Lap. Tahunan Imunisasi 2016
Lap. Tahunan Imunisasi 2016
PENDAHULUAN
1
Dalam pelaksanaan program imunisasi, terdapat berbagai permasalahan antara lain
munculnya kembali PD3I yang berhasil ditekan (reemerging disease) serta timbulnya
penyakit-penyakit menular baru (emerging infection disease). Kemajuan dalam bidang
transportasi telah membantu meningkatkan mobilitas penduduk, termasuk penularan
penyakit. Importasi virus polio liar dari Negara yang masih endemis polio (dari benua
Afrika) ke Indonesia telah terjadi pada bulan Maret 2005. Kejadian ini ditetapkan sebagai
KLB Nasional yang memerlukan upaya penanggulangan bersifat nasional, Indonesia harus
segera memutuskan rantai penularannya agar tidak menjadi Negara endemis polio dan
menjadi ancaman bagi Negara lain.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa program imunisasi ke dalam
penyelenggaraan pelayanan yang bermutu dan efisien. Upaya tersebut didukung dengan
kemajuan yang pesat dalam bidang penemuan vaksin baru (Rotavirus, Japanese Encephalitis,
dll). Perkembangan teknologi lain adalam menggabungkan beberapa jenis vaksin sebagai
vaksin kombinasi yang terbukti dapat meningkatkan cakupan imunisasi, mengurangi jumlah
suntikan dan kontak dengan petugas imunisasi.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa upaya imunisasi perlu terus ditingkatkan untuk
mencapai tingkat population immunity (kekebalan masyarakat) yang tinggi sehingga dapat
dibasmi, dieliminiasi atau dikendalikan. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
upaya imunisasi dapat semakin efektif, bermutu dan efisien.
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Memberikan kekebalan pada bayi, anak dan ibu hamil dengan maksud menurunkan
angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat PD3I.
b. Tujuan Khusus
2
BAB II
a. Puskesmas : 1 Puskesmas
3
b. Puskesmas Pembantu : -
c. Pusling roda 4 : 1 buah
d. Motor Dinas : 2 buah
e. Posyandu : 25 Posyandu
f. Poskesdes : 4
g. Poskestren : 1
h. Pusling : 6
1. RCW 42 EK : 1 buah
7. Suhu : 1 buah
BAB III
b. Pembinaan gangguan jiwa pada anak remaja pada Guru UKS dan Guru BP
4
Pembinaan kesehatan jiwa pada anak remaja untuk memberikan pengetahuan tentang
tanda tanda penyakit gangguan jiwaa pada guru bp dan guru uks
Tujuan pembinaan pada guru uks dan BP supaya guru mengetahui tanda – tanda
gangguan penyakit jiwa pada anak didiknya.
Pengertian dini gangguan kesehatan jiwa adalah kegiatan pemeriksaan untuk melihat
adanya gejala awal gangguan keehatan jiwa,dengan menggunakan metode 2 menit.Kesehatan
jiwa adalah kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif
sebagagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang menyebabkan adanya gangguan pada
funggsi jiwa serta menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan.
Jenis –jenis gangguan jiwa antara lain :Psikotik,Retardasi,Mental,Gangguan kesehatan
Jiwa pada bayidan anak remaja,penyakit jiwa lainnya (Napza) dan epilepsi.
Cakupan Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Jiwa adalah persentase pasen yang
mendaptkan pelayannan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa di puskesmas.
Sasaran adalah 41526 jiwa dari jumlah kunjung paseienpuskesmas dalam 1 thn.Targetnya 20%.
Cara Penghitung :
Cakupan Deteksi Dini = jmlh psn yg diperiksa gangguan jiwa dlm 1 tahn
Pengertian dari penanganan pasien terdeteksi gangguan jiwa dalam bentuk psikofarmaka
dan psikoterapi adalah penangan pasien yang sudah terdiagnosa gangguan jiwa
ringan,sedang,sampei berat dan mendapatkan pengobatan sesuai deretan diognosa .Untuk
gangguan berat langgsung dirujuk ke pelayanan sekunder.
Cakupan penanngan pasien terdeteksi gangguan kesehatan jiwa diwilayah kerja pskesmas
dalam kurun waktu 1 tahun.
5
Sasaran adalah jumlah pasein yang terdeteksi gangguan kesehatan jiwa di wilayah kerja
puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.
Sasaran = 2758.
Target 100%.
Cara penghitungan :
= 97
3. Rujukan 73
4. Efilefsi 23
8000
6000
4000
2000
0
sidamulya mer-kul munjul buntet
kunjungan psn pkm 1138 10720 11770 7718
psn yg diperiksaan keswa 766 638 788 566
6
Ket: dari grafik diatas menunjukkan bahwa 4 desa dari cakupan deteksi gangguan jiwa di
wilayah puskesmas sidamulya belum mencapai target dari 20 % yaitu ( Desa Sidamulya 6,8%) ,
(Desa Mertapada kulon 6% ) , (Desa Munjul 6,7 %) dan ( Desa buntet 7,3%)
500
400
300
200
100
0
Desa Desa Mer-
Desa Munjul Desa Buntet
Sidamulya kul
yang ditangani 766 638 788 566
Psn yg terdeteksi keswa 28 25 23 21
Ket : Dari grafik diatas menunjkkan bahwa 4 desa dari cakupan penanganan terdeteksi gangguan
jiwa di wilayah puskesmas sidamulya belum mencapai target dari 100% yaitu ( Desa Sidamuly
3,7% ) , (Desa mertapada kulon 3,9% ) ,( Desa Munju 2,9 %) dan ( Desa Buntet 3,7% ).
250
200
Axis Title
150
100
50
0
MTS NU PUTRI SMP AL-IKLAS
Jml Mrd 272 43
Yg diperiksa 237 43
7
Ket : Dari grafik diatas menunjukkan bahwa 2 SMP/ MTS di wilayah puskesmas sidamulya yang
diperiksa kesehatan jiwa pda anak remaja belum mencapai target 100% yaitu MTS NU PUTRI
80%.
Penyakit yang ditemukan dalm kegiatan kesehatan jiwa Deteksi Dini pada anak remaja :
BAB 1V
A.IDENTIFIKASI MASALAH
8
2. Cakupan ]
penanganan
pasienterdeteksi 2758 2685 6% 100%
gangguan keswa
B. PRIORITAS MASALAH
NO Masalah 1 Masalah 11
Cakupan deteksi dini gangguan Cakupan penanganan pasiean
kesehatan jiwa terdeteksi gangguan jiwa
1. U / uregensi 4 4
2. S / keserasian 4 4
3. G / perkembangan 4 4
UxSxG 64 48
C.PERUMUSAN MASALAH
1. Cakupan deteksi dini gangguan jiwa yaitu baru mencapai 6.6% ( ) dari orang 20 % (
orang)sehinggga terjadi kesenjangan
2. Cakupan penanganan pasien terdeteksi gangguan kesehatan jiwa me
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
9
Pencapaian program kesehatan jiwa di Puskesmas Sidamulyas tahun 2016 belum
mencapai target yang diharapkan. Hal ini disebabkan berbagai kendala yang dihadapi dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan jiwa, baik hambatan internal maupun eksternal.
Dalam penyelenggaraan program kesehatan jiwa diperlukan dukungan dan
partisipasi aktif dari semua pihak. Dukungan tersebut dapat berupa dukungan logistic dan
sarana, dukungan kemampuan dan keterampilan petugas, dukungan lintas sektor .
4.2 Saran
Mengetahui :
Kepala Puskesmas Sidamulya Koordinator Imunisasi
10
Agar tidak membuat kantong-kantong wabah sehingga tidak menimbulkan terjadinya
KLB di suatu wilayah.
1. Kualitas
a. Suhu Lemari ES
Suhu Lemari Es masih dalam batas normal. Dari hasil analisa data suhu yang ada
di Puskesmas Sidamulya sampai bulan Desember 2016 menunjukkan suhu 2 – 8 0C.
a. Adanya keterlambatan vaksin 1-2 hari karena belum tersedianya kendaraan khusus
untuk vaksin, sehingga menunggu pengiriman vaksin dari Propinsi.
b. Termos vaksin dan cold pack kecil untuk ke Posyandu jumlahnya sangat terbatas.
d. Sebagian besar pelaksana imunisasi (BDD) belum dilatih program imunisasi, beberapa
petugas koordinator imunisasi yang baru / alih tugas.
BAB IV
PENUTUP
4.3 Kesimpulan
12
Pencapaian program imunisasi rutin di Puskesmas Sidamulyas tahun 2016 belum
mencapai target yang diharapkan. Hal ini disebabkan berbagai kendala yang dihadapi dalam
penyelenggaraan pelayanan imunisasi, baik hambatan internal maupun eksternal.
Dalam penyelenggaraan program imunisasi diperlukan dukungan dan partisipasi
aktif dari semua pihak. Dukungan tersebut dapat berupa dukungan logistic dan sarana
imunisasi, dukungan kemampuan dan keterampilan petugas, dukungan lintas sektor dalam
mobilisai sasaran ke tempat pelayanan Posyandu.
5. Perlunya penambahan sarana Imunisasi yaitu termos cool pack kecil untuk kegiatan
posyandu.
6. Kegiatan supervisi supportif lebih ditingkatkan lagi.
7. Kegiatan Sweefing harus lebih ditingkatkan lagi.
8. Mengoptimalkan kerja sama lintas program dan lintas sektor.
Mengetahui :
Kepala Puskesmas Sidamulya Koordinator Imunisasi
13