Anda di halaman 1dari 63

3.

Tugas perkembangan keluarga wanita dengan usia subur, yaitu :


a. Tahap Transisi (keluarga antara dewasa muda yang belum kawin)
• Pisah dari keluarga asal.
• Menjalin hubungan intim dengan teman sebaya.
• Membentuk kemandirian dalam hal pekerjaan dan finansial.
b. Tahap I (pemula)
• Membangun perkawinan yang saling memuaska.
• Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
• Keluarga berencana.
c. Tahap II (keluarga yang mengasuh anak)
• Membentuk kelurga muda sebagai unit yang mantap.
• Rekonsiliasi tugas – tugas perkembangan yang bertentangan dengan dan kebutuhan anggota
keluarga.
• Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
• Memperluas persahabatana dengan keluarga besar dengan meambahkan peran – peran orang
tua dan kakek nenek.
d. Tahap III (keluarga dengan anak usia pra-sekolah)
• Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi, dan keamanan.
• Mensosialisasikan anak.
• Mengintegrasikan anak yang baru, sementar tetap memenuhi kebutuhan anak – anak yang lain.
• Mempertahanka hubungan yang sehat dalam keluarga.
e. Tahap IV (keluarga dengan anak usia sekolah)
• Mensosialisasikan anak – anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan
hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
• Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaska.
• Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
f. Tahap V (kelurga dengan anak remaja)
• Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab keetika remaja menjadi dewasa dan
semakin mandiri.
• Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
• Berkomunikasi secar terbuka antara orangtua dan anak – anak.

c. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. PENGKAJIAN
a. Data umum
? Nama KK : Tn D
? Alamat : Kertonatan Kartosuro RT 12, RW 3
? Pekerjaan : buruh pabrik
? Pendidikan : SMA
? Komposisi Keluarga :
1 Tn D Laki Kepala Keluarga 45 thn SMA -
2 Ny W Perempuan Istri 40 thn SMP -
3 Sdri L Perempuan Anak 25 thn Mahasiswa 1 rumah
4 Sdri R Perempuan Anak 17 thn Pelajar 1 rumah
tipe keluarga : nuclear family
Suku bangsa : keluarga Tuan D termasuk suku bangsa jawa
Agama : semua anggota keluarga menganut agama islam
Status sosial ekonomi keluarga :
Dalam keluarga ini yang bekerja yaitu Tuan D sebagai buruh pabrik rokok dengan penghasilan
kurang lebih Rp. 800.000/ bulan dan Ny. W sebagai penjaga toko dengan penghasilan Rp
400.000/ bulan, barang yang dimiliki TV bewarna 14 inci, meja kursi, 3 buah tempat tidur, 1
buah motor.
Aktifitas rekreasi keluarga :
Keluarga Tuan D tidak mempunyai waktu dan dana tersendiri untuk pergi ketempat
rekreasi.Untuk rekreasi setiap hari adalah dengan nonton TV.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1) Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga ini masuk pada tahap transisi yang terdiri dari pasangan suami istri dengan 2 orang
anak yaitu anak pertama berusia 25 th dan anak kedua berusia 17 th.
2) Tahap perkembangan yang belum terpenuhi
• Keluarga Tn. D berada pada tahap transisi, dimana belum dapat mempertahankan hubungan
sehat dalam keluarga karena Tuan D selalu memaksakan kehendak pada istri, dan anak-anaknya.
• Keluarga Tn. D kurang mampu mempertahankan keintiman komunikasi yang kondusif.
3) Riwayat keluarga inti
• Dalam keluarga Tn. D tidak terdapat riwayat penyakit turunan.
• Tn. D dan Ny. W tidak menderita penyakit menular & kronis, namun perhatian dan
pengetahuan terhadap kesehatan kurang karena hidup di lingkungan yang jauh dari perkotaan.
• Saat dilakukan pengkajian pada anak pertama (Sdri. L) menderita penyakit (AIDS).
• Saat pengkajian pada anak kedua (Sdri. R) tidak menderita penyakit apapun.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
• Tidak ada riwayat penyakit keturunan dari Tn. D
• Ny. W pernah menderita Thypoid

c. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik lingkungan rumah :
Status kepemilikan rumah milik sendiri. Lantai rumah masih dari tanah, jendela rumah ada 3
buah terletak pada tiap kamar, dinding rumah terbuat dari kayu dengan ukuran luas rumah 3 x 6
m/segi, rumah agak rapat dengan tetangga, keadaan lingkungan rumah kotor, keadaan udara
didalam rumah agak lembab, kamar mandi dan jamban di luar rumah, jenis air minum yang
digunakan adalah dari air sumur, jarak antara sumur dengan jamban pembuangan 15 meter.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW :
Keluarga Tuan D merupakan keluarga pendatang. Hubungan dengan tetangga berlangsung baik,
namun keluarga jarang terlibat dalam kegiatan yang diselenggarakan di lingkungannya misalnya
pada kebiasaan budaya setempat membantu tetangga yang punya hajat.
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Sejak pernikahan keluarga tidak pernah berpisah dan mereka hidup dalam 1 rumah, kunjungan
kerumah keluarga sangat jarang, terutama hanya bila ada acara keluarga saja
4) Sistem pendukung keluarga
Tuan D, Ny W serta anak R secara umum dalam keadaan sehat
d. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga Tn. D berlangsung kurang baik karena Tn. D tidak pernah
memperhatikan keluarga, selain itu Tn. D juga selalu memaksakan kehendaknya kepada isteri
dan anak-anaknya, dimana dalam keluarga ini kepala keluarga sebagai pengambil keputusan
tunggal.
2) Struktur kekuatan keluarga
Keluarga kurang responsif terhadap kegiatan yang dilakukan oleh lingkungannya, warga sekitar
tidak dapat merubah peilaku Tn. D karena keluarga Tn. D tertutup dengan lingkungan sekitar.
3) Struktur peran
• Masing-masing anggota keluarga berperilaku kurang sesuai dengan perannya
• Tuan D sebagai buruh pabrik belum dapat memenuhi kebutuhan keluarga
• Ny. W sebagai ibu rumah tangga dan patuh kepada suaminya.
4) Nilai atau norma keluarga
Apabila anggota keluarga ada yang saki, tidak dibawa ke puskesmas terdekat kecuali jika
anggota kelurga tersebut dalam keadaan parah.

e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi afektif :
Dalam keluarga ini kurang tercipta sikap saling menghargai karena dari suami selalu
memaksakan kehendaknya kapada isteri dan anak-anaknya serta kepala keluarga tidak pernah
bisa menerima pendapat dari anggota keluarganya.
2) Fungsi spesialisasi
Secara umum, interaksi atau hubungan dalam keluarga kurang baik.
3) Fungsi perawatan kesehatan
(a) Pemenuhan kebutuhan nutrisi :
Keluarga kurang mampu mencukupi kebutuhan nutrisi dengan makanan yang bergizi.
(b) Pemenuhan kebutuhan pakaian
Keluarga mampu mencukupi kebutuhan pakaian pada seluruh anggota keluarga meskipun secara
sederhana.
(c) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Keluarga sampai saat ini masih kurang tahu tentang penyebab dan faktor yang mempengaruhi
penyakit HIV.
(d) Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
Keluarga tidak bisa mengambil keputusan yang tepat untuk merawat anggota keluarga (Sdri. L).
(e) Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit :
Keluarga kurang mampu memberikan perawatan yang sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh
anggota keluarga yang menderita (Sdri. L).
(f) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat:
Keluarga tidak mengetahui tentang pentingnya cara menjaga kebersihan lingkungan rumahnya,
terbukti keadaan rumahnya cukup kotor dan berantakan.
(g) Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat : keluarga sudah
menggunakan fasilitas kesehatan yang ada, tetapi tidak secara maksimal.

4) Fungsi Reproduksi :
Keluarga Tn D telah menjalankan fungsinya dengan baik yaitu mempunyai dua orang anak. Ny.
W telah mengikuti program KB dengan baik.
5) Fungsi Ekonomi :
Dalam keluarga Tn D dengan gaji buruh pabrik yang di terima setiap bulan, keluarga merasa
kurang dalam memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan untuk anggota keluarga, karena
untuk kepentingan biaya pendidikan untuk anaknya.

f. Stress dan Koping :


Keluarga Tn D saat menghadapi masalah terkadang tidak dapat menyeleseikannya secara tuntas
dengan keputusan yang di ambil oleh kepala keluarga.
g. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik di lakukan hanya pada anggota keluarga yang sakit atau sdri L, hasil sebagai
berikut :
1) Insfeksi :
• Keadaan umum : lemah
• Postur tubuh : kurus
• Kesadaran : Komposmentis
• TB/BB : 163 cm/ 38 kg
• Kepala : Normal
• Leher / Dada : Normal
• Abdomen : Normal
• Ekstrimitas : - tidak ada luka
- gerak motorik terkoordinasi dengan baik
- tidak ada oedema

2) Palpasi
• Kepala : tidak ada benjolan atau kelainan
• Leher : tidak ada pembengkakan pada tyroid dan vena jugularis normal
• Abdomen :
- Tidak ada pembesaran pada hepar
- Tidak teraba adanya massa
- Turgor kulit jelek
• Ekstrimitas :
- Ekstrimitas bawah tidak ada oedema
- Simetris antara kiri dan kanan
- Pergerakan normal
• Nadi : 90 kali/menit dengan frekuensi yang teratur

3) Perkusi pada abdomen terdengar pekak


4) Pemeriksaan penunjang : lab pemeriksaan darah positif virus AIDS.
h. Harapan keluarga
Kelarga mengharapkan adanya suatu informasi dari petugas kesehatan tentang masalah
kesehatan yang ada dalam keluarganya dan alternatif pemecahan masalah yang terbaik yang
harus di lakukan oleh keluarga.

2. ANALISIS DATA
No Analisa Data Problem Etiologi
1

2 DS: pasien mengatakan bahwa dia takut dengan penyakit yang diderita,serta pasien juga tidak
tau apa yang harus dilakukan.
DO: pasien tampak cemas dan gelisah, pasien tampak tidak mempunyai motivasi.

DS: pasien mengatakan bahwa tidak nafsu makan, pasien mengatakan mual dan muntah.
DO: pasien tampak kurus dan lemah, BB turun. Cemas

Nutrisi kurang dari kebutuhan Ketidak tahuan keluarga terkait penyakit AIDS.

Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita, terkait kebutuhan
nutrisi.

3. DIAGNOSA
a. Cemas pada Sdri. L di keluarga Tn. D b/d kurangnya pengetahuan keluarga terkait penyakit
AIDS.
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan pada Sdri. L di keluarga Tn. D b/d ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang menderita terkait kebutuhan nutrisi.

4. PRIORITAS MASALAH
a. Cemas pada Sdri. L di keluarga Tn. D b/d kurangnya pengetahuan keluarga terkait penyakit
AIDS.

NO KRITERIA PERHITUNGAN SCORE PEMBENARAN


1

4
Sifat masalah
Ancaman kesehatan
Kemungkinan masalah dapat diubah : sebagian
Potensial masalah dapat di cegah : cukup
Menonjolnya masalah : masalah harus segera ditangani 3/3x1
1 Merupakan ancaman karena bila hal tersebut dibiarkan terus dapat mengancam dan
menyebabkan gangguan kesehatan
Dengan diberikan pengarahan pada salah satu anggota keluarga, masalah dapat diubah tetapi
memerlukan proses.
Dengan memperhatikan pengarahan,potensial masalah cukup untuk dapat dicegah
Keluarga tau bahwa anggota keluarganya terdiagnosa penyakit AIDS maka perlu segera
ditangani
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan pada Sdri. L di keluarga Tn. D b/d ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang menderita terkait kebutuhan nutrisi.

Sifat masalah
Ancaman kesehatan

Kemungkinan masalah dapat diubah : susah

Potensial masalah dapat di cegah : rendah


Menonjolnya masalah : masalah perlu segera ditangani 3/3x1
1 Merupakan suatu kondisi ancaman dimana salah satu keluarga telah terdiagnosa penyakit
AIDS dan mengalami gangguan pemenuhan nutrisi.
Walaupun dengan pengarahan tentang nutrisi untuk penderita, kemungkinan untuk diubah susah
karena menurunnya fungsi organ pencernaan. .
Walaupun dengan memperhatikan pengarahan, masalah untuk dicegah masih rendah.

Keluarga tau bahwa anggota keluarganya terdiagnosa penyakit AIDS maka perlu segera
ditangani

Berdasarkan scoring diatas, maka prioritas diagnosa keperawatan pada keluarga Tn. D adalah
sebagai berikut :
1. Cemas pada Sdri. L di keluarga Tn. D b/d kurangnya pengetahuan keluarga terkait penyakit
AIDS,di tandai dengan:
Keluarga mengetahui bahwa Sdri. L menderita penyakit AIDS, tetapi belum mengetahui
mengenai faktor – faktor yang berhubungan dengan penyakit AIDS, baik sifat, penyebab,
komplikasi,prognosa, cara perawatan dan diet pada penderita penyakit AIDS (Sdri. L).
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan pada Sdri. L di keluarga Tn. D b/d ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang menderita terkait kebutuhan nutrisi, di tandai dengan:
Kelurga tidak mampu memberikan nutrisi yang sesuai dan dibutuhkan oleh Sdri. L.

d. DAFTAR PUTAKA

Friedman, M Marilyn. 1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.

Muhlisin, Abi. 2004. Konsep – Proses Keperawatan Keluarga. Surakarta : Jurusan Keperawatan
Program D III Kesehatan UMS.

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.

www.http//yuwielueninet.wordpress.com/2008/11/04/gangguan-kesehatan-wani...

No Diagnosa Masalah Kesehatan Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi


1 Cemas pada Sdri. L di keluarga Tn. D b/d kurangnya pengetahuan keluarga terkait penyakit
AIDS,di tandai dengan:
Keluarga mengetahui bahwa Sdri. L menderita penyakit AIDS, tetapi belum mengetahui
mengenai faktor – faktor yang berhubungan dengan penyakit AIDS Kurangnya pengetahuan
keluarga terkait penyakit AIDS Khusus :
1. keluarga dapat menjelaskan pengertian AIDS
2. keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala AIDS
3. keluarga dapat menyebutkan faktor penyebab AIDS.
4. keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat mengenai penatalaksanaan AIDS.

Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan keluarga mengetahui tentang penyakit AIDS
Berikan PENKES mengenai :
a) Pengertian AIDS
b) Tanda dan gejala AIDS
c) Faktor penyebab AIDS
d) Cara penatalaksanaan penderita AIDS
1.Memberikan PENKES mengenai :
a) Pengertian AIDS
b) Tanda dan gejala AIDS
c) Faktor penyebab AIDS
d) Cara penatalaksanaan khususnya nutrisi pada penderita AIDS

1. keluarga mampu menjelaskan pengertian AIDS.


2. keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala AIDS.
3. keluarga mampu menyebutkan faktor penyebab AIDS.
4. keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat mengenai penatalaksanaan AIDS

2 Nutrisi kurang dari kebutuhan pada Sdri. L di keluarga Tn. D b/d ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang menderita terkait kebutuhan nutrisi, di tandai dengan:
Kelurga tidak mampu memberikan nutrisi yang sesuai dan dibutuhkan oleh Sdri. L.
Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai cara pemenuhan nutrisi pada anggota keluarga yang
sakit (AIDS) Khusus :
1. keluarga dapat menyebutkan cara penatalaksanaan nutrisi bagi penderita AIDS.
2. keluarga mampu melakukan perawatan pada penderita AIDS.
Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan keluarga mampu mengambil keputusan untuk memberikan
penatalaksanaan yang tepat pada penderita AIDS
1. Berikan PENKES mengenai :
Cara penatalaksanaan khususnya nutrisi pada penderita AIDS
2. Ajarkan ibu untuk membut catatan makanan harian yang khusus untuk anggota keluarga yang
menderita AIDS. 1.Memberikan PENKES mengenai :
Cara penatalaksanaan khususnya nutrisi pada penderita AIDS
2.mengajarkan ibu untuk membut catatan makanan harian yang khusus untuk anggota keluarga
yang menderita AIDS.

1. keluarga mampu menyebutkan cara penatalaksanaan nutrisi bagi penderita AIDS.


2. keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat mengenai penatalaksanaan AIDS
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang/asuhan-keperawatan-keluarga-pada-tn-
d-dengan-masalah-aids-pada-sdri-l-
Diposkan oleh herman di 07:50 Tidak ada komentar:

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK SEKOLAH DENGAN


MASALAH KESEHATAN: EPILEPSI

Posted August 1st, 2008 by IAJNXEBOUNK

 Tugas Kuliah Lainnya

keperawatan keluarga

Selama pertengahan tahun “masa kanak-kanak ini, dasar-dasar untuk peran dewasa dalam
pekerjaan, rekreasi, dan interaksi sosial terbentuk. Usia sekolah dimulai saat anak masuk sekolah
dasar sekitar usia 6 tahun, pubertas sekitas usia 12 tahun merupakan tanda akhir masa kanak-
kanak menengah. Sekolah dan lingkungan rumah mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak sehingga membutuhkan penyesuaian antara anak dan orang tua. Saat anak
membutuhkan penyesuaian ini perawat membantu meningkatkan kesehatannya. Hal ini
dilakukan dengan membantu orang tua dan anak mengidentifikasikan stressor potensial dan
merancang intervensi untuk meminimalkan stres dan respon anak. Bila anak mengalami sakit
dan mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai
pemulangannya kembali ke rumah. Selama proses tersebut, anak dan orang tua dapat mengalami
berbagai kejadian yang menurut penelitian ditunjukkan dengan pengalaman yang sangat
traumatik dan penuh dengan stress. Pada makalah ini akan dibahas mengenai keperawatan
keluarga pada anak dengan masalah kesehatan epilepsi sehingga perlu kiranya untuk untuk
mengetahui konsep tentang penyakit epilepsi.
Epilepsi merupakan suatu gangguan neurologik yang relatif sering terjadi. Epilepsi merupakan
suatu gangguan fungsional kronik dan banyak jenisnya dan ditandai oleh aktifitas serangan yang
berulang-ulang. Serangan kejang yang merupakan gejala atau manifestasi utama epilepsi dapat
diakibatkan kelainan fungsional (motorik, sensorik, psikis). Serangan tersebut tidak lama, tidak
terkontrol serta timbul secara episodik. Serangan ini menggangu kelangsungan kegiatan yang
sedang dikerjakan pasien pada saat itu. Serangan ini berkaitan dengan pengeluaran infuls oleh
neuron serebral yang berlebihan dan berlangsung lokal. Istilah epilepsi sering digunakan secara
bergantian.
Epilepsi oleh Hipokrates diidentifikasi sebagai masalah yang ada kaitannya dengan otak.
Epilepsi dapat menyerang segala kelompok usia. Pada kebanyakan kasus mungkin terdapat
interaksi antara predisposisi pembawaan dan faktor-faktor lingkungan, insiden epilepsi lebih
sering dijumpai pada keturunan orang-orang yang menderita epilepsi jika dibanding dengan
penduduk lain pada umumnya.
Insiden kira-kira 1% populasi (lebih dari 2 juta orang) di Amerika Serikat mengalami epilepsi,
dengan 100000 kasus baru terdiagnosis setiap tahun. Telah ada peningkatan insiden gangguan
ini, kemungkinan karena sejumlah faktor. Perbaikan perawatan obstetrik dan neonatal
menyelamatkan bayi yang mengalami gawat nafas. Sirkulasi dan kegawatan lain selama
persalinan: bayi ini dapat di dipredisposisikan pada kejang intermiten. Perbaikan
penatalaksanaan medis, bedah dan keperawatan terhadap pasien dengan cedera kepala, tumor
otak, meningitis, dan ensefalitis, menyelamatkan pasien dengan kondisi ini dapat menimbulkan
perubahan serebral dengan kejang resultan.
Insiden epilepsi sesungguhnya tidak diketahui. Diperkirakan jumlah penderita epileppsi sekitar
0,5 % penduduk. Perkiraan ini dianggap terlalu konservatif karena sebagian pasien atau dokter
segan untuk melaporkan masalah yang dideritanya, yang ditambah keragu-raguan apakah suatu
golongan kejang dapat digolongkan sebagai serangan epilepsi atau bukan. Banyak pasien
merahasiakan penyakit ini karana masyarakat mempumyai pandangan yang negatif terhadap
epilepsi. Belajar menyesuaikan diri terhadap diskriminasi sehubungan dengan pekerjaan,
pendidikan dan sosial sering kali lebih sulit dari pada epilepsi sendiri. Meskipun epilepsi dapat
terjadi pada semua umur, insiden paling tinggi pada masa kank-kanak. 75% kasus ini terjadi
sebelum usia 20 tahun, maka epilepsi biasanya merupakan penyakit sekunder.
Berdasarkan uraian di atas saat ini epilepsi masih menjadi suatu problem kedokteran masyarakat
baik di Indonesia maupun di negara lain. Selain itu hingga saat ini epilepsi masih dianggap
secara tidak tepatnya sebagai gangguan syaraf yang harus di tanggulangi oleh dokter penyakit
syaraf. Masih banyak medikus praktikus yang tidak mengetahui bahwa mayoritas penderita
epilepsi memerlukan pengobatan seumur hidup. Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan tentang penyakit epilepsi. Sehingga dapat berguna bagi perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan.

 click link
 2184 clicks

Untuk dapat merequest file lengkap yang dilampirkan pada setiap judul, anda harus menjadi
special member, klik Register untuk menjadi free member di Indoskripsi.

Semua Member Special dapat merequest file yang ada di website ini.
NB: Ada kemungkinan beberapa skripsi belum ada filenya, karena dikirim oleh member biasa
dan masih menunggu konfirmasi dari member yang bersangkutan.

http://one.indoskripsi.com/node/4345

Diposkan oleh herman di 07:18 Tidak ada komentar:

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


DENGAN KURANG GIZI
ASTUTI YUNI NURSASI, MN

PERKEMBANGAN BALITA
• Perkembangan biologis
• Perkembangan kepribadian, kognitif, dan moral
• Perkembangan spiritual
• Perkembangan gambaran diri
• Perkembangan seksual
• Perkembangan sosial

PRINSIP PERKEMBANGAN YANG PENTING


• Periode kehidupan yang paling dasar
• Pertumbuhan dan perkembangan bersifat terus menerus
• Pertumbuhan biasanya selalu diikuti dengan perubahan perilaku
? Penguasaan terhadap tugas perkembangan pada satu periode perkembangan merupakan
dasar penguasaan pada tahap perkembangan selanjutnya, baik secara fisik maupun psikologis.
• Seseorang yang berkembang, secara simultan akan memperoleh kompetensi di empat bidang
utama yaitu fisik, kognitif, sosial dan emosional.
• Kesiapan dan motivasi merupakan factor penting untuk belajar dalam proses perkembangan.

MASALAH-MASALAH KESEHATAN YANG UMUM PADA BALITA


• Keterlambatan perkembangan
• Kecelakaan
• Kebutuhan nutrisi

KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN

Pengertian: perkembangan anak tidak sesuai dengan standar kemampuan yang sudah harus
dicapai dalam batas usianya. Misal: anak belum dapat berjalan pada usia 2 tahun.

Tanda dan gejala: anak belum mampu melakukan ketrampilan tertentu yang harusnya sudah
dapat dilakukan anak seusianya.

Cara merawat: gunakan buku pedoman perkembangan yang telah dikeluarkan Depkes RI
untuk mengkaji pencapaian anak terhadap tugas perkembangannya dan lakukan stimulasi
sesuai petunjuk yang tertulis dalam pedoman tersebut.

KURANG GIZI

Pengertian : Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau


ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas berfikir dan semua
hal yang berhubungan dengan kehidupan. Kekurangan zat gizi adaptif bersifat ringan sampai
dengan berat. Gizi kurang banyak terjadi pada anak usia kurang dari 5 tahun.
Penyebab dari gizi kurang antara lain : kebiasaan makan dimana makanan yang dikonsumsi
kurang mengandung kalori dan protein. Faktor social budaya dapat juga menjadi factor
penyebab gizi buruk dimana adanya pantangan mengkonsumsi makanan tertentu, seperti anak
tidak boleh makan ikan karena takut kecacingan. Faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan
gizi kurang adalah penyakit metabolic, infeksi kronik atau kelainan organ tubuh lain.

KURANG GIZI

Akibat kurang gizi terhadap proses tubuh tergantung pada zat-zat gizi yang
kurang. Kekurangan gizi ini secara umum menyebabkan gangguan pada

• Pertumbuhan
Pertumbuhan anak menjadi terganggu karena protein yang ada digunakan sebagai zat
pembakar sehingga otot-otot menjadi lunak dan rambut menjadi rontok

• Produksi tenaga
Kekurangan energi yang berasal dari makanan mengakibatkan anak kekurangan tenaga untuk
bergerak dan melakukan aktivitas. Anak menjadi malas, dan merasa lemas

• Pertahanan tubuh
Sistem imunitas dan antibodi menurun sehingga anak mudah terserang infeksi seperti batuk,
pilek dan diare

• Struktur dan fungsi otak


Kurang gizi pada anak adapt berpengaruh terhadap perkembangan mental. Kekurangan gizi
dapat berakibat terganggunya fungsi otak secara permanen seperti perkembangan IQ dan
motorik yang terhambat

• Perilaku
Anak yang mengalami gizi kurang menunjukkan perilaku yang tidak tenang, cengeng dan
apatis.

Prinsip-prinsip asuhan keperawatan


• Pemberian makanan yang mengandung protein, tinggi kalori, cairan, vitamin dan mineral.
• Penanganan segera penyakit penyerta (diare)
• Berikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya gizi untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak pada orang tua dan anggota keluarga
• Sebaiknya tidak memberikan makanan kecil seperti permen, cokelat dan susu menjelang
waktu makan
• Pada permulaan, makanan jangan diberikan sekaligus banyak, tetapi dinaikkan bertahap
setiap hari (makan dalam porsi kecil tetapi sering)
• Anjurkan keluarga untuk memberikan makanan yang beraneka ragam untuk meningkatkan
selera makan
• Anjurkan keluarga untuk membawa anak ke Posyandu atau fasilitas kesehatan secara teratur
untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.
Diposkan oleh herman di 05:51 Tidak ada komentar:
asuhan keperawatan keluarga

Kamis, 2008 Mei 22


KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Created By : Ahmad Kholid, S.Kep., Ns.

Pada masa lalu di Indonesia, perawat sebagai pelaksana keperawatan dikatakan


sebagai pekerjaan vokasional yang dalam melaksanakan kegiatannya sebagai tim kesehatan
selalu bergantung pada profesi kesehatan lain. Profesional yang dimaksud meliputi pelayanan
profesional (professional service) dan pendidikan profesional (professional education) yang
keduanya tidak dapat dipisahkan.

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian


integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan
manusia (Suprajitno, 2004).

Sebagai landasan pelayanan profesional, dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang


kesehatan, pasal 32 ayat (2) ditulis bahwa penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
dilakukan dengan pengobatan dan atau perawatan. Ayat (3) berbunyi pengobatan dan atau
perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain
yang dapat dipertanggung jawabkan.
Ilmu keperawatan adalah ilmu terapan, sintesis dari ilmu – ilmu dasar dan ilmu
keperawatan. Pelayanan keperawatan berupa bantuan, diberikan karena adanya kelemahan fisik
dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kemampuan
melaksanakan kegiatan hidup sehari – hari secara mandiri.

Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawatan profesional melalui


kerjasama yang bersifat kolaboratif dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya. Salah satu lingkup
praktik keperawatan adalah asuhan keperawatan keluarga karena keluarga merupakan unit
terkecil dalam masyarakat sebagai akibat pola penyesuaian keluarga yang tidak sehat sehingga
tidak terpenuhinya kebutuhan keluarga.

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek
keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan,
dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan menggunakan metodologi proses
keperawatan, berpedoman pada standar praktek keperawatan, dalam lingkup wewenang serta
tanggung jawab keperawatan.

Metodologi proses keperawatan merupakan metodologi penyelesaian masalah


kesehatan klien secara ilmiah berdasar pengetahuan ilmiah, meliputi tahapan :

1. Pengkajian

Tahap ini mencakup pengumpulan data, analisis / interpretasi data kondisi bio-psiko-sosio-
kultural dan spiritual klien.

2. Merumuskan diagnosis keperawatan.

Adalah pernyataan yang dirumuskan berdasarkan data yang terkumpul berupa rumusan
tentang respon klien terhadap masalah kesehatan serta factor penyebab (etiologi) yang
berkontribusi terhadap timbulnya masalah yang perlu diatasi dengan tindakan / intervensi
keperawatan.

3. Perencanaan (Nursing care plan).


Adalah acuan tertulis yang terdiri dari berbagai intervensi keperawatan yang direncanakan.
Sifat intervensi yang harus dilakukan perawat yaiyu; bersifat bantuan, higienis, rehabilitasi,
suportif, preventif, observasi, dan memberikan informasi yang akurat.

4. Implementasi

Yaitu perawat melakukan tindakan sesuai rencana. Tindakan ini bersifat intelektual, teknis,
dan interpersonal. Tindakan keperawatan meliputi; tindakan keperawatan, observasi
keperawatan, pendidikan kesehatan/keperawatan, tindakan medis yang dilakukan perawat
(tugas limpah).

5. Evaluasi

Merupakan tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan yang berguna apakah tujuan dari
tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain.

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, mempunyai kode etik yang telah ditetapkan
oleh Munas PPNI VI.

Standar praktek asuhan keperawatan keluarga sesuai rapim PPNI terdiri dari :

1. Standar praktik profesional

Standar I : Pengkajian keperawatan

Standar II : Diagnosis keperawatan

Standar III : Perencanaan keperawatan

Standar IV : Pelaksanaan tindakan keperawatan

Standar V : Evaluasi

2. Standar kinerja profesional

Standar I : Jaminan mutu


Standar II : Pendidikan

Standar III : Penilaian kinerja / penimbangan prestasi

Standar IV : Kesejawatan

Standar V : Etik

Standar VI : Kolaborasi

Standar VII : Riset

Standar VIII : Pemanfaatan sumber

Peran dan fungsi perawat keluarga :

1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan langsung kepada klien.

2. Sebagai advokat klien (keluarga)

Membantu keluarga untuk memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan
oleh tim kesehatan dengan pendekatan profesional.

3. Sebagai pendidik

Membantu klien meningkatkan kesehatan melalui pemberian pengetahuan.

4. Sebagai koordinator

Memanfaatkan semua sumber dan potensi yang ada, baik materi maupun kemampuan
keluarga yang lain secara terkoordinasi.

5. Sebagai kolaborator

Bekerjasama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam merencanakan asuhan
keperawatan pada keluarga.
6. Sebagai pembaharu

Mengadakan inovasi dalam cara berpikir, bersikap, bertingkah laku, dan meningkatkan
ketrampilan keluarga menjadi sehat.

7. Sebagai pengelola

Menata kegiatan dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan.

ASKEP KELUARGA TAHAP PERKEMBANGAN VI

Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda


 Tahap ini dinulai pada saat anak yang pertama meninggalkan rumah.
 Berakhir saat anak terakhir meninggalkan rumah.
 Lama tahap ini tergantung jumlah anak.
 Trend dikalangan dewasa muda yang umumnya menunda perkawinan, hidup terpisah dan
mandiri.
 Tujuan utama keluarga : Reorganisasi keluarga menjadi sebuah unit yang tetap berjalan
sementara melepaskan anak-anak yang dewasa kedalam kehidupan mereka sendiri (Duvall 1977)
 Masyarakat tergantung kepada kepemimpinan dan produktivitas dari orang yang berasal dari
golongan usia pertengahan (Kerchoff 1976).
 Maturational Crises Erkson (1950)
Intimacy Vs Isolation.
Diskusi tentang sebuah rumah tangga/keluarga.
Misal : Pentingnya pernikahan yang baik/pasangan hidup yang baik.
 Tugas perkembangan
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Membantu orang tua suami/isteri yang sedang sakit dan memasuki usia tua.
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
 Tahap ini usia laki-laki 40 – 45 tahun, perempuan 35-40 tahun.
 Situational crises.
 Orang tua mengharapkan lahirnya seorang cucu, perubahan job an bisnis/pekerjaan.
 Dewasa muda yang berkeluarga dapat merupakan krisis dalam suatu keluarganya.karena kedua
orang tua mulai kena serangan penyakit : Hipertensi, DM.
 Pandangan system social.
Struktur dan fungsi, komunikasi, tingkatan power di dalam system keluarga dan hubungan di
antara satu generasi anak menurun.
 Lesman (1973) memandang tahap ini sebagai tantangan bagi hubungan perkawinan. Ketiika
anak-anak meninggalkan rumah.
Masa ini biasanya jauh lebih sulit bagi wanita daripada pria :
 Peran sentral dan abadi selama 20 tahun.
 Pelepasan anak secara psikologis.
 Bagaimana dengan orang tua yang tidak mempersiapkan diri ?
 Krisis pada individu.
 Krisis usia pertengahan lebih hebat bagi wanita karena perasaan kehilangan feminitas awal
menopause.
 Wanita karir  Wanita non karir.
 Peria usia pertengahan :
1. Dorongan untuk maju dalam karir dengan realisasi bahwa mereka belum berhasil dan belum
mencapai aspirasi.
2. Tanda-tanda menurunnya maskulinitas.
 Friedman (1957)
Pentingnya hubungan perkawinan dengan tahap perkembangan orang tua dalam siklus kehidupan
keluarga sebagai bentuk suatu kehidupan baru bersama-sama.
 Sebenarnya orang tua yang telah lanjut usia menghendaki hidup mandiri sehingga tidak
mempengaruhi kehidupan anak-anak mereka.
Orang tua harus menyingkirkan keputusan mereka untuk menempatkan orang tua mereka di
Panti Perawatan/fasilitas pensiunan dll.
 Orang tua perlu belajar lagi untuk mandiri, mengatur kembali hubungan satu sama lain sebagai
pasangan menikah.
Anak-anak harus mandiri sementara tetap menjaga ikatan dengan orang tua.

PENGKAJIAN
1. Data Umur
2. Pengkajian Lingkungan
a. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
b. Sistem pendukung keluarga.
3. Struktur keluarga.
a. Pola komunikasi keluarga.
b. Struktur Kekuatan keluarga.
c. Struktur Peran.
4. Fungsi keluarga
a. Fungsi Afektif.
b. Fungsi Sosialisasi.
c. Fungsi ekonumi.
5. Stres dan koping keluarga.

a. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor.


b. Strategi koping yang diigunakan.

6. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga.


MASALAH KEPERAWATAN
1. Perubahan peran dalam keluarga.
2. Risiko terjadi konflik pada keluarga.
3. Ketegangan peran pemberi perawatan.
4. Kerusakan komunikasi dalam keluarga dll.

MASALAH-MASALAH KESEHATAN
 Komunikasi kaum dewasa muda dengan orang tua mereka.
 Transisi peran bagi suami isteri.
 Orang yang memberikan perawatan (Bagi orang tua lanjut usia).
 Kondisi kesehatan kronis dan factor-faktor yang berpengaruh, seperti : Kolesterol tinggi,
obesitas dan tekanan darah tinggi tinggi.

 Menopause wanita dikaitkan karena efek kebiasaan minum, merokok yang lama dan praktek
diet.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny. S DENGAN MASALAH


KESEHATAN TB PARU PADA KLIEN Tn. I DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KELURAHAN CIPINANG BESAR UTARA KECAMATAN
JATINEGARA (Tanggal 2 s.d 13 Mei 2011)

LAPORAN KASUS

Dalam laporan kasus ini penulis akan menguraikan tentang asuhan keperawatan keluarga
dengan masalah kesehatan TB Paru pada Tn. I dalam konteks keperawatan yang dilaksanakan
pada tanggal 2 s.d 13Mei 2011, dengan pendekatan proses asuhan keperawatan pada keluarga.

A. KARAKTERISTIK
Tanggal 2 Mei 2011, penulis melakukan pengkajian pada keluarga Ny. S dan dari hasil
pengkajian telah diperoleh data sebagai berikut:

1. Kepala Keluarga
Nama kepala keluarga adalah Ny. S dengan jenis kelamin perempuan, berusia 68 tahun, agama
Islam. Pendidikan terakhir tidak sekolah. Pekerjaan sebagai terima pesanan kue. Tempat tinggal
di Jln. Cipinang Pulo Maja RT 06, RW 012, No 13, kelurahan Cipinang Besar Utara, kecamatan
Jatinegara, Jakarta Timur.
2. Susunan Anggota Keluarga

NO NAMA UMUR SEX HUBUNGAN DENGAN PENDIDIKAN PEKERJAAN KET


Ka.KELUARGA

1 Tn. Iwan 35 Th L Anak ke-11 SD BURUH


2 Ny. Ade 29 Th P Istri Tn.Iwan SD IRT
3 An. Oman 7½ Th L Anak Tn.Iwan SD PELAJAR
4 Ny. Norma 28 Th P Anak ke-12 SD BURUH
5 Tn. Rosidin 41 Th L Suami Ny.Norma SD BURUH
6 An. Taflan 2½ Th L Anak Ny.Norma - -

3.

Genogram

1. Tipe Keluarga
Keluarga inti (Nuclear Family) yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak dalam satu rumah.

2. Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga


Ny. S usia 68 tahun, berat badan 46 kg, tinggi badan 147 cm, kesadaran compos mentis,
tekanan darah 120/70 mmHg, Nadi 80 x/menit, frekuensi pernafasan 20 x/menit, Suhu 36.4 0C,
warna kulit sawo matang, rambut putih beruban, konjungtiva an-anemis, sklera an-ikterik, mulut
tidak terdapat sariawan, gigi karies, telinga, hidung, dan tenggorokan tidak ada kelainan, tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening. Hasil auskultasi bunyi paru vesikuler,
tidak ada bunyi gallop dan murmur pada jantung, pada palpasi perut datar dan lemas, tidak ada
benjolan di kepala.
Tn. I usia 35 tahun, jenis kelamin laki-laki, berat badan 45 kg, tinggi badan 175 cm,
kesadaran compos mentis, tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi 88x/menit, Suhu 36,80C,frekuensi
pernafasan 25x/menit, irreguler. Pada inspeksi rambut pendek ikal, warna hitam, rambut kusam.
Tn. I tampak sekali-kali batuk dan sesak, dada sedikit kiposis, mata simetris, sklera an-ikterik,
konjungtiva an-anemis, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, ekstremitas atas bawah tidak
ada kelainan, hasil pemeriksaan auskultasi, bunyi jantung tidak terdengar gallop atau murmur,
bunyi nafas vesikuler namun ronki terdengar halus. Bunyi wheezing tidak ada. Pada palpasi
abdomen datar dan lemas, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan tiroid.

Ny. Ade usia 29 tahun, jenis kelamin perempuan. Berat badan 45 kg, tinggi badan 152
cm. Tekanan darah 110/80 mmHg, Nadi 80x/menit, suhu tubuh 35,90C, frekuensi pernafasan
20x/menit, reguler. Pada pemeriksaan inspeksi kepala: rambut panjang, hitam dan ikal, tidak ada
ketombe. Mata simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva an-anemis, ekstremitas atas dan bawah
tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan auskultasi, bunyi paru tidak terdengar wheezing dan ronki.
Palpasi abdomen teraba janin usia 5 bulan. Bunyi pernafasan vesikuler, tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening dan tiroid.

An. O usia 7 ½ tahun, jenis kelamin laki-laki. Pekerjaan sebagai pelajar kelas 2 SD.tinggi
badan 104 cm, berat badan 20 kg, denyut nadi 88x/menit, frekuensi pernafasan 18x/menit,
reguler, suhu tubuh 35,90C. Tampak kurus, rambut pendek ikal, warna hitam, tidak berketombe.
Kulit sawo matang. Mata simetris, sklera an-ikterik, konjungtiva an-anemis, ekstremitas atas
bawah tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan auskultasi bising usus positif normal, bunyi
jantungtidak terdengar gallop dan murmur. Palpasi abdomen datar dan lemas, hepar dan spleen
tidak teraba. Tidak ada pembesaran pada kelenjar getah bening dan tiroid. Pada pemeriksaan
perkusi, abdomen terdengar bunyi tympani.

Ny. N usia 28 tahun jenis kelamin perempuan, berat badan 51 kg, tinggi badan 152 cm,
tekanan darah 120/90 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 360C, pernafasan 20x/menit, reguler. Pada
pemeriksaan inspeksi didapat data rambut pendek ikal, warna hitam, tidak berketombe. Kulit
sawo matang. Mata simetris, sklera an-ikterik, konjungtiva an-anemis, ekstremitas atas bawah
tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan auskultasi bising usus positif normal, bunyi jantungtidak
terdengar gallop dan murmur. Palpasi abdomen datar dan lemas, hepar dan spleen tidak teraba.
Tidak ada pembesaran pada kelenjar getah bening dan tiroid. Pada pemeriksaan perkusi,
abdomen terdengar bunyi tympani.

Tn. R usia 41 tahun jenis kelamin laki-laki, berat badan 50 kg, tinggi badan 155 cm,
tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 84x/menit, pernafasan 22x/menit, reguler, suhu 360C. Pada
pemeriksaan inspeksi didapat data rambut pendek ikal, warna hitam, tidak berketombe. Kulit
sawo matang. Mata simetris, sklera an-ikterik, konjungtiva an-anemis, ekstremitas atas bawah
tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan auskultasi bising usus positif normal, bunyi jantungtidak
terdengar gallop dan murmur. Palpasi abdomen datar dan lemas, hepar dan spleen tidak teraba.
Tidak ada pembesaran pada kelenjar getah bening dan tiroid. Pada pemeriksaan perkusi,
abdomen terdengar bunyi tympani.

An. T usia 2 ½ tahun jenis kelamin laki-laki, berat badan 13 kg, tinggi badan 88 cm.
Hasil inspeksi rambut lurus, berwarna hitam dan pendek. Tidak berketombe. Kulit sawo matang.
Mata simetris, sklera an-ikterik, konjungtiva an-anemis, ekstremitas atas bawah tidak ada
kelainan. Pada pemeriksaan auskultasi bising usus positif normal, bunyi jantungtidak terdengar
gallop dan murmur. Palpasi abdomen datar dan lemas, hepar dan spleen tidak teraba. Tidak ada
pembesaran pada kelenjar getah bening dan tiroid. Pada pemeriksaan perkusi, abdomen
terdengar bunyi tympani.
A. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu keluarga melepas anak usia dewasa. Tugas
perkembangan keluarga yaitu memperluas siklus keluarga dengan masuknya keluarga baru dan
perkawinan anak ke-2, melanjutkan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan, membantu
orang tua usia lanjut dan mulai menurun status kesehatannya.
(Perkembangan keluarga berada pada tahap IV yaitu keluarga melepas anak usia dewasa).

2. Tugas Keluarga Yang Belum Terpenuhi/Terlaksana Pada Tahap Perkembangan


Tidak ada tugas keluarga yang belum terpenuhi/terlaksana pada tahap perkembangan.

3. Riwayat Keluarga Inti


Keluarga inti yang terdiri dari Ny. S yang berperan sebagai kepala keluarga yang berusia 68
tahun dan 2 orang anak kandung yang terdiri dari 1 anak laki-laki dan 1 anak perempuan, 2 cucu
laki-laki, dan 2 menantu yaitu 1 laki-laki dan 1 perempuan.

B. STRUKTUR KELUARGA
1. Komunikasi Dalam Keluarga
1.1 Pola Interaksi
Pola interaksi paling sering terjadi dalam keluarga yaitu saat pagi hari dan malam hari, biasanya
interaksi terjadi saat menonton TV. Dalam komunikasi, yang paling dominan adalah Tn. I
dengan menggunakan bahasa Indonesia. Komunikasi dalam keluarga saling tertutup satu sama
lain. Interaksi yang berlangsung biasanya hanya sekedar. Tidak ada konflik dalam keluarga
tentang pola interaksi.

1.2 Cara Berkomunikasi Dalam Keluarga


Cara berkomunikasi yang sering diterapkan dalam keluarga yaitu secara langsung, sifat
komunikasi yang sering diterapkan dalam keluarga secara tertutup. Anggota keluarga yang
paling dominan berbicara adalah Tn. I, bahasa yang sering digunakan oleh anggota keluarga
yaitu bahasa Indonesia.

2. Struktur Keluarga
2.1 Pengambilan Keputusan
Cara atau metode pengambilan keputusan di keluarga yaitu secara musyawarah. Di dalam
keluarga ini yang mengambil keputusan dalam keluarga adalah Tn. I. Didalam masalah
kesehatan dalam keluarga, diperlukan tenaga kesehatan seperti dokter/perawat untuk
memecahkan masalah kesehatan keluarga. Anggota keluarga yang paling dipercaya kepada
keluarga adalah ibu.

2.2 Hubungan Dalam Keluarga


Hubungan antara anggota keluarga adalah kurang harmonis dan tidak saling percaya.

3. Struktur Nilai-Nilai/Values
3.1 Sistem Nilai
Ny. S bersuku Betawi. Budaya yang dominan dalam keluarga adalah budaya betawi. Dalam
keluarga tidak ada nilai-nilai tertentu dan nilai agama yang bertentangan dengan kesehatan
karena menurut keluarga kesehatan merupakan hal yang penting. Ketaatan keluarga dalam
menjalankan kegiatan agama adalah kurang taat. Yang paling taat beribadah dan selalu
mengikuti pengajian adalah Ny. S.

4. Struktur Peran
4.1 Pembagian Peran Dalam Anggota Keluarga
Pembagian peran dalam anggota keluarga yaitu Ny. S sebagai kepala keluarga, sebagai ibu untuk
anak-anak,dan sebagai nenek dari cucu-cucunya. Sedangkan anak sebagai anggota keluarga dan
sebagaiistri/suami bagi pasangannya, serta menjadi orangtua dari anak-anaknya. Ny. S berperan
sebagai ibu dan nenek, Tn. I berperan sebagai pencari nafkah dan dibantu oleh Ny. N dan Tn. R.
Tidak ada perubahan peran ataupun konflik ketidaksesuaian peran dalam keluarga.

C. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Semua anggota keluarga saling menyayangi dan keluarga merasa bangga apabila salah satu
anggota keluarga berhasil. Respon keluarga terhadap kehilangan yaitu berduka, namun selama
ini keluarga saling menguatkan dan menjaga satu sama lain.

2. Fungsi Sosial
Anggota keluarga tidak ada yang ikut dalam keanggotaan organisasi masyarakat dan tidak ada
yang cukup berpengaruh di masyarakat di keluarga Ny. S. Terdapat konflik di masyarakat yaitu
An. T nakal sehingga dijauhi oleh tetangga. Keluarga mengggunakan faktor-faktor penunjang
untuk memecahkan masalah kesehatannya yaitu dengan cara berobat ke Puskesmas Cipinang
Besar Utara atau ke Puskesmas Jatinegara. Anggota keluarga yang mempunyai keterampilan
khusus adalah Ny. S yaitu terampil membuat kue. Anggota keluarga yang tidak bisa membaca
dan menulis adalah Ny. S karena tidak pernah sekolah.

3. Fungsi Reproduksi
Keluarga Ny. S, khususnya Ny. M dahulu tidakmengikuti keluarga berencana (KB). Jumlah anak
dalam keluarga Ny. S berjumlah 13 orang. Anggota keluarga ada yang mengikuti program KB
yaitu Ny. N yaitu menggunakan suntik KB dalam 3 bulan sekali. Efek sampingnya berat badan
menjadi lebih gemuk.
4. Fungsi Ekonomi
Penghasilan keluarga didapat dari hasil Ny.S menerima pesanan kue dan anaknya dengan
pendapatan kurang lebih Rp1.000.000,- / bulan. Uang ini digunakan setiap bulannya untuk
kebutuhan harian, kebutuhan bulanan, kebutuhan makan, bayar pajak, bayar rekening listrik, dan
biaya transportasi. Penghasilan keluarga sudah cukup memenuhi kebutuhan karena dibantu oleh
anak perempuan yang ke-10 sebesar Rp200.000,- dan anak laki-laki ke-11 sebesar Rp200.000,-,
dan anak perempuan ke-12 sebesar Rp200.000,-. Dalam keluarga Ny. S tidak terdapat anggota
keluarga yang mempunyai tabungan.

5. Fungsi Pemeliharaan Kesehatan


1.1 Pemenuhan Kebutuhan Makan
Menurut Ny. S pengadaan makanan sehari-hari dalam keluarga dengan membeli. Komposisi
jenis makanannya adalah nasi, lauk pauk, protein hewani, dan protein nabati, sayuran, dan susu.
Cara penyajian makanan yaitu tertutup. Dalam keluarga Ny. S tidak terdapat pantangan terhadap
makanan. Pengelolaan air minum dalam keluarga dengan cara membeli air aqua, kebiasaan
keluarga dalam mengelola makanan yaitu dipotong dahulu kemudian dicuci. Kebiasaan makan
dalam keluarga yaitu sendiri-sendiri.

1.2 Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur


Dalam keluarga Ny. S, anggota keluarga mempunyai kebiasaan tidur pada siang hari. Keluarga
Ny. S tidak memiliki kamar tidur masing-masing namun hanya memiliki dua kamar tidur. Kamar
yang ada di depan ditempati olehkeluarga Tn. I sedangkan kamar yang ada ditengah ditempati
oleh Ny.N, Ny. S, dan An. T. Selama ini tidak ada anggota keluarga yang mengalami kesulitan
tidur.

1.3 Pemenuhan Kebutuhan Rekreasi dan Eksercise


Keluarga tidak mempunyai kebiasaan rekreasi yang teratur karena tidak memiliki dana. Dalam
keluarga Ny. S memanfaatkan waktu luangnya denganmengikuti pengajian didaerah rumahnya.
Keluarga Ny. S tidak memiliki waktu khusu untuk berolahraga, biasanya olahraga yang
dilakukan dengan jalan-jalan kecil ke pasar setiap pagi.

1.4 Pemenuhan Kebutuhan Kebersihan Diri


Pemeliharaan kebersihan diri dalam anggota keluarga yaitu mandi 2x/hari, sikat gigi 3x/hari,
cucui rambut1x/hari. Keluarga mandi dengan menggunakan sabun, sikat gigi menggunakan pasta
gigi, dan cuci rambut menggunakan shampo.

Jika terdapat anggota keluarga yang sakit, biasanya keluarga membawa ke fasilitas kesehatan
seperti puskesmas, dokter praktek, bidan/mantri praktek. Jika hanya sakit biasa, keluarga
membeli obat warung seperti bodrex, komix, dan paramex karena sudah mengetahui obatnya.

D. STRESSOR DAN KOPING


Stress yang dihadapi keluarga Tn. K adalah apabila keluarga tidak memiliki dana pemenuhan
kebutuhan sehari-hari dan terdapat anggota keluarga yang sakit.
Penanggulangan masalah kesehatan dalam keluarga diatasi secara bersama-sama. Jika terdapat
anggota keluarga yang mengalami masalah, keluarga berusaha mencari jalan keluar dengan
membicarakannya dengan anggota keluarga yang lain.

E. DERAJAT KESEHATAN
1. Kejadian Kesakitan Saat Ini
Tn. I menderita penyakit TB Paru 2 ½ tahun yang lalu, kemudian sudah minum obat OAT
selama 6 bulan, namun Tn. I tidak pernah cek kesehatan lagi apakah kuman TB sudah benar-
benar hilang atau tidak. Sedangkan An. O termasuk dalam gizi kurang karena sulit makan.

2. Kejadian Kecacatan
Tidak ada anggota keluarga yang menderita cacat fisik.

3. Kejadian Kematian Satu Tahun Terakhir


Terdapat anggota keluarga yang meninggal dunia pada satu tahun terakhir yaitu adik dari bapak
mertua Tn. I yang berusia 60 tahun meninggal dunia karena sakit stroek.

4. Kejadian Penyakit Kronis


Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit kronis.

5. Kejadian Sakit Satu Tahun Terakhir


Tn.I menderita penyakit TB Paru sejak 2 ½ tahun yang lalu.

F. KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Perumahan
Jenis rumah permanen denga luas bangunan 40 m2. Status rumah milik pribadi dengan atap
rumah menggunakan asbes. Ventilasi rumah dengan luas < 10% luas lantai dengan pencahayaan
kurang, yaitu cahaya tidak dapat masuk ke rumah pada siang hari. Penerangan di rumah
menggunakan listrik. Lantai di rumah menggunakan ubin. Kondisi kebersihan rumah secara
keseluruhan kotor. Bagian-bagian rumah terdapat ruang tamu, ruang tidur, dapur, dan kamar
mandi yang bergabung dengan WC tampak gelap, tidak ada ahaya yang dapat masuk, lembab.

2. Denah Rumah
1. Pengelolaan Sampah
Keluarga mempunyai pembuangan sampah terbuka. Biasanya sampah-sampah rumah tangga
tersebut di ikat dengan kantong plastik hitam dan setiap pagi di buang ditempat pembuangan
sampah yang ada di daerah rumahnya.

2. Sumber Air
Keluarga mempunyai sumber air pompa tangan. Untuk keperluan air minum keluarga Ny. S
membeli air minum yang sudah matang diwarung. Keadaan air tidak berwarna, tidak berasa,
tidak ada endapan, dan tidak berbau.

3. Jamban Keluarga
Keluarga mempunyai WC sendiri dengan jenis leher angsa dan pembuangan tinja dengan sumber
air yaitu 10 meter.

4. Pembuangan Air Limbah


Keluarga mempunyai saluran pembuangan air limbah dengan kondisi mengalir melalui selokan
dan berakhir ke sungai/kali.

5. Fasilitas Sosial dan Fasilitas Kesehatan


Terdapat perkumpulan kegiatan masyarakat di lingkungan Ny. S seperti arisan RT, pengajian
RT, dan ibu-ibu PKK. Sedangkan fasilitas kesehatan di lingkungan rumah terdapat puskesmas,
posyandu, balai pengobatan mandiri, dokter praktek, dan bidan/mantri praktek. Fasilitas
kesehatan tersebut dapat terjangkau keluarga dengan berjalan kaki atau naik kendaraan bermotor.

A. MASALAH KESEHATAN KHUSUS


1. Ibu Hamil
Dalam keluarga Ny. S terdapat anggota keluarga yang sedang hamil yaitu Ny. A usia 29 tahun.
Status kehamilan G2P1AO, usia kehamilan 5 bulan. Kehamilan diinginkan, ibu selalu
memeriksakan kehamilan di bidan praktek sudah lebih dari 4x pemeriksaan, sudah mendapatkan
imunisasi TT, berat badan 45 kg, tekanan darah 110/80 mmHg. Pada pemeriksaan inspeksi,
didapat data konjungtiva an-anemis, sklera an-ikterik, muka tidak ada edema, abdomen tampak
striae dan membuncit, payudara puting menonjol, tungkai tidak bengkak. Pada pemeriksaan
auskultasi bunyi jantung normal, tidak terdengar bunyi gallop dan murmur. Bunyi paru normal,
vesikuler. Pada palpasi abdomen teraba janin.

2. Balita
Balita bernama An. T berusia 2 ½ tahun, jenis kelamin laki-laki, sudah diberi imunisasi dasar
lengkap kecuali imunisasi campak kerena keluarga takut akan efek sampingnya panas dan
akibatnya anak bisa meninggal dunia. Anggota keluarga mendapatkan imunisasi di Puskesmas
CBU. Berat badan 13 kg, tinggi badan 88 cm, balita mempunyai KMS (Kartu Menuju Sehat) dan
Ny. N tidak mengerti cara membacanya. Kesimpulan grafik BB dalam KMS meningkat setiap
bulannya dan berada dalam garis hijau. An. T tampak makan 2x sehari. Pengadaan bahan
makanan dengan cara membeli di warung. Makanan yang dikonsumsi semua lengkap dan
disertai susu. An. T mendapatkan vitamin A setiap bulannya.

3. Usila (Usia Lanjut usia diatas 60 tahun)


Ny. S berusia 68 tahun, keluahan yang dialami sekarang adalah penglihatan sudah kurang
tajam/menurun pada mata sebelah kiri. Ny. S tidak pernah mengikuti program pembinaan usila
di Puskesmas karena malas dan tidak mempunyai waktu.

PENJAJAKAN II
1. Pengkajian Terhadap Masalah: Resiko Terjadinya Penularan TB Paru Pada Anggota Keluarga
Lain
Dari hasil wawancara dengan Tn.I tentang TB Paru, Tn. I telah mengetahui penyakit TBC
setelah diberitahu oleh dokter Puskesmas sejak 2 ½ tahun yang lalu. Kemudian Tn. I minum obat
OAT selama 6 bulan dengan teratur, namun Tn. I menganggap penyakitnya sudah sembuh total
berkat minum obat tanpa mengecek dahak lagi ke Puskesmas setelah obat OAT habis. Pada saat
ditanyakan apa itu TB, menurut Tn. I TB itu adalah penyakit paru-paru, tanda gejalanya batuk-
batuk, nyeri dada, dan sesak nafas. Penyebabnya karena mencium aroma pentol korek api kayu.
Akibat dari TB adalah dadanya terasa nyeri dan sesak nafas. Untuk mengatasi masalahnya Tn. I
selama ini berobat ke Puskesmas, namun dalam 2 minggu ini Tn. I batuk-batuk dan tidak periksa
ke Puskesmas, Tn. I hanya meminum obat yang di beli di warung. Tn. I juga mengatakan selama
ini tidak pernah membuka jendela dan jarang merapikan kamar tidur. Sedangkan keluarga
mensupport klien untuk segera berobat ke Puskesmas. Hasil observasi penulis terhadap
lingkungan keluarga kadang Tn. I batuk dan tidak menutup mulutnya dan ruang tidur dikamar
tampak tidak rapi, berdebu, lembab, kotor dan gelap. Selama ini Tn. I tidak memanfaatkan
fasilitas kesehatan lagi yang ada di Puskesmas karena tidak ada dana untuk berobat rontgen dada
dan tidak ada waktu. Klien mengatakan sudah sembuh dan mengatakan batuknya hanya masuk
angin.

2. Pengkajian Terhadap Masalah Keluarga: Tidak Efektifnya Bersihan Jalan Nafas Pada Keluarga
Ny. S akibat TB Paru
Keluarga mengeluh Tn. I batuk-batuk sejak 2 minggu karena masuk angin. 2 ½ tahun
yang lalu Tn. I terdiagnosa TB Paru dan sudah menjalani pengobatan OAT selama 6 bulan
namun tiak pernah cek kesehatan lagi setelah obat OAT 6 bulan itu habis. Pada saat ditanyakan
apa itu TB, menurut Tn. I TB itu adalah penyakit paru-paru, tanda gejalanya batuk-batuk, nyeri
dada, dan sesak nafas. Penyebabnya karena mencium aroma pentol korek api kayu. Akibat dari
TB adalah dadanya terasa nyeri dan sesak nafas. Untuk mengatasi masalahnya Tn. I selama ini
berobat ke Puskesmas, namun dalam 2 minggu ini Tn. I batuk-batuk dan tidak periksa ke
Puskesmas, Tn. I hanya meminum obat yang di beli di warung. Tn. I juga mengatakan selama ini
tidak pernah membuka jendela dan jarang merapikan kamar tidur. Sedangkan keluarga
mensupport klien untuk segera berobat ke Puskesmas. Hasil observasi penulis terhadap
lingkungan keluarga kadang Tn. I batuk dan tidak menutup mulutnya dan ruang tidur dikamar
tampak tidak rapi, berdebu, lembab, kotor dan gelap. Selama ini Tn. I tidak memanfaatkan
fasilitas kesehatan lagi yang ada di Puskesmas karena tidak ada dana untuk berobat rontgen dada
dan tidak ada waktu. Klien mengatakan sudah sembuh dan mengatakan batuknya hanya masuk
angin.

3. Pengkajian Terhadap Masalah: Perubahan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh


Dari hasil wawancara dengan Ayah An. O (Tn. I) tentang masalah gizi kurang, Tn. I
belum mengetahui tentang penyakit gizi kurang dan belum pernah periksa ke pelayanan
kesehatan. Tn. I mengatakan tidak tahu mengenai kebutuhan nutrisi anaknya dan Tn. I juga
mengatakan tidak merasa perlu untuk memantau berat badan anaknya ke pelayanan kesehatan.
Pada saat ditanyakan penyebab gizi kurang pada Tn. I mengatakan penyebabnya adalah tidak
nafsu makan. Dan akibat dari gizi kurang Tn. I tidak mengetahuinya. Untuk mengatasi masalah
gizi kurang, Tn. I mengatakan harus banyak makan. Tn. I saat ditanyakan masalah makanan, Tn.
I mengatakan harus banyak makan. Tn. I saat ditanyakan masalah makanan, Tn. I selalu membeli
lauk yang sudah matang di warung. Hasil observasi penulis terhadap penyediaan makanan
dikeluarga bila sedang ada uang biasanya Tn. I membeli makanan kesukaan An. O, tapi bila
sedang tidak ada uang Tn. I hanya memberikan makanan mie ataupun telur. Tn. I mengatakan
An. O makan hanya 2x sehari, yaitu makan siang dan sore, pada waktu pagi hari An. O jarang
sarapan karena biasanya An. O bangun tidur sekitar jam 09.00-10.00 pagi. Saat pemeriksaan
fisik badan An. O tampak kurus, berat badan 20 kg, tinggi badan 104 cm. Berdasarkan hasil
penghitungan IMT (Indeks Masa Tubuh), An. O berada dibawah standar gizi normal, yaitu 16,7.
Yang artinya dalam batas standar gizi kurang dan kulit terlihat kering. Tn. I mengatakan An. O
terlalu banyak bermain hingga lari-larian bersama temannya hingga lupa untuk makan. Selama
ini Tn. I jarang memanfaatkan fasilitas kesehatan/sarana kesehatan dengan alasan malasa antri
dan merasa belum perlu berobat.
ANALISA DATA & PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
Keluarga Ny. S Dengan Masalah Kesehatan TB Paru pada Tn. I

NO DATA FOKUS MASALAH KEMUNGKINAN


KEPERAWATAN ETIOLOGI

1 Data Subjektif: Resiko terjadinya Ketidakmampuan


- Tn. I mengatakan sakit TB Paru sejak penularan TB Paru keluarga merawat
2 ½ tahu yang lalu pada anggota anggota keluarga
- Tn. I mengatakan obatnya diminum keluarga yang lain yang sakit
secara teratur selama 6 bulan pada 2 ½
tahun yang lalu, namun masih menjadi
perokok aktif
- Klien mengatakan dalam 1 hari
menghabiskan rokok 12 batang/hari
- Tn. I mengatakan tidak pernah periksa
ke Puskesmas lagi sejak obatnya habis
6 bulan.
- Tn. I mengatakan saat ini sedang
masuk angin, flu, dan batuk-batuk

Data Objektif:
- Kesadaran compos mentis
- Tanda-tanda vital: TD 110/70 mmHg,
Nadi 8ox/menit, Pernafasan
25x/menit, irreguler, bunyi nafas
sedikit ronki, Suhu 360C
- Berat Badan 45 kg, TB 175 cm
- Tn. I tampak kurus, kondisi rumah
sempit, pencahayaan redup, udara
lembab, gelap, dan kotor

ANALISA DATA & PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


Keluarga Ny. S Dengan Masalah Kesehatan TB Paru pada Tn. I

NO DATA FOKUS MASALAH KEMUNGKINAN


KEPERAWATAN ETIOLOGI

2 Data Subjektif: Tidak efektifnya Ketidakmampuan


- Tn. I mengatakan sudah lama batuk- bersihan jalan nafas keluarga merawat
batuk sudah 2 minggu karena masuk pada keluarga Ny. S anggota keluarga
angin. khususnya Tn. I yang sakit
- Tn. I mengatakan batuknya sudah
sembuh dan kambuh lagi akibat masuk
angin.
- Tn. I mengatakan baru beli obat
warung kalau batuknya dirasa agak
parah.
- Tn. I mengatakan mengetahui tentang
penyakit TB Paru adalah penyakit
batuk-batuk yang disebabkan karena
mencium aroma pentol korek api
kayu.
- Tn. I mengatakan tidak pernah
membuka jendela karena sudah ada
kipas angin.
Data Objektif:
- Tekanan Darah 110/70 mmHg, Nadi
86x/menit, Pernafasan 25x/menit,
bunyi paru terdengar sedikit bunyi
ronki, Suhu 360C
- Berat Badan: 45 kg
- Tinggi Badan: 175 cm
- Kondisi rumah lembab, debu dan
kitor.
- Ventilasi rumah kurang dari10% luas
lantai sehingga sirkulasi udara tidak
bebas

ANALISA DATA & PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


Keluarga Ny. S Dengan Masalah Kesehatan Gizi Kurang pada An. O
NO DATA FOKUS MASALAH KEMUNGKINAN
KEPERAWATAN ETIOLOGI

1 Data Subjektif: Perubahan nutrisi Ketidakmampuan


- Tn. I mengatakan An. O makannya kurang dari keluarga merawat
2x/hari, sulit makan, dan mau makan kebutuhan tubuh anggota keluarga
bila ada makanan kesukaannya dagig pada keluargaNy. S dengan masalah
ayam dan mie goreng. khususnya An.O gizi kurang
- Tn.i mengatakan An. O kebanyakan
bermain sam temannya sebelum dan
sesudah pulang dari sekolah sampai
lupa makan.
- Tn. I mengatakan An. O terlalu
banyak main play station diluar dan
apabila tidak diberikan biasanya
nangis dan tidak mau makan.
- Tn. I mengatakan 2 tahun ini An. O
tidak nafsu makan dan berat badan
tidak bertambah.

Data Objektif:
- An. O tampak kurus
- Berat badan 20 kg
- Tinggi badan 104 cm
- Kulit terlihat kering, warna sawo
matang
- An. O tampak tidak bisa tenang di
rumah dan selalu bermain.
- Tanda-tanda vital:
Tekanan Darah 110/70 mmHg, Nadi
86x/menit, Pernafasan 20x/menit,
Suhu 360C
- Berdasarkan perhitungan IMT, An. O
termasuk dalam golongan anak dengan
gizi kurang.
IMT= BB (kg) : TB (m2)
= 20: 1,2
= 16,7
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

1. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan Resiko terjadinya penularan TB Paru pada anggota keluarga yang lain b.d
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
NO KRITERIA PERHITUNGAN SKOR JUSTIFIKASI

1 Sifat masalah: 2/3 x1 2/3 Ditangani segera karena resiko


penularan TB Paru pada anggota
Resiko
keluarga yang lain, Tn. I riwayat TB
Paru 2 ½ tahun yang lalu minum obat
OAT selama 6 bulan, dan tidak pernah
berobat lagi.
2 Kemungkinan 2/2x 2 1 Dapat dirubah dengan penyuluhan
penularan TB Paru dengan
masalah untuk
menganjurkan Tn. I tidak membuang
dirubah: dahak sembarangan dan rajin membuka
jendela pada pagi hari dan siang hari.
Mudah
3 Potensi 2/3 x 1 2/3 Resiko penularan sulit dicegah karena
kondisi rumah yang sempit dan
pencegahan
interaksi antara anggota keluarga yang
masalah: lain kurang dari 1 meter dan Tn. I lupa
untuk menutup mulut jika batuk.
Sedang
4 Menonjolnya 2/2 x 1 1 Masalah perlu ditangani segera karena
resiko penularan pada anggota keluarga
masalah: Masalah
yang lain dengan melakukan
dirasakan dengan pemeriksaan pada anggota keluarga
yang lain (screening kesehatan) dan
ada upaya/segera
anjurkan keluarga untuk memanfaatkan
ditangani fasilitas (puskesmas) yang terdekat dan
sesuai kemampuan.

TOTAL SKOR 3 1/3

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

2. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada keluarga Ny. S khususnya Tn. I
b.d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

NO KRITERIA PERHITUNGAN SKOR JUSTIFIKASI


1 Sifat masalah: 3/3 x1 1 Masalah ini bersifat aktual karena Tn. I
mengeluh batuk-batuk selama 2
Aktual
minggu, sesak nafas dan mudah lelah.
Jika tidak ditangani segera dapat
mengakibatkan penyakit menjadi
semakin parah.
2 Kemungkinan 2/2x 2 1 Pelayanan kesehatan dekat dari rumah
dan terjangkau, dana untuk berobat
masalah untuk
tersedia karena murah. Dengan
dirubah: informasi yang diberikan keluarga
dapat mngerti tentang TB Paru dan
Mudah
mencegah penularan.
3 Potensi 2/3 x 1 2/3 Tn. I adalah penderita TB Paru dengan
minum obat OAT selam 6 bulan pada 2
pencegahan
½ tahun yang lalu dan sudah minum
masalah: obat OAT selama 6 bulan. Saat ini Tn.I
belum pernah kontrol kesehatan lagi di
Sedang
Puskesmas. Keluarga belum ada upaya
untuk mengatasi masalah/kondisi Tn. I
karena belum ada waktu sehingga
kemungkinan penularan cukup tinggi.
4 Menonjolnya 2/2 x 1 1 Keluarga merasa ada masalah dan
perlu segera ditangani karena sudah
masalah: Masalah
merasakan gejala-gejala penyakit.
dirasakan
berat,harus segera
ditangani
TOTAL SKOR 4 2/3

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

3. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluargaNy. S
khususnya An.O b.d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah gizi
kurang.
NO KRITERIA PERHITUNGAN SKOR JUSTIFIKASI

1 Sifat masalah: 3/3 x1 1 Hasil pemeriksaan fisik, An. O terlihat


badannya kurus, kulit kering, warna sawo
Aktual
matang. Berat badan dibawah normal BB:
20 kg, TB: 104 cm. Perhitungan IMT: 16,7
(Artinya dalam batas kurang gizi). An. O
terlihat banyak bermain.
Disimpulkan: An. O mengalami gizi
kurang.

2 Kemungkinan ½x2 1 Tn. I mengetahui anaknya mengalami gizi


kurang dan sudah mencoba memberikan
masalah untuk
makanan yang banyak, namun An. O hanya
dirubah: menghabiskan beberapa suap nasi saja, dan
lebih suka jajan diluar. Penghasilan
Sebagian
keluarga sebulan Rp1.000.000,- sangat
kurang bila dibandingkan untuk kehidupan
sehari-hari dan untuk biaya sekolahanak-
anaknya. Puskesmas ada dan jaraknya
cukup dekat dengan rumah keluarga Ny. S.
Keluarga selalu membawa An. O ke
puskesmas bila sakit.

3 Potensi 2/3 x 1 2/3 Tn. I mengetahui anaknya mengalami gizi


kurang An. O tidak nafsu makan. Tindakan
pencegahan
yang dilakukan Tn. I yaitu dengan
masalah: memberikan makanan kesukaan anaknya
bila ada uang. Tapi bila tidak ada uang
Cukup
biasanya Tn. I memberikan makanan tempe
orek, telor, dan mie goreng. Saat
ditanyakan masalah mengolah makanan,
Tn. I selalu membeli lauk matang di
warung.
4 Menonjolnya 2/2 x 1 1 Keluarga yaitu Tn. I mengatakan ada
masalah gizi kurang pada An. O, sudah
masalah:
mencoba memberikan makanan yang
Masalah banyak namun An. O tidak selalu habis
makannya, dan An. O mau makan bila ada
dirasakan berat,
makanan kesukaannya. Tn. I juga
harus segera mengatakan karena adanya faktor ekonomi
yang kurang. Menurut keluarga, masalah
ditangani
harus ditangani dengan memberikan
makanan yang bergizi dan seimbang
kepada anaknya.

TOTAL SKOR 3 2/3


PERENCANAAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI EVALUASI


KEPERAWATAN UMUM KHUSUS KRITERIA STANDART
1 Resiko terjadinya Setelah a. Setelah kunjungan1. Menjelaskan Respon 1. Keluarga mampu
penularan TB dilakukan selama 1x30 menit pengertian dan gejala verbal dari menyebutkan TB
Paru pada tindakan keluarga Ny.S dan serta penyebab dari keluarga Paru adalah suatu
anggota keluarga keperawatan Tn. I mampu penyakit TB Paru dengan penyakit yang
yang lain b.d selama 2 mengenal masalah menyebutkan menular.
Ketidakmampuan minggu dengan 2. Tanyakan kembali tentang 2. Tanda dan gejalanya
keluarga merawat diharapkan menyebutkan tentang pengertian, pengertian, adalah batuk terus-
anggota keluarga pengetahuan pengertian, tanda tanda dan gejala serta penyakit TB menerus dan
yang sakit keluarga Ny. & gejala, serta penyebab dan akibat Paru, tanda berdahak, sesak
S penyebab dari TB dari penyakit TB Paru dan gejala nafas, keluar keringat
bertambah/ Paru serta dingin pada malam
teratasi 3. Berikan pujian yang penyebabnya hari, berat badan
positif/jawaban yang menurun.
tepat 3. Keluarga
menyebutkan
penyebab T B paru
adalah: kuman
mikrobakteri
tuberkulosa

1.Jelaskan pada
b. Setelah diberikan keluarga Ny. S akibat 1.Keluarga dapat
penjelasan 1x30’ dari penyakit TB Paru Respon menyebutkan akibat
keluarga: verbal dari tidak minum
mengambil 2.Motivasi keluarga keluarga obat secara teratur
keputusan untuk untuk mengambil mampu maka kuman-kuman
mengatasi masalah keputusan menjelaskan TB akan kebal
TB Paru kembali didalam tubuh, maka
3.Tanyakan kembali akibat TB penyakit akan sulit
pada keluarga akibat Paru dan disembuhkan
dari penyebab TB mengambil
Paru keputusan
untuk
4.Berikan kesempatan mengatasai
keluarga untuk TB Paru
bertanya

1.Menjelaskan cara
c. Setelah 1x30’ perawatan TB Paru Respon
verbal 1.Keluarga mampu
diberikan menyebutkan cara
penjelasan, 2. Berikan contoh keluarga
menu makanan yang mampu perawatan penyakit
keluarga mampu TB Paru adalah:
melakukan bergizi menjelaskan
cara Minum obat teratur,
tindakan untuk makan-makanan yang
merawat anggota 3.Tanyakan kembali perawatan
bergizi, istirahat
keluarga yang tentang cara merawat TB Paru cukup, menjaga
menderita TB Paru dan menu kebersihan
penyakit TB yang bergizi lingkungan
Parudengan
menjelaskan cara 4.Diskusikan tentang
perawatan dan pentingnya perawatan
melaksanakannya di rumah
pada penderita TB
Paru
d. Setelah 3x60’
kunjungan 1.Mengidentifikasi
keluarga Ny. S pengetahuan keluarga Respon
tentang lingkungan verbal 1.Keluarga dapat
memodifikasi menyebutkan cara
lingkungan untuk rumah yang baik keluarga
dapat memodifikasi
mencegah lingkungan yang
terjadinya 2. Memodifikasi menjelaskan
keluarga untuk lingkungan dapat mendukung
penularan dengan penyembuhan
cara menyebutkan mengungkapkan yang dapat
kembali lingkungan mendukung penyakit TB Paru
lingkungan- adalah pencahayaan
lingkungan yang penyembuhan
penyakit TB ruangan yang cukup
baik bagi 3.Memotivasi
penderita TB Paru keluarga untuk Paru
memanfaatkan 2.Ventilasi rumah
fasilitas sesuai yang cukup
kemampuan
3.Jendela rajin dibuka
agar sinar matahari
bisa masuk kedalam
rumah

4.Menjemur kasur,
bantal, minimal 1
minggu sekali

5.Tidak membuang
dahak sembarangan
tempat, tapi gunakan
kaleng yang
didalamnya di isi
cairan desinfektan
seperti tysol, air
sabun, bayclin, agar
kuman TB dapat mati
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI EVALUASI
KEPERAWATAN UMUM KHUSUS KRITERIA STANDART
2 Tidak efektifnya Setelah a. Setelah dilakukan 1.Jelaskan Respon TB Paru adalah suatu
bersihan jalan dilakukan pertemuan 1x45’, pengertian, tanda dan verbal dari penyakit yang
nafas pada tindakan keluarga mampu gejala, serta keluarga menular yang dapat
keluarga Ny. keperawatan mengenal masalah penyebab dari terkait menyerang siapa saja
Khususnya Tn. I selama 2 TB Paru dengan penyakit TB Paru pengertian, yang disebabkan oleh
b.d minggu cara menyebutkan 2.Tanyakan kembali penyebab, bakteri
ketidakmampuan diharapkan pengertian, tentang pengertian, tanda dan mycobacterium
keluarga merawat jalan nafas penyebab, tanda tanda dan gejala, gejala TB tuberculosae, tanda
anggota keluarga Tn. I efektif dan gejala TB Paru serta penyebab dari Paru dan gejalanya adalah
dengan masalah penyakit TB Paru batuk-batuk terus
penyakit TB Paru 3.Berikan menerus selama
reinforcement positif kurang lebih 3
atas kemampuan minggu dan berdahak,
b. Setelah dilakukan keluarga sesak nafas, keluar
pertemuan 1x45’ Respon keringat dingin pada
keluarga mampu verbal dan malam hari, dan berat
mengambil 1.Jelaskan pada
keluarga Tn. I akibat sikap dari badan menurun.
keputusan yang keluarga
tepat untuk dari penyakit TB
Paru tentang Akibat dari TB Paru
mengatasi maslaah akibat TB
TB Paru dengan 2.Tanyakan kembali adalah tuberkulosis
pada keluarga akibat Paru dan meningen, pnemonia
cara menyebutkan keputusan
akibat dari TB TB Paru tuberkulosis, dan
3.Motivasi keliuarga keluarga kematian. Keluarga
Paru dan untuk
memutuskan untuk untuk mengambil memutuskan untuk
keputusan dalam mengatasi TB mengatasi dan
merawat Tn. I Paru
dengan TB Paru mengatasi TB Paru merawat TB Paru Tn.
Tn. I I
4.Berikan
reinforcement positif
c. Setelah dilakukan atas keputusan yang
pertemuan 2x45’ diambil keluarga
keluarga mampu dalam mengatasi TB
melakukan Paru Respon
perawatan pada verbal, sikap,
anggota keluarga dan
1.Jelaskan cara psikomotor
yang menderita
penyakit TB Paru perawatan, keluarga Cara perawatan
dengan cara pencegahan penyakit tentang cara penyakit TB Paru
menjelaskan cara TB Paru perawatan adalah minum obat
perawatan dan 2.Ajarkan klien cara TB Paru dan secara teratur, makan
pencegahan batuk efektif dan pencegahan makanan yang
penularan TB Paru, membuang dahak penularan TB bergizi, istirahat
mendemonstrasika yang benar Paru cukup, menjaga
n cara batuk efektif 3.Tanyakan kembali kebersihan
dan pembuangan cara perawatan, lingkungan. Cara
dahak pada pasien pencegahan penyakit pencegahan penularan
TB Paru TB Paru TB Paru dengan
4.Anjurkan keluarga memisahkan
mempraktekkan perlengkapan makan
kembali cara batuk anggota keluarga
efektif dan dengan pasien,
membuang dahak ke menutup mulut saat
d. Setelah dilakukan tempatnya bersin dan batuk,
pertemuan 1x45’ 5.Berikan Respon serta membuang
keluarga mampu reinforcement positif verbal, sikap dahak pada
memodifikasi atas hasil yang dan tempatnya. Proses
lingkungan untuk dicapai psikomotor batuk efektif: tarik
mencegah keluarga nafas dalam melalui
terjadinya tentang hidung dan
penularan dengan lingkungan hembuskan seperti
cara menyebutkan yang dapat meniup balon
lingkungan- 1.Diskusikan hal-hal mendukung sebanyak 3x dan
lingkungan yang yang dapat dilakukan penyembuhan waktu yang ketiga
baik bagi pasien untuk memodifikasi penyakit TB batukkan lalu buang
penyakit TB Paru lingkungan Paru dahak ke tempat yang
2.Motivasi keluarga berisi lysol lalu tutup.
untuk
mengungkapkan
kembali cara Cara memodifikasi
memodifikasi lingkungan yang
lingkungan dapat mendukung
3.Berikan penyembuhan
reinforcement positif penyakit TB Paru
e. Setelah dilakukan Respon adalah pencahayaan
pertemuan 1x45’ atas hasil yang telah verbal, sikap,
dicapai ruangan yang cukup,
keluarga mampu dan ventilasi rumah yang
memanfaatkan psikomotor cukup, jendela dibuka
fasilitas kesehatan keluarga agar sinar matahari
yang tersedia tentang bisa masuk kedalam
dengan cara manfaat rumah, menjemur
menyebutkan pelayanan kasur, bantal minimal
manfaat kunjungan kesehatan 1minggu sekali
ke pelayanan 1.Diskusikan dengan dan
keluarga tentang dijemur, tidak
kesehatan, penggunaan membuang dahak
menyebutkan manfaat kunjungan pelayanan
ke pelayanan sembarangan tempat,
jenis-jenis kesehatan tapi gunakan kaleng
pelayanan kesehatan
yang didalamnya
kesehatan yang sudah diisi cairan
tersedia dam desinfektan seperti
memanfaatkan lysol, air sabun,
fasilitas kesehatan bayclean, agar kuman
TB Paru dapat mati.
Manfaatkan
kunjungan ke
pelayanan kesehatan
adalah untuk
memperoleh
informasi dan
pengobatan, jenis
pelayanan kesehatan
adalah untuk
memperoleh
informasi dan
pengobatan, jenis
pelayanan kesehatan:
Puskesmas, bidan
praktek, klinik
swasta, posyandu,
keluarga berkunjung
ke pelayanan
kesehatan
(Puskesmas).

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI EVALUASI


KEPERAWATAN UMUM KHUSUS KRITERIA STANDART
3 Perubahan nutrisi Setelah a. Setelah dilakukan 1.Menjelaskan Respon verbala. Gizi kurang adalah
kurang dari dilakukan pertemuan 1x45’, pengertian, tanda dari keluarga kurangnya energi/
kebutuhan tubuh tindakan keluarga mampu dan gejala, serta Ny. S dengan tenaga dan protein
pada keluargaNy. S keperawatan mengenal penyebab dari gizi menyebutkan dikarenakan sehari-
khususnya An.O keluarga masalah dan kurang pengertian, harinya kurangnya
b.d selama 2 mampu 2. Menanyakan penyebab, pemasukkan makan/
Ketidakmampuan minggu mengambil kembali tentang tanda dan minum yang berisi
keluarga merawat kunjungan, keputusan untuk pengertian, tanda gejala, serta tenaga dan protein
anggota keluarga diharapkan merawat An. O dan gejala, akibat akibat daro b. Tanda dan
dengan masalah keluarga Ny. denga gizi kurang serta penyebab dari gizi kurang gejalanya adalah
gizi kurang S mampu dengan gizi kurang pada An. O berat badan kurang
merawat menyebutkan 3.Motivasi keluarga dari berat badan
anggota pengertian, Ny. S agar yang seharusnya
keluarga penyebab, tanda menyampaikan normal. Dan terdapat
dengan gizi dan gejala, serta apakah kondisi anak 2 jenis gizi kurang
kurang akibat gizi kurang dengan gizi kurang yang terdiri dari:
berbahaya atau tidak 1. Marasmus
4.Berikan (Kurangnya energi,
reinforcement positif protein cukup),
atas usaha keluarga Cirinya: anaka
dan berikan jawaban sangat kurus, wajah
yang tepat sperti orang tua,
perut cekung, kulit
keriput, jaringan
lemak sangat sedikit,
cengeng, rewel.
2. Kwasiorkor
(Kurangnya protein
dan energi yang
cukup)
Cirinya: seluruh
tubuh bengkak
terutama di kaki,
wajah membuat
sembab, rambut
kusam, mudah
dicabut, dan mata
sayu.
c. Penyebab dari gizi
kurang adalah
makanan kurang
bergizi dalam waktu
lama, anak sering
Respon verbal sakit, kebiasaan
dari keluarga makan anak yang
Ny. S tentang salah
cara d. Akibat dari gizi
b. Setelah diberikan perawatan
penjelasan 1x45 1.Menyebutkan jenis kurang adalah badan
sumber gizi anak gizi kurus, tubuh kecil
menit, keluarga kurang
mampu merawat 2.Menunjukkan dan pendek, anak
An. O dengan contoh sumber gizi musah sakit,
gizi kurang 3.Menjelaskan perkembangan anak
dengan cara: contoh menu gizi lambat, kulit mudah
Menyebutkan seimbang untuk radang dan luka, hati
jenis sumber gizi, tumbuh kembang bengkak.
menunjukkan anak a) Sumber zat gizi
contoh sumber 4.Menjelaskan cara pada makanan yaitu:
gizi, menjelaskan mengolah makanan - Sumber tenaga
contoh menu, gizi dengan benar untuk melakukan
seimbang untuk 5.Memberikan kegiatan seperti
tumbuh kembang kesempatan pada bermain, dll: Nasi,
anak, dan cara keluarga untuk kentang, ubi, roti,
mengolah bertanya tepung-tepungan.
makanan dengan 6.Beri reinforcement - Sumber pembangun
benar positif atas usaha tubuh untuk
keluarga Ny. S membuat sel-sel
baru seperti kulit
baru, dll. Susu, ikan,
tahu, tempe, hati,dan
telur.
- Sumber pengatur
tubuh untuk
keseimbangan
vitamin dan mineral:
Sayuran berwarna
hijau (bayam),
sayuran berwarna
orange (wortel).
b) Contoh makanan
sumber zat gizi
terdiri dari:
1.Protein
- Protein lemak:
daging, ikan, telur
- Protein Nabati:
kedelai, kacang
hijau.
2.Lemak
Dapat diperoleh
dari: Nasi, mie,
sereal, singkong.
3.Karbohidrat
Susu, mentega,
minyak, keju.
4.Vitamin
Buah-buahan dan
sayur-sayuran
c) Menjelaskan contoh
menu gizi seimbang
untuk tumbuh
kembang
- Makan Pagi:
Roti 1 lembar
dengan selai buah,
susu full cream,
selingan pagi biskuit
Respon verbal 2 keping.
keluarga Ny.S
- Makan Siang:
tentang cara Nasi 100 gram (6
menyebutkan sendok makan), sup
apa yang ayam, perkedel
harus kentang, air jeruk
diperhatikan 100 ml ½ gelas.
1.Diskusikan dengan dalam Selingan sore sari
c. Setelah 1x45 keluarga Ny.S cara memberi kacang hijau 1 gelas
menit diberikan menciptakan makanan pada atau puding, buskuit.
penjelasan, lingkungan yang anak dengan
- Makan Malam:
keluarga mampu dapat meningkatkan gizi kurang Nasi 100 gram (6
makan selera makan. dan respon sendok makan), sup
memodifikasi 2.Motivasi keluarga psikomotor jagung 1 mangkuk
lingkungan yang Ny.S untuk keluarga Ny.S sedang, rolade ayam,
dapat mengulangi dalam kacang polong 3
meningkatkan penjelasan yang memodifikasi buah, buah pepaya
selera makan diberikan. lingkungan 100 gram, sebelum
An.O dengan cara 3.Observasi untuk tidur susu full cream
menyebutkan apa lingkungan rumah meningkatkan 200 ml.
yang harus dan lingkungan yang selera makan.d) Cara mengolah
diperhatikan dapat meningkatkan makanan dengan
dalam memberi selera makan pada benar:
makanan pada kunjungan tidak Respon verbal Sayuran: dicuci
anak dengan gizi terencana. keluarga Ny.S dahulu baru
4.Diskusikan dengan dipotong
kurang keluarga Ny.S hal tentang Buah: Dicuci dahulu
yang positif yang manfaat dan baru dimakan.
sudah dilakukan. kunjungan ke
5.Beri reinforcement fasilitas 1.Beri kesempatan
positif atas usaha kesehatan dan An.O untuk belajar
keluarga Ny.S. memanfaatkan makan sendiri.
pelayanan 2.Berikan jenis
1.Diskusikan dengan kesehatan. makanan yang
d. Setelah 1x 45’ keluarga Ny.S disukai oleh anak.
kunjungan, tentang jenis 3.Berikan makanan
keluarga Ny.S pelayanan kesehatan pada saat masih
mampu yang dapat hangat dengan porsi
mengungkapkan dipergunakan. kecil tapi sering.
fasilitas 2.Diskusikan 4.Diskusikan tentang
kesehatan dengan bersama keluarga pentingnya
cara Ny.S tentang perawatan di rumah.
menyebutkan manfaat kunjungan
kembali manfaat ke fasilitas
kunjungan ke pelayanan
fasilitas kesehatan.
kesehatan dan 3.Memotivasi
dapat keluarga Ny.S untuk
memanfaatkan membawa An.O ke
pelayanan pelayanan
kesehatan dalam kesehatan.
merawat An.O 4.Beri reinforcement
yang mengalami positif atas usaha a.Fasilitas kesehatan
gizi kurang keluarga Ny.S. yang dapat
digunakan keluarga
Ny.S yaitu
posyandu,
puskesmas, bidan,
atau dokter praktek.
b.Manfaat
kunjungan ke
fasilitas kesehatan
yaitu mendapatkan
pelayanan kesehatan
yang berhubungan
dengan gizi kurang.
IMPLEMENTASI

Sesuai dari hasil pengkajian tanggal 2 Mei 2011 dan di identifikasi adanya masalah
kesehatan yaitu TB Paru pada Tn.I dan penulis merumuskan masalah keperawatan serta
menyusun perencanaan bersama keluarga dengan menyepakati waktu untuk melakukan tindakan
keperawatan.
Implementasi yang penulis lakukan untuk mengatasi masalah kesehatan TB paru pada Tn.I pada
tanggal 10 Mei 2011 jam 09.15 WIB:
1. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang TB paru
Respon: Tn.I mengatakan TB paru adalah penyakit plek.
2. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang TB paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
3. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang penyebab TB Paru
Respon: Tn.I mengatakan penyebabnya karena menghisap aroma pentol korek api kayu.
4. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang penyebab TB paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
5. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang tanda dan gejala TB Paru
Respon: Tn.I mengatakan tanda dan gejala TB paru adalah sesak nafas dan batuk-batuk.
6. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang tanda dan gejala TB Paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
7. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang cara penularan TB Paru
Respon: Tn.I mengatakan cara penularan TB paru yaitu jika kita minum pada gelas yang sama.
8. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang cara penularan TB Paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
9. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang cara mengetahui seseorang terkena TB Paru
Respon: Tn.I mengatakan cara mengetahui seseorang terkena TB paru yaitu dengan cara berobat
ke Puskesmas.
10. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang cara mengetahui seseorang terkena
TB Paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
11. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang cara pencegahan agar tidak menular kepada
orang lain
Respon: Tn.I mengatakan cara mencegah agar tidak menular kepada orang lain yaitu jangan
minum pada gelas yang sama, nanti bisa menular penyakit TB paru.
12. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang cara pencegahan agar tidak menular
kepada orang lain
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
13. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang cara mencegah dan mengobati TB Paru
Respon: Tn.I mengatakan cara mencegahnya dengan cara minum jangan pada gelas yang sama
dan cara mengobatinya dengan berobat ke Puskesmas.
14. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang cara mencegah dan mengobati TB
Paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
15. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang obat-obatan TB Paru dan efek sampingnya
Respon:Tn.I mengatakan tidak nafsu makan dan air kencingnya berwarna kuning saat minum
obat OAT.
16. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang obat-obatan TB Paru dan efek
sampingnya
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
17. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang akibat bila minum obat tidak teratur atau
terputus
Respon: Tn.I mengatakan akibat bila tidak minum obat tidak teratur atau terputus yaitu nanti bisa
kambuh lagi dan makin parah penyakitnya.
18. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang akibat bila minum obat tidak teratur
atau terputus
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.

EVALUASI

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, penulis melakukan evaluasi sesuai dengan


tujuan, kriteris waktu, dan standar yang ditetapkan pada perencanaan.
Evaluasi dilakukan pada tanggal 10 Mei 2011, secara subjektif Tn. I mengatakan sudah
mengetahui masalah TB paru, dan akan periksa dahak ke Puskesmas. Secara objektif Tn. I dapat
menyimak penjelasan yang diberikan dengan penuh perhatian. Tn. I dapat menjelaskan kembali
tentang TB paru baik mengenai tanda dan gejala, penyebab, maupun akibat penyakit TB paru,
serta Tn. I akan memeriksakan dahak kembali untuk mengetahi apakah Tn. I terkena TB paru
lagi atau tidak. Tn. I mengatakan akan membuka jendela kamar setiap pagi dan akan
meningkatan penerangan di kamarnya agar matahari dapat masuk kedalam kamar.
Tabel 2.2 Skala Prioritas
Kriteria Skor Bobot
Sifat masalah 1
Skala : - Tidak / kurang sehat 3
- Ancaman kesehatan 2
- Krisis 1
Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala : - Dengan mudah 2
- Hanya sebagian 1
- Tidak dapat 0
Potensi masalah untuk diubah 1
Skala : - Tinggi 3
- Cukup 2
- Rendah 1
Menonjolnya masalah 1
Skala : - Masalah berat harus ditangani 2
- Masalah yang tidak perlu segera 1
ditangani
- Masalah tidak dirasakan 0

Skoring :
Tentukan skor untuk setiap kriteria.
Skor dibagi dengan angka tertinggi dikalikan dengan bobot
Jumlah skor untuk semua kriteria.
Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot
PENGKAJIAN KELUARGA
Data umum dg mengidentifikasi data demografi dan sosio kultur meliputi :

* Nama kepala keluarga


* Alamat dan No telpon
* Pekerjaan KK
* Pendidikan KK

Komposisi Keluarga
Status imunisasi dan KB
Genogram dibuat 3 generasi
Tipe Keluarga
Suku bangsa
Agama
Status sosial ekonomi keluarga
Aktifitas rekreasi keluarga
Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan kelg saat ini
GENOGRAM
LK PR Identi klien mninggal menikah pisah
Cerai anak angkat
Tugas perkembangan keluarga yg belum terpenuhi
Riwayat keluarga inti
Riw Keseh masing2 angg kelg,
Kel- Utama merupk Masalah/problem pd DX Kep kelgangg kelg
Riwayat kes keluarga sebelumnya.
Riw dari kelg masing2, baik dari suami atau istri

Data Lingkungan
Karakteristik rumah
Karakteristik tetangga dan komunitas
Mobilitas geografis keluarga
Perkumpulan kelg dan interaksi dg masyarakat.

Sistem pendukung keluarga


Struktur keluarga
Pola komunikasi keluarga
Struktur kekuatan keluarga
Struktur peran
Nilai dan norma keluarga
Fungsi keluarga
Fungsi afektif
Fungsi sosialisasi
Fungsi reproduksi

Fungsi perawatan kesehatan ( tugas kelg)


Ditanyakan masing2 yaitu :
1. Fungsi mengenal masalah keseh
2. Fungsi mengambil keputusan
3. Fungsi merawat angg kelg
4. Fungsi memelihara lingk
5. Fungsi memanfaatkan yankes
Data diatas sebagai Etiologi pada DX kep Kelg

Fungsi ekonomi
Stress dan strategi koping
Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Kemampuan kelg berespon terhadap situasi/sterssor
Stategi koping yg digunakan
Stategi adaptasi disfungsional

PENGKAJIAN INDIVIDU SBG ANGGOTA KELG


Pemeriksaan fisik setiap anggota kelg : fisik, mental, emosi, sosial dan spiritual
HARAPAN KELUARGA
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
1. Aktual (G3 kesehatan)
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan.
Contoh :

P : Perubahan nutrisi ; kurang dari kebutuhan pada balita ( anak M), keluarga bapak T
E : berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota kelg dg G3 mobilisasi

2. Resiko (ancaman)
Sudah ada data yg menunjang namun belum terjadi gangguan.
Contoh :
P : Resiko terjadi konflik pada kelg Bpk I
E : berhubungan dg ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi

P : Resiko gangguan pergerakan pada lansia (ibu G) kelg bapak J


E : berhubungan dengan ketidakmampuan kelg merawat anggota kelg dg keterbatasan gerak

3. Potensial (keadaan sejahtera/wellness)


Suatu keadaan dimana kelg dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan kelg dapat ditingkatkan

Contoh :
P : Potensial terjadi peningkatan keejahteraan pada ibu hamil (ibu N) keluarga bapak F
P : Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi kelg bapak X

SKALA MENENTUKAN PRIORITAS ASKEP KELUARAGA (BAILON&MAGLAYA,


1978)

Faktor yg mempengaruhi penentuan prioritas :


Kriteria I : sifat masalah, bobot yg lebih berat, tidak/kurang sehat :

 Memerlukan tindakan segera


 Disadari dan dirasakan o/ keluarga

Kriteria II : kemungkianan masalah dapat diubah, perhatikan terjangkaunya faktor2 sebagai


berikut :

 Pengetahuan yg ada sekarang, Tehnologi dan tindakan u/ menangani masalah


 Sumberdaya kelg : dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
 Sumber daya perawat : dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan dan waktu
 Sumber daya masyarakat : dalam bentuk fasilitas , organisasi dlm masyarakat dan
sokongan masyarakat

Kriteria III : potensial masalah dapat dicegah, faktor2 yg perlu diperhatikan :


 Kepelikan dari masalah yg berhubungan dg penyakit atau masalah
 Lamanya masalah, yg berhubungan dg jangka waktu masalah itu ada
 Tindakan yg sedang dijalankan adalah tindakan2 yg tepat dlm memperbaiki masalah
 Adanya kelompok” High risk” atau kelp yg sangat peka menambah potensi u/ mencegah
masalah

Kriteria IV : menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana kelg melihat
masalah kesehatan tersebut .
Nilai skor yg tertinggi yg terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan kelg

TAHAPAN TINDAKAN KEP KELUARGA


Menstimulasi kesadaran/penerimaan kelg mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dg cara :
Memberikan informasi
Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan ttg kesehatan
Mendorong sikap emosi yg sehat terhadap masalah

2. Menstimulasi kelg u/ memutuskan cara perawatan yg tepat dg cara :

 Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan


 Mengidentifikasi sumber2 yg dimiliki kelg
 Mendiskusikan ttg konsekwensi tiap tindakan

3. Memberikan kepercayaan diri dlm merawat anggota kelg yg sakit, dg cara :

 Mendemonstrasikan cara perawatan


 Menggunakan alat dan fasilitas yg ada di rumah
 Mengawasi kelg melakukan perawatan

4. Membantu kelg u/ menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat, dg cara :

 Menemukan sumber2 yg dapat digunakan kelg


 Melakukan perubahan lingkungan kelg seoptimal mungkin

5. Memotivasi kelg u/ memanfaatkan fasilitas kesehatan yg ada, dg cara :

 Mengenalkan fasilitas kesehatan yg ada di lingkungan kelg


 Membantu kelg menggunakan fasilitas kesehatan yg ada

EVALUASI
Evaluasi disusun dg menggunakan SOAP secara operasional
S : adalah hal2 yg dikemukakan o. kjelg secar subyektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan
O : adalah hal2 yg ditemui oleh perawat secara obyektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan

A: adalah analisa dari hail yg telah dicapai dg mengacu pada tujuan yg terkait dg diagnosis

P : adalah perencanaan yg akan datang setelah melihat respon dari kelg pada tahapan evaluasi

Keluarga melepaskan anak usia dewasa muda (anak I-terakhir meninggalkan rumah)
Tugas perkembangan
Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru dari perkawinan anak
Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan
Membantu orangtua lansia dan sakit-sakitan dari suami/isteri
Tujuan utama keluarga
Reorganisasi keluarga menjadis ebuah unit yang tetap berjalan sementara melepaskan anak-anak yang
dewasa ke dalam kehidupan mereka sendiri (Duvall, 1977)
Orangtua mengambil peran sebagai kakek-nenek (terdapat perubahan citra diri)
Usia pertengahan: masa kehidupan yang terperangkap(tuntutan kaum muda, harapan dari yang lebih
tua, terperangkap dunia kerja, tuntutan bersaing dan keterlibatan keluarga)
Keluarga dewasa muda dengan orangtua usia pertengahan
Orangtua senantia mengetahui bahwa mereka adalah para pembuat keputusan negara; mereka
menggambarkan kualitas umum kehidupan dalam masyarakat. Masyarakat bergantung kepada
kepemimpinan dna produktivitas dari orang yang berasal dari golongan usia pertengahan (Kerchoff,
1976)

Masalah kesehatan
Komunikasi kaum dewasa muda dengan orangtua (transisi peran suami isteri), masalah orang yang
memberikan perawatan (bagi orangtua lansia)
Munculnya masalah kesehatan kronis : kolesterol tinggi, obesitas, hipertensi
KB bagi remaja dan dewasa muda
Menopause bagi orangtua
Efek gaya hidup: merokok, minum alkohol: gaya hidup sehat
Perempuan usia subur (reproduksi)
Usia 15-45 tahun

permasalahan kesehatan:
Indonesia: Anemia yang disebabkan kurang gizi pada ibu dan perempuan usia produktif, masih tinggi
angka kematian maternitas, masalah gender (KDRT, ketidaksetaraan peran)
Perkawinan usia muda (perempuan usia 13) tahun dan juga penundaan perkawinan (> 30 tahun)
menjadi fenomena yang ada pertemuan antara nilai lama dan nilai baru di Indonesia
Peran Perempuan dalam rumah tangga di Indonesia
Perempuan masih dominan dalam peran domestik
Perempuan mempunyai tuntutan untuk menjadi pengasuh utama anak
Perlindungan pada kesehatan perempuan masih minim (contoh cuti melahirkan tidak sesuai dengan
program ASI ekslusif)
Perempuan mempunyai peluang untuk perluasan peran (UU politik mengatur jumlah perempuan di
legislatif)
Penanganan kesehatan
Sosialisasi kesetaraan gender (contoh:mempunyai hak untuk memiliki pendidikan tinggi)
Usia yang aman untuk bereproduksi (20-35 tahun)
Sosialisasi peran komplementer dalam rumah tangga
Perbaikan gizi (bukan hanya penambahan Vitamin)

Askep keluarga dg anggota kelg yang dirawat di RS dan askep kelg dg anggota klg dg gangguan tum-
bang serta askep kelg dg anggota kelg yg memiliki masalah kesehatan prioritas di Indonesia
Asuhan keperawatan keluarga dengan anggota keluarga yang dirawat di RS
Sakit yang serius atau cacat jangka panjang dari anggota keluarga sangat mempengaruhi keluarga dan
fungsi keluarga, karena perilaku keluarga sangat mempengaruhi perjalanan
karakteristik sakit atau cacat (Bahson, 1987)
Adanya kelambatan memenuhi tugas perkembangan dan tuntutan situasi akan memperburuk dan
membebani keluarga dan dapat menurunkan fungsi keluarga sehingga penguasaan tugas perkembangan
terhalang atau terhambat
Faktor yang mempengaruhi Tugas perkembangan
Siklus kehidupan keluarga

Anggota keluarga menjadi sakit serius dan menjadi cacat sehingga menciptakan suatu perbedaan
Contoh: jika remaja cedera serius dan bergantung, menghambat penguasaan tugas perkembangan
remaja, tugas perkembangan menangani kebebasan berimbang dengan rasa tanggungjawab sehingga
membantu remaja untuk otonom menjadi terhambat, tantangan keluarga adalah berupaya memulai lagi
memperhatikan tugas-tugas perkembangan normal secepat mungkin
Dukungan sosial

Sumber formal dan informal


Sistem dukungan sosial dari keluarga besar dan teman-teman, dan dukungan psikososial dan kesehatan
yang kompeten, memperbesar kemampuan keluarga untuk kembali pada jalur perkembangan dengan
lebih cepat
Peran perawat: membandingkan tugs perkembangan ideal dengan tingkah laku keluarga aktual
(Friedman, 1987) untuk mengevaluasi dampak yang mungkin dari sakit atau cacat pada keluarga
askep kelg dg anggota klg dg gangguan tum-bang
Permasalahan sosial: adanya rasa “kasihan” dari lingkungan terhadap keluarga dengan anggota keluarga
yang mengalami kelainan tum-bang
Peran: mendorong pelaksanaan pemenuhan tugas perkembangan ideal
Cara: identifikasi tingkat ketergantungan/kemandirian dari anggota yang mengalami tum-bang,
optimumkan kemandirian dari anggota keluarga yang mengalami kelainan dengan kemandirian keluarga
untuk menstimulasi dan penggunaan layanan kesehatan dan sosial, tidak memaksakan untuk “pulih”
tetapi menerima sesuai dengan realita, mengingatkan untuk memberikan perhatian pula pada anggota
keluarga lain, ikut aktif dalam perkumpulan dan sosial, memperlakukan anggota sesuai keterbatasan
dengan normal
askep kelg dg anggota kelg yg memiliki masalah kesehatan prioritas di Indonesia
Masalah infeksi, metabolik, dan degeneratif

Penyakit infeksi erat kaitan dengan higienitas lingkungan (masalah sistem pencernaan, pernafasan, kulit,
dll)
Peran: mengoptimalkan kemadirian keluarga dalam meningkatkan higienitas rumah dan lingkungan
sekitar

Penyakit metabolik banyak terkait dengan gaya hidup keluarga: konsumsi diet (lebih-kurang),
penggunaan obat-alkohol
Peran: mengoptimalkan keluarga dalam menerapkan pola dan melakukan gaya hidup sehat
askep kelg dg anggota kelg yg memiliki masalah kesehatan prioritas di Indonesia (lanj)

Degeneratif: adanya UHH yang meningkat mengindikasikan peningkatan pula penyakit degeneratif (DM,
Hipertensi, Dimensia, dll)
Peran: dengan adanya perubahan tipe keluarga dan peran keluarga maka perawat perlu meningkatkan
kemampuan dalam melakukan asuhan perawatan dengan seting komunitas (Rumah Jompo, dst), juga
meningkatkan kemampuan keluarga dalam melakukan peran perawatan lansia yang mengalami
ketergantungan, serta mengupayakan antisipasi dan perlambatan penurunan proses kemandirian

6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)


Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir
meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak
yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau
salah satu pasangan meninggal :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat
salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

7. Keluarga usia pertengahan (Midle age family)


Tugas tahap perkembangan keluarga:
a. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial dan waktu santai.
b. Memulihkan hubungan antara generasi muda tua
c. Keakraban dengan pasangan
d. Memelihara hubungan/ kontak dengan anak dan keluarga
e. Persiapan masa tua/ pension
8. Keluarga lanjut usia
Tugas tahap perkembangan keluarga:
a. Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup
b. Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian
c. Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat
d. Melakukan life review masa lalu
Carter & Goldrick (1989) membagi keluarga dalam 5 tahap perkembangan, yaitu:
a. Keluarga antara (masa bebas/ pacaran) dengan usia dewasa muda
b. Terbentuknya keluarga baru melalui suatu perkawinan
c. Keluarga dengan memiliki anak usia muda (anak usia bayi sampai sekolah)
d. Keluarga yang memiliki anak dewasa
e. Keluarga yang mulai melepas anaknya untuk keluar rumah
f. Keluarga lansia

RENCANA PERAWATAN KELUARGA Ny.S


TANGGAL 10 April 2012
No Diagnosis Kep. Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Interv
Keluarga Umum Khusus Kriteria Standart

1 Gangguan Setelah di Setelah di Verbal  1. Memberitahu pasien dan


Mengetahui tentang
pemenuhan lakukan lakukan Pasien dan pentingnya nutrisi pentingnya untuk tetap me
nutrisi kurang tindakan kunjungan keluarga bisa bagi tubuh. nutrisi walau saat sakit.
dari kebutuhan diharapkan sampai 1 hari memahami  2. Memberitahu keluarga dan
Megetahui
tubuh pada Ny.S kebutuhan selama 30 materi yang di komposisi nutrisi komposisi nutrisi yang seim
keluarga Tn.A b.d nutrisinya menit berikan. yang seimbang. 3. Memberitahu keluarga su
kekurangefektifan pasien diharapkan dalam membantu Ny.S da
keluarga dalam terpenuhi pasien dan kebutuhan nutrisinya nya
membantu secara keluarga perlahan-lahan sambil me
memenuhi sembang mampu mampu melaksanakannya s
kebutuhan nutrisi memahami
keluarga yang tentang
sakit. pentingnya
.
nutrisi.
Setelah di Perilaku  Makan 3x sehari1. Menjelaskan bagaimana p
lakukan Pasien mampu porsi habis tanpa bagi tubuh dan seba
kunjungan makan dan bantuan kesembuhan penyakit.
sampai 1-2 minum  Minum air putih 82. Memotivasi Ny.S untuk me
hari selama 30 Secara gelas perhari tanpa tersebut.
menit seimbang bantuan 3. Membantu keluarga sup
diharapkan dalam membantu Ny.S da
pasien mampu kebutuhan nutrisinya secar
makan 3x/hari tujuan terpenuhi.
porsi habis
dan minum 8
gelas air /
hari.
2. Hipertensi pada Setelah 1. setelah Verbal Pasiena. Pengertian hipertensi 1. Berrikan pengetahuan k
Ny.S keluarga dilakukan dilakukan dapat b. Penyebab : karakteristik penyakit
Tn.A kunjungan kunjungan 2-3 menyebutkan Keturunan perawatannya.
berhubungan keperawatan, hari selama 30 dengan jelas 2. Mendiskusikan ber
 Kelelahan
dengan keadaan menit dan benar karakteristik penyakit
 Kurang olah raga
ketidakmampuan penyakit Keluarga perawatannya.
 Penyakit tekanan
keluarga Ny.S dapat darah tinggi 3. Memberikan bimbingan
mengenal berangsur mengenal ka- Menjawab menggunakan brosur dan se
karakteristik membaik rakteristik pertanyaan dengan4. Mendengarkan dengan sek
penyakit dan pen-yakit baik dan benar. yang diajukan keluarga.
perawatannya hipertensi 5. Menanggapi pertanyaan d
6. Membimbing keluarga u
penjelasan yang sudah dibe
7. Berikan pujian bila k
menjawab dengan baik dan
2. setelah Verbal Keputusan yang1. Mendiskusikan alternatif
dilakukan Pasien dibuat keluarga dan masalah yaitu :
kunjungan 2-3 memperhatikan Ny.S sendiri- Pentingnya berobat teratur ke sarana
hari selama dengan baik - Pentingnya kerjasama dengan petuga
30menit - Manfaat istirahat dan olah
Keluarga
2. Berikan dorongan kepad
dapat
Ny.S untuk membuat keput
membuat
Beri pujian terhadap kepu
kepu-tusan
dan benar sebaliknya be
yang tepat
keputusan keliru
tentang upaya
pengobatan
Ny.S ke
sarana
kesehatan dan
bersedia
memberikan
perawatan
yang baik dan
benar.
3. pada akhir Perilaku - melakukan olah1. Menjelaskan manfaat ev
pertemuan Pasien raga yang cukup waktu.
Keluarga melaksanakn - makan teratur 2. Menjelaskan bahwa
sepakat jika apa yang sudah - meluangkan waktu dilanjutkan jika hasil eval
diadakan di ajarkan untuk istirahat dan dengan keputusan yang
evaluasi dengan baik refreshing. keluarga.
sewaktu-
waktu.
EVALUASI
No Diagnosa Implementasi Evaluasi Waktu
1 Gangguan Tgl 11-04-2012 Jam 08.30- S: Tgl 11-04-
pemenuhan 09.00  Keluarga menjawab salam 2012 Jam

nutrisi kurang Mengucapkan salam  Tn.A mengatakan Ny.S 08.30-

dari kebutuhan Memvalidasi keadaan masih mual, pahit di mulut, 09.00
tubuh pada keluarga dan belum bisa sepenuhnya Sampai
 Mengingatkan kontrak
Ny.S keluarga menghabiskan porsi Tgl. 12-04-
Tn.A b.d
 Menjelaskan tujuan makannya. 2012 jam
kekurangefekti  Keluarga menyetujui 08.30-
fan keluarga TUK pertemuan saat ini selama 09.00
dalam 1. Memberitahu kepada pasien 30 menit tentang pentingnya
membantu dan keluarga betapa pemenuhan nutrisi dan
memenuhi pentingnya menjaga komposisi seimbangnya.
kebutuhan keseimbangan nutrisi Keluarga mengatakan
nutrisi walaupun saat sakit. sudah faham tentang proses
keluarga yang
2. Memberitahu pasien dan membantu pemenuhan
sakit. keluarga tentang komposisi nutrisi Ny.S.
nutrisi yang seimbang. O:
3. 
Memberikan kesempatan Keluarga kooperatif dan
pada keluarga untuk aktif saat dijelaskan.
bertanya dan 
mengulangi Keluarga mendengarkan
penjelasan apa yang sudah penjelasan yang diberikan.
kita ajarkan.  Keluarga membantu proses
4. Memberitahu keluarga pemenuhan kebutuhan
untuk lebih aktif dalam nutrisi Ny.S sampai
membantu pemenuhan akhirnya bisa makan dan
kebutuhan nutrisi secara minum.
parsial.  Ny.S belum menghabiskan
5. Memberikan motivasi seluruh porsi, tapi 2/3 porsi
pasien dan membantu dan minum kurang lebih 5
anggota keluarga untuk gelas/hari.

membantu Ny.S perlahan- A:
lahan memenuhi kebutuhan Masalah teratasi sebagian
nutrisi sampai tujuan P:
tercapai. Lanjutkan intervensi.

2 Hipertensi Tgl 11-04-2012 Jam 08.30- S: Tgl 13-04-


pada Ny.S 09.00  Keluarga menjawab salam 2012 Jam

keluarga Tn.A Mengucapkan salam  Tn.A mengatakan Ny.S 08.30-
berhubungan  Memvalidasi keadaan masih sedikit pusing dan 09.00
dengan keluarga belum bisa sepenuhnya
ketidakmampu Mengingatkan kontrak melakukan aktifitas.
an keluarga
 Menjelaskan tujuan  Keluarga menyetujui
mengenal TUK pertemuan saat ini selama
karakteristik 1. Memberikan pendidikan 30 menit tentang pentingnya
penyakit dan kesehatan tentang Hipertensi aktifitas sehari-hari.
perawatannya yang meliputi:  Keluarga dan pasien
- Pengertian hipertensi mengatakan belum
- Tanda dan gejala sepenuhnya memahami apa
- Penyebab dan pencegahan itu yang berkaitan dengan
2. Memeberikan masukan hipertensi.
/saran kepada 
keluarga Keluarga sudah membawa
untuk membawa Ny.S untuk Ny.S ke dokter yang biasa
berobat ke pelayan di kunjungi.
kesehatan sebagai keputusan O:
yang baik.  Keluarga kooperatif dan
3. Mengajukan kontrak waktu aktif saat dijelaskan.
pada akhir pertemuan untuk Keluarga mendengarkan
di lakukan evaluasi keadaan penjelasan yang diberikan.
Ny.S dan keluarga.  Ny.S masih terlihat sedikit
lemas , tapi sudah agak
lebih baik.
 TD: 130/90mmHg
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi.

Anda mungkin juga menyukai