PENDAHULUAN
Salah satu faktor untuk menentukan kualitas sumur adalah dengan melakukan
penilaian formasi batuan (evaluasi formasi). Penilaian formasi adalah suatu proses
analisis ciri dan sifat batuan di bawah tanah dengan menggunakan hasi pengukuran
(original oil in place) dimana variabel yang dibutuhkan dapat dicari menggunakan
Lithologi, Log Resistivity dan Log Porosity. Log Lithologi antara lain Gamma Ray
(GR) Log dan Spontaneous Potential (SP) Log. Untuk Log Resistivity diantaranya
adalah Induction Log, Short Normal Log, Microlog, Lateral Log dan MSFL.
Sedangkan untuk Log Porosity terdiri dari Neutron Log dan Sonic Log.
Pada prakteknya di lapangan tidaksemua jenis log diatas dapat dilakukan. Hal
ini mengingat biaya (cost) yang besar untuk tiap jenis log sehingga hanya digunakan
1
Penilaian formasi sama dengan proses logging, Mengapa pengerjaan logging
dilakukan? Logging adalah teknik untuk mengambil data-data dari formasi dan
konduktivitas pada berbagai frekuensi), data nuklir secara aktif dan pasif, ukuran
Dcorr.
7. Dapat menentukan net sand dan net pay berdasarkan cut off.
2
BAB II
fluida, porositas dan permeabilitas dari formasi yang diduga prospek. Untuk
mengetahui sifat fisik batuan dapat menggunakan well logging. Parameter petrofisik
yang dapat diperoleh dari penilaian formasi antara lain mud properties, resistivitas ,
dilampirkan dalam data log yang pada umumnya disajikan dalam triple combo. Data
data tersebut ialah pembacaan permeable log, resistivity log serta porosity log. Pada
permeable log dapat dilihat dari pembacaan gamma ray dan SP log. Resistivitas
yang pada umumnya terdapat pada shale sehingga kita dapat memprediksikan
kandungan shale. Dengan diketahui nya volume shale kita dapat mengoreksi nilai
dari porositas batuan. Penentuan volume shale dengan gamma ray diperoleh dari
perhitungan berikut
3
𝐺𝑅𝑙𝑜𝑔−𝐺𝑅𝑚𝑖𝑛
𝑉𝑠ℎ = ....................................... (2.1)
𝐺𝑅𝑚𝑎𝑥−𝐺𝑅𝑚𝑖𝑛
environment resistivitas dibagi atas tiga zona, yaitu shallow , medium dan deep.
yang memiliki resistivitas yang besar sehingga zona hidrokarbon ditandai dengan
nilai resistivitas yang besar. Nilai resistivitas berbanding terbalik dengan temperature
sehingga penentuan resistivitas yang beda suhu dapat diperoleh dari rumusan berikut
( 𝑇1+6,77 )
𝑅1 = 𝑅2𝑥 ......................................... (2.2)
(𝑇2+6,77)
( 𝑇1+21,5 )
𝑅1 = 𝑅2𝑥 .........................................(2.3)
(𝑇2+21,5)
Nilai dari porositas dan densitas batuan dapat diperoleh dari data log track
tiga. Ciri ciri dari zona hidrokarbon yaitu densitas pada lapisan tersebut relative kecil
karena batuan berpori dan terisi hidrokarbon. Selain itu ditandai dengan lapisan yang
mengandung banyak hydrogen. Pada track tiga zona prospek dilihat dari adanya
crossover antara pembacaan density tool dengan neutron tool. Nilai porositas dari
𝜌𝑚𝑎− 𝜌𝑏𝑢𝑙𝑘
Ø𝐷 = ........................................... (2.4)
𝜌𝑚𝑎− 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑
4
Nilai dari porositas neutron diperoleh dari pembacaan dari neutron tools.
Porositas efektif dari suatu batuan merupakan rata rata dari porositas density dan
porositas neutron yang telah dikoreksi dengan kandungan shale. Berikut rumus
pengoreksian porositas
Perbandingan kandungan air dalam pori pori batuan dengan fluida total dalam
pori tersebut ialah saturasi air (Sw). Sisa bagian yang terisi minyak atau gas disebut
saturasi hidrokarbon (Sh), atau sama dengan (1-Sw). Dengan diketahuinya nilai
saturasi air, maka kandungan hidrokarbon dalam suatu lapisan dapat diperkirakan.
Ada beberapa persamaan yang umum digunakan untuk menghitung nilai saturasi air
(Sw) seperti Archie, Simandoux, dan Persamaan Indonesia serta beberapa persamaan
lain. Tetapi pada formasi yang terdapat shale secara cukup besar maka digunakan
Metode archie cocok untuk dipakai pada formasi tidak mengandung shale.
Metode archie tidak akurat dalam mengukur saturasi air untuk formasi yang terdapat
Volume Shale yang cukup besar. Karena dalam metode ini tidak memperhitungkan
𝑎 𝑅𝑤
𝑆𝑤 = √∅𝑚 × ............................................. (2.7)
𝑅𝑡
5
Metode yang dapat digunakan dalam mengukur saturasi air pada lapisan yang
mengandung banyak shale yaitu metode simandoux dan metode Indonesia. Berikut
𝑛/2 1
𝑆𝑤 = 𝑉 ................................ (2.9)
(1− 𝑠ℎ ) 𝑚
2
𝑉 ∅2
(√𝑅𝑡 ) 𝑠ℎ +
√𝑅𝑠ℎ 𝑎.𝑅𝑤
[ ]
∅ = Porositas, fraksi
m = Faktor sementasi
n = Saturasi eksponen
6
Factor formasi atau F adalah perbandingan resistivitas batuan yang
mengandung 100% air terhadap resistivitas air formasi. Setelah dilakukan analisis
log secara kualitatif, kemudian dilanjutkan dengan analisis log secara kuantitatif.
Analisis log secara kuantitatif ini dilakukan untuk menghitung harga porositas (Ø),
harga resistivitas (R), kandungan shale (Vsh) dan harga saturasi air (Sw). Analisis
log secara kuantitatif dibedakan pada formasi clean dan shaly, karena shaly,
Litologi atau jenis batuan dapat dibedakan dari densitas dan porositas batuan
tersebut. Dengan melakukan plot antara densitas dan porositas neutron dapat
ditentukan jenis batuan nya. Setiap batuan memiliki factor tortuositas , factor
sementing dan factor eksponen yang berbeda beda. Berikut jenis batuan dengan
Tabel 2.1
Jenis-jenis Batuan
Faktor a m n Densitas
Sandstone 0,62 2,15 2 2,65
Limestone 1 2 2 2,71