TUGAS AKHIR MODUL 3 - Try Adi Dharma Put
TUGAS AKHIR MODUL 3 - Try Adi Dharma Put
BAB I
PENDAHULUAN
Segala macam belajar melibatkan ingatan. Jika kita tidak dapat mengingat apapun mengenai
pengalaman kita, kita tidak akan dapat belajar apa-apa. Kehidupan hanya sebuah
pengalaman sementara yang sangat berkaitan antara satu dengan yang lain. Kita tidak dapat
melakukan apapun walaupun percakapan yang sederhana sekalipun, karena untuk
berkomunikasi kita harus mengingat pikiran yang kita ungkapkan dan pikiran yang baru
disampaikan kepada kita. Tanpa ingatan kita tidak dapat merefleksikan diri kita sendiri,
karena pemahaman diri tergantung pada suatu kesadaran yang berkesinambungan yang
hanya dapat terlaksana dengan adanya ingatan.
Pada umumnya para ahli psikologi khususnya mereka yang tergolong cognitivist (ahli sains
kognitif) sepakat bahwa hubungan antara belajar, memori, dan pengetahuan itu sangat erat
dan tak mungkin dipisahkan. Memori yang biasanya kita artikan sebagai ingatan itu
sesungguhnya adalah fungsi mental yang menangkap informasi dari stimulus, dan ia
merupakan storage system, yakni sistem penyimpanan informasi dan pengetahuan yang
terdapat di dalam otak manusia.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi kognitif.
Dimana dalam ranah psikologi kognitif ini sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar
yang mengatur cara berpikirnya orang (Anderson, 1980). Dalam teori pengolahan informasi
memiliki sutu perbedaan dengan teori belajar yaitu pada derajat penekanan pada soal
belajar. Teori pengolahan informasi tidak memberlakukan belajar sebagai titik pusat
penelitian yang utama melainkan juga melihat sisi lainnya, seperti pada informasi yang
diperoleh ataupun melihat kemampuan memori seorang individu.
Menurut Anderson, 1980 “belajar itu hanyalah merupakan salah satu proses yang diselidiki
dan antara kegiatan belajar dan sub-sub ranah lain dari psikologi kognitif tetap tidak jelas.
Namun demikian, penelitian pengolahan informasi memberikan sumbangan atas pengertian
proses belajar. Dari pernyataan Anderson tersebut dapat kita simpulkan bahwa antara
belajar dan pengolahan informasi adalah dua aspek yang saling melengkapi.
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat
penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran.
Berdasarkan temuan riset linguistik, psikologi, antropologi dan ilmu komputer, dikembangkan
model berpikir. Pusat kajiannya pada proses belajar dan meng-gambarkan cara individu
memanipulasi simbol dan memproses informasi. Model belajar pemrosesan informasi Anita
E. Woolfolk (Parkay & Stanford, 1992) disajikan melalui skema yang dikutip berikut ini.
Diasumsikan, ketika individu belajar, di dalam dirinya berlangsung proses kendali atau
pemantau bekerjanya sistem yang berupa prosedur strategi mengingat, untuk menyimpan
informasi ke dalam long-term memory (materi memory atau ingatan) dan strategi umum
pemecahan masalah (materi kreativitas). Dalam teori pengolahan informasi terdapat
persepsi, pengkodean, dan penyimpanan di dalam memori jangka panjang. Teori ini
mengajarkan kepada siswa untuk memecahkan masalah.
Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk
kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam
pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-
kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan
untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan
kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam
proses belajar yang dijalankan oleh individu tersebut (peserta didik).
Mengkode stimulus
Apakah stimulus akan diolah sebagai informasi aktif atau akan lebih lanjut atau tidak sampai
memori jangka panjang sebagai memori inaktif, maka di perlukan pengkodean yaitu
mengubah stimulus sehingga dapat di simpan sehingga pada waktu lain dapat dimunculkan
kembali dengan mudah.
Ada dua cara pengkodean yaitu: gladi pelihara atau gladi primer dan gladi elaboratif.
Pengulangan terhadap informasi yang ingin diingat ini adalah salah satu contoh gladi
pelihara. Kebalikannya gladi elaboratif adalah mengubah melalui berbagai cara yaitu: diganti
dengan lambang lain (subsitusi), dilengkapi dengan informasi tambahan untuk memudahkan
mengingatnya. Contoh mengenai hal tersebut seperti pada hal di bawah ini:
Mengasosiasikan pohon korma (informasi baru) dengan pohon korma sawit (informasi lama)
ini adalah contoh gladi elaboratif.
Mengenai hal di atas, para ahli kognitif juga berasumsi bahwa belajar yang berhasil sangat
bergantung pada tindakan belajar daripada hal-hal yang ada di lingkungannya. Ini
menunjukan bahwa dalam proses belajar ini tindakan dari peserta didik adalah hal utama
yang mempengaruhi terhadap hasil belajar yang akan di capai dari peserta didik, dalam hal
ini menyangkut aspek perubahan perilaku seperti: aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Komponen belajar menurut teori pengolahan informasi seperti yang telah dijelaskan pada
pembahasan di atas, bahwakomponen belajar adalah perhatian yang ditujukan pada
stimulus, pengkodean stimulus, dan penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival).
Atas dasar komponen dasar tersebut, selanjutnya hal yang esensial dari pembelajaran
adalah; membimbing untuk menerima stimulus, memperlancar pengkodean, memperlancar
penyimpanan dan retrival.
Melihat dari komponen tersebut sudah pasti ketiganya merupakan suatu satu kesatuan yang
harus dilakukan secara berutan dan akan selalu mempengaruhi hasil yang akan di dapat
atau hasil belajar dari peserta didik itu sendiri.
1. Membimbing Peserta Didik Dalam Penerimaan Stimulus
Sistem memori dapat melakukan proses seleksi atas stimulus-stimulus yang akan
diperhatikannya, ini juga dapat dikatakan bahwa sistem memori manusia memiliki suatu
aplikasi filterasi terhadap stimulus-stimulus yang di perhatikannya. Kegiatan
pembelajaran yang dapat dilakukan berkaitan dengan memberikan bimbingan perhatian
peserta didik terhadap penerimaan stimulus antara lain:
Hal penting agar kegiatan menyajikan fokus adalah dengan memudahkan peserta didik
dalam menerima informasi yang cermat dan lengkap. Atau dengan ungkapan lain apakah
informasi yang diberikan itu diterima di dalam memori kinirja peserta didik. Untuk
memudahkan penerimaan informasi untuk tujuan behavioral dapat dilakukan dengan
organise muka (advance organize), yaitu merupakan konsep-konsep paying bagi bahan
baru.
Tujuan dengan pemberian kerangka ini atau advance organize yaitu untuk
membantupeserta didik untuk mengetahui dan memperhatikan hal-hal penting dari
material atau bahan pelajaran yang baru. Adapun yang mengatakan bahwa advance
organizer juga berguna untuk memberikan kerangka konseptual untuk belajar. Selain itu
melalui advance organizer akan menjadi suatu penghubung antara simpanan informasi
peserta didik pada waktu sekarang dengan dengan belajar yang baru. Melalui hal ini juga
dapat di gunakan sebagai jembatan antara kognitif lama dan struktur kognitif yang akan
diperoleh, sehingga melalui advance organizer dapat memperlancar proses mengkode
pada peserta didik.
2. Memperlancar Pengkodean
Pengkodean berfungsi untuk menyiapkan informasi baru untuk di simpan kedalam
memori jangka panjang.proses ini menghendaki adanya tranformasi informasi menjadi
kode ringkasan guna memudahkan dan mengingat kembali di waktu kemudian mengenai
informasi tersebut. Ada dua rancangan yang berbeda yang dapat memudahkan
pengkodean yaitu dengan memberikan pengisyaratan, elaborasi, dan cara titian ingatan
sebagai pembantu untuk menyusun sandi atau kode-kode guna memudahkan dalam
Rancangan yang lain adalah berfungsi untuk memberikan kesempatan bagi terjadinya
elaborasi (pengubahan) yang dihasilkan peserta didik, rancangan ini disebut bantuan
berbasis peserta didik. Dalam hal ini peserta didik diberikan suatu kesempatan untuk
mengubah atau melakukan peengubahan dengan caranya sendiri terhadap informasi
agar bagaimana mudah untuk di ingat dan melakukan retrival (memunculkan kembali).
Memperoleh Pada bantuan yang berbasis peserta didik yaitu berupa pengisyaratan baik
visual maupun verbal yang berasal dari peserta didik itu sendiri, yang dapat
membantunya belajar memperoleh asosiasi yang sembarangsaja sifatnya misalnya;
sebuah daftar, methode dan sebagainya.
Proses pemunculan kembali apa yang telah tersimpan atau dsimpan dalam memori
manusia dianalogikan dengan mekanisme penelusuran. Maksud dari hal itu juga dapat
dikatakan bahwa retrival dikatakan sebagai suatu proses pemunculan informasi yang
tersimpan dalam long term memori ( ingatan jangka panjang) melalui suatu penelusuran
dan penyeleksian terhadap informasi yang akan dimunculkan
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas kami dapat menarik beberapa kesimpulan
antaranya:
1. Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu
mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima
individu dari lingkungan.
2. Terdapat tiga unsur struktur memori yaitu: Pencatatan penginderaan (Sensoric Memori),
Penyimpanan Jangka Pendek (working memory), dan Penyimpanan Jangka Panjang
(Long Term Memory)
3. Terdapat tiga tahapan belajar dalam teoti pengolahan informasi yaitu; Perhatian ke
stimulus, Mengkode stimulus, dan memperlancar penyimpanan dan retrival.