Anda di halaman 1dari 15

MEDIA MATRASAIN ISSN 1858 1137

Volume 11, No.2, Agustus 2014

STUDI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP ESTETIKA DESAIN


FASADE BANGUNAN DENGAN PENDEKATAN TEORI SUBYEKTIF
Studi Kasus di Koridor Boulevard on Business (BoB) Jalan Piere Tendean Manado

Oleh :

Steven Richard Kamurahan


( Mahasiswa Prodi Arsitektur Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi )
Judy O. Waani
( Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik /
Prodi Magister Arsitektur Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi )
Octavianus H. A. Rogi
( Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi )

Abstrak

Pesatnya dinamika pertumbuhan pembangunan di Indonesia, khususnya Sulawesi utara yang


memiliki posisi strategis sebagai pintu gerbang Indonesia ke kawasan Asia Timur dan Pasifik yang aman,
nyaman, produktif dan berkelanjutan dengan berbasis pada kelautan, perikanan, dan pariwisata serta
berwawasan lingkungan dan kebudayaan. Kota Manado yang mempunyai fungsi dan peran sebagai ibukota
provinsi, menunjukan adanya pertumbuhan fisik maupun non fisik, sedangkan di lain pihak, Kota manado
dihadapkan pada perubahan wajah kota. Fakta menunjukan bahwa keberadaan beragam bentukan fasade
bangunan (bangunan komersial) tersebut berhubungan dengan kualitas visual estetika yang terbentuk dalam
ruang koridor Boulevard on Bussiness di Jalan Piere Tendean ini. Adapun tujuan dari penelitian ini fokus
pada pengungkapan keberlakuan prinsip desain pada Estetika Fasade Bangunan Komersial di Koridor
Boulevard on Bussines (BoB) Kota Manado berdasarkan persepsi masyarakat terhadap nilai kualitas estetika
visual keindahan (keterpaduan, proporsi, skala, irama, keseimbangan dan warna).
Lokasi kajian meliputi Koridor Boulevarrd on Bussines di Jalan Piere Tendean Manado. Metode
yang digunakan adalah Kualitatif dengan pendekatan Rasionalistik. Temuan studi ini, yakni pengungkapan
adanya prinsip estetika yang hampir diterapkan semua bangunan komersial yang ada di Koridor Boulevard
on Bussines (BoB) Jalan Piere Tendean dan hanya ada pada beberapa jenis bangunan tertentu yang prinsip
estetikanya diabaikan, berdasarkan pengungkapan respon pengguna di area studi yang menunjukan skala
antara “Sangat tidak baik” dan “Sangat baik”. Hanya sedikit yang menyatakan sangat baik dan juga hanya
sedikit menyatakan sangat tidak baik.
Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan untuk pengembangan teori dalam hal
perancangan desain bangunan khususnya fasade dengan memperhatikan kualitas estetika (keindahan) dan
sebagai masukan untuk perencanaan dan perancangan arsitektur di Koridor Boulevard (BoB) Jalan Piere
Tendean Manado.

Kata Kunci : Bangunan Komersial, Fasade, Estetika Subyektif.

I. PENDAHULUAN adanya peningkatan aktifitas pemanfaatan


ruang sebagai akibat pembangunan-
Kota merupakan salah satu tempat
pembangunan fisik yang dilaksanakan oleh
kehidupan manusia yang dapat dikatakan
berbagai pihak dengan kepentingannya
paling kompleks, karena perkembangannya
masing-masing. Pembangunan fisik tersebut
dipengaruhi oleh aktivitas pengguna
yang dilaksanakan adalah penyediaan
perkotaan. Kota Manado yang mempunyai
fasilitas perdagangan dan jasa yang
fungsi dan peran sebagai ibukota provinsi,
didalamnya termasuk bangunan komersial
menunjukan adanya pertumbuhan fisik
yang wilayahnya hingga batas tepi laut yang
maupun non fisik, sedangkan di lain pihak,
di reklamasi yang lokasinya berada
Kota manado dihadapkan pada perubahan
sepanjang Koridor Jalan Piere Tendean
wajah kota. Perubahan itu berkembang dan
Boulevard on Bussines (BoB) Kota Manado.
tumbuh sangat cepat dan pesat, karena

STUDI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS ESTETIKA


DESAIN FASADE BANGUNAN DENGAN PENDEKATAN TEORI SUBYEKTIF
- 68 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858 1137
Volume 11, No.2, Agustus 2014

Berdasarkan kondisi awal morfologi selain itu fasade juga berfungsi sebagai alat
Koridor Jalan Piere Tendean Boulevard on perekam sejarah peradaban manusia.
Bussines (BoB) Kota Manado adalah Dengan mengamati dan mempelajari desain
merupakan kawasan pemukiman yang fasade dan kondisi sosial budaya, kehidupan
menjadi kawasan perdagangan dan jasa yang spiritual, bahkan keadaan ekonomi dan
awalnya dimulai sekitar tahun 1990-an politik pada masa tertentu.
dengan pembangunan infrastruktur fisik Keberadaan beragam bentukan fasade
dengan dibangunnya jalan sebagai bangunan (bangunan komersial) tersebut
penguhubung dan diikuti pembangunan berhubungan dengan kualitas visual estetika
fasilitas perdagangan dan jasa (pertokoan) yang terbentuk dalam ruang koridor
tahap pembangunannya dimulai dari tahun Boulevard on Bussiness diJalan Piere
2000-an. Akibatnya orientasi dan Tendean ini. Untuk mengetahui hubungan
Aksesibilitas kawasan ekonomi ini tersebut, dibutuhkan persepsi masyarakat
mengalami perubahan dari yang awalnya untuk menilai sehingga hasil yang
berada di pusat kota beralih ke daerah didapatkan obyektif.
pantai, Sehingga tidak dapat di pungkiri
terjadi perubahan yang signifikan terhadap
II. TINJAUAN TEORI
lingkungan pemukiman dan hal ini
Teori yang ditinjau dari tulisan ini
berdampak pada pemadatan bangunan
lebih difokuskan pada Estetika Fasade
rumah mukim dengan bangunan pertokoan
Bangunan Komersial. Problem-problem
yang sementara dan sudah dibangun. Tidak
estetis sebagai salah satu jenis persoalan
hanya fisik kawasan yang berubah tetapi
filsafati pada pokoknya berkenaan dengan
kondisi sosial ekonomi Kota Manado.
Nilai Estetis.
Dampak perubahan tatanan kawasan
pemukiman dan daerah tepian pantai yang
beralih status menjadi kawasan perdagangan
dan jasa hal ini menimbulkan permasalahan
baru yaitu pemukiman yang tidak tertata dan
bertumbuh pesatnya pembangunan
pertokoan dan jasa (bangunan komersial).
Fasade atau bagian tampak bangunan adalah
unsur yang tidak dapat dihilangkan dari
suatu produk desain arsitektur dan bahkan
merupakan bagian terpenting dari suatu
karya arsitektur, karena elemen tampak
inilah yang diapresiasi atau dilihat pertama
kali. Melalui fasade kita bisa mendapat
Gambar 1.
gambaran tentang fungsi-fungsi bangunan, Bagan Estetika

STUDI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS ESTETIKA


DESAIN FASADE BANGUNAN DENGAN PENDEKATAN TEORI SUBYEKTIF
- 69 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858 1137
Volume 11, No.2, Agustus 2014

Gugusan persoalan estetis yang sejak Keindahan dalam arti terluas,


dulu direnungkan oleh filsuf berkisar pada merupakan pengertian semula dari bangsa
nilai estetis, misalnya : Apakah keindahan Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula
itu?, Apakah keindahan itu bersifat obyektif ide kebaikan. Plato misalnya menyebut
atau subyektif ?, dan Bagaimanakah peranan tentang watak yang indah dan hukum yang
keindahan dalam kehidupan manusia? indah, sedang aristoteles merumuskan
Bagan pada gambar 1 menerangkan bagian- keindahan sebagai sesuatu yang selain baik
bagian dari estetika. juga menyenangkan. Plotinus menulis
Pengertian terpenting dalam sejarah tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang
estetitik fisafati sejak zaman Yunani Kuno indah. Orang Yunani dulu berbicara pula
sampai abad 18 adalah keindahan (beauty). mengenai buah pikiran yang indah dan adat
Persoalan yang digumuli oleh para filsuf kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani
ialah “Apakah keindahan itu?”. Menurut juga mengenal pengertian keindahan dalam
asal katanya, perkataan Inggris “beautiful” arti estetis yang disebutnya “symmetria”
(dalam bahasa Perancis “beau”, sedangkan untuk keindahan berdasarkan penglihatan
dalam bahasa Italia dan Spanyol ”bello”) (misalnya pada karya pahat dan arsitektur)
berasal dari kata Latin “bellum” Akar dan “harmonia” untuk keindahan
katanya adalah “bonum” yang berarti berdasarkan pendengaran (musik). Jadi
kebaikan, kemudian mempunyai bentuk Pengertian keindahan yang seluas-luasnya
pengecilan menjadi “bonellum” dan terkhir meliputi : Keindahan Seni, Keindahan Alam,
dipendekan sehingga di tulis “bellum” (The Keindahan Moral, dan Keindahan
Liang Gie, 1983:34). Intelektual. Keindahan dalam arti estetis
Menurut cakupannya orang harus murni menyangkut pengalaman estetis dari
membedakan antara keindahan sebagai suatu seseorang dalam hubungannya dengan
kwalita abstrak dan sebagai sebuah benda segala sesuatu yang dicerapnya. Sedangkan
tertentu yang indah. Untuk perbedaan ini keindahan dalam arti yang terbatas lebih
dalam bahasa inggris sering dipergunakan disempitkan sehingga hanya menyangkut
istilah beauty keindahan) dan the beautiful benda-benda yang dicerap dengan
(benda atau hal yang indah). Dalam penglihatan, yakni berupa keindahan dari
pembahasan filsafat, kedua pengertian itu bentuk dan warna.
kadang-kadang dicampuradukan saja. Dari pembagian dan pembedaan
Selain itu terdapat pula perbedaan terhadap keindahan tersebut diatas, masih
menurut luasnya pengertian, yakni : belum jelas apakah sesungguhnya keindahan
a) Keindahan dalam arti yang terluas itu. Ini memang merupakan suatu persoalan
b) Keindahan dalam arti estetis murni filsafati yang jawabannya beraneka ragam.
c) Keindahan dalam arti terbatas dalam Salah satu jawaban mencari ciri-ciri umum
hubungannya dengan penglihatan. yang ada pada semua benda yang dianggap
indah dan kemudian menyamakan ciri-ciri

STUDI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS ESTETIKA


DESAIN FASADE BANGUNAN DENGAN PENDEKATAN TEORI SUBYEKTIF
- 70 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858 1137
Volume 11, No.2, Agustus 2014

atau kwalita hakiki itu dengan pengertian lainnya seperti misalnya nilai moral, nilai
keindahan. Jadi keindahan pada dasarnya ekonomis dan nilai pendidikan maka nilai
adalah sejumlah kwalita pokok tertentu yang yang berhubungan dengan segala sesuatu
paling sering disebut adalah kesatuan yang tercakup dalam pengertian keindahan
(unity), keselarasan (harmony), disebut nilai estetis.
kesetangkupan (symmetry), keseimbangan Dalam hal ini keindahan dianggap
(balance) dan perlawanan (contrast). searti dengan niali estetis pada umumnya
Dalam rangka ciri-ciri pokok itu apabila sesuatu benda itu indah. Sebutan itu
adalah ahli pikir yang menyatakan bahwa tidak menunjuk kepada sesuatu ciri seperti
keindahan tersusun dari pelbagai keselarasan umpamanya keseimbangan atau sebagai
dan perlawanan dari garis, warna, bentuk, penilaian subyektif saja, melainkan
nada dan kata-kata. Adapula yang menyangkut ukuran-ukuran nilai yang
berpendapat bahwa keindahan adalah suatu bersangkutan. Dan ukuran-ukuran nilai itu
kumpulan hubungan-hubungan yang selaras tidak terlalu mesti sama untuk masing-
dalam suatu benda dan diantara benda itu masing hal atau karya seni. Orang
dengan si pengamat. melekatkan nilai pada pelbagai hal karena
Istilah dan pengertian keindahan bermacam-macam alasan, misalnya karena
tidak lagi mempunyai tempat yang pemanfaatannya, sifatnya yang langka atau
terpenting dalam estetik karena sifatnya karena coraknya yang tersendiri (The Liang
yang makna ganda untuk menyebut pelbagai Gie, 1983:36).
hal, bersifat longgar untuk dimuati macam- Mengenai pelbagai ragam dari nilai,
macam ciri dan juga subyektif untuk ada pendapat yang membedakan antara lain
menyatakan penilaian pribadi terhadap nilai subyektif dan nilai obyektif.
sesuatu yang kebetulan menyenangkan. Pembedaan lainnya antara nilai
Orang dapat menyebut serangkaian bunga perseorangan dan nilai kemasyarakatan.
yang sangat berwarna-warni sebagai hal Tapi penggolongan yang penting dari para
yang indah dan suatu pemandangan alam ahli adalah pembedaan nilai dalam nilai
yang tenang dan indah pula. Konsepsi yang eksentrik dan nilai intrinsik. Nilai Eksentrik
bersifatdemikian itu sulitlah dijadikan dasar adalah sifat baik atau berniali dari
untuk menyusun sesuatu teori dalam estetik. sesuatubenda sebagai sesuatu alat atau
Oleh karena itu kemudian orang lebih sarana untuk sesuatu hal lainnya. Ini sering
menerima konsepsi tentang nilai estetis disebut juga instrumental (contributory)
(aesthetic value) tang dikemukakan antara value, yakni nilai yang bersifat alat atau
lain oleh Edward Bullough (19880-1934). membantu. Sedangkan Nilai Intrinsik
Dalam rangka teori umum tentang dimaksudkan sifat baik atau bernilai dalam
nilai, pengertian keindahan dianggap sebagai dirinya atau sebagai sesuatu tujuan ataupun
salah satu jenis nilai. Untuk demi kepentingan sendiri dari benda yang
membedakannya dengan jenis-jenis nilai bersangkutan. Ini kadang-kadang disebut

STUDI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS ESTETIKA


DESAIN FASADE BANGUNAN DENGAN PENDEKATAN TEORI SUBYEKTIF
- 71 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858 1137
Volume 11, No.2, Agustus 2014

juga consummatory value, yakni nilai yang berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri
telah lengkap atau mencapai tujuan yang di yang menciptakan nilai estetetis adalah sifat
kehendaki. Yang umumnya diakui sebagai (kwalita) yang memang telah melekat pada
nilai-nilai intrinsik itu ialah kebenaran, benda indah yang bersangkutan, terlepas
kebaikan dan keindahan. Akhirnya orang dari orang yang mengamatinya. Pengamatan
membedakan pula antara nilai positif (untuk seseorang hanyalah menemukan atau
sesuatu yang bernilai) dan lawannya, yakni menyingkap sifat-sifat indah yang sudah ada
nilai negative kadang-kadang ada juga yang pada sesuatu benda dan sama sekali tidak
menamakannya disvalue (tiada nilai). Dalam terpengaruh untuk mengubahnya. Teori
perkembangan estetik akhir-akhir ini, Subjektif menyatakan bahwa ciri-ciri yang
keindahan tidak hanya dipersamakan artinya menciptakan keindahan pada suatu benda
dengan nilai estetika umumnya, melainkan sesungguhnya tidak ada, yang ada hanyalah
juga dipakai untuk menyebut satu macam tanggapan perasaan dalam diri seseorang
atau nilai estetis. (The Liang Gie 1983:34). yang mengamati sesuatu benda.
Estetika kadang-kadang dirumuskan Adanya keindahan semata-mata
pula sebagai cabang filsafat yang tergantung pada pencerapan sipengamat itu.
berhubungan dengan teori keindahan (theory Kalaupun dinyatakan bahwa suatu benda
of beauty). Definisi keindahan memberitahu mempunyai nilai estetis, hal ini diartikan
orang untuk mengenali apa keindahan itu, bahwa seseorang pengamat memperoleh
maka teori keindahan menjelaskan suatu pengalaman estetis sebagai tanggapan
bagaimana keindahan itu. terhadap benda itu.
Salah satu persoalan pokok dari teori
keindahan yaitu, mengenai sifat dasar dari
keindahan. Apakah keindahan itu
merupakan sesuatu yang ada pada benda
indah ataukah hanya terdapat dalam alam
pikiran orang yang mengamati benda
tersebut?.
Penjelasan terhadap problem ini
dalam sejarah estetik menimbulkan 2
kelompok teori yang terkenal sebagai teori
obyektif dan teori subyektif tentang
keindahan atau nilai estetis. Kelompok teori
objektif dianut oleh Plato, Hegel dan
Bernard Bosanguet, sdeangkan teori
subyektif didukung antara lain oleh Henry
Gambar 2.
Home, Earl of Shaftesbury (Lord Ashley)
Jenis Teori Keindahan
dan Edmund Burke. Teori Objektif (The Liang Gie, 1976)

STUDI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS ESTETIKA


DESAIN FASADE BANGUNAN DENGAN PENDEKATAN TEORI SUBYEKTIF
- 72 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858 1137
Volume 11, No.2, Agustus 2014

Teori agung tentang keindahan yang lain secara menyeluruh dapat


menjelaskan bahwa keindahan terdiri dari digambarkan dari hubungan antara
perimbangan dari bagian-bagian, lebih tepat ketinggian, lebar,dan tinggi. Proporsi
perimbangan dan susunan dari bagian- menunjukan kualitas keruangan yang
bagian, atau lebih tepat lagi terdiri dari terbentuk dari hasil posisi pengamatan.
ukuran, persamaan, dan jumlah dari bagian-
c. Skala (Scale)
bagian serta hubungan-hubungannya satu
Menurut Ching (1991), Skala adalah
sama lain (The Liang Gie,1976 :41-43).
suatu perbandingan tertentu yang
Aspek-aspek yang membentuk
digunakan untuk menetapkan ukuran dan
keindahan dan mempengaruhi kualitas
dimensi-dimensinya dan juga berarti
estetika menurut Ishar (dalam Nurmasari,
hubungan antara lebar/panjang dan tinggi
2008:20), yaitu nilai-nilai dari bentuk dan
ruang dari suatu tempat yang
ekspresi yang dapat menyenangkan mata
memberikan kesan pada orang yang
dan pikiran. Keindahan bentuk berbicara
bergerak didalamnya (Zahnd,1999).
tentang sesuatu yang nyata dan terukur,
sedangkan keindahan ekspresi berbicara
d. Keseimbangan (Balance)
mengenai sesuatu dalam suatu yang abstrak
Keseimbangan adalah nilai yang ada
dan tak terukur. Dua hal tersebut menjadi
pada setiap objek yang daya tarik
satu kesatuan dalam satu kajian yaitu
visualnya terdapat dikedua titik pusat
keindahan yang didasari aspek-aspek
keseimbangan. Titik pusat keseimbangan
sebagai berikut.
ini berada pada titik istirahat mata yang
menghilangkan kekacauan visual.
a. Keterpaduan (Unity)
Darnawan (dalam Nurmasari 2008:23).
Keterpaduan yaitu menciptakan kesatuan
visual yang utuh dari tiap elemen koridor
e. Irama (Rhythm)
yang berbeda. Menurut Ishar (dalam
Irama dalam urban design didapatkan
Nurmasari 2008:21), semakin sedikit
melalui adanya komposisi dari gubahan
jumlah unsur yang harus disatukan,
massa yang serasi dengan memberikan
semakin mudah dicapai keterpaduan,
adanya karakter penekanan, interval atau
semakin besar jumlah elemen yang harus
jarak dan arah tertentu dari gubahan
disatukan, semakin sulit mencapai
massa dalam membentuk ruang koridor
keterpaduan, tetapi jika berhasil, semakin
Ishar (dalam Nurmasari 2008:24).
besar pula nilai keterpaduan yang akan
dicapai. f. Warna (Colour)
Menurut Ching (1991), arna adalah
b. Proporsi
corak, intensitas dan nada yang menjadi
Menurut Ching (1991) Proporsi
atribut paling mencolok yang dapat
menekankan pada hubungan yang
membedakan suatu bentuk dengan
harmonis dari satu bagian dengan bagian
lingkungannya.

STUDI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS ESTETIKA


DESAIN FASADE BANGUNAN DENGAN PENDEKATAN TEORI SUBYEKTIF
- 73 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858 1137
Volume 11, No.2, Agustus 2014

III. METODE mendapatkan jawaban mengenai respon


masyarakat terhadap estetika desain fasade
Prosedur dan metode penelitian ini
bangunan komersial yang ada di koridor
secara umum dapat digambarkan secara
BoB. Adapun secara teknis penetapan
skematik dalam gambar 3.
jumlah sampel yang representative terhadap
populasi, sebagaimana menurut Sugiyono
(2012).
Partisipan diambil secara Purposive
Sampling dengan tingkat keterwakilan dari
Jumlah Penduduk Kota yang ditinjau dari
Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan
partisipan yang melakukan kegiatan sehari-
hari dan partisipan yang mengunjungi
Koridor Boulevard on Bussines (BoB) Kota
Manado.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kualitas estetika membahas


mengenai aspek-aspek yang mempengaruhi
Gambar 3. dan membentuk keindahan. Semakin banyak
Diagram Proses Studi
interpretasi kelompok masyarakat, makin
Pada tahap awal dilakukan dengan tinggi nilai komunikasinya. Di pihak lain hal
mendeskripsikan latar belakang penelitian ini menunjuk bahwa karya arsitektur yang
untuk pengungkapan fakta dilapangan seharusnya memiliki banyak makna.
kemudian dirumuskan masalah yang terjadi Keindahan bentuk berbicara tentang sesuatu
untuk menjadi tujuan penelitian. Tahap yang terukur dan nyata.
observasi lapangan dilakukan dalam hal Untuk menilai Kualitas Estetika
mendapatkan kategorisasi bangunan bangunan digunakan indikator-indikator
komersial yang menjadi obyek studi dan yang dapat dikaji dari berbagai aspek
Kategorisasi Para pengguna BoB. Estetika yaitu : Keterpaduan (Unity),
Identifikasi bangunan komersial dilakukan Keseimbangan (Balance), Proporsi
sesuai dengan teori Tipologi bangunan (Proportion), Skala (Scale),Warna (Colour),
komersial. Selanjutnya dilakukan kajian Irama (Rhytm).
dengan menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan rasionalistik. Di tahap A. Keterpaduan (Unity)

ini, peneliti melakukan wawancara langsung Berikut hasil penelitian dan tanggapan
para pengguna di Koridor BoB . Wawancara partisipan mengenai estetika fasade
dilakukan dengan terbuka untuk bangunan komersial di koridor

STUDI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS ESTETIKA


DESAIN FASADE BANGUNAN DENGAN PENDEKATAN TEORI SUBYEKTIF
- 74 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858 1137
Volume 11, No.2, Agustus 2014

Boulevard on Bussines (BoB) Kota


Manado berdasarkan pembahasan
Keterpaduan ( Unity).

Pembahasan :
Di Koridor Boulevard on Bussines
(BoB) di Jalan Piere Tendean Manado
ini, memiliki beraneka ragam bentuk
Gambar 5.
fasade bangunan. Menurut penilaian
Gambar Existing Bangunan Komersial
partisipan bentuk fasade terlihat kontras ditinjau dari Keterpaduan (Unity)
dan berbeda satu sama lain. Dimana
Dimensi fasade bangunan yang lebih
masing-masing bangunan lebih
cenderung berbeda ada yang berbentuk
cenderung menonjolkan ciri khas
kotak, persegi panjang yang mengarah
masing-masing. Deretan bangunan yang
vertikal dan horizontal, menurut
berbeda-beda ketinggian dan beraneka
penilaian partisipan bangunan tersebut
ragam bentuk, warna, tekstur dan garis
tidak sesuai lagi dengan bangunan yang
yang tidak menciptakan hubungan visual
ada disamping kiri maupun kanan
antara elemen.
sehingga terlihat kontras dan
Tabel 1. menunjukan perbedaan yang menonjol.
Tanggapan Partisipan
tentang Estetika Keterpaduan (Unity)
B. Proporsi

Berikut hasil penelitian dan tanggapan


partisipan mengenai estetika fasade
bangunan komersial di koridor
Boulevard on Bussines (BoB) Kota
Manado berdasarkan pembahasan
Proporsi.

Pembahasan :
Tabel menunjukan bahwa penilaian
partisipan terhadap Proporsi sangat
beragam. Mayoritas Partisipan menilai
bahwa kualitas Proporsi cukup baik,
dengan presentasi sebesar terhadap
kualitas Proporsi itu 66,67 % dari yang
di harapkan (100%). Jadi secara
Gambar 4. kontinum dapat digambarkan pada
Gambar Kontinum Skala Likert
dalam bahasan Keterpaduan (Unity) gambar 6.

STUDI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS ESTETIKA


DESAIN FASADE BANGUNAN DENGAN PENDEKATAN TEORI SUBYEKTIF
- 75 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858 1137
Volume 11, No.2, Agustus 2014

Tabel 2. baik dari segi ukuran dan batas antara


Tanggapan Partisipan
bangunan.
tentang Estetika Proporsi

Gambar 7.
Gambar Existing Bangunan Komersial
ditinjau dari Proporsi

Hanya beberapa partisipan yang


menganggap Proporsi bangunan yang
ada di sepanjang lajur kiri dari Koridor
BoB, dimulai dari pertigaan Patung
Wolter Monginsidi sampai dengan Bank
Sulut terjadi ketidakseimbangan antara
ukuran tinggi dan lebar fasade
bangunan yang tidak sesuai ukuran luas
bangunan. Ada ketidaksinambungan
Gambar 6. bentuk fasade bangunan satu dengan
Gambar Kontinum Scala Likert
lainnya dikarenakan adanya pemukiman
dalam bahasan Proporsi (Proportion)
penduduk yang mendiami Koridor BoB
Di Koridor Boulevard on Bussines
ini.
(BoB) di Jalan Piere Tendean Manado
ini, memiliki beraneka ragam bentuk C. Skala (Scale)
fasade bangunan. Jarak tiap bangunan
Tabel 3 merupakan hasil penelitian
dalam satu kompleks pertokoan atau
tentang tanggapan partisipan mengenai
ruko yang ada di Kawasan Manado
estetika fasade bangunan komersial di
Town Square, Kawasan Megamas yang
koridor Boulevard on Bussines (BoB)
saling berdempetan sesuai dengan fungsi
Kota Manado berdasarkan pembahasan
dan penggunaannya. Menurut penilaian
Skala (Scale).
partisipan bentuk fasade terlihat kontras
dan berbeda satu sama lain. Bentuk
Pembahasan :
pengolahan fasade bangunan lebih
Berdasarkan tabel dan diagram diatas
dikedepankan dengan tidak merubah
menunjukan bahwa penilaian partisipan
bentuk awal dari bangunan tersebut, dan
terhadap Skala (Scale) sangat beragam.
menurut beberapa Partisipan menjawab
Mayoritas partisipan menilai bahwa
proporsi dari fasade bangunan itu cukup
kualitas keterpaduan cukup baik, dengan

STUDI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS ESTETIKA


DESAIN FASADE BANGUNAN DENGAN PENDEKATAN TEORI SUBYEKTIF
- 76 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858 1137
Volume 11, No.2, Agustus 2014

presentasi sebesar terhadap kulitas luas, sehingga menurut partisipan kalau


keterpaduan (Unity) itu 60 % dari yang melihat fasade bangunan tersebut
di harapkan (100%). Secara kontinum terkesan seperti dinding atau tembok
dapat digambarkan pada gambar 8. yang tinggi dan lebar.

Tabel 3.
Tanggapan Partisipan
tentang Estetika Skala (Scale)

Gambar 9.
Gambar Perbandingan Skala Manusia
dengan Bangunan

D. Keseimbangan ( Balance)

Berikut hasil penelitian dan tanggapan


partisipan mengenai estetika fasade
bangunan komersial di koridor
Boulevard on Bussines (BoB) Kota
Manado berdasarkan pembahasan
Keseimbangan ( Balance).

Tabel 4.
Tanggapan Partisipan tentang Estetika
Gambar 8. Keseimbangan (Balance)
Gambar Kontinum Scala Likert
dalam bahasan Skala (Scale)

Berdasarkan penelitian ada beberapa


bangunan komersial memiliki ukuran
skala fasade yang kontras dengan ukuran
skala manusia, karena fasadenya terlihat
menjulang tinggi dan terlihat besar
sehingga tidak seimbang dengan
bangunan sekitar. Keberadaan bangunan
Holland Bakery, Pertokoan disamping
Hotel Arya Duta dan IT Center, apabila
di sesuaikan dengan skala ruang jalan
berkesan sempit dan menjadi kurang

STUDI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS ESTETIKA


DESAIN FASADE BANGUNAN DENGAN PENDEKATAN TEORI SUBYEKTIF
- 77 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858 1137
Volume 11, No.2, Agustus 2014

Berdasarkan tabel diatas menunjukan keseimbangan. Karena itu berdasarkan


bahwa penilaian partisipan terhadap tanggapan atau respon masyarakat akan
keseimbangan (Balance) sangat beragam. hal keseimbangan, menurut mereka hal
Mayoritas Partisipan menilai bahwa ini tidak seutuhnya ada di Koridor BoB
kualitas keterpaduan cukup baik, dengan disebabkan karena bentuk dan ukuran
presentasi sebesar terhadap kulitas fasade bangunan yang berbeda dan juga
keseimbangan (Balance) itu 60 % dari posisi jalan yang agak berbelok di depan
yang di harapkan (100%). Jadi secara Megamall yang justru mempengaruhi
kontinum dapat digambarkan sebagai keseimbangan.
berikut:
Kawasan Boulevard on Bussines (BoB) MULTIMART

Jalan Piere Tendean Kota Manad o K E PELABU


HAN
MANADO

GRAND PRIM A
2
MEGA MALL

1 T ENDEAN
JALAN
PIERE
5
Kel. We na ng U ta ar

GOLDEN SWALAYAN
MEGA MALL
RUK O HOTEL ARYADUTA
IT CENTRE MANADO

MANADO TRADE
CENTRE

Kel. Wen a ng Se al tan

N
T ENDEA
PIERE
J ALAN

MANADO TOWN
SQUARE
KETERANGAN :
Ke l. Tititwu ng e n Uta ar
T ENDEAN
PIERE
J ALAN

SUN
TEL UK MANADO Batas Wilayah

GA
I SA
SUZUKI SINAR
U Sungai

R
IO
GALESONG
Laut
HOTEL LION
3 Kel. Titi twun ge n Selatan
1. Kawasan Megamas

S U NG A I S A RIO
2. Kawasan Blue Banter
3. Kawasan Manado Town Square
J AL AN
PIE RE TENDEAN
4. Patung Wolter Monginsidi
5. Tugu Zero Point
K el. Sa iro Utara
TOYOTA HASJRAT
ABADI
JAL AN PIE RE TENDEAN

KE MAL ALAYANG
JAL AN PIE RE TENDEAN

4 HOTEL PRINCE
BOULEVARD

K el. Sa iro Tu mp a an
HOTEL GOLDEN
DRAGON
HOTEL QUALITY
BATAS WILAYAH PENELITIAN

Gambar 11.
Gambar 10.
Gambar Pembagian Median
Gambar Kontinum Scala Likert
Koridor BoB
dalam bahasan Keseimbangan (Balance)
E. Irama (Rhythm)
Pembahasan :
Berdasarkan hasil penelitian, pembagian Berikut hasil penelitian dan tanggapan
median Koridor BoB sangat terlihat. partisipan mengenai estetika fasade
Namun pembagian pemandangan visual bangunan komersial di koridor BoB Kota
terhadap fasade-fasade bangunan ini Manado berdasarkan pembahasan Irama.
telihat ketika pengguna Koridor BoB ini
Tabel 5.
berada di pertigaan Bahu Mall yaitu di
Tanggapan Partisipan tentang
depan patung Wolter Monginsidi, yang Estetika Irama (Rhytme)
mana dalam posisi tersebut terlihat
deretan bangunan yang berbeda antara
fasade bangunan lajur kiri (A) dan fasade
bangunan yang ada di lajur kanan (B).
Menurut partisipan fasade bangunan
lajur kiri (A) lebih mendominasi
pandangan visual sehingga tidak tercipta
keseimbangan. Abila berada didekat
jembatan kuning kesan deretan fasade
bangunan mulai nampak sebagai garis
aksis yang membagi jalan sebagai aksis

STUDI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS ESTETIKA


DESAIN FASADE BANGUNAN DENGAN PENDEKATAN TEORI SUBYEKTIF
- 78 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858 1137
Volume 11, No.2, Agustus 2014

Berdasarkan tabel dan diagram diatas Adapun sebagian partisipan menilai


menunjukan bahwa penilaian partisipan bahwa kondisi yang ada dilapangan
terhadap Irama sangat beragam. menimbulkan tidak adanya kesesuaian,
Mayoritas responden menilai bahwa karena adanya pemukiman penduduk dan
kualitas keterpaduan cukup baik, dengan keberadaan PKL yang berada di lajur
presentasi sebesar terhadap kulitas Irama kanan sehingga terlihat kontras dan tidak
(Rhytme) itu 63,33 % dari yang di memiliki daya tarik. Pengaturan tata
harapkan (100%). Jadi secara kontinum letak bangunan PKL yang cenderung
dapat digambarkan sebagai berikut: tidak teratur dengan bentuk fasade yang
kurang menarik, sehingga menimbulkan
kesenjangan dengan bangunan sekitar.

F. Warna (Colour)

Berikut hasil penelitian dan tanggapan


partisipan mengenai estetika fasade
bangunan komersial di koridor

Gambar 12. Boulevard on Bussines (BoB) Kota


Gambar Kontinum Scala Likert Manado berdasarkan pembahasan Warna
dalam bahasan Irama (Rhythm)
( Colour)
Pembahasan :
Hasil penelitian yang didapat dilapangan Tabel 6.
Tanggapan Partisipan tentang Estetika
bahwa mayoritas partisipan menilai Warna (Colour)
bahwa irama pada bentuk fasade
bangunan yang ada di Koridor BoB
tersebut terlihat cukup baik secara
pandangan visual menyeluruh.
Pengulangan (irama) ini dititik beratkan
pada bentuk dan warna dari fasade
bangunan komersial seperti terlihat pada
area pertokoan Kawasan Mantos dan
Kawasan Mega Mas.

Berdasarkan tabel dan diagram diatas


menunjukan bahwa penilaian partisipan
terhadap kualitas Warna (Colour) sangat
Gambar 13.
Gambar Area Pertokoan Mantos beragam. Mayoritas responden menilai
dan Mega Mas bahwa kualitas keterpaduan cukup baik,

STUDI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS ESTETIKA


DESAIN FASADE BANGUNAN DENGAN PENDEKATAN TEORI SUBYEKTIF
- 79 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858 1137
Volume 11, No.2, Agustus 2014

dengan presentasi sebesar terhadap


kulitas Warna (Colour) itu 53,33 % dari
yang di harapkan (100%). Hanya
beberapa partisipan saja yang menilai
kualitas warna sangat tidak baik yaitu 10
%. Jadi secara kontinum dapat
digambarkan sebagai berikut: Gambar 15.
Gambar Fasade Bangunan Komersial
dalam bahasan Warna (Colour)

V. KESIMPULAN

Dari hasil studi penelitian


menyimpulkan bahwa kuisioner yang sudah
dijalankan kepada para partisipan terdapat
beberapa pertanyaan dalam bentuk terbuka
Gambar 14.
Gambar Kontinum Scala Likert dan pertanyaan tertutup yang bertujuan
dalam bahasan Warna (Colour) untuk memberikan spesifikasi maksud dari

Pembahasan : penelitian ini. Kuisioner ini memberikan

Berdasarkan hasil penelitian, warna kesempatan bagi para partsipan untuk

bentuk fasade bangunan beraneka ragam mengungkapkan dan menilai kualitas

mulai dari Kawasan Boulevard Mall estetika yang terkandung dalam desain

sampai Kawasan Marina Plasa. Warna fasade bangunan komersial di Koridor

yang cenderung digunakan adalah warna Boulevard on Bussines (BoB) Jalan Piere

coklat tua dan krem dengan perpaduan Tendean Manado. Pendapat dan penilaian

warna lainnya yaitu warna biru, hijau, ini disimpulkan dalam suatu tabel

merah dan kuning. Dari kondisi ini kategorisasi penilaian sebagai berikut.

diketahui bahwa terdapat gradasi warna


Tabel 8.
yang mencerminkan suasana lingkungan Hasil Persepsi Masyarakat terhadap
sekitar. Dari penelitian dilapangan Kualitas Estetika Desain Fasade
Bangunan Komersial di (BoB)
terdapat kesatuan warna dasar dari Jalan Piere Tendean Manado
fasade bangunan di area Kawasan
Megamas yang didominasi warna hangat
dan cerah. Suasana warna berbeda
terdapat di Kawasan Mantos yang
didominasi warna biru dengan kata lain
bobot visual lebih mencolok dan terlihat
masif. Hal itu berdasarkan tanggapan dan
penilaian sebagian masyarakat.

STUDI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS ESTETIKA


DESAIN FASADE BANGUNAN DENGAN PENDEKATAN TEORI SUBYEKTIF
- 80 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858 1137
Volume 11, No.2, Agustus 2014

Berdasarkan hasil persepsi • Isaac-ARG. 1986. Pendekatan Kepada


masyarakat tentang Kualitas Estetika Perancangan Arsitektur. Intermatra,
Bandung
terhadap Desain Fasade Bangunan
• Krier, R. 2001. Komposisi Arsitektur.
Komersial di Koridor BoB Jalan Piere Erlangga, Jakarta
Tendean Manado yang menjadi poin • KSK, Sario. 2012, Sario Dalam Angka.
prosentasi terendah dalam penilaian BPS Kota Manado, Manado

masyarakat yaitu mengenai Keterpaduan • Lang, J. 1987. Creating Architectural


Theory. Van Nostrand Reinhold
(Unity) antara bangunan komersial yang ada Company, New York.
di Koridor BoB tersebut sebesar 34,44 %, • Leatherbarrow, D and Mostavi, M. 2002.
menurut merka hal ini diakibatkan Surface Architecture. Achorn Graphic
Service Inc, Massachusetts Insititute of
banyaknya bangunan yang di bangun Technology, Amerika
pengembang tidak unity lagi dengan
• Mulyandari, H. 2011. Pengantar
lingkungan sekitarnya. Arsitektur Kota. Andi Yogyakarta.
Adapun Prosentasi penilaian tertinggi • Mirsa, R. 2012. Elemen Tata Ruang
adalah tentang warna yang di gunakan pada Kota. Cet.1, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Bangunan-bangunan yang ada di Koridor • Marlina, E. 2008. Panduan Perancangan


Bangunan Komersial. Andi, Yogyakarta
BoB tersebut yaitu dengan nilai prosentasi
• Muhadjir, N. 1989, Metodologi Penelitian
sebesar 43,38 %. Dengan Demikian , dalam Kualitatif, Rake Sarasin, Jogjakarta
rangka perbaikan kualitas estetika desain • Muhadjir, N. 1998, Filsafat Ilmu, Rake
fasade bangunan komersial di lokasi studi, Sarasin, Jogjakarta
maka perlu dilakukan perhatian secara • Nurmasari, Shofiyah. 2008, Tesis :
Hubungan Media Ruang Luar
merata terhadap Keterpaduan (Unity), (Menggunakan Pencahayaan buatan)
Keseimbangan (Balance), Proporsi dengan Kualitas Visual Koridor dimalam
hari Menurut Persepsi Masyarakat (Studi
(Proportion),Skala (Scale), Warna (Colour), Kasus Koridor Jalan Pahlawan
Irama (Rhytm). Semarang), Universitas Diponegoro,
Semarang
• Muhadjir, N. 2000, Metodologi Penelitian
DAFTAR PUSTAKA Kualitatif. Rake Sarasin, Yogyakarta
• Pratikno, P. 2011. Etika dan Estetika,
• Ching, Francis D. K. 1991. Arsitektur,
Cara-cara Berarsitektur dengan Bijak.
Bentuk, Ruang dan Tatanan, Penerbit
Andi, Yogyakarta.
Erlangga, Jakarta
• Sugiyono, 2012. Metode Penelitian
• Endrotomo, 2010. Kajian Estetika Dalam
Kombinasi. Cet.2, Alfabeta, Bandung.
Karya Arsitektur, Studi kasus Parthenon
dan Walt Disney Concert Hall karya • Sugiyono, 2009. Statistika untuk
Frank O. Gehry, Institut Teknologi Penelitian. Cet.15, Alfabeta, Bandung
Sepuluh November, Surabaya
• Sachari. A. 2005, Metodologi Penelitian
• Hakim, R. 2012. Komponen Perancangan Budaya Rupa. Gelora Aksara Pratama.
Arsitektur Lansekap Prinsip-Unsur dan Jakarta.
Aplikasi Desain. Bumi Aksara, Jakarta.
• Smithes. K. 1987, Prinsip-Prinsip
• Hendraningsih, Dkk. 1985. Peran, Kesan Perancangan Dalam Arsitektur.
dan Pesan Bentuk-Bentuk Arsitektur. Intermatra, Bandung.
Djambatan, Jakarta.

STUDI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS ESTETIKA


DESAIN FASADE BANGUNAN DENGAN PENDEKATAN TEORI SUBYEKTIF
- 81 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858 1137
Volume 11, No.2, Agustus 2014

• The Liang Gie. 1976. Garis Besar Filsafat • Waani J.O.2000. Sistem Seting
Keindahan. Karya, Yogyakarta Masyarakat Kampung Jawa Tondano.
Tesis Program Pascasarjana Universitas
• Tanudjaja. Christian J. 1991. Kerangka Sam Ratulangi Manado. Universitas Sam
Kerja Makna di dalam Arsitektur, Cet.1, Ratulangi Manado. Hal. 7-10.
Universitas Atma Jaya, Yogyakarta
• Zahnd, M. 2009. Pendekatan dalam
• Wahid. J. 2013. Teori Arsitektur, Suatu perancangan arsitektur, Metode untuk
Kajian Perbedaan Pemahaman Teori menganalisis dan merancang arsitektur
Barat dan Timur. Cet.1, Graha Ilmu, secara efektif. Kanisius, Yogyakarta.
Yogyakarta.

STUDI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS ESTETIKA


DESAIN FASADE BANGUNAN DENGAN PENDEKATAN TEORI SUBYEKTIF
- 82 -

Anda mungkin juga menyukai