PENDAHULUAN
remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak - kanak, namun ia masih
belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup
yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba-coba
mengacu pada sikap atau perilaku yang tidak manusiawi, sehingga dapat
menyakiti orang lain yang menjadi korban kekerasan dan juga merugikan orang
lain.
mencakup berbagai tindakan dari bullying dan fighting secara fisik ataupun
tidak paham mengenai hukum. Mereka tidak paham risiko, maupun dampak yang
1
Data UNICEF tahun 2016 menunjukkan bahwa kekerasan pada sesama
data Kementerian Kesehatan RI 2017, terdapat 3,8 persen pelajar dan mahasiswa
pada remaja masih menjadi permasalahan bersama. Saat ini upaya penguatan
regulasi dan penegakan hukum sudah dilakukan, akan tetapi dirasakan belum
kompleks, meliputi diri remaja sendiri, keluarga, dan komunitas atau negara.
Faktor risiko dalam diri individu remaja meliputi sifat hiperaktif, impulsif, agresif,
kontrol perilaku yang buruk, kurang perhatian, keterlibatan awal atau kecanduan
alkohol, obat-obatan dan rokok, keyakinan aneh, dan bersikap anti sosial.
remaja ialah penduduk berusia 10-18 tahun. Di Indonesia, usia 10-19 tahun
menjadi penggerak utama ekonomi dan perubahan sosial sehingga perlu menjadi
fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi pembangunan sumber daya
(PKPR)
2
Remaja umur 15-19 tahun lebih suka berdiskusi atau curhat dengan teman
sebaya. Berdasarkan hal tersebut, edukasi tentang kesehatan jiwa kepada remaja
menjadi salah satu langkah penting dalam deteksi dan penanganan masalah
kererasan remaja. Edukasi kesehatan jiwa ini terfokus pada pemberdayaan remaja
kekerasan remaja
3. Tidak ada tenaga kader remaja untuk melakukan deteksi dini kekerasan
pada remaja
menentukan masalah mana yang perlu mendapat perhatian lebih dari masalah
(USG).
3
mulai terlihat sesudahnya
Nila Kriteria
Urgency Seriousness Growth
i
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
Sangat kurang
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius
tumbuh
Keterangan: Nilai tertinggi ditetapkan sebagai prioritas masalah.
Berikut adalah penerapan analisis USG yang dilakukan pada prioritas
masalah-masalah yang didapatkan:
No Kriteria
Masalah Pokok Total Ranking
. U S G
1 Kurangnya pengetahuan
4
terhadap permasalahan tingkat kesadaran remaja tentang pentingnya kesehatan
motivasi dan membangun inisiatif agar terbentuk tim kader jiwa yang siap untuk
Alternatif Pemecahan
Masalah Penyebab Masalah
Masalah
Tingkat Pengetahuan remaja mengenai a. Penyuluhan kekerasan
remaja
Perencanaan Tingkat Puskesmas a. Kerjasama lintas program
optimal berkala
5
1.5 Tujuan Kegiatan
kekerasan remaja
terkait dengan kesehatan jiwa pada remaja sehingga diharapkan dapat membantu
Program ini juga diharapkan dapat menjadi informasi dan masukan untuk
cara deteksi dini, serta pengawasan korban kekerasan remaja pada penduduk
6
2.1.3 Manfaat Bagi Peneliti
BAB II
PEMBAHASAN
(perkelahian remaja), serta kekerasan seksual hingga bahkan yang lebih parah
adalah pembunuhan. Kekerasan remaja memiliki dampak serius karena sering kali
berlangsung seumur hidup, tidak hanya pada aspek medis, tetapi juga pada fungsi
7
mendapatkan perhatian serius selama kurang lebih 20 tahun
membuat anak yang lain menjadi takut dan tidak tahu berbuat
8
kekuasaan tersebut dilakukan berulang-ulang, baik dengan
keinginan pelakunya.
9
Characterized by what is sometimes refered to as “double I and
time), the bully is more powerfull than the victim and commits
Tabel 1.
Bullying Agresi
orang lain
orang lain
10
Fisik, verbal, relasional, Fisik, verbal, relasional,
Bentuk
seksual seksual
maupun berbeda
pada anak. Konflik pada anak adalah normal dan membuat anak
11
melibatkan unsur-unsur berikut ini:
1. Ketidakseimbangan kekuatan.
2. Kesengajaan
3. Pengulangan
bullying
4. Teror.
12
menjadi tujuan penindasan.
yang menggunakan kekuasaan atau kekuatan yang ada dalam diri untuk
berbeda. Prinsip yang serupa dalam setiap pengertian dari para ahli yaitu
adanya niat untuk merendahkan orang lain, dan pengulangan perilaku yang
1. Verbal
13
Kata-kata adalah alat yang kuat dan dapat mematahkan
iba dari orang lain yang berada dalam jarak radius pendengaran.
14
yang berisi ancaman kekerasan, tuduhan-tuduhan yang tidak
benar, kasak-kusuk yang keji dan keliru, serta gosip yang tidak
benar.
2. Fisik
3. Relasional
15
tidak mendengar gosip itu, namun akan tetap akan mengalami
sebaya mereka.
sebagainya.
16
Orpinas (2006 : 25) menambahkan salah satu jenis perilaku
atau verbal.
martabat.
17
Pemicu aksi tawuran biasanya berawal dari
keras dari pada aksi pertama. Begitu aksi kekerasan susulan tidak
2. Tersinggung
3. Dirugikan
1. Faktor internal
18
lama makin beragam.
2. Faktor keluarga
3. Faktor sekolah
4. Faktor lingkungan
19
Kencan atau pacaran adalah bagian dari perkembangan
20
1. Perkosaan,
perkosaan,
3. Pelecehan seksual,
4. Eksploitasi seksual,
6. Prostitusi paksa,
7. Perbudakan seksual,
9. Pemaksaan kehamilan,
21
4. Melakukan rekreasi
membebaskan diri dari perasaan takut dan perasaan tidak berdaya, biasanya
disebut dengan sindrom trauma tindak kekerasan terdiri atas dua tahap, yaitu
reaksi yang ditahan atau dikendalikan, reaksi fisik dan reaksi emosional
dialami. Mersa sakit pada bagian tertentu yang terkena serangan atau
22
bersifat umum, seperti merasakan otot yang tegang. Biasanya juga
seperti marah, terhina dan menyalahkan diri sendiri. Sering kali korban
bulan setelah terjadi tindak kekerasan. Stuart & Sundeen (1995) dan
23
b. Mengatasi perasaan takut
rasa percaya
terjadi apabila tidak ada atau sangat sedikit intervensi yang mendukung
b. Menarik diri dari kegiatan sosial, harga dirir rendah, dan perasaan
bersalah
tindak kekerasan
tindak kekerasan
teman
Kondisi tersebut biasanya terlihat pada korban tindak kekerasan yang tidak
24
25