Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar di dalam kelas dan pada suatu mata
pelajaran tertentu pasti mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
Pencapaian tersebut dapat dicapai dengan merumuskan indikator yang baik.
Rumusan indikator yang baik (bagus) tak lepas dari standar kompetensi
dan kompetensi dasar. Dalam sistem kurikulum KTSP sekolah mempunyai
hak untuk mengembangkan kurikulum berdasarkan pada standar yang
ditentukan oleh kementrian pendidikan nasional (MENDIKNAS), tidak hanya
itu sekolah juga mempunyai hak mengembangkan kurikulum dari muatan
lokal.
Kurikulum akan tercapai dengan baik jika perumusan silabus dan RPP
berjalan dengan baik. Pencapaian RPP dan silabus terletak pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Sedangkan pencapaian kompetensi dasar
dan standar kompetensi terdapat pada indikator.
Oleh karena itu, merumuskan indikator merupakan hal yang sangat
penting dalam proses belajar mengajar di kelas, jika dalam suatu pembelajaran
indikator belum tercapai maka bisa dianggap pembelajaran tersebut gagal.
Dalam makalah kami mencoba untuk mengulas bagaiman cara untuk
mengembangkan indikator.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian indikator?
2. Apa fungsi dan kegunaan indikator?
3. Apa saja komponen dari indikator?
4. Bagaimana mekanisme pengembangan indikator?
5. Bagaimana cara menjabarkan kompetensi dasar ke dalam indikator
kompetensi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian indikator.

1
2. Untuk mengetahui fungsi dan kegunaan indikator.
3. Untuk mengetahui komponen-komponen dari indikator.
4. Untuk mengetahui mekanisme pengembangan indikator.
5. Untuk mengetahui cara menjabarkan kompetensi dasar ke dalam indikator
kompetensi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Indikator
Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan atau diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan
penilaian mata pelajaran.1
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan,
danketerampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik
pesertadidik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan
dirumuskandalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat
diobservasi.
Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:
 Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang
digunakandalam KD;
 Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah;
 Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/daerah.
Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua
rumusan indikator, yaitu: (1) indikator pencapaian kompetensi yang dikenal
sebagai indikator; dan (2) indikator penilaian yang digunakan dalam
menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang di kenal sebagai indikator soal.
Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata
kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal
yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian
kompetensi.2
B. Fungsi Indikator
Adapun fungsi indikator adalah:
1. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran

1
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (2006, Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya), hal 139
2
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/15/pengembangan-indikator-dalam-ktsp/

3
Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator
yang dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara cermat dapat
memberikan arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang
efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan
peserta didik, sekolah, serta lingkungan.
2. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran
Desain pembelajaran perlu dirancang secara efektif agar kompetensi
dapat dicapai secara maksimal. Pengembangan desain pembelajaran
hendaknya sesuai dengan indikator yang dikembangkan, karena indikator
dapat memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif untuk
mencapai kompetensi. Indikator yang menuntut kompetensi dominan
padaaspek prosedural menunjukkan agar kegiatan pembelajaran dilakukan
tidak dengan strategi ekspositori melainkan lebih tepat dengan strategi
discovery-inquiry.
3. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar
Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang
pencapaian kompetensi peserta didik. Pemilihan bahan ajar yang efektif
harus sesuai tuntutan indikator sehingga dapat meningkatkan pencapaian
kompetensi secara maksimal.
4. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar
Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan,
sertameng evaluasi hasil belajar, Rancangan penilaian memberikan acuan
dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan
indikator penilaian. Pengembangan indikator penilaian harus mengacu pada
indikator pencapaian yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan SK dan
KD.3

3
Ibid

4
C. Kegunaan Perumusan Indikator
Perumusan tujuan (indikator) perlu karena:
1. Indikator merupakan penjabaran lebih rinci dari tujuan yang lebih besar
(kompetensi dasar/KD), sehingga bila indikator tercapai kemungkinan
akan tercapainya KD akan lebih besar pula.
2. Membantu siswa, guru, dan evaluator memahami dengan jelas apa-apa
yang diharapkan sebagai hasil suatu kegiatan pembelajaran.
3. Membantu siswa, sebab dengan adanya indikator ini siswa dapat mengatur
waktu, energi, dan pemusatan perhatiannya pada tujuan yang akan dicapai
4. Membantu guru, sebab dengan adanya tujuan ini akan dapat mengatur
kegiatan pembelajarannya, metodenya, strateginya untuk mencapai tujuan
tersebut
5. Evaluator, sebab dengan adanya tujuan ini evaluator dapat menyusun tes
sesuai dengan apa yang harus dicapai siswa
6. Indikator merupakan kerangka dari pembelajaran yang guru laksanakan
7. Indikator merupakan penanda tingkah laku yang harus diperlihatkan siswa
seusai kegiatan pembelajaran
D. Komponen Indikator
Indikator harus mengandung unsur-unsur yang dapat memberikan
petunjuk kepada penyusun tes agar ia dapat mengembangkan tes yang benar-
benar dapat mengukur perilaku yang terdapat di dalamnya.
Ada 4 unsur:
 Audience yaitu orang yang belajar.
 Behavior yaitu perilaku yang spesifik yang akan dimunculkan oleh orang
yang belajar setelah selesai proses belajarnya dalam pelajaran tersebut.
Perilaku ini terdiri dari 2 bagian penting, yaitu: katakerja dan objek hasil
belajar. Komponen ini merupakan tulang punggung dari rumusan tujuan.
 Condition yaitu kondisi batasan yang dikenakan kepada siswa atau alat
yang digunakan siswa pada saat ia dites, bukan saat ia belajar. Misalnya:
1. Diberikan berbagai rumus.
2. Dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan.

5
3. Dengan diberikan kalimat-kalimat dalam bahasa
Indonesia/Inggris/Arab.
4. Diberikan kesempatan 3 kali percobaan.
Komponen C ini dalam setiap tujuan (indikator) merupakan unsur penting
dalam menyusun tes.
 Degree yaitu tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai perilaku.
Ditunjukkan dengan batas minimal dari penampilan suatu perilaku yang
dianggap diterima. Contoh:
1. paling sedikit 80% benar
2. minimal 90% benar
3. dalam waktu paling lambat 2 minggu
4. minimal sejauh 3 meter
5. minimal setinggi 160 cm
E. Mekanisme Pengembangan Indikator
1. Menganalisis Tingkat Kompetensi dalam Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar4
Langkah pertama pengembangan indikator adalah menganalisis
tingkatkompetensi dalam SK dan KD. Hal ini diperlukan untuk memenuhi
tuntutan minimal kompetensi yang dijadikan standar secara nasional.
Sekolah dapat mengembangkan indikator melebihi standar minimal
tersebut.Tingkat kompetensi dapat dilihat melalui kata kerja operasional
yang digunakan dalam SK dan KD.
Tingkat kompetensi dapat diklasifikasi dalam tiga bagian, yaitu
tingkat pengetahuan, tingkat proses, dan tingkat penerapan. Kata kerja
pada tingkat pengetahuan lebih rendah dari pada tingkat proses maupun
penerapan. Tingkat penerapan merupakan tuntutan kompetensi paling
tinggi yang diinginkan.

4
Gafur, Abdul, Disain instruksional: langkah sistematis penyusunan Indikator dasar kegiatan
belajar mengajar. (Solo: Tiga Serangkai, 1986), 77.

6
Berikut disajikan kata-kata operasional yang dapat digunakan
untuk indikator kompetensi, baik yang menyangkut kognitif, afektif
maupun psikomotorik.5
Kata – Kata Operasional Yang Dijabarkan Dalam Membuat
Indicator
a. Kognitif Meliputi
1) Knowledge (pengetahuan) yaitu, menyebutkan, menuliskan,
menyatakan, mengurutkan, mengidentifikasi, mendefinisikan,
mencocokkan, member nama, member leber, dan melukiskan.
2) Comprehension(pemahaman) yaitu, menerjemakan, mengubah,
menggeneralisasikan, menguraikan, menuliskan kembali,
merangkum, membedakan, mempertahankan, menyimpulkan,
mengemukakan pendapat, dan menjelaskan.
3) Application (penerapan ) yaitu, mengoperasikan , menghasilkan
mengatasi, mengubah, menggunakan, menunjukkan,
mempersiapkan, dan menghitung.
4) Analysis (analisis) yaitu, menguraiakan, membagi – bagi, memilih
dan membedakan.
5) Syntnesis (sintesis) yaitu, merancang merumuskan,
mengorganisasikan, menerapkan, memadukan, dan merencanakan.
6) Evaluation(evaluasi) yaitu, mengkritisi, menafsirkan dan
memberikan evaluasi.
b. Efektif Meliputi.
1) Receiving (penerimaan) yaitu mempercayai, memilih, mengikuti,
bertanya, dan mengalokasikan.
2) Responing(menanggapi) yaitu, konfirmasi, ,menjawab, membaca,
membantu, melaksanakan, melaporkan dan menampilkan.
3) Valuing (penamaan nilai) yaitu, menginisiasi, mengundang,
melibatkan, mengusulkan, dan melakukan.

5
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hal 139-141.

7
4) Organigastion (pengorganisasian) yaitu, menverivikasi, menyusun,
menyatukan, menghubungkan, dan mempengaruhi.
5) Characterization (karakterisasi) yaitu menggunakan nilai – nilai
sebagai pandangan hidup, mempertahankan nilai – nilai yang
sudah diyakini.
c. Psikomotorik Atau Gerak Jiwa Meliputi
1) Observing (pengamatan) yaitu mengamati proses, member
perhatian pada tahap – tahap sebuah perbuatan, memberi perhatian
pada sebuah artikulasi .
2) Initation (peniruan) yaitu mlatih, mengubah, membongkar sebuah
struktur, membangun kembali sebuah struktur dan menggunakan
sebuah model.
3) Practicing (pembiasaan) yaitu membiasakan prilaku yang sudah
dibentuknya, mengontrol kebiasaan agar tetap konsistem.
4) Adapting (penyesuaian) yaitu menyesuaikan model,
mengembangkan model, dan menerapkan model.
2. Menganalisis Karakteristik Mata Pelajaran, Peserta Didik, dan Sekolah6
Pengembangan indikator mempertimbangkan karakteristik mata
pelajaran, peserta didik, dan sekolah karena indikator menjadi acuan dalam
penilaian.Sesuai Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, karakteristik
penilaian kelompok mata pelajaran adalah sebagai berikut:
Kelompok Mata Pelajaran Mata pelajaran Aspek yang Dinilai
Agama dan Akhlak Mulia Pendidikan Agama Afektif dan Kognitif
Kewarganegaraan dan Pendidikan Afektif dan Kognitif
Kepribadian Kewarganegaraan
Jasmani Olahraga dan Penjas Orkes OrkesPsikomotorik,
Kesehatan Afektif, danKognitif
Estetika Seni Budaya Afektif dan Psikomotorik
Ilmu Pengetahuan dan Matematika, IPA, IPS Afektif, Kognitif, dan/atau
Teknologi Bahasa, dan TIK Psikomotorik sesuai
karakter mata pelajaran

6
Gafur, Abdul, Pengaruh strategi urutan penyampaian, umpan balik, dan keterampilan intelektual
terhadap hasil belajar konsep. (Jakarta : PPT Rajawali Pers, 1987), 53.

8
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu yang
membedakan darimata pelajaran lainnya. Perbedaan ini menjadi
pertimbangan penting dalam mengembangkan indikator. Karakteristik mata
pelajaran bahasa yang terdiri dari aspek mendengar, membaca, berbicara
dan menulis sangat berbeda dengan mata pelajaran matematika yang
dominan pada aspek analisis logis.Guru harus melakukan kajian mendalam
mengenai karakteristik mata pelajaran sebagai acuan mengembangkan
indikator. Karakteristik matapelajaran dapat dikaji pada dokumen standar
isi mengenai tujuan, ruanglingkup dan SK serta KD masing-masing mata
pelajaran.
Pengembangkan indikator memerlukan informasi karakteristik
peserta didik yang unik dan beragam. Peserta didik memiliki keragaman
dalam intelegensi dan gaya belajar. Oleh karena itu indikator selayaknya
mampu mengakomodir keragaman tersebut.
Karakteristik sekolah dan daerah menjadi acuan dalam
pengembangan indikator karena target pencapaian sekolah tidak sama.
Sekolah kategori tertentu yang melebihi standar minimal dapat
mengembangkan indikator lebih tinggi. Termasuk sekolah bertaraf
internasional dapat mengembangkan indikator dari SK dan KD dengan
mengkaji tuntutan kompetensi sesuai rujukan standar internasional yang
digunakan. Sekolah dengan keunggulan tertentu juga menjadi
pertimbangan dalam mengembangkan indikator.7
3. Menganalisis Kebutuhan dan Potensi
Kebutuhan dan potensi peserta didik, sekolah dan daerah perlu
dianalisisuntuk dijadikan bahan pertimbangan dalam mengembangkan
indikator.Penyelenggaraan pendidikan seharusnya dapat melayani
kebutuhan pesertadidik, lingkungan, serta mengembangkan potensi peserta
didik secaraoptimal. Peserta didik mendapatkan pendidikan sesuai dengan

7
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=snp:merupakan acuan dalam
mengmbangkan kurikulum KTSP

9
potensi dankecepatan belajarnya, termasuk tingkat potensi yang
diraihnya.Indikator juga harus dikembangkan guna mendorong peningkatan
mutusekolah di masa yang akan datang, sehingga diperlukan informasi
hasilanalisis potensi sekolah yang berguna untuk mengembangkan
kurikulummelalui pengembangan indikator.
4. Merumuskan Indikator
Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan beberapa
ketentuan sebagaiberikut:
a. Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga indikator.
b. Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang
dalam kata kerja yang digunakan dalam SK dan KD. Indikator harus
mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan
melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan
peserta didik.
c. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki
kompetensi.
d. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu
tingkatkompetensi dan materi pembelajaran.
e. Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran
sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai.
f. Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator
penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan/atau
psikomotorik.
5. Mengembangkan Indikator Penilaian
Indikator penilaian merupakan pengembangan lebih lanjut dari
indikator(indikator pencapaian kompetensi). Indikator penilaian perlu
dirumuskan untuk dijadikan pedoman penilaian bagi guru, peserta didik
maupun evaluator di sekolah. Dengan demikian indikator penilaian
bersifat terbuka dan dapat diakses dengan mudah oleh warga sekolah.
Setiap penilaian yang dilakukan melalui tes dan non-tes harus sesuai
dengan indikator penilaian.

10
Indikator penilaian menggunakan kata kerja lebih terukur
dibandingkan dengan indikator (indikator pencapaian kompetensi).
Rumusan indikator penilaian memiliki batasan-batasan tertentu sehingga
dapat dikembangkan menjadi instrumen penilaian dalam bentuk soal,
lembar pengamatan, danatau penilaian hasil karya atau produk, termasuk
penilaian diri.

11
Pengembangan indikator dapat menggunakan format seperti contoh
berikut.

Kompetensi Dasar/Indikator Indikator Penilaian Bentuk


Mendeskripsikan perkembangan  Siswa dapat memvisualisasikan  Penilaian
teori atom bentuk atom Thomson, hasil
 Mendeskripsikan karakteristik Rutherford, dan Bohr karya/produ
teori atom Thomson, Rutherford,  Siswa dapat menunjukkan sikap k
Niels Bohr, dan mekanika kerjasama, minat dan kreativitas,  Tes tertulis
kuantum serta komitmen melaksanakan
 Menghitung perubahan energi tugas dalam kerja kelompok
elektron yang mengalami eksitasi  Siswa dapat menunjukkan
 Menghitung panjang gelombang kelemahan dari teori atom  Tes tertulis
terbesar dan terkecil pada deret Thomson, Rutherford, atau Niels
Lyman, Balmer, dan Paschen Bohr
pada spectrum atom hidrogen  Siswa dapat menghitung energi
dan momentum sudut electron  Tes tertulis
berdasarkan teori atom Bohr
 Siswa dapat menghitung besar
momentum sudut berdasarkan  Tes tertulis
teori atom mekanika kuantum
 Siswa dapat menghitung panjang  Tes tertulis
gelombang atau frekuensi
terbesar dari deret Lyman,
Balmer, atau Paschen  Tes tertulis
 Siswa dapat menerapkan konsep
energi ionisasi, energi foton, dan/
atau energi foton berdasarkan
data dan deskripsi elektron dalam
atom.

F. Contoh dan Cara Menjabarkan Kompetensi dasar ke dalam Indikator


Kompetensi
1. Mengidentifikasi kata-kata untuk indikator kompetensi
Cara atau langkah yang paling mudah untuk menjabarkan
kompetensi dasar ke dalam indikator kompetensi adalah menambah kolom

12
di sebelah kanan pada format standar kompetensi dan kompetensi dasar,
seperti berikut ini.8
Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP) / Madrasah
Tsanawiyah (MTs)
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas : VII, Semester 1\

Standar kompetensi Kompetensi dasar Indicator


1. Memahami 1.1. Mendeskripsikan 1.1.1. Menguraikan
lingkungan bentuk muka bumi, 1.1.2. Menunjukkan
kehidupan manusia proses pembentukan, 1.1.3. Menjelaskan
dan dampaknya 1.2.1. Mengurutkan
terhadap kehidupan. 1.2.2. Menggambarkan
1.2. Mendeskripsikan 1.2.3. Menulis Ulang
kehidupan pada masa 1.2.4. Menafsirkan
praksara Indonesia
2. Memahami kehidupan 2.1. Mendeskripsikan 2.1.1. Menjeleskan
social manusia interaksi sebagai 2.1.2. Mengkritisi
proses social 2.1.3. Memberikan Evaluasi
2.2. Mendeskripsikan 2.2.1 Menjalaskan
sosialisasi sebagai 2.2.2 Membedakan
proses pembentukan 2.2.3 Mempengaruhi
kepribadian 2.3.1 Mengidentifikasi
2.3. Mengidentifikasi 2.3.2 Mengurutkan
bentuk – bentuk 2.3.3 Mengamati
intraksi social
2.4. Menguraikan proses
interaksi social
3. Memahami usaha 3.1. Mendeskripsikan 3.1.1 Menjelaskan

8
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hal 141-143.

13
manusia memenuhi manusia sebagai 3.1.2 Mendefinisikan
kebutuhan makhluk social dan 3.1.3 Menunjukkan
ekonomi yang 3.1.4 Maramalkan
bermoral dalam 3.2.1 Membandingkan
kaitannya dengan 3.2.2 Mengidentifikasi
usaha memenuhi 3.2.3 Menerapkan
kebutuhan dan 3.2.4 Manafsirkan
pemanfaatan sumber
daya yang tersedia.
3.2. Mengidentifikasi
tindakan ekonomi
berdasarkan motif dan
prinsip ekonomi
dalam berbagai
kegiatan sehari-hari
Untuk memilih kata – kata operasional dalam indicator, bisa melihat
data – data operasional sebagaimana dikemukakan diatas, dan guru bisa
menambahkan kata – kata operasional untuk mengisi indicator yang sesuai
dengan karakteristik peserta didik, kebutuhan derah dan satuan pendidikan
masing – masing.
Setelah indicator kompetensi dari kompetensi dasar yang telah
diajarkan telak diidentifikasi selanjutnya dikembangkan dalam kalimat
indicator yang merupakan karakteristik kompetensi dasar.
2. Mengembangkan kalimat indikator
Setelah indikator kompetensi dari kompetensi dasar yang akan
diajarkan telah diidentifikasi, selanjutnya dikembangkan dalam kalimat
indikator yang merupakan karakteristik kompetensi dasar, sebagai berikut.
Standar Kompetensi : Memahami lingkungan kehidupan manusia
Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan keragaman bentuk muka
bumi, proses pembentukan, dan dampaknya
terhadap kehidupan

14
Indikator Kompetensi :
1.1.1 menguraikan keragaman bentuk muka bumi
1.1.2 menunjukkan proses pembentukan muka bumi
1.1.3 menjelaskan dampak keragaman bentuk muka bumi terhadap
kehidupan.9

9
Ibid, hal 144.

15
BAB III
KESIMPULAN

Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan atau diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan
penilaian mata pelajaran.
Adapun fungsi indikator adalah: (1) Pedoman dalam mengembangkan
materi pembelajaran, (2) Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran,
(3) Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar, (4) Pedoman dalam
merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar. Komponen-komponen
Indikator adalah Audience, behavior, condition, degree.
Langkah-langkah dalam mengembangan Indikator adalah sebagai
berikut: (1) Menganalisis Tingkat Kompetensi dalam Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar, (2) Menganalisis Karakteristik Mata Pelajaran, Peserta
Didik, dan Sekolah, (3) Menganalisis Kebutuhan dan Potensi, (4) Merumuskan
Indikator, (5) Mengembangkan Indikator Penilaian

16
Daftar Pustaka
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (2006, Bandung: PT.Remaja

Rosdakarya).

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=snp:merupakan acuan dalam

mengmbangkan kurikulum KTSP

Gafur, Abdul, Disain instruksional: langkah sistematis penyusunan Indikator

dasar kegiatan belajar mengajar. (Solo: Tiga Serangkai, 1986)

Gafur, Abdul, Pengaruh strategi urutan penyampaian, umpan balik, dan

keterampilan intelektual terhadap hasil belajar konsep. (Jakarta : PPT

Rajawali Pers, 1987).

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/15/pengembangan-indikator-

dalam-ktsp/

17

Anda mungkin juga menyukai