Anda di halaman 1dari 22

Sepuluh Wasiat

Imam Hasan Al-Banna


1. Bangunlah segera untuk melaksanakan sholat apabila mendengar adzan walau
bagaimanapun keadaanmu.
2. Baca, telaah, dan dengarlah Al-Qur-an, berdzikirlah kepada Allah Subhanahu
Wa Ta’ala dan janganlah engkau senang menghambur-hamburkan waktumu
dalam masalah yang tidak ada faedahnya
3. Bersungguh-sungguhlah untuk bisa dan berbicara dalam bahasa Arab dengan
fasih.
4. Jangan memperbanyak perdebatan dalam berbagai bidang percakapan karena
hal itu tidak akan mendatangkan kebaikan.
5. Jangan banyak tertawa, sebab hati yang selalu berkomunikasi dengan Allah
(berdzikir) adalah tenang dan tenteram.
6. Jangan suka bergurau, karena umat yang berjihad tidak berbuat kecuali
dengan bersungguh-sungguh terus menerus.
7. Jangan mengeraskan suara di atas suara yang diperlukan pendengar, karena
hal itu akan mengganggu dan menyakiti.
8. Jauhilah ghibah (menggunjing) atau menyakiti hati orang lain dalam bentuk apa
pun dan janganlah berbicara kecuali yang baik.
9. Berkenalanlah dengan saudaramu yang engkau temui walaupun dia tidak
meminta, sebab prinsip dakwah kita adalah cinta dan taawun (kerjasama).
10.Pekerjaan rumah (PR) kita sebenarnya lebih bertumpuk daripada waktu yang
tersedia, maka tolonglah saudaramu untuk memanfaatkan waktunya dan
apabila kalian mempunyai keperluan maka sederhanakan dan cepatlah
diselesaikan.
Jangan memperbanyak perdebatan dalam
berbagai urusan karena perbantahan itu tidak
akan mendatangkan kebaikan.
Jauhilah ghibah (menggunjing) orang lain dan
mencederai institusi dan janganlah berbicara
kecuali yang baik
Berkenalanlah dengan saudaramu yang engkau
temui walaupun dia tidak meminta, sebab
prinsip dakwah kita adalah cinta dan taawun
(kerjasama).
 Menjauhi perdebatan dan berdiskusi tentang hal-hal
yang tak perlu.
 Perdebatan hanya melukai orang yang didebat karena
setiap orang selalu berusaha mempertahankan
pendapatnya kendati salah.
 Dianjurkan banyak bicara pada hal-hal yang penting
atau mendesak untuk dibicarakan…
 jidal dengan ahli kitab pun dilarang, kecuali dengan dua
syarat; dengan cara terbaik dan dengan orang-orang
zhalim di antara mereka. (29:46)
Tidak ada tempat bagi perdebatan, emosi, atau
meninggikan suara di dalam majelis usrah, sebab itu
semua hukumnya haram menurut fiqih usrah
 Agar memperhatikan adab berbicara, BERBICARALAH
SESUAI KADAR KEPERLUANNYA, dengan merendahkan
suara dari segi volume dan merendahkan hati dari segi
isi pembicaraan.
 Suara yang terlalu keras jelas mengganggu
 Suara keras diperlukan ketika adzan atau saat
dibutuhkan seperti ketika Rasulullah saw membutuhkan
suara keras Abbas ra untuk memanggil para sahabat
yang berlarian ketika Perang Hunain agar bergabung
dengan beliau saw.
 Tidak menggunjingkan orang lain. Yaitu membicarakan
sesuatu yang tidak disukai orang tersebut bila dia
mendengar pernyataan itu.
 Bergunjing sangat dilarangan. Al-Qur-an memisalkan orang
yang suka menggunjing dengan orang yang memakan
daging saudaranya sendiri. (Al-Hujaraat 12.)
 Tidak “mencederai institusi-institusi” yang ada di
masyarakat karena prinsip kita mendekatkan antar pribadi
dan tokoh-tokoh serta lembaga-lembaga yang ada.
 Bahwa Ta’aruf adalah rukun pertama ukhuwwah, Dengan
saling mengenal bisa terhindar dari salah paham, sehingga
komunikasi bisa nyaman.
 “terhadap siapa saja ikhwah yang engkau jumpai”. Terhadap
orang lain (bukan kader) saja kita disuruh ta’aruf (49:13),
apalagi dengan sesama a’dho.
 “meskipun hal itu tidak diminta”. Ta’aruf bukan karena ada
tuntutan atau permintaan atau program terhadap kita.
Mengenal ikhwah adalah salah satu bukti perhatian kita
kepada ikhwah tersebut.
 “Sesungguhnya pondasi dakwah kita adalah cinta
dan saling mengenal.”
 Kesadaran akan pentingnya ta’aruf itu tumbuh
karena dakwah kita tegak di atas dasar cinta dan
saling mengenal
 Jika pondasinya lemah, maka bangunan dakwah ini
akan lemah pula.
“Sesungguhnya aku bersenda gurau, tapi aku tidak mengatakan
kecuali kebenaran.” (HR. Ath-Thabrani)

Anas ra berkata, “Sesungguhnya Rasulullah adalah orang yang


paling jenaka terhadap istri-istrinya.”

 Untuk meraih hati orang lain pada langkah pertama adalah


dengan memperkenalkan diri dan mengenal orang lain.
 Dengan perkenalan itu maka jembatan antara hati kita dengan
hatinya sudah tersambung… Setelah itu potensi untuk saling
tolong menolong dan bekerjasama akan terbuka.
5
Pondasi Membangun Hubungan
yang Harmonis dengan Orang Lain
 Fokus lah mencintai, jangan
fokus pada hasil.
 Tingkatkan skill dalam
1. berkomunikasi agar
komunikasi yg dibangun
Mencintai benar-benar mengena.
 Utk mencintai tanpa syarat,
tanpa syarat terima lah mereka apa adanya,
bukan dengan kacamata kita
saja tapi juga dengam
kacamata orang lain.
 Loyalitas seseorang tidak
dapat dibeli dengan harta,
 Tapi kita dapat memiliki cinta
mereka dengan pujian
2. sewajarnya,
Memberikan  Bantuan yang tulus,
 Doa yang kita panjatkan,
Motivasi  Memberikan arahan tanpa
merasa diperintah..
 Hal-hal tersebut lah yang
menjadi tali penyambung
hati.
• Keberhasilan dalam komunikasi
ditunjang dengan beberapa hal,
diantaranya:
 Dengarkan baik-baik ucapannya,
3.  Hormati perasaannya,
 gerakkan keinginannya,
Memberikan  hargai perjuangannya,

Sentuhan pada  berikan motivasi,


 latihlah agar semakin ahli dlm
Jiwa pekerjaannya,
 arahkan,
 fahami kemandiriannya,
 lakukan komunikasi yg intens
 muliakan dia
Kita harus memahami
bahwa kita dapat
4. memperoleh apa yang
kita inginkan selama kita
Temukan pun membantu banyak
mutiara orang untuk
interaksi mendapatkan apa yg
mereka inginkan
(sunnatullah).
 Fahami orang lain dan lihat lah
dengan kacamata mereka,
 Ber empatilah pada mereka karena
mereka memang layak untuk
5. mendapatkan perhatian kita.

Munculkan  Dibalik kelemahan mereka, ada


sebuah potensi untuk mengeluarkan
potensi diri yang mereka pada kondisi yang jauh lebih
baik lagi.
terpendam  Bangun mimpi kita hingga kita
secara optimal menemukan mimpi itu!
 Suasana demikian lah yagn dapat
membawa kita pada apa yg kita
harapkan.

Anda mungkin juga menyukai