Anda di halaman 1dari 8

STUDI PERENCANAAN KEBUTUHAN INSTALASI LISTRIK

DI RUMAH SAKIT BERSALIN JEUMPA

Asrul Azmi

Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro


Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
asrulborneo92@gmail.com

Abstrak - Rumah Sakit Bersalin Jeumpa Bangunan Gedung dan SNI 03-6572-2001
Pontianak merupakan salah satu fasilitas tentang Tata Cara Perancangan Sistem
rumah sakit yang sedang merencanakan Ventilasi dan Pengkondisian Udara pada
pengembangan rumah sakit bersalin kelas Bangunan Gedung. Dengan adanya standar
B. Bangunan rumah sakit bersalin ini akan – standar tersebut penulis bisa menentukan
dikembangkan dengan luasan bangunan jumlah armatur lampu, intesitas maksimum
dengan ukuran 525 m² yang terdiri dari 8 pencahayaan dan kapasitas maksimum air
lantai. Untuk sistem instalasi listrik pada conditioner berdasarkan besar ruangannya.
bangunan, khususnya Rumah Sakit
Bersalin diperlukan perencanaan secara Kata kunci : rumah sakit bersalin,
matang supaya sistem tersebut mampu perencanaan, instalasi penerangan, tata
bekerja dengan sangat efektif, efisien serta udara, SNI
sistem tersebut mampu mengatasi 1. Pendahuluan
gangguan yang terjadi dalam proses Rumah Sakit merupakan salah satu
penyaluran atau pendistribusian tenaga jenis Badan Layanan Umum merupakan
listrik di bangunan tersebut. Kenyaman ujung tombak dalam pembangunan
dalam bekeja atau beraktifitas tentunya kesehatan masyarakat. Rumah sakit sebagai
tidak terlepas dari penyediaan penerangan sarana pelayanan kesehatan yang
dan sistem sirkulasi udara yang baik mempunyai misi untuk mencapai tujuan
terutama untuk penerangan pada malam pembangunan. Misi sebuah Rumah Sakit
hari serta penkondisian udara pada ruangan dikatakan berhasil dengan baik jika Rumah
yang tidak mempunyai ventilasi yang Sakit tersebut dapat memberikan
cukup. Untuk merencananakan instalasi pelayanannya di bidang kesehatan yang
tersebut menggunakan metode studi bermutu dengan berusaha meningkatkan
literatur, dalam tahap perencanaan mutu pelayanannya secara intensif dan
dilakukan beberapa perhitungan yaitu berkesinambungan serta ditunjang oleh
dimensi ruangan, indeks ruang, efisiensi kelengkapan prasarana dan sarana yang
dan armatur sedangkan untuk tata udara memadai. Rumah Sakit Bersalin Jeumpa ini
harus diketahui terlebih dahulu BTU/hr berlokasi di Jl. Sultan Syarif Abdurrahman
sesuai kebutuhan ruangan. Untuk mencapai No.54, rumah sakit bersalin ini sudah
semua itu, instalasi penerangan dan tata beroperasi sejak tahun 2005, didalam
udara rumah sakit bersalin ini akan perjalanannya terjadi pengembangan
direncanaan sesuai dengan Standar dibangunlah gedung baru Rumah Sakit
Nasional Indonesia, berdasarkan SNI 03- Bersalin Jeumpa Tahap ke II yang pada saat
6575-2001 tentang Tata Cara Perancangan ini masih dalam tahap persiapan
Sistem Pencahayaan Buatan Pada pembangunan struktur gedung. Rumah
Sakit Bersalin Jeumpa tahap II ini terdiri c. Intesitas pencahayaan ( E ) atau
dari 8 lantai dan memiliki beberapa ruangan iluminasi adalah lux ( Lx )
yaitu : UGD, Laboratorium, Apotek, Ruang d. Sudut ruangan ( W ) ialah steradian
Periksa, Ruang Meeting, Ruang Perawatan
VIP, Perawatan Kelas 1, Perawatan Kelas Tabel 1. Tingkat Intesitas Cahaya Yang
2, Perawatan Kelas 3, Ruang ICU, Ruang Direkomendasikan
Anak Kelas 2, Ruang VK, Ruang Bayi
Sehat, Ruang Pemulihan dan Ruang
Operasi. Untuk membangun Rumah Sakit
Bersalin Jeumpa Tahap II, tersebut
diperlukan Pekerjaan Perencanaan
Pembangunan yang merupakan bagian
pekerjaan yang dilakukan pada tahap awal
pekerjaan. Dengan adanya perencanaan
umum ini diharapkan pihak pemilik dan
pengelola dapat menjalankan rencana
pembangunan dan pengadaan prasarana
dan sarana fisik dan non-fisik sesuai dengan
tahapan pengembangannya yang
diharapkan dapat dilakukan secara
berkesinambungan dan tertata dengan baik.
Sebagaimana layaknya Rumah Sakit,
penyediaan tenaga listrik harus memenuhi
kapasitas yang cukup untuk melayani
beban. Pembangunan proyek Rumah Sakit
Bersalin Jeumpa Tahap II ini tidak terlepas
dari kebutuhan energi listrik. Di dalam
gedung ini, energi listrik digunakan untuk
sistem penerangan, tata udara, maupun
untuk keperluan medis. Pemasangan
instalasi untuk sebuah gedung rumah sakit
harus sesuai standar Indonesia dan aman
karena sangat penting terhadap
keselamatan jiwa manusia. Sehingga
kertersediaan tenaga listrik kini menjadi
kebutuhan yang mendasar bagi rumah sakit
dengan berbagai peralatan listrik ( medis
dan non medis ) untuk mendukung operasi
kerja.

2. Dasar Teori
2.1. Sistem Penerangan
Sumber : SNI 2001
2.1.1. Satuan – Satuan Pencahayaan
Satuan – satuan penting yang 2.1.2. Menghitung Jumlah Lampu
digunakan dalam teknik pencahayaan 1. Indeks Ruang
adalah: Indeks ruang merupakan perbandingan
a. Intesitas cahaya ( I ) candela ( cd ) antara ukuran – ukuran utama suatu
b. Flux cahaya ( Ф ) lumen ( lm ) ruangan berbentuk bujur sangkar. Adapun
rumus untuk menghitung nilai Rk adalah :
PxL 4. Kebutuhan Daya
Rk = h ( p+l ) ....................................(1)
Daya yang dibutuhkan untuk semua
armatur dapat dihitung dengan persamaan :
Dimana : 𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑛 × 𝑊1 𝑊𝑎𝑡𝑡 ....................... ..(4)
P = Panjang ruangan ( m )
L = Lebar ruangan ( m ) Dimana :
h = tinggi sumber terhadap bidang n = Jumlah lampu (buah)
kerja ( m )
𝑊1 = Daya setiap lampu termasuk
2. Efisiensi Ruangan Ballast ( Watt )
Adapun rumus untuk menghitung
efisiensi ruangan adalah : 2.2. Perhitungan Kapasitas Tata Udara
Ada 3 faktor yang perlu
𝑘−𝑘1 diperhatikan pada saat menentukan
ɳ = ɳ1 + 𝑥 ( ɳ2 − ɳ1 ) ...........(2)
𝑘2− 𝑘1 kebutuhan PK AC pada suatu ruangan,
yakni daya pendingin AC (BTU/hr – British
Dimana: Thermal Unit per hour), daya listrik yang
ɳ = efisiensi ruangan dipakai (watt), dan PK compressor AC.
k = indeks ruang Secara umum orang mengenal angka PK
(Paard Kracht/Daya Kuda/Horse Power)
pada AC. Sebenarnya PK adalah satuan
Tabel 2. Tabel Efisiensi Penerangan Untuk
daya pada compressor AC bukan daya
Keadaan Baru
pendingin AC. Namun PK lebih dikenal
ketimbang BTU/hr di masyarakat awam.
Untuk menghitung dan menyesuaikan daya
pendingin AC maka kita konversi dahulu
PK – BTU/hr – luas ruangan m2
1 PK : 9000 – 10000 BTU/hr
1 PK : 800 watt
1 𝑚2 : 550 BTU/hr

Tabel 3. Tabel Konversi BTU ke PK


3. Jumlah Lampu
BTU / hr PK Tata Udara
Untuk menghitung jumlah lampu yang
diperlukan dapat menggunakan rumus : ( British
Thermal Unit / Paard Kracht
𝐸𝑥𝐴 Hour )
Ʃ𝑎𝑟𝑚𝑎𝑡𝑢𝑟 = ...................(3)
Ф𝑎𝑟𝑚𝑎𝑡𝑢𝑟 𝑥 ɳ 𝑥 𝑑 ± 5000 1/2 PK
± 7000 3/4 PK
Dimana : ± 9000 1 PK
E = lux lampu ( lumen ) ± 12000 1,5 PK
A = besar ruangan ( m2 ) ± 18000 2 PK
Ф𝑎𝑟𝑚𝑎𝑡𝑢𝑟 = intensitas cahaya ± 35000 3 PK
( lumen ) ± 45000 5 PK
ɳ = efisiensi Sumber : Tata Cara Perancangan Sistem
d = tinggi bidang kerja ( m2 ) Ventilasi dan Pengkondisian Udara pada
Bangunan Gedung
Adapun rumus yang digunakan untuk Perhitungan jumlah lampu pada sebuah
ruangan bertujuan untuk mendapatkan
menentukan besar PK AC ini adalah: tingkat pencahayaan yang baik dan standar.
Perhitungan jumlah lampu pada ruangan-
Luas ruangan x BTU/hr ..........................(5) ruangan Rumah Sakit Bersalin Jeumpa
lantai dasar diuraikan secara rinci sebagai
Sedangkan untuk menghitung kebutuhan berikut :

Air Conditioner tersebut menggunakan 1. Ruang Tindakan


a. Data ruangan
persamaan sebagai berikut : Panjang ruangan (𝑝) : 3,00 m
Lebar ruangan (𝑙) : 2,50 m
W = 800 x Besar PK Air Conditioner….(6) Tinggi ruangan (𝑡) : 3,00 m
Tinggi bidang kerja (ℎ): 3,00 m
2.3. Diagram Alir Perhitungan Jumlah (𝑡 − 1 𝑚)
Lampu dan Kapasitas Tata Udara b. Indeks Ruang
Dengan menggunakan persamaan
(1) indeks ruangan ditentukan :
PxL
Rk =
h(p+l)
3 x 2,50
Rk =
2 ( 3 + 2,50 )
Rk = 0,68
c. Efisiensi Ruangan
Dari perhitungan indeks ruangan
dan ketentuan faktor refleksi
dengan sistem penerangan
langsung, mengacu pada Tabel (2.2)
dan untuk memperoleh efisiensi
penerangan menggunakan
persamaan (2) sebagai berikut :
𝐤 𝟏 = 0,6 ɳ𝟏 = 0,33
𝐤 𝟐 = 0,8 ɳ𝟐 = 0,42
𝑘 − 𝑘1
ɳ = ɳ1 + (ɳ2 − ɳ1 )
𝑘2 − 𝑘1
0,68 − 0,6
ɳ = 0,33 + (0,42 − 0,33)
0,8 − 0,6
ɳ = 0,366
d. Jumlah Lampu

ExA
Ʃarmatur =
Фarmatur x ɳ x d

250 x 7,5
3. Perhitungan dan Analisis Ʃarmatur =
2500x 0,366 x 1
3.1. Perhitungan Jumlah Lampu Pada
Lantai Dasar ( Ground Floor )
Ʃarmatur = 2,04 ≈ 2 buah
Pada lantai dasar Rumah Sakit
Bersalin Jeumpa merupakan parkir area dan
terdapat beberapa ruangan lainnya.
e. Kebutuhan Daya Tabel 7. Rekapitulasi hasil perhitungan
jumlah lampu lantai 3
Daya yang dibutuhkan untuk semua
armatur dapat dihitung dengan
persamaan (4), yaitu :
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 2 × 36 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 72 𝑊𝑎𝑡𝑡

Tabel 4. Rekapitulasi hasil perhitungan Tabel 8. Rekapitulasi hasil perhitungan


jumlah lampu lantai dasar jumlah lampu lantai 4
(Ground Floor )

Tabel 9. Rekapitulasi hasil perhitungan


jumlah lampu lantai 5

Tabel 5. Rekapitulasi hasil perhitungan


jumlah lampu lantai 1

Tabel 10. Rekapitulasi hasil perhitungan


jumlah lampu lantai 6

Tabel 6. Rekapitulasi hasil perhitungan


jumlah lampu lantai 2
Tabel 11. Rekapitulasi hasil perhitungan Tabel 13. Rekapitulasi Kapasitas Air
jumlah lampu lantai 3 Conditioner pada Lantai 1

Tabel 14. Rekapitulasi Kapasitas Air


Setelah melakukan perhitungan jumlah
Conditioner pada Lantai 2
lampu dan kebutuhan daya setiap ruangan
yang ada maka didapatlah beban total
lampu sebesar 12988 Watt ≈ 12,988 KW.

3.2. Perhitungan Kapasitas Air


Conditioner pada Lantai Dasar
( Ground Floor ) Tabel 15. Rekapitulasi Kapasitas Air
Conditioner pada Lantai 3
1. Ruang Tindakan
a. Data Ruangan
Panjang ruangan (𝑝) : 8,00 m
Lebar ruangan (𝑙) : 4,00 m
Luas Ruangan : 32,0 m² Tabel 15. Rekapitulasi Kapasitas Air
b. Kapasitas Air Conditioner Conditioner pada Lantai 4
Untuk menghitung kapasitas air
conditioner dapat dihitung
menggunakan persamaan (2.10)
yaitu :
Luas ruangan x BTU/hr
32 m² x 550 BTU/hr = 17.600 Tabel 16. Rekapitulasi Kapasitas Air
BTU/hr Conditioner pada Lantai 5
Kapasitas Air Conditioner yang
digunakan 1 PK sebanyak 2 Unit
c. Kebutuhan Daya
Daya yang dibutuhkan untuk semua
armatur dapat dihitung dengan
persamaan (2.11), yaitu :
W = 2 x 800 Watt Tabel 17. Rekapitulasi Kapasitas Air
W = 1600 Watt Conditioner pada Lantai 6

Tabel 12. Rekapitulasi Kapasitas Air


Conditioner pada Lantai
Dasar
Tabel 18. Rekapitulasi Kapasitas Air [4] Latifah, ST. 2006, Teknik Instalasi
Conditioner pada Lantai 7 Penerangan, Pontianak
[5] Muhammad Habibi Syaifullah
(2009). Perencanaan Instalasi Listrik
Hotel Grand Best Western Solo,
Fakultas Teknik Jurusan Teknik
Elektro. Universitas Muhammdiyah
Surakarta.

Setelah melakukan perhitungan kapasitas [6] Persyaratan Umum Instalasi Listrik


AC dan kebutuhan daya setiap ruangan 2000 ( PUIL 2000 ). Penerbit
yang ada maka didapatlah beban total Yayasan PUIL. Jakarta
sebesar 95200 Watt ≈ 95,2 KW [7] Putra Arif Dermawan, ST. 2017,
Studi Evaluasi Perencanaan Instalasi
4. Kesimpulan Penerangan Hotel Neo By Aston
Berdasarkan perhitungan jumlah Pontianak, Fakultas Teknik Jurusan
lampu dan kapasitas tata udara pada Teknik Elektro. Universitas
Rumah Sakit Bersalin Jeumpa Pontianak, Tanjungpura
maka dapat disimpulkan berapa hal [8] Tata Cara Perancangan Sistem
sebagai berikut : Pencahayaan Buatan Pada
1. Dari hasil perhitungan jumlah lampu Bangunan Gedung SNI 03-6575-
pada Rumah Sakit Bersalin Jeumpa 2001. Badan Standardisasi Nasional,
Pontianak, total beban penerangan yang Jakarta, 2001
terpasang sebesar 12,988 KW [9] Tata Cara Perancangan Sistem
2. Dari hasil perhitungan kapasitas air Ventilasi dan Pengkondisian Udara
conditioner Rumah Sakit Bersalin pada Bangunan Gedung. Standar
Jeumpa Pontianak, total beban tata udara Nasional Indonesia (SNI) 03-6572-
yang terpasang sebesar 95,2 KW 2001 Badan Standarisasi Nasional,
3. Dari hasil perhitungan dapat Jakarta, 2001
disimpulkan bahwa perencanaan
pencahayaan dan dan tata udara pada [10] Cara Menghitung Kapasitas Air
ruangan-ruangan Rumah Sakit Bersalin Conditioner Pada Ruangan dengan
Jeumpa Pontianak telah memenuhi Mudah. www.jasasipil.com ( 26 April
standar SNI 03-6575-2001 dan SNI 03- 2017 )
6572-2001

Referensi
[1] Drs. Muhaimin, M.T 2001. Teknologi
Pencahayaan. Penerbit PT Refika
Aditama. Bandung
[2] Fakultas Teknik. 2012. Pedoman
Penulisan Skripsi. Pontianak :
Universitas Tanjungpura.
[3] Ismansyah, 2009. Perancangan
Instalasi Listrik Pada Rumah Dengan
Daya Listrik Besar, Skripsi.
Departemen Teknik Elektro, Fakultas
Teknik, Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai