Anda di halaman 1dari 8

TUGAS AKHIR MODUL 3

TRY ADI DHARMA PUTRA


MATEMATIKA B – PPGDJ MATEMATIKA UNJ

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendekatan pemrosesan informasi adalah pendekatan kognitif di mana anak mengolah
informasi, memonitornya, dan menyusun strategi berkenaan dengan informasi tersebut. Inti
dari pendekatan ini adalah proses memori dan proses berpikir. Menurut pendekatan ini, anak
secara bertahap mengembangkan kapasitas untuk memproses informasi, yang
memungkinkan mereka untuk bisa mendapatkan pengetahuan dan keahlian yang kompleks.
Kegiatan tersebut adalah kegiatan yang biasa kita sebut sebagai belajar.

Segala macam belajar melibatkan ingatan. Jika kita tidak dapat mengingat apapun mengenai
pengalaman kita, kita tidak akan dapat belajar apa-apa. Kehidupan hanya sebuah
pengalaman sementara yang sangat berkaitan antara satu dengan yang lain. Kita tidak dapat
melakukan apapun walaupun percakapan yang sederhana sekalipun, karena untuk
berkomunikasi kita harus mengingat pikiran yang kita ungkapkan dan pikiran yang baru
disampaikan kepada kita. Tanpa ingatan kita tidak dapat merefleksikan diri kita sendiri,
karena pemahaman diri tergantung pada suatu kesadaran yang berkesinambungan yang
hanya dapat terlaksana dengan adanya ingatan.

Pada umumnya para ahli psikologi khususnya mereka yang tergolong cognitivist (ahli sains
kognitif) sepakat bahwa hubungan antara belajar, memori, dan pengetahuan itu sangat erat
dan tak mungkin dipisahkan. Memori yang biasanya kita artikan sebagai ingatan itu
sesungguhnya adalah fungsi mental yang menangkap informasi dari stimulus, dan ia
merupakan storage system, yakni sistem penyimpanan informasi dan pengetahuan yang
terdapat di dalam otak manusia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud teori pengolahan informasi?
2. Bagaimanakah komponen belajar?
3. Apa saja aplikasi teori pengolahan informasi dalam belajar?
TUGAS AKHIR MODUL 3 TRY ADI DHARMA PUTRA – MATEMATIKA – KELAS B
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas pada kegiatan belajar terakhir modul 3
pedagogi PPG Dalam Jabatan kelas B Matematika Universitas Negeri Jakarta.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori pengolahan informasi


Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu
mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima
individu dari lingkungan. Hal yang demikian juga dapat dikatakan bahwa penggolahan
informasi dapat dikatakan sebagai bagaimana respon individu terhadap informasi yang di
berikan oleh lingkungan di sekitarnya.

Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi kognitif.
Dimana dalam ranah psikologi kognitif ini sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar
yang mengatur cara berpikirnya orang (Anderson, 1980). Dalam teori pengolahan informasi
memiliki sutu perbedaan dengan teori belajar yaitu pada derajat penekanan pada soal
belajar. Teori pengolahan informasi tidak memberlakukan belajar sebagai titik pusat
penelitian yang utama melainkan juga melihat sisi lainnya, seperti pada informasi yang
diperoleh ataupun melihat kemampuan memori seorang individu.

Menurut Anderson, 1980 “belajar itu hanyalah merupakan salah satu proses yang diselidiki
dan antara kegiatan belajar dan sub-sub ranah lain dari psikologi kognitif tetap tidak jelas.
Namun demikian, penelitian pengolahan informasi memberikan sumbangan atas pengertian
proses belajar. Dari pernyataan Anderson tersebut dapat kita simpulkan bahwa antara
belajar dan pengolahan informasi adalah dua aspek yang saling melengkapi.

Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat
penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran.
Berdasarkan temuan riset linguistik, psikologi, antropologi dan ilmu komputer, dikembangkan
model berpikir. Pusat kajiannya pada proses belajar dan meng-gambarkan cara individu
memanipulasi simbol dan memproses informasi. Model belajar pemrosesan informasi Anita
E. Woolfolk (Parkay & Stanford, 1992) disajikan melalui skema yang dikutip berikut ini.

TUGAS AKHIR MODUL 3 TRY ADI DHARMA PUTRA – MATEMATIKA – KELAS B


Model belajar pemrosesan informasi ini sering pula disebut model kognitif information
processing, karena dalam proses belajar ini tersedia tiga taraf struktural sistem informasi,
yaitu:
1. Sensory atau intake register: informasi masuk ke sistem melalui sensory register, tetapi
hanya disimpan untuk periode waktu terbatas. Agar tetap dalam sistem, informasi masuk
ke working memory yang digabungkan dengan informasi di long-term memory.
2. Working memory: pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di working memory,
dan di sini berlangsung berpikir yang sadar. Kelemahan working memory sangat terbatas
kapasitas isinya dan memperhatikan sejumlah kecil informasi secara serempak.
3. Long-term memory, yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya sehingga
mampu menampung seluruh informasi yang sudah dimiliki peserta didik. Kelemahannya
adalah betapa sulit mengakses informasi yang tersimpan di dalamnya.

Diasumsikan, ketika individu belajar, di dalam dirinya berlangsung proses kendali atau
pemantau bekerjanya sistem yang berupa prosedur strategi mengingat, untuk menyimpan
informasi ke dalam long-term memory (materi memory atau ingatan) dan strategi umum
pemecahan masalah (materi kreativitas). Dalam teori pengolahan informasi terdapat
persepsi, pengkodean, dan penyimpanan di dalam memori jangka panjang. Teori ini
mengajarkan kepada siswa untuk memecahkan masalah.

Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk
kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam
pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-
kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan
untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan
kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam
proses belajar yang dijalankan oleh individu tersebut (peserta didik).

2.2 Komponen belajar


Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar ada tiga tahapan yaitu:
1) mengarahkan perhatian ke stimulus,
2) mengkode stimulus,
3) penyimpanan dan pemanggilan informasi.

TUGAS AKHIR MODUL 3 TRY ADI DHARMA PUTRA – MATEMATIKA – KELAS B


Perhatian ke stimulus
Pengolahan sistem informasi dalam memori manusia diawali ketika isyarat fisik diterima
pencatat sensori melalui indera (visual, audio maupun kenestik). Isyarat fisik ini disimpan
sebenta di sebut ikon dan memori audio disebut peniru bunyi (echo). Jenis retensi isyarat
yang ke tiga disebut taktil atau haptik, untuk retensi ini belum banyak penelitian yang di
lakukan. Peranan perhatian ada dua peran perhatian dalam sistem pengolahan informasi
yaitu:
1. Pengolahan informasi secara otomatik, peran perhatian terhadaap hal-hal yang sudah
sedemikian luasnya sehingga berlangsung tanpa kendali secara sadar dan tidak
memerlukan perhatian khusus.
2. Peranan perhatian untuk mengolah informasi yang memerlukan usaha sadar yang
dilakukan secara terkosentrasi, yaitu untuk mengenal informasi yang diperlukan untuk
pola-pola yang belum diketahui (baru)

Mengkode stimulus
Apakah stimulus akan diolah sebagai informasi aktif atau akan lebih lanjut atau tidak sampai
memori jangka panjang sebagai memori inaktif, maka di perlukan pengkodean yaitu
mengubah stimulus sehingga dapat di simpan sehingga pada waktu lain dapat dimunculkan
kembali dengan mudah.

Ada dua cara pengkodean yaitu: gladi pelihara atau gladi primer dan gladi elaboratif.
Pengulangan terhadap informasi yang ingin diingat ini adalah salah satu contoh gladi
pelihara. Kebalikannya gladi elaboratif adalah mengubah melalui berbagai cara yaitu: diganti
dengan lambang lain (subsitusi), dilengkapi dengan informasi tambahan untuk memudahkan
mengingatnya. Contoh mengenai hal tersebut seperti pada hal di bawah ini:
Mengasosiasikan pohon korma (informasi baru) dengan pohon korma sawit (informasi lama)
ini adalah contoh gladi elaboratif.

Penyimpanan dan retrival


Pengkodean dimaksudkan untuk menyimpan informasi guna disimpan dalam memori jangka
panjang untuk dapat di ingat kembali sewaktu-waktu diperlukan. Untuk proses ini sangat
bergantung bagai mana informasi itu disimpan dan bagaimana hubungan informasi itu
dengan informasi sebelumnya dari memori jangka panjang. Gladi pelihara dan gladi
elaboratif ke duanya dapat membantu individu dalam mengingat informasi dalam waktu yang
akan datang. Sistem mnemonik adalah cara untuk memudahkan kembali meliputi: akronim,

TUGAS AKHIR MODUL 3 TRY ADI DHARMA PUTRA – MATEMATIKA – KELAS B


catatan, kartu pengisyaratan, titian ingatan, penggunaan kata-kata frase untuk mengingat
not-not yang terletak pada garis-garis paranada dan seterusnya.

2.3 Aplikasi Teori Pengolahan Informasi Dalam Belajar


Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar berasumsi bahwa meemori manusia itu
suatu sistem yang aktif, yang mampu menyeleksi, mengorganisasi dan mengubah menjadi
suatu sandi-sandi informasi dan keterampilanbagi penyimpananya untuk di pelajari. Dalam
hal ini individu diartikan sebagai suatu objek yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan
suatu penyeleksian, pengorganisasian dan pengubahan terhadap informasi yang di dapat
menjadi suatu sandi-sandi yang berguna untuk memudahkan individu dalam proses belajar
yang akan dijalani dirinya.

Mengenai hal di atas, para ahli kognitif juga berasumsi bahwa belajar yang berhasil sangat
bergantung pada tindakan belajar daripada hal-hal yang ada di lingkungannya. Ini
menunjukan bahwa dalam proses belajar ini tindakan dari peserta didik adalah hal utama
yang mempengaruhi terhadap hasil belajar yang akan di capai dari peserta didik, dalam hal
ini menyangkut aspek perubahan perilaku seperti: aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Komponen belajar menurut teori pengolahan informasi seperti yang telah dijelaskan pada
pembahasan di atas, bahwakomponen belajar adalah perhatian yang ditujukan pada
stimulus, pengkodean stimulus, dan penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival).

Atas dasar komponen dasar tersebut, selanjutnya hal yang esensial dari pembelajaran
adalah; membimbing untuk menerima stimulus, memperlancar pengkodean, memperlancar
penyimpanan dan retrival.

Melihat dari komponen tersebut sudah pasti ketiganya merupakan suatu satu kesatuan yang
harus dilakukan secara berutan dan akan selalu mempengaruhi hasil yang akan di dapat
atau hasil belajar dari peserta didik itu sendiri.
1. Membimbing Peserta Didik Dalam Penerimaan Stimulus
Sistem memori dapat melakukan proses seleksi atas stimulus-stimulus yang akan
diperhatikannya, ini juga dapat dikatakan bahwa sistem memori manusia memiliki suatu
aplikasi filterasi terhadap stimulus-stimulus yang di perhatikannya. Kegiatan
pembelajaran yang dapat dilakukan berkaitan dengan memberikan bimbingan perhatian
peserta didik terhadap penerimaan stimulus antara lain:

TUGAS AKHIR MODUL 3 TRY ADI DHARMA PUTRA – MATEMATIKA – KELAS B


a. Memusatkan perhatian ke stimulus-stimulus tertentu yang di pilih. Dalam hal ini
pendidik akan memberikan perhatian khusus terhadap siswa mengenai stimulus-
stimulus yang akan dipilih. Jadi dengan demikian siswa/peserta didik akan lebih
terkosentrasi pada stimulus yang telah ditentukan.
b. Mengenali secara awal stimulus dengan kode-kode tertentu. Dalam pengenalan awal
stimulus melalui pengkodean yaitu bagaimana individu mengubah stimulus yang ada
sehingga dapat di simpan dan pada waktu yang lain dapat dimunculkan kembali
dengan mudah. Dalam pengkodean ini akan terjadi proses pengulangan dan
menghubungkan dengan informasi lama yang sudah tertanam dalam memori
manusia.

Hal penting agar kegiatan menyajikan fokus adalah dengan memudahkan peserta didik
dalam menerima informasi yang cermat dan lengkap. Atau dengan ungkapan lain apakah
informasi yang diberikan itu diterima di dalam memori kinirja peserta didik. Untuk
memudahkan penerimaan informasi untuk tujuan behavioral dapat dilakukan dengan
organise muka (advance organize), yaitu merupakan konsep-konsep paying bagi bahan
baru.

Tujuan dengan pemberian kerangka ini atau advance organize yaitu untuk
membantupeserta didik untuk mengetahui dan memperhatikan hal-hal penting dari
material atau bahan pelajaran yang baru. Adapun yang mengatakan bahwa advance
organizer juga berguna untuk memberikan kerangka konseptual untuk belajar. Selain itu
melalui advance organizer akan menjadi suatu penghubung antara simpanan informasi
peserta didik pada waktu sekarang dengan dengan belajar yang baru. Melalui hal ini juga
dapat di gunakan sebagai jembatan antara kognitif lama dan struktur kognitif yang akan
diperoleh, sehingga melalui advance organizer dapat memperlancar proses mengkode
pada peserta didik.

2. Memperlancar Pengkodean
Pengkodean berfungsi untuk menyiapkan informasi baru untuk di simpan kedalam
memori jangka panjang.proses ini menghendaki adanya tranformasi informasi menjadi
kode ringkasan guna memudahkan dan mengingat kembali di waktu kemudian mengenai
informasi tersebut. Ada dua rancangan yang berbeda yang dapat memudahkan
pengkodean yaitu dengan memberikan pengisyaratan, elaborasi, dan cara titian ingatan
sebagai pembantu untuk menyusun sandi atau kode-kode guna memudahkan dalam

TUGAS AKHIR MODUL 3 TRY ADI DHARMA PUTRA – MATEMATIKA – KELAS B


proses penyimpanan pada memori kerja peserta didik. Rancangan ini disebut bantuan
berbasis pembelajaran, contohnya: penggunaan sinonim untuk kata-kata yang sulit
pertanyaan ulangan, akronim untuk belajar asosiasi yang sifatnya sembarang. Teknik
yang kurang dikenal juga akan di lakukan pengkodean melalui pemberian petunjuk yang
dapat berupa judul paragraf atau kata-kata yang berhubungan.

Rancangan yang lain adalah berfungsi untuk memberikan kesempatan bagi terjadinya
elaborasi (pengubahan) yang dihasilkan peserta didik, rancangan ini disebut bantuan
berbasis peserta didik. Dalam hal ini peserta didik diberikan suatu kesempatan untuk
mengubah atau melakukan peengubahan dengan caranya sendiri terhadap informasi
agar bagaimana mudah untuk di ingat dan melakukan retrival (memunculkan kembali).
Memperoleh Pada bantuan yang berbasis peserta didik yaitu berupa pengisyaratan baik
visual maupun verbal yang berasal dari peserta didik itu sendiri, yang dapat
membantunya belajar memperoleh asosiasi yang sembarangsaja sifatnya misalnya;
sebuah daftar, methode dan sebagainya.

3. Memperlancar Penyimpanan dan Retrival


Suatu taktik atau siasat pengkodean sangat penting karena hal ini dapat meningkatkan
kemampuan mengingat kembali pada waktu yang akan datang. Ini dapat ditujukan
berupa: irama bunyi,sajak, kata-kata pokok, citra visual dan sebagainya, yang semuanya
memberikan pengisyaratan untuk maksud retrival bagi peserta didik dalam proses
belajar. Elaborasi berbasis pembelajaran dan peserta didik keduanya juga memberikan
sumbangan yang besardalam proses mengingat kembali terhadap informasi yang sudah
tersimpan dalam memori menusia.

Proses pemunculan kembali apa yang telah tersimpan atau dsimpan dalam memori
manusia dianalogikan dengan mekanisme penelusuran. Maksud dari hal itu juga dapat
dikatakan bahwa retrival dikatakan sebagai suatu proses pemunculan informasi yang
tersimpan dalam long term memori ( ingatan jangka panjang) melalui suatu penelusuran
dan penyeleksian terhadap informasi yang akan dimunculkan

Menanggapi penjelasan di atas Norman dan Bobrow, mengemukakan dua tahapan


dalam melaksanakan penelusuran, yaitu:
Tahap pertama : menetapkan informasi yang diinginkan atau yang ingin dimunculkan
dari dalam ingatan (retrival). Berarti dalam tahap ini individu melakukan suatu

TUGAS AKHIR MODUL 3 TRY ADI DHARMA PUTRA – MATEMATIKA – KELAS B


peenyeleksian terhadap informasi-informasi yang ada pada memorinya dan memilih
sesuai apa yang akan di munculkan.
Tahap kedua : penelusuran yang sebenarnya yaitu dapat dikatakan hal yang mencakup
tindakan peninjauan kembali struktur ingatan dan informasi-informasi yang terkait di
dalamnya, sampai informai yang diinginkan didapatkan atau di munculkan
kembali.asumsi yang di pakai dalam hal ini adalah bahwa ingatan terdiri dari struktur
informasi yang terorganisasi dan dan proses penelusurannya bergerak secara herarkis,
dari informasi yang paling umum dan eksklusif ke informasi yang umum dan rinci, sampai
pada informasi yang ingin diinginkan atau di munculkan kembali dapat didapatkan oleh
individu.

BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas kami dapat menarik beberapa kesimpulan
antaranya:
1. Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu
mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima
individu dari lingkungan.
2. Terdapat tiga unsur struktur memori yaitu: Pencatatan penginderaan (Sensoric Memori),
Penyimpanan Jangka Pendek (working memory), dan Penyimpanan Jangka Panjang
(Long Term Memory)
3. Terdapat tiga tahapan belajar dalam teoti pengolahan informasi yaitu; Perhatian ke
stimulus, Mengkode stimulus, dan memperlancar penyimpanan dan retrival.

TUGAS AKHIR MODUL 3 TRY ADI DHARMA PUTRA – MATEMATIKA – KELAS B

Anda mungkin juga menyukai