1. Bangunlah segera untuk melaksanakan sholat apabila mendengar adzan walau bagaimanapun keadaanmu. 2. Baca, telaah, dan dengarlah Al-Qur-an, berdzikirlah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan janganlah engkau senang menghambur-hamburkan waktumu dalam masalah yang tidak ada faedahnya 3. Bersungguh-sungguhlah untuk bisa dan berbicara dalam bahasa Arab dengan fasih. 4. Jangan memperbanyak perdebatan dalam berbagai bidang percakapan karena hal itu tidak akan mendatangkan kebaikan. 5. Jangan banyak tertawa, sebab hati yang selalu berkomunikasi dengan Allah (berdzikir) adalah tenang dan tenteram. 6. Jangan suka bergurau, karena umat yang berjihad tidak berbuat kecuali dengan bersungguh-sungguh terus menerus. 7. Jangan mengeraskan suara di atas suara yang diperlukan pendengar, karena hal itu akan mengganggu dan menyakiti. 8. Jauhilah ghibah (menggunjing) atau menyakiti hati orang lain dalam bentuk apa pun dan janganlah berbicara kecuali yang baik. 9. Berkenalanlah dengan saudaramu yang engkau temui walaupun dia tidak meminta, sebab prinsip dakwah kita adalah cinta dan taawun (kerjasama). 10.Pekerjaan rumah (PR) kita sebenarnya lebih bertumpuk daripada waktu yang tersedia, maka tolonglah saudaramu untuk memanfaatkan waktunya dan apabila kalian mempunyai keperluan maka sederhanakan dan cepatlah diselesaikan. Jangan memperbanyak perdebatan dalam berbagai urusan karena perbantahan itu tidak akan mendatangkan kebaikan. Jauhilah ghibah (menggunjing) orang lain dan mencederai institusi dan janganlah berbicara kecuali yang baik Berkenalanlah dengan saudaramu yang engkau temui walaupun dia tidak meminta, sebab prinsip dakwah kita adalah cinta dan taawun (kerjasama). Menjauhi perdebatan dan berdiskusi tentang hal-hal yang tak perlu. Perdebatan hanya melukai orang yang didebat karena setiap orang selalu berusaha mempertahankan pendapatnya kendati salah. Dianjurkan banyak bicara pada hal-hal yang penting atau mendesak untuk dibicarakan… jidal dengan ahli kitab pun dilarang, kecuali dengan dua syarat; dengan cara terbaik dan dengan orang-orang zhalim di antara mereka. (29:46) Tidak ada tempat bagi perdebatan, emosi, atau meninggikan suara di dalam majelis usrah, sebab itu semua hukumnya haram menurut fiqih usrah Agar memperhatikan adab berbicara, BERBICARALAH SESUAI KADAR KEPERLUANNYA, dengan merendahkan suara dari segi volume dan merendahkan hati dari segi isi pembicaraan. Suara yang terlalu keras jelas mengganggu Suara keras diperlukan ketika adzan atau saat dibutuhkan seperti ketika Rasulullah saw membutuhkan suara keras Abbas ra untuk memanggil para sahabat yang berlarian ketika Perang Hunain agar bergabung dengan beliau saw. Tidak menggunjingkan orang lain. Yaitu membicarakan sesuatu yang tidak disukai orang tersebut bila dia mendengar pernyataan itu. Bergunjing sangat dilarangan. Al-Qur-an memisalkan orang yang suka menggunjing dengan orang yang memakan daging saudaranya sendiri. (Al-Hujaraat 12.) Tidak “mencederai institusi-institusi” yang ada di masyarakat karena prinsip kita mendekatkan antar pribadi dan tokoh-tokoh serta lembaga-lembaga yang ada. Bahwa Ta’aruf adalah rukun pertama ukhuwwah, Dengan saling mengenal bisa terhindar dari salah paham, sehingga komunikasi bisa nyaman. “terhadap siapa saja ikhwah yang engkau jumpai”. Terhadap orang lain (bukan kader) saja kita disuruh ta’aruf (49:13), apalagi dengan sesama a’dho. “meskipun hal itu tidak diminta”. Ta’aruf bukan karena ada tuntutan atau permintaan atau program terhadap kita. Mengenal ikhwah adalah salah satu bukti perhatian kita kepada ikhwah tersebut. “Sesungguhnya pondasi dakwah kita adalah cinta dan saling mengenal.” Kesadaran akan pentingnya ta’aruf itu tumbuh karena dakwah kita tegak di atas dasar cinta dan saling mengenal Jika pondasinya lemah, maka bangunan dakwah ini akan lemah pula. “Sesungguhnya aku bersenda gurau, tapi aku tidak mengatakan kecuali kebenaran.” (HR. Ath-Thabrani)
Anas ra berkata, “Sesungguhnya Rasulullah adalah orang yang
paling jenaka terhadap istri-istrinya.”
Untuk meraih hati orang lain pada langkah pertama adalah
dengan memperkenalkan diri dan mengenal orang lain. Dengan perkenalan itu maka jembatan antara hati kita dengan hatinya sudah tersambung… Setelah itu potensi untuk saling tolong menolong dan bekerjasama akan terbuka. 5 Pondasi Membangun Hubungan yang Harmonis dengan Orang Lain Fokus lah mencintai, jangan fokus pada hasil. Tingkatkan skill dalam 1. berkomunikasi agar komunikasi yg dibangun Mencintai benar-benar mengena. Utk mencintai tanpa syarat, tanpa syarat terima lah mereka apa adanya, bukan dengan kacamata kita saja tapi juga dengam kacamata orang lain. Loyalitas seseorang tidak dapat dibeli dengan harta, Tapi kita dapat memiliki cinta mereka dengan pujian 2. sewajarnya, Memberikan Bantuan yang tulus, Doa yang kita panjatkan, Motivasi Memberikan arahan tanpa merasa diperintah.. Hal-hal tersebut lah yang menjadi tali penyambung hati. • Keberhasilan dalam komunikasi ditunjang dengan beberapa hal, diantaranya: Dengarkan baik-baik ucapannya, 3. Hormati perasaannya, gerakkan keinginannya, Memberikan hargai perjuangannya,
Sentuhan pada berikan motivasi,
latihlah agar semakin ahli dlm Jiwa pekerjaannya, arahkan, fahami kemandiriannya, lakukan komunikasi yg intens muliakan dia Kita harus memahami bahwa kita dapat 4. memperoleh apa yang kita inginkan selama kita Temukan pun membantu banyak mutiara orang untuk interaksi mendapatkan apa yg mereka inginkan (sunnatullah). Fahami orang lain dan lihat lah dengan kacamata mereka, Ber empatilah pada mereka karena mereka memang layak untuk 5. mendapatkan perhatian kita.
Munculkan Dibalik kelemahan mereka, ada
sebuah potensi untuk mengeluarkan potensi diri yang mereka pada kondisi yang jauh lebih baik lagi. terpendam Bangun mimpi kita hingga kita secara optimal menemukan mimpi itu! Suasana demikian lah yagn dapat membawa kita pada apa yg kita harapkan.