Anda di halaman 1dari 16

PENDIDIKAN PADA MASA KERAJAAN ISLAM DI

INDONESIA

Makalah Ini Di Buat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah


Pendidkan Islam Semester II

Dosen pengampu: Khairia Agustina, M.pd.

Disusun Oleh :

Raudhotusyafni

02180950

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH BATU BARA

2018/2019

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya


kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan “Makalah”. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
Makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga kita curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’at-Nya di akhirat nanti. Selanjutnya dengan rendah hati saya
meminta kritik dan saran dari pembaca untuk Makalah ini. Karena saya
sangat menyadari, bahwa makalah yang telah saya buat ini masih memiliki
banyak kekurangan. Saya ucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya
kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu saya selama
proses penyelesaian makalah ini.

Demikianlah yang dapat saya ucapkan, saya berharap supaya


makalah yang telah saya buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap
pembacanya. Amiinn

Batu Bara, Juli 2019

Penyusun
Raudhotusyafni

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Munculnya kerajaan Islam merupakan salah satu perjalanan sejarah


pendidikan Islam di Indonesia. Hal ini karena lahirnya kerajaan Islam yang
disertai berbagai kebijakan dari penguasaannya. Saat itu sangat mewarnai
sejarah Islam di Indonesia. Terlebih agama Islam juga pernah dijadikan
sebagai agama resmi Negara atau kerajaan pada saat itu.
Perjalanan sejarah pendidikan Islam di Indonesia tidak bisa
mengsampingkan keadaan Islam pada masa kerajaan Islam ini. Pendidikan
Islam itu menjadi tolak ukur bagaimana Islam dan umatnya telah
memainkan peranannya dalam berbagai aspek sosial, politik, maupun
budaya. Oleh karena itu, untuk melacak sejarah pendidikan Islam di
Indonesia dengan periode sasinya, baik dalam pemikiran, isi maupun
pertumbuhan organisasi dan kelembagaannya. Tidak mugkin dilepaskan dari
fase-fase yang dilaluinya.
Tumbuhnya kerajaan Islam sebagai pusat-pusat kekuasaan Islam di
Indonesia ini jelas sangat berpengaruh sekali dalam proses Islamisasi atau
pendidikan Islam di Indonesia, yaitu sebagai suatu wadah atau lembaga
yang dapat mempermudah penyebaran Islam di Indonesia. Ketika kekuasaan
politik Islam semakin kokoh dengan munculnya kerajaan-kerajaan Islam,
pendidikan semakin memperoleh perhatian, karena kekuatan politik
digabungkan dengan semangat para mubaligh (pengajar agama pada saat
itu) untuk mengajarkan Islam merupakan dua sayap kembar yang
mempercepat tersebarnya Islam ke berbagai wilayah di Indonesia.

Kejayaan kerajaan Islam di Nusantara ini berkisar abad ke 13 sampai


abad ke 16. Adapun latar belakang munculnya kerajaan-kerajaan Islam
didorong oleh maraknya lalu lintas perdagangan laut dengan perdagangan–
perdagangan islam dari Arab, India, Persia dan Tiongkoak.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Kondisi Pendidikan pada Zaman Kerajaan Islam di
Indonesia ?
2. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Islam di Sumatera ?
3. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Islam di Perlak ?
4. Jelaskan sejarah Pendidikan Islam di Maluku ?
5. Apakah yang dimaksud dengan Pendidikan Islam di Kalimantan ?
6. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Islam di Sulawesi ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun penulisan makalah ini mempunyai beberapa tujuan diantaranya:
1. Menjelaskan Kondisi Pendidikan pada Zaman Kerajaan Islam di
Indonesia
2. Menjelaskan Pengaruh Kerajaan Islam terhadap Pendidikan Islam di
Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendidikan Islam Pada Masa Kerajaan Islam


1. Pendidikan pada zaman kerajaan Islam di Sumatera
Kerajaan di sumatera meliputi kerajaan Samudera Pasai, Kerajaan
Perlak, Kerajaan Aceh Darussalam. Ketiga kerajaan tersebut berada di Aceh,
daerah paling ujung dari Sumatera.

Dari beberapa catatan sejarah kerajaan Islam yang pertama di


Indonesia adalah kerajaan Samudera Pasai yang didirikan pada abad ke-10
M. Raja pertamanya Al-Malik Ibrahim bin Mahdum yang kedua bernama
Malik Al-Shaleh dan terakhir bernama Al-Malik Sabar Syah (tahun 1444 M/
abad ke-15 H).1

Pada tahun 1345 M. Ibnu Batutah dari maroko, mengelilingi dunia


dan singgah di kerajaan Pasai pada zaman Al-Malik Al-Zahir, raja yang
sangat terkenal sangat alim dalam ilmu agama dan bermazhab Syafi’i
mengadakan perjanjian pada waktu Ashar serta fasih berbahasa arab, cara
hidupnya sederhana.2 Pada abad ke-14 M merupakan zaman kejayaan
kerajaan samudera Pasai, sehingga pada waktu itu pendidikan juga tentu
mendapat tempat atau perhatian tersendiri.

Pendidikan yang berlaku di zaman kerajaan samudera Pasai,


diantaranya:3

a. Materi pendidikan dan pengajaran agama bidang Syari’at adalah Fiqih


madzhab Syafi’i.

b. Sistem pendidikannya secara informal berupa majelis Ta’lim dan


Halaqah.

c. Tokoh pemerintahan merangkap sebagai tokoh agama.

d. Biaya pendidikan bersumber dari negara.

1 Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,


1995) hal 135.

2 Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam, hal 136.

3Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Raja


Grafindo Persada, 2000), hal 29.
Kerajaan Islam yang kedua di Indonesia adalah Perlak di Aceh,
rajanya yang pertama Sultan Alauddin (tahun 1161-1186 H/abad 12 M).
Antara Pasai dengan Perlak terjalin kerjasama yang baik sehingga seorang
raja Pasai kawin dengan putri raja Perlak.

Berita perjalanan Marcopolo seorang berkebangsaan Italia


pengeliling dunia, pernah singgah di Perlak pada tahun 1292 M. Dia
menerangkan bahwa ibukota Perlak ramai dikunjungi pedagang Islam dari
Timur Tengah, Persia dan India yang sekaligus melakukan tugas-tugas
dakwa.

Sultan Ali Muhayyat Syah adalah Sultan pertama Aceh yang


membesarkan kerajaan Aceh. Puncak kebesaran Aceh terjadi pada masa
Sultan Iskandar Muda (1607-1636) yang menguasai seluruh pelabuahan
dipesisir Timur Sumatera sampai Asahan dan pantai Sumatera Barat.4 Dalam
bidang pendidikan di Kerajaan Aceh Darussalam adalah benar-benar
mendapat perhatian. Pada saat itu terdapat lembaga-lembaga negara yang
bertugas dalam bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan, diantaranya:

a. Balai Seutia Hukama, merupakan lembaga ilmu pengetahuan,


tempat berkumpulnya para ulama, ahli pikir dan cendekiawan untuk
membahas dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
b. Balai Seutia Ulama, merupakan jawaban pendidikan yang
bertugas mengurus masalah-masalah pendidikan dan pengajaran.
c. Balai Jamaah Himpunan Ulama, merupakan kelompok studi
tempat para ulama dan sarjana berkumpul untuk bertukar pikiran membahas
persoalan-persoalan pendidikan dan ilmu kependidikannya.

Jenjang pendidikan yang ada:5

4 Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali


Pers, 2007), hal 25.
a. Meunasah (Madrasah), terdapat disetiap kampung, berfungsi
sebagai sekolah dasar.
b. Rangkang, diselenggarakan disetiap mukim, merupakan Masjid
sebagai tempat berbagai aktivitas umat termasuk pendidikan. Rangkang
setingkat Madrasah Tsanawiyah.
c. Dayah, terdapat disetiap daerah Ulebalang dan terkadang
berpusat di Masjid, dapat disamakan dengan Madrasah Aliyah sekarang.
d. Dayah Teuku Cik, dapat disamakan dengan perguruan tinggi
atau akademi. Diajarkan fiqih, tafsir, hadis, tauhid (ilmu kalam), akhlak,
tasawuf, ilmu bumi, ilmu bahasa dan sastra arab sejarah dan tata negara,
mantiq, ilmu falaq dan filsafat.

Samudera Pasai, Malaka, dan Aceh merupakan pusat-pusat


pendidikan dan pengajaran agama Islam. Dari sinilah ajaran Islam tersebar
keseluruh Nusantara melalui karya ulama-ulamanya serta murid-murid yang
menuntut ilmu kesana.6

2. Pendidikan pada zaman kerajaan Islam di Perlak


Kerajaan Islam kedua di Indonesia adalah Perlak di Aceh. Rajanya
yang pertama adalah Sultan Alauddin (tahun1161-1186 H/ abad 12 M).
Antara pasai dan Perlak terjalin kerja sama yang baik sehingga seorang raja
Pasai menikah dengan Putri Raja Perlak. Perlak merupakan daerah yang
terletak sangat strategis terletak di Selat Malaka, dan bebas dari pengaruh
hindu.
Kerajaan Islam Perlak juga memiliki pusat pendidikan Islam dayah
Ctt Kala. Dayah disamakan diperguruan tinggi, materi yang diajarkan yaitu
bahasa Arab, tauhid, tasawuf, akhlak, ilmu bumi, ilmu sastra baha Arab,

5 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, hal 31.

6 Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam, hal 107.


sejarah dan tata negara, mantiq. Ilmu falaq dan filsafat. Daerahnya kira-kira
dekat Aceh Timur sekarang. Pendirinya adalah ulama pangeran Tengku Chik
M. Amin, pada akhir abad ke-3 H, abad 10 M. Inilah pusat pendidikan
pertama. Raja yang keenam bernama Sultan Mahdum Alauddin Muhammad
Amin yang memerintah antara tahun 1243-1267 M, Terkenal Sebagai
Seorang Sultan Yang Arif Bijaksana lagi alim. Beliau seorang ulama yang
mendirikan perguruan tinggi Islam yaitu majlis taklim tinggi dihadiri khusus
oleh para murid yang sudah alim. Lembaga tersebut juga mengajarkan dan
membaca kitab-kitab agama yang berbobot pengetahuan tinggi, misalnya
kitab Al-Umm karangan Imam syafi’i. Dengan demikian pada kerajaan
perlak ini proses pendidikan Islam Telah berjalan cukup baik.

3. Pendidikan pada zaman kerajaan Islam di Maluku


Islam memasuki Maluku pada akhir abad ke-15. Sekitar tahun 1460
raja Ternate memeluk agama Islam. Nama raja itu adalah Vongi Tidore.
Sementara H. J. de Graaf berpendapat bahwa raja muslim yang pertama
adalah Zayn Al-Abidin (1486-1500). Pada masa itu gelombang
perdagangan muslim terus meningkat, sehingga raja menyerah pada
tekanan dan memutuskan untuk mempelajari tentang Islam pada
madrasah. Di Giri ia dikenal dengan nama raja Bulawa atau raja
Cengkeh. Setelah kembali dari jawa, ia mengajak Tuhubahahul ke
daerahnya, dan yang terakhir inilah dikenal sebagai penyebar utama
Islam di kepulauan Maluku.7

4. Pendidikan pada zaman kerajaan Islam di Kalimantan

Masuknya Islam d kalimantan Selatan selalau mengidentifikasi dengan


berdirinya Kerajaan Banjarmasin. Kerajaan Banjarmasin merupakan
kelanjutan dari kerajaan Daha yang beragama Hindu. Kerajaan berdirinya
kerajaan Islam Banjar ini ada hubunganya dengan pertentangan keluarga

7 Abudin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, hal 252.


istana, antara pangeran Samudera sebagai ahli waris kerajaan Daha dengan
pamannya pangeran Tumenggung. Terjadi peperangan antara pangeran
Samudera dengan pangeran Tumenggung. Pangeran Samudera meminta
bantuan kepada Sultan Demak. Sultan Demak bersedia bantu dengan syarat
pangeran Samudera mau masuk Islam Setelah pangeran Samudera
menyetujui syarat itu sultan Demak mengirim seribu orang tentara. Dalam
peperangan itu pangeran Samudera memperoleh kemenangan. Sesuai
janjinya, ia beserta seluruh kerabat keraton dan penduduk Banjar masuk
Islam. Setelah pangeran Banjar masuk Islam namanya diganti Sultan
Suryanullah atau Suryansyah dan dikukuhkan sebagai raja pertama kerajaan
Islam Banjar. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1526 M.
Sesudah kerajaan banjar berdiri dibawah pimpinan Sultan
Suryansyah, Perkembangan Islam makin maju, mesjid-mesjid dibangun
hampir disetiap desa. Pada tahun 1710 di zaman kerajaan Islam banjar ke-7
lahir ulama terkenal yaitu Syeh muhammad Arsyad Al Banjary di desa
kamlampayan martapura. Syeh Muhammad Arsyad banyak mengarang
kitab-kitab agama, diantaranya yang paling terkenal sampai sekarang adalah
kitab Sabilul Muhtadin. Sultan Tahmililah mengangkatnya sebagai mufti
besar kerajaan Banjar. Syeh Muhammad Arsyad juga berjasa dalam
mendirikan kampung dalam pagar sampai sekarang masih terkenal dengan
sebutan pesantren Darussalam.

Sistem pengajian kitab di pesanteran banjarmasin, tidak berbeda


dengan sistem pengajian kitab di pondok pensantren jawa ataupun
Sumatera, yaitu dengan mempergunakan sistem halaqah, menterjemahkan
kitab-kitab yang yang dipakai kedalam bahasa daerah.8
Berdirinya kerajaan Islam Kutai Kalimantan Timur, bermula dari adanya
dua orang penyebar agama Islam pada masa pemerintaan Raja Mahkota.
Dua orang tersebut yaitu Dato’ Ri Bandang dari Makasar dan Tuan
Tunggang Parangan. Melalui Tuan Tunggang Parangan Raja Mahkota

8 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, hal 38.


masuk Ialam. Seiring dengan itu dibangunnlah masjid dan kegiatan
pengajaran agama.
Orang pertama yang mengikuti pengajaran itu adalah Raja Mahkota
Sendiri, kemudian pangeran, para mentri, panglima dan hulubalang,
kemudian rakyat pada umunya. Dalam perkembanganya Raja berusaha
keras menyebarkan Islam. Proses pengIslaman dikutai dan daerah sekitarnya
diperkirakan terjadi pada tahun 1575. Penyebaran lebih jauh ke daerah
pedalaman terutama pada waktu putranya Aji Langgar dan penggantinya.

5. Pendidikan pada zaman kerajaan Islam di Sulawesi


Kerajaan yang mula-mula berdasarkan Islam adalah Kerajaan
Kembar Gowa Tallo tahun 1605 M. Rajanya bernama Malingkang Daeng
Mansyonri yang kemudian berganti nama denga Sultan Abdullah Awwalul
Islam. Menyusul dibelakangnya raja Gowa bernama Sultan Alauddin dalam
waktu dua tahun seluruh rakyatnya telah memeluk Islam. Muballig Islam
yang berjasa disana ialah Abdul Qorid Katib Tunggal gelar Dato’ Ri
Bandang berasal dari Minangkabau, murid sunnan Giri.9
Sejak dahulu, perkembangan agama Islam di Sulawesi selatan amat
pesat. Sejalan dengan itu, disana terdapat sejumlah pesantern yang berdiri
dan berkembang pesat. Pada tahap awal, merupakan pesantern atau surau
dengan model lama sebagaimana yang terdapat di Sumatera dan Jawa.
Perkembangan itu makin pesat sejak adanya alim ulama bugis yang datang
dari tanah mekah, setelah tinggal disana bermukim beberapa tahun lamanya.
Sistem dan rencana pengajaran pesantern di Sulawesi hampir sama dengan
sistem dan perencana pengajaran pesantern di Sumatera dan Jawa karena
sumbernya satu yaitu Mekah.10

9 Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam, hal 145.

10 Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta:

Mutiara Sumber Widya, 1995), hal 326.


Kerajaan yang mula-mula berdasarkan Islam adalah Kerajaan
Kembar Gowa Tallo tahun 1605 M. Rajanya bernama Malingkang
Daeng Mansyonri yang kemudian berganti nama denga Sultan Abdullah
Awwalul Islam. Menyusul dibelakangnya raja Gowa bernama Sultan
Alauddin dalam waktu dua tahun seluruh rakyatnya telah memeluk Islam.
Muballig Islam yang berjasa disana ialah Abdul Qorid Katib Tunggal gelar
Dato’ Ri Bandang berasal dari Minangkabau, murid sunnan Giri. 11

B. Pengaruh Kerajaan Islam terhadap Pendidikan


Islam Di Indonesia
Pada masa berdirinya kerajaan Islam di nusantara, pendidikan Islam
di Indonesia mulai nampak ke arah kemajuan yang cukup pesat karena
hampir disetiap daerah yang penduduknya beragama Islam berdiri masjid,
surau, langgar dan pesantren yang berfungsi di samping sebagai tempat
ibadah, juga sebagai pusat kegiatan Islam termasuk pendidikan. Begitu juga
pada periode kerajaan Samudera Pasai, Perlak, dan Demak, tampak sudah
banyak masjid yang dibangun, seperti masjid Demak, Kudus, Ampel, Giri
dan sebagainya. Setiap tokoh-tokoh agama Islam pada zaman itu cenderung
mementingkan dan mendahulukan pembangunan masjid sebagai pusat
kegiatan keagamaan dari pada bangunan lainnya.
jika diamati, penyelenggaraan pendidikan agama pada masa kerajaan
tersebut berjaya bertujuan untuk:
1. Mengajak manusia berbuat baik, yaitu patuh mengerjakan agama secara
bersungguh-sungguh, mengerjakan apa yang diperintahkan dan
meninggalkan apa yang dilarang Allah.
2. Menjaga tradisi, maksudnya sesuatu yang diangap penting dan diperlukan
oleh keluarga dan masyarakat, harus diturunkan dan diajarkan kepada anak
cucu secara turun-temurun sebagai regenerasi.

11 Abudin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana,

2011), hal 270.


Adapaun penyelenggaran pendidikan pada masa kerajaan Islam di
Indonesia ditempuh dengan berbagai cara. Diantara metode yang umum
digunakan adalah:
1. Ceramah atau nasihat langsung. Metode ini merupakan yang paling banyak
dan lazim digunakan. Ceramah efektif dilakukan di tempat-tempat
berkumpul kaum muslimin seperti masjid atau langgar. Nasehat-nasehat
dihadapi masyarakat. Cara ini dianggap efektif karena mampu
menyelesaikan permasalahan secara langsung dan kontekstual.
2. Teladan yang baik. Metode ini cenderung menonjolkan sisi karismatika
personal. Dengan penampilan pribadi yang agung dan mengesankan
menonjolkan segi tingkah laku yang baik dan terpuji, akan dapat melahirkan
daya tarik dan perhatian yang besar para murid sehingga guru untuk ditiru
dan diteladani, ajarannya diamalkan. Penampilan kepribadian ini pada
secara langsung bisa diberikan terutama yang berkenaan dengan persoalan-
persoalan faktual yang mulanya merupakan salah satu faktor yang sangat
berperan dalam dakwah Islam, karena tampil dengan sosok mengesankan
efektif menciptakan pengidolaan yang pada akhirnya keteladanan.
3. Media seni dan permainan. Seni adalah metode dakwah yang efektif pada
masa lalu. Hal ini jelas terlihat seperti apa yang telah dilakukan oleh para
penganjur agama di Jawa melalui seni wayang. Begitu pula yang lain,
misalnya maulid Nabi Muhammad di daerah Solo dan Yogyakarta yang
mengunakan gamelan sekaten. Kata sekaten diambil dari bahasa Arab,
syahadatain yang artinya dua kalimat syahadat yang merupakan pernyataan
keislaman secara individual. 12
Perkembangan pendidikan Islam di era ini tidak dapat dilepaskan
dari peranan munculnya kerajaan-kerajaan Islam saat itu. Seperti kerajaan
Samudera Pasai (1297), Kerajaan Aceh (1514), kerajaan Demak (1500),

12 Junaedi, Machbud, 100 Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam

Sejarah, ( Jakarta: Surya Grafindo, 1990), hal 6.


Kerajaan Gowa Tallo (abad XVII). Peran kerajaan ini menurut Hasjimi
(1990:192) dibuktikan ketika Iskandar Muda berkuasa (1607–1636) di Aceh
banyak didirikan lembaga pengajian.
Pada awal abad ke 20, bangsa Indonesia mulai sadar akan
pentingnya kemerdekaan, sehingga mereka mulai bangkit untuk melepaskan
diri dari penjajahan Belanda yang ditandai dengan berdirinya Budi Utomo
tanggal 20 Mei 1908, yang merupakan gerakan yang bertujuan untuk
memajukan pendidikan dan kebudayaan serta meningkatkan martabat dan
kesejahteraan hidup bangsa Indonesia, kemudian disusul dengan berdirinya
organisasi-organisasi Islam yang berbasis pendidikan seperti serikat Islam
(1912), dan Nahdhatul Ulama (1926). Kemudian muncul pula gerakan
gerakan-gerakan militer Islam yang secara ekslusif menampilkan diri
sebagai gerakan militer Islam, seperti front kemiliteran Hizbullah dengan
panglimanya adalah K. H. Zainal Arifin dan Sabililah dengan panglimanya
adalah K. H. Masykur13

BAB III
PENUTUP

Dari pembahasan masalah di atas disimpulkan bahwa:


1. Kondisi Pendidikan pada Zaman Kerajaan Islam di Indonesia
a. Pendidikan pada zaman kerajaan Islam di Sumatera
Pada abad ke-14 M zaman kejayaan kerajaan Samudera Pasai, dan
kerajaan Perlak Aceh abad 12 M, antara Pasai dengan Perlak terjalin
kerjasama yang baik sehingga seorang raja Pasai kawin dengan putri raja

13 Yusuf, Slamet Efendi, Dinamika Kaum Santri, (Jakarta: Rajawali,

1983), hal 37.


Perlak. Dan pada masa kerajaan Aceh Darussalam pendidikan juga benar-
benar mendapat perhatian. Pada saat itu terdapat lembaga-lembaga negara
yang bertugas dalam bidang pendidikan dan Ilmu pengetahuan, diantaranya:
Balai Seutia Hukama, Balai Seutia Ulama, Balai Jamaah dan Himpunan
Ulama. Dalam kerajaan Aceh Darussalam juga telah berbagai jenis lembaga
pendidikan diantaranya: Meunasah (Madrasah), Rangkang setingkat
Madrasah Tsanawiyah, Dayah setara Madrasah Aliyah sekarang dan Dayah
Teuku Cik dapat disamakan dengan perguruan tinggi.
b. Pendidikan pada zaman kerajaan Islam di Perlak
Kerajaan Islam keduan di Indonesia adalah Perlak di Aceh. Rajanya
yang pertama adalah Sultan Alauddin (tahun1161-1186 H/ abad 12 M).
Antara pasai dan Perlak terjalin kerja sama yang baik sehingga seorang raja
Pasai menikah dengan Putri Raja Perlak.
c. Pendidikan pada zaman kerajaan Islam di Sulawesi
Perkembangan agama Islam di Sulawesi selatan amat pesat. disana
terdapat sejumlah pesantren atau surau dengan model lama yang seperti
terdapat di Sumatera dan Jawa, tetapi semenjak datangnya alim ulama bugis
dari tanah mekah, perkembangannya semakin pesat, sistem dan rencana
pengajaran pesantren di Sulawesi hampir sama dengan sistem dan rencana
pengajaran pesantren di Sumatera dan Jawa karena sumbernya satu yaitu
mekah.

d. Pendidikan pada zaman kerajaan Islam di Maluku


Islam memasuki Maluku pada akhir abad ke-15. Sekitar tahun 1460 raja
Ternate memeluk agama Islam, raja muslim yang pertama adalah Zayn Al-
Abidin (1486-1500). Kondisi pendidikannya serupa dengan pendidikan
islam yang ada di Jawa. Raja pada masa itu mempelajari tentang Islam pada
madrasah Giri.

e. Pendidikan pada zaman kerajaan Islam di Kalimantan


Setelah pangeran Banjar masuk Islam dan dikukuhkan sebagai raja
pertama kerajaan Islam Banjar pada tahun 1526 M, perkembangan Islam
makin maju, masjid-masjid dibangun hampir di setiap desa. Sistem
pengajian kitab di pesantren Banjarmasin, tidak berbeda dengan sistem
pengajian kitab di pondoak pesantren Jawa ataupun Sumatera, yaitu dengan
mempergunakan sistem halaqah, menterjemahkan kitab-kitab yang dipakai
kedalam bahasa daerah.

DAFTAR PUSAKA

Azra, Azyumardi, 1995 Jaringan Ulama, (Bandung: Mizan)

Badri Yatim, 2004 Sejarah Pendidikan Islam, Dirasat Islamiah II, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada).
Hasbullah, 2000 Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada).

Junaedi, Machbud, 1990 100 Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam


Sejarah, ( Jakarta: Surya Grafindo).

Mahmud Yunus, 1995 Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta:


Mutiara Sumber Widya).

Musyrifah Sunanto, 2007 Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali


Pers)

Taufiq Abdullah dkk, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Asia Tenggara,


(Jakarta: Ichtiar baru van hoeve)

Yusuf, Slamet Efendi, 1983 Dinamika Kaum Santri, (Jakarta: Rajawali)

Zuhairini dkk, 1995 Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara)

Anda mungkin juga menyukai