana didefinisikan sebagai “wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat investor untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek
oleh manajer investasi”. Berdasarkan definisi reksa dana tersebut, terdapat tiga hal
yang memegang peran penting dalam transaksi investasi di reksa dana yaitu: 1)
investor, selaku pihak yang memiliki dan menginvestasikan dananya, 2)
portofolio efek, suatu instrumen keuangan yang berisikan efek-efek, seperti saham
dan obligasi, yang diinvestasikan oleh dana investor, dan 3) manajer investasi,
selaku pihak yang telah dipercaya oleh investor untuk memberikan keputusan
investasi atas portofolio efek. Dalam transaksi investasi reksa dana, peran manajer
investasi sebagai pihak manajemen yaitu melakukan analisis operasional dalam

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
3

menentukan dan mengelola kegiatan investasi. Sementara, kekayaan dari hasil


investasi reksa dana disimpan dan dicatat oleh bank kustodian yang tidak
terafiliasi dengan manajer investasi.
Selama beberapa tahun terakhir, perkembangan investasi pada reksa dana
semakin membaik. Hal tersebut salah satunya ditunjukkan oleh besarnya
pendapatan investasi dari reksa dana yang diterima bursa. Di tahun 2012,
berdasarkan dari laporan tahunan BEI, pendapatan investasi reksa dana mencapai
30% dari total pendapatan investasi bursa. Untuk mengetahui dan mengukur
keuntungan maupun kerugian sebagai hasil dari aktivitas investasi reksa dana,
maka bank kustodian akan menghitung Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana.
NAB didapat dari harga wajar portofolio suatu reksa dana dikurangi biaya
operasional lalu dibagi jumlah unit penyertaan yang beredar pada saat itu. Bank
kustodian akan membuat laporan NAB reksa dana setiap harinya (hari aktif
bursa), sehingga beban operasional perlu dihitung tiap harinya.
Dalam mengaudit reksa dana, auditor perlu mengaudit beban operasional
yang tentunya akan mempengaruhi tiap posisi NAB yang dilaporkan. Karena
beban operasional berpengaruh langsung pada pelaporan keuntungan dan/atau
kerugian suatu reksa dana, maka timbullah kemungkinan untuk memperkecil
pengakuan beban operasional agar mendapatkan nilai NAB yang lebih tinggi.
Dalam memperkecil jumlah nilai beban operasional dapat dilakukan dengan
mengecilkan atau meniadakan jumlah beban yang terjadi, dokumentasi transaksi
yang tidak lengkap, serta pengakuan beban yang tidak sesuai pada tenggat
waktunya. Pencatatan beban operasional pada akuntansi reksa dana wajib
dilakukan secara harian sesuai dengan peraturan Bapepam Nomor VIII.G.8
mengenai Pedoman Akuntansi Reksa Dana.

1.2 Perumusan Masalah Laporan Magang


PT X adalah manajer investasi swasta yang merupakan anak perusahaan dari
perusahan global yang menawarkan jasa pengelolaan investasi kepada individu
maupun institusi di Indonesia.
Bank Kustodian Y adalah bank kustodian untuk aktivitas manajer investasi
PT X. Kedua perusahaan terikat dalam Kontrak Investasi Kolektif (KIK) sebagai

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
4

pengelola investasi reksa dana dan bank kustodian. Bank Kustodian Y


bertanggung jawab untuk membuat laporan NAB reksa dana setiap harinya. Untuk
memastikan bahwa NAB yang dilaporkan adalah benar dan wajar, maka
diperlukan audit pada beban operasional dengan memastikan bahwa pencatatan
beban operasional PT X telah sesuai dengan peraturan Bapepam Nomor VIII.G.8
mengenai Pedoman Akuntansi Reksa Dana.

1.3 Tujuan Penulisan Laporan Magang


Tujuan penulisan laporan magang ini adalah menjelaskan proses audit pada akun
beban operasional reksa dana X Indo V Fund yang merupakan reksa dana yang
dikelola oleh PT X.

1.4 Manfaat Pembuatan Laporan Magang


Dalam pembuatan laporan magang ini, penulis berharap agar dapat memberikan
manfaat kepada beberapa pihak, yang diantaranya ialah:
 Bagi PT X, selaku klien yang penulis audit selama periode program
magang, agar dapat menggunakan informasi dari laporan magang ini
sebagai salah satu alat untuk evaluasi sehingga dapat beroperasi dengan
lebih baik kedepannya.
 Bagi Bank Kustodian Y, selaku pihak yang bertanggung jawab atas
administrasi pada PT X, agar dapat menggunakan informasi mengenai
kekuatan dan kelemahan dalam sistem pencatatan jurnal untuk dapat
beroperasi dengan lebih baik kedepannya.
 Bagi KAP Tanudiredja, Wibisana, dan Rekan, selaku pihak yang
bertanggung jawab atas kegiatan audit pada PT X di tahun 2013, agar
dapat menggunakan informasi laporan magang ini untuk keperluan dalam
proses audit PT X di tahun berikutnya.
 Bagi para akademisi khususnya yang mendalami penelitian mengenai audit
pada perusahaan manajer investasi ataupun lembaga jasa keuangan
lainnya, agar dapat menggunakan informasi mengenai praktik audit
terhadap beban operasional untuk reksa dana.

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
5

1.5 Ruang Lingkup Pembahasan Laporan Magang


Laporan magang ini akan membahas tentang beban operasional pada PT X
dimana sistem administratif, termasuk pencatatannya, dilakukan dan disimpan
oleh Bank Kustodian Y. Data yang akan digunakan adalah data terkait beban
operasional seperti jasa manajer investasi, jasa bank kustodian, serta beban lain-
lain PT X selama periode tahun 2013.

1.6 Sistematika Penulisan


Laporan akhir magang ini terdiri atas lima bab, yaitu:
 BAB 1: PENDAHULUAN
Bab ini membahas latar belakang penulisan, permasalahan, tujuan
penulisan laporan magang, manfaat dari penulisan laporan magang, ruang
lingkup pembahasan laporan magang, dan sistematika penulisan laporan
akhir magang.
• BAB 2: LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang landasan teori dan konsep-konsep yang
digunakan sebagai panduan dalam mengerjakan program magang,
menganalisis masalah, dan mengajukan saran-saran pada perusahaan.
 BAB 3: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN KLIEN DAN
PEMBAHASAN
Gambaran umum berupa deskripsi mengenai bidang kegiatan perusahaan,
susunan organisasi, cakupan aktivitas, bagaimana kegiatan dilakukan di
perusahaan tersebut.
• BAB 4: ANALISIS
Bab ini membahas tentang analisis dari kegiatan magang dan penemuan
selama audit berlangsung.
• BAB 5: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini memberikan kesimpulan dari seluruh isi laporan dan juga saran-
saran terkait dengan permasalahan yang ada.

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
BAB 2
LANDASAN TEORI
2. LANDASAN TEORI
2.1 Pemahaman Beban Operasional
2.1.1 Definisi Beban
Beban merupakan salah satu informasi keuangan suatu perusahaan yang
menggambarkan bagaimana tingkat efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam
melakukan kegiatan usahanya. Selain itu, beban juga menentukan seberapa
banyak laba yang akan diperoleh perusahaan dalam suatu periode akuntansi.
Sehingga pengungkapan yang akurat atas beban menjadi krusial terhadap kualitas
informasi keuangan perusahaan.
Berdasarkan Ikatan Akuntansi Indonesia (2007) paragraf 78 beban
didefinisikan sebagai “hal yang mencakup baik kerugian maupun beban yang
timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Beban timbul dalam
pelaksanaan aktivitas perusahaan...”. Sementara International Accounting
Standard Board (IASB) dalam Conceptual Framework of Financial Reporting
beban adalah penurunan dari manfaat ekonomis selama satu periode akuntansi
yang dapat berbentuk sebagai arus keluar atau terjadinya penurunan nilai aset
ataupun timbulnya kewajiban perusahaan yang disebabkan oleh penurunan nilai
ekuitas, selain yang berhubungan dengan pendistribusian kepada pemegang
saham.
Menurut American Accounting Association, beban didefinisikan sebagai
biaya kadaluarsa, baik secara langsung ataupun tidak langsung, selama suatu
periode fiskal, yang berasal dari arus barang atau jasa dan operasional perusahaan.
Berdasarkan definisi diatas, maka beban dapat didefinisikan sebagai biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan selama suatu periode akuntansi untuk
menjalankan kegiatan usaha perusahaan.

2.1.2 Pengakuan Beban


Untuk mengakui suatu beban telah terjadi, IASB mengeluarkan dua kriteria
pengakuan beban yaitu:
a. Kemungkinan yang cukup tinggi untuk terjadinya penurunan atau

6
Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


7

konsumsi atas manfaat ekonomi di masa depan sebagai hasil dari


penurunan aset dan/atau peningkatan kewajiban perusahaan. Apabila
ada pengeluaran biaya namun masih terdapat ketidakpastian apakah
konsumsi terhadap aset maupun penurunan manfaat ekonomis di
masa depan terjadi, maka pengakuan beban belum dapat diakui. Saat
hal ini terjadi, maka biaya yang terjadi ditangguhkan terlebih dahulu
yang kemudian akan dibebankan saat konsumsi ataupun penurunan
manfaat ekonomis telah terjadi.
b. Konsumsi ataupun penurunan manfaat ekonomis dapat diukur secara
andal. Dengan begitu, maka beban-beban yang mengunakan teknik
estimasi dapat diandalkan cara penghitungannnya.
Beban diakui dan dicatat pada laporan laba rugi di periode akuntansi yang sedang
berjalan.
Dalam Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan
(KDPPLK) paragraf 96, pengakuan beban juga dapat dilakukan dengan
mengaplikasikan matching concept. Matching concept adalah cara mengakui
beban dengan mengaitkan beban yang terjadi dengan pendapatan yang diterima
perusahaan dalam transaksi yang sama. Contohnya, dalam transaksi jual beli
barang dagangan, beban yang membentuk beban pokok penjualan diakui
bersamaan saat pendapatan dari penjualan barang diterima. Cara ini dapat
dilakukan selama item dalam neraca memenuhi kriteria aset dan kewajiban.
Agar pengakuan beban lebih tepat dan andal, teknik penghitungan alokasi
pada beban yang dapat terjadi selama beberapa periode akuntansi secara rasional
dan sistematis dapat digunakan. Salah satu caranya adalah dengan
mengelompokkan biaya sesuai dengan waktunya. Contohnya, dalam mengakui
beban depresiasi, asumsi menggunakan metode garis lurus, dihitung dari nilai
pokok aset yang digunakan dibagi rata dengan estimasi umur aktif aset tersebut.
Selanjutnya, beban depresiasi akan diakui seiring dengan tahun berjalan hingga
nilai pokok aset telah menyusut seluruhnya. Sebaliknya, apabila pengeluaran tidak
membawa manfaat ekonomi di masa depan, maka beban diakui sesegera mungkin
dalam laporan laba rugi.

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
8

2.1.3 Definisi Beban Operasional


Dalam melakukan kegiatan utama sesuatu entitas, tentu ada biaya-biaya yang
terlibat baik langsung maupun tidak langsung. Biaya-biaya yang merupakan biaya
operasional perusahaan menjadi salah satu elemen penting untuk mengetahui
seberapa besar pengeluaran perusahaan untuk mempertahankan kegiatan
operasional usahanya. Menurut Hanafi dan Halim (2007), “beban operasional
merupakan aset keluar atau pihak lain memanfaatkan aset perusahaan atau
munculnya utang atau kombinasi antar ketiganya selama periode dimana
perusahaan memproduksi dan menyerahkan barang, memberikan jasa atau
melaksanakan aktivitas lain yang merupakan operasi pokok perusahaan”.
Menurut Suwardjono (2003), beban operasional adalah beban yang terjadi
agar memperoleh pendapatan operasional.
Berdasarkan atas definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa beban
operasional adalah beban yang dikeluarkan oleh perusahaan yang mempengaruhi
kegiatan operasional suatu entitas agar pendapatan operasional entitas dapat
diperoleh. Beban operasional juga menjadi penentu laba suatu perusahaan karena
mengurangi jumlah pendapatan operasional yang diterima. Dalam reksa dana,
beban operasional dapat didefinisikan sebagai beban langsung pengelolaan reksa
dana.

2.1.4 Tujuan Beban Operasional


Berdasarkan dari pembahasan mengenai beban operasional diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa beban operasional merupakan pengeluaran perusahaan untuk
memenuhi kegiatan operasionalnya sehingga dapat menghasilkan pendapatan
operasional perusahaan tersebut. Adapun pengungkapan dan penghitungan
mengenai beban operasional perusahaan pada tiap periode akuntansi memiliki
beberapa tujuan, diantaranya:
 Sebagai evaluator kinerja operasional perusahaan. Salah satu cara untuk
mengevaluasi performa kegiatan operasional perusahaan dilihat dari beban
operasional yang perusahaan keluarkan secara berkala. Dengan
menggunakan informasi ini, perusahaan dapat mengetahui aspek kegiatan

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
9

operasional manakah yang belum efektif dari sisi biaya.


 Sebagai data untuk prediksi alokasi beban operasional di periode
berikutnya. Tersedianya data beban operasional secara historis dapat
membantu manajemen perusahaan dalam merencanakan alokasi beban
operasional pada periode berikutnya agar lebih efektif dan efisien.

2.2 Pemahaman Reksa Dana


2.2.1 Pengertian Reksa Dana
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal, reksa dana didefinisikan sebagai “wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat investor untuk selanjutnya diinvestasikan
dalam portofolio efek oleh manajer investasi”. Pada dasarnya, reksa dana adalah
suatu instrumen keuangan yang berupa portofolio efek. Portofolio efek ini
merupakan suatu instrumen dimana terdapat kombinasi dari bermacam-macam
efek seperti saham, obligasi, dan sertifikat.
Investasi pada reksa dana dilakukan dengan cara menghimpun dana secara
kolektif dari para nasabah yang kemudian diinvestasikan ke dalam reksa dana
tersebut. Reksa dana dikelola oleh manajer investasi, sementara pencatatan
kekayaannya dan keperluan administratif dilakukan oleh bank kustodian. Bank
kustodian tidak boleh terafiliasi dengan pihak manajer investasi untuk
menghindari benturan kepentingan diantara keduanya dalam mengelola reksa
dana.

2.2.2 Istilah-istilah dalam Transaksi Reksa Dana


Berikut ini adalah istilah-istilah yang digunakan dalam industri pasar modal yang
berkaitan dengan aktivitas utama reksa dana sesuai dengan penjelasan dalam
Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal 1:
a. Afiliasi
Merupakan hubungan khusus yang mengikat antara beberapa pihak.
Hubungan khusus ini terjadi akibat adanya hubungan keluarga
karena perkawinan atau keturunan sampai derajat kedua secara
horizontal maupun vertikal, hubungan khusus dengan manajerial

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
10

perusahaan (hubungan perseorangan dengan pegawai, direktur, atau


komisaris), hubungan antar dua perusahaan dimana terdapat orang
yang sama menjabat sebagai direksi atau komisaris, hubungan
pengendalian perseorangan dengan perusahaan tersebut, hubungan
antara dua perusahaan dimana dikendalikan oleh perseorangan yang
sama, atau hubungan antara perusahaan dengan pemegang saham
utama.
b. Anggota Bursa Efek
Merupakan perantara pedagang efek yang sudah memperoleh ijin
usaha dari OJK dan mempunyai hak untuk mempergunakan sistem
dan atau sarana bursa efek sesuai dengan peraturan yang berlaku.
c. Bursa Efek
Merupakan pihak yang menyelengarakan dan menyediakan sistem
dan/atau sarana untuk mempertemukan penjual dan pembeli efek.
d. Efek
Surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga
komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan KIK,
kontrak berjangka atas efek, dan derivatif dari efek.
e. Emiten
Selaku pihak yang melakukan penawaran umum.
f. Kustodian
Pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang
berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen,
bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili
pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.
g. Informasi atau Fakta Material
Informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa,
kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada bursa
dan/atau keputusan investor, calon investor, maupun pihak lain yang
berkepentingan atas informasi tersebut.
h. Manajer Investasi
Merupakan pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
11

untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kelompok


untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana
pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya
berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
i. Pasar Modal
Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitan dengan efek
yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek.
j. Penasihat Investasi
Pihak yang memberi nasihat kepada pihak lain mengenai penjualan
atau pembelian efek dengan mempeoleh imbalan jasa.
k. Penawaran Umum
Merupakan kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten
untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang
diatur dalam undang-undang dan peraturan pelaksanaannya.
l. Penitipan Kolektif
Merupakan jasa penitipan efek yang dimiliki bersama oleh lebih dari
satu orang yang kepentingannya diwakilkan oleh kustodian.
m. Perusahaan Efek
Merupakan pihak yang kegiatan usahanya sebagai penjamin emisi
efek, perantara pedagang efek, dan manajer investasi.
n. Portofolio Efek
Merupakan kumpulan efek yang dimiliki oleh suatu pihak.
o. Prospektus
Merupakan informasi tertulis sehubungan dengan penawaran umum
dengan tujuan agar pihak lain membeli efek.
p. Reksa Dana
Merupakan wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat investor untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
portofolio efek oleh manajer investasi.

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
12

q. Unit Penyertaan
Merupakan satuan ukuran yang menunjukkan bagian kepentingan
tiap investor dalam portofolio investasi kolektif.
r. Wali Amanat
Merupakan pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek yang
bersifat utang

2.2.3 Pengelolaan Reksa Dana


Dalam melakukan transaksi reksa dana, terdapat dua lembaga pendukung yang
bergerak langsung
ng dalam pengelolaan reksa dana yaitu manajer investasi dan bank
kustodian.
Untuk menggambarkan secara umum dan singkat mengenai mekanisme
investasi pada reksa dana dan pihak-pihak
pihak pihak terkait digambarkan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Mekanisme Investasi Reksa Dana dan Pihak


Pihak-Pihak
Pihak Terkait
Sumber: Pratomo dan Nugraha, R
Reksa
eksa Dana Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern, 2009,
Hal. 45
Berdasarkan gambar diatas, berikut adalah penjelasan umum mengenai
alur mekanisme investasi reksa dana:
1. Investor mengajukan pembelian atau penjualan unit penyertaan reksa
dana kepada manajer investasi.
2. Investor membayar atau menerima uang dana investasi atas unit
penyertaan kepada atau dari bank kustodian.

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


13

3. Bank kustodian menginformasikan kepada manajer investasi untuk


melakukan investasi dengan dana investor yang telah dihimpun.
4. Manajer investasi melalui perantara melakukan transaksi investasi
reksa dana di pasar modal.
5. Manajer investasi memberikan konfirmasi atas transaksi kepada
bank kustodian.
6. Bank kustodian memberitahu investor untuk menuntaskan
pembayaran dana investasinya.
7. Manajer investasi menyelesaikan transaksi dan menyimpan harta
reksa dana kepada bank kustodian.
8. Bank kustodian menyampaikan informasi harian mengenai NAB
reksa dana kepada investor.
9. Bank kustodian menyampaikan laporan harian dan bulanan reksa
dana kepada manajer investasi.
10. Bank kustodian menyampaikan laporan bulanan kekayaan reksa
dana kepada Badan Pengawas Pasar Modal & Lembaga Keuangan
(Bapepam-LK) atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Transaksi reksa dana sebelumnya berada dibawah pengawasan Bapepam-
LK atau sekarang diganti dengan OJK. Segala peraturan mengenai pengelolaan
serta administratif terkait reksa dana dan lembaga pendukungnya diatur dalam
peraturan pemerintah (Bapepam) dan diawasi oleh OJK.

2.2.3.1 Peran dan Fungsi Manajer Investasi


Manajer investasi, seperti yang dinyatakan dalam Undang Undang Republik
Indonesia No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, sebagai “pihak yang kegiatan
usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio
investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana
pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku”.
Sesuai dengan definisi tersebut, manajer investasi memegang peranan
penting dalam transaksi investasi reksa dana. Manajer investasi adalah pihak yang

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
14

telah dipercayakan oleh investor untuk memberikan keputusan investasi dan


mengelola portofolio efek milik investor.
Manajer investasi memiliki fungsi-fungsi khusus dalam transaksi reksa
dana. Sebagai syarat utama untuk praktik sebagai manajer investasi diperlukan ijin
perseorangan dari Bapepam-LK untuk menjadi Wakil Manajer Investasi sehingga
dapat menjalankan fungsinya yaitu melakukan investasi. Adapun beberapa fungsi
manajer investasi lainnya yaitu membuat manajemen risiko, patuh pada tugasnya,
melakukan pemasaran, melakukan perdagangan (trading), menyelesaikan
transaksi efek, menangani keluhan investor, melakukan pengembangan riset dan
teknologi informasi, melakukan pengembangan sumber daya manusia, dan
melakukan fungsi akuntansi dan keuangan.
Manajer investasi juga memiliki kewajiban-kewajiban, yaitu:
 Manajer investasi wajib memiliki catatan mengenai alasan yang
rasional termasuk menjelaskan metode investasi yang digunakan
seperti metode-metode yang telah umum digunakan.
 Manajer investasi wajib membuat catatan mengenai kondisi
keuangan serta preferensi risiko nasabah yang ditandatangani oleh
nasabah.
 Manajer investasi wajib menginformasikan kepada nasabah
mengenai keputusan investasi yang dibuat berikut dengan
karakteristik, dan risiko dari investasi tersebut.
 Manajer investasi wajib melaporkan kegiatan bulanan kepada OJK
paling lambat pada tanggal 12 di bulan berikutnya.
 Manajer investasi wajib memberikan laporan NAB harian kepada
bank kustodian.
 Manajer investasi wajib mematuhi peraturan-peraturan terkait
pengelolaan reksa dana yang diterbitkan oleh Bapepam.
 Manajer investasi wajib merahasiakan data nasabah
 Manajer investasi wajib mematuhi kewajiban dan haknya yang
terdapat pada kontrak kerjasama antara kedua pihak.
Selain harus memenuhi kewajibannya, manajer investasi juga harus
mematuhi larangan-larangan yang telah diatur dalam Keputusan Ketua Bapepam

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
15

No.Kep-31/PM/1996 tentang Perilaku yang Dilarang bagi Manajer Investasi,


diantaranya:
 Memberikan saran kepada nasabah mengenai investasi tanpa dasar
pertimbangan yang rasional dan tidak sesuai dengan kondisi dan
tujuan nasabah.
 Membeli atau menjual efek untuk rekening nasabah tanpa wewenang
tertulis dari nasabah.
 Melakukan transaksi efek atas instruksi pihak ketiga yang mana
belum terdapat wewenang tertulis antara nasabah dan wewenang
ketiga.
 Memberikan informasi yang tidak tepat kepada nasabah atau calon
nasabah mengenai kualifikasi, tugas, maupun fakta lain mengenai
manajer investasi yang dapat menyesatkan.
 Memberikan laporan atau saran yang bukan dibuat olehnya tetapi
tidak memberitahu nasabah mengenai pihak tersebut.
 Menjanjikan suatu hasil tertentu yang akan diperoleh nasabah atas
jasa pengelolaan yang diberikan atau menjanjikan suatu hasil
tertentu apabila mengikuti saran yang diberikan.
 Mengungkapkan data rahasia nasabah mengenai investasi nasabah ke
pihak ketiga tanpa sepengetahuan nasabah.
 Mengubah, menambah, mengurangi, ataupun memperbaharui
kontrak pengelolaan investasi dengan nasabah tanpa persetujuan
tertulis dengan nasabah.
Kewajiban dan larangan kepada manajer investasi diatas menunjukkan
secara umum dan mengikat mengenai hubungan antara manajer investasi dengan
Bapepam (selaku pemerintah), bank kustodian (selaku pihak lain yang berperan
penting dalam transaksi reksa dana), nasabah (selaku pihak yang menggunakan
kegiatan usaha). Selain pihak-pihak tersebut, manajer investasi juga dapat
memiliki pihak terkait lainnya yaitu dengan agen penjual efek reksa dana. Reksa
dana yang diterbitkan maupun dikelola oleh manajer investasi dapat dititipkan
kepada agen penjual untuk dijual ke calon investor.

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
16

Peran dari agen penjual disini adalah sebagai perantara antara manajer
investasi dengan investor dengan menjual reksa dana. Agen penjual dilarang
untuk melakukan tugas manajer investasi seperti menerbitkan konfirmasi atas
penjualan maupun pembelian reksa dana.
Selain itu, manajer investasi pun juga berkewajiban untuk memberikan
informasi yang akurat kepada agen penjual mengenai reksa dana, menyiapkan
kebutuhan informasi cetak atas reksa dana yang akurat kepada calon investor yang
dititipkan kepada agen penjual, dan mematuhi kontrak kerja sama antara manajer
investasi dengan agen penjual reksa dana.

2.2.3.2 Peran dan Fungsi Bank Kustodian


Bank kustodian merupakan pihak kedua yang terlibat langsung dalam transaksi
investasi reksa dana. Bank kustodian merupakan bank umum yang mendapatkan
ijin dari Bapepam untuk menyedian jasa kustodian. Ditinjau dari fungsinya, bank
kustodian berperan sebagai pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta
lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lainnya, termasuk menerima dividen,
bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang
rekening yang menjadi nasabahnya. Selain bank kustodian, lembaga-lembaga
lainnya yang berhak memberikan jasa kustodian diantaranya ialah lembaga
penyimpanan dan penyelesaian, dan perusahaan efek.
Selayaknya manajer investasi, bank kustodian juga memiliki fungsi-fungsi
khusus dalam mefasilitasi terjadinya transaksi investasi reksa dana yakni sebagai
pihak untuk menempatan kekayaan reksa dana, dan bertanggung jawab atas
kegiatan administrasi dan pembukuan reksa dana. Sesuai dengan Undang Undang
Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pasal 25 ayat 2, bank kustodian tidak
boleh memiliki hubungan afiliasi dengan manajer investasi reksa dana.
Berdasarkan dari definisi serta fungsi bank kustodian, maka terdapat
kewajiban bagi bank kustodian yang harus dipatuhi, diantaranya adalah:
 Bank kustodian wajib melakukan pembukuan terkait kegiatan reksa
dana sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku yaitu Keputusan
Ketua Bapepam No. Kep-21/PM/2004 tentang Pedoman Akuntansi
Reksa Dana.

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
17

 Bank kustodian wajib membuat konfirmasi resmi atas penjualan


maupun pembelian unit penyertaan kepada investor.
 Bank kustodian wajib melaporkan posisi NAB reksa dana harian
kepada manajer investasi dan investor.
 Bank kustodian wajib memberikan laporan bulanan mengenai
aktivitas reksa dana kepada OJK sesuai dengan peraturan Bapepam.
 Bank kustodian wajib menjaga kerahasiaan data nasabah.
 Bank kustodian wajib memenuhi kewajiban serta haknya yang
tercantum dalam kontrak kerja sama dengan manajer investasi.
 Bank kustodian wajib memenuhi kewajiban dan haknya yang
tercantum pada kontrak antara bank kustodian dengan nasabah.
 Bank kustodian wajib membuat pengelolaan risiko serta
pengendalian internal terkait dengan kegiatan utama bank kustodian
yang dapat mempengaruhi efek yang tercatat di bank kustodian.
 Bank kustodian wajib mengasuransikan rekening efek terhadap
risiko kerugian nasabah jika perusahaan tersebut pailit.
 Bank kustodian wajib memberikan informasi yang akurat mengenai
posisi efek dan dana nasabah terkait dengan efek yang diinvestasikan
apabila sewaktu-waktu diminta.
 Bank kustodian wajib memisahkan data kekayaan antara reksa dana
dengan bank kustodian.

2.2.4 Klasifikasi Reksa Dana


Jenis dan karakter reksa dana yang aktif didagangkan di pasar modal berbeda-
beda sesuai dengan tujuan investasi yang dikandungnya dan beberapa aspek
penentu lainnya. Berdasarkan artikel Bapepam oleh Gunawan (2010), reksa dana
dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis, diantaranya:
a. Reksa dana berdasarkan bentuknya
Berdasarkan bentuknya, reksa dana dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:
 Reksa dana Perusahaan (Company Funds)
Reksa dana jenis ini berbentuk suatu perusahaan yang kegiatan
usahanya mengelola portofolio efek. Untuk menanamkan modalnya di

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
18

jenis reksa dana ini, para investor membeli lembar saham yang
diterbitkan oleh perusahaan terkait. Dana yang telah dihimpun lalu
diinvestasikan lagi ke dalam portofolio efek yang ada di pasar modal.
Sesuai dengan ketentuan Undang Undang Republik Indonesia No.
8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal 18 ayat 2, reksa dana
perusahaan dapat bersifat terbuka dan tertutup.
 Reksa dana Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
Reksa dana KIK merupakan jenis reksa dana yang dibentuk
berdasarkan adanya KIK antara manajer investasi dengan bank
kustodian. Manajer investasi bertanggung jawab dalam pengelolaan
portofolio reksa dana, sedangkan bank kustodian bertanggung jawab
dalam pembukuan, pencatatan, tempat penyimpanan kekayaan, dan
administrator reksa dana. Di dalam KIK, manajer investasi dan bank
kustodian menjelaskan secara rinci mengenai identitas dan peran, tugas
utama dalam reksa dana, kewajiban dan hak, dan ketentuan-ketentuan
khusus terkait biaya yang diterima oleh masing-masing pihak. Dalam
hal ini, para calon investor yang berkeinginan untuk berinvestasi di
reksa dana ini dapat membeli lembar unit penyertaan yang diterbitkan
oleh reksa dana tersebut.

b. Reksa dana berdasarkan sifatnya


Berdasarkan sifatnya, reksa dana dibedakan menurut kewajiban reksa dana
tersebut yang berkaitan dengan unit penyertaan ataupun lembar saham yang
diterbitkan. Berdasarkan aspek tersebut, reksa dana dapat dibagi menjadi dua
yaitu:
 Reksa dana Tertutup (Close-End Funds)
Jenis reksa dana bersifat tertutup tidak memiliki kewajiban untuk
membeli kembali unit penyertaan atau lembar saham yang telah dijual
kepada investor apabila investor berniat untuk menjualnya kembali.
Dengan begitu, cara investor untuk melepas kepemilikan atas unit
penyertaan atau lembar sahamnya adalah dengan memindahtangankan

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
19

kepemilikan kepada investor lain sesuai dengan tata cara yang telah
ditetapkan oleh reksa dana.
 Reksa dana Terbuka (Open-End Funds)
Para investor reksa dana terbuka dapat melakukan penjualan kembali
unit penyertaan atau sahamnya kepada reksa dana. Reksa dana terbuka
memiliki kewajiban untuk membeli kembali unit penyertaan ataupun
lembar saham yang dijual kembali oleh investor. Adapun kondisi-
kondisi yang mengecualikan kewajiban ini ialah (Undang Undang
Republik Indonesia No. 8 Tahun 1995 Pasal 19 ayat 3):
- Bursa efek dimana sebagian besar portofolio efek reksa dana
diperdagangkan ditutup;
- Perdagangan efek atas sebagian besar portofolio efek reksa dana di
bursa efek dihentikan;
- Keadaan darurat; atau
- Adanya hal-hal lain yang ditetapkan dalam kontrak pengelolaan
investasi setelah disetujui oleh OJK.

c. Reksa dana berdasarkan portofolio investasi


Terdapat 4 jenis utama reksa dana berdasarkan dari portofolio investasinya, yaitu:
 Reksa dana Saham (Stock Funds)
Reksa dana ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari
aktivanya dalam efek ekuitas. Saham-saham yang diinvestasikan
biasanya adalah saham yang telah terdaftar di bursa. Saham yang
diinvestasikan juga merepresentasikan kepemilikan reksa dana atas
saham tersebut sehingga reksa dana berhak untuk mendapatkan dividen
jika dibagikan oleh emiten penerbit saham terkait. Jenis reksa dana
termasuk jenis investasi untuk jangka yang lebih panjang.
Reksa dana saham dapat dibagi berdasarkan nilai kapitalisasi pasar
menjadi Big-Capitalization Stock Funds (portofolio pada saham-saham
perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar yang besar), Medium-
Capitalization Stock Funds (portofolio pada saham-saham perusahaan
dengan nilai kapitalisasi pasar yang menengah), Small-Capitalization

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
20

Stock Funds (portofolio pada saham-saham perusahaan dengan nilai


kapitalisasi pasar yang kecil), dan Micro-Capitalization Stock Funds
(portofolio pada saham-saham perusahaan dengan nilai kapitalisasi
pasar yang sangat kecil).
 Reksa dana Pendapatan Tetap (Bond Funds or Fixed Income Funds)
Reksa dana pendapatan tetap melakukan investasi sekurang-kurangnya
80% dari aktivanya pada efek yang bersifat utang. Isi portofolio efek ini
diantaranya adalah obligasi dan sertifikat deposito yang diterbitkan oleh
pemerintah, perusahaan swasta, serta BUMN. Jenis reksa dana ini pun
akan menerima bunga secara berkala sesuai dengan kebijakan bunga
yang telah ditentukan dalam masing-masing efek utang.
Reksa dana ini juga dapat digolongkan menurut strategi
investasinya menjadi High-Yield Bond Funds (obligasi dengan tingkat
bunga yang sangat tinggi meskipun peringkatnya dibawah Investment
Grade) dan High-Quality Bond Funds (obligasi yang diterbitkan oleh
perusahaan-perusahaan dengan peringkat yang sangat baik meskipun
tingkat bunga yang ditawarkan sesuai dengan rata-rata).
Berdasarkan dari waktu jatuh tempo portofolio yaitu Long-Term
Bond Funds (diatas lima tahun), Medium-Term Bond Funds (dua
sampai lima tahun), dan Short-Term Funds (dibawah dua tahun).
 Reksa dana Pasar Uang (Money Market Funds)
Reksa dana yang hanya melakukan investasi pada efek yang bersifat
utang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun.
 Reksa dana Campuran (Balanced Funds)
Reksa dana yang melakukan investasi dalam efek ekuitas, efek bersifat
utang, ataupun instrument pasar uang dalam negeri yang masing-
masing tidak melebihi 79% dari NAB dan wajib terdapat efek ekuitas
dan efek utang pada portofolio reksa dana tersebut.

d. Reksa dana berdasarkan dari strategi investasinya


 Aggressive-Growth Funds

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
21

Jenis strategi investasi reksa dana ini adalah investasi pada saham-
saham yang baru terbit dengan potensi pertumbuhan yang sangat tinggi.
Keuntungan yang didapatkan dari investasi ini adalah dari kenaikan
harga saham (capital gain) yang tinggi. Untuk mengimbangi risiko
investasi yang tinggi, reksa dana dengan strategi ini juga investasi pada
saham-saham yang pertumbuhannya diatas rata-rata industri dengan
risiko yang lebih terkontrol.
 Growth-Income Funds
Jenis reksa dana dengan portofolio investasi pada perusahaan yang
tumbuh sedikit dibawah rata-rata namun memiliki rekor pembayaran
dividen yang baik. Berdasarkan jenis portofolio efeknya, reksa dana ini
menerima pendapatan dari kenaikan harga saham serta dividen yang
dibagikan. Reksa dana ini cenderung lebih stabil dalam hal risiko
investasi dibandingkan dengan aggressive-growth funds.
 Value-Income Funds
Reksa dana dengan portofolio investasi pada perusahaan-perusahaan
yang memiliki rekor pembayaran dividen sangat baik, sehingga sumber
pendapatannya berasal dari penerimaan dividen.

e. Reksa dana lainnya


 Reksa dana Sektoral
Reksa dana ini memiliki portofolio investasi pada efek yang diterbitkan
oleh perusahaan-perusahan dari sektor industri khusus. Contohnya,
Agro Funds dimana hanya melakukan investasi pada efek perusahaan-
perusahaan agribisnis.
 Hedge Funds
Reksa dana yang melakukan investasi pada efek yang disertai dengan
pembelian derivatif atas efek tersebut.
 Multifund
Reksa dana yang melakukan investasi pada reksa dana-reksa dana
lainnya dengan membeli unit penyertaan atau saham reksa dana lain.
 Socially-Responsibility Funds

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
22

Jenis reksa dana yang menggabungkan kepercayaan atau keyakinan


tertentu dengan kegiatan investasi. Contohnya, Green Funds, yang
hanya melakukan investasi pada efek yang dikeluarkan oleh institusi
peduli lingkungan.
Jenis-jenis reksa dana tidak hanya terbatas pada jenis yang sudah ada di
pasar modal. Reksa dana merupakan salah satu instrumen keuangan yang masih
memiliki potensi untuk berinovasi untuk membuat jenis ataupun tipe reksa dana
baru sesuai dengan perkembangan kondisi lingkungan ekonomi, pasar modal,
karakteristik investor, hingga dikaitkan dengan isu-isu global dunia lainnya.
Sehingga, diekspektasikan tipe reksa dana akan semakin bervariasi kedepannya.

2.2.5 Biaya-biaya pada Transaksi Reksa Dana


Dalam transaksi reksa dana tentu ada biaya-biaya yang diperlukan dalam rangka
untuk menyelesaikan transaksi. Transaksi reksa dana melibatkan tiga pihak yakni
investor, manajer investasi, dan bank kustodian. Oleh karena itu, penting bagi
pihak-pihak ini untuk mengetahui dengan jelas biaya yang menjadi tanggungan
masing-masing.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, biaya keluar yang terjadi bisa
diasosiasikan dengan pendapatan yang diterima. Pada reksa dana, pernyataan
tersebut cukup jelas implementasinya. Berikut rincian pembagian biaya kepada
masing-masing pihak (Prospektus Reksa Dana X Indo V Fund, 2013):
a. Biaya yang dibebankan kepada reksa dana
Biaya-biaya yang menjadi beban bagi reksa dana yang diterbitkan,
diantaranya:
 Imbalan jasa pengelolaan bagi manajer investasi dan bank kustodian.
Biaya ini dihitung dari NAB harian reksa dana berdasarkan 365 atau
366 hari per tahun dan dibayarkan setiap bulannya.
 Biaya transaksi efek dan registrasi efek.
 Biaya pencetakan dan distribusi prospektus, termasuk laporan
keuangan reksa dana yang telah disertai opini akuntan yang terdaftar
di OJK, kepada pemegang unit penyertaan atau saham.

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
23

 Biaya pemberitahuan, termasuk pemberitahuan apabila ada perubahan


KIK.
 Biaya distribusi surat konfirmasi transaksi unit penyertaan.
 Biaya pencetakan dan distribusi laporan bulanan ke pemegang unit
penyertaan atau saham.
 Biaya jasa auditor yang memeriksa laporan keuangan tahunan reksa
dana.
 Biaya dan pengeluaran dalam hal terjadi keadaan mendesak untuk
kepentingan reksa dana
 Pengeluaran pajak yang berkenaan dengan pembayaran imbalan jasa
dan biaya-biaya diatas.

b. Biaya-biaya yang dibebankan kepada manajer investasi


 Biaya persiapan pembentukan reksa dana. Biaya ini termasuk
pembuatan KIK, pembuatan dan penerbitan prospektus awal, dan
penerbitan dokumen-dokumen.
 Biaya administrasi pengelolaan portofolio seperti biaya telepon,
fotokopi, dan transportasi.
 Biaya pemasaran.
 Biaya penerbitan dan distribusi formulir profil investor, formulir
pemesanan pembelian unit penyertaan atau saham, formulir penjualan
kembali unit penyertaan atau saham, dan formulir pengalihan
investasi.
 Biaya pencetakan surat konfirmasi transaksi unit penyertaan atau
saham kepada pemegang unit penyertaan atau saham.
 Biaya pengumuman di surat kabar harian yang beredar secara nasional
mengenai laporan penghimpunan dana kelola reksa dana.
 Imbalan jasa konsultan hukum, akuntan, notaris, dan beban lainnya
kepada pihak ketiga berkaitan dengan pembubaran reksa dana dan
likuidasi harta kekayaannya.

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
24

c. Biaya yang dibebankan kepada pemegang unit penyertaan atau saham


 Biaya pembelian unit penyertaan atau lembar saham yang dihitung
dari nilai transaksi pembelian unit penyertaan saat transaksi pembelian
unit penyertaan atau saham reksa dana terjadi.
 Biaya penjualan kembali unit penyertaan yang dihitung dari nilai
transaksi penjualan kembali unit penyertaan atau lembar saham yang
dikenakan saat transaksi penjualan oleh investor terjadi.
 Biaya pengalihan investasi dihitung dari nilai pengalihan investasi
yang dikenakan pada saat pemegang unit penyertaan atau saham
melakukan pengalihan investasi yang dimilikinya ke reksa dana lain
selama masih dikelola oleh manajer investasi yang sama, kecuali reksa
dana pasar uang dan reksa dana terproteksi.
 Biaya pemindahbukuan sehubungan dengan pembelian unit
penyertaan atau lembar saham yang ditolak, pengembalian sisa uang
pembelian unit penyertaan atau saham, hasil pencairan unit penyertaan
atau lembar saham.
 Pajak-pajak yang berkenaan dengan pemegang unit penyertaan atau
saham dan biaya-biaya diatas.

d. Biaya yang dibebankan pada manajer investasi, bank kustodian, dan atau
reksa dana
 Biaya konsultan hukum, biaya notaris, dan/atau biaya akuntan sesuai
dengan pihak yang menerima manfaat atau yang melakukan kesalahan
sehingga dibutuhkan jasa profesi tersebut.

2.3 Pemahaman Audit


2.3.1 Pengertian Audit
Menurut Arens, et al. (2009), audit adalah proses akumulasi dan evaluasi dari
bukti-bukti mengenai informasi untuk memutuskan dan melaporkan derajat
hubungan informasi yang tersedia dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
Kegiatan audit dilakukan oleh orang yang memiliki kompetensi dan
independen (auditor independen) sehingga pengguna laporan dapat mengandalkan

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
25

pendapat atau opini dari hasil audit. Proses awal dari audit adalah dengan
mengumpulkan atau mengakumulasi bukti informasi mengenai perusahaan yang
diaudit (klien). Setelah bukti-bukti yang dikumpulkan sudah mencukupi kriteria,
maka auditor akan menganalisis dan mengevaluasi bukti dengan membandingkan
dengan kriteria yang berlaku untuk dijadikan acuan. Auditor lalu melaporkan
temuan-temuan berdasarkan hasil audit sekaligus opini auditor kepada pengguna
informasi tersebut.
Pemberian jasa audit merupakan bagian dari jasa atestasi yang diberikan
oleh kantor akuntan publik (KAP). Jasa atestasi adalah salah satu tipe dari jasa
assurance yang diberikan oleh KAP mengenai keandalan dari asersi yang
dipersiapkan oleh pihak lain. Keseluruhan dari jasa assurance yang disediakan
oleh KAP bertujuan untuk meningkatkan kualitas informasi untuk para pembuat
keputusan (Arens, et al., 2009).

2.3.2 Tanggung Jawab Audit


Dalam melakukan proses audit, auditor perlu mengetahui tanggung jawab
manajemen dalam pelaksanaan audit. Hal ini untuk membantu auditor lebih
memahami perbedaan tanggung jawab masing-masing pihak sehingga tujuan
melakukan audit dapat dilakukan dengan baik.
Adapun tanggung jawab manajemen dalam proses audit adalah sebagai
berikut (Arens, et al., 2009):
 Mengadopsi standar akuntansi yang berlaku di Indonesia pada
aktivitas akuntansi perusahaan.
 Menciptakan pengendalian internal yang baik.
 Membuat laporan keuangan yang wajar.
Dalam Standard Auditing (SA) 110 menyatakan bahwa auditor memiliki
tanggung jawab untuk merencanakan dan melakukan audit untuk mendapatkan
keyakinan yang layak bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji yang
material, baik yang disebabkan oleh kesalahan ataupun kecurangan. Berdasarkan
dari pernyataan tersebut, auditor bertanggung jawab untuk mendapatkan
keyakinan yang layak atau wajar, bukan keyakinan absolut. Hal ini disebabkan

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
26

karena bukti-bukti audit yang digunakan menggunakan sampel dari suatu populasi
dimana tetap ada risiko untuk tidak mengidentifikasi salah saji yang material.

2.3.3 Asersi Manajemen


Asersi manajemen memiliki hubungan langsung terhadap standar akuntansi
karena hal tersebut merupakan bagian dari kriteria yang harus dipenuhi oleh
manajemen dalam membuat laporan keuangan dan sistem pencatatan yang sesuai
dengan peraturan. Sehingga, hal tersebut berhubungan dengan proses audit yang
dilakukan oleh auditor. Asersi manajemen adalah representasi manajemen
terhadap transaksi, saldo yang terkait, dan pengungkapan atas laporan keuangan
(Arens, et al,. 2009).
Berdasarkan SA 326, asersi manajemen diklasifikasikan menjadi tiga jenis
yaitu:
1. Asersi atas transaksi dan peristiwa yang terjadi dalam periode audit
2. Asersi atas saldo akun pada akhir periode
3. Asersi atas presentasi dan pengungkapan
Tabel 2.1 akan memuat ringkasan mengenai macam-macam manajemen asersi
untuk tiap-tiap klasifikasi.

Asersi mengenai Asersi mengenai Saldo Asersi mengenai


Transaksi dan Peristiwa Akun Presentasi dan
Pengungkapan
Occurrence Existence Occurrence and rights
and obligations
Completeness Completeness Completeness
Accuracy Valuation and allocation Accuracy and valuation
Classifications Classification and
understandability
Cutoff Rights and obligations
Tabel 2.1 Klasifikasi Manajemen Asersi
Sumber: Arens, et al., Auditing and Assurance Services, 2009, h.92 (Sudah dimodifikasi)

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
27

Adapun penjelasan mengenai tiap asersi manajemen adalah sebagai berikut:


 Occurrence/Existence
Asersi ini fokus pada ketepatan periode pencatatan transaksi pada
laporan keuangan ataupun akun-akun pada neraca telah sesuai dengan
tanggal neraca atau periode akuntansi berjalan.
 Completeness
Asersi ini memastikan bahwa transaksi yang telah tercatat ataupun
jumlah saldo akun yang seharusnya diungkapkan dalam laporan
keuangan, telah diungkapkan.
 Accuracy
Asersi ini menekankan keakuratan dan ketepatan penyajian jumlah
saldo ataupun transaksi dalam laporan keuangan.
 Classification
Asersi ini menekankan pada ketepatan dalam pencatatan kategorisasi
transaksi-transaksi ke dalam akun yang sesuai.
 Cutoff
Asersi ini menekankan pada ketepatan waktu pencatatan transaksi
dalam suatu periode akuntansi.
 Valuation and Allocation
Asersi ini fokus pada ketepatan nilai transaksi ataupun nilai suatu
akun pada penyajian dalam laporan keuangan.
 Rights and Obligations
Asersi ini menekankan pada hak milik suatu aset adalah benar milik
perusahaan tersebut. Sedangkan untuk kewajiban, kepemilikan
kewajiban yang disajikan perusahaan adalah benar milik perusahaan
tersebut.
 Understandability
Asersi ini fokus pada deskripsi mengenai saldo dan pengungkapan
yang jelas dan dapat dimengerti oleh pengguna informasi.

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
28

2.3.4 Tujuan Audit


Berdasarkan Statement on Auditing Standards (SAS) 02 (AU 110) tujuan dari
audit pada laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk memberikan
pendapat atau opini mengenai kewajaran atas pengungkapan informasi yang
material mengenai posisi finansial, hasil operasional, dan arus kas yang mengacu
pada standar akuntansi di Indonesia.
Untuk membangun suatu tujuan audit maka auditor harus mengikuti
beberapa tahap terlebih dahulu. Pertama, memahami tujuan dan tanggung jawab
atas audit. Kedua, mengelompokkan laporan keuangan ke dalam beberapa siklus,
sehingga auditor dapat memahami langkah-langkah pelaksanaan transaksi
operasional manajemen. Ketiga, mengetahui asersi manajemen mengenai laporan
keuangan. Keempat, mengetahui tujuan umum audit untuk tiap transaksi, saldo,
dan pengungkapannya. Terakhir, mengetahui tujuan spesifik audit terhadap
transaksi, saldo, dan pengungkapannya.

2.3.4.1 Tujuan Audit terkait Transaksi


Tanggung jawab utama auditor adalah memutuskan apakah asersi manajemen
akan laporan keuangan telah terjustifikasi. Untuk memenuhi tanggung jawab ini,
maka auditor perlu suatu landasan kerja untuk membantu auditor mengumpulkan
bukti-bukti yang dibutuhkan. Tujuan audit terkait transaksi merupakan landasan
kerja yang digunakan untuk mengaudit transaksi-transaksi suatu entitas.
Terdapat dua jenis tujuan audit terkait transaksi yaitu umum dan spesifik.
Tujuan umum dapat digunakan untuk semua jenis transaksi dan memiliki
pengertian yang luas. Sementara, tujuan spesifik digunakan untuk transaksi yang
spesifik dan unik. Berikut adalah tujuan audit terkait transaksi (Arens, et al.,
2009):
 Occurrence
Tujuan ini untuk memastikan bahwa transaksi yang dicatat benar telah
terjadi.

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
29

 Completeness
Tujuan ini untuk memastikan bahwa semua transaksi yang telah
terjadi, sudah dicatat dalam pembukuan pada periode akuntansi
tersebut.
 Accuracy
Tujuan ini untuk memastikan bahwa informasi yang disajikan telah
akurat. Tujuan ini juga merupakan bagian dari asersi accuracy.
 Posting and Summarization
Tujuan ini berhubungan dengan akurasi dari tiap perpindahan
informasi dari jurnal ke pencatatan selanjutnya dan buku besar.
Tujuan ini juga merupakan bagian dari asersi accuracy.
 Classification
Tujuan ini untuk memastikan bahwa transaksi yang dicatat telah
sesuai dengan kategori akun yang semestinya. Tujuan ini merupakan
asersi classification untuk auditor.
 Timing
Tujuan ini untuk memastikan bahwa transaksi yang telah tercatat di
periode tersebut benar-benar terjadi dalam periode tersebut. Tujuan ini
merupakan asersi cutoff bagi auditor.
Tujuan-tujuan umum audit diatas dapat digunakan untuk memformulasikan
tujuan-tujuan spesifik audit terkait transaksi. Contohnya, dalam audit transaksi
penjualan, auditor bisa secara langsung menggunakan tujuan-tujuan diatas secara
spesifik disesuaikan dan dikondisikan dengan natur transaksinya. Sehingga,
setelah auditor sudah menentukan tujuan auditnya dengan tepat sesuai
karakteristik transaksinya, ia dapat merancang program audit yang relevan.

2.3.4.2 Tujuan Audit terkait Saldo


Tujuan audit terkait saldo merupakan suatu landasan kerja bagi auditor untuk
membantu mengumpulkan bukti-bukti yang cukup terkait dengan saldo akun.
Tujuan-tujuan ini juga mengacu pada asersi manajemen yang telah dibahas
sebelumnya. Terdapat dua jenis tujuan audit terkait saldo yaitu umum dan
spesifik.

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
30

Perbedaan utama antara tujuan audit terkait saldo dengan tujuan audit
terkait transaksi adalah, pertama, tujuan audit terkait saldo digunakan untuk suatu
akun (contoh: piutang, persediaan). Kedua, terdapat delapan tujuan audit terkait
saldo, sedangkan untuk tujuan audit terkait transaksi ada enam tujuan.
Tujuan audit terkait saldo hanya bisa digunakan untuk akun-akun yang
berada di neraca. Ada beberapa pengecualian untuk menggunakan tujuan audit
terkait saldo dalam mengaudit item yang ada di laporan laba rugi. Jenis dari
transaksi tersebut biasanya merupakan transaksi yang tidak biasa dan merupakan
beban yang tidak diduga sebelumnya, contohnya beban legal dan beban
perawatan.
Berikut adalah tujuan-tujuan umum audit terkait saldo (Arens, et al.,
2009):
 Existence
Auditor memastikan bahwa jumlah saldo yang disajikan dalam
laporan keuangan telah benar-benar terjadi.
 Completeness
Auditor memastikan bahwa jumlah saldo yang seharusnya disajikan
ke dalam laporan telah disajikan seluruhnya.
 Accuracy
Auditor memastikan bahwa jumlah saldo yang dimasukkan telah
benar dan akurat secara matematis.
 Classification
Auditor memastikan bahwa item yang termasuk dalam client’s listing
telah dimasukkan ke dalam saldo buku besar yang benar. Tujuan ini
merupakan bagian dari asersi valuation and allocation.
 Cutoff
Auditor mememastikan bahwa transaksi telah dicatat dan dimasukkan
ke saldo akun yang sesuai dalam periode akuntansi yang berjalan.
Saldo akun sering mengalami salah saji yang disebabkan oleh
transaksi-transaksi yang terjadi saat di akhir periode. Perbedaan antara
tujuan timing terkait transaksi dengan cutoff terkait saldo adalah
timing memastikan bahwa transaksi yang terjadi sepanjang tahun telah

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
31

dicatat dengan waktu sesuai terjadinya. Sementara, cutoff terkait saldo


memastikan bahwa pada akhir periode akuntansi, transaksi telah
dicatat dengan waktu yang tepat.
 Detail Tie-In
Auditor memastikan bahwa detil pada saldo akun sesuai dengan
jumlah yang terdapat di master file, jumlah total saldo, dan total saldo
pada buku besar.
 Realizable Value
Auditor memastikan apakah saldo akun telah disesuaikan dengan
penurunan nilai sesuai historical cost menjadi net realizable value.
Tujuan ini hanya berlaku pada saldo-saldo aset saja.
 Rights and Obligations
Hampir keseluruhan aset dan kewajiban harus telah dimiliki oleh
entitas sebelum dapat diakui dalam laporan keuangan. Untuk itu,
auditor memastikan apakah aset-aset yang dimiliki entitas merupakan
hak milik entitas.
Dalam menentukan tujuan spesifik audit terkait saldo, setiap tujuan umum audit
terkait saldo harus dipertimbangkan kecuali apabila tujuan tersebut dinilai tidak
relevan dengan karakteristik saldo untuk keperluan audit.

2.3.4.3 Tujuan Audit terkait Presentasi dan Pengungkapan


Menurut Arens, et al. (2009), tujuan audit terkait presentasi dan pengungkapan
adalah:
 Occurrence and rights and obligations
Auditor memastikan bahwa kejadian yang diungkapkan memang
terjadi dan merupakan hak serta kewajiban bagi entitas.
 Completeness
Auditor memastikan apakah seluruh peristiwa yang perlu
diungkapkan, telah diungkapkan dalam laporan keuangan.
 Valuation and allocation
Auditor memastikan apakah pengungkapan dalam laporan keuangan
telah disajikan secara tepat dan wajar.

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
32

 Classification and understandability


Auditor memastikan bahwa jumlah saldo akun dan transaksi telah
disajikan dalam klasifikasi yang tepat dan sesuai dalam laporan
keuangan. Lalu, auditor juga memastikan bahwa deskripsi atas saldo
dan pengungkapan terkait dapat dipahami dengan mudah.

2.3.5 Proses Audit


Auditor diharuskan untuk mengumpulkan bukti-bukti yang cukup dan andal untuk
dapat mendukung asersi manajemen dalam laporan keuangan. Hal ini dapat
dicapai dengan mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan dengan
menggabungkan tujuan audit terkait saldo dan transaksi.
Auditor perlu membuat keputusan mengenai kesesuaian tujuan audit
dengan bukti audit yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan audit tersebut.
Untuk dapat mencapai hal tersebut, auditor perlu mengikuti tahapan proses audit
untuk memastikan bahwa bukti yang telah dikumpulkan sudah cukup dan sesuai
dengan tujuan audit itu sendiri. Adapun tahapan proses audit adalah sebagai
berikut (Arens, et al., 2009) digambarkan pada Gambar 2.2.

Tahap 1: Merencanakan
dan merangkai
pendekatan audit

Tahap 2: Melakukan uji


kontrol dan uji
substantif pada transaksi

Tahap 3: Melakukan
prosedur analitis dan uji
detail saldo

Tahap 4: Menyelesaikan
audit dan menerbitkan
laporan audit

Gambar 2.2 Proses Tahapan Audit Laporan Keuangan


Sumber: Arens, et al., Audit and Assurance Services, 2009, h. 99
(sudah dimodifikasi)

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
33

2.3.5.1 Tahap 1: Merencanakan dan merancang pendekatan audit


Dalam proses audit terdapat beberapa cara untuk mengumpulkan bukti-bukti audit
untuk dapat memenuhi tujuan audit secara keseluruhan sehingga dapat
dikeluarkan opini yang wajar dan dapat diandalkan. Untuk menentukan
pendekatan audit, terdapat dua konsiderasi yang dapat mempengaruhi audit secara
keseluruhan, yakni:
1. Bukti audit yang sesuai dan cukup harus dapat dikumpulkan untuk
memenuhi tanggung jawab professional auditor.
2. Biaya dalam mengumpulkan bukti harus diminimalisasikan.
Perencanaan pendekatan audit harus berdasarkan dengan konsiderasi-konsiderasi
tersebut sehingga pada saat engagement kepada klien, proses audit telah sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan KAP dan efektif. Terdapat tiga aspek dalam
proses tahap 1 ini, yaitu (Arens, et al., 2009):
a) Mendapatkan pemahaman pada entitas dan lingkungannya
Auditor harus mendapatkan pemahaman yang dalam mengenai jenis usaha
klien dan lingkungan sekelilingnya termasuk proses serta strategi
perusahaan klien. Auditor perlu mempelajari model bisnis yang digunakan
oleh klien, melakukan analisis prosedur, dan membandingkan dengan
kompetitornya. Hal ini untuk menambah pemahaman mengenai bagaimana
bisnis tersebut dijalankan. Terakhir, auditor juga perlu untuk mengerti cara
pencatatan akuntansi yang khusus digunakan oleh masing-masing industri.
b) Memahami pengendalian internal dan menetapkan risiko pengendalian
(control risk)
Risiko salah saji yang material yang dimiliki oleh klien akan berkurang
seiring dengan semakin efektifnya pengendalian internal bisnis klien.
Sebagai bagian dari proses audit, auditor perlu mengidentifikasi
pengendalian internal klien dan mengevaluasi efektivitas pengendalian
tersebut.
Menurut Arens, et al. (2009), pengendalian internal adalah
kumpulan kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk menyediakan
keyakinan yang wajar bagi manajemen bahwa perusahaan dapat mencapai
target dan tujuannya. Manajemen biasanya memiliki tiga tujuan umum

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
34

dalam membentuk pengendalian internal yang efektif (Arens, et al., 2009),


yaitu keandalan laporan keuangan, efektifitas dan efisiensi operasional
perusahaan, dan ketaatan terhadap regulasi dan hukum yang berlaku.
Menurut Committee of Sponsoring Organization of the Treadway
Commissions (COSO), pengendalian internal merupakan sistem, struktur,
atau proses yang diimplementasikan oleh pihak manajemen perusahaan
untuk mendapatkan keyakinan yang wajar atas pelaksanaan operasi
perusahaan yang efektif dan efisien, memperoleh keandalan laporan
keuangan, ketaatan terhadap hukum dan regulasi yang berlaku, dan
mencegah penyalahgunaan maupun kehilangan atas aset yang dimiliki
perusahaan. Menurut COSO, ada lima komponen pengendalian internal,
yaitu (Wilkinson, Cerullo, Raval, dan Wing, 2011):
 Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Prosedur serta kebijakan manajemen mengenai fungsi
pengendalian internal dalam suatu organisasi. Selain itu,
lingkungan pengendalian merupakan dasar dari pembuatan
semua pengendalian internal.
 Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Identifikasi dan analisis risiko yang mungkin timbul dalam
penyusunan laporan keuangan oleh manajemen. Hal ini
bertujuan untuk menimalisasi kesalahan maupun kecurangan
yang dapat terjadi. Penilaian risiko merupakan acuan dalam
memutuskan metode pengelolaan risiko perusahaan.
 Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Kegiatan pengendalian yang telah ditetapkan manajemen
sebagai bentuk dari pengelolaan risiko kesalahan dan
kecurangan agar dapat mencapai tujuan perusahaan.
 Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Identifikasi dan perpindahan informasi yang dapat
memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka
di perusahaan.

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
35

 Pengawasan (Monitoring)
Penilaian manajemen secara periodik mengenai pengendalian
internal perusahaan. Hasil dari evaluasi pengendalian internal
akan dijadikan bahan untuk peningkatan dan perbaikan
mengenai pengelolaan risiko internal di kedepannya.
Pemahaman mengenai pengendalian internal suatu perusahaan bisa
didapatkan didalam manual standard operational procedure (SOP)
perusahaan yang sudah diotorisasi oleh direksi. Berikutnya, auditor dapat
melakukan observasi untuk melihat bagaimana pengendalian internal
diimplementasikan oleh manajemen perusahaan.
c) Menilai risiko salah saji yang material (risk of material misstatement)
Setelah mendapat pemahaman mengenai industri bisnis, strategi, dan
pengendalian internal klien, auditor dapat menilai risiko terjadinya salah
saji yang material. Hasil dari penilaian ini akan berpengaruh pada
perencanaan audit secara keseluruhan, karena akan berdampak pada
tahapan pengujian yang dibutuhkan serta banyaknya bukti-bukti audit yang
harus dikumpulkan untuk memenuhi tujuan audit.

2.3.5.2 Tahap 2: Melakukan uji pengendalian dan uji substantif pada


transaksi
Tahapan kedua yaitu melakukan pengujian pengendalian untuk memastikan
efektivitas pengendalian dalam penerapannya di perusahaan. Pengujian substantif
juga dilakukan untuk menguji kesalahan atau kecurangan yang mempengaruhi
penyajian saldo pada laporan keuangan untuk mengetahui bahwa tujuan audit
transaksi telah terpenuhi.

2.3.5.3 Tahap 3: Melakukan prosedur analitis dan pengujian detail saldo


Prosedur analitis dilakukan untuk menganalisis perubahan nilai suatu akun dalam
suatu periode akuntansi. Dengan melakukan ini, auditor dapat melihat
ketidakwajaran pada perubahan yang signifikan. Prosedur analitis mencakup
perhitungan rasio dan perbandingannya pada tahun sebelumnya, data industri, atau
data lain yang berhubungan.

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
36

Pengujian detil saldo merupakan uji pada saldo akhir dalam buku besar
baik untuk akun dalam laporan laba rugi maupun neraca.

2.3.5.4 Tahap 4: Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit


Setelah auditor telah melaksanakan semua prosedur audit, auditor akan
mengumpulkan semua informasi yang diperoleh untuk membuat kesimpulan
secara keseluruhan mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan. Menurut
Arens, et al. (2009), berikut adalah tahap yang harus dilakukan oleh auditor:
 Memeriksa kewajiban yang akan timbul di masa mendatang akibat suatu
aktivitas yang telah terjadi dan nilainya tidak bisa dipastikan.
 Memeriksa peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah tanggal neraca namun
sebelum laporan audit diterbitkan.
 Memperoleh bahan bukti akhir untuk mengevaluasi going concern klien
untuk satu periode akuntansi kedepan.
 Membuat daftar pemeriksaan audit untuk memastikan hal yang harus
dipenuhi dan sudah terpenuhi.
 Membuat management letter untuk menyampaikan penemuan dan
rekomendasi dari auditor untuk manajemen klien.
 Melakukan komunikasi kepada pihak komite audit dan manajemen klien
mengenai hasil audit.

2.3.6 Opini Auditor


Pada tahapan terakhir audit, auditor akan menerbitkan laporan auditor serta
laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit. Laporan auditor bertujuan
sebagai wadah untuk auditor memberikan opininya terhadap laporan keuangan
klien. Auditor bertanggung jawab atas opini yang diberikan kepada para pengguna
informasi dalam laporan keuangan tersebut baik investor maupun manajemen
perusahaan.
Menurut Arens, et al. (2009), opini auditor ada lima jenis opini, yaitu:
 Unqualified Opinion
Opini ini dapat diberikan kepada laporan keuangan perusahaan apabila
semua komponen laporan keuangan sudah termasuk ke dalam laporan

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
37

keuangan, bukti-bukti audit yang cukup sudah dikumpulkan dan audit


telah dijalankan sesuai dengan standar yang berlaku, laporan keuangan
yang disajikan sudah memenuhi standar, dan tidak ada penemuan auditor
ataupun kondisi yang harus dijelaskan pada paragraf tambahan.
 Unqualified with Explanatory Paragraph or Modified Wording
Opini ini diberikan jika audit membuktikan bahwa laporan keuangan
sudah disajikan dengan wajar, tetapi auditor memutuskan untuk tambahan
informasi pada laporan audit. Kondisi-kondisi yang membuat laporan audit
dengan paragraf tambahan dibutuhkan diantaranya seperti penerapan
standar akuntansi yang tidak konsisten, keraguan pada going concern
perusahaan ke depannya, ada praktik akuntansi yang tidak sesuai, terdapat
transaksi pada pihak berelasi yang signifikan saat setelah tanggal neraca,
dan laporan audit dengan auditor lain.
 Qualified Opinion
Opini ini dikeluarkan apabila terdapat batasan pada lingkup proses audit
atau tidak terpenuhinya pada suatu peraturan. Opini ini diberikan apabila
laporan keuangan disajikan secara wajar oleh manajemen.
 Adverse Opinion
Opini ini dikeluarkan jika menurut auditor laporan keuangan tersebut
terdapat salah saji yang material sehingga laporan keuangan tidak
disajikan secara wajar.
 Disclaimer of Opinion
Opini ini dikeluarkan jika auditor tidak mendapat keyakinan bahwa
laporan keuangan yang disajikan telah disajikan dengan benar. Kondisi
yang mendukung pengeluaran opini ini adalah adanya batasan pada
lingkup proses audit atau adanya hubungan tidak independen dengan
perusahaan.

2.4 Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Terkait Beban Operasional


Aktivitas perusahaan terdiri dari beberapa area yang dibedakan dari karakteristik,
jenis utama kegiatan opeerasionalnya, dan fungsinya. Beberapa contoh
diantaranya ialah fungsi manajemen sumber daya alam, fungsi produksi, fungsi

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
38

pendapatan atau penjualan, fungsi pembelian bahan baku, fungsi keuangan, dan
lainnya. Meskipun terdiri dari fungsi-fungsi yang terpisah, tetapi setiap aktivitas
tersebut saling terhubung dengan kegiatan di lain area masing-masing. Guna
tujuan perusahaan tercapai, maka perlu suatu sistem yang mendukung pertukaran
informasi tersebut berjalan. Sistem informasi inilah yang akan membentuk tahap-
tahap mekanisme terjadinya suatu transaksi maupun pertukaran informasi antar
area atau dalam area tersebut.
Salah satu dari tanggung jawab perusahaan adalah membuat laporan
keuangan yang wajar dan sesuai dengan standar aturan akuntansi yang berlaku.
Oleh karena itu, informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan adalah
informasi yang cukup representatif atas kondisi keuangan perusahaan tersebut
dalam periode akuntansi yang berlangsung. Sistem informasi akuntansi akan
membantu perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan sistem yang sudah
terintegrasi ke dalam kegiatan operasional dan fungsi-fungsi yang ada di dalam
perusahaan, informasi mengenai posisi keuangan serta dokumen-dokumen bukti
transaksi yang digunakan akan membantu perusahaan mencapai tujuan tersebut.
Sistem informasi akuntansi merupakan bagian dari pengendalian internal
perusahaan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengendalian internal yang
efektif dan efisien akan berpengaruh pada perencanaan audit keseluruhan. Hal ini
terjadi karena pengendalian internal akan mempengaruhi tingkat risiko salah saji
material dalam laporan keuangan. Apabila risikonya tinggi, maka proses audit
akan fokus pada aspek yang kurang efektif tersebut. Oleh sebab itu, saat
melakukan audit pada pengendalian internal, auditor perlu mengaitkan antara
tujuan audit dengan sistem informasi akuntansi perusahaan.
Dalam sistem informasi akuntansi, kegiatan utama perusahaan
dikelompokkan menjadi beberapa kategori, diantaranya pendapatan, pengeluaran
kas, gaji pegawai, produksi, dan pelaporan. Masing-masing kegiatan akan dibuat
siklus operasional untuk tiap transaksi. Di siklus ini digambarkan secara singkat
mengenai tahapan-tahapan tiap transaksi hingga akhirnya mencapai tujuan akhir.
Pada Gambar 2.3 menggambarkan secara singkat diagram sistem informasi
akuntansi untuk siklus pengeluaran beban operasional pada reksa dana.

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
39

Transaction cycle Miscellaneous Publication cycle

Salinan Data NAB


Salinan Slip
Salinan Data Order Salinan slip
Data NAB Harian Transaksi Investasi Pembelian order
Harian Slip Order pembelian
Data transaksi Pembelian
investasi harian
Slip order pembelian

Ordering

Pihak ketiga pemberi jasa


Investment manager Percetakan Broker

Miscellaneous Publishing
expense invoice invoice
Management
Approve
fee invoice
d Invoice
Commission fee
Receiving invoice

Invoices

Bank Kustodian

Invoices

Approval and
authorization

General Ledger Account Payable


Cash
Disburse
ment

Gambar 2.3 Siklus Beban Operasional dalam Sistem Informasi Akuntansi


Reksa Dana
Sumber: Accounting Information Systems, Romney dan Steibart (2012), h.426 (sudah
dimodifikasi)

Berdasarkan Gambar 2.3 siklus beban operasional saling berhubungan dengan


siklus-siklus kegiatan perusahaan lainnya seperti siklus transaksi, siklus beban

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
40

lain-lain, serta siklus penerbitan. Berikut penjelasan singkat mengenai diagram


diatas:
1. Siklus beban operasional diawali dari beberapa siklus yang berkaitan
dengan kegiatan operasional perusahaan. Siklus-siklus ini diantaranya
adalah siklus transaksi, siklus penerbitan, dan siklus dari beban lain-lain.
Siklus transaksi terdiri dari kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
transaksi reksa dana seperti jual beli unit penyertaan reksa dana maupun
transaksi investasi. Dari siklus ini akan timbul beban transaksi, komisi
kepada broker, serta komisi untuk manajemen. Berikutnya siklus
penerbitan yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan dalam mencetak
informasi mengenai reksa dana dalam bentuk fisik dan pendistribusiannya.
Terakhir, siklus beban lain-lain yang meliputi penggunaan jasa-jasa dari
pihak ketiga seperti beban untuk jasa audit, beban untuk jasa legal,
kegiatan amal, serta beban administrasi seperti stamp.
2. Dari masing-masing siklus akan membuat suatu pesanan dalam rangka
untuk memenuhi kegiatan operasionalnya. Contoh, dari siklus transaksi
akan muncul pesanan untuk melakukan transaksi investasi dan
penghitungan NAB harian sebagai salah satu indikator terhadap
pelaksanaan tanggung jawab manajer investasi dalam mengelola reksa
dana. Saat pesanan tersebut dilakukan maka akan menimbulkan beban
yang terasosiasikan dengan kegiatan tersebut. Begitu juga dengan siklus
lainnya, siklus beban lain-lain akan menyebabkan beban terjadi disaat
pesanan atas jasa audit ataupun jasa legal dipenuhi. Sementara pada siklus
penerbitan, beban akan terjadi disaat manajer investasi menerbitkan serta
mendistribusikan prospektus.
3. Pada setiap kegiatan, umumnya untuk menandakan suatu kegiatan telah
dilakukan akan dibutuhkan bukti dokumentasi. Dalam hal ini, untuk
melakukan klaim atas beban yang terjadi, manajer investasi akan
menerbitkan invoice terkait dengan jenis transaksi yang terjadi. Invoice
menunjukkan kewajiban membayar beban kepada pihak yang terlibat
dalam transaksi atau kegiatan yang terjadi.

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
41

4. Dikarenakan kekayaan reksa dana dititipkan kepada bank kustodian, maka


otoritas untuk mengeluarkan atau membayar kas dari beban reksa dana
berada di bank kustodian. Oleh karena itu, manajer investasi akan
mengirimkan invoice kepada pengelola dana bank kustodian untuk
diperiksa tanggal uang dibutuhkan, jumlah uang, serta tujuan transaksi,
lalu invoice akan diotorisasi oleh mereka.
5. Setelah diotorisasi oleh pihak pengelola dana bank kustodian, pihak
pengelola dana akan mengirimkan invoice yang sudah terotorisasi tersebut
kepada bagian pengeluaran kas bank kustodian. Saat tanggal untuk
membayar telah jatuh tempo, maka uang akan dibayarkan kepada pihak
yang dituju. Untuk memastikan bahwa transaksi pengakuan beban dan
pembayaran telah dibayarkan, maka dari bagian pembayaran harus
mencatat kejadian transaksi ini sesuai dengan waktu transaksi terjadi.
Sistem informasi akuntansi di tiap perusahaan berbeda-beda disesuaikan dengan
karakter bisnis perusahaan, industri, dan kegiatan operasional perusahaan. Oleh
karena itu, perusahaan bisa melakukan kustomisasi sistem informasi akuntansi
yang dapat memberikan informasi secara tepat sesuai dengan kegiatan
operasionalnya.

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
BAB 3
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Tempat dan Tanggal Pelaksanaan Magang
Penulis mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan kegiatan magang di Kantor
Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana, dan rekan yang merupakan afiliasi
dari salah satu Kantor Akuntan Publik Big Four, yang berlokasi di Jakarta
Selatan. Program magang dilaksanakan dalam kurun waktu tiga bulan, dimulai
sejak tanggal 2 Januari 2014 hingga 2 April 2014. Penulis menduduki posisi
Vocational Employee (VE) atau Associate Auditor Assistant di bagian Assurance
pada bagian departemen Financial Services (FS) Industry. Berikutnya KAP
Tanudiredja, Wibisana, dan rekan akan disebut sebagai KAP GHI.

3.2 Profil Kantor Akuntan Publik


KAP GHI merupakan salah satu dari KAP Big Four dan merupakan perusahaan
jasa profesional multinasional kedua terbesar di dunia yang memiliki kantor pusat
di London, Inggris. Pada awal pembentukan KAP GHI, terdapat dua KAP
internasional yang melakukan merger di tahun 1998. KAP GHI telah
mempekerjakan lebih dari 180.000 orang di 158 negara. Adapun KAP-KAP yang
menggunakan nama KAP GHI selain kantor pusat KAP tersebut merupakan
anggota dari jaringan KAP yang merupakan entitas independen dan terpisah dari
KAP GHI pusat.

3.2.1 Jasa Profesional yang Ditawarkan oleh KAP


3.2.1.1 Audit and Assurance
Jenis jasa profesional utama yang disediakan oleh KAP adalah audit and
assurance. Macam-macam dari jenis jasa ini adalah sebagai berikut:
 Financial statement audit
Menyediakan jasa audit atas laporan keuangan entitas. Hasil akhir dari jasa
ini adalah opini mengenai kewajaran laporan keuangan yang telah disiapkan
oleh klien.

42
Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


43

 Financial accounting
Menyediakan jasa konsultasi akuntansi kepada klien. KAP bertanggung
jawab dalam memberikan saran serta memastikan bahwa praktik akuntansi
yang digunakan klien telah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
 IT Security
Menyediakan jasa konsultasi mengenai keamanan teknologi informasi yang
digunakan klien. Klien dapat bertanya kepada KAP mengenai sistem
informasi yang aman dan sesuai dengan natur bisnis dan transaksi klien serta
pengelolaan risiko terkait sistem informasi tersebut.
 System and process assurance
Menyediakan jasa yang berhubungan dengan kontrol atas proses pelaporan
keuangan, seperti proses bisnis klien serta pengelolaan risiko terkait transaksi
maupun sistem informasi yang digunakan. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan keyakinan atas kontrol terhadap sistem dan proses bisnis di
dalam klien telah berjalan dengan efektif.

3.2.1.2 Tax
KAP GHI juga menyediakan jasa konsultasi terkait perpajakan, seperti:
 Tax advisory
Menyediakan jasa konsultasi atas transaksi yang mempunyai implikasi pajak.
Hal ini dapat membantu klien dalam melaporkan dan menyetor pajak kepada
negara.
 Tax compliance
Menyediakan jasa untuk membantu klien memenuhi kepatuhan pajak.
Sehingga, klien dapat menghindari risiko terkena denda maupun sanksi akibat
dari pelanggaran terhadap peraturan pajak.
 Tax dispute
Menyediakan jasa untuk membantu klien meminimalisir konsekuensi pajak
yang timbul dari tax audit, proses pengajuan keberatan, dll.

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


44

 Transfer pricing
Menyediakan jasa konsultasi ataupun membantu klien dalam menyelesaikan
masalah yang berhubungan dengan transfer pricing di Indonesia. Transfer
pricing terjadi dari aktivitas perdagangan dengan negara asing.
 Mergers and acquisitions
Proses merger dan akuisisi dapat memberikan implikasi pada perpajakan
perusahaan. Oleh karena itu, jasa ini merupakan jasa konsultasi pajak dengan
klien untuk menyelesaikan persoalan pajak yang berkaitan dengan
penggabungan maupun akuisisi perusahaan.
 Payroll services
Merupakan jasa penghitungan pajak penghasilan karyawan perusahaan dari
jumlah gaji karyawannya.

3.2.1.3 Advisory
Jasa ini merupakan jasa ketiga utama yang dilakukan oleh KAP GHI, jasa-jasa
konsultasi yang disediakan diantaranya:
 Transactions services
Menyediakan jasa due diligence kepada klien untuk mengetahui risiko atau
peluang finansial dan stratejik potensial perusahaan.
 Corporate valuation advisory
Menyediakan jasa valuasi kepada klien terkait pelaporan keuangan dan
membantu klien untuk meningkatkan nilai aset agar tetap sesuai dengan
strategi perusahaan.
 Business recovery services
Menyediakan jasa pemulihan perusahaan dan jasa terkait dengan
kebangkrutan perusahaan.
 Internal audit services
Menyediakan jasa audit internal outsource kepada klien dan menawarkan jasa
konsultasi atas audit internal.

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


45

 Forensic services
Menyediakan jasa konsultasi atas risiko kecurangan dalam manajemen untuk
berbagai macam perusahaan.
 Performance improvement services
Menyediakan jasa konsultasi manajemen untuk meningkatkan kinerja
perusahaan.
 Sustainability and climate change
Menyediakan jasa konsultasi manajemen untuk membantu perusahaan dalam
menciptakan proses bisnis yang berkelanjutan serta mengelola risiko
lingkungan dari bisnis perusahaan.

3.3 Sektor Industri KAP


KAP GHI mengelompokkan jenis industri ke dalam empat kelompok, yaitu:
1. Financial Services (FS)
Kelompok ini menyediakan jasa profesional kepada perusahaan-perusahaan
yang bergerak di industri jasa keuangan seperti perbankan, asuransi, pasar
modal, dan manajemen investasi.
2. Energy, Utilities, and Mining (EUM)
Kelompok ini menyediakan jasa profesional kepada perusahaan-perusahaan
yang bergerak di industri minyak dan gas bumi, pertambangan, dan utilitas
diantaranya seperti perusahaan batu bara, perusahaan listrik, dan perusahaan
air mineral.
3. Consumer Industrial Products and Services (CIPS)
Kelompok ini menyediakan jasa profesional kepada perusahaan-perusahaan
yang bergerak di industri otomotif, perkebunan, farmasi, ritel dan konsumen,
operasi pelabuhan, dan logistik.
4. Technology, Information, Communications, and Entertainment (TICE)
Kelompok ini menyediakan jasa profesional kepada perusahaan-perusahaan
yang bergerak dalam industri telekomunikasi, teknologi, maupun media.
Pengelompokkan klien-klien berdasarkan jenis industri membantu KAP dalam
memahami industri dan bisnis proses klien.

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


46

3.4 Profil Perusahaan Klien


3.4.1 Profil Manajemen Aset PT X
Perusahaan manajemen aset, PT X, merupakan perusahaan manajemen aset
multinasional dan merupakan perusahaan anak perusahaan dari perusahaan
manajemen aset CF. CF merupakan perusahaan manajemen aset didirikan pada
tahun 1988 yang berkedudukan di Australia. CF merupakan anak perusahaan dan
dimiliki secara keseluruhan oleh suatu bank di Australia yaitu Bank CM.
PT X didirikan dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia di Jakarta pada tahun 2003. PT X telah mendapatkan ijin dari Bapepam
untuk menjalankan usaha sebagai manajer investasi di tahun yang sama. PT X
merupakan bagian dari CF Global Asset Management, divisi investasi Bank CM
Australia dan merupakan perusahaan manajer investasi terkemuka di Australia
saat ini. Kantor-kantor cabang CF Global Asset Management tersebar di beberapa
negara seperti Australia, Selandia Baru, Inggris, Hong Kong, Singapura, dan
Indonesia. PT X telah mempekerjakan sekitar 1300 tenaga profesional di seluruh
dunia.
PT X memiliki kontrak kerja sama dengan bank kustodian untuk
melakukan administrasi, pembukuan, serta penyelesaian transaksi dengan pasar
modal dalam kegiatan operasionalnya. PT X bekerja sama dengan tiga bank
kustodian yang bertempat di Jakarta, yaitu Bank Kustodian Y, Bank Kustodian Z,
dan Bank Kustodian Q. Masing-masing bank kustodian melakukan tugasnya
berdasarkan dari reksa dana yang dikelola bersama manajer investasi.
Saat ini PT X memiliki 11 jenis reksa dana yang dikelola di Indonesia.
Jenis reksa dana ini bervariasi sesuai dengan tipe-tipe reksa dana yang saat ini ada
di pasar modal, diantaranya reksa dana saham, pendapatan tetap, balanced, serta
tanggung jawab sosial.
Hingga tahun 2013, kepemilikan PT X berdasarkan kepemilikan saham
dimiliki oleh tiga entitas yaitu PT X Hong Kong, Bank CM, dan asuransi jiwa
CMI.

3.4.2 Struktur Organisasi PT X


Berikut adalah diagram struktur organisasi manajer investasi PT X pada Gambar

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


47

3.1:

Bank CM

CF Global Asset
Management

X Pte Ltd Hong X Pte Ltd X Pte Ltd X Pte Ltd X Pte Ltd X Pte Ltd New
Kong Singapura Australia Selandia Baru Inggris York

PT X Indonesia

Gambar 3.1
3 Bank CM dan Anak Perusahaan
Sumber: PT X (sudah dimodifikasi)
Berdasarkan dari diagram diatas, CF Global Asset Management dimiliki 100%
oleh Bank CM Australia.
stralia. Bank CM juga memiliki anak perusahaan berupa entitas
asuransi jiwa bernama CMI. PT X yang tersebar di beberapa negara merupakan
bagian dari CF Global Asset Management.
Di Indonesia, PT X dimiliki secara mayoritas oleh X Pte Ltd Hong Kong
sebanyak 98.99%, Bank CM 0.15%, dan CMI Life Insurance
Insurance 0.86%. Dalam
perusahaan manajer investasi, struktur organisasi perusahan tidak memiliki
banyak tingkatan. Hal ini karena kegiatan utama manajer investasi adalah
membuat keputusan investasi yang didasari oleh analisis penghitungan dengan
model-model yang umumnya digunakan. Dalam Gambar 3.2 digambarkan
mengenai struktur kepemilikan PT X.

Bank CM CMI Life


X Pte Ltd Hong
Insurance
(0.15%) Kong (98.99%) (0.86%)

PT X
Indonesia

G
Gambar 3.2 Struktur Kepemilikan PT X
Sumber: PT X (sudah dimodifikasi)

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


48

3.4.3 Profil Bank Kustodian Y


Bank Y Cabang Jakarta telah memiliki persetujuan sebagai bank kustodian
dibidang pasar modal berdasarkan keputusan Bapepam tahun 1994. Bank Y
didirikan pada tahun 1870 di Jerman yang merupakan salah satu institusi
keuangan yang memiliki pelayanan kelas dunia. Di Indonesia, Bank Y telah
memberikan pelayanan kustodian sejak tahun 1994 dan fund services sejak tahun
1996. Hingga saat ini, Bank Kustodian Y merupakan bank dengan fund services
terbesar saat ini yang memberikan pelayanan untuk reksa dana terbuka. Adapun
pihak yang terafiliasi dengan Bank Kustodian Y di pasar modal adalah PT Y
Securities Indonesia yang merupakan institusi jasa keuangan.
Dalam reksa dana, seperti yang telah dibahas sebelumnya, peran Bank
Kustodian Y diantaranya adalah sebagai pihak yang bertanggung jawab atas
pencatatan transaksi serta kekayaan reksa dana, penitipan kolektif reksa dana,
serta administrator reksa dana. Oleh karena itu, pelaksanaan proses audit atas
reksa dana yang dibawah kerjasama antara PT X dan Bank Kustodian Y
dilaksanakan di kantor Bank Kustodian Y. Segala pencatatan transaksi yang
terjadi, pencatatan posisi keuangan, dan informasi mengenai kekayaan reksa dana
seluruhnya dipersiapkan oleh Bank Kustodian Y.

3.4.4 Pengelolaan Reksa Dana PT X


3.4.4.1 Tanggung Jawab Manajer Investasi (PT X)
Sebagai manajer investasi, PT X bertanggung jawab dalam hal-hal sebagai
berikut:
 memiliki catatan mengenai dasar analisis untuk membuat keputusan
investasi dengan menggunakan metode yang umum digunakan atau
metode yang khusus digunakan oleh PT X,
 membuat catatan mengenai kondisi keuangan serta profil risiko nasabah
yang diketahui oleh nasabah,
 melaporkan kegiatan bulanan kepada OJK setiap tanggal 12,
 melakukan rekonsiliasi NAB harian dengan bank kustodian,
 mematuhi peraturan-peraturan pengelolaan reksa dana yang diterbitkan
oleh Bapepam,

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


49

 merahasiakan data konfidensial nasabah,


 memasarkan reksa dana yang dikelolanya,
 membuat pengendalian internal terkait reksa dana
 mematuhi kewajiban dan haknya yang terdapat pada kontrak kerjasama
antara kedua pihak.

3.4.4.2 Tanggung Jawab Bank Kustodian Y


Sebagai bank kustodian, Bank Kustodian Y memiliki tanggung jawab atas hal-hal:
 melakukan pembukuan terkait kegiatan reksa dana sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku,
 membuat konfirmasi resmi atas penjualan maupun pembelian unit
penyertaan kepada investor,
 membuat laporan NAB harian dan mengirimnya ke manajer investasi,
 mempublikasi NAB harian di media kepada investor di keesokkan harinya,
 membuat dan melaporkan laporan bulanan mengenai aktivitas reksa dana
kepada OJK sesuai dengan peraturan Bapepam,
 menjaga kerahasiaan data nasabah,
 memenuhi kewajiban dan hak yang tercantum dalam kontrak kerja sama
dengan PT X,
 memisahkan data kekayaan antara reksa dana dengan bank kustodian,
 membuat pengendalian internal terkait administrasi reksa dana

3.4.4.3 Proses Bisnis Reksa Dana PT X dengan Bank Kustodian Y


Kegiatan usaha sebagai manajer investasi yang mana reksa dananya merupakan
reksa dana kerja sama dengan bank kustodian tentu akan berhubungan erat dengan
bank kustodian. Pembagian tugas diantara keduanya sesuai dengan peraturan
Bapepam telah dipaparkan sebelumnya. Berdasarkan dari kegiatan
operasionalnya, maka proses bisnis yang signifikan di PT X dibagi menjadi tiga
yaitu proses treasuri, proses investasi, dan proses rekonsiliasi NAB antara manajer
investasi dengan bank kustodian.

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


50

1. Proses Treasuri
Proses ini melibatkan dua jenis proses yaitu subscription dan redemption.
Subscription adalah transaksi beli unit penyertaan oleh investor.
Sedangkan, redemption adalah transaksi jual kembali unit penyertaan yang
dimiliki oleh investor. Untuk proses ini, Bank Kustodian Y adalah pihak
yang bertanggung jawab dalam melakukan transaksi.
Proses treasuri dimulai dari verifikasi otorisasi dokumen yang
diberikan oleh manajer investasi PT X kepada Bank Kustodian Y. Untuk
proses subscription, staf agen transfer akan memeriksa bank statement
untuk memastikan bahwa investor telah melakukan pembayaran untuk unit
penyertaan yang dibeli. Setelah dapat dipastikan, maka transaksi akan
dicatat ke dalam sistem.
Untuk proses redemption, staf agen transfer akan melakukan
pemeriksaan ke bank statement untuk memastikan apakah dana reksa dana
untuk membayar unit penyertaan tersedia. Setelah dapat dipastikan, agen
transfer akan mencatat transaksi ke dalam sistem.
2. Proses Investasi
Dalam melakukan investasi, manajer investasi yang berwenang dalam
membuat keputusan investasi berdasarkan dengan hitungan yang
digunakan. Namun, pihak yang melakukan jual beli saham atau obligasi
tersebut adalah bank kustodian. Hal tersebut dikarenakan, dana reksa dana
untuk melakukan transaksi tersebut berada di bank kustodian.
Awal dari proses ini, manajer investasi, PT X, melakukan negosiasi
dengan broker untuk transaksi jual beli saham dan obligasi. PT X juga
dapat melakukan negosiasi dengan bank untuk menempatkan deposito
berjangka. Setelah transaksi telah terjadi, PT X mengirimkan surat
instruksi via e-mail atau fax dengan dokumen dukungan kepada Bank
Kustodian Y yang ditujukan kepada divisi fund administration. Setelah
surat instruksi diperiksa oleh divisi tersebut, semua dokumen akan
diteruksan ke divisi settlement untuk penerimaan investasi atau
pengeluaran investasi.

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


51

3. Proses Rekonsiliasi NAB


Berdasarkan peraturan Bapepam, manajer investasi dan bank kustodian
diwajibkan untuk menghitung NAB per hari. Bank kustodian berkewajiban
untuk menyebarkan informasi NAB harian di media pada keesokan
harinya. Untuk memastikan bahwa NAB yang dihitung oleh bank
kustodian dengan manajer investasi sama di hari tersebut, maka pada akhir
hari dilakukan rekonsiliasi NAB harian.
Selain rekonsiliasi NAB harian, manajer investasi dan bank
kustodian juga merekonsiliasi jumlah unit penyertaan yang beredar.
Proses rekonsiliasi dimulai dari pihak Bank Kustodian yang akan
membuat laporan NAB pada tiap di akhir hari yang juga termasuk nilai
pasar atas instrumen keuangan pasar modal yang dimiliki. PT X juga
melakukan prosedur mark-to-market dan memasukkan nilai instrumen
keuangan yang didapat dari IBPA, IDX, dan sumber independen lainnya
ke dalam sistem Hyport. Sistem ini akan menghasilkan laporan Hyport
yang memiliki informasi mengenai tipe instrumen keuangan, jumlah
instrumen keuangan yang dimiliki, dan harga pasar dari instrumen-
instrumen tersebut.
PT X lalu akan membandingkan nilai investasi dari laporan Hyport
dan laporan penilaian portofolio dari laporan NAB yang dikirimkan oleh
Bank Kustodian Y untuk memeriksa apakah ada perbedaan diantara
keduanya. Namun, Bank Kustodian Y akan tetap mengumumkan NAB
harian keesokan harinya tanpa menunggu proses rekonsiliasi selesai.
Apabila ditemukan perbedaan yang signifikan dalam proses rekonsiliasi,
maka PT X akan membuat pemberitahuan mengenai perubahan NAB di
media.
Berikutnya, dalam merekonsiliasi jumlah unit penyertaan yang
tersebar diawali dari departemen transfer agent Bank Kustodian Y untuk
mempersiapkan laporan ikhtisar unit penyertaan yang merupakan
ringkasan dari saldo unit penyertaan beredar, jumlah unit yang diterbitkan,
dan saldo akhir unit penyertaan yang beredar pada akhir hari. PT X juga

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


52

tetap mencatat mengenai jumlah subscription, redemption, dan unit


beredar yang diperbaharui setiap harinya. Pada penghujung hari, PT X
akan melakukan rekonsiliasi dengan bagian transfer agent Bank Kustodian
Y via telepon. Hal-hal yang direkonsiliasi diantaranya adalah jumlah unit
penyertaan yang telah dijual kembali, jumlah unit yang diterbitkan, dan
jumlah unit yang beredar.

3.4.5 Klasifikasi Reksa Dana yang Dikelola oleh PT X


Saat ini PT X memiliki 11 reksa dana yang dikelola dengan karakteristik dan jenis
yang bermacam-macam. Berikut adalah profil singkat dan klasifikasi reksa dana
yang dikelola PT X:
1. X Indonesian MM Fund
Reksa dana ini pertama kali diluncurkan di tahun 2011. Reksa dana ini
tergolong dalam reksa dana pasar uang dengan karakteristik likuid karena
100% dananya diinvestasikan ke dalam instrumen pasar uang dalam negeri
yang memiliki kriteria jatuh tempo kurang dari setahun. Produk ini ideal
untuk investor jangka pendek-menengah dengan profil risiko rendah dan
mengharapkan tingkat pengembalian yang optimal.
2. X Indonesian B Fund
Reksa dana ini pertama kali diluncurkan di tahun 2004. Reksa dana ini
merupakan reksa dana pendapatan tetap yang sebagian besar portofolionya
diinvestasikan pada efek obligasi di Indonesia, khususnya Surat Utang
Negara (SUN), dengan sebaran durasi berbeda-beda. Reksa dana ini juga
dapat menginvestasikan sebagian dananya ke instrumen pasar uang dan
efek luar negeri. Tipe jenis reksa dana ini ideal dengan investor jangka
menengah-panjang dengan profil risiko rendah serta menginginkan tingkat
pengembalian yang optimal.
3. X Indo D Fund
Reksa dana ini pertama kali diluncurkan tahun 2005 yang merupakan reksa
dana saham dengan strategi pendapatan. Strategi portofolio efek
diinvestasikan ke saham yang memberikan tingkat dividen yang tinggi
dengan harapan akan memberikan pengembalian yang lebih stabil. Reksa

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


53

dana ini ideal bagi investor jangka panjang dengan profil risiko tinggi dan
mengharapkan tingkat pengembalian yang tinggi pula.
4. X Indo V Fund
Reksa dana ini pertama kali diluncurkan di tahun 2008 yang merupakan
reksa dana saham yang fokus pada saham-saham berkapitalisasi pasar
besar dari emiten yang memiliki pendapatan di atas rata-rata,
membayarkan dividen, memiliki tingkat pertumbuhan tinggi, dan aliran
kas yang kuat serta rasio utang yang kecil. Reksa dana ini memiliki potensi
tingkat pengembalian yang tinggi dengan risiko volatilitas yang tinggi
pula.
Reksa dana ini adalah reksa dana yang akan dibahas lebih lanjut
dalam laporan magang ini.
5. X Indo S Fund
Reksa dana ini pertama kali diluncurkan pada tahun 2005. Jenis reksa dana
adalah reksa dana saham dimana sebagian besar portofolionya
diinvestasikan ke saham-saham yang tergolong dalam industri atau sektor
tertentu dengan pertumbuhan yang baik pada suatu periode tertentu.
Evaluasi sektor unggulan dilakukan tiap triwulan. Reksa dana ini
diperuntukkan unutk investor jangka panjang dengan profil risiko tinggi
yang juga mengharapkan tingkat pengembalian yang tinggi pula.
6. X Indo P Fund
Reksa dana ini pertama kali diluncurkan di tahun 2010. Jenis reksa dana
ini adalah reksa dana saham dimana investasi dilakukan terbatas pada
saham-saham yang memiliki nilai dan/atau pertumbuhan diatas rata-rata,
memiliki likuiditas yang baik, dan menerapkan tata kelola perusahaan
yang baik dengan harapan mencapai tingkat pengembalian yang optimal
dan berkelanjutan. Reksa dana ini juga dapat menginvestasikan sebagian
dananya pada efek pendapatan tetap, instrumen pasar uang, dan efek luar
negeri.
Selain itu, reksa dana ini juga memiliki fitur menyisihkan sebagian
keayaannya yang akan disalurkan ke lembaga sosial dengan tujuan
kemanusiaan, sosial budaya, kelestarian alam dan lingkungan hidup.

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


54

Sehingga para investor dari reksa dana ini bisa dapat secara tidak langsung
berpartisipasi dalam kegiatan filantropi.
Reksa dana ini ideal bagi investor jangka panjang yang ingin
berinvestasi pada saham dan sekaligus melakukan kegiatan filantropi.
Adapun potensi tingkat pengembalian tinggi dengan risiko volatilitas
tinggi pula.
7. X Indo H Fund
Reksa dana ini pertama kali diluncurkan pada tahun 2012. Reksa dana ini
merupakan reksa dana saham yang dikelola secara aktif dengan strategi
portofolio agresif dan pembobotan saham yang dinamis baik saham dalam
ataupun luar negeri. Reksa dana ini juga dapat menginvestasikan sebagian
dananya untuk efek pendapatan tetap, instrumen pasar uang, dan efek luar
negeri. Potensi tingkat pengembalian dari reksa dana ini adalah tinggi
dengan risiko volatilitas yang tinggi pula.
8. X Indo USD Fund
Reksa dana ini diluncurkan pada tahun 2014. Reksa dana yang
berdemoninasi US Dolar yang dikelola secara aktif dimana strategi
portofolio efek fokus pada emiten-emiten yang memiliki nilai dan/atau
tingkat pertumbuhan di atas rata-rata, memiliki likuiditas yang baik, dan
pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik untuk mendapat tingkat
pengembalian yang optimal dan berkelanjutan. Potensi tingkat
pengembalian pada reksa dana ini tinggi dengan risiko volatilitas yang
tinggi pula.
9. X Indonesian BL Fund
Reksa dana ini bertujuan untuk mendapatkan kenaikan nilai kapital dalam
jangka menengah-panjang dengan strategi portofolio efek ekuitas dan
utang baik dengan penekanan pembobotan pada aset untuk mendapat
kestabilan pengembalian yang optimal. Reksa dana ini berjenis konservatif
dengan potensi tingkat pengembalian sedang dan risiko volatilitas juga
sedang.

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


55

10. X Indonesian B USD Fund


Reksa dana ini pertama kali diluncurkan pada tahun 2012. Reksa dana ini
merupakan reksa dana campuran berdenominasi US Dolar yang dikelola
secara aktif dengan strategi portofolio berimbang antara ekuitas, utang,
dan instrumen pasar uang baik dalam ataupun luar negeri. Selain risiko
volatilitas, risiko nilai tukar juga terdapat dalam reksa dana ini. Reksa dana
ini memiliki potensi tingkat pengembalian sedang dengan risiko volatilitas
sedang-agresif.
11. X Indonesian MS Fund
Reksa dana ini pertama kali diluncurkan di tahun 2005. Reksa dana ini
merupakan reksa dana campuran yang agresif dengan alokasi investasi
saham domestik dan luar negeri maksimal sebesar 79%. Reksa dana ini
bertujuan untuk mendapatkan tingkat pengembalian optimal dengan
berinvestasi pada efek bersifat utang, pasar uang, dan ekuitas. Reksa dana
ini cocok bagi investor jangka panjang yang menginnginkan manfaat dari
saham dan jenis instrumen keuangan lainnya. Potensi tingkat
pengembalian adalah sedang dengan risiko volatilitas sedang-tinggi.

3.4.6 Beban Operasional pada Reksa Dana yang Dikelola oleh PT X


3.4.6.1 Klasifikasi Beban Operasional Reksa Dana
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, beban operasional adalah beban terkait
kegiatan utama suatu entitas dalam rangka untuk memperoleh pendapatan
operasional. Mengenai beban operasional untuk reksa dana dibagi menjadi
beberapa komponen. Dalam pengakuan akun beban operasional pada reksa dana
X Indonesian V Fund yang dikelola PT X, pembagian beban operasional dibagi
menjadi beban management fee, beban custodian fee, dan beban lain-lain
Beban management fee adalah beban untuk imbalan bagi manajer
investasi, dalam hal ini PT X, dengan persentase maksimal 2% per tahun dari
NAB reksa dana ditambah dengan pajak pertambahan nilai (PPn) sebesar 10%
dari jumlah tersebut. Biaya ini dicatat sebagai beban jasa pengelolaan investasi
oleh reksa dana.

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


56

Beban custodian fee adalah beban imbalan kepada pihak bank kustodian,
dalam hal ini Bank Kustodian Y, dengan imbalan maksimum sebesar 0.2% per
tahun dari NAB reksa dana ditambah dengan PPn sebesar 10% dari beban tersebut
yang kemudian dicatat sebagai beban jasa kustodian oleh reksa dana.
Dalam reksa dana X Indonesian V Fund, beban lain-lain hanya terdiri dari
biaya jasa audit (audit fee) dan beban komisi broker ditambah dengan PPn atas
jumlah beban tersebut.

3.4.6.2 Aktivitas Beban Operasional Reksa Dana


Beban operasional reksa dana X Indonesian V Fund dikeluarkan oleh pihak bank
kustodian selaku pihak yang memiliki otorisasi ke dalam kekayaan reksa dana.
Dalam beban operasional reksa dana, terdapat jenis beban yang berkaitan dengan
manajer investasi, PT X, dan Bank Kustodian Y. Untuk mendukung terjadinya
transaksi serta pergerakan informasi antara kedua belah pihak dalam pengakuan
dan pembayaran beban, maka terdapat prosedur proses pembayaran beban.
Proses pembayaran beban operasional reksa dana diawali dengan
pembuatan invoice dari PT X sebagai manajer investasi. Kemudian, invoice
tersebut dikirim ke Fund Admin di Bank Kustodian Y terkait pembayaran untuk
beban jasa pengelolaan investasi, beban lain-lain (beban audit), beban agen
penjual, dan beban lainnya. Kemudian, Fund Admin akan melakukan verifikasi
atas otorisasi invoice. Setelah itu, invoice akan diberikan cap “approved LOA”
dan ditandatangani. Berikutnya, Fund Admin kemudian memasukkan data ke
sistem mengenai informasi surat instruksi pembayaran beban yang kemudian akan
dicatat sebagai akrual dengan jurnal sebagai berikut,

Dr. Expenses (management fee, custodian fee, performance fee, audit fee, etc) xxx
Cr. Accruals xxx
(untuk mencatat beban akrual berdasarkan data transaksi)

Lalu, Fund Admin akan meneruskan surat instruksi kepada divisi settlement. Saat
tanggal settlement berdasarkan invoice, divisi settlement akan melakukan
pembayaran dengan jumlah sesuai dengan yang tertera di invoice. Setelah
transaksi disetujui, person in charge di divisi settlement akan langsung

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


57

memproses pembayaran. Pada proses ini, jurnal yang akan terbentuk adalah
sebagai berikut,

Dr. Accruals xxx


Cr. Cash xxx
(untuk mencatat pembayaran)

Proses pembayaran beban jasa kustodian juga melalui alur transaksi yang
serupa, namun, invoice dibuat oleh Fund Admin Bank Kustodian Y berdasarkan
posisi aktual NAB terakhir. Selanjutnya, instruksi pembayaran akan mengikuti
jumlah yang tertera di invoice tersebut.
Proses pembayaran beban terkait beban pengelolaan jasa investasi
(management fee), beban lain-lain, maupun pajak digambarkan dalam Gambar
3.3.
Investment Manager Fund Admin Manager Settlement Division
(PT X) (Bank Kustodian Y) (Bank Kustodian Y)

Invoice Verification Settlement

Verified Settled
Invoices invoices

N
Approval and
signing invoices

Approved and General


signed invoices Ledger

Gambar 3.3 Proses Pembayaran Beban Operasional Reksa Dana X


Indonesian V Fund
Sumber: Pengamatan PT X

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


58

3.5 Proses Audit Reksa Dana X Indo V Fund


3.5.1 Perencanaan (Planning)
Sebelum melakukan audit di lapangan, tim audit melakukan perencanaan audit
terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arens, et al.
(2009) bahwa perencanaan dilakukan agar audit dapat berjalan secara efektif dan
efisien. Pada KAP GHI, perencanaan terdiri dari beberapa tahap yaitu:
1. Menerima atau melanjutkan klien
2. Pembuatan engagement letter dengan klien, pembentukan tim, dan pengecekan
independensi anggota tim
3. Memahami risiko bisnis klien dan menilai risiko klien
4. Memahami pengendalian internal klien
5. Menentukan strategi audit dan perencanaan audit

3.5.1.1 Menerima atau Melanjutkan Klien


Tahap pertama dalam perencanaan adalah menentukan apakah KAP GHI akan
menerima atau tidak PT X untuk menjadi klien auditnya. Hal ini sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Arens, et al. (2009) bahwa tahap pertama adalah
menentukan apakah akan menerima atau melanjutkan penugasan audit untuk
klien.
Penugasan audit atas laporan keuangan PT X untuk periode yang berakhir
tanggal 31 Desember 2013 merupakan penugasan audit tahun kedua bagi KAP
GHI. Dalam menentukan keberlanjutan penugasan audit ini, KAP GHI telah
melakukan penilaian keberlanjutan audit menggunakan FRISK (Financial Risk
Assessment System). FRISK merupakan pertanyaan-pertanyaan yang relevan
untuk menilai apakah suatu perusahaan nantinya akan diaudit oleh KAP GHI.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut beragam-ragam, diantaranya pertanyaan tentang
pengendalian internal perusahaan, keberlangsungan hidup perusahaan, risiko
bisnis perusahaan, kepribadian pemimpin perusahaan, dan lainnya. Kesimpulan
dari FRISK sangat penting untuk memutuskan penerimaan atau keberlanjutan
penugasan audit.
Berdasarkan penilaian manajer dan senior in-charge tim audit, tidak ada

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


59

kondisi yang mengandung risiko dalam prosedur penerimaan dan keberlanjutan


klien yang menyebabkan KAP GHI tidak menerima penugasan audit atas laporan
keuangan PT X untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.

3.5.1.2 Pembuatan Engagement Letter dengan Klien, Pembentukan Tim


Audit, dan Pemeriksaan Independensi Anggota Tim Audit
Setelah KAP GHI memutuskan untuk menerima penugasan audit, tahap
berikutnya adalah membuat engagement letter, membentuk tim audit, dan
memeriksa independensi masing-masing anggota tim audit. Tahap ini secara
substansi telah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arens, et al. (2009).
Engagement letter merupakan surat kontrak resmi penyediaan jasa audit
kepada klien yang umumnya berisi ruang lingkup audit, tanggung jawab
manajemen dan auditor, akses informasi auditor, dan hal-hal lainnya yang
berhubungan dengan proses audit PT X. Engagement letter harus disetujui dan
ditandatangani baik oleh KAP GHI dan PT X.
Tahap selanjutnya adalah menentukan komposisi tim audit. Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya tim audit, seperti ukuran
klien, kompleksitas perusahaan, maupun besarnya biaya audit. Komposisi tim
audit dapat berubah sewaktu-waktu disesuaikan dengan kondisi tertentu. Untuk
penugasan audit PT X, tim audit terdiri dari seorang engagement leader, seorang
manajer, empat orang senior auditor, empat orang junior auditor, dan dua orang
peserta magang (vocational employee). Komposisi tersebut dianggap sesuai
dengan kompleksitas perusahaan dan beban jasa audit yang diberikan.
Setelah mendapatkan komposisi tim, hal selanjutnya yang dilakukan
adalah melakukan independensi masing-masing anggota tim audit terhadap klien.
Setiap anggota tim akan mendapatkan surat pernyataan yang harus dikonfirmasi
oleh anggota tim. Konfirmasi tersebut menyatakan bahwa anggota tim independen
terhadap klien. Dalam penugasan audit PT X, tidak ditemukan masalah
independensi anggota tim audit sehingga audit dapat dilanjutkan ke tahap
berikutnya.

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


60

3.5.1.3 Memahami Risiko Bisnis Klien dan Menilai Risiko Klien


Tim audit harus dapat memahami risiko bisnis klien sejak masa perencanaan. Hal
ini telah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arens, et al. (2009). PT X
bergerak dalam industri yang sedang berkembang yaitu industri jasa keuangan
(pasar modal) yang didorong oleh meningkatnya kemampuan finansial
masyarakat dan peningkatan edukasi mengenai keuangan di kalangan masyarakat.
Pemerintah juga turut meningkatkan perkembangan industri pasar modal dengan
didirikannya OJK, ketentuan lot dalam pembelian saham yang diperkecil
jumlahnya, dan lainnya.
Pedoman audit KAP GHI menyatakan perlunya tim audit untuk menilai
risiko-risiko terhadap salah saji. Risiko salah saji yang signifikan yang ditemukan
pada tingkat pelaporan keuangan untuk PT X adalah sebagai berikut:
 Manajemen yang mengesampingkan pengendalian internal (management
overrides control)
Hal-hal yang dapat menjadi indikasi risiko ini antara lain jurnal yang tidak
layak seperti jurnal yang tidak sama antara debit dan kreditnya, kombinasi
akun buku besar untuk pendapatan yang tidak biasa, dan hilang atau
dobelnya nomor jurnal.
Prosedur lebih jauh dilakukan terkait penilaian atas risiko kecurangan yang
dilakukan manajemen. Namun, berdasarkan hasil dari analisis risiko PT X, tidak
terdapat risiko kecurangan yang signifikan. Hal tersebut karena ukuran
perusahaan yang tidak begitu besar, tidak ada penggunaan teknik akuntansi
khusus dalam pencatatan, jenis kegiatan utama klien tidak kompleks, dan
penggunaan sistem informasi akuntansi yang cukup sederhana.
Berdasarkan dari penilaian risiko tersebut, PT X dinilai hanya memiliki
risiko tinggi pada risiko salah saji. Oleh karena itu, tim audit memutuskan untuk
melakukan respon terhadap risiko salah saji terkait manajemen yang
mengesampingkan pengendalian internal dengan melakukan pengujian pada jurnal
secara manual (manual journal). Dalam pengujian ini, tim audit tidak melibatkan
bantuan dari pihak audit sistem informasi dikarenakan pemeriksaan jurnal Bank
Kustodian Y dilakukan secara manual.

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


61

3.5.1.4 Memahami Pengendalian Internal Klien


Atas risiko-risiko yang sudah dijelaskan sebelumnya, tim audit diharuskan untuk
melakukan pemahaman dan penilaian terhadap pengendalian internal perusahaan
dan menyimpulkan apakah pengendalian internal tersebut sudah diterapkan untuk
memitigasi risiko yang ada. Tahap ini telah sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Arens, et al. (2009). Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan klien,
KAP GHI mendapatkan pemahaman atas pengendalian internal sebagai berikut:
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Komunikasi serta penekanan terhadap integritas dan nilai etik telah diikuti
dengan baik sesuai dengan KIK dan prospektus reksa dana. Personil dan
pihak yang bergabung dalam tim investasi, komite investasi, dan bank
kustodian merupakan pihak-pihak yang telah memenuhi kualifikasi dan
dianggap berkompeten untuk melakukan tanggung jawab tersebut. Filosofi
manajemen dan siklus operasional yang cukup baik. Komite investasi dari
PT X bertanggung jawab untuk mematuhi peraturan Bapepam yang
berlaku, menyetujui prosedur penilaian mark-to-market, para senior
eksekutif berasal dari Indonesia dan Hong Kong, dan secara bulanan
membuat dan mengirim laporan kepatuhan kepada kantor pusat PT X yang
berlokasi di Sydney dan London.
2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Tim audit menilai bahwa penilaian risiko yang dilakukan oleh PT X dan
Bank Kustodian Y telah efektif. Kedua pihak telah menilai risiko industri
dan bisnis terkait proses investasi, signifikansi risiko industri terhadap
reksa dana, adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab yang jelas antara
PT X dan Bank Kustodian Y, transaksi bisnis yang tidak rumit, pencatatan
transaksi reksa dana oleh Bank Kustodian Y telah dilakukan sesuai dengan
instruksi dari PT X, dan rekonsiliasi NAB selalu dilakukan diantara kedua
belah pihak tiap harinya.
3. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Informasi mengenai tujuan keuangan telah dikomunikasikan kepada bank
kustodian dan manajer investasi melalui KIK. Kedua belah pihak
bertanggung jawab atas pelaporan keuangan reksa dana. Tim audit menilai

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


62

bahwa terdapat pencatatan jurnal yang berbeda dengan standar. Oleh


karena itu, akan dilakukan pengujian untuk mengidentifikasi adanya risiko
kecurangan yang terjadi.
4. Pengawasan (Monitoring)
Reksa dana tidak memiliki intenal audit sehingga tidak ada fungsi yang
menjalankan monitor untuk pengendalian internal. Namun, PT X dan Bank
Kustodian Y melakukan rekonsiliasi tiap harinya untuk memastikan bahwa
bank kustodian telah mencatat semua transaksi yang telah diinstruksikan
oleh PT X.
Dikarenakan PT X tidak memiliki pengendalian internal dan internal audit,
serta memiliki akses terbatas kepada PT X dan bank kustodian, maka tim audit
memutuskan untuk melakukan pengujian bukti substantif.

3.5.1.5 Menentukan Perencanaan Audit


Pada tahap ini, tim audit menentukan strategi audit dan perencanaan audit yang
akan dijalankan. Hal ini secara substansi telah sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Arens, et al. (2009). Pendekatan audit akan menggunakan
pengujian detil secara substantif (substantive test of details) karena dianggap lebih
efektif dan efisien. Tim audit kemudian mengidentifikasi pihak-pihak yang
memiliki hubungan istimewa dengan klien serta transaksi-transaksi yang terjadi di
antara keduanya.
Audit akan memaksimalkan penggunaan surat konfirmasi kepada pihak
ketiga. Surat konfirmasi yang akan dikirim adalah surat konfirmasi bank dan
konfirmasi atas pinjaman perusahaan. Tim audit juga menilai peraturan dan
hukum yang dapat membawa dampak kepada pelaporan keuangan klien juga
menilai apakah perusahaan telah taat menjalankan peraturan tersebut. Berdasarkan
hasil penilaian auditor tidak ditemukan peraturan tertentu yang dapat membawa
dampak khusus kepada pelaporan keuangan klien.

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


63

Tim audit membuat jadwal untuk melakukan audit sebagai berikut:


Tahap Audit Interim 2-6 Desember 2013
Tahap Audit Final 10-28 Februari 2014
Tahap Reporting 3-21 Maret 2014
Tabel 4.1 Timeline Pelaksanaan Audit
Sumber: Kertas Kerja Tim Audit (sudah dimodifikasi)
Selanjutnya, tim audit menentukan tingkat materialitas yang akan
digunakan. Pedoman audit KAP GHI menyatakan bahwa tim audit harus
menentukan tiga tingkatan materialitas yaitu Overall Materiality (OM),
Performance Materiality (PM), dan Summary of Uncorrected Misstatement
(SUM). Berikut adalah penjelasan dan penghitungan masing-masing tingkatan
materialitas:
i. Overall Materiality (OM)
Berdasarkan pedoman audit KAP GHI, OM adalah keseluruhan penilaian
materialitas atas laporan keuangan secara umum. OM menjadi dasar pertimbangan
untuk mengevaluasi dampak dari salah saji yang tidak dikoreksi dari laporan
keuangan secara keseluruhan serta menjadi dasar penentuan opini audit. OM juga
sangat penting karena digunakan untuk dasar penentuan tingkatan materialitas
yang lain, yaitu PM dan SUM.
Penentuan OM tidak lepas dari penggunaan pertimbangan professional
(professional judgment) auditor, seperti penilaian risiko, pemahaman atas
perusahaan dan lingkungannya, serta pembahasan khusus lainnya tentang
perusahaan. OM ditentukan dari tolak ukur (benchmark) tertentu yang bergantung
dari jenis perusahaan. Benchmark didefinisikan sebagai sebuah komponen dari
laporan keuangan dimana sebuah nilai batas (threshold) digunakan untuk
menghitung materialitas.
Penghitungan OM untuk reksa dana yang dikelola oleh PT X adalah
sebagai berikut:
OM = 1.125% * (net asset)
ii. Performance Materiality (PM)
PM digunakan di dalam tahap perencanaan untuk merencanakan saldo akun,
kelompok transaksi dan pengungkapan mana yang akan diperiksa. PM

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


64

memudahkan audit untuk menentukan dasar, waktu, dan sejauh mana audit
diperlukan untuk mengurangi risiko audit pada level yang dapat diterima.
Pedoman audit KAP GHI menyatakan bahwa PM ditentukan pada nominal kurang
dari OM. Pengurangan persentase tersebut disebut haircut. Tim audit memutuskan
untuk menggunakan haircut sebesar 25% sebagai persentase umum untuk reksa
dana.
iii. Summary of Uncorrected Misstatement (SUM)
SUM adalah tingkatan materialitas dimana salah saji yang nominalnya di bawah
SUM tersebut dianggap tidak signifikan terhadap pengambilan keputusan
pengguna laporan keuangan sehingga tidak diperlukan penyesuaian audit.
Pedoman audit KAP GHI mengekspektasikan besarnya SUM adalah 10% dari
OM, namun kisaran SUM dari 5% jumlah OM sampai dengan 10% dari OM.
Berdasarkan pertimbangan profesional, tim audit memutuskan untuk
menggunakan SUM sebesar 10% dari nominal OM. Pertimbangan profesional di
balik keputusan tersebut adalah ekspektasi akan adanya penyesuaian audit dengan
nominal yang cukup signifikan, risiko signifikan terhadap pengakuan pendapatan,
serta risiko signifikan atas manajemen yang mengesampingkan pengendalian
internal. Berikut adalah penghitungan tingkat materialitas untuk SUM:
SUM = 10% * [OM]
Materialitas KAP GHI mempunyai penentuan yang bertahap, yaitu OM,
PM, dan SUM. Penentuan ini telah disesuaikan antara standar dengan pengalaman
audit KAP GHI. Penentuan ini membuat auditor menjadi lebih praktis dalam
menjalankan auditnya.
Tim audit (kecuali peserta magang) kemudian mengadakan kick-off
meeting. Kick-off meeting membahas isu-isu mengenai penugasan audit terkait,
seperti pengenalan tim, penjelasan umum tentang klien dan performa perusahaan,
risiko yang terdapat pada klien, pendekatan audit, penentuan materialitas, dan
lainnya. Kick-off meeting diharapkan dapat menambah pemahaman anggota tim
audit terhadap penugasan audit sehingga audit akan menjadi lebih efektif dan
efisien.

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


65

3.5.2 Audit Lapangan (Audit Fieldwork)


Langkah selanjutnya setelah melakukan perencanaan audit dengan matang adalah
mengaudit langsung di lapangan. Hal ini secara substansi sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Arens, et al. (2009). Teori tersebut menyajikan tahap pengujian
langsung di lapangan seperti pengujian atas pengendalian internal, pengujian
substantif atas transaksi dan saldo, serta prosedur analitis. KAP GHI membagi
proses audit lapangan menjadi dua yaitu:
i. pengujian pengendalian (test of control), dan
ii. pengujian detil secara substantif (substantive test of details)
Kedua tahap di atas memiliki prosedur dan tujuan auditnya masing-
masing. Pemilihan prosedur apa saja yang akan dilaksanakan tergantung pada
pertimbangan profesional tim audit dengan melihat kondisi klien. Teori dan
standar tidak menetapkan secara pasti prosedur apa saja yang harus diambil.
Ketika melaksanakan sebuah prosedur yang membutuhkan pengambilan sampel,
tim audit menggunakan pedoman KAP GHI yang mempunyai tiga cara
pengambilan sampel yaitu:
i. Targeted testing
Sampel dipilih menggunakan karakteristik tertentu. Tim audit mempertimbangkan
pendekatan audit berdasarkan risiko dimana transaksi dengan nominal yang
material mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mengandung salah saji
material dibandingkan dengan transaksi dengan nominal di bawah batas
materialitas. Pemilihan sampel menggunakan metode ini dilakukan ketika terdapat
nilai-nilai yang dapat digunakan sebagai target berdasarkan pertimbangan
profesional tim audit.
ii. Non-statistical sampling
Metode ini dipilih ketika populasi mengandung transaksi yang nominalnya
cenderung homogen sehingga tidak menarik untuk dijadikan sampel targeted
testing. Non-statistical sampling juga dapat menjadi tambahan pengujian bagi
metode lain. Hal ini dilakukan jika auditor masih belum merasa nyaman dan yakin
bahwa sisa populasi yang tidak menjadi sampel pengujian awal tidak mengandung
salah saji.

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


66

iii. Accept reject testing


Accept reject testing merupakan suatu metode yang tidak menguji salah saji
moneter dalam suatu akun atau populasi, melainkan untuk menerima atau
menolak suatu karakteristik atau atribut tertentu. Jika hasil pengujian ditolak,
maka sumber dari pengecualian harus diidentifikasi dan dikomunikasikan dengan
klien. Auditor kemudian harus melakukan prosedur tambahan untuk mencapai
tujuan audit.
Berdasarkan pemahaman dan penialaian atas pengendalian internal PT X,
tim audit memutuskan untuk tidak mengandalkan pengendalian internal klien.
Oleh karena itu, tim audit tidak akan melakukan pengujian pengendalian (test of
control). Audit akan menekankan pada pengujian substantif pada transaksi-
transaksi dan saldo-saldo terkait.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tiap prosedur mempunyai
tujuan audit masing-masing. Berikut adalah ikhtisar dari prosedur-prosedur audit
atas akun beban operasional yang dijalankan dan tujuan auditnya:

No. Prosedur Tujuan Audit


1 Menyiapkan lead schedule P&D
2 Memahami dan mengevaluasi kebijakan akuntansi C, A, E/O, R&O,
beban operasional
3 Menilai sumber beban operasional P&D
4 Pengujian transaksi management fee C, A, CO, E/O
5 Pengujian transaksi custodian fee C, A, CO, E/O
6 Verifikasi informasi pengungkapan P&D
Tabel 4.2 Tabel Test of Details
Sumber: Kertas kerja KAP GHI (sudah dimodifikasi)
Keterangan:
i. C = completeness
ii. A = accuracy
iii. C/O = cutoff
iv. E/O = existence / occurrence
v. R&O = rights and obligations

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


67

vi. P&D = presentation and disclosure


vii. V = valuation
Adalah hal yang wajar bahwa tidak ada satu prosedur yang dapat
memenuhi seluruh tujuan audit sekaligus, namun gabungan dari seluruh prosedur
harus dapat memenuhi seluruh tujuan audit tersebut.

3.5.2.1 Mempersiapkan Lead Schedule Beban Operasional


Prosedur pertama yang dilakukan adalah melakukan prosedur analitis. Prosedur
ini bertujuan untuk menguji asersi atas presentation and disclosure. Dokumentasi
prosedur analitis ini dibuat dengan kertas kerja lead schedule. Lead schedule
menampilkan:
 Nomor dan deskripsi akun terkait,
 Saldo akun per 31 Desember 2013 (unaudited) yaitu periode akuntansi
yang berjalan untuk masing-masing jenis reksa dana,
 Adjustment yaitu penyesuaian yang terjadi setelah saldo akun diberikan
oleh klien. Penyesuaian ini dapat dibuat oleh klien maupun auditor.
Apabila ada penyesuaian yang baru langsung di-update ke dalam lead
schedule, dan
 Saldo akun per 31 Desember 2012 atau saldo akun pada periode
sebelumnya yang telah diaudit. Jumlah saldo ini bertujuan untuk
melakukan uji komparatif saldo akun tahun periode berjalan dibandingkan
dengan saldo akun pada tahun periode sebelumnya. Uji komparatif
bertujuan untuk melihat apakah pergerakan saldo wajar atau tidak. Apabila
terdapat pergerakan jumlah saldo yang signifikan, maka auditor
berkewajiban untuk menanyakan alasan pergerakan tersebut kepada klien.
Semua jumlah saldo akun pada periode berjalan yang terdapat dalam lead
schedule harus sesuai (tie-in) dengan jumlah saldo yang ada di trial balance klien
per 31 Desember 2013. Auditor juga harus memeriksa akurasi jumlah saldo dalam
lead schedule. Pemeriksaan ini dilakukan dengan melakukan footing yaitu
penjumlahan nominal dari atas dan kebawah.
Selama proses audit ditemukan beberapa penyesuaian baik oleh klien
maupun auditor. Meskipun begitu, penyesuaian yang dibuat telah didukung

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


68

dengan bukti-bukti yang kuat. Oleh karena itu, tim audit menyimpulkan bahwa
lead schedule telah disiapkan secara akurat dan dapat digunakan untuk pengujian
berikutnya. Lampiran 2 menampilkan contoh lead schedule klien.

3.5.2.2 Memahami dan Mengevaluasi Kebijakan Akuntansi Beban


Operasional Reksa Dana X Indo V Fund
Setiap transaksi beban operasional reksa dana X Indo V Fund memiliki kebijakan
akuntansi yang sama. Prosedur ini mempunyai tujuan audit completeness,
accuracy, existence/occurrence, serta right and obligation. Berikut adalah
kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Bank Kustodian Y untuk mencatat
proses transaksi beban operasional reksa dana yang diterima oleh tim audit dengan
melakukan wawancara dan show-me meeting dengan Fund Admin Bank
Kustodian Y:
Dr. Expenses (management fee, custodian fee, performance fee, audit fee, etc) xxx
Cr. Accruals xxx
(untuk mencatat beban akrual berdasarkan data transaksi)

Dr. Accruals xxx


Cr. Cash xxx
(untuk mencatat pembayaran)
Pengakuan terjadinya beban dilakukan saat Bank Kustodian Y menerima
surat instruksi pembayaran beban dan invoice dari PT X. Pada awal pencatatan,
Bank Kustodian Y akan mencatat beban dengan akrual. Jumlah uang yang dicatat
sesuai dengan jumlah uang yang tertera pada invoice dari PT X.
Berikutnya, pada tanggal pembayaran sesuai dengan yang tertera di
invoice, Bank Kustodian Y akan membayarkan uang tersebut ke pihak terkait.
Pembayaran beban akan dicatat seperti jurnal kedua yaitu pengakuan kas keluar
untuk membayar akrual.

3.5.2.3 Menilai Sumber Beban Operasional


Setelah melakukan pemahaman atas standar akuntansi beban operasional reksa
dana, tim audit menilai sumber beban operasional reksa dana. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, sumber beban operasional reksa dana adalah management

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


69

fee, custodian fee, dan beban lain-lain. Dalam pelaksanaan audit atas akun beban
operasional, tim audit memutuskan untuk menilai sumber beban operasional
berdasarkan akun transaksi tersebut.
Sesuai dengan prosedur dalam menilai management fee ditentukan
berdasarkan penghitungan sesuai KIK yaitu 2% dari NAB reksa dana per
bulannya lalu dijumlah menjadi total management fee dalam setahun. Hal ini
bertujuan untuk memastikan keandalan informasi dan keakurasian penghitungan
management fee oleh klien.
Berikutnya, penghitungan custodian fee ditentukan berdasarkan
penghitungan sesuai KIK yaitu 0,2% dari jumlah NAB reksa dana per bulannya
yang kemudian dijumlahkan dalam satu tahun. Sama seperti management fee,
tujuan dari pengujian ini yaitu untuk memastikan keandalan informasi serta
akurasi penghitungan custodian fee oleh Bank Kustodian Y.
Untuk beban lain-lain, yang diuji adalah beban broker. Beban broker
dihitung berdasarkan tingkat fee untuk broker dikalikan dengan nilai kapital
saham. Jumlah beban yang dibayarkan untuk broker fee ditambah biaya tambahan
untuk servis dan PPN 10% atas jumlah broker fee. Penghitungan broker fee
dihitung berdasarkan transaksi jual beli yang dilakukan oleh klien.

3.5.2.4 Pengujian Transaksi Custodian Fee dan Management Fee


Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian langsung pada transaksi-
transaksi terkait custodian fee dan management fee. Prosedur ini dilakukan untuk
memenuhi asersi completeness, accuracy, cutoff, dan existence/occurrence.
Hal pertama yang dilakukan adalah mendapatkan daftar rincian beban
operasional dari Fund Admin Bank Kustodian Y per 31 Desember 2013,
memastikan nilai jumlah dari daftar rinci beban operasional sama dengan buku
besar, dan menguji akurasi dari daftar rincian secara matematis.
Berikutnya menguji transaksi beban operasional yang diawali dengan
memeriksa jumlah transaksi dengan dengan bukti dokumen pendukung untuk
meverifikasi bahwa pengakuan beban telah sesuai. Lalu, memutuskan apakah
transaksi sudah diklasifikasikan secara sesuai.
Setelah menentukan tujuan dari pengujian ini, tim audit mendefinisikan

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


70

populasi untuk pengujian. Dalam pengujian ini, populasinya adalah custodian


fee/management fee klien. Kemudian, tim audit menentukan jumlah materialitas
akun berdasarkan penghitungan materialitas untuk klien. Berikutnya, tim audit
menentukan dasar pemilihan sampel. Untuk audit klien ini, tim audit menguji
100% dari jumlah populasi. Setelah menguji sampel, hasi pengujian
didokumentasikan di dalam kertas kerja sesuai dengan standard KAP. Untuk
menguji akurasi dan keandalan penghitungan custodian fee oleh Bank Kustodian
Y dan management fee oleh PT X telah sesuai dengan KIK dan pernyataan dalam
prospektus, tim audit menghitung kembali custodian fee dan management fee
sesuai dengan peraturan tersebut. Terakhir, tim audit akan mengevaluasi proses
dan hasil pengujian apakah masih dibutuhkan pengujian berikutnya untuk
mendapatkan kepastian yang sesuai. Setelah audit selesai dilakukan, tim audit
wajib membuat kesimpulan kewajaran atas pelaporan custodian fee dan
management fee oleh Bank Kustodian Y.
Prosedur dalam melaksanakan pengujian ini adalah sebagai berikut:
1. Meminta bukti dokumen pendukung transaksi, dalam hal ini adalah
invoices, untuk custodian fee dari Bank Kustodian Y dan management fee
dari PT X, serta bank statement reksa dana dari person-in-charge untuk
reksa dana tersebut.
2. Melakukan vouching atas jumlah custodian fee dan management fee dari
invoice dan bank statement.
3. Membandingkan jumlah custodian fee dan management fee pada trial
balance dengan penghitungan yang telah dilakukan tim audit dari jumlah
yang tertera pada invoice.
4. Membandingkan jumlah yang seharusnya dibayarkan sesuai invoice
dengan jumlah pada bank statement.
Prosedur berikutnya adalah melakukan kalkulasi kembali terhadap jumlah
custodian fee dan management fee berdasarkan peraturan yang dicantumkan
dalam KIK dan prospektus. Pengujian ini dilakukan oleh tim audit. Berikut
prosedur yang perlu dilakukan:
1. Meminta laporan jumlah NAB harian reksa dana dari laporan penilaian
tiap akhir bulan.

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


71

2. Melakukan konfirmasi apakah ada perubahan tingkat pembayaran untuk


management fee atau custodian fee kepada person-in-charge yang
mengelola reksa dana.
3. Melakukan rekalkulasi beban dengan tingkat dan rata-rata dari 2 bulan
NAB bulanan.

3.5.2.5 Pengujian pada Transaksi Beban Lain-Lain


Tahap selanjutnya, tim audit menguji transaksi beban lain-lain yaitu broker fee.
Pengujian ini bertujuan untuk memenuhi asersi completeness, accuracy, cutoff,
dan existence/occurrence. Prosedur dalam melakukan transaksi ini adalah sebagai
berikut:
1. Meminta daftar jual beli untuk periode Januari sampai Desember 2013 dari
person-in-charge reksa dana.
2. Untuk menguji completeness dari broker fee yang terdapat dalam daftar,
tim audit melakukan perbandingan dengan jumlah komisi dalam daftar
trial balance.
3. Meminta tingkat broker fee dari pihak PT X.
4. Melakukan penghitungan kembali broker fee dengan menggunakan tingkat
broker fee yang berlaku.
Dalam melakukan pengujian, tim audit mengurutkan transaksi jual beli
berdasarkan dua kategori yaitu jual dan beli. Komponen-komponen yang dicatat
terdiri dari nama institusi sekuritas, nama emiten, komisi, tipe sekuritas, tanggal
transaksi, tanggal settlement, nominal unit pembelian atau penjualan, mata uang,
dan, nilai kapital.
Berikutnya, tim audit melakukan penghitungan ulang sesuai dengan
jumlah nilai gros pembelian atau penjualan dikalikan dengan tingkat broker fee,
PPN 10% dari jumlah broker fee, dan levy dengan tingkat yang telah ditentukan.
Setelah itu, tim audit menghitung jumlah difference yang terdapat antara
penghitungan tim audit dengan pembayaran yang terjadi. Apabila jumlah
difference diatas nilai material, maka perlu dilakukan pengujian selanjutnya.
Namun, berdasarkan dari hasil audit pada klien ini, tidak terdapat difference yang
diatas materialitas.

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


72

3.5.2.6 Verifikasi Informasi untuk Pengungkapan


Tahap terakhir dalam proses audit lapangan ini bertujuan untuk memenuhi asersi
presentation and disclosure. Auditor menilai apakah penyajian dan klasifikasi
akun telah sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Berikutnya,
auditor memeriksa laporan keuangan untuk menentukan pengungkapan yang
diperlukan terkait dengan akun tersebut.
Dalam audit klien ini, tim audit menyimpulkan bahwa penyajian dan
pengungkapan akun beban operasional telah sesuai dengan kerang pelaporan
keuangan. Informasi yang diungkap diperiksa dan disimpulkan telah layak dan
wajar.

3.5.3 Penyelesaian dan Pelaporan Audit


Setelah melakukan audit fieldwork, proses audit memasuki tahap terakhir yaitu
tahap penyelesaian dan pelaporan audit. Hal ini telah sesuai dengan standar yang
ada, yaitu Standar Profesional Akuntan Publik (2011). Produk akhir dari proses
ini adalah laporan keuangan yang telah diaudit beserta opini auditor.
Dalam tahap ini, tim audit mengevaluasi aktivitas setelah periode
pelaporan (subsequent events) dan asumsi keberlanjutan perusahaan (going
concern). Tim audit juga mendapatkan draft laporan keuangan dari klien. Draft
tersebut sudah menyertakan representation letter yang menyatakan bahwa
manajemen mengakui apa saja yang menjadi tanggung jawabnya atas laporan
keuangan yang disusun. Tim audit kemudian memeriksa draft catatan atas laporan
keuangan tersebut apakah sudah sesuai dengan standar akuntansi atau belum.
Langkah selanjutnya adalah memasukkan angka-angka hasil audit ke dalam draft
tersebut.
Angka-angka tersebut kemudian dicek ulang dengan footing, cross-
footing, maupun cross-reference. Tim audit kemudian memastikan lagi apakah
pengungkapan angka pada laporan keuangan telah sesuai dengan pengungkapan di
catatan atas laporan keuangan. Tim audit juga menambahkan ke dalam draft
tersebut pernyataan opini atas laporan keuangan yang disiapkan oleh klien.
Setelah pemeriksaan terakhir, draft laporan keuangan diberikan kepada
signing partner untuk final review dan penandatanganan laporan keuangan yang

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


73

telah diaudit. Penugasan kali ini tidak bisa selesai tepat pada waktu yang telah
direncanakan pada tahap perencanaan. Kemunduran disebabkan banyaknya data-
data maupun dokumen pendukung yang tidak dapat disediakan dengan cepat
maupun diskusi-diskusi antara tim audit dan manajemen yang membutuhkan
banyak waktu dan juga pertimbangan profesional. Tim audit berkonsultasi dengan
manajemen terkait mundurnya penugasan ini. Hasilnya, laporan keuangan PT X
yang telah diaudit baru dapat dikeluarkan pada akhir Maret 2014, berdekatan
dengan jatuh tempo pengumpulan laporan keuangan reksa dana ke OJK.

3.5.4 Hasil Pengujian Respon Terhadap Risiko Salah Saji


Seperti yang telah dibahas sebelumnya, tim audit memutuskan untuk melakukan
respon terhadap risiko salah saji pada pelaporan keuangan klien yaitu
management overrides control. Dalam melakukan pengujian ini, tim audit
melakukan pengujian manual journal yang ditarik dari sistem pencatatan Bank
Kustodian Y. Hasil tarikan data Bank Kustodian Y berbentuk dari beberapa
nomor-nomor akun yang telah dikelompokkan menjadi bermacam-macam
transaksi.
Selanjutnya, tim audit lalu memeriksa penjurnalan tiap transaksi. Pertama,
tim audit menerjemahkan kode-kode nomor akun tersebut untuk mengetahui saldo
akun apa sajakah yang terdapat dalam tiap transaksi tersebut. Sebelum melakukan
inquiry kepada bank kustodian, auditor akan menggunakan kertas kerja
(worksheet) yang berisikan akun-akun transaksi klien yang terjadi dalam satu
periode akuntansi. Auditor melakukan pencocokan kepada nomor-nomor akun
yang terdapat pada manual journal dengan yang ada pada kertas kerja.
Berikutnya, auditor melakukan pengelompokkan transaksi berdasarkan saldo akun
yang terlibat untuk mengetahui natur dan jenis transaksi yang terjadi. Setelah
auditor telah mengetahui natur dan jenis transaksi, maka auditor dapat
memberikan pendapat apakah pencatatan oleh bank kustodian telah sesuai dan
wajar. Apabila terdapat pencatatan jurnal yang dinilai tidak wajar atau tidak jelas,
maka auditor akan menghubungi bank kustodian untuk mengklarifikasi jenis
transaksi serta alasan dilakukan pencatatan tersebut. Terakhir, setelah auditor
mendapatkan penjelasan atas pencatatan yang tidak wajar dan menilai pencatatan

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


74

oleh bank kustodian, maka auditor akan menilai risiko salah saji atas management
overrides control terhadap laporan keuangan klien.
Berdasarkan hasil pengujian manual journal yang dilakukan oleh tim
audit, hasil tarikan data dari sistem pencatatan Bank Kustodian Y tidak begitu
rapi. Auditor perlu menerjemahkan setiap kode akun dalam tiap transaksi untuk
mengetahui jenis transaksi yang terjadi. Namun, terdapat beberapa nomor akun
yang tidak terdapat dalam worksheet klien. Selain itu, terdapat transaksi dimana
pencatatan jurnalnya tidak wajar. Sehingga, auditor mencurigai adanya pencatatan
transaksi yang tidak wajar. Contohnya, terdapat pencatatan jurnal yang hanya
tercantum debitnya saja dan pencatatan dua kali atas akun yang sama dalam satu
transaksi.
Untuk menyelesaikan pengujian tersebut, tim audit perlu melakukan
inquiry kepada pihak PT X maupun Bank Kustodian Y mengenai detil transaksi
yang terjadi dan tujuan transaksi tersebut untuk memenuhi tujuan pengujian.
Dalam melakukan inquiry, auditor menghubungi pihak Bank Kustodian Y terlebih
dahulu untuk menanyakan hasil pencatatan. Apabila auditor tidak mendapatkan
penjelasan yang cukup memuaskan, maka auditor akan menghubungi pihak
manajer investasi, PT X, untuk menjelaskan dan mengklarifikasi transaksi terkait.
Inquiry ini dilakukan via telepon dan e-mail dikarenakan pada saat pengujian
manual journal, tim audit telah memasuki periode untuk reporting.

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


BAB 4
ANALISIS
4. ANALISIS
4.1 Analisis terhadap Reksa Dana X Indo V Fund
4.1.1 Analisis Berdasarkan Bentuk
Reksa dana X Indo V Fund merupakan salah satu reksa dana yang dikelola oleh
manajer investasi, PT X dan bank kustodian, Bank Kustodian Y. PT X
bertanggung jawab atas pengelolaan portofolio reksa dana. Sedangkan, Bank
Kustodian Y bertanggung jawab atas pembukuan, pencatatan, tempat
penyimpanan kekayaan reksa dana, dan administrator reksa dana.
Dianalisis berdasarkan bentuk reksa dana, maka reksa dana X Indo V Fund
tergolong dalam reksa dana Kontrak Investasi Kolektif (KIK). Umumnya, di
dalam KIK antara manajer investasi dengan bank kustodian dipaparkan mengenai
masing-masing tanggung jawab. Salah satu tanggung jawab yang diatur dalam
KIK untuk masing-masing pihak adalah sebagai berikut:
 Manajer investasi, PT X, bertanggung jawab atas pengendalian internal
reksa dana
 Bank Kustodian, Bank Kustodian Y, bertanggung jawab atas pengendalian
internal administrasi reksa dana.

4.1.2 Analisis Berdasarkan Sifat


Berdasarkan sifat, reksa dana dibagi menjadi dua yaitu tertutup dan terbuka.
Apabila reksa dana tertutup maka manajer investasi tidak berkewajiban untuk
membeli kembali unit penyertaan yang dijual kembali oleh pemegang unit
penyertaan. Sementara, reksa dana terbuka mewajibkan manajer investasi
membeli kembali unit penyertaan yang dijual kembali oleh investor.
Sesuai yang tertera dalam prospektus reksa dana X Indo V Fund,
“Pemegang unit penyertaan berhak menjual kembali sebagian atau seluruh
penyertaannya yang dimilikinya kepada manajer investasi dan manajer investasi
wajib membeli kembali.” Atas pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa sifat reksa dana X Indo V Fund adalah reksa dana terbuka.

75
Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


76

4.1.3 Analisis Berdasarkan Portofolio Investasi


Berdasarkan teori terdapat 4 jenis portofolio investasi yaitu saham, pendapatan
tetap, pasar uang, dan campuran. Sesuai dengan penjelasan sebelumnya,
karakteristik dari Reksa Dana X Indo V Fund adalah reksa dana yang strategi
portofolionya fokus pada investasi ke saham-saham yang berkapitalisasi pasar
besar dari emiten yang memiliki pendapatan di atas rata-rata, membayarkan
dividen, memiliki tingkat pertumbuhan tinggi, dan aliran kas yang kuat serta rasio
utang yang kecil.
Ditinjau dari karakteristiknya, reksa dana X Indo V Fund adalah reksa
dana saham dengan jenis Big-Capitalization Stock Funds (portofolio pada saham-
saham perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar yang besar).

4.1.4 Analisis Berdasarkan Strategi Investasi


Berdasarkan strategi investasi, terdapat tiga jenis yaitu agressive-growth, growth-
income, value-income. Dianalisis dari jenis investasi pada portofolio yang fokus
pada saham-saham dengan pertumbuhan tinggi, pembayaran dividen, arus kas
yang kuat, dan rasio utang yang relatif kecil, maka dapat disimpulkan,
karakteristik tersebut lebih mengacu pada jenis strategi investasi agressive-growth
di mana portofolio fokus pada investasi ke saham dengan pertumbuhan tinggi dan
capital gain yang besar.

4.2 Analisis Kinerja PT X dan Bank Kustodian Y


4.2.1 Analisis Tanggung Jawab PT X
Berdasarkan tanggung jawab PT X dan peraturan Bapepam, PT X telah memenuhi
tanggung jawab-tanggung jawabnya sebagai berikut:
 memiliki catatan mengenai dasar analisis untuk membuat keputusan
investasi dengan menggunakan metode yang umum digunakan atau
metode yang khusus digunakan oleh PT X,
 membuat catatan mengenai kondisi keuangan serta profil risiko nasabah
yang diketahui oleh nasabah,
 melaporkan kegiatan bulanan kepada OJK setiap tanggal 12,
 melakukan rekonsiliasi NAB harian dengan Bank Kustodian,

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


77

 mematuhi peraturan-peraturan pengelolaan reksa dana yang diterbitkan


oleh Bapepam,
 merahasiakan data konfidensial nasabah,
 membuat pengendalian internal terkait reksa dana,
 mematuhi kewajiban dan haknya yang terdapat pada kontrak kerjasama
antara kedua pihak.
Dengan begitu, maka dapat disimpulkan bahwa manajer investasi telah melakukan
tanggung jawabnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

4.2.2 Tanggung Jawab Bank Kustodian Y


Berdasarkan penjelasan sebelum, Bank Kustodian Y telah melaksanakan tanggung
jawab berikut:
 melakukan pembukuan terkait kegiatan reksa dana sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku,
 membuat konfirmasi resmi atas penjualan maupun pembelian unit
penyertaan kepada investor,
 membuat laporan NAB harian dan mengirimnya ke manajer investasi,
 mempublikasi NAB harian di media kepada investor di hari keesokannya,
 membuat dan melaporkan laporan bulanan mengenai aktivitas reksa dana
kepada OJK sesuai dengan peraturan Bapepam
 menjaga kerahasiaan data nasabah,
 memenuhi kewajiban dan hak yang tercantum dalam kontrak kerja sama
dengan PT X
 memisahkan data kekayaan antara reksa dana dengan bank kustodian
 membuat pengendalian internal terkait administrasi reksa dana
Bank Kustodian Y telah melaksanakan sebagian besar tanggung jawab
sebagai bank kustodian sesuai dengan peraturan yang berlaku.

4.3 Analisis Beban Operasional Reksa Dana X Indo V Fund


Menurt Suwardjono (2003), beban operasional adalah beban yang terjadi untuk
memperoleh pendapatan operasional. Reksa dana X Indo V Fund mengakui beban

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


78

operasional menjadi tiga komponen yaitu management fee, custodian fee, dan
beban lain-lain.
Ditinjau dari kegiatan operasional yang melibatkan reksa dana adalah
pengelolaan portofolio efek oleh manajer investasi, penitipan kekayaan reksa
dana, pencatatan dan pembukuan kegiatan reksa dana, serta penggunaan jasa audit
untuk memperoleh opini atas laporan keuangan reksa dana. Sehingga, laporan
tersebut mendapat keyakinan bahwa informasi yang disajikan adalah wajar dan
dapat diandalkan oleh para penggunanya. Sementara pendapatan operasional yang
dimaksud adalah pendapatan yang berasal dari capital gain saham yang
diinvestasi dan dividen yang diterima.

4.4 Analisis Proses Audit pada Reksa Dana X Indo V Fund


Proses tahapan audit KAP GHI tterdiri dari perencanaan proses audit, audit
lapangan, dan penyelesaian dan pelaporan audit. Tahapan-tahapan tersebut telah
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arens, et al. (2009) yaitu
merencanakan dan mendesain sebuah pendekatan audit, melakukan uji
pengendalian dan uji substantif atas transaksi, melakukan prosedur analitis dan uji
substantif atas detil saldo, dan menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan
audit. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa proses audit yang dilakukan oleh
KAP GHI telah sesuai dengan teori dan ketentuan SPAP Indonesia.
Berikutnya, pihak auditor dan pihak manajemen telah melakukan
pemisahan tanggung jawab dengan jelas. Hal ini juga telah sesuai dengan
ketentuan SPAP yang berlaku.
Selanjutnya, tujuan pelaksanaan audit KAP GHI berdasarkan dengan
pedoman audit KAP GHI dimana secara substansi telah sesuai dengan asersi
manajemen dan tujuan audit yang dikemukakan oleh Arens, et al. (2009).
Dalam menilai implementasi penilaian pengendalian internal yang
dilakukan oleh KAP GHI telah sesuai dengan penilaian pengendalian internal
yang dikemukakan oleh COSO.
Terakhir, penilaian materialitas oleh KAP GHI telah sesuai dengan
ketentuan SPAP yaitu penggunaan materialitas dalam pelaksanaan proses audit.

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


79

4.5 Analisis Terhadap Respon Tim Audit Atas Risiko Salah Saji
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, penemuan dalam pengujian manual
journal berpengaruh pada pencatatan Bank Kustodian Y akan transaksi reksa dana
dan sistem informasi Bank Kustodian Y. Pengakuan beban operasional reksa dana
melibatkan pihak PT X dan Bank Kustodian Y, oleh karena itu sistem informasi
yang baik dan akurat diperlukan untuk menghasilkan laporan keuangan yang
akurat dan andal.
Permasalahan pada manual journal menurut penulis disebabkan dari input
ke dalam sistem pencatatan dan proses sistem informasi yang digunakan oleh
Bank Kustodian Y. Hal ini dikarenakan sebagian besar dari penjurnalan yang
dilakukan oleh Bank Kustodian Y dilakukan secara manual sehingga mungkin
saja menyebabkan efektivitas sistem informasi pencatatan kurang baik.
Kemungkinan lainnya, terjadi perbedaan informasi antara sistem informasi yang
terdapat dalam komputer Bank Kustodian Y dengan hasil tarikan data dari sistem
informasi tersebut sehingga menyebabkan proses pengujian manual journal
menjadi terhambat.
Penulis menyarankan agar kualitas sistem informasi Bank Kustodian Y
dalam pencatatan diperbaiki sehingga hasil data tarikan dari sistem informasi
tersebut dapat disajikan dengan akurat dan andal. Selanjutnya, penulis juga
menyarankan agar diadakan pelatihan kepada karyawan Bank Kustodian Y untuk
melakukan input informasi dengan baik ke dalam sistem pencatatan. Sehingga,
tidak terdapat pencatatan yang kurang lengkap maupun pencatatan dobel untuk
akun yang sama dalam satu transaksi.

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
KAP GHI melakukan audit atas laporan keuangan reksa dana X Indo V Fund
untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013. Audit yang
dilakukan bertujuan untuk memberikan opini atas kewajaran informasi dalam
laporan keuangan yang material, termasuk hasil operasi perusahaan serta arus kas
sesuai dengan ketentuan standar akuntansi yang berlaku.
Tim audit telah melaksanakan audit sesuai dengan standar pengauditan
yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Ketentuan-ketentuan
tersebut wajib diikuti untuk mendapatkan keyakinan yang memadai dalam
memberikan opini kepada laporan keuangan klien.
Reksa dana X Indo V Fund telah melakukan pemisahan tanggung jawab
antara PT X dan Bank Kustodian Y yang secara jelas dikemukakan dalam KIK
dan prospektus reksa dana sesuai dengan peraturan Bapepam. Selain itu jenis
reksa dana juga telah sesuai dengan jenis-jenis reksa dana yang saat ini tersedia di
pasar modal Indonesia. Reksa dana X Indo V Fund merupakan jenis reksa dana
saham setelah ditinjau dari karakteristik reksa dana.
Berdasarkan dari proses audit, tahapan-tahapan audit untuk reksa dana X
Indo V Fund yang dikelola oleh PT X telah dilakukan sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Arens, et al. (2009) yaitu perencanaan audit, pelaksanaan audit
lapangan, dan penyelesaian serta pelaporan audit.
Dalam mengaudit reksa dana X Indo V Fund untuk periode yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2013, tim audit tidak melakukan tahap pengujian
pengendalian (test of control) karena tim audit tidak dapat mengandalkan
pengendalian internal (internal control) klien. Oleh karena itu, setelah tahap
perencanaan, proses audit kemudian langsung menggunakan pengujian substantif.
Pengujian substantif atas beban operasional sendiri terdiri dari beberapa prosedur,
yaitu menyiapkan lead schedule, memahami dan mengevaluasi kebijakan
akuntansi beban operasional, menilai sumber pendapatan, pengujian transaksi
custodian fee, pengujian transaksi management fee, dan verifikasi informasi untuk

80
Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


81

pengungkapan.
Salah satu dari penemuan audit reksa dana X Indo V Fund adalah sistem
informasi pencatatan Bank Kustodian Y yang kurang rapi. Menurut penulis,
kelemahan ini disebabkan oleh proses input data dan proses informasi dari sistem
yang kurang optimal. Hal ini karena hasil data tarikan pencatatan dari sistem
pencatatan tidak begitu jelas menggambarkan transaksi yang terjadi dan terdapat
pencatatan yang tidak lengkap. Ketidaklengkapan pencatatan kemungkinan dapat
disebabkan oleh kurang kapasitas karyawan yang melakukan input atau kurang
efektifnya sistem informasi pencatatan Bank Kustodian Y.
Dinilai dari pengakuan beban operasional reksa dana X Indo V Fund telah
sesuai dengan karakteristik-karakteristik beban operasional dan teori pengakuan
beban operasional dalam suatu kegiatan usaha. Pengakuan dan pencatatan beban
operasional juga telah sesuai dengan yang dikemukakan didalam KIK serta
prospektus reksa dana.
Berdasarkan dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa audit
pada akun beban operasional reksa dana X Indo V Fund telah dilakukan sesuai
dengan teori dan standar audit yang berlaku di Indonesia.

5.2 Saran
Berikut adalah beberapa saran yang dapat penulis berikan berdasarkan
pengalaman ketika mengikuti program magang di KAP GHI:
1. Saran untuk Bank Kustodian Y
Berdasarkan hasil temuan tim audit terhadap manual journal dari sistem
informasi Bank Kustodian Y, ditemukan kelemahan terkait dengan akurasi
dan kerapian pencatatan pada sistem. Beberapa hasil dari data tarikan
menunjukkan pencatatan transaksi yang terdapat dalam manual journal
tidak sesuai dengan standar pencatatan jurnal. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh sistem pencatatan yang kurang efektif, adanya perbedaan
hasil pencatatan yang telah terjadi saat data ditarik, ataupun kurangnya
kapasitas karyawan yang melakukan input data. Kondisi tersebut telah
menghambat proses pengujian dan mencerminkan kurang efektifnya
sistem informasi dalam pencatatan. Oleh karena itu, saran yang diberikan

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


82

unutk Bank Kustodian Y adalah sebagai berikut:


 Memberikan pelatihan kepada staf akuntan sehingga dapat
mengurangi risiko kesalahan input data pada sistem.
 Melakukan perbaikan aplikasi akuntansi perusahaan dan/atau
mengganti aplikasi akuntansi dengan aplikasi yang memiliki
respon timbal balik yang aktif. Sehingga apabila ada kekeliruan
dalam input data, seperti single entry journal, dapat langsung
diketahui dan diperbaiki segera.

2. Saran untuk KAP GHI


KAP GHI sebaiknya mempersiapkan pelatihan bagi para peserta magang
dalam proses auditnya yang melingkupi prosedur audit lapangan,
penggunaan aplikasi audit, dan tanggung jawab yang secara umum
dilakukan oleh peserta magang. Meskipun disediakan pedoman audit,
namun penulis berpendapat ada beberapa proses pelaksanaan audit yang
sebaiknya secara spesifik dilatih bagi para peserta magang. Sehingga,
peserta magang dapat melakukan audit dengan lebih siap.

3. Saran untuk Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Sehubungan dengan aktivitas magang yang dilakukan mahasiswa,
departemen akuntansi dapat menyediakan sosialisasi dan penyampaian
pengetahuan umum mengenai magang kepada mahasiswa. Sosialisasi dan
penyampaian pengetahuan ini lebih terfokus pada pembelajaran mengenai
etika dalam bekerja di perusahaan yang melingkupi cara berinteraksi, cara
berpakaian, serta tips-tips bagi para mahasiswa yang baru melakukan
magang.

Universitas Indonesia

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


83

DAFTAR REFERENSI
DAFTAR REFERENSI
American Institute of Certified Public Accounting. (2012). Internal Control –
Integrated Framework. North Carolina: AICPA
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Amir Abadi Jusuf. (2009).
Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach, An Indonesian
Adaptation Edition. New Jersey: Pearson Education
Bursa Efek Indonesia. (2013). Laporan Tahunan 2012. Jakarta: BEI
Gunawan, Djoni. Jenis dan Karakter Reksa Dana. Jakarta: Bapepam. 13 May
2014.
http://aria.bapepam.go.id/reksadana/files/edukasi/Pratama_Capital_Assets
_Management_Djoni_Gunawan.pdf
GHI. (2011). GHI Audit Guide. London: GHI
Hanafi, Mahmud M dan Abdul Halim. (2007). Analisa Laporan Keuangan.
Yogyakarta: UPPYKPN
Institut Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik.
Jakarta: Salemba Empat
Ikatan Akuntan Indonesia (2007). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat
Ikatan Akuntan Indonesia (2012) Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan
Keuangan.
International Accounting Standards Board (IASB) (2010). Conceptual Framework
for Financial Reporting 2010 (The IFRS Framework). 11 May 2014.
http://www.iasplus.com/en/standards/other/framework
Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J., Warfield, Terry D. (2011). Intermediate
Accounting (12th ed.). New Jersey: John Wiley and Sons.
Pratomo, Eko Priyo dan Ubaidillah Nugraha. (2009). Reksa Dana: Solusi
Perencanaan Investasi di Era Modern (Edisi Revisi). Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
PT X. (2013). Prospektus X Indo V Fund. Jakarta: PT X.
Romney, Marshall B., Paul J. Steinbart. (2012). Accounting Information Systems
(12th Ed). England: Pearson Education Limited.

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
84

Suwardjono. (2003). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan.


Yogyakarta: BPFE
Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal
Wilkinson, Joseph. W., Michael J. Cerullo, Vasant Raval, Bernard Wong-On-
Wing. (2011). Accounting Information Systems. USA: John Wiley & Sons,
Inc.

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
85

LAMPIRAN
LAMPIRAN
Lampiran 1
Peraturan Bapepam VIII.G.8 Pedoman Akuntansi Reksa Dana
Lampiran 1 Peraturan Bapepam VIII.G.8 Pedoman Akuntansi Reksa Dana
Akuntansi Portofolio Efek
1. Transaksi efek wajib dibukukan pada tanggal terjadinya transaksi dan tidak
pada penyelesaian, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Efek yang dibeli didebit pada akun investasi dengan harga beli, setelah
ditambah biaya transaksi dan dikredit pada akun Utang Pembelian Efek.
b. Efek yang dijual dikredit pada akun investasi sebesar harga jual setelah
dikurangi biaya transaksi dan didebit pada akun Piutang Penjualan Efek.
c. Komisi perantara pedagang efek dibukukan pada buku pembantu.
d. Investasi dalam instrumen pasar uang termasuk efek yang bersifat utang
yang jatuh temponya kurang dari satu tahun dicatat beserta rincian
portofolionya.
e. Investasi dalam instrumen utang lainnya termasuk efek yang bersifat jatuh
temponya satu tahun atau lebih, termasuk obligasi dan utang yang dapat
dikonversi dicatat dengan portofolio terinci.
f. Investasi dalam saham dicatat dengan portofolio terinci.
g. Investasi dalam waran dan right mencakup waran dan right yang belum
jatuh tempo dan efek lainnya, seperti unit penyertaan reksa dana luar
negeri efek beragun aset, dicatat dengan portofolio rincinya.
h. Laba/rugi bersih periodik yang belum didistribusikan dibukukan dalam
Akumulasi Laba/Rugi sampai dengan tahun sebelumnya; dan
i. Apabila reksa dana melakukan pembelian saham dalam suatu penawaran
umum, maka pembukuan transaksi sebelum tanggal penjatahan didebit
pada Aktiva Lain-Lain – uang muka pembelian efek dan dikredit pada kas

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
86

Akuntansi Laba/Rugi
2. Akun investasi dari reksa dana wajib disesusaikan dengan nilai pasar wajar
yang didasarkan pada evaluasi nilai setiap efek seperti yang ditentukan dalam
Peraturan Nomor IV.C.2, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Penyesuaian harian atas nilai akun investasi didebit atau dikredit pada
masing-masing akun investasi dan pada akun yang dilaporkan sebagai
laba/rugi bersih yang belum direalisasikan; dan
b. Buku pembantu dibuat untuk setiap efek yang memperlihatkan harga beli
setelah ditambah biaya transaksi
3. Pendapatan bunga dari efek yang bersifat utang diakui secara harian dan didebit
pada piutang bunga serta dikredit pada laba/rugi bersih yang belum
direalisasikan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Kolektibilitas tagihan bunga diragukan dan/atau gagal bayar wajib dibuat
penyisihan atas tagihan bunga yang diragukan;
b. Potongan harga pembelian dari nilai pokok efek yang bersifat utang tanpa
kupon bunga wajib diakui secara harian sebagai pendapatan bunga;
c. Perbedaan antara harga beli dan harga jual efek yang bersifat utang yang
diperoleh dengan perjanjian pembelian kembali yang tidak dapat
dibatalkan wajib diperlakukan sebagai pendapatan bunga dan diakui secara
harian;
d. Bunga atas obligasi yang diperdagangkan dengan harga tidak termasuk
bunga yang masih harus diterima, wajib dibukukan sebagai berikut:
1) Bunga yang masih harus dibayar sebagai tambahan atas harga beli
didebit pada piutang bunga dan dikredit pada kas;
2) Bunga kupon berjalan diakui secara harian dan didebit pada
piutang bunga serta dikredit pada laba/rugi investasi bersih;
3) Bunga yang diterima (atau dijual) didebit pada kas dan dikredit
pada piutang bunga; dan
e. Bunga atas obligasi yang diperdagangkan dengan harga termasuk bunga
yang masih harus diterima, tidak diakui setiap hari, tapi dibukukan pada
tanggal obligasi tanpa bunga, dengan cara yang serupa dengan dividen
yang diterima atas saham.

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
87

4. Pendapatan dividen wajib dicatat pada tanggal tanpa dividen (ex-dividend date,
untuk efek yang diperdagangkan di bursa) atau pada tanggal dividen dibagikan
kepada pemegang saham terdaftar (untuk efek yang tidak diperdagangkan di
bursa), dan dibukukan pada piutang dividen. Dalam hal kolektibilitas piutang
dividen diragukan dan/atau gagal bayar wajib dibuat penyisihan atas piutang
dividen yang diragukan.
5. Laba atau rugi bersih yang direalisasi dari transaksi penjualan efek wajib
ditentukan berdasarkan metode biaya rata-rata (average cost method), yang
meliputi:
a. Biaya-biaya, komisi dan biaya transaksi; dan
b. Perbedaan antara biaya rata-rata efek yang dijual dan harga jual bersih
dibukukan pada akun khusus laba/rugi yang sudah direalisasikan
6. Setiap pendapatan investasi yang direalisasi dan yang belum direalisasi wajib
mencakup sub akun terinci yang mencatat jumlah pendapatan investasi yang
direalisasikan atau belum direalisasikan yang menjadi hak setiap pemegang
saham atau unit penyertaan reksa dana.
7. Biaya pengelolaan, biaya kustodian, dan biaya-biaya lain yang berkaitan
dengan reksa dana terbuka wajib dibebankan secara harian.

Akun-Akun Saham atau Unit Penyertaan yang Diterbitkan (Khusus untuk


Reksa Dana Terbuka)
8. Akun-akun individual saham atau unit penyertaan yang diterbitkan wajib dibuat
untuk setiap investor dalam reksa dana terbuka, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Dalam hal penerbitan saham atau unit penyertaan, jumlah harga bersih
penjualan saham atau unit penyertaan wajib dikredit pada rekening
masing-masing investor pada akun “Saham atau Unit Penyertaan yang
Diterbitkan”, dan dilaporkan;
b. Dalam hal pelunasan saham atau unit penyertaan, jumlah yang wajib
didebit dari rekening masing-masing investor pada akun “Saham atau Unit
Penyertaan yang Diterbitkan” wajib sama dengan saldo rekening
sebelumnya dikalikan rasio pelunasan (persentase). Rasio pelunasan

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
88

adalah perbandingan antara jumlah saham atau unit penyertaan yang dijual
kembali dengan jumlah saham atau unit penyertaan yang dimiliki
sebelumnya;
c. Total nilai dari saham atau unit penyertaan yang dijual kembali
(pelunasan) oleh pemegang saham atau unit penyertaan wajib dilaporkan;
dan
d. Perbedaan antara total nilai dari saham atau unit penyertaan yang dijual
kembali dengan nilai yang didebit ke akun saham atau unit penyertaan
yang diterbitkan, wajib didebit dengan menggunakan rasio yang sama
dengan huruf b di atas, ke masing-masing akun pendapatan yang
direalisasikan dan yang belum direalisasikan untuk masing-masing
investor.
9. Pembagian uang tunai kepada pemegang saham atau unit penyertaan wajib
dikredit pada akun kas dan didebit kea kun saham atau unit penyertaan yang
diterbitkan, dan pada akun pendapatan investasi yang direalisasikan dan yang
belum direalisasikan untuk masing-masing investor dengan proporsi saldo akun
setiap individu dibandingkan dengan total distribusi untuk setiap individu
investor.
10. Sepanjang ditentutkan dalam kontrak investasi kolektif, atau anggaran dasar
reksa dana terbuka Nilai Aktiva Bersih per saham atau unit penyertaan dapat
dinaikkan atau diturunkan dengan memodifikasi secara proporsional jumah
saham atau unit penyertaan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang
saham atau unit penyertaan.
11. Jumlah saham atau unit penyertaan yang dimiliki oleh setiap investor dalam
reksa dana terbuka wajib dicatat sekurang-kurangnya 3 (tiga) angka desimal.
12. Berkaitan dengan pembagian uang tunai yang disebut pada angka 9, kustodian
wajib memberikan konfirmasi kepada investor tentang rincian yang sama atas
hasil bruto.

Universitas Indonesia
Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014
P
e
r3
1D
e
ce
mber
20
13
L
e
ad
Sc
h
ed
ul
e-C
us
to
d
ia
nF
e
es
e
xp
en
s
e
Lead Schedule Custodian Fee

1
.X
I
ndo
VF
u
nd

A B C D
=
A+
B-
C E F
=
D-
E G =F/
E
3
1
-D
e
c-
13 Ad
ju
st
men
t 3
1
-D
e
c-
13 31
-
Dec
-1
2 M o
v
eme
nt(
De
c'1
3
-
De
c'1
2) No
t
es
A
c
c
ou
ntN
u
mb
e
r D
e
s
cr
i
pt
io
n
U
n
au
di
t
ed R e
fN
o
. D
r RefN
o
. C
r A
ud
i
te
d A u
dit
ed A m
ou
nt %
5
A
10
00
0 C
u
s
to
d
yF
ee 2
35
,
491,
54
5 - - 2
35
,
49
1,
54
5 2
8
8,8
39
,6
7
2- 5
3
,
34
8,
126 -1
8
%
TB
,
^ ^ P
Y,^ ^

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


Lampiran 2 Lead Schedule Custodian Fee dan Management Fee
89

Lampiran 2
Lead Schedule Custodian Fee dan Management Fee
P
er3
1De
ce
m b
er2
01
3
L
ead
Sch
ed
ule
-Ma
na
gem
en
tF
ee
sex
pe
ns
e

1
.XIn
doV
Fu
nd
Lead Schedule Management Fee

A B C D=A
+ B -C E F=
D-E G
=F/E
3
1-D
ec -1
3 A
dju
stm
e
nt 3
1-D
e c-13 3
1-D
e c-1
2 M
ov
eme
n t(D
ec
'1
3-D
ec
'12
) N
ote
s
A
cc
ou
ntN
um
be
r D
es
cr
ip
tio
n
U
naudite
d R
efN
o. D
r Re
fNo
. Cr A u
dited Audited A
moun
t %
5
B1
00
00 In
ve
stm
e
ntM
an
ag
eme
ntF
ee
toF
un
dMa
na
ge
r 2
,35
4,915
,4
53 - C LA
9 1
28
,4
49
,9
34 2
,22
6,46 5
,5
19 2
,88
8,3 9
6,7
18- 6
61
,93
1,200 -2
3%
T
B,^ ^ PY
,^ ^

Audit atas beban…, Ghea Garnita D Moeis, FE UI, 2014


90

Anda mungkin juga menyukai